• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ALAT PENENTUAN JENIS-JENIS SISTEM BERBASIS BARANG BEKAS. (Skripsi) Oleh FERADITA ANGGRAINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN ALAT PENENTUAN JENIS-JENIS SISTEM BERBASIS BARANG BEKAS. (Skripsi) Oleh FERADITA ANGGRAINI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN ALAT PENENTUAN JENIS-JENIS SISTEM BERBASIS BARANG BEKAS

(Skripsi)

Oleh

FERADITA ANGGRAINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN ALAT PENENTUAN JENIS-JENIS SISTEM BERBASIS BARANG BEKAS

Oleh

FERADITA ANGGRAINI

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas. Desain pada penelitian ini menggunakan desain R&D di mana desain yang digunakan dibatasi sampai revisi uji coba lapangan awal. Hasil validasi desain yang dikembangkan bahwa desain memiliki kriteria kelayakan sangat tinggi. Hasil pada penelitian ini berupa alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas. Hasil validasi kelayakan alat praktikum serta tanggapan guru dan siswa memiliki kriteria kelayakan sangat tinggi dan sesuai dengan aspek yang akan dicapai. Hasil uji keberfungsian semua komponen alat memiliki kri-teria keberfungsian sangat tinggi. Kesimpulan pada penelitian ini alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas dinyatakan layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

PENGEMBANGAN ALAT PENENTUAN JENIS-JENIS SISTEM BERBASIS BARANG BEKAS

Oleh

FERADITA ANGGRAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2016

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada 16 Februari 1994, putri tunggal dari buah hati Bapak Fauzan. L dan Ibu Dahlia Wati. Pendidikan formal diawali di TK Pertiwi Teladan Kota Metro tahun 1998 dan menyelesaikannya tahun 2000. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikannya di SD Pertiwi Teladan Kota Metro hingga tahun 2006, SMP Negeri 1 Metro tahun 2006 hingga 2009, dan SMA Negeri 1 Metro tahun 2009 hingga 2012.

Tahun 2012 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurus-an PendidikJurus-an MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Undangan (SNMPTN Undangan). Selama men-jadi mahasiswa, penulis pernah terdaftar dalam organisasi internal kampus yaitu menjadi anggota dalam Divisi Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila tahun 2014. Kemudian mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Air Naningan yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus tahun 2015.

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya ucapkan atas ilmu, rahmat, dan hidayah dari Allah SWT yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa dipersembahkan teruntuk :

IBUdanAYAHtercinta

Yang selalu menjadi pendukung dan pemberi semangat yang tiada habisnya kepada saya, yang selalu mendoakan saya dalam setiap doanya untuk kesuksesan saya, yang selalu memberikan limpahan nasehat dan kasih sayang

kepada saya, yang selalu menjaga dan melindungi saya. AlmarhumKedua Nenekkuterkasih

Hj. Rosyidah dan Alam Cahya

Yang selama ini telah memberikan saya nasehat kehidupan, yang telah mengajari saya membaca Al-qur’an, yang telah mengajari saya perjuangan orangtua untuk anak terkasihnya, yang telah melahirkan kedua orangtua saya.

Keluargakutersayang Yang selalu mendukung saya

Rekandansahabat

Yang selalu ada di saat senang maupun duka, terima kasih atas doa dan dukungan kepada saya

(9)

MOTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah

Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami,

maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Q.s Al-Baqarah : 286)

Jika Allah memberikanmu cobaan, itu tandanya Allah sayang padamu. Jika engkau tak mampu menghadapinya sendiri, lihatlah orang-orang disekelilingmu dan sadarlah bahwa kamu masih memiliki keluarga serta teman-teman yang akan

membuatmu tersenyum, tertawa dan diam-diam menyemangatimu. Jika kamu terjatuh, jangan lupa untuk bangkit kembali. Jika jatuh tidak bisa

bangkit, merangkaklah! (Indah Riyana)

Kunci hidup ada empat : usaha, do’a, sabar dan bersyukur. (Feradita Anggraini)

(10)

SANWACANA

Puji syukur ke-hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “PengembanganAlat Penentuan Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan kimia. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW, seorang suri tauladan yang sangat luar biasa dalam kesederhanaanya, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa menjalankan kewajiban-Nya dengan istiqomah.

Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan pembimbing I atas kesediaannya untuk memberikan kritik, saran, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., selaku pembimbing akademik dan pembimbing II atas motivasi dan kesediaanya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si., selaku Pembahas atas keikhlasan, motivasi, dan kesediannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan.

(11)

6. Bapak M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M. Sc., selaku validator dan dosen pembimbing alat atas keikhlasan, motivasi, dan kesediaannya dalam selama proses penyusunan skripsi.

7. Pihak SMA Negeri 2 Metro, SMA Negeri 5 Metro dan MAN 1 Metro atas kesediaan untuk dilakukan studi lapangan serta pihak SMA Negeri 5 Bandar Lampung atas kesediaan untuk dilakukan uji coba lapangan awal.

8. Sepupuku tersayang Marisa Rahma Silvia, Indah Pratiwi, dan Wijaya Kusuma.

9. Sahabat terbaik selama dunia perkuliahan Nurul, Weny (Wencut), Elsa, Yanna (Yance), Annisaa (Aca), Mak Jannah, Oktavia (Oda), Uni Devi, Kak Sinta, Ika dan Fajar serta teman-teman kelas 12 A dan B (Carbon-12), adik dan kakak tingkat Pendidikan Kimia.

