• Tidak ada hasil yang ditemukan

22/10/2016. Syarat-syarat dalam factoring. Hubungan hukum para pihak dalam factoring PENGERTIAN FACTORING HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "22/10/2016. Syarat-syarat dalam factoring. Hubungan hukum para pihak dalam factoring PENGERTIAN FACTORING HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN

FACTORING (ANJAK PIUTANG )

OLEH KEL.6

SITI KHOIRIYAH 156010200111029 (10) BAYU SUKMA GALUH S. 156010200111026 (09) I KOMANG YOGI T.P 156010200111079 (32)

1

PENGERTIAN FACTORING

• Anjak piutang atau disebut factoring erat kaitannya dengan piutang yang • melibatkan pembelian oleh perusahaan factoring terhadap piutang milik klien

atau suplier.

• Definisi perusahaan anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

2

Syarat-syarat dalam factoring

• Untuk syarat jika akan melakukan anjak piutang ini maka harus memnuhi unsur dalam anjak piutang senidiri, adapun unsur yang harus terpenuhi dalam anjak piutang adalah

1. Harus ada perusahaan factor; 2. Harus ada klien;

3. Harus ada customer;

4. Harus ada piutang/tagihan yang merupakan obyek dari faktoring .

Hubungan hukum para pihak dalam factoring

Para pihak yang terlibat dalam transaksi anjak piutang:

• Factor adalah kreditur baru yang mengambil alih atau membeli tagihan piutang dagang

Penjual Piutang (Client) adalah perusahaan yang menjual piutang dagang jangka pendek kepada Perusahaan Pembiayaan (Pasal 1 (f) Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006)

/ Nasabah / customer.

• Hubungan hukum yang terjadi dalam factoring merupakan bentuk hubungan hukum jual beli dan pembiayaan antara factor dengan klien, • Hubungan hukum factor dengan konsumen yaitu terjadi pada pemberian

(2)

• Hubungan hukum jika di tinjau dari subyek dan obyek hukum dalam Factoring

Ada 2 (dua) hubungan hukum para pihak dalam faktoring :

• 1. Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentu saja adalah Penjual dan Pembeli

• 2. Obyek Hukum. Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain.

• Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak piutang dengan klien.

5

MEKANISME ANJAK PIUTANG

Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian tagihan (piutang) milik klien (suplier). Bahkan di beberapa negara kegiatan anjak piutang lebih banyak mengarah kepada kegiatan pembiayaan konsumen yaitu perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan dalam bentuk membeli kredit konsumen yang berjangka waktu 2 atau 3 tahun dari supplier atau dealer atau dari pabrik dengan tingkat diskonto tertentu

6

Ada 2 bentuk mekanisme anjak piutang : 1. Undisclosed/ Non Notification Factoring

Adakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya tetap terjaga dimata pelanggan (debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang kesulitan dana. Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan tidak memberitahu pelanggan (debitur) bahwa piutang sudah dialihkan ke perusahaan anjak piutang (factoring). Mekanisme transaksi Undisclosed sebagai berikut : • Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

• Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) dimana perusahaan menyerahkan kopi faktur penagihan piutang dan dokumen terkait lainnya sedangkan dokumen asli tetap dipegang perusahaan.

• Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai faktur. • Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada debitur/pelanggan. • Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring ditambah

(3)

9

2. Disclosed/ Notification Factoring

Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak piutang tidak ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera menyerahkan pengelolaan piutang kepada perusahaan anjak piutang. Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

– Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)

– Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen asli).

– Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang.

10

Jenis-jenis factoring

ada 4 model dalam pembiayaan factoring

1. Piutang dagang dengan tanggungan klien dan akseptasi pembeli; 2. Piutang dagang dengan tanggungan klien tanpa akseptasi pembeli; 3. Piutang dagang dengan tanggungan factor dengan akseptasi pembeli; 4. Piutang dagang tanggungan factor, tanpa akseptasi pembeli tetapi pembeli

selaku konsumen mengirimkan surat pemberitahuan kesediaan membayar ke alamat rekening pembayaran factor.

