• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TRANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TRANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TRANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP

OLEH

MUHAMMAD AMRI RAMLI 10582 11006 16

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

SKRIPSI

STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TRANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Teknik Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

MUHAMMAD AMRI RAMLI

105 82 11006 16

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR 2021

(3)

i

STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TRANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan oleh

MUHAMMAD AMRI RAMLI 10582 11006 16

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(4)
(5)
(6)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan puja bagi Allah SWT, seru sekalian alam, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Para sahabatnya keluarganya serta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmad dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan program studi pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul tugas akhir kami adalah “STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TRANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN ( PERSERO ) ULP PANGKEP ”.

Penulis menyadari bahwa sejak persiapan dan proses penelitian hingga pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapi baik itu dari segi teknis penulisan maupun perhitungan hasil analisis. Oleh karena itu penulis menerima dengan ikhlas koreksi dan saran guna penyempurnaan tugas selanjutnya.

Saya mengucapkan banyak terima kasih dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada orang tua saya, kedua orang tua MUHAMMAD AMRI RAMLI ayahanda RAMLI dan ibunda NORMA tercinta. Yang dengan penuh cinta dan

(7)

v

kesabaran serta kasih saying dalam membesarkan, mendidik, dan mendukung penulisan yang tidak henti-hentinya memanjatkan doa demi keberhasilan dan kebahagiaan penulisan dan juga untuk saudara (i)ku terkasih

Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ir.Hamzah Al Imran, S.T.,M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Adriani, S.T,.M.T selaku ketua jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Ir. Zahir Zainuddin, M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Adriani, S.T,.M.T selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu dalam mendidik dan membimbing kami.

5. Bapak Yuli Ashaniais Ramadani selaku Manajer PT.PLN (persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Utara serta pengawai dan stafnya atas kerjasamanya telah mengizinkan dan mendidik penulisan dalam penelitian di ULP Pangkep

6. Bapak ibu dosen serta staf pegawai Fakultas Teknik yang telah mendidik penulisan dan melayani pengurusan penulisan selama proses belajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

vi

Semoga semua pihak yang membantu penulisan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan dan perkembangan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Billahi Fi Sabilil Haq Fastabiqul Khairat

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar , 01 Maret 2020

(9)

vii

STUDI ANALISIS DAMPAK OVERLOAD TERANSFORMATOR TERHADAP KUALITAS DAYA DI PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP

Muhammad Amri Ramli

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Makassar E-Mail:Amrikantongan@gmail.com

ABSTRAK

Abstrak;Muhammad Amri Ramli 105 82 11006 16 : Studi Analisis Dampak Overload Transformator Terhadap Kualitas Daya Di PT. PLN (Persero) ULP Pangkep (dibimbing oleh Dr. Ir. Zahir Zainuddin, M. Sc. dan Adriani, S.T., M.T.). Transformator overload terjadi di salah satu transformator distribusi di PT. PLN (Persero) UP3 Makassar Utara ULP Pangkep, yaitu Trafo Distribusi GT-PCDJ di Penyulang Segeri dengan besar pembebanan sebesar 103.73% melebihi standar yang sudah ditetapkan SPLN yaitu sebesar 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara mengatasi masalah

Overload pada transformator distribusi GT-PCDJ di Penyulang Segeri dan juga untuk

mendapatkan besar hasil pembebanan transformator distribusi GT-PCDJ sebelum dan sesudah Uprating Trafo. Pembuatan penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data dengan mengambil data di ULP Pangkep, mewawancara pembimbing lapangan dan studi literature yang mendukung penyelesaian masalah pada transformator GT-PCDJ. Dalam meyelesaikan Oleh karenanya dalam mengatasi masalah overloadpada trafo GT-PCDJ dilakukan perbaikan dengan melihat kondisi tersebut salah satunya dengan melakukan uprating transformator atau menambah daya transformator dengan kapasitas yang lebih besar menjadi 160 Kva dari sebelumnya 100 Kva. Dari hasil uprating diperoleh hasil pembebanan didapatkan nilai persentase pembebanan Trafo sebelum dilakukan Uprating Trafo yaitu 103,73% dan setelah dilakukan Uprating Trafo yaitu 64,8%, sehingga mengalami penurunan sebanyak 38,93%. yang berarti uprating transformator merupakan salah satu metode yang bias digunakan untuk mengatasi overload.

(10)

viii

ANALYSIS STUDY OF THE IMPACT OF TRANSFORMED OVERLOAD ON POWER QUALITY IN PT. PLN (PERSERO) ULP PANGKEP

Muhammad Amril Ramli

Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Muhammadiayah University, Makassar

E-Mail:Amrikantongan@gmail.com

ABSTRACT

Abstract;Muhammad Amri Ramli 105 82 11006 16 : Study of Impact Analysis of Transformer Overload on Power Quality at PT. PLN (Persero) ULP Pangkep (supervised by Dr. Ir. Zahir Zainuddin, M. Sc. And Adriani, S.T., M.T.). Transformer overload occurs in one of the distribution transformers at PT. PLN (Persero) UP3 North Makassar ULP Pangkep, namely the GT-PCDJ Distribution Transformer at Segeri Feeders with a load of 103.73% exceeding the standard set by the SPLN, namely 80%. This study aims to find a way to solve the Overload problem in the GT-PCDJ distribution transformer in Segeri feeders and also to get the load of the GT-PCDJ distribution transformer before and after the Uprating Transformer. The making of this research used data collection by taking data from ULP Pangkep, interviewing field supervisors and studying literature that supported problem solving on the GT-PCDJ transformer. In solving the problem, therefore, in overloading the GT-PCDJ transformer, improvements have been made by looking at these conditions, one of which is by uprating the transformer or increasing the power of the transformer with a larger capacity to 160 Kva from the previous 100 Kva. From the uprating results, the percentage value of transformer loading before the Uprating Transformer was carried out was 103.73% and after the Uprating Transformer was carried out, it was 64.8%, so that it decreased by 38.93%. which means that uprating transformer is a method that can be used to overcome the overload.