10. Teman-teman seperjuangan alat Irma Ria, Ari Budi, Agung, Suradi, Nova, Ratna, Rahma, Ervi, dan Dika.

11. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Titi, Ulfi, Fisnia, Nadia, Kak Aria, Yuli, Komang, Ade , dan Adi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi sedikit banyaknya semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2016 Penulis,

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap-tahap penelitian dan pengembangan ... 14

2. Alur pengembangan alat praktikum ... 16

3. Desain I. (a) sistem terbuka, (b) sistem tertutup, (c) sistem terisolasi ... 33

4. Desain II. (a) sistem terbuka, (b) sistem tertutup, (c) sistem terisolasi ... 34

5. Diagram persentase hasil validasi desain ... 36

6. Alat praktikum I ... 38

7. Alat praktikum II ... 39

8. Alat praktikum III ... 40

9. Alat praktikum IV ... 42

10.Alat praktikum V ... 43

11. (a) Rangkaian alat praktikum sistem tertutup. (b). Komponen selang sumbat karet untuk indetifikasi perpindahan materi ... 44

12. (a) Pelindung benjana reaksi dan benjana reaksi. (b) Benjana reaksi sistem terisolasi ... 45

13. Alat praktikum VI ... 45

14. (a) Benjana reaksi sistem terbuka. (b) Benjana reaksi sistem tertutup. (c) Benjana reaksi sistem terisolasi ... 46

15. Rangkaian alat praktikum VI. (a) sistem terbuka. (b) sistem tertutup. (c) sistem terisolasi ... 47

(13)

16. Hasil perbaikan alat. (a) sistem terbuka. (b) sistem tertutup.

(c) sistem terisolasi ... 48

17. Diagram hasil validasi uji kelayakan alat praktikum oleh validator ahli ... 49

18. (a) Benjana reaksi sistem terbuka sebelum diperbaiki. (b) Reakor sistem terbuka setelah diperbaiki ... 52

19. Diagram hasil uji keberfungsian ... 53

20. Diagram hasil tanggapan guru ... 55

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Ruang Lingkup ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Sarana dan Prasarana ... 7

1. Definisi Sarana dan Prasaran . ... 7

2. Laboratorium Sebagai Sarana dan Prasaran . ... 8

B. Alat Praktikum... 8

1. Definisi Alat Praktikum. ... 8

2. Kriteria Pengembangan Alat Praktikum . ... 9

3. Pengembangan Alat Praktikum Berbasis Barang Bekas . ... 12

C. Sistem dan Lingkungan... 12

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 14

A. Metode Penelitian ... 14

B. Alur Pengembangan... 15

1. Penelitian dan Pengumpulan Data ... 15

(15)

3. Pengembangan draf awal . ... 18

4. Uji Coba Lapangan Awal... 20

5. Revisi alat praktikum hasil uji coba lapangan awal . ... 20

C. Subyek dan Lokasi penelitian ... 20

D. Sumber Data... 21

E. Instrumen Penelitian ... 21

1. Instrumen yang digunakan pada tahap penelitian dan pengumpulan data ... ... 22

2. Insrumen yang digunakan pada tahap pengembangan alat praktikum ... 22

3. Instrumen yang digunakan pada tahap pengujian . ... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 24

G. Analisis Data ... 24

1. Mengolah data penelitian dan pengumpulan data ... 24

2. Mengolah data pengembangan draf awal dan uji coba lapangan awal . ... 25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...28

A. Hasil penelitian dan pengumpulan data ...28

1. Hasil studi pustaka ...29

2. Hasil studi lapangan ...30

B. Hasil perencanaan alat praktikum ...31

C. Hasil pengembangan draf awal ...32

1. Desain alat praktikum ...33

2. Validasi desain ...36

3. Revisi desain ...38

4. Pengembangan alat praktikum ...38

5. Validasi ahli ...48

6. Revisi alat praktikum ...51

7. Uji keberfungsian ...52

D. Hasil uji coba lapangan awal ...54

1. Tangapan guru terhadap kelayakan alat ...55

2. Tanggapan siswa terhadap kelayakan alat ...58

(16)

F. Faktor Pendukung dan Kendala dalam Pengembangan Alat Praktikum .60

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...61

A. Kesimpulan ...61

B. Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 66

1. Instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 67

2. Hasil Instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan Alat Praktikum . 68 3. Instrumen Analisis Kebutuhan Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 70

4. Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Pengembangan Alat Praktikum Berbasis Barang Bekas Untuk Membedakan Jenis-jenis Sistem ... .. 72

5. Desain Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 74

6. Instrumen Validasi Desain Aspek Kelayakan Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 78

7. Hasil Instrumen Validasi Desain Aspek Kelayakan Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 81

8. Hasil Instrumen Validasi Desain Aspek Kelayakan Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 84

9. Rekapitulasi Hasil Validasi Desain Aspek Kelayakan Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 87

10. Gambar Hasil Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 88

11. Instrumen Validasi Aspek Kelayakan Alat Praktikum Jenis-Jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ... 93

12. Hasil Instrumen Validasi Aspek Kelayakan Alat Praktikum Jenis-Jenis Sistem Berbasis Barang Bekas... 96

13. Hasil Instrumen Validasi Aspek Kelayakan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas... 99

14. Rekapitulasi Hasil Vaidasi Aspek Kelayakan Alat Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ...102

15. Penuntun Praktikum ...103

16. Petunjuk Penggunaan ...109

17. Instrumen Uji Keberfungsian Pengembagan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ...119

18. Rekapitulasi Uji Keberfungsian Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ...122

19. Instrumen Uji Coba Kelayakan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas...123

20. Hasil Instrumen Uji Coba Kelayakan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ...125

(17)

