• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TENAGA KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TENAGA KESEHATAN"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TENAGA

KESEHATAN

2017

Oleh Kepala Bidang Pengembangan Jabatan Fungsional

PUSAT PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN BADAN PPSDM KESEHATAN-KEMENKES

ISU NAPPING TENAGA KESEHATAN

Disampaikan Pada:

Seminar Kebijakan Napping Bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan

(2)

penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

UU NO 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

• Setiap orang berhak atas kesehatan.

• Setiap orang mempunyai hak dalam: memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

• Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

FILOSOFI TENAGA KESEHATAN INDONESIA

UUD 1945 PANCASILA

• Kemanusiaan yg adil dan beradab

• Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia

• Memajukan kesejahteraan umum

• Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(3)

UU NO 36 TAHUN 2014 TENTANG

TENAGA KESEHATAN

(4)

penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

UU NO 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

KEWAJIBAN-HAK TENAGA KESEHATAN

Bertanggung jawab pelatihan keahlian pendidikan Ditingkatkan mutunya kewenangan Etik dan moral

tinggi sertifikasi registrasi pembinaan pengawasan 1. Pelindungan Hukum 2. Info lengkap&benar 3. Imbalan Jasa

1. Pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja

2. Mengembangkan Profesi 3. Menolak keinginan pihak lain

yang bertentangan dengan standar

4. Memperoleh hak lain sesuai per-UU-an

(5)

Napping

Tenaga Kesehatan

dalam Bekerja

(6)

Napping

“Tidur dengan durasi sebentar selama kurang dari 30 menit meski sesingkat 6 hingga 10 menit sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat karena dianggap mampu mengembalikan kesadaran, meningkatkan performa dan memicu

(7)

Opini Pro Kontra Napping

Manusia bukan mahluk nocturnal yang bisa terjaga 100 persen di malam hari.

Pola hidup manusia

mengikuti Irama Circadian, yaitu siklus yang mengatur jam biologis manusia sesuai dengan perubahan waktu selama 24 jam

kesalahan tindakan medis (medical error) terjadi 30

persen lebih tinggi pada malam hari.

Terkait dengan tingginya kesalahan medis (medical error) akibat kekurangan waktu tidur dokter, pembatasan jumlah jam kerja dan anjuran 'napping' menjadi regulasi bagi tenaga kesehatan di banyak negara

(Sleep Disruption Due to Hospital Noises: A Prospective Evaluation. Ann Intern Med. 2012)

Dokter Farquhar seorang dokter spesialis anak dan gangguan tidur pada National Health Service Inggris (NHS) menyatakan dalam British Medical Journal bahwa NHS harus memberikan waktu tidur minimal 30 menit untuk selama jaga malam

(8)

Opini Pro Kontra Napping

Perawat jaga yang tidur pada waktu jaga, dianggap sebagai kelalaian dan pengabaian terhadap tugas bahkan dianggap tanda kemalasan.

seorang dokter jaga tidak boleh tidur karena itulah tugasnya, bahkan ada yang mengatakan 'tidak tidur adalah konsekuensi

seorang dokter', 'salah siapa mau jadi dokter' atau

(9)

PENGELOLAAN TERKAIT

PERLINDUNGAN NAKES

(10)

Mengapa Perlindungan

Tenaga Kesehatan??

1. Perintah Undang-Undang 36 tahun 2014

2. Untuk tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

(indikator yang ditargetkan)

ada beberapa faktor

yang mempengaruhinya diantaranya: Mutu/Kinerja

Tenaga Kesehatan

3. Mutu/Kinerja: selain melaksanakan kewajiban

nakes, perlu diperhatikan haknya

(11)

Kondisi Umum

• SDM Kesehatan berperan 80% terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan (WHO), tetapi hak belum sepenuhnya diperhatikan

• Melonjaknya angka kunjungan ke fasyankes  beban kerja tenaga kesehatan meningkat

• Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan yankes yang bermutu  ekspektasi >>  tuntutan >>

• Pelindungan Hukum belum optimal

• Imbalan jasa layak dan berkeadilan? (gaji UMP, terstandar).

Pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja ? (Jam kerja, SOP, APD)

• Upaya mengembangkan profesi

Memperoleh hak lain sesuai per-UU-an (UU Kepegawaian, UU Tenaga Kerja, dll):mendapatkan cuti, menyusui dll

(12)

TRANSFORMASI PERLINDUNGAN NAKES

Perlindungan Hukum ...

Imbalan jasa (bagi sebagian nakes ....) Perlindungan atas keselamatan dan kesehatan ... Upaya mengembangkan profesi ....

KONDISI SAAT INI

1

2

3

4

Perlindungan Hukum bagi nakes

optimal

Imbalan jasa bagi nakes layak dan

berkeadilan Perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja optimal Optimalnya Upaya mengembangkan profesi KONDISI YANG DIHARAPKAN 1 2 3 4 KAJIAN POLICY BRIEF POLICY PEDOMAN-STANDAR

CHANGE

Perlu melibatkan lintas program- lintas sektor : Kemenkes, Kemenaker, Kemenpan-RB, Pemda, Penegak hukum, Konsil,

OP, Swasta, ARSADA, ARSPI, PERSI, Asosiasi,

(13)

Logical Framework

Perlindungan Nakes

Upaya Perlindungan Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan yang terpenuhi hak-haknya Peningkatan Kinerja/Performance Tenaga Kesehatan Peningkatan Mutu Yankes 1. Pelindungan Hukum 2. Info lengkap&benar 3. Imbalan Jasa 4. Pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja 5. Mengembangkan Profesi 6. Menolak keinginan pihak lain yang bertentangan dengan standar 7. Memperoleh hak

lain sesuai per-UU-an

Tenaga Kesehatan memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya

1. Lulus Uji Kompetensi punya STR

punya SIP

2. Memperoleh persetujuan pasien

atas tindakan

3. Menjaga kerahasiaan kesehatan 4. Membuat dan menyimpan catatan 5. Merujuk pasien ke nakes lain

sesuai kompetensi

6. Memberikan pertolongan pertama

1. Mengabdikan diri sesuai keilmuan 2. Meningkatkan kompetensi

3. Bersikap sesuai etika profesi

4. Mendahulukan kepentingan masyarakat 5. Kendali mutu& kendali biaya

HAK NAKES KEWAJIBAN NAKES

TANGGUNG JAWAB NAKES

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

REGULASI TERKAIT

(19)

Peraturan Perundangan Terkait

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

(20)

Perlindungan Tenaga Kerja

Belum ada peraturan

lex spesialis

Mengacu kepada

UU nomor 13 tahun 2013

tentang Ketenagakerjaan

dan

Zaeni Asyhadie,

Hukum Kerja (Hukum Ketenagakerjaan

Bidang Hubungan Kerja), Jakarta, Raja

Grafindo Persada, 2007, hal 78

Perlindungan Tenaga Kerja terdiri dari 3 Jenis

yaitu Perlindungan Sosial (Kesehatan Kerja),

Perlindungan Teknis (Keselamatan Kerja),

(21)

1. Perlindungan Sosial (Kesehatan Kerja)

• Suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha

kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan

kehidupannya sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga • Perlindungan sosial disebut juga dengan kesehatan kerja

karena ketentuan-ketentuan mengenai kesehatan kerja ini berkaitan dengan sosial kemasyarakatan

• perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.

(22)

2.Perlindungan Teknis Atau Keselamatan Kerja

• perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan

keselamatan kerja agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan

3. Perlindungan Ekonomis (jaminan sosial)

• Perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang

cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.

Jenis – Jenis Jaminan Sosial tenaga kerja: Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan hari

(23)
(24)
(25)

Waktu Kerja (Pasal 77 dan 78)

Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu

kerja.

Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu.

Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau

pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

(26)

Pasal 78

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi

waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat:

a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak

3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi

waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur.

Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja

lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

(27)

Waktu Istirahat (Pasal 79)...1

Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada

pekerja

Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi:

a. istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan

waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;

b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus; dan

(28)

Waktu Istirahat (Pasal 79)...2

d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada

perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.

Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf c diatur dalam perjanjian

kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf d hanya berlaku bagi pekerja yang bekerja pada perusahaan tertentu.

Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

(29)

Bekerja Pada Hari Libur (Pasal 85)

Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur

resmi.

Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja/buruh untuk

bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan

secara terus-menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerja/buruh dengan pengusaha.

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh yang

melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membayar upah kerja

lembur.

Ketentuan mengenai jenis dan sifat pekerjaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.

(30)

Undang-undang

Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur

Sipil Negara

(31)

Hak PNS, PPPK

UU Aparatur Sipil Negara

PNS PPPK

gaji, tunjangan, dan fasilitas; gaji dan tunjangan;

Cuti cuti;

jaminan pensiun +jaminan hari tua;

perlindungan;

perlindungan; pengembangan

kompetensi pengembangan kompetensi

(32)

Hak Tenaga Kerja, PNS, PPPK

UU Tenaga Kerja UU Aparatur Sipil Negara

Tenaga Kerja/Buruh PNS PPPK

Cuti haid, melahirkan, waktu menyusui  pekerja wanita

gaji, tunjangan, dan fasilitas;

gaji dan tunjangan;

Waktu Istirahat Cuti cuti;

Penghasilan yang layak yang tdd:

upah minimum;

jaminan pensiun +jaminan hari tua;

perlindungan;

upah kerja lembur; perlindungan; pengembangan

kompetensi upah tidak masuk kerja karena berhalangan pengembangan

kompetensi upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan

lain di luar pekerjaannya;

upah krn menjalankan hak waktu istirahat kerjanya upah untuk pembayaran pesangon; dan

(33)

Hak Perlindungan Hukum

Pasal 31 UU 20/2013

(1) Setiap Mahasiswa berhak:

a. m

emperoleh perlindungan hukum

dalam

mengikuti proses belajar mengajar, baik di Fakultas

Kedokteran atau Fakultas Kedokteran Gigi maupun di

Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana Pendidikan

Kedokteran;

b.

memperoleh insentif

di Rumah Sakit Pendidikan

dan Wahana Pendidikan Kedokteran bagi mahasiswa

program dokter layanan primer, dokter

spesialis-subspesialis, dan dokter gigi spesialissubspesialis; dan

c.

memperoleh waktu istirahat

sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

(34)

Pengaturan K3RS bertujuan untuk

terselenggaranya keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif,

efisien dan berkesinambungan.

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3RS Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap kinerja K3RS. Hasil peninjauan dan kaji ulang ditindaklanjuti dengan perbaikan berkelanjutan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun.

Indikator kinerja K3RS yang dapat dipakai antara lain:

1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit. 2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.

3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja. 4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

(35)

Regulasi Permenkes Nomor 69 Tahun 2014 Permenkes No 28 tahun 2011 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien Klinik

Isi Setiap RS mempunyai kewajiban:

h. membuat daftar tenaga medis... dan Tenaga Kesehatan lainnya;

j. mengupayakan keamanan pasien,

pengunjung dan petugas di Rumah Sakit; r. menolak keinginan pasien yang

bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan; u. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas;

v. menjamin hak petugas yang bekerja di Rumah Sakit.

Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian

pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang

termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut

Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik beserta nomor STR dan SIP

REGULASI LAINNYA TERKAIT

(36)

WAKTU KERJA EFEKTIF

WAKTU KERJA EFEKTIF per hari = 1 hari x 5 jam x 60 menit = 300 menit

WAKTU KERJA EFEKTIF per minggu = 5 hari x 5 jam x 60 menit = 1.500 menit

WAKTU KERJA EFEKTIF per bulan = 20 hari x 5 jam x 60 menit = 6.000 menit

WAKTU KERJA EFEKTIF per tahun = 240 hari x 5 jam x 60 menit = 72.000 menit

Berdasarkan isi kerja jabatan selanjutnya dapat dihitung jumlah kebutuhan pegawai per jabatan dengan rumus :

Jumlah Kebutuhan Waktu Penyelesaian x Beban Kerja Pegawai Per jabatan = Waktu Kerja Efektif

(37)

Sesuaikan dengan aturan di tempat kerja

• Bila dilarang tidur apa pun yang terjadi, harus diindahkan

sesuai perjanjian kerja. Tidak sanggup, boleh resign.

• Bila kebijakan manajemennya memperbolehkan istirahat, sebaiknya tetap ada 1 orang yang bergantian standby di pos jaga, jangan tidur semua.

• Ada perawat senior penanggung jawab rumah sakit yang berkeliling tiap shift jaga. Bila sebuah ruangan sangat sibuk dan beban kerjanya berlebihan sehingga membuat semua yang dinas kelelahan, dia wajib mencari bala bantuan dan yang kelelahan tersebut dipersilakan istirahat 1-2 jam sampai dapat bertugas kembali.

(38)

HARAPAN

Perlu diatur pelaksanaan penjadwalan Jam Kerja Tenaga Kesehatan dengan memperhatikan:

• Regulasi yang ada

• Pelayanan diberikan oleh nakes yang kompeten pada setiap shift.

• beban kerja yang wajar

• waktu libur yang sesuai baik pada hari kerja maupun libur pada weekend.

(39)

Memperhitungkan jumlah perawat tiap shift.

Mempertimbangkan kompetensi yang bervariasi

Memperhatikan tingkat ketergantungan pasien

Mengatur cuti tahunan

Permintaan untuk hari libur, serta ketidakhadiran lainnya.

Beban kerja tidak melebihi ketentuan (40 jam/minggu)

Adi memperhitungkan potensi adanya konflik

Pimpinan Fasyankes dalam mengatur Jam Kerja di masing-masing Unit Layanan :

(40)
(41)
(42)
(43)

7,40% 75,92% 14,80% 1,90% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% Hari libur tambahan

Upah lembur Hari libur

tambahan & Upah lembur

Upah dalam bentuk SPJ

kegiatan

KOMPENSASI LEMBUR

(44)

PERNYATAAN KUALITATIF

Nakes

“....pelayanan rawat jalan libur jika hari libur, untuk yang 3 shift (rawat

inap) libur diatur oleh kepala

ruangan, ada juga misalnya dinas malam yang seharusnya 40 jam per minggu. Untuk dinas malam yang masuk jam 21.00-08.00 lebih

panjang, sekitar 10 jam mendapat kompensasi yaitu uang dinas

malam, nominalnya 15 rb/malam. kalau hari raya, sebenarnya yang 3 shift, mau hari raya atau tidak, mereka tetap bekerja, namun ada ekstra makan sebagai kompensasi mereka tidak merayakan hari raya dirumah”....

Pimpinan

“….untuk kelebihan jam kerja ada kompensasi berupa upah lembur (Perhitungannya 1/173 X gaji pokok per jam), uang dinas malam, jasa on call (transport untuk nakes yang bekerja di ruang bedah).

Kompensasi apabila tenaga kesehatan bekerja di hari libur

diberikan 2X upah lembur dan untuk hari raya mendapatkan paket McD dan ekstra puding. "...dan kalau hari libur istimewa

dalam arti tahun baru sama lebaran hari Raya baik Natal itu dikasih McD paket...hehehe dan ekstra puding.."

(45)

KESEHATAN DAN

(46)
(47)

PEMERIKSAAN KESEHATAN MENURUT PIMPINAN

(48)
(49)

PERNYATAAN KUALITATIF

Puskesmas

“... Untuk K3 di Puskesmas berupa APD dan alat pemadam kebakaran, segitiga hazard tidak ada, jalur evakuasi (titik kumpul) juga tidak ada...”

