• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGHIDUPKAN KEMBALI EKON0MI LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGHIDUPKAN KEMBALI EKON0MI LAUT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY │ page 1

MENGHIDUPKAN

KEMBALI EKON0MI LAUT

Alasan untuk Bertindak -2015

in association

with

2015

SUMMARY

(2)

Sampul Depan

Seorang nelayan menunjukkan hasil tangkapannya di Mafamede, Mozambik, bagian dari Wilayah Perlindungan Lingkungan Primeiras dan Segundas.

© WWF-US / James Morgan

The Global Change Institute (www.gci.uq.edu.au) adalah sebuah lembaga penelitian berpusat di Australia yang berfokus pada solusi berbasis bukti untuk menghadapi tantangan global di bidang ketahanan pangan, energi bersih, kelestarian air dan laut yang sehat. Profesor Hoegh-Guldberg juga melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang dan respon mereka terhadap perubahan lingkungan yang cepat, dimana penelitian ini didukung terutama oleh Australian Research Council (Canberra), National Oceanic and Atmospheric Administration (Washington, DC), Catlin Group (London), dan Great Barrier Reef Foundation (Brisbane). Prof. Hoegh tidak menerima upah untuk menulis laporan ini. The Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen global dan penasihat strategi bisnis terkemuka di dunia. Kami bekerja sama dengan pihak swasta, publik, dan lembaga nirlaba di seluruh wilayah untuk mengidentifikasi peluang-peluang terbaik, mengatasi tantangan yang paling kritis, dan mengubah perusahaan mereka. Pendekatan kami menggabungkan wawasan yang mendalam tentang dinamika perusahaan dan pasar melalui kerjasama erat pada semua tingkat dalam struktur organisasi klien. Hal ini untuk memastikan agar klien kami memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, membangun organisasi yang lebih mampu, dan terus memperoleh hasil yang baik. Didirikan pada tahun 1963, BCG merupakan perusahaan swasta dengan 81 kantor di 45 negara. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi bcg.com

WWF adalah salah satu organisasi konservasi independen terbesar dan paling berpengalaman di dunia, dengan lebih dari 5 juta pendukung dan jaringan global yang aktif di lebih dari 100 negara.

Misi WWF adalah untuk menghentikan degradasi lingkungan alam planet ini dan membangun masa depan dimana manusia dan alam dapat hidup secara harmonis, dengan melestarikan keanekaragaman hayati dunia, memastikan penggunaan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, dan mempromosikan pengurangan polusi dan konsumsi yang boros.

Penulis Utama: Professor Ove Hoegh-Guldberg

Global Change Institute, University of Queensland, St Lucia, 4072, Australia

The Boston Consulting Group: Douglas Beal, Taz Chaudhry. Additional contributors: Hassan Elhaj, Amer Abdullat, Petra Etessy, Marty Smits

Pemimpin Redaksi: John Tanzer Redaktur Pelaksana: Paul Gamblin Editor Kontribusi: Valérie Burgener

Produksi WWF International Dicetak oleh NCP SA, Switzerland

Penetapan entitas geografis dalam laporan ini, dan penyajian materi, tidak mewakili opini apapun dari pihak WWF mengenai status hukum suatu negara, wilayah, atau tempat, atau otoritasnya, atau mengenai penetapan batas- batas wilayah atau perbatasan.

Dipublikasikan pada bulan April 2015 oleh WWF – World Wide Fund For Nature (Sebelumnya, World Wildlife Fund), Gland, Switzerland. Setiap reproduksi seluruh atau sebagian dari materi ini harus menyebutkan judul, penulis utama, dan penerbit yang disebutkan di atas sebagai pemilik hak cipta. © Text 2015 WWF. Semua hak dilindungi

ISBN 978-2-940529-20-9

Laporan lengkap tersedia di: ocean.panda.org

Rekomendasi Kutipan: Hoegh - Guldberg, O. et al. 2015. Menghidupkan kembali ekonomi laut: Alasan untuk bertindak - 2015. WWF International, Gland, Swiss, Jenewa , 60 pp.

