Oleh : ATMARI, S.H., M.H. CLA.
IMPLEMENTASI UU CIPTA KERJA BIDANG KETENAGAKERJAAN
( UU NO.11 TAHUN 2020 - PP NO. 35, 36, 37 TAHUN 2021)
Disampaikan Dalam Acara
PERTEMUAN INTERNAL PT. PELINDO III GROUP
Surabaya, 9 Maret 2021
1. Hubungan Kerja terjadi karena adanya Perjanjian Kerja antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh.
2. Perjanjian Kerja dibuat secara tertulis atau lisan.
3. Perjanjian Kerja yang dibuat secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
4. Perjanjian Kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
PEKERJAAN
&
HUBUNGAN KERJA
PKWTT dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
1. PKWT didasarkan atas:
a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
c. pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap.
2. PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
DIKERJAKAN LANGSUNG OLEH
PERUSAHAAN
DISERAHKAN KEPADA PERUSAHAAN
ALIH DAYA
Hubungan Kerja PKWT atau PKWTT secara tertulis
PKWT harus mensyaratkan pengalihan pelindungan hak bila terjadi pergantian Perusahaan Alih Daya dan sepanjang obyek pekerjaannya tetap berupa jaminan atas kelangsungan bekerja
PERUSAHAAN ALIH DAYA
Pelindungan Pekerja, Upah, kesejahteraan, syarat kerja, dan perselisihan yang timbul diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
Bertanggung jawab atas pemenuhan hak Pekerja dan Perselisihan menjadi tanggung jawab Perusahaan Alih Daya.
Bentuk Hubungan Kerja
Perlindungan Hubungan Kerja
UP & TT
Besarnyaupah pokok paling sedikit 75% dari Jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
PENGHASILAN PEKERJA
UP, TT & TTT
Besarnyaupah pokok paling sedikit 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
KOMPONEN &
PRESENTASE
•Komponen upah yang digunakan diatur dalam PK, PP atau
PKB
•Persentase besaran upah pokok dalam komponen upah untuk jabatan tertentu diatur dalam PK, PP atau PKB
THR
Wajib diberikan paling lambat 7 hari sebelum hari raya
INSENTIVE
Diberikan kepada pekerja dalam jabatan atau pekerjaan tertentu sesuai kebijakan perusahaan
BONUS
Dberikan kepada pekerja atas keuntungan perusahaan yang diatur dalam PK, PP atau PKB
UANG SERVICE PADA USAHA TERTENTU
Dikumpulkan dan dikelola oleh perusahaan dibagikan setelah dikurangi biaya cadangan terhadap resiko kehilangan atau kerusakan dan pendayagunaan peningkatan SDM yang di atur dalam Permenaker
FASILITAS KERJA
Dalam hal fasilitas kerja tidak tersedia atau tidak mencukupi, perusahaan dapat memberikan uang pengganti fasilitas kerja yang di atur dalam PK, PP atau PKB
UPAH 1. Upah tanpa tunjangan
2. Upah pokok & tunjangan tetap 3. Upah pokok, tunjangan tetap &
tunjangan tidak tetap
4. Upah pokok & tunjangan tidak tetap
PENDAPATAN NON UPAH 1.THR
2. Insentive 3. Bonus
4. Uang pengganti fasilitas kerja 5. Uang service pada usaha tertentu
Upah berdasarkan satuan waktu ditetapkan secaraper jam, harian, atau bulanan. Penetapan besarnya berpedoman pada struktur dan skala Upah.
PERHITUNGAN UPAH
Upah berdasarkan satuan hasilditetapkan sesuai dengan hasil pekerjaan yang telah disepakati. Penetapan besarnya berdasarkan hasil
Kesepakatan antara Pekerja dengan Pengusaha.
Perhitungan upah per jam terendah menggunakan formula perhitungan : Upah perjam terendah = upah bulanan
126
Penjelasan :
UM = Upah minimum
Angka 126 merupakan angka pembagi yang diperoleh dari hasil perkalian 52 minggu dikalikan 29 jam dibagi 12
29 Jam merupakan median jam kerja tertinggi diindonesia berdasarkan data sakernas
Penetapana upah secara per jam tidak menghilangkan kewajiban untuk membayar iuran jaminan sosial yang menjadi tanggung jawab pengusaha yang dihityung secara proporsional
Perhitungan upah sehari sebagai berikut:
Sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu, Upah sebulan dibagi 25
Sistem waktu kerja 5 hari dalam seminggu, Upah sebulan dibagi 21.
Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas
PENINJAUAN UPAH
Peninjauan upah diatur dalam
perjanjian kerja peraturan
perusahaan atau perjanjian
kerja bersama
1. Gubernur wajib menetapkan upah minimum provinsi setiap tahun 2. Penyesuaian upah minimum provinsi menggunakan formula
penyesuaian upah minimum
3. Nilai penyesuaian upah minimum provinsi yang ditetapkan harus berdasarkan hasil perhitungan penyesuaian upah minimum menggunakan formula
4. Dalam hal upah minimum provinsi tahun berjalan lebih tinggi dari batas atas upah minimum provinsi maka gubernur wajib menetapkan upah minimum provinsi sama dengan upah minimum provinsi tahun berjalan
5. Perhitungan penyesuaian UMP dilakukan oleh depeprov untuk kemudian direkomendasikan kepada gubernur melalui dinas provinsi untuk ditetapkan
6. UMP ditetapkan dan diumumkan paling lambat tanggal 21 November
1. Penetapan UM bagi kab/kota yang telah memiliki UMK dihitung menggunakan formula penyesuaian UM
2. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang digunakan dalam formula penyesuaian upah minimum merupakan nilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi tingkat provinsi
3. Perhitungan penyesuaian UMK dilakukan oleh depekab/depeko
4. Hasil perhitungan UMK disampaikan kepada bupati/walikota untuk direkomendasikan kepada gubernur melalui dinas
5. Dalam hal UMK tahun berjalan lebih tinggi dari batas atas UMK maka bupati/walikota harus merekomendasikan kepada gubernur nilai UMK tahun berikutnya sama dengan nilai UMK tahun berjalan
UPAH
MINIMUM
Upah minimum provinsi dan/atau Upah minimum kabupaten/kota Tahun 2021 yang telah ditetapkan oleh gubernur pada Tahun 2020 dinyatakan tetap berlaku sampai dengan Desember 2021;
KETENTUAN PERALIHAN
Upah minimum sektoral yang telah ditetapkan sebelum tanggal 2 November 2020 tetap berlaku sampai dengan:
surat keputusan mengenai penetapan Upah minimum sektoral berakhir; atau
Upah minimum provinsi dan/ atau Upah minimum
kabupaten/kota di daerah tersebut ditetapkan lebih tinggi dari Upah minimum sektoral;
Upah minimum sektoral provinsi dan/ atau Upah minimum sektoral kabupaten/kota yang ditetapkan setelah tanggal 2 November 2020 wajib dicabut oleh gubernur selambat- lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditetapkan; dan
Gubernur tidak boleh lagi menetapkan Upah minimum sektoral.
Perusahaan yang telah memberikan Upah lebih tinggi dari Upah minimum yang telah ditetapkan, Pengusaha dilarang mengurangi atau menurunkan Upah.
Pengusaha yang melanggar dikenai sanksi administratif
Waktu kerja meliputi:
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu.
Ketentuan waktu kerja tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
Pelaksanaan jam kerja diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
WAKTU KERJA
&
ISTIRAHAT
Pengusaha wajib memberi waktu istirahat mingguan kepada Pekerja meliputi:
a. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. istirahat mingguan 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu.
KERJA LEMBUR
Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja melebihi waktu kerja, wajib membayar Upah Kerja Lembur.
Kewajiban membayar Upah Kerja Lembur dikecualikan bagi Pekerja dalam golongan jabatan tertentu.
Pekerja dalam golongan jabatan tertentu mempunyai tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana, dan/ atau pengendali jalannya Perusahaan dengan waktu kerja tidak dapat dibatasi dan mendapat Upah lebih tinggi.
Pengaturan golongan jabatan tertentu diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
Apabila golongan jabatan tertentu tidak diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama maka Pengusaha wajib membayar Upah Kerja Lembur.
Waktu Kerja Lembur paling lama 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
Ketentuan Waktu Kerja Lemburtidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan dan/ atau hari libur resmi.
Untuk melaksanakan Waktu Kerja Lembur harus ada perintah dari Pengusaha dan persetujuan dari Pekerja yang bersangkutan secara tertulis dan/ atau melalui media digital.