21. Hasil Instrumen Uji Coba Kelayakan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem

Berbasis Barang Bekas...128

22. Rekapitulasi Hasil Validasi Respon Guru Terhadap Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas ...131

23. Instrumen Uji Coba Kelayakan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas...132

24. Rekapitulasi Uji Kelayakan Respon Siswa Terhadap Pengembangan Alat Praktikum Jenis-jenis Sistem Berbasis Barang Bekas... 134

25. Surat Keterangan Penelitian ... 135

26. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 138

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pedoman pada kuisioner berdasarkan skala Guttman... 26 2. Tafsiran skor( persentase) kuesioner ... 27

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan standar proses, sasaran proses pembelajaran harus mencakup pe-ngembangan tiga ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan di mana ketiga ranah ini memilki lintasan perolehan yang berbeda. Proses pembelajaran sepenuhnya akan diarahkan sesuai dengan ketiga ranah tersebut secara utuh/holis-tik diharapkan pada proses pembelajaran ini akan melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tim Penyusun, 2013). Pada proses pembelajaran, kompetensi keterampilan di-peroleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba/eksperimen, menalar, menyaji, dan mencipta diharapkan dari keterampilan ini siswa dapat membangun sendiri atau menciptakan kembali pengetahuan (Tim Penyusun, 2013; Fadiawati, 2014). Dalam pembelajaran kimia pengetahuan bukan tujuan utama melainkan sebagai untuk mengembangkan sikap dan keterampilan berpikir (Fadiawati, 2014).

Pembelajaran dengan kegiatan praktikum selain mempunyai peran khusus juga efektivitas dalam pencapaian kognitif, afektif, dan tujuan praktis (Hofstein dkk., 2004; Hofstein & Naaman, 2007). Pembelajaran kimia dengan kegiatan prakti-kum merupakan kegiatan yang penting karena memberikan pembelajaran yang

(20)

2

efektif dan bermakna serta memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar kimia (Abraham & Millar, 2008; Rahmiyati, 2008; Koray & Koksal, 2009). Dari kegiatan praktikum, fakta yang berkaitan dengan sains dapat teramati dan siswa dapat menganalisis fakta tersebut (Hart dkk., 2000, Hayat dkk., 2011). Kegiatan praktikum di laboratorium juga dapat meningkatkan sikap kritis, keterampilan proses sains, ataupun sikap ilmiah siswa (Sumintono dkk, 2010), membangkitkan motivasi belajar siswa, mengembangkan keterampilan dasar me-lakukan eksperimen, sebagai wahana belajar pendekatan ilmiah, dan menunjang materi pembelajaran (Baeti, 2014).

Salah satu contoh pembelajaran kimia yang harus dilakukan kegiatan praktikum yaitu pada kompetensi dasar 4.4 yaitu merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut siswa diharuskan dapat memahami sistem terbuka, tertutup, dan terisolasi. Akan tetapi umumnya dalam proses pem-belajaran siswa tidak diajak mengidentifikasi terjadi atau tidaknya pertukaran ma-teri ataupun energi pada ketiga sistem tersebut. Hal ini dikarenakan pertukaran materi atau energi tidak dapat teramati dengan jelas.

Pada proses pembelajarannya guru mengkaitkan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan jenis-jenis sistem. Untuk sistem terbuka dapat di-kaitkan dengan memasak air di dalam panci terbuka, untuk sistem tertutup me-masak air dengan mengunakan panci tertutup sedangkan untuk sistem terisolasi dengan menggunakan termos. Hal ini sesuai dengan studi lapangan di tiga SMA/MA Kota Metro yaitu SMA Negeri 2, SMA Negeri 5, dan MAN 1 Metro

(21)

3

berupa tanggapan dari guru kimia dan siswa-siswi kelas XI IPA. Diperoleh hasil bahwa dalam pembelajaran jenis-jenis sistem tidak disertai kegiatan praktikum. Menurut guru kegiatan pembel-ajaran dirasa cukup dengan menyajikan gambar terkait dengan jenis-jenis sistem. Selain itu, menurut para siswa dalam proses pembelajaran, mereka hanya diberikan penjelasan terkait materi tersebut

kemudian mengerjakan soal-soal sehingga beberapa siswa tidak memahami materi yang disampaikan bila tidak dilakukan praktikum.

Selama ini untuk membedakan ketiga jenis sistem pada pembelajaran kimia kurang dikaitkan dengan reaksi-reaksi kimia. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut dengan merancang/me-ngembangkan alat praktikum sehingga siswa dapat memahami jenis-jenis sistem dengan idetifikasi perpindahan matri dan energi melalui reaksi kimia. Pengem-bangan alat praktikum dengan menggunakan alat dan bahan murah atau barang bekas dapat menghemat biaya dan memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang lebih bermanfaat (Widiyatmoko & Pamelasari, 2012). Alat praktikum yang dirancang dapat berasal dari bahan yang mudah diperoleh, mudah dalam pe-rancangan dan penggunaanya sehingga dapat memperjelas atau menunjukkan konsep dengan lebih baik (Tim Penyusun, 2011).