(11)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Tujuan Penelitian ... 3 E. Manfaat Penelitian ... 3 F. Metedologi Penelitian ... 4 G. Sistematika Penulisan ... 5

(12)

x BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik ... 6

1. Sistem Distribusi Primer ... 8

2. Sistem Distribusi Sekunder ... 9

B. Gardu Distribusi ... 11 1. Gardu Portal ... 13 2. Gardu Cantol ... 15 C. Transformator Distribusi ... 16 1. Transformator 1 Fasa ... 18 2. Transformator 3 Fasa ... 18 D. Pembebanan Transformator ... 20 E. Overload Transformator... 21

F. Metode Uprating Transformator ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 24

1. Waktu ... 24

2. Lokasi Penelitian ... 24

B. Alat dan Bahan Penelitian ... 24

1. Alat Penelitian ... 24

2. Bahan Penelitian ... 24

C. Jenis Data dan Sumber Data yang Diperlukan ... 25

(13)

xi

1. Metode Pengambilan Data ... 25

2. Metode Analisis ... 25

3. Flowchart Penelitian ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PT,PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Pangkep ... 28

B. Trafo Distribusi GT-PCDJ ... 30

C. Data Pengukuran Trafo Sebelum Uprating ... 33

D. Data Pengukuran Trafo Sesudah Uprating ... 34

E. Analisis Data ... 36 F. Analisis Tindakan ... 37 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 39 B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN A. Surat Balasan Penelitian ... 41

B. Data Beban Trafo Overload ULP Pangkep 2019 ... 42

C. Single Line Penyulang Segeri ... 43

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik ... 7

Gambar 2.2 Bagian – Bagian Sistem Distribusi Primer ... 8

Gambar 2.3 Tegangan Menegah Ke Tegangan Rendah ... 9

Gambar 2.4 Diagram Satu Garis Gardu Portal ... 13

Gambar 2.5 Contoh Konstruksi Gardu Portal ... 14

Gambar 2.6 Gardu Cantol ... 16

Gambar 2.7 Monogram Gardu Cantol 3 Fasa ... 16

Gambar 2.8 Bagan Transformator ... 17

Gambar 4.1 Kantor PT,PLN (Persero) ULP Pangkep ... 28

Gambar 4.2 Single Line Diagram Penyulang Segeri ... 30

Gambar 4.3 Trafo Distribusi GT-PCDJ ... 32

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Daya Pengenal Transformator Distribusi ... 19

Tabel 4.1 Beban Trafo OL ULP Pangkep Tahun 2019 ... 29

Tabel 4.2 Data Spesifikasi Trafo Distribusi GT-PCDJ ... 31

Tabel 4.3 NameplateTrafo GT-PCDJ ... 32

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Beban Trafo GT-PCDJ Sebelum Uprating ... 33

(16)

xiv

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Notasi Devenisi dan keterangan

PT Perseron Terbatas

PLN Perusahaan Listrik Negara BUMN Badan Usaha Milik Negara ULP Unit Layanan Pelanggan

PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya VT Trafo Tegangan

KVA Kilo Volt Ampere AC Arus Bolak Balik GI Gardu Induk HZ Frekuensi

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Balasan Penelitian ... 41

Lampiran 2 Data Beban Trafo Overload ULP Pangkep 2019 ... 42

Lampiran 3 Single Line Penyulang Segeri ... 43

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama pemakai energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan oleh Badan Standarisasi Nasional.

Pada sistem ketenagalistrikan terus mengalami perkembangan, salah satunya yaitu dengan terjadinya pertumbuhan pelanggan atau beban energi listrik dari tahun ke tahun. Sehingga dibutuhkan sistem pendistribusian tenaga listrik yang mempunyai keandalan tinggi. Akan tetapi, sering terjadi permasalahan yang timbul pada pendistribusian ketenagalistrikan. Salah satunya adalah pembebanan transformator distribusi yang sudah melebihi kapasitas atau dapat dikatakan transformator overload. Transformator dikatakan overload jika kapasitas pembebanannya lebih dari 80%. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, isolasi pada transformator mengalami kerusakan karena panas yang berlebihan yang berujung pada rusaknya transformator. Selain hal tersebut, overload pada transformator distribusi juga

(19)

2

dapat menyebabkan terjadinya dropvoltage (jatuh tegangan). Terdapat dua metode alternatif untuk mengatasi permasalahan transformator overload, yaitu dengan metode pemasangan transformator sisipan dan uprating transformator.

Transformator overload ini juga terjadi di salah satu transformator distribusi di PT. PLN (Persero) UP3 Makassar Utara ULP Pangkep, yaitu Trafo Distribusi Penyulang Segeri .Tentu hal ini menunjukkan perlu adanya tindakan terhadap transformator distribusi tersebut. Dengan memperhatikan letak beban maka tindakan yang tepat dilakukan adalah dengan Uprating transformator. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan studi terhadap rencana Uprating transformator di transformator distribusi penyulang Segeri. Diharapkan dengan penelitian ini, menambah keandalan sistem distribusi listrik di Jaringan Tegangan Rendah (JTR) di Transformator Distribusi penyulang Segeri.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari analisis Uprating Trafo pada Penyulang Segeri di PT PLN (Persero) ULP Pangkep, Yaitu:

1. Bagaimana upaya penanggulangan transformator distribusi pada Penyulang Segeri GT-PCDJ yang mengalami Overload?

2. Berapa besar pembebanan transformator distribusi pada Penyulang Segeri GT-PCDJ sebelum dan sesudah Uprating transformator?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas lebih spesifik dan pencerahannya juga lebih tepat sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka

(20)

3

penyusunan tugas akhir ini penulis memilih batasan-batasan masalah yang akan dibahas untuk dicari pemecahannya, antara lain:

1. Metode Uprating dalam mengatasi masalah Overload pada transformator distribusi GT-PCDJ di Penyulang Segeri.

2. Perhitungan presentase pembebanan transformator distribusi GT-PCDJ di Penyulang Segeri yang mengalami Overload.

D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan kegiatan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendapatkan cara mengatasi masalah Overload pada transformator distribusi GT-PCDJ di Penyulang Segeri

2. Untuk mendapatkan besar hasil pembebanan transformator distribusi GT-PCDJ sebelum dan sesudah Uprating Trafo.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana dalam menyelesaikan suatu permasalahan sesuai bidang keahlian dan untuk mempersiapkan diri dalam dunia kerja. b. Sebagai penerapan teori yang didapat dibangku kuliah di kehidupan

sehari-hari. 2. Bagi Perusahaan

a. Mempermudah pegawai PLN dalam menangani masalah gangguan Overload khususnya pada Transformator Distribusi

(21)

4

b. Menambah wawasan serta menambah pengetahuan tentang gangguan dan pemeliharaan Transformator Distribusi

F. Metodologi Penelitian

Pada tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dan pengambilan data yang dilakukan dengan metode:

1. Studi Literatur

Dalam metode ini penulis mengumpulkan bahan tulisan yang bersumber pustaka yang relevan untuk mendukung tugas akhir ini.