Perintah dan persetujuan dapat dibuat dalam bentuk daftar Pekerja yang bersedia bekerja lembur yangditandatangani oleh Pekerja yang bersangkutan dan Pengusaha.
Pengusaha harus membuat daftar pelaksanaan kerja lembur yang memuat nama Pekerja/Buruh yang bekerja lembur dan lamanya Waktu Kerja Lembur.
Perusahaan yang mempekerjakan Pekerja selama Waktu Kerja Lembur berkewajiban : a. membayar Upah Kerja Lembur;
b. memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya;
c. memberikan makanan dan minuman paling sedikit 1.400 (seribu empat ratus) kilo kalori, apabila kerja lembur dilakukan selama 4 (empat) jam atau lebih.
Pemberian makanan dan minuman sebagaimanatidak dapat digantikan dalam bentuk uang.
PERHITUNGAN UPAH LEMBUR
Upah Kerja Lembur :
a. Jam kerja lembur pertama sebesar 1,5kali upah sejam b. Jam kerja lembur berikutnya, sebesar 2 kali Upah sejam.
Upah Kerja Lembur pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 hari kerja dan 40 jam seminggu, dengan ketentuan:
a. perhitungan Upah Kerja Lembur dilaksanakan sebagai berikut
1. jam pertama sampai dengan jam ketujuh, dibayar 2 kali Upah sejam 2. jam kedelapan, dibayar 3 kali Upah sejam; dan
3. jam kesembilan, jam kesepuluh, dan jam kesebelas, dibayar 4 kali Upah sejam;
b. jikahari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, sebagai berikut : 1. jam pertama sampai dengan jam kelima, dibayar 2 kali Upah sejam;
2. jam keenam, dibayar 3 kali Upah sejam; dan
3. jam ketujuh, jam kedelapan, dan jam kesembilan, dibayar 4 kali Upah sejam.
Upah Kerja Lembur pada hari istirahat mingguan dan/ atau hari libur resmi untuk waktu kerja5 hari kerja dan 40 jam seminggu, dengan ketentuan :
a. jam pertama sampai dengan jam kedelapan, dibayar 2 kali Upah sejam;
b. jam kesembilan, dibayar 3 kali Upah sejam; dan
c. jam kesepuluh, jam kesebelas, dan jam kedua belas, dibayar 4 kali Upah sejam.
Perhitungan Upah Kerja Lembur didasarkan pada Upah bulanan.
Cara menghitung Upah sejam yaitu 1/173 (satu per seratus tujuh puluh tiga) kali Upah sebulan.
Dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar perhitungan Upah Kerja Lembur 100%
(seratus persen) dari Upah.
Dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap, apabila Upah pokok ditambah tunjangan tetap lebih kecil dari 75% (tujuh puluh lima persen) keseluruhan Upah maka dasar perhitungan Upah Kerja Lembur sama dengan 75% (tujuh puluh lima persen) dari keseluruhan Upah.
UPAH SEJAM LEMBUR
Dalam hal Upah Pekerja/ Buruh dibayar secara harian maka penghitungan besarnya Upah sebulan dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Upah sehari dikalikan 25(dua puluh lima), bagi Pekerja/Buruh yangbekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu;
b. Upah sehari dikalikan 21(dua puluh satu), bagi Pekerja/ Buruh yang bekerja 5 (lima) harikerja dalam 1 (satu)
minggu.
Dalam hal Upah Pekerja/Buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil, Upah sebulan sama dengan penghasilan rata-rata dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.
Dalam hal Upah sebulan lebih rendah dari Upah minimum maka Upah sebulan yang digunakan untuk dasar penghitungan Upah Kerja Lembur yaitu Upah minimum yang berlaku di wilayah tempat Pekerja/ Buruh bekerja.
Dalam hal Perusahaan telah melaksanakan pembayaran Upah Kerja Lembur dengan sebutan lain dan nilai perhitungan Upah Kerja Lembur sama dengan atau lebih baik maka perhitungan Upah Kerja Lembur tetap berlaku.
