• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP trakeostomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP trakeostomi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. J

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. J

DENGAN

DENGAN TRAKEOST

TRAKEOSTOMI DI

OMI DI RUANG

RUANG

SOKA RSU TANGERANG

SOKA RSU TANGERANG

PROGRAM PROFESI

PROGRAM PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

WISNU HANDOKO

WISNU HANDOKO

080210177

080210177

(2)

Tinjauan teori

Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma

atau lubang agar udara dapat masuk ke

paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas.

Trakeostomi merupakan tindakan operatif yyang

memiliki tujuan membuat jalan nafas baru pada

trakea dengan mebuat sayatan atau insisi pada

cincin trakea ke 2,3,4.

(3)

INDIKASI

Obstruksi mekanis saluran nafas atas.

Perlindungan Trakeobronkial Tree dari Aspirasi.

Gagal nafas

Retensi sekresi bronchial

Cedera parah pada wajah dan leher

Setelah pembedahan wajah dan leher

Hilangnya refleksi dan ketidakmampuan untuk

menelan sehingga mengakubatkan resiko tinggi

terjadinya aspirasi

(4)

Tinjauan Kasus

Nama

: Tn. J

Umur

: 53 Tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Status perkawinan

: Menikah

Pekerjaan

: Buruh

Agama

: Islam

Pendidikan terakhir

: SD

Alamat

: Kp. Kedokan Rt 06 Rw 02 Desa

Cibogo

Tanggal Masuk RS

: 6 November 2013

Tanggal Pengkajian

: 14 November 2013

No . Reg

: 13259981

Diagnosa Medis

: Fraktur Nasal, Fraktur

(5)

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Alasan masuk RS

Tanggal 4 November Tn. J mengalami kecelakaan

tertimpa tembok beton di wajah di bawa ke Eka

Hospital perdarahan di wajah sangat banyak di UGD

Tn J muntah darah serta dilakuan tindakan

trakeostomi karena mengalami kegawatan nafas,

kemudian di rujuk k RSU Tangerang karena keluarga

mengalami kesulitan biaya

Keluhan utama

Tn. J merasa sesak bernafas saat banyak secret selang

trakeostomi

(6)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

Kesadaran composmetis

TTV

TD : 146/ 89 mmHg

N : 92x/menit

S : 37

0

C

RR : 24x/menit

Antropometri

TB

: 165 cm

BB

: 53 kg

(7)

HEAD TO TOE

Kepala

Tidak Simetris, Ada nyeri tekan, distribusi rambut merata, rambut hitam

agak panjang, wajah odem.

Mata

Tidak Simetris, ada keluhan pada mata kanan, sclera tidak ikterik,

konjungtiva anemis, pergerakan bola mata tidak baik, fungsi penglihatan

tidak baik hanya mengandalkan mata kiri, lapang pandang tidak baik, pupil

miosis

Hidung

Tidak Simetris, fungsi penciuman tidak baik, ada lesi, orif fraktur nasal,

terdapat luka jahitan, terdapat secret pada daerah sekitar trakeostomi.

Mulut

Mukosa bibir kering, tidak simetris, ada lesi, gigi tidak lengkap, hanya tersisa

1 gigi, lidah kotor, fungsi perasa baik, gusi edema, Ada lesi, ada kesulitan

menelan

Telinga

Simetris, daun telinga lentur, tidak ada lesi, bersih, fungsi pendengaran baik

Leher

(8)

Thorax

Tidak ada nyeri tekan

Paru

suara napas ronchi, pengembangan dada tidak maksimal, frekuensi 24x/menit,

perkusi suara timpani

Jantung

suara jantung S1, S2 terdengar, suara tambahan (-), iktus cordis teraba, perkusi

suara dullness

Abdomen

Simetris, lentur, kulit coklat, turgor baik tidak ada tanda dehidrasi, tidak ada

nyeri tekan, bising usus 8x/menit, pembesaran hati/limpe tidak ada,

Genital

Tidak ada keluhan

Ekstremitas atas

Tangan simetris, tidak ada nyeri, turgor baik, warna sawo matang, CRT < 3 detik.