2. Studi Bimbingan

Dalam hal ini, penulis mendiskusikan kepada Dosen Pembimbing Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Pengumpulan Data

Untuk menunjang tugas akhir ini penulis mengumpulkan data dari PT,PLN (Persero) ULP Pangkep

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Bab ini menjelaskan tentang latar belakan, rumusan masalah, batasan masalah, serta maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan dari laporan hasil penelitian.

Bab II : Bab ini menjeaskan tentang teori-teori pendukung yang berkaitan dengan judul penelitian.

Bab III : Bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, serta metode penelitian dalam proses melakukan penellitian.

(22)

5

Bab IV : Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian, alat dan perhitungan serta pembahasan terkait judul penelitian.

Bab V : Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran terkait judul penelitian.

(23)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran atau transmisi dan unit distribusi yang dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan alat penghitung dan Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Unit distribusi dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat-pusat suplai atau gardu induk ke pusat-pusat beban yang berupa gardu-gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung mensuplai tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai.

Proses tenaga listrik didistribusikan dimulai dari tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran Transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer.

(24)

7

Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Untuk pengelompokan jaringan distribusi tenaga listrik, dan pembagian serta pembatasan-pembatasannya dapat terlihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Berikut keterangan dari Gambar 2.1 :

Daerah I : Bagian pembangkitan Daerah II : Bagian transmisi

Daerah III : Bagian distribusi primer, bertegangan menengah (6 kV atau

20 kV).

Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban atau konsumen), Instalasi,

(25)

8

Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi sistem distribusi adalah Daerah III dan IV.

1. Sistem Distribusi Primer

Sistem distribusi primer, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dengan tegangan operasi nominal 20 kV atau 11,6 kV. Jaringan ini yang mendistribusikan energi listrik dari gardu induk ke gardu distribusi.

Bagian-bagian sistem distribusi primer terdiri dari :

1. Transformator Daya, berfungsi untuk menurunkan Tegangan

2. Pemutus Tegangan, berfungsi sebagai pengaman yaitu pemutus daya. 3. Penghantar, berfungsi sebagai penghubung daya.

4. Gardu Hubung, untuk menyalurkan daya ke Gardu distribusi tanpa mengubah tegangan.

5. Gardu Distribusi, untuk menurunkan Tegangan 20 kV ke 220-380 V Untuk pengelompokan bagian distribusi secara umum dapat dilihat pada gambar berikut yaitu gambar 2.2, yang merupakan bagian-bagian distribusi primer secara umum.

(26)

9 Keterangan : 1. Transformator daya 2. Pemutus tegangan 3. Penghantar 4. Gardu Hubung 5. Gardu Distribusi

2. Sistem Distribusi Sekunder

Sistem distribusi sekunder, sering disebut Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTM) dengan tegangan operasi nominal 220/380 Volt. Jaringan ini yang mendistribusikan energi listrik dari gardu distribusi ke pelanggan. Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.3 halaman 9, merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi.

Gambar 2.3 Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah dan Konsumen. Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung ber-hubungan dengan konsumen, jadi sistem ini berfungsi

(27)

10

menerima daya listrik dari sumber daya (transformator distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusi-kan daya tersebut ke konsumen.

Sistem penyaluran daya listrik pada Jaringan tegangan rendah dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel telanjang (tanpa isolasi) seperti kabel AAAC, kabel ACSR.

2. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low Voltage Twisted Cable).

Menurut SPLN No.74 tahun 1987 yang dimaksud dengan sambungan JTR adalah sambungan rumah (SR) penghantar di bawah tanah atau di atas tanah termasuk peralatannya mulai dari titik penyambungan tiang JTR sampai alat pembatas dan pengukur (APP). Jaringan ini menggunakan tegangan rendah. Sebagaimana halnya dengan distribusi primer, terdapat pula pertimbangan perihal keadaan pelayanan dan regulasi tegangan.

Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen atau pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sebagai berikut :

(28)

11

1. Papan pembagi pada transformator distribusi;

2. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder); 3. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai); 4. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH meter) serta fuse atau

pengaman pada pelanggan. B. Gardu Distribusi

Gardu distribusi adalah suatu tempat atau bangunan instalasi yang didalamnya terdapat alat-alat seperti pemutus,penghubung, pengaman dan transformator distribusi untuk mendistribusikan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen. Peralatan ini berfungsi untuk menunjang mencapai pendistribusian tenaga listrik secara baik yang mencangkup koinunitas pelayanan yang terjamin, mutu yang tinggi dan menjamin keselamatan bagi manusia. Fungsi gardu distribusi adalah sebagai berikut : 1. Menyalurkan Tenaga Listrik ke konsumen Tegangan Rendah

2. Menurunkan Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah 3. Sebagai Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah

Konstruksi Gardu distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan Pemda setempat. Komponen-komponen gardu, yaitu :

1. Pengaman Trafo (FCO, Arrester) 2. Trafo Distribusi

(29)

12

4. PHB-TR (Papan Hubung Bagi – Tegangan Rendah) 5. Grounding

6. Dan Alat-alat pendukung lainnya

Instalasi Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah atau PHB TR yaitu : 1. Sirkit Masuk + Saklar induk

2. Rel/ Busbar Pembagi

3. Sirkit Keluar + Pengaman Lebur Maksimum 8 Sirkit.

Spesifikasi mengikuti kapasitas transformator distribusi yang dipakai. Instalasi kabel daya dan kabel kontrol, yaitu KHA kabel daya antara kubikel ke transformator minimal 125 % arus beban nominal transformator.

Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas : 1. Jenis Pemasangannya :

a. Gardu Pasangan Luar : (Gardu Portal, Gardu Cantol) b. Gardu Pasangan Dalam : (Gardu Beton, Gardu Kios/ MC) 2. Jenis Konstruksinya :

a. Gardu Batu b. Gardu Tiang c. Gardu Kios/ MC 3. Jenis Penggunanya :

a. Gardu Pelanggan Umum b. Gardu Pelanggan Khusus

(30)

13

Khusus pengertian Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang dapat dilengkapi atau tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit).

Untuk fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pemakaian sendiri atau Trafo distribusi untuk umum yang diletakkan dalam satu kesatuan. Untuk jenis konstruksi Gardu Tiang terbagi atas 2 yakni : 1. Gardu Portal

Gambar 2.4 Diagram satu garis gardu portal

Gardu Portal adalah gardu distribusi tipe pasangan terbuka dengan memakai konstruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang–kurangnya 3 meter di atas permukaan tanah.

(31)

14

Transformator distribusi dipasang pada bagian atas dan papan hubung bagi tegangan rendah atau PHB-TR diletakan pada bagian bawah. Diagram satu garis daripada gardu portal ditunjukan pada gambar 2.4.:

Gambar 2.5 Contoh konstruksi gardu portal

Gambar 2.5 diatas merupakan contoh konstruksi gardu portal dengan 2 tiang. Guna mengatasi faktor keterbatasan ruang pada Gardu Portal, maka digunakan konfigurasi switching atau proteksi yang sudah terakit ringkas sebagai RMU (Ring Main Unit).

Peralatan switching incoming-outgoing berupa Pemutus Beban atau LBS (Load Break Switch) atau Pemutus Beban Otomatis (PBO) atau CB (Circuit Breaker) yang bekerja secara manual (atau digerakkan dengan remote control).

Fault Indicator (dalam hal ini PMFD :Pole Mounted Fault

(32)

15

memudahkan pencarian titik gangguan, sehingga jaringan yang tidak mengalami gangguan dapat dipulihkan lebih cepat.

(33)

16

Berikut merupakan bagian dari gardu portal, yaitu : 1) Peralatan Hubung :

- Fuse Cut Out 24 kV - Saklar Pada Rak TR 2) Peralatan Proteksi :

- Fuse Cut Out 24 kV - Lightning Arrester24 kV - NH Fuse

3) Kawat / Penghantar :

- Kawat Penghubung dari Sumber ke Fuse Cut Outdan Arrester - Kawat Penghubung dari Fuse CutOutatau Arrester ke Trafo - Kawat Penghubung dari Trafo Distribusi ke PHB-TR - Kawat Keluar

4) Pentanahan

- Pentanahan Arrester

- Pentanahan Body Trafo Distribusi

- Pentanahan Panel Bagi Tegangan Rendah 2. Gardu Cantol

Pada gardu distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah transformator dengan daya kurang atau sama dengan 100 kVA Fase 3 atau Fase 1. Transformator terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah

(34)

17

Gambar 2.6 Gardu Cantol

Untuk monogram gardu Cantol 3 Fasa, dapat dilihat sbb :

Gambar 2.7 Monogram Gardu Cantol 3 Fasa C. Transformator Distribusi

Pada umumnya, Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindah-kan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain tanpa merubah frekuensi dari

(35)

18

sistem,melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Fungsi transformator distribusi untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.

Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan. Biasanya kumparanterbuat dari kawat tembaga yang dibelit seputar “kaki“ inti transformator. Berikut merupakan bagan transformator pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Bagan Transformator

Prinsip dasar transfer energi pada transformator adalah dengan memberikan tegangan bolak-balik pada belitan primer untuk membangkitkan medan magnetik. Garis-garis fluks dari medan magnetic tersebut akan memotong konduktor belitan sekunder, menginduksi tegangan pada terminalnya. Besar tegangan pada kedua terminal berbanding lurus terhadap jumlah lilitan masing-masing belitan.

Pengelompokan transformator berdasarkan fasanya terdiri atas 2 yaitu transformator 1 fasa dan transformator 3 fasa.

(36)

19 1. Transformator Satu Fasa

Transformator fasa tunggal atau trafo 1 fasa adalah sebuah transformator yang menuju pada sistem trafo arus bolak balik dengan menggunakan satu sistem di mana tegangan trafo berubah secara serempak. Sistem ini digunakan apabila sebagian besar bebannya adalah alat penerangan dan pemanas. Trafo jenis ini dapat dimasuki tegangan 1 fasa. Trafo fasa tunggal biasa terdapat di daerah pemukiman penduduk yang masih menggunakan listrik dengan skala kecil.

2. Transformator Tiga Fasa

Transformator tiga fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan setiap kaki mendukung belitan primer dan sekunder. Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ). Di dalam trafo ini terdapat tiga konduktor yang mengalirkan arus AC (yang sama frekuensinya) yang mencapai nilai maksimum pada saat yang tidak bersamaan.

a. Spesifikasi Umum Daya Pengenal Transformator Distribusi

Nilai-nilai daya pengenal tranformator distribusi yang lebih banyak dipakai dalam SPLN 8° : 1978 IEC 76 – 1 (1976) seperti pada tabel 2.1

(37)

20

Tabel 2.1 Nilai Daya Pengenal Transformator Distribusi Kapasitas Trafo (kVA)

5 40 250* 6,3 50* 315* 8 63 400* 10 80 500* 12,5 100* 630* 16* 125 800* 25* 160* 1000* 31,5 200* 1250* 1600* * nilai-nilai standar (kVA) transformator distribusi yang dipakai PLN.

b. Perhitungan Arus Beban Penuh Transformator

Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

√ Dimana:

S = daya transformator (kVA)

V = tegangan sisi primer transformator (V) I = Arus (A)

Sehingga untuk mengitung arus beban penuh (IFL) dapat menggunakan persamaan:

(38)

21 Dimana:

IFL = arus beban penuh (A) S = Daya transformator (kVA)

V = Tegangan sisi sekunder transformator (V)

Dalam menghitung presentase pembebanan suatu transformator dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

%beban = (IRata-rata / IFL)

Rumus untuk menghitung rata-rata arus beban (IRata-rata), yakni : IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3

Dimana :

IRata-rata = rata-rata arus beban (A) IFL = arus beban penuh (A) IR = arus fasa R (A)

IS = arus fasa S (A) IT = arus fasa T (A) D. Pembebanan Transformator

Pengertian beban merupakan sirkit akhir pemanfaatan dari jaringan tenaga listrik yang harus dilayani oleh sumber tenaga listrik tersebut untuk diubah menjadi bentuk energi lain seperti cahaya, panas, gerakan, magnet, dan sebagainya.