(3)

Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY │ page 3

RANGKUMAN

Bumi berbeda dari semua planet lain

karena memiliki laut yang menutupi lebih

dari dua-pertiga permukaannya. Nilai laut

untuk planet kita tak terhitung, tetapi kini

menjadi perhatian utama dengan adanya fakta

bahwa masa depan umat manusia bergantung pada

kesehatan laut, dan materi serta manfaat yang

disediakannya.

Namun sumber daya berharga yang menghidupi kita ini, yang menstabilkan iklim dan memberikan manfaat lain yang tak terhitung jumlahnya, menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan yang serius. Kesehatan laut menurun karena tekanan lokal seperti perusakan habitat, penangkapan ikan yang berlebihan dan pencemaran, serta fenomena global seperti perubahan suhu dan tingkat keasaman laut yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Laporan WWF “Reviving the Ocean Economy” jelas merinci kerugian yang akan kita tanggung jika kesalahan pengelolaan aset laut ini terus berlanjut. Menyadari bahwa ilmu pengetahuan saja kurang cukup sebagai pendorong, kami telah menggabungkan bukti kerusakan lingkungan yang serius dengan alasan ekonomi agar segera dilakukan tindakan.

Bekerja dengan ilmuwan terkemuka Profesor Ove Hoegh - Guldberg dan berkolaborasi dengan konsultan bisnis terkemuka The Boston Consulting Group, WWF melihat pada implikasi-implikasi mendasar yang harus menjadi pertimbangan para pemimpin berdasarkan kebijakan dan praktek saat ini. Hasil penelitian menggambarkan alasan ekonomi yang kuat untuk melakukan konservasi laut. Berbagai materi dan manfaat yang berasal dari lingkungan pesisir dan laut dapat dinilai secara sederhana sebesar US$ 2,5 triliun setiap tahunnya, dan nilai keseluruhan aset laut adalah 10 kali lipat dari jumlah itu. Kami tegaskan bahwa ini adalah nilai terendah, karena hasil yang tidak diproduksi oleh laut – seperti minyak dan gas lepas pantai, dan energi angin - tidak diperhitungkan, demikian juga aset tidak berwujud yang bernilai tinggi seperti peran laut dalam pengaturan iklim.

(4)

page 4 │ Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY

Laporan ini menyatukan penilaian terbaru dari beberapa aset laut yang paling berharga, dari stok ikan hingga terumbu karang, dan menunjukkan seberapa cepat mereka rusak. Untuk menghidupkan kembali kapasitas produktif laut sebelum terlambat, dunia harus mengambil tindakan segera. Delapan tindakan yang diusulkan dapat dicapai dan semuanya penting; namun, kami merekomendasikan tiga usulan pertama untuk diprioritaskan sebagai aksi pada tahun 2015.

AKSI 1

Memastikan program pemulihan laut masuk dalam Agenda PBB

Pasca-2015, termasuk Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs: Sustainable Development Goals). Agenda Pasca-2015 akan membangun ambisi global, menguraikan langkah-langkah kebijakan praktis dan memandu investasi pembangunan berkelanjutan untuk 15 tahun ke depan atau lebih. Tujuan ke-14 dari SDGs berfokus secara khusus pada laut, antara lain untuk "melindungi dan memanfaaatkan secara lestari samudera, laut dan sumber daya kelautan untuk pembangunan berkelanjutan." Indikator untuk tujuan ini termasuk menangani masalah-masalah seperti perusakan habitat, penangkapan berlebih, penangkapan perikanan ilegal dan pencemaran laut, dan solusi harus diperoleh melalui pendekatan yang adil dan partisipatif. Bila semua hal ini tercapai, maka akan berkembang dan terkoordinasi sebagai sebuah aksi internasional yang baru, yang sangat penting untuk menjaga laut kita demi masa depan yang lebih berkelanjutan.