Rumah Sakit Pemda

“... SOP sudah ada, penerapan berproses, sosialisasi belum terjadi..” Rumah Sakit Swasta

“... belum ada jaminan

kecelakaan kerja, pelayanan kesehatan rawat jalan di faskes dijamin (tidak 100%) hanya untuk nakes (keluarga belum),

seharusnya ada imunisasi gratis untuk nakes dari fasyankes,..”

(50)
(51)
(52)

CUTI

(53)

Setiap nakes berhak menjalankan proses penyembuhan penyakit yang dideritanya, …... namun secara resmi nakes yang berstatus P3K tidak mendapatkan cuti sakit karena tidak

ada peraturan gubernur yang

mengatur hal tersebut dan tidak tertulis di kontrak kerja. Jika nakes tidak masuk karena sakit, maka TKD / jasa dipotong. Setengah dari jumlah

responden (50%) yang dianalisis

mendapatkan cuti sakit sesuai

diagnosis/surat keterangan dokter dan lainnya bervariasi antara 1-5 hari.

• Ada perbedaan lama cuti tahunan

antar nakes (dokter umumnya 18 hari cuti tahunan, nakes lain hanya 12 hari cuti tahunan dipotong cuti bersama).

• Perbedaan status kepegawaian

berpengaruh terhadap hak cuti (antara CPNS, PNS, dan honorer).

• Nakes bekerja shift memiliki jatah

cuti yang lebih banyak. Contohnya di salah satu puskesmas, nakes yang bekerja di puskesmas

kelurahan tetap masuk saat cuti bersama, sementara nakes yang bertugas di puskesmas kecamatan tidak demikian.

(54)

Objek Perlindungan

(UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang

Ketenagakerjaan)

Penyandang Cacat

Anak

(55)

Perlindungan Pekerja Perempuan

(Pasal 76 UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang

Ketenagakerjaan

1) Pekerja perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. 07.00.

2) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan

keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00.

3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00 wajib:

a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan

b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.

4) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 05.00.

(56)

Beberapa hak khusus pekerja wanita:

• Pekerja wanita yang mengambil cuti haid tidak wajib

bekerja pada hari pertama dan kedua (Pasal 81 ayat (1))

• Pekerja wanita berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan/bidan (Pasal 82 ayat (1))

• Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan sesuai ketentuan dokter kandungan/bidan (Pasal 82 (2))

• Pekerja wanita yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (Pasal 83)

(57)

Pengupahan (Pasal 88)

(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.

(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. upah minimum; b. upah kerja lembur; c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan; d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;

e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; f. bentuk dan cara pembayaran upah; g. denda dan potongan upah; h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;

i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional; j. upah untuk pembayaran pesangon; dan k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

(4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

 Dan jika dikaitkan dengan kesehatan bank, maka suatu bank bisa dinilai sehat, jika bank tersebut telah mampu menunaikan kepercayaan (amanah) kepada pihak, nasabah,

Dari sekian banyak potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh indonesia yang juga tersebar di seluruh nusantara, maka beberapa diantaranyayang dapat menjadi sumber keunggulan dan

To answer the research questions, the researcher used survey research. The researcher took 40 respondents, seventh semester student teachers of English Language Education

03 Meningkatnya pertumbuhan pengembangan teknologi industri (Persen) 04 Meningkatnya pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri (Persen) 05 Meningkatnya pertumbuhan penerapan

Selang dada tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura, mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam

Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar seperti pada gambar dibawah dan seperti pada gambar dibawah dan usahakan

Pembelajaran musik melalui lagu nasional merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak untuk mengenal lagu-lagu wajib/nasional, karena

Gubal gaharu terbentuk akibat infeksi jamur patogen pada tanaman gaharu. Setelah dilakukan isolasi jamur pada gubal gaharu dan batang tanaman gaharu yang terinfeksi