LEMBUR DENGAN SEBUTAN LAIN
Upah Kerja Lembur dengan sebutan lain dan nilai perhitungannya yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan menjadi Upah Kerja Lembur sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pelaksanaan pembayaran Upah Kerja Lembur
diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
ISTIRAHAT PANJANG
1. Perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat panjang.
2. Perusahaan tertentu merupakan Perusahaan yang dapat memberikan
istirahat panjang dan pelaksanaannya diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
PHK
PKWTT
PKWT
Saat berakhirnya PKWT wajib diberikan uang
kompensasi sebesar 1/12 untuk
setiap bulannya masa PKWT dihitung sejak
tanggal 2 November 2020
Uang kompensasi dihitung sampai dengan saat selesainya pekerjaan.
Uang kompensasidihitung jangka waktu PKWT yang
telah dilaksanakan Melalui Surat
pemberitahuan paling lama 14 hari kerja sebelum PHK & 7 hari kerja
sebelum PHK masa percobaan
Pekerjamenerima PHK, Pengusaha melaporkan PHK
kepada dinas ketenagakerjaan
Pekerjamenolak PHK, harus membuat surat penolakan disertai alasan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya surat pemberitahuandan
penyelesaian PHK dilakukan melalui
mekanisme PPHI
PB
Pengadilan Hubungan Industrial
-Bipartit -Mediasi -Konsiliasi -Arbritase
PB
P U T U S A N
Komponen Upah untuk Pesangon, UPMK, UPH atau Kompensasi
adalahUpah pokok dan tunjangan tetap.
No. Alasan PHK DASAR ATURAN UP UPMK UPH UPIS 1 Penggabungan, Peleburan atau pemisahaan
Perusahaan
Pasal 154A (1) a jo PP Pasal 36 huruf a jo Pasal 41
1 1 Dapat 0
2 Pengambilalihan Perusahaan
Pasal 154A (1) a jo PP Pasal 36 huruf a jo Pasal 42 (1)
1 1 Dapat 0
3
Pengambilalihan Perusahaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan syarat kerja dan Pekerja/Buruh tidak bersedia melanjutkan Hubungan Kerja
Pasal 154A (1) a jo PP Pasal 36 huruf a jo Pasal
42 (2) 0,5 1 Dapat 0
4 Efisiensi yang disebabkan Perusahaan mengalami kerugian
Pasal 154A (1) b jo PP Pasal 36 huruf b jo Pasal 43 (1)
0,5 1 Dapat 0
5 Efisiensi untuk mencegah terjadinya kerugian
Pasal 154A (1) b jo PP Pasal 36 huruf b jo Pasal 43 (2)
1 1 Dapat 0
6
Perusahaan tutup mengalami kerugian secara terus menerus atau tidak secara terus menerus selama 2 tahun
Pasal 154A (1) c jo PP Pasal 36 huruf c jo Pasal
44 (1) 0,5 1 Dapat 0
PENGATURAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
No. Alasan PHK DASAR ATURAN UP UPMK UPH UPIS 7 Perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian PP Pasal 44 (2) 1 1 Dapat 0
8 Perusahaan tutup disebabkan keadaan memaksa (force majeur)
Pasal 154A (1) d jo PP Pasal 36 huruf d jo Pasal 45 (1)
0,5 1 Dapat 0
9 Keadaan memaksa (force majeur) yang tidak
mengakibatkan perusahaan tutup PP Pasal 45 (2) 0,75 1 Dapat 0
10
Keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian
Pasal 154A (1) e jo PP Pasal 36 huruf e jo Pasal 46 (1)
0,5 1 Dapat 0
11 Keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) bukan karena perusahaan mengalami kerugian
Pasal 154A (1) e jo PP Pasal 36 huruf e jo Pasal 46 (2)
1 1 Dapat 0
12 Pailit Pasal 154A (1) f jo PP Pasal
36 huruf f jo Pasal 47 0,5 1 Dapat 0
No. Alasan PHK DASAR ATURAN UP UPMK UPH UPIS
13
PHK yang diajukan Pekerja/Buruh karena : Perusahaan Menganiaya, menghina, mengancam, membujuk dan/atau menyuruh perbuatan yang bertentangan dg PerUUan, tidak membayara upah tepat waktu selama 3 (tiga )Bulan, tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan, memerintah untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan, memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa,
keselamatan, kesehatan dan kesusilaan.
Pasal 154A (1) g jo PP Pasal 36 huruf g jo Pasal 48
1 1 Dapat 0
14
Putusan Lembaga PPHI menyatakan Pengusaha tidak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 36 huruf g.