(4)

Potensi resiko dalam pembiayaan factoring

potensi Risiko

• With recourse factoring yaitu Dimana risiko tidak terbayarnya piutang dari nasabah seluruhya ditanggung oleh klien, dan factor sama sekali tidak menanggung risiko tidak terbayarnya piutang tersebut.

• Without recourse factoring yaitu Dimana risiko tidak terbayarnya piutang dari nasabah tidak seluruhya ditanggung oleh klien, akan tetapi klien hanya menanggung sebesar piutang yang tidak dibiayai oleh factor,sedangkan factor sendiri menanggung risiko sebesar uang muka atau pembiayaan yang telah diberikan kepada klien.

13

POKOK –POKOK YANG PERLU DI ATUR DALAM

FACTORING

1. Terminologi dan definisi - Factoring - Factor - Klien - konsumen - Betekening - Retensi - Diskonto - Akseptasi - Regres

2. Limit dan transaksi pengertian limit dalam anjak piutang yaitu diperjanjikan adanya batas limit dalam beberapa transaksi yang diperjanjikan atau biasa disebut dengan plafon yang diberikan factor kepada klien.

14

2. Objek piutang dagang

dalam perjanjian anjak

piutang mengenai objek

yang diperjanjikan

berlaku pasal 1320

KUHPerdata tentang

syarat sah perjanjian,

dimana syarat

objektifnya adalah:

- suatu hal tertentu

- sebab yang halal

3. Penawaran dan

penerimaan

- Penawaran pihak Factor

(offer)

- Penerimaan hak piutang

dagang(acceptance)

5. Betekening dan

jaminan klien atas

piutang

- Syarat pemberitahuan

(betekening)

- Jaminan klien atas

piutang dagang

6. Janji – janji Klien

(convenant)

(5)

Peranan notaris dalam perjanjian anjak piutang

• Dalam hal pembiayaan factoring (anjak piutang ) peranan notaris adalah hanya sebatas pembuat akta perjanjian anjak piutang saja, kerna untuk perjanjian anjka piutang ini merupakan perjanjian antara kedua belah pihak dan tidak ada ketentuan-ketentuan yang harus di buat atau bentuk baku serta tidak ada kewajiban untuk mendaftar seperti akta-akta lainnya. • Sebagai penyuluh hukum atau pihak penengah antara para pihak dalam

perjanjian anjak piutang.

17

Daftar pustaka

• Fuady, Munir. Hukum Tentang Pembiayaan (Dalam Teori

dan Praktek).Bandung:PT. Citra Aditya Bakti,2002.

• Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya.Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada, 2014.

• Pantouw, Rinus. Hak Tagih Factoring Atas Piutang Dagang

Anjak Piutang (Factoring). Jakarta:Kencana Prenada

Media,2006.

• Rachmad, Budi.Anjak Piutang Solusi Cash Flow Problem.

Cet.ke 1 Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003.

• ILUNI Fakultas Hukum UI. Seminar Anjak Piutang

(Factoring) sebagai Sumber Pembiayaan dan Tinjauan

Dari Segi Hukum. Jakarta :1989

18

Pertanyaan dan jawaban diskusi

1. Apa perbedaan factoring, kredit perbankan dan depkolektor?

jawaban:

Perbedaan factoring dengan kredit perbankan yakni dalam factoring yang menjadi obyek perjanjian yakni piutang dagang sedangkan dalam kredit perbankan obyeknya adalah bukan berupa piutang, dan di dalam factoring terdapat juga unsur jual beli sedangkan dalam kredit perbankan tidak ada unsur jual beli piutangnya.

perbedaan factoring dengan depkolektor yaitu meskipun sama sama merupakan penagihan namun dalam factoring hak tagih yang dimiliki oleh perusahaan factor adalah mutlak hak dia karena telah melakukan jual beli dengan klien dan menjadi pihak utama dalam perjanjian factoring, sedangkan depkolektor hanya menagih jika diberi perintah oleh pemilik piutang untuk menagih.