Ekstremitas bawah

(9)

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

 DS :

 DO : Tn. J tampak sesak

Tn. J terpasang trakeostomi dan ada keluhan

pada pernapasan

Adanya secret pada selang trakeostomi

Trakeostomi

Akumulasi secret pada jalan nafas yang di daerah insisi

trakeostomi

Jalan nafas terganggu

Bersihan jalan nafas tidak efektif 

Bersihan jalan nafas tidak efektif 

 Nama

: Tn. J

Umur

: 43 tahun

 No. Registrasi

: 13259981

Dx. Medis

: Fraktur Nasal, Fraktur Mandibula, Fraktur maksila

(10)

DS :

DO : Tn. J terpasang trakeostomi

Adanya

secret

pada

selang

trakeostomi

Daerah sekitar selang terdapat bnyak

secret

TTV :

TD : 146/ 89 mmHg

N

: 92x/menit

S

: 37

0

C

RR : 24x/menit

Trakeostomi

Insisi trakeostomi

Kondisi daerah insisi yang

tidak bersih

Kuman dan bakteri

berkembang

Resiko infeksi

(11)

DS : Tn. J tidak bisa mengeluarkan

suaranya saat bicara

DO : Suara Tn. J tidak terdengar. Hanya

terdengar suara.

Tn. J tidak dapat berkomunikasi

Trakeostomi

Daerah insisi trakeostomy

Membuka saluran baru yang

dilalui udara sebelum pita

suara

Suara yang dihasilkan tidak

sampai menggetarkan pita

suara

Suara tidak keluar

Gangguan komunikasi

verbal

Gangguan

komunikasi

verbal

(12)

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan akumulasi secret

Resiko infeksi berhubungan dengan

penumpukan sekresi berlebihan di daerah

insisi

Gangguan komunikasi verbal berhubungan

(13)

DIAGNOSA TUJUAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL Bersihan  jalan nafas tidak efektif berhubung an dengan akumulasi secret

Tidak ada secret pada jalan nafas

1. Tinggikan kepala tempat tidur 30 -45 derajat.

2. Anjurkan klien untuk bernafas dalam dan batuk secara teratur. 3. Lakukan fisioterapi nafas jika tidak

ada kontraindikasi

4. Suction 5

 –

 10 detik sesuai kebutuhan, dengan

mempertahankan teknik steril sesuai indikasi dengan auskultasi paru.

5. Secara teratur inspeksi dan bersihkan selang trakeostomi. 6. Pertahankan status hidrasi

optimal.

1. Posisi ini memudahkan pernafasan optimal dengan meningkatkan drainase sekresi. 2. Nafas dalam mengurangi

penumpukan sekresi, batuk membantu mengeluarkan sekresi.

3. Untuk membantu pasien mengeluarkan secret dengan batuk.

4. Suction membuang sekresi dan mencegah stasis. Suksion

berlebihan dapat

menimbulkan hipoksia dan atau iritasi pada mukosa trakeal

5. Sekresi kering dapat

menghambat jalan nafas atau menjadi sumber infeksi

6. Status hidrasi mempengaruhi  jumlah dan karakter sekresi,

klien dehidrasi beresiko terhadap pembentukan sumbatan oleh lendir.

(14)

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1. Memposisikan Tn. J dengan

meninggikan kepala tempat

tidur 45 derajat.

2. Menganjurkan Tn. J untuk

bernafas dalam dan batuk

secara teratur

3. Melakukan suction selama 10

detik sesuai dengan bnyaknya

penumpukan secret

4. Membersihkan selang

trakeostomi

S:

-O: Tn. J terlihat nyaman dengan posisi tidurnya dan

dapat bernafas secara optimal

Tn. J tampak sudah tidak sesak

Tidak adanya penumpukan secret

Daerah sekitar tampak bersih

A: Masalah tertasi

Resiko masalah muncul kembali

P: intervensi tetap dilakukan

(15)

-DIAGNOS A TUJUAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL Resiko infeksi berhubun gan dengan penumpu kan sekresi berlebiha n di daerah insisi Klien bebas dari infeksi pada tempat trakeosto mi

1. Suksion selang trakeostomi sesuai kebutuhan atau yang telah dipesankan. 2. Pertahankan teknik steril.

3. Gunakan kateter yang telah diberi pelumas, ukuran yang tepat (kurang dari setengah diameter selang trakeostomi), lumasi selang kateter non-silikon dengan air, kateter silicon dengan pelumas larut air, nonpetroleum.

4. Kaji batas stoma terhadap edema yang tak biasanya, tanda kerusakan kulit, drainase, pendarahan, bau, eritema, lesi, dan krepitus udara.