(39)

22

Oleh karena itu, pelayanan terhadap beban haruslah terjamin kontinuitasnya untuk menjaga kehandalan dari sistem tenaga listrik. Untuk mencapai keadaan yang handal tersebut, suatu sistem tenaga listrik haruslah dapat mengatasi semua gangguan yang terjadi tanpa melakukan pemadaman terhadap bebannya.

E. Overload Transformator

Menurut PT.PLN (Persero), transformator distribusi diusahakan agar tidak dibebani lebih dari 80 % atau dibawah 40 %. Jika melebihi atau kurang dari nilai tersebut transformator bisa dikatakan overload atau underload. Diusahakan agar transformator tidak dibebani keluar dari range tersebut. Bila beban transformator terlalu besar maka dilakukan penggantian transformator atau penyisipan transformator atau mutasi transformator. Overload akan menyebabkan transformator menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan transformator.

Transformator mempunyai batasan-batasan dalam operasinya. Apabila transformator digunakan secara terus-menerus dalam kondisi overload, maka akan mengalami peningkatan pada suhu dan panas pada transformator pun bertambah. Sehingga akan merusak isolasi, material dan transformator akan rusak. Selain itu, mempengaruhi kualitas daya transformator, drop tegangan pada ujung jaringan dan berakibat susut umur pada transformator (Samsurizal & Hadinoto, 2020).

(40)

23 F. Metode Uprating Transformator

Metode Uprating merupakan metode peningkatan kapasitas daya transformator yang mengalami gangguan Overload atau kelebihan beban. Metode uprating yaitu dengan menambahkan daya transformator. Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Samsurizal & Hadinoto (2020) bahwa salah satu upaya penanganan kasus Ioverload adalah metode uprating.

Metode uprating transformator berfungsi untuk mengatasi kasus overload pada transformator. Metode ini paling sederhana atau mudah tanpa

persyaratan apapun untuk mengatasi transformator overload. Beberapa faktor yang melatarbelakangi dilakukannya uprating adalah untuk mengurangi kasus overload, antara lain sebagai berikut:

1. Finansial

Metode penambahan daya transformator atau metode uprating adalah metode menambahkan daya, sebagai contoh dari 200 kVA menjadi 400 kVA sedangkan beberapa jenis transformator seperti transformator sisip harus melakukan beberapa perencanaan diantaranya mengenai pethitungan finansial, lahan, waktu, tempat seperti diperkotaan, material, penjualan kVA terhadap konsumen.

Selain daripada itu, metode transformator sisip jauh lebih mahal dibandingkan dengan metode uprating transformator dikarenakan metode ini hanya menambah kapasitas daya yang lebih besar dari daya sebelumnya.

(41)

24 2. Lahan

Saat ingin melakukan uprating transformator hanya menambah daya yang lebih besar dari daya sebelumnya sehingga tidak perlu membutuhkan lahan yang luas bahkan material tambahan juga tidak diperlukan.

Jadi berdasarkan jarak jaringan yang paling ideal untuk menempatkan Trafo sisipan tersebut adalah 50 meter dari Trafo Utama. Namun dalam hal ini kita tidak dapat berpatokan pada hasil perhitungan saja, tetapi juga harus meihat dari sisi lapangan .

(42)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian 1. Waktu

Waktu pembuatan dan penelitian tugas akhir ini pada bulan Agustus – Oktober 2020 sesuai dengan perencanaan waktu yang terdapat pada jadwal penelitian.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) ULP Pangkep, Tumampua Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan

B. Alat Dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian yang dipakai adalah sebagai berikut: a. Alat Tulis b. Tang Ampere c. Laptop d. Kamera 2. Bahan Penelitian a. Transformator Distribusi GT-PCDJ

(43)

26

C. Jenis Data Dan Sumber Data yang Diperlukan

Data-data diperoleh di PT. PLN (Persero) ULP Pangkep. Data-data yang diperlukan antara lain data pembebanan Trafo Distribusi ULP pangkep , single line Sistem Distribusi Penyulang Segeri, data Speseifikasi Trafo GT-PCDJ

D. Metodologi Penelitian

Adapun motodologi penelitian ini adalah penelitian lapangan dimana sebagian besar data diperoleh dari pengamatan langsung atau dengan melakukan survei langsung dengan objek selama melakukan studi kasus hingga penulisan laporan ini,antara lain adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengambilan Data a. Riset Perpustakaan

Motode ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengambil data dari pengetahuan pustaka yang bersifat documenter dari perusahaan maupun pustaka lainnya yang berkaitan dengan materi laporan.

b. Riset Lapangan

Metode ini dilakukan dengan cara mengamati objek langsung yang diteliti dengan observasi. Penulisan secara langsung mengadakan pengamatan serta melakukan pengujian,mengukur serta mencatat dan menghitung data-data yng berkaitan dengan objek yang diteliti yang dihadapi pada waktu di lapangan sebagai bahan untuk menyusun laporan ini.