Sesuai dengan hasil studi pustaka dan lapangan yang telah dilakukan di SMA Negeri 2, SMA Negeri 5, dan MAN 1 Metro melalui kuesioner analisis kebutuhan bahwa pada materi sistem dan lingkungan belum dilakukan sebuah pengembang-an alat praktikum ypengembang-ang dapat digunakpengembang-an sebagai sarpengembang-ana proses belajar mengajar.

(22)

4

Oleh karena itu dilakukanlah penelitian yang berjudul “Pengembangan Alat Penentuan Jenis-Jenis Sistem Berbasis Barang Bekas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana desain pengembangan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang dikembangkan ?

2. Bagaimana kelayakan dari alat yang dikembangkan ? 3. Bagaimana keberfungsian dari alat yang dikembangkan ? 4. Bagaimana tanggapan guru mengenai alat yang dikembangkan? 5. Bagaimana tanggapan siswa mengenai alat yang dikembangkan ?

6. Apa saja faktor pendukung dalam mengembangkan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas ?

7. Apa saja faktor kendala dalam mengembangkan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengembangkan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas. 2. Mendeskripsikan kelayakan alat yang dikembangkan.

3. Mendeskripsikan keberfungsian alat yang dikembangkan.

4. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang dikembangkan.

(23)

5

5. Mendeskripsikan tanggapan siswa mengenai alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang dikembangkan.

6. Mendeskripsikan faktor-faktor pendukung yang membantu dalam proses pengembangan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas. 7. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan alat

penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas dan memiliki manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat bagi siswa

Sebagai sarana belajar siswa untuk materi sistem dan lingkungan. Alat praktikum yang dikembangkan ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada materi sistem dan lingkungan.

2. Manfaat bagi guru

Sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembel-ajaran. Alat praktikum yang dikembangkan ini diharapkan dapat mempermudah guru dalam menjelaskan konsep pertukaran energi dan materi pada jenis-jenis sistem dengan baik.

(24)

6

3. Manfaat bagi sekolah

Membantu sebagai alat pendidikan yang dapat digunakan dalam proses pembel-ajaran. Alat praktikum merupakan salah satu bagian dari sarana dan prasarana sekolah dalam untuk menunjang kegiatan praktikum di sekolah.

4. Manfaat bagi peneliti lain

Sebagai bahan salah satu sumber informasi yang dapat digunakan untuk kegiatan pengembangan alat praktikum. Pengembangan alat praktikum ini diharapkan dapat menjadi referensi yang memadai dalam pengembangan alat penentuan untuk membedakan jenis-jenis sistem selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah.

1. Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengem-bangkan suatu produk atau menyempurnakan yang telah ada sebelumnya yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011).

2. Alat praktikum yang akan dikembangkan adalah alat praktikum yang di-gunakan untuk membedakan jenis-jenis sistem berbahan barang bekas. 3. Cakupan materi pada praktikum ini adalah sistem dan lingkungan.

4. Barang bekas adalah bahan/barang yang sudah dipakai dan mudah diperoleh di lingkungan sekitar atau jika dibeli dengan harga murah (Widiatmoko & Pamelasari, 2012).

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sarana dan Prasarana 1. Definisi sarana dan prasarna

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasio-nal salah satu lingkup standar nasional pendidikan di Indonesia adalah meliputi standar sarana dan prasarana. Sesuai dengan Pasal (1) ayat (8) tentang ketentuan umum menyatakan bahwa

(8) Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah-raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Tim Penyusun, 2003).

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian sarana dan prasara-na adalah

Sarana/ sa.ra.na/ [n] (1) segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media: masjid merupakan salah satu pembangunan mental spiritual yang sangat penting; (2) syarat’ upaya, dan sebagainya: cita-cita saya untuk menjadi notaris tidak terwujud karena kekurangan (Pusat Bahasa, 2008a).

Prasarana/ pra.sa.ra.na/ [n] segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya): jalan dan angkutan merupakan penting bagi pembangunan suatu daerah (Pusat Bahasa, 2008b).

(26)

8

Sarana pendidikan adalah peralatan perlengkapan yang secara langsung dipergu-nakan dan menunjang proses pendidikan, sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Sehingga sarana dan prasarana merupakan komponen yang penting sebagai penunjang yang dapat membantu kegiatan pembelajaran.

2. Laboratorium sebagai sarana dan prasarana

Salah satu sarana dan prasarana yang sangat diperlukan sekolah sebagai penun-jang kegiatan pembelajaran adalah laboratorium. Laboratorium merupakan salah satu sumber pembelajaran sains termasuk pembelajaran kimia yang sangat diper-lukan untuk memberikan pengalaman nyata pada siswa, sebagai salah satu faktor pendukung pembelajaran (Darsana dkk., 2014). Selain itu menurut Indrawati (2006) dalam Asih dkk., (2013) salah satu fungsi laboratorium adalah sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas. Sehingga laboratorium dapat dijadi-kan sebagai penunjang dalam kegiatan proses pembelajaran sains.

B. Alat Praktikum

1. Definisi alat praktikum

Berdasarkan Permendikas RI Nomor 40 tahun 2008 dalam Asih dkk., (2013) menjelaskan mengenai komponen fasilitas laboratorium IPA yang meliputi (1) bangun/ ruang laboratorium, (2) perabot, (3) perlatan pendidikan, (4) alat dan bahan percobaan, (5) media pendidikan, (6) bahan habis pakai, (7) perlengkapan lainnya. Alat praktikum merupakan salah satu komponen penunjang dari

(27)

9

laboratorium. Alat praktikum adalah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya konsep yang diajarkan guru mudah dimengerti oleh siswa (Widiatmoko dan Pamelasari, 2012).