Pasal 154A (1) h jo PP Pasal 36 huruf g jo Pasal 49
0 0 Dapat Dapat
15 Mengundurkan diri
Pasal 154A (1) i jo PP Pasal 36 huruf i jo Pasal 50
0 0 Dapat Dapat
16 Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan yang sah dan dipanggil 2 (dua) kali secara patut
Pasal 154A (1) j jo PP Pasal 36 huruf j jo Pasal
51 0 0 Dapat Dapat
No. Alasan PHK DASAR ATURAN UP UPMK UPH UPIS
17
Pekerja/buruh melakukan pelanggaran yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama, dan sebelumnya telah diberikan Surat Peringatan Pertama, kedua, ketiga secara berturut-turut
Pasal 154A (1) k jo PP Pasal 36 huruf k jo Pasal 52 (1)
0,5 1 Dapat 0
18
Pekerja/buruh melakukan pelanggaran yang bersifat mendesak yang diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
Pasal 154A (1) k jo PP Pasal 36 huruf k jo Pasal
52 (2) 0 0 Dapat Dapat
19
Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana yang menyebabkan kerugian perusahaan
Pasal 154A (1) l jo PP Pasal 36 huruf l jo Pasal
54 (1) 0 0 Dapat Dapat
20
Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana yang tidak menyebabkan kerugian perusahaan
Pasal 154A (1) l jo PP Pasal 36 huruf l jo Pasal
54 (2) 0 1 Dapat 0
No. Alasan PHK DASAR ATURAN UP UPMK UPH Upis
21
Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan dan Pekerja/Buruh dinyatakan bersalah (menyebabkan Perusahaan mengalami kerugian)
Pasal 154A (1) l jo PP Pasal 36 huruf l jo Pasal 54 (4)
0 0 Dapat Dapat
22
Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan dan Pekerja/Buruh dinyatakan bersalah (tidak menyebabkan Perusahaan mengalami kerugian)
Pasal 154A (1) l jo PP Pasal 36 huruf l jo Pasal 54 (5)
0 1 Dapat 0
23
Pengusaha dapat melakukan PHK karena alasan Pekerja/Buruh sakit berkepanjangan atau cacat akibat kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaan
melampaui batas 12 (dua belas) bulan
Pasal 154A (1) m jo PP Pasal 36 huruf m jo Pasal
55 (1) 2 1 Dapat 0
24
Pekerja/buruh dapat mengajukan PHK karena alasan sakit berkepanjangan atau cacat akbiat kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaan melampaui batas 12 (dua belas) bulan
Pasal 154A (1) m jo PP Pasal 36 huruf m jo Pasal
55 (2) 2 1 Dapat 0
25 Pekerja/buruh memasuki usia pensiun
Pasal 154A (1) n jo PP Pasal 36 huruf n jo Pasal 56
1,75 1 Dapat 0
26 Pekerja/buruh meninggal dunia
Pasal 154A (1) o jo PP Pasal 36 huruf o jo Pasal 57
2 1 Dapat 0
Masa Kerja UP UPMK
< 1 Tahun 1
1 tahun < 2 tahun 2 2 tahun < 3 tahun 3 3 tahun < 4 tahun 4 2 4 tahun < 5 tahun 5 5 tahun < 6 tahun 6 6 tahun < 7 tahun 7 7 tahun < 8 tahun 8 3 8 tahun < 9 tahun 9
9 tahun < 12 tahun 4
12 tahun < 15 tahun 5
15 tahun < 18 tahun 6
18 tahun < 21 tahun 7
21 tahun < 24 tahun 8
> 24 tahun 10
DASAR PERHITUNGAN HAK PHK
Uang Penggantian Hak :
1. Cuti tahunan yang belun diambil dan belum gugur;
2. Biaya atau ongkos pulang untuk Pekerja/Buruh dan keluarganya ke tempat di mana Pekerja/Buruh diterima bekerja;
3. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama.
1. Pengusaha yang mengikutsertakan Pekerja/Buruh dalam program pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun, iuran yang dibayar oleh Pengusaha dapat diperhitungkan sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban Pengusaha atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja serta uang pisahakibat Pemutusan Hubungan Kerja
2. Jika perhitungan manfaat dari program pensiun lebih kecil daripada uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja serta uang pisah maka selisihnya dibayar oleh Pengusaha.