(44)

27 2. Metode Analisis

Penulis menggunakan beberapa rumus yang berkaitan dengan objek yang diteliti sebagai bahan utama penysunan laporan ini.

a. Menghitung daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

√ ... (1) Dimana:

S = daya transformator (kVA)

V = tegangan sisi primer transformator (V) I = Arus (A)

b. Mengitung arus beban penuh (IFL) dapat menggunakan persamaan: IFL = ... (2) Dimana:

IFL = arus beban penuh (A) S = Daya transformator (kVA)

V = Tegangan sisi sekunder transformator (V)

c. Menghitung presentase pembebanan suatu transformator dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

%beban = (IRata-rata / IFL) X 100 % ... (3) d. Rumus untuk menghitung rata-rata arus beban (IRata-rata), yakni :

(45)

28 Dimana :

IRata-rata = rata-rata arus beban (A) IFL = arus beban penuh (A) IR = arus fasa R (A)

IS = arus fasa S (A) IT = arus fasa T (A) 3. Flowchart Penelitian

Mulai

Data Beban Gardu

Perhitungan beban trafo sebelum uprating 1. Daya Trafo 𝑺 √𝟑 𝑽 𝑰

2. Arus beban penuh IFL = 𝑺 𝑽 √𝟑

3. Rata – rata arus IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3

4. % Beban = (IRata-rata / IFL) X 100 % Transformator Overload >80% Uprating t Transformator tidak overload < 80% Selesai

Perhitungan beban trafo sesudah uprating 1. Daya Trafo 𝑺 √𝟑 𝑽 𝑰

2. Arus beban penuh IFL = 𝑺 𝑽 √𝟑

3. Rata – rata arus IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3

4. % Beban = (IRata-rata / IFL) X 100 % 5.

(46)

29 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Pangkep

Sumber : PT.PLN ULP Pangkep

Gambar 4.1 Kantor PT PLN (Persero) ULP Pangkep

Penelitian ini dimulai dengan mendapatkan data Trafo Distribusi yang ada pada PT. PLN (Persero) UP3 Makassar Utara ULP Pangkep khususnya pada Penyulang Segeri dengan jumlah trafo distribusi pada Penyulang Segeri sebanyak 79 unit. Trafo Distribusi GT.PCDJ yang merupakan salah satu Trafo distribusi yang mengalami overload pada penyulang Segeri dengan presentase pembebanan sebesar 103,73% dimana sudah melebihi ketentuan pembebanan yang ditetapkan SPLN yaitu tidak boleh melebihi 80% pembebanan trafo. Bila beban transformator terlalu besar maka dilakukan penggantian transformator atau penyisipan transformator atau mutasi transformator.

(47)

30

Overload akan menyebabkan transformator menjadi panas dan kawat

tidak sanggup lagi menahan beban. Sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan transformator.

Berikut data Pengukuran pembebanan transformator yang mengalami Overload di PT.PLN (Persero) ULP Pangkep

Tabel 4.1 Beban trafo OL ULP Pangkep tahun 2019

PENYULANG NO GARDU NAMA GARDU PHASA KAPS TGL UKUR Ir Is iT n PERSEN (%) MISTEN 400188 GT-PAAWA 3 Phasa 160 13 Nop 2019 195 194 220 32 86.4

SEGERI 400215 GT-PCDJ 3 Phasa 100 27 Nop 2019 156 165 157 3 103.73

MISTEN 400369 GT-PAAWF 3 Phasa 100 13 Nop 2019 172 119 131 59 91.57 SEGERI 400211 GT-PCAM 3 Phasa 100 29 Nop 2019 85 121 136 60 80.37 MISTEN 400167 GT-PDAN 3 Phasa 100 20 Nop 2019 117.3 142.1 139.4 660 92.92 MISTEN 400163 GT-PDAS 3 Phasa 50 18 Nop 2019 349 19.1 22.1 231 173.25 SEGERI 400471 GT-SRAHA 3 Phasa 50 01 Nop 2019 83 50 75 49 94.43 SEGERI 400378 GT-PCDCA 3 Phasa 50 26 Nop 2019 68 67 69 34 88.94 SILORO 400336 GT-PBAXC 3 Phasa 50 09 Des 2019 69 50 67 38 86.68 SILORO 400330 GT-PBAWB 3 Phasa 50 09 Des 2019 61 59 50 33 81.26 MISTEN 400177 GT-PAATC 3 Phasa 50 15 Nop 2019 75 66 63 29 89.76 MISTEN 400165 GT-PDAM 3 Phasa 50 18 Nop 2019 54.8 79.3 59.7 441 88.76 MISTEN 400149 GT-PAASB 3 Phasa 50 19 Nop 2019 74 73 76 39 98.12 MISTEN 400124 GT-PAAE 3 Phasa 50 22 Nop 2019 71 99 50 50 98.56 Sumber : PT.PLN ULP Pangkep

Dengan demikian, berdasarkan data pengukuran pembebanan pada Tabel 4.1 menetapkan untuk mengambil Trafo distribusi GT.PCDJ sebagai objek penelitian untuk Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Dampak Overload Transformator Terhadap Kualitas Daya Di PT, PLN (Persero) ULP Pangkep”.

(48)

30 B. Trafo Distribusi GT-PCDJ

Trafo Distribusi GT.PCDJ yang merupakan salah satu Trafo distribusi yang mengalami overload pada penyulang Segeri di PT. PLN (Persero) UP3 Makassar Utara ULP Pangkep dengan pertimbangan sebagai berikut Trafo Distribusi GT.PCDJ yang berlokasi di Dusun Jatie, Labbakang ini memiliki nilai persentase pembebanan yaitu 103.73% dengan kapasitas 100 kVA.

Sumber : PT,PLN ULP Pangkep

Gambar 4.2 Single Line Diagram Penyulang Segeri

Ketidak optimalan kerja pada sebuah Trafo akibat beban lebih yang mengakibatkan mutu pelayanan kepada konsumen PT. PLN (Persero) berkurang dan yang lebih merugikan ialah dapat mengakibatkan kerusakan pada Trafo. Hal inilah yang terjadi pada Trafo GT.PCDJ yang mengalami beban lebih. Untuk permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan

(49)

31

Uprating Trafo guna mengurangi beban lebih dan perbaikan drop tegangan

pada Trafo tersebut.