AKSI 2

Mengatasi masalah peningkatan suhu dan keasaman air laut. Kita harus mengacu pada ilmu pengetahuan dan mengurangi emisi secara besar-besaran yang mencegah bahaya perubahan iklim. Sangat penting bahwa negara-negara di dunia ikut dalam kesepakatan ambisius internasional di Paris pada Desember 2015 (COP21) yang akan memungkinkan pengurangan emisi karbon secara cepat dari aktivitas perekonomian dan masyarakat. Kegagalan mengatasi masalah perubahan iklim akan melemahkan, dan dalam banyak hal akan menggagalkan, upaya-upaya untuk menerapkan praktek-praktek berkelanjutan pada kelautan dunia.

AKSI 3

Semua negara harus mewujudkan target yang untuk melindungi dan mengelola secara efektif setidaknya 10 persen wilayah pesisir dan lautnya pada tahun 2020, dan meningkat hingga 30 persen pada tahun 2030. Hal ini bukan hanya menambah luasan kawasan lindung; tapi tentang membangun jejaring kawasan perlindungan laut yang memadai, yang amat penting untuk keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan mata pencaharian.

AKSI 4

Dengan kondisi 61,3 persen perikanan dunia terkesploitasi penuh, dan 28,8 persen dieksploitasi lebih, terkuras atau baru pulih, ada kebutuhan mendesak untuk merevisi kebijakan-kebijakan untuk memastikan bahwa eksploitasi lebih dan perusakan di sektor perikanan tidak berlanjut, dan untuk mengatasi masalah penangkapan perikanan ilegal. Perlindungan habitat dan pengelolaan perikanan harus berjalan seiring, dengan tujuan mencapai kondisi perikanan yang berkelanjutan secara ekologis.

AKSI 5

Mengingat laut bersifat lintas batas, kita memerlukan mekanisme internasional yang tepat untuk bernegosiasi dan berkolaborasi untuk memastikan pengelolaan yang berkelanjutan. Pembentukan "Blue Alliance" oleh negara-negara yang peduli terhadap dunia kelautan akan melahirkan kepemimpinan dan memberi alasan yang kuat untuk melakukan

(5)

Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY │ page 5 Koalisi tersebut dapat membangun tekad internasional dan mendorong tanggung

jawab bersama dan pengambilan keputusan yang penting terkait sumber daya laut. Penting juga untuk menghimpun dana global untuk mendukung negara-negara yang memiliki sumber daya yang lebih sedikit dan lebih rentan terhadap dampak dari degradasi laut.

AKSI 6

Kemitraan antara publik - swasta yang terstruktur secara tepat yang memperhitungkan kesejahteraan masyarakat, ekosistem dan bisnis

berpotensi untuk merevolusi bagaimana sektor-sektor tersebut bekerjasama secara berkelanjutan. Membangun jaringan kemitraan lintas sektor semacam ini untuk berbagi ide, solusi dan rencana jangka panjang bagi praktek berkelanjutan akan memastikan, bahkan negara-negara termiskin dapat memiliki akses kepada sumber daya yang diperlukan.

AKSI 7

Masyarakat dan negara harus melakukan penilaian yang lengkap dan transparan tentang manfaat dan materi yang disediakan oleh laut. Penilaian aset tersebut sangat penting untuk pengambilan keputusan yang efektif.

AKSI 8

Membangun wadah internasional untuk mendukung dan berbagi

pengetahuan dan solusi tentang laut dimana permasalahan bisa dipahami, dan solusi serta metodologi dikaji dan diterapkan. Wadah tersebut harus bersifat lintas disiplin dan memanfaatkan data biologis, sosial dan ekonomi. Wadah ini akan membangun kapasitas dan meningkatkan akses terhadap informasi dan keahlian yang penting.