3. Pelaksanaan diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
1. Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja terdiri atas:
A. Upah pokok
B. Tunjangan tetap yang diberikan kepada pekerja/buruh dan keluarganya
2. Dalam hal pengusaha membayarkan upah tanpa tunjangan maka dasar perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja , yaitu upah tanpa tunjangan
3. Dalam hal komponen upah yang digunakan yaitu upah pokok dan tunjangan tidak tetap maka dasar perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja , yaitu upah pokok
MANFAAT JKP UANG TUNAI
Diberikan setiap bulan paling banyak6 bulandengan besaran :45%
dari upah untuk 3 bulan pertama dan 25% dari upah untuk 3 bulan berikutnya
AKSES INFORMASI PASAR KERJA
Layanan informasi pasar kerja dan Bimbingan jabatan PELATIHAN KERJA
Dilakukan melalui pelatihan kerja milik pemerintah, swasta atau perusahaan.
JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN (JKP)
PENDAFTARAN JKP PEKERJA
- Warga negara Indonesia
- Belum mencapai usia 54 tahun
- Mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan PEMBERI KERJA
- Usaha besar dan menengahdiikutsertakan JKN, JKK, JP, JHT, JKM - Usaha mikro dan kecil diikutsertakan program JKN, JKK, JHT, JKM
IURAN JKP - 0,22% DITANGGUNG PEMERINTAH PUSAT - 0,14% REKOMPOSISI IURAN PROGRAM JKK - 0,10% REKOMPOSISI IURAN PROGRAM JKM
MENGALAMI PHK DIKECUALIKAN KARENA :
Mengundurkan diri
Cacat total tetap
Pensiun
Meninggal dunia
SYARAT KLAIM JKP
MASA IURAN :
Masa iur paling sedikit 12 bulan
dalam 24 bulan
Telah membayar iuran paling singkat
6 bulan berturut – turut
Bagi peserta PKWT diberikan apabila
PHK dilakukan sebelum berakhirnya
jangka waktu PKWT
PEMBERIAN MAMFAAT JKP MAKSIMAL 3 KALI SELAMA MASA USIA KERJA
1. Manfaat pertama setelah terpenuhinya persyaratan
2. Manfaat kedua setelah terpenuhinya masa iur 5 tahun sejak memperoleh manfaat JKP pertama
3. Menfaat ketiga setelah terpenuhinya masa iuar 5 tahun sejak memperoleh mamfaat JKP kedua
PEMBERIAN MANFAAT JKP
KEHILANGAN HAK JKP
1. Tidak mengajukan kLaim JKP 3 bulan sejak PHK
2. Telah mendapatkan pekerjaan
3. Meninggal dunia
KEWAJIBAN PENGUSAHA
YANG TIDAK MENGIKUTSERTAKAN JKP
1. Manfaat uang tunai yang diberikan sekaligus 2. Manfaat pelatihan kerja
3. Kewajiban pemenuhan hak tersebut tidak berlaku bagi
perusahaan skala kecil dan mikro
Bukti diterimanya PHK oleh pekerja/buruh dan tanda terima laporan PHK dari Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
BUKTI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Perjanjian bersama yang telah didaftarkan pada pengadilan hubungan industrial dan akta pendaftaran perjanjian bersama
Petikan atau putusan pengadilan hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak,
akibat adanya perbedaan pelaksanaan
atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusa-
haan, atau perjanjian kerja bersama.
UU. NO. 2 TAHUN 2004
Perselisihan Hubungan Industrial
adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam
satu perusahaan.
Perselisihan kepentingan
adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pembuatan,
dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.
Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang
timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh
salah satu pihak.
Perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh
adalah perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh
dengan serikat pekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak
adanya persesuaian paham mengenai
keanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban
keserikatpekerjaan.
PENYELESAIAN PPHI
MELALUI PERJANJIAN BERSAMA
1. Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Penyelesaian perselisihan melalui bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan.
3. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagal.
( Pasal 3 - UU No. 2 Tahun 2004 )
PENDAFTARAN PERJANJIAN BERSAMA
1) Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat mencapai kesepakatan penyelesaian, maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak.
2)
Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengikat dan menjadi hukum serta wajib dilaksanakan oleh para pihak.
3) Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib didaftarkan oleh para pihak yang melakukan perjanjian pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah para pihak mengadakan Perjanjian Bersama.