Berdasarkan pengertian di atas, alat praktikum adalah sesuatu yang dapat diguna-kan untuk mempermudah praktidiguna-kan untuk melaksanadiguna-kan kegiatan praktikum. Beberapa contoh alat praktikum yang ada di laboratorium yaitu kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut, selaput permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999), batang pengaduk untuk mengaduk larutan atau suspensi, pipet digunakan untuk memin-dahkan larutan, buret digunakan untuk menghantarkan volume bisanya diguna-kan pada saat titrasi (Day dan Underwood, 2002). Tetapi metode praktikum tidak selalu dapat digunakan, salah satu alasan kelemahan dari metode praktikum sebagai penunjang proses pembelajaran yaitu tidak tersedianya alat dan bahan di laboratorium (Novalia, 2015) serta mahalnya alat-alat praktikum yang dapat menghambat kegiatan praktikum di sekolah (Wardani, 2012).

2. Kriteria pengembangan alat praktikum

Media pembelajaran yang paling banyak digunakan di sekolah di samping buku adalah alat dan bahan. Sehubungan dengan kegiatan pembelajaran IPA, alat yang diperlukan adalah alat praktik peraga (APP) IPA. Di sekolah APP IPA dan

che-micals (bahan atau zat kimia) umumnya dibuat oleh pabrik (pabrikan), dropping

pemerintah atau pembelian alat dan bahan oleh sekolah dengan ragam, dan jumlah masing-masing terbatas, sehingga guru IPA dituntut lebih kreatif dan

(28)

10

inovatif dalam upaya mengadakan APP IPA yang lebih beragam serta dengan jumlah yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran IPA (Tim Penyusun, 2011).

Dalam upaya mengadakan APP IPA tersebut, guru dan atau dengan siswa dapat melakukan pengembangan dengan cara merancang dan membuat APP IPA

sederhana (buatan sendiri). Produk pengembangan APP IPA walaupun sederhana dalam tampilan fisik, tetapi dapat mendukung prinsip kerja dan konsep IPA yang diajarkannya sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi. Menurut Kertasejaya menyatakan pengertian alat peraga praktik IPA sederhana atau disebut juga alat IPA yang dapat buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita dalam waktu relatif singkat dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam menggunaan alat/bahan/perkakas; dapat menjelaskan/ menunjukkan/ membuktikan konsep-konsep/gejala yang sedang dipelajari; alat lebih bersifat kualitatif daripada ketepatan kuantitatif (Tim Penyusun, 2011).

Pengembangan alat peraga praktik IPA sederhana dapat dibuat dalam bentuk: a. Padanan alat, yaitu alat yang dibuat dengan mengacu pada contoh alat yang sudah ada (alat praktik, alat peraga, alat pendukung) di laboratorium IPA. Misalnya: bel listrik sederhana atau cakram Newton.

b. Prototip, yaitu alat baru yang sebelumnya tidak ada, atau dapat merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada, pernah ada yang membuat namun kemudian dimodifikasi. Misalnya: slide proyektor atau episkop sederhana (Tim Penyusun, 2011).

Adapun kriteria dalam pembuatan dan pengembangan alat peraga praktik IPA sederhana adalah sebagai berikut:

(29)

11

diminta, atau dibeli dengan harga relatif murah) b. Mudah dalam perancangan dan pembuatannya

c. Mudah dalam perakitannya (tidak memerlukan keterampilan khusus) d. Mudah dioperasikannya

e. Dapat memperjelas/ menunjukkan konsep dengan lebih baik f. Dapat meningkatkan motivasi siswa

g. Akurasi cukup dapat diandalkan h. Tidak berbahaya ketika digunakan i. Menarik

j. Daya tahan alat cukup baik (lama pakai) k. Inovasi dan kreatif

l. Bernilai pendidikan (Tim Penyusun, 2011).

Adapun untuk mengevaluasi keberhasilan produk yang kita kembangkan yaitu alat praktikum untuk membedakan jenis-jenis sistem aspek-aspek yang dapat kita pehatikan sebagai dasar evaluasi kita sebagai berikut.

a. akurasi hasil pengukuran, artinya alat peraga praktik yang dikem-bangkan tersebut presisi dalam memperagakan suatu fenomena alam. Sehingga tidak menimbulkan salah konsep atau pengertian.

b. bernilai pendidikan bagi siswa, artinya dengan mengkaji suatu fenomena melalui alat peraga praktik itu, siswa dimungkinkan secara berulang-ulang, memperlambat, mempercepat, terbuka memperlihatkan fenomena tersebut.

c. tidak mengandung faktor resiko (zero-risk) bagi siswa yang

menggunakan alat peraga tersebut. Faktor resiko dapat berupa adanya bagian yang tajam/membahayakan, kemungkinan jatuh/terbakar menimpa siswa, tersengat listrik.