WWF telah menyampaikan penelitian dan kesimpulan dari para ahli dan menggabungkan bukti ilmiah ini dengan argumentasi ekonomi yang masuk akal agar tindakan segera dilakukan untuk menjaga nilai laut kita. Pesannya jelas: Kita menghabiskan aset laut kita dan akan menghentikan perekonomian laut jika kita tidak menanggapi krisis ini sebagai bersama-sama. Ahli keuangan atau CEO yang bijaksana tidak akan menunggu hingga dikeluarkannya laporan keuangan berikutnya untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Mereka akan bertindak sekarang.

Delapan tindakan yang diuraikan dapat membuahkan masa depan yang berkelanjutan bagi ratusan juta orang yang bergantung secara langsung pada laut untuk makanan dan pekerjaan mereka. Demikian pula untuk semua umat manusia, yang bergantung pada laut sebagai kontributor penting bagi kesehatan planet kita

(6)

page 6 │ Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY

NILAI ASET LAUT

GAMBAR 1 – NILAI ASET LAUT SECARA GLOBAL

Lautan menyediakan manfaat

yang beragam, mulai dari

makanan dan pariwisata

hingga perlindungan pesisir

dan banyak lagi.

Hasil langsung dari laut:

Perdagangan dan Transportasi:

KEGIATAN DAN ASET TERKAIT LAUT NILAI

TOTAL

Perikanan

Laut Bakau Terumbukarang

Wilayah pesisir yang produktif Padang lamun

US$

6.9

Triliun

US$

5.2

Triliun

US$

7.8

Triliun

US$

4.3

Triliun

Penyerapan karbon Jalur pelayaran Aset-aset terkait:

LAUT

Hasil Langsung Hasil Tidak Langsung/Tidak Berwujud

14th KOREA SELATAN PDB: US$1.4 T

GAMBAR 2 – PRODUK LAUT BRUTO PER TAHUN

Hasil laut bruto per tahun, bila

diperhitungkan dalam peringkat

perekonomian dunia, akan

menempatkan laut di posisi ke-7.

NOMOR 7 LAUT

US$2.5 T

13th AUSTRALIA PDB: US$1.6 T 12th KANADA PDB: US$1.8 T 11th INDIA PDB: US$2.0 T 9th ITALIA PDB: US$2.1T 8th BRAZIL PDB: US$2.2 T 1st USA PDB: US$17.4 T 2nd CINA PDB: US$10.4 T 3rd JEPANG PDB: US$4.8 T 4th JERMAN PDB: US$3.8 T 5th PRANCIS PDB: US$2.9 T 6th Inggris PDB: US$2.9 T 10th RUSIA PDB: US$2.1 T

(7)

Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY │ page 7

Analisa ini disediakan

oleh:: © The Boston Consulting Group, Inc. All rights reserved.Untuk informasi tentang metodologi yang digunakan BCG, silakan kunjungi:

ocean.panda.org

Nilai aset laut

akan mengerdilkan

dana-dana kesejahteraan

yang ada

di dunia:

US$

24

Triliun

US$

893

Milyar

NORWEGIA

Dana Pensiun Pemerintah

US$

773

Milyar

ABU DHABI

ADIA

Laut bernilai lebih

dari US$24 Triliun.

Namun, nilai

sebenarnya mungkin

jauh lebih tinggi karena

banyak manfaat ekosistem

yang sulit diukur.

GAMBAR 3 – EKONOMI LAUT BERGANTUNG PADA ASETNYA YANG SEHAT

Lebih dari dua-pertiga

hasil laut bruto

bergantung pada

kesehatan laut.

US$

757

Milyar

SAUDI ARABIA

SAMA

US$

653

Milyar

CINA

China Investment Corp.

Hasil laut bruto adalah

nilai ekonomis laut per

tahun.

(8)

page 8 │ Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY

FAO 2014, ISC 2012, WWF/ZSL 2014, Hoegh-Guldberg 1999, Hoegh-Guldberg et al. 2007, Waycott et al. 2009, UNEP 2014.