Berikut merupakan spesifikasi nameplat dari Trafo GT.PCDJ : Tabel 4.2 Data Spesifikasi Trafo Distribusi GT.PCDJ

URAIAN TRAFO SEBELUM PENGGANTIAN TRAFO SETELAH PENGGANTIAN

Merk STARLITE VOLTRA

Nomor seri 85198-55 151103B0514

Tahun Pembuatan 2015

Phasa / Daya (kVA) 3/100 3/160

Type HERMETIK HERMETIK

Berat Minyak 159 L 240 L

Berat Total 797 Kilogram 922 Kilogram

Tap / Sadapan Tegangan 3 3

Standart SPLN SPLN D3.002-1 : 2007 SPLN D3.002-1 : 2007

Teg. Impedancy 4,00% 4,00%

Frekuensi 50 Hz 50 Hz

Tegangan Primer 20000 Volt 20000 Volt

Tegangan Sekunder 400 Volt 400 Volt

Arus Primer 2.886 Ampere 4.62 Ampere

Arus Sekunder 144.3 Ampere 230.94 Ampere

Jenis Minyak MINERAL MINERAL

Cara Pendinginan ONAN ONAN

Kenaikan Suhu Minyak 50 50

Kenaikan Suhu Belitan 55 55

Kelompok Vektor Yzn5 Yzn5

Tingkat Isolasi Dasar (BIL) 125 kV 125 kV

Bahan Belitan Primer CU CU

(50)

32 Sumber : PT,PLN ULP Pangkep

(51)

33

Tabel 4.3 Nameplate trafo GT-PCDJ

NAMEPLATE TRAFO

SEBELUM PENGGANTIAN SESUDAH PENGGANTIAN

Sumber : PT,PLN ULP Pangkep

p

Sumber : PT,PLN ULP Pangkep

(52)

34 C. Data Pengukuran Trafo Sebelum Uprating

Berikut ini merupakan hasil pengukuran pada Trafo distribusi yang mengalami overload.

Tabel 4.4. Hasil pengukuran beban Trafo GT.PCDJ Sebelum Uprating.

Data Trafo Hasil Pengukuran Arus

(A) Beban (%) Kapasitas (kVA) Primer/ Sekunder R S T 100 Kva 20 kV / 400V 147 156 146,16 103.73%

Sumber : PT,PLN ULP Pangkep

Sesuai dengan Tabel 4.4. maka dilihat beban pada total Trafo GT.PCDJ telah melewati arus nominalnya. Untuk menghitung arus rata-rata beban Trafo tersebut dapat menggunakan rumus yaitu :

IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3 (3.4) IRata-rata = IRata-rata = = 149.72 A

Untuk menghitung arus beban penuh (IFL) dapat menggunakan rumus yaitu : IFL = √ (3.2) IFL = √

(53)

35 IFL = 144.33 A

Kemudian dimasukkan kedua nilai hasil perhitungan IRata-rata dan IFL kedalam persamaan rumus persen pembebanan sebelumnya, sehingga dapat diketahui persentase beban Trafo tersebut.

% Pembebanan =

(3.3)

% Pembebanan = 103.73%

Setelah dilakukan perhitungan persentase beban pada Trafo dan hasilnya menunjukkan bahwa Trafo GT.PCDJ mengalami overload karena total persentase beban Trafo yakni 103,73%. Sebuah Trafo dikatakan overload apabila melebihi beban 80% dari kapasitasnya.

D. Data Pengukuran Trafo Sesudah Uprating

Berikut ini merupakan hasil pengukuran pada Trafo distribusi yang setelah dilakukan uprating Trafo GT.PCDJ yang mengalami overload

Tabel 4.5. Hasil pengukuran beban Trafo GT.PCDJ Sesudah Uprating. Data Trafo Hasil Pengukuran Arus

(A) Beban (%) Kapasitas (kVA) Primer/ Sekunder R S T 160 Kva 20 kV / 400V 150 154.11 145.04 64.8%

(54)

36 Sumber : PT,PLN ULP Pangkep

Setelah dilakukan Uprating Trafo dapat dilihat pada tabel diatas bahwa pembebanan pada Trafo GT.PCDJ tetap melayani 3 jurusan yang dimana ketiga jurusan tersebut masing-masing jurusan mengalami penuruan pertiap jurusannya. Adapun persen pembebanan pada Trafo ini dapat dihitung dengan menggunakan data pengukuran pada Tabel 4.5, yaitu :

% Pembebanan = (IRata-rata / IFL) (3.3) Untuk menghitung arus rata-rata beban Trafo tersebut dapat menggunakan rumus yaitu : IRata-rata = (IR + IS + IT) / 3 (3.4) IRata-rata= IRata-rata = = 149.71 A

Untuk menghitung arus beban penuh dapat menggunakan rumus yaitu :

IFL = √ (3.2) IFL = √ IFL = 230.94 A

Sehingga dapat diketahui persentase beban Trafo GT.PCDJ yaitu:

% Pembebanan = (3.3)

(55)

37

Setelah dilakukan perhitungan persentase pembebanan pada Trafo setelah Uprating Trafo maka hasilnya menunjukkan bahwa Trafo GT.PCDJ sudah kembali normal atau tidak mengalami overload karena total persentase pembebanan Trafo tidak lagi melebihi beban standar yang telah ditentukan sebelumnya, yakni 64,8 %.

E. Analisis Data

Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu besar pembebanan suatu Trafo yang diizinkan adalah sebesar 80% dari kapasitas Trafo. Sehingga trafo GT.PCDJ dinyatakan sebagai Trafo overload dikarenakan persentase pembebanan yang melebihi ketentuan yaitu 103,73%.

Untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik dan mutu pelayanan pada pelanggan, maka pihak PLN mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan sebagaimana mestinya hingga dapat mengatasi kondisi overload suatu Trafo.

Namun dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan analisis terhadap sebuah Trafo guna mengatasi kondisi tersebut, dan objek pada penelitian ini berpusat pada Trafo GT.PCDJ yang mengalami beban lebih (overload).

Berdasarkan hasil penelitian penulis, beban lebih pada sebuah Trafo dapat diatasi dengan dua cara yaitu uprating dan pemasangan Trafo sisipan. Namun dalam mengatasi overload pada Trafo GT.PCDJ ini dilakukan Uprating, hal ini dilakukan untuk memperbaiki beban lebih dan juga drop

(56)

38 103,73 64,8 0 20 40 60 80 100 120 %Pembebanan

Sebelum Uprating Trafo Setelah Uprating Trafo

Dari hasil perhitungan pada Trafo GT.PCDJ penyulang Segeri sebelum dilakukan uprating trafo, hasil presentase pembebanan yang didapatkan yakni 103.73 %. Namun setelah adanya Uprating Trafo, hasil pembebanan pada Trafo tersebut mengalami perubahan. Berikut gambar diagram perbandingan sebelum dan setelah Uprating :

Gambar 4.4. Diagram Persentase Pembebanan Trafo sebelum dan sesudah Uprating.