d. life- time atau lama-pakai alat peraga, artinya alat peraga praktik

tersebut diusahakan terbuat dari bahan yang relatif dapat dipakai lama atau secara berulang- ulang. Dengan demikian, alat peraga praktik hasil proses kreatif ini tidak sekali pakai langsung habis. e. bernilai estetika tinggi. Walaupun sebagai alat peraga praktik yang

digunakan dalam laboratorium, hendaknya mempunyai penampilan yang bernilai seni, tanpa mengurangi kinerja alat peraga tersebut (Tim

(30)

12

3. Pengembangan Alat Praktikum Berbasis Barang Bekas

Pengembangan alat praktikum salah satunya dapat menggunakan alternatif barang bekas pakai. Untuk itu dalam memilih bahan dasar yang akan digunakan untuk mengembangkan alat praktikum harus memperhatikan beberapa hal yaitu dalam menggunakan bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar, praktis digu-nakan dalam kegiatan praktikum, mengembangkan bahan-bahan yang dapat mem-bantu siswa dalam berpikir kritis, menggunakan bahan yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kemamuan memahami dan mengingat materi, dan membuat alat praktikum yang dapat menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran serta mampu mengaitkan pembelajaran dengan konteks ke-hidupan sehari-hari (Widiyatmoko dan Pamelasari, 2012; Subamia. dkk., 2015).

C. Sistem dan Lingkungan

Termokimia merupakan cabang dari termodinamika yang mempelajari tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia (Atkins, 1989). Termokimia juga menghubungkan energi kalor dengan bentuk energi lain yang dikenal dengan kerja (Petrucci, 1985). Kalor adalah energi yang dipindahkan karena perubahan suhu (Chang, 2005). Sedangkan kerja adalah usaha yang dilakukan untuk menciptakan perubahan ( Syukri, 1999). Kalor dan kerja bukan merupakan fungsi keadaan sehing-ga nilainya bersehing-gantung pada lintasan proses dan dapat bervariasi (Chang, 2005).

Untuk mengetahui perubahan energi melalui sistem dan lingkungan. Sistem adalah bagian alam semesta yang dipilih untuk diamati, sedangkan bagian alam semesta yang berada disekeliling sistem dan berinteraksi dengan sistem disebut lingkungan. Interaksi yang terjadi antara sistem dengan lingkungan berupa perpindahan energi

(31)

13

atau materi (Chang, 2005). Contoh yaitu jika reaksi kimia berada pada tabung reaksi, maka zat kimia yang ada di dalam tabung reaksi disebut sistem, sedangkan yang di luar zat kimia yang ada di dalam tabung reaksi disebut lingkungan (Syukri, 1999).

Batas antara sistem dengan lingkungan disebut dinding yang dapat bersifat diatermal (tembus energi) atau adiatermal (tidak tembus energi). Dari perbedaan dinding yang membatasi, sistem dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sistem terbuka, tertutup, dan terisolasi. Sistem terbuka adalah sistem yang dapat terjadi pertukaran materi atau e-nergi dengan lingkungannya. Sistem tertutup mempunyai dinding adiatermal oleh sebab itu hanya terjadi pertukaran energi. Sistem terisolasi tidak terjadi pertukaran materi dan energi dengan lingkungan (Syukri, 1999).

Dalam termokimia, perubahan keadaan sistem yang akan diamati berupa susunan, e-nergi, suhu, tekanan, dan volume. Keadaan sistem ini termasuk fungsi keadaan yaitu sifat-sifat hanya ditentukan oleh keadaan sistem, terlepas bagaimana keadaan tersebut dicapai. Ketika sistem berubah, besar fungsi keadaan hanya bergantung pada keada-an awal dkeada-an keadakeada-an akhir saja (Chkeada-ang, 2005).

(32)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg Gall dan Gall (Sukmadinata, 2011) terdapat sepuluh tahap dalam penelitian dan pengem-bangan yang disajikan pada Gambar 1 berikut.

Keterangan:

= aktivitas

=arah aktivitas selanjutnya

Gambar 1. Tahap-tahap penelitian dan pengembangan Penelitian dan

pengumpulan data

Pengembangan draf awal

Perencanaan

Uji coba lapangan Revisi hasil uji coba Uji coba lapangan awal

Penyempurnaan alat praktikum hasil uji

lapangan Uji pelaksanaan lapangan Penyempurnaan alat praktikum akhir Deseminasi dan implementasi

(33)

15

Pada penelitian ini, tahap-tahap penelitian dan pengembangan hanya dilaksanakan sampai tahap kelima yaitu tahap revisi hasil uji coba. Hal ini disebabkan oleh ke-terbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.

B. Alur Pengembangan

Alur pengembangan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis baran bekas meli-puti tahap penelitian dan pengumpulan data, yang terdiri dari studi kepustakaan dan studi lapangan, tahap perencanaan, tahap pengembangan draf awal, dan tahap uji coba lapangan awal. Alur pengembangan tersebut dijabarkan melalui Gambar 2 berikut. Adapun kelima tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data

Penelitian dan pengumpulan data berguna untuk memperoleh informasi awal dalam melakukan pengembangan. Tahapan ini meliputi studi pustaka dan studi lapangan.

a. studi pustaka

Studi pustaka bersumber dari berbagai buku, kumpulan jurnal,dan informasi yang tersedia di internet. Studi pustaka yang dilakukan berupa pencarian infor-masi mengenai kriteria pengembangan alat penentuan jenis-jenis sistem ber-basis baran bekas yang berguna sebagai pedoman dalam pengembangan alat. Pada tahap ini juga dilakukan analisis kompetensi dasar materi sistem dan ling-kungan yang berguna untuk membuktikan kesesuaian alat yang dikembangkan dengan konsepnya.