4) Perjanjian Bersama yang telah didaftar sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan akta bukti pendaftaran Perjanjian Bersama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama.
5) Apabila Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian Bersama didaftar untuk mendapat penetapan eksekusi.
6) Dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar Pengadilan Negeri tempat pendaftaran Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), maka pemohon eksekusi dapat mengajukan permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan eksekusi.
( Pasal 7 - UU No. 2 Tahun 2004 )
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
BIPARTIT
MEDIASI
KONSILIASI
ARBITRASE
P H I
Pengadilan Hubungan Industrial
KASASI
Mahkamah Agung ( M A )
Pembatalan PERSELISIHAN
Hak
Kepentingan P H K
Antar SP/SB dalam satu Perusahaan
Keputusan ARBITRASE
Tergugat Penggugat
GUGATAN
Sidang Pertama Pemeriksaan
GUGATAN
* Tidak dilampiri risalah Mediasi / Konsiliasi
* Isi gugatan kurang lengkap Gugatan dikembalikan
P H I
Penggugat sewaktu-waktu dapat mencabut
Dengan persetujuan Tergugat dapat dicabut Tergugat belum memberikan
jawaban
Tergugat sudah memberikan jawaban
Gugatan
Sidang Ke II -dst Pengusaha tidak melaksanakan Pasal
155 (3) UU No.13/2003 PUTUSAN SELA dijatuhkan kepada Pengusaha, tidak dapat diajukan perlawanan atau upaya hukum
Daerah hukum tempat pekerja bekerja Ketua PN menetapan Majelis Hakim :
1. Hakim Ketua ( Hakim Karier)
1. Hakim Ad Hoc ( Wakil Kelompok Pengusaha)
1.Hakim Ad Hoc ( Wakil Kelompok Serikat Pekerja ) Pemanggilan Para Pihak
Replik & Duplik
Pemeriksaan bukti-bukti, saksi, saksi ahli
Penggugat tidak hadir ,
gugatan gugur - dapat mengajukan gugatan ke II
Tergugat tidak hadir , Hakim dapat memeriksa &
memutuskan gugatan secara Verzet
Perselisihan PHK
Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan
Kesimpulan PUTUSAN P H I
MAHKAMAH AGUNG KASASI
PUTUSAN M A
Perselisihan antar SP / SB
Berdasarkan Surat Edaran MA No. 3 Tahun 2018 ( dalam perkara PHI tidak
ada upaya Peninjauan Kembali )
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
PERTIMBANGAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM
Pasal 100 UU NO. 2 TAHUN 2004
Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbang-kan
hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan, dan keadilan.
Hubungan Kerja
PKWTT, PKWT, PKH & ALIH DAYA
Masa PKWT paling lama 5 (lima) tahun
PKWT berakhir atau diakhiri membayar kompensasi
Kompensasi PKWT sebesar 1/12 untuk setiap bulannya masa PKWT dihitung sejak tanggal 2 November 2020
Kompensasi PKWT berlaku terhadap pekerja perusahaan sendiri maupun pekerja perusahaan alih daya Jam Kerja
Jam lembur 4 jam sehari dan 18 jam seminggu Pengupahan
Upah berdasarkan satuan waktu :
- Upah berdasar perjam : upah sebulan/126
- Upah perhari : upah sebulan/25 untuk yang 6 hari kerja seminggu dan upah sebulan/21 untuk yang 5 hari kerja seminggu - Upah bulanan
- Berpedoman pada struktur dan skala upah
Upah berdasarkan satuan hasil : Ditetapkan sesuai dengan hasil pekerjaan yang disepakati
Peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas
Tidak ada UMSK
Pemutusan Hubungan Kerja
PHK melalui surat pemberitahuan
Ada perubahan hitungan pesangon dan penghargaan masa kerja terhadap PHK
Uang penggantian hak 15% dihapus
Tambahan alasan PHK : pemisahaan Perusahaan, Pengambilalihan Perusahaan, Efisiensi yang disebabkan Perusahaan mengalami kerugian, Efisiensi untuk mencegah terjadinya kerugian, Pekerja/buruh melakukan pelanggaran yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama, dan sebelumnya telah diberikan Surat Peringatan Pertama, kedua, ketiga secara berturut-turut dan Pekerja/buruh melakukan pelanggaran yang bersifat mendesak yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
Terdapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) untuk pekerja