2. Bagaimana cara meminimalisir resiko dalam

perjanjian factoring, dan kenapa factoring lebih di

pilih dari pada pembiayaan lainnya?

jawab:

Untuk meminimalisir resiko dalam perjanjian

factoring dapat dilakukan dengan bebrapa cara

diantaranya :

Memilih jenis anjak piutang yang disclossed karena

resiko tidak terbayarnya akan ditanggung oleh klien;

Dalam perjanjian dapat diajukan guarantor dimana

klien dapat menjadi guarantor.

Dimuatnya hak regress dalam perjanjian anjak

piutang.

Dimuatnya janji-janji klien (convenant) dalam akta

anjak piutang.

(6)

Lanjutan jawaban no.2

Untuk alasan kenapa factoring lebih di pilih daripada

pembiayaan lainnya karena factoring memiliki

keuntungan-keuntungan yang tidak dimiliki oleh lembaga

pembiayaan lainnya, keuntungak tersebut di antaranya:

• Bagi Perusahaan Anjak Piutang ;

– Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya

administrasi/

• Bagi Kreditur (Klien) ;

– Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang.

• Bagi Debitur ;

– Memberikan motivasi untuk segera membayar utang

secepatnya.

21

3. Apa keuuntungan dalam pembiayaan factoring? jawab:

Keuntungan dalam perjanjian anjak piutang sebagai berikut: • Bagi Perusahaan Anjak Piutang ;

– Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi/ – Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur. – Membantu menajemen pihak kreditur dalam menyelenggarakan kredit.

• Bagi Kreditur (Klien) ;

– Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang. – Memperbaiki sistem administrasi yang kurang baik. – Mmemperlancar kegiatan usaha.

– Kreditur dapat lebih berkonsentrasi keusaha lain. • Bagi Debitur ;

– Memberikan motivasi untuk segera membayar utang secepatnya.

22

4. Apakah nasabah dalam factoring dapat

mengajukan perjanjian factoring?

jawab:

Pada dasarnya nasabah dalam perjanjian

factoring merupakan endcustomer, jadi

nasabah tidak dapat mengajukan untuk

diadakannya factoring karena pada dasarnya

yang dapat menjadi pihak utama dalam

perjanjian factoring yakni factor dan klien.

5. Dari segi perlindungan konsumen mana yang lebih

menguntungkan bagi nasabah apakah jenis factoring

disclossed atau undisclossed?

jawab:

Dalam segi perlindungan konsumen dalam jenis

menguntungkan dari jenis factoring disclossed dan

undisclossed adalah sama saja karena dengan adanya

perjanjian factoring tidak ada akibat yang ahrus di

tanggung oleh nasabah karena merupakan

endcustomer ,hanya terjadi peralihan kreditur yang

merupakan pemilik piutang sehingga tidak

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 2: Hasil Olah Data ( Output ) SPSS 18 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian..

Kesimpulannya adalah ada pengaruh distraksi menonton animasi kartun terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak saat dilakukan injeksi bolus di Paviliun

hukum perjanjian apabila salah satu pihak tidak memenuhi prestasi atau terlambat memenuhi. prestasi, maka pihak tersebut dianggap telah

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa faktor utama asam humat memperlihatkan pertambahan jumlah daun yang nyata dengan pemberian pemberian 50 g/polybag dibandingkan tanpa

Hal ini juga diatur dalam Pasal 245 KUHP yang menyebutkan bahwa barang siapa dengan sengaja mengedarkan mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh Negara atau Bank sebagai

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan menyikat gigi dan status kesehatan gingiva pada pengguna gigi tiruan sebagian

Meskipun sebelumnya terjadi masalah multikolinearitas solusi untuk mengatasinya dengan menghilangkan empat variabel yang mempunyai korelasi tinggi yaitu Nilai Tukar,

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Agroniaga Indonesia (KANINDO) syari’ah Malang, adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Bukti langsung (tangibles )