(34)

16

Keterangan:

= aktivitas

= arah kegiatan selanjutnya

Gambar 2. Alur pengembangan alat praktikum

Studi Pustaka Studi Lapangan

ya tidak ya ya tidak tidak tidak ya Revisi Revisi Revisi

Alat praktikum Hasil Uji Coba Lapangan awal

Pengembangan Alat Praktikum Desain Alat Praktikum

Validasi Ahli (Dosen Validator) Alat Praktikum Hasil Validasi Ahli

Uji Coba Lapangan awal

Validasi Desain (Dosen Pembimbing) Desain Alat Praktikum Hasil Validasi

Ahli

Uji Keberfungsian

Alat Praktikum Hasil Uji Keberfungsian

 Literatur tentang kriteria pengembangan alat praktikum

 Literatur tentang Kompetensi Dasar (KD)

 Pengisian angket oleh guru dan siswa di SMA/MA Kota Metro mengenai keterlaksanaan praktikum untuk membedakan jenis-jenis sistem

 Analisis alat praktikum yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan praktikum

 Analisis kelemahan alat praktikum yang sudah dikembangkan.

Revisi Rancangan pengembangan alat praktikum

P en el it ia n d an p en g u m p u la n d at a U ji c o b a la p an g an a w al P en g em b an g an D ra f A w al P er en ca n aa n

(35)

17

b. studi lapangan

Studi lapangan dilakukan di tiga sekolah Kota Metro. Studi lapangan bertujuan untuk mengkaji keterlaksanaan praktikum untuk membedakan jenis-jenis sistem, alat praktikum yang digunakan pada praktikum tersebut, serta kelemahan alat praktikum yang pernah digunakan/dikembangkan.

2. Perencanaan

Berdasarkan studi pustaka dan studi lapangan diketahui bahwa alat praktikum yang digunakan dalam pembelajaran sebagai contoh jenis-jenis sistem tidak dapat menunjukkan terjadinya perpindahan materi maupun perpindahan energi. Oleh karena itu, pada tahap ini dilakukan perencanaan bahan yang akan digunakan untuk pengembangan alat. Bahan ini dipilih hingga dapat memperbaiki kelemah-an alat ykelemah-ang sering dimkelemah-anfaatkkelemah-an sebagai contoh jenis-jenis sistem dalam pembel-ajaran. Bahan yang akan digunakan dalam pengembangan alat ini yaitu bahan-bahan yang berasal dari barang bekas untuk menunjukkan adanya perpindahan materi. Selain itu, alat yang dikembangkan juga dilengkapi dengan alat pengukur suhu guna menunjukkan adanya perpindahan energi. Pada tahap perencanaan ini juga ditentukan aspek yang akan dicapai oleh alat praktikum yang dikembangkan sehingga aspek ini menjadi acuan dalam pengembangan alat praktikum untuk membedakan jenis-jenis sistem. Terdapat lima aspek yang akan dicapai pada pengembangan alat praktikum yaitu aspek keterkaitan dengan bahan ajar, nilai ke-pendidikan, efisiensi penggunaan alat, ketahanan alat dan keamanan bagi siswa.

(36)

18

3. Pengembangan draf awal

Dalam tahap pengembangan alat praktikum dilakukan beberapa tahap yang di-jabarkan sebagai berikut.

a. desain alat praktikum

Dalam tahap ini dilakukan perancangan gambar alat praktikum menggunakan bahan yang sudah ditentukan yaitu berbahan barang bekas. Penentuan ini mem-pertimbangkan aspek-aspek yang akan dicapai.

b. validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan alat prak-tikum dapat diterima secara rasional. Dikatakan demikian karena validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan

(Sugiyono, 2012). Desain alat praktikum divalidasi oleh dosen pembimbing yang bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian desain alat praktikum dengan aspek-aspek yang ingin dicapai.

c. revisi desain alat praktikum

Setelah dilakukan validasi desain oleh dosen pembimbing, alat praktikum ter-sebut direvisi sesuai dengan masukan dari dosen pembimbing untuk menghasil-kan desain yang lebih baik. Setelah desain di revisi, diperolehlah desain alat praktikum hasil validasi yang sesuai dengan aspek-aspek yang akan dicapai.

(37)

19

d. pengembangan alat praktikum

Pada tahap pengembangan alat praktikum ini, dilakukan pembuatan alat praktikum menggunakan bahan barang bekas. Pembuatan alat praktikum sesuai dengan desain hasil revisi validasi desain. Alat praktikum yang telah dikembangkankan dapat divalidasi oleh validator.

e. validasi ahli

Alat praktikum yang telah dikembangkan selanjutnya akan divalidasi oleh validator ahli yaitu dosen pendidikan kimia Universitas Lampung. Dalam hal ini, validator ahli menilai kesesuaian alat praktikum dengan aspek-aspek yang ingin dicapai.

f. revisi alat praktikum

Setelah dilakukan validasi oleh validator ahli, alat praktikum tersebut direvisi sesuai dengan masukan dari validator untuk menghasilkan alat praktikum yang lebih baik. Setelah alat praktikum direvisi, diperolehlah alat praktikum hasil validasi ahli yang telah sesuai dengan aspek-aspek yang ingin dicapai.

g. uji keberfungsian

Alat praktikum hasil revisi alat praktikum selanjutnya akan dilakukan uji keber-fungsian terhadap komponen pada alat praktikum. Uji keberkeber-fungsian melibatkan mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Lampung. Uji ini bertujuan untuk me-ngetahui keberfungsian alat praktikum yang dikembangkan serta kelemahan alat praktikum tersebut.