Dari Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa nilai persen pembebanan pada Trafo GT.PCDJ mengalami perubahan setelah dilakukan Uprating Trafo sehingga nilai pembebanan yang awalnya sebesar 103.73% menjadi 64.8%, sehingga dapat dikatakan terjadi penurunan persentase pembebanan sebesar 38.93%.

(57)

39

Peneliti menemukan upaya penanganan ataupun rencana tindak lanjut yang dilakukan pihak PT. PLN (Persero) ULP Pangkep adalah menggunakan metode uprating yaitu dengan menambahkan daya transformator dari 100 kVA di uprating menjadi 160 kVA. Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Samsurizal & Hadinoto (2020) bahwa salah satu upaya penanganan kasus Overload adalah metode uprating. Metode uprating transformator berfungsi

untuk mengatasi kasus overload pada transformator. Metode ini paling sederhana atau mudah tanpa persyaratan apapun untuk mengatasi transformator overload. Beberapa faktor yang melatarbelakangi dilakukannya uprating

adalah untuk mengurangi kasus overload, antara lain sebagai berikut: 1. Finansial

Metode penambahan daya transformator atau metode uprating adalah metode menambahkan daya, sebagai contoh dari 200 kVA menjadi 400 kVA sedangkan beberapa jenis transformator seperti transformator sisip harus melakukan beberapa perencanaan diantaranya mengenai pethitungan finansial, lahan, waktu, tempat seperti diperkotaan, material, penjualan kVA terhadap konsumen. Selain daripada itu, metode transformator sisip jauh lebih mahal dibandingkan dengan metode uprating transformator dikarenakan metode ini hanya menambah kapasitas

daya yang lebih besar dari daya sebelumnya. 2. Lahan

Saat ingin melakukan uprating transformator hanya menambah daya yang lebih besar dari daya sebelumnya sehingga tidak perlu

(58)

40

membutuhkan lahan yang luas bahkan material tambahan juga tidak diperlukan.

(59)

41 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dari hasil penelitian dan pengujian, maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Salah satu cara mengatasi overload pada Trafo distribusi yaitu dengan cara Uprating Trafo yang mengalami overload atau beban diatas 80% 2. Dari hasil perhitungan manual didapatkan nilai persentase pembebanan

Trafo sebelum dilakukan Uprating Trafo yaitu 103,73% dan setelah dilakukan Uprating Trafo yaitu 64,8%, sehingga mengalami penurunan sebanyak 38,93%.

B. Saran

Dalam menentukan kapasitas Trafo untuk Uprating Trafo agar tidak hanya mengandalkan hasil perhitungan saja, namun juga tetap dilakukan survey dan mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan beban untuk beberapa tahun ke depan. Pemeliharaan beserta perawatan secara berkala terhadap Trafo perlu dilakukan secara rutin agar mendapatkan hasil yang lebih baik bagi PLN maupun masyarakat.

(60)

42

DAFTAR PUSTAKA

Kadek, Wahyudi, Widiatmika. 2018. Analisis Penambahan Transformator Sisipan Untuk Mengatasi Overload Pada Transformator DB0244 Di Penyulang Ssbelangga

Samsurizal, & Hadinoto, B. 2020. Studi Analisis Dampak Overload Transformator terhadap Kualitas Daya di PT PLN (Persero) UP3 Pondok Gede. Kilat, 136-142.

Najmul, Fadli. 2017. Analisis Pemasangan Transformator Sisipan Pada Saluran Transformator Distribusi Peyulang Pugutan.

Sutawinaya, Teresna Dan Setyacahyana P 2014. Studi Analisis Penambahan Transformator Sisipan Untuk Menopang Beban Lebih Dan Drop Tegangan Pada Trado Distribusi Ka 1516 Penyulang Budk Menggunakan Simulasi ETAB.

Partaonan, Adam Muhammad Dan Prabowo. 2019. Analisis Penambahan Trafo Sisip Sisi Distribusi 20 Kv Mengurangi Beban Overload Dan Jatuh Tegangan Pada Trafo B1 11 Rayon Tanah Jawa Dengan Simulasi Etab

Sudiartha. W, Sutawinaya. 2016. Manajemen Trafo Distribusi 20KV Antar Gardu BL031 Dan BL033 Penyulang Liligundi Dengan Menggunakan Simulasi Program Etap

(61)

43 LAMPIRAN

(62)

44

(63)

45 C. Single Line Penyulang Segeri

(64)

46 D. Lampiran Dokumentasi Penelitian

Mengukur tegangan daya pada trafo distribusi

(65)

45

Proses pengukuran daya pada transfortmator GT.PCDJ

(66)

Gambar

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik  Berikut keterangan dari Gambar 2.1 :
Gambar 2.2  Bagian-bagian Sistem Distribusi Primer
Gambar 2.3 Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah dan Konsumen.
Gambar 2.4 Diagram satu garis gardu portal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Implementasi Manajemen Risko Pembiayaan di BPRS Khasanah Ummat pada hakikatnya sudah di mulai jauh sebelum prosedur awal pembiayaan

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru.Sedangkan yang menjadi objeknya

Menurut penelitian Morisco [8] (1999) bagian bambu pada nodia atau buku mempunyai kuat tarik yang sangat lemah, karena pada nodia atau buku tersebut sebagian serat ada

Selain meneliti pengaruh implemetasi model discovery learning dalam pembelajaran matematis terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan peningkatan kemampuan

Norma pengaturan kedudukan lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang independen dalam UU No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UUOJK)

Urutkan dari sampel yang secara keseluruhan paling kurang Anda sukai (skor = 1) hingga sampel yang secara keseluruhan paling Anda sukai (skor = 4)... Statistic df

Untuk kinerja penumpang berdiri, jumlah terbesar penumpang berdiri di ruang tunggu dalam pada kondisi SOP adalah sebesar 131 orang, pada kondisi real sebesar 38 orang,

Dalam hal ini, peulis meneliti pembelajaran membaca puisi anak kelas I SD Negeri Kedungpatangewu, namun penulis lebih memfokuskan penelitian kepada interaksi yang terjadi antara