5. Ganti balutan trakeostomi setiap shift atau sesuai kebutuhan.

6. Hindari iritasi jaringan di sekitarnya dengan mengendurkan ruang satu jari di antara pengikat dan leher.

1. Penghisapan teratur menghilangkan sekresi yang tertumpuk, yang memberikan media baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.

2. Memberi perlindungan infeksi. 3. Kateter yang terlalu besar dapat

menghambat jalan nafas, kateter yang tidak dilumasi dapat mengetuk selang trakeostomi

4. Drainase abnormal dapat menunjukkan infeksi (purulen, bau) atau kebocoran duktus torakal (seperti susu).

5. Penggantian balutan teratur membantu mempertahankan batas stoma tetap kering dan bebas mukus.

6. Ikatan harus cukup aman untuk mencegah gerakan turun naik selang trakeostomi dalam trakea tetapi tidak terlalu kencang karen dapat menekan vena jugularis eksterna.

(16)

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1. Melakukan tindakan suction saat

secret Tn. J menumpuk dn membuat

kesulitan bernafas.

2. Melakukan suction dengan tehnik

steril

3. Menggunakan kateter sesuai ukuran

dan dibasahi dengan air sebelum

suctioning

4. Mengganti balutan trakeostomi

5. Mengendurkan tali pengikat di leher

S:

O: Tn. J tampak tidak sesak

Balutan trakeostomi sudah kering

A: Masalah teratasi

Resiko masalah muncul kembali

(17)

DIAGNOSA TUJUAN PERENCANAAN INTERVENSI RASIONAL Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan terpasangnya trakeostomi Klien akan mengkomu nikasikan kebutuhan dasar dengan mengguna kan bentuk komunikasi pengganti.

1. Berdasarkan hasil pengkajian, lakukan konsultasi yang tepat (misal patologis wicara ,optalmologist, atau otorhi-nolaringologist).

2. Jelaskan fisiologi normal penghasilan bicara dan bagaimana trakeostomi mengganggu mekanisme ini 3. Setelah mengidentifikasi

metode komunikasi pengganti yang tepat, instruksikan klien untuk mempraktikkan

4. Anjurkan tenaga kesehatan dan para keluarga untuk mempraktikkan juga komunikasi pengganti.

1. Klien mungkin memerlukan intervensi intensif, khusus unutk memastikan komunikasi yang efektif.

2. Pengertian klien bahwa trakeostomi normalnya tidak mengganggu struktur anatomi yang bertanggung jawab terhadap penghasilan bunyi, dan bahwa kerusakan bunyi mungkin sementara

3. Dapat membantu klien mengatasi kerusakan bicara dan dapat

mendorong penggunaan metode komunikasi pengganti

4. Penggunaan bentuk komunikasi pengganti dapat membantu

menurunkan ansietas dan perasaan terisolasi dan meningkatkan control terhadap situasi.

(18)

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1. Melakukan

pengkajian

memilih komunikasi yang

efektif

2. Menjelaskan kepada Tn. J

mengenai

komunikasi

yang akan dilakukan

3. Menganjurkan keluarga

dan tenaga kesehatan

yang

lainnya

untuk

berkomunikasi

S: Klien memberi isyarat mengenai

kebutuhannya

O: Klien mampu berkomunikasi mengenai

kebutuhan dasar dengan menggunakan

komunikasi pengganti

A: Masalah tertasi

Resiko masalah muncul kembali

P: intervensi tetap dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris yang berkaitan dengan penjelasan pilihan kebijakan akuntansi dan efek pada harga saham serta

2) mesin uji yang digunakan untuk pengujian kuat geser harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan juga harus memenuhi persyaratan kecepatan gerak beban

30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.. Sumberdata skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai

Nominated for Best European Fantastic Feature Film, Neuchâtel International Fantastic Film Festival 2019 Official selection, Göteborg Film Festival 2018..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik immobilisasi, suhu pemanasan dan waktu pemanasan terbaik untuk pembuatan sensor urea secara adsorpsi pada

sehingga karyawan mampu memberikan yang terbaik untuk perusahaan. 2) Dari sisi self efficacy yang perlu dilakukan karyawan adalah harus lebih mampu melakukan

Saat limit switch mendeteksi kereta, motor akan berhenti, konsumen akan mengambil makanan dan menekan tombol back yang berada pada meja.. Saat tombol back ditekan motor

ideologi adalah pandangan / atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaliknya, yaitu