Referensi:

90% CADANGAN IKAN

DUNIA DIEKSPLOITASI

LEBIH ATAU

DIEKSPLOITASI PENUH

PENURUNAN DALAM PERIKANAN

90%

JUMLAH TUNA SIRIP BIRU

PASIFIK TELAH MENURUN

96%

61%

DIEKSPLOITASI PENUH

96%

Menurun

29%

DIEKSPLOITASI PENUH

ASET BERKINERJA RENDAH: PENURUNAN EKONOMI LAUT GLOBAL

Ketika aset alam

terdegradasi, laut kehilangan

kemampuannya untuk

menyediakan makanan

dan mata pencaharian bagi

ratusan juta orang.

Tren penurunan ini tajam dan

mencerminkan perubahan

besar dalam kelimpahan dan

keragaman spesies, serta

batas usia habitat, yang

kebanyakan melebihi usia

(9)

Menghidupkan Kembali Ekonomi Laut: alasan untuk bertindak – 2015 │ SUMMARY │ page 9

2050

DENGAN TINGKAT KENAIKAN SUHU

SAAT INI, TERUMBU KARANG AKAN

MUSNAH PADA TAHUN 2050

2050

Tingkat DEFORESTASI

HUTAN BAKAU bahkan

3-5 kali lebih tinggi

dari tingkat HILANgnya

kawasan HUTAN

3-5x

KERUSAKAN HABITAT

HAMPIR SEPERTIGA

TUTUPAN LAMUN

TELAH MUSNAH.

50% TUTUPAN

KARANG DUNIA TELAH

HILANG.

29%

50%

Indeks Hidup Spesies Laut merupakan indikator status keanekaragaman hayati global, berdasarkan tren lebih dari 900 spesies laut yang terdiri dari mamalia, burung, reptil dan ikan

39%

BERKURANGNYA SPESIES PERIKANAN

LIVING PLANET INDEKS* UNTUK

HIDUPAN LAUT MENUNJUKKAN

PENURUNAN. 39% ANTARA 1970 - 2010

(10)

© 1986 Panda symbol WWF – World Wide Fund For Nature (Formerly World Wildlife Fund) ® “WWF” is a WWF Registered Trademark. WWF, Avenue du Mont-Blanc, 1196 Gland, Switzerland Tel. +41 22 364 9111 Fax +41 22 364 0332. For contact details and further information, please visit our international website at www.panda.org

US$24 TRILIUN

2/3

2050

7

TH

Nilai keseluruhan aset utama laut lebih dari US$24 triliun

Dengan tingkat kenaikan suhu saat ini, terumbu karang akan musnah pada tahun 2050

Based on the gross marine product, the ocean is the 7th largest economy in the world

Dua-pertiga dari nilai ekonomi laut dihasilkan dari kondisi laut yang sehat

LAUT DALAM ANGKA

© B re nt S tir to n / G ett y I m ag es / W W F

100%

RECYCLED

INT

• R

EVIV

ING

THE

OC

EAN

ECONOM

Y

OC

EAN

.PA

ND

A.OR

G

Gambar

GAMBAR 1 – NILAI ASET LAUT SECARA GLOBAL
GAMBAR 3 – EKONOMI LAUT BERGANTUNG PADA ASETNYA YANG SEHAT

Referensi

Dokumen terkait

Penguasaan senam ayo bersatu harus ditunjang dengan tiga komponen fisik yaitu daya ledak, koordinasi mata-kaki, dan kelincahan sebagai bagian dari beberapa

Kaya naman naging mabisa at mahalagang ritwal ito para na rin sa mga dayuhan gaya ng mga Kastila nang dumating sila dito sa Filipinas noong siglo 16.. Marami sa kanilang mga

Biji maupun stek batang dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman jarak pagar, namun memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang beragam pada media

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian

Fraktur tengkorak yang menyertainya dijumpai pada 85-95% kasus, sedang sisanya (9%) disebabkan oleh regangan dan robekan arteri tanpa ada fraktur terutama pada kasus

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok/Pembelajaran,

Menginisiasi kegiatan pendampingan dalam situasi bermain dan belajar yang sangat informal secara bottom up, yang bertujuan mengembangkan kompetensi komunikasi Bahasa