(38)

20

4. Uji coba lapangan awal

Tahap ini dilakukan dengan melibatkan siswa dan guru di SMA 5 Bandar Lampung. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu salah satu siswa men-demonstrasikan praktikum untuk membedakan jenis-jenis sistem menggunakan alat praktikum hasil pengembangan. Siswa lain memperhatikan dan mencatat hasil praktikumnya. Setelah itu, guru dan siswa memberikan tanggapan terhadap alat praktikum yang dikembangkan.

5. Revisi hasil uji coba lapangan awal

Setelah uji coba lapangan awal, peneliti melakukan revisi berdasarkan tanggapan guru dan siswa melalui pengisian kuesioner terhadap alat praktikum yang dikem-bangkan. Hasil akhir pada penelitian ini yaitu alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas hasil uji coba lapangan awal.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas. Lokasi pada penelitian ini adalah SMA/MA Kota Metro dan Universitas Lampung serta SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Pada tahap pe-nelitian dan pengumpulan data dilakukan di SMAN 2 Metro, SMAN 5 Metro, dan MAN 1 Kota Metro, pada tahap pengembangan alat praktikum dilakukan di Universitas Lampung dan pada tahap uji coba lapangan awal dilakukan SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

(39)

21

D. Sumber Data dan Data Penelitian

Data pada tahap penelitian dan pengumpulan data yaitu jawaban terhadap kue-sioner 30 siswa kelas XI IPA dan hasil wawancara yang melibatkan empat guru bidang studi kimia kelas XI di tiga SMA/MA Kota Metro. Pada tahap pengem-bangan alat praktikum, data penelitian yang digunakan berupa jawaban terhadap kuesioner dan respon dosen pembimbing terhadap desain alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang dikembangkan, dan jawaban terhadap kuesioner dan respon dua orang dosen dari program studi pendidikan kimia Universitas Lampung sebagai validator, serta jawaban terhadap kuesioner yang disebarkan kepada 10 mahasiswa pendidikan kimia Universitas Lampung untuk pengujian keberfungsian alat. Selanjutnya data pada tahap uji coba lapangan awal adalah kuesioner terhadap kuesioner yang melibatkan dua guru bidang studi kimia kelas XI serta 10 siswa kelas XI IPA dari SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010), instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memper-mudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen berupa kuesioner. Berikut ini penjabarannya dari instrumen yang digunakan pada masing-masing tahap pengembangan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas.

(40)

22

1. Instrumen yang digunakan pada tahap penelitian dan pengumpulan data

Pada tahap studi pendahuluan, instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan pedoman wawancara untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan alat dengan responden guru dan siswa. Kuisioner akan diberikan untuk siswa dan pedoman wawancara akan diberikan kepada guru. Pedoman wawancara untuk responden guru disusun untuk mengkaji keterlaksanaan praktikum untuk mem-bedakan jenis-jenis sistem di sekolah, alat praktikum yang digunakan pada prak-tikum tersebut, kesulitan penggunaannya, kelemahan alat prakprak-tikumnya, sekaligus mengidentifikasi kelemahan alat praktikum yang telah dikembangkan sebelum-nya. Sedangkan kuesioner untuk responden siswa disusun untuk mengetahui pengalaman praktikum siswa, keterlaksanaan praktikum untuk membedakan jenis-jenis sistem, alat praktikum yang digunakan pada praktikum tersebut, dan ke-sulitan penggunaannya.

2. Instrumen yang digunakan pada tahap pengembangan alat praktikum

Instrumen yang digunakan pada tahap pengembangan alat praktikum yaitu berupa kuesioner. Berikut ini dijabarkan mengenai kuesioner yang digunakan pada tahap pengembangan alat praktikum.

a. tahap validasi desain alat praktikum

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner validasi. Kuesioner ini disusun untuk mengetahui ketercapaian aspek-aspek sebagai berikut.

(41)

23

2) Aspek kemudahan memperoleh bahan yang digunakan. 3) Aspek keterjangkauan biaya pembuatan.

4) Aspek kemudahan penyimpanan.

5) Aspek kemudahan membawa/memindahkan. 6) Aspek kemudahan pengamatan.

7) Aspek keamanan bagi siswa.

8) Aspek ketahanan alat terhadap bahan-bahan kimia. 9) Aspek ketahanan alat terhadap perubahan lingkungan.

b. tahap validasi ahli

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner validasi. Kuesioner ini disusun untuk mengetahui ketercapaian pada aspek keterkaitan bahan ajar, nilai pendidik-an, efisiensi penggunaan alat, ketahanan alat, dan keamanan bagi siswa.

c. tahap uji keberfungsian

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner tersebut yang disusun untuk mengetahui keberfungsian alat serta kelemahan alat yang telah dikembang-kan.

3. Instrumen yang digunakan pada tahap pengujian

Pada tahap pengujian, instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk meng-identifikasi tanggapan guru dan siswa terhadap alat praktikum yang telah di-kembangkan. Ada dua jenis kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner untuk responden guru dan kuesioner untuk responden siswa.

(42)

24

a. instrumen tanggapan guru terhadap alat praktikum yang dikembangkan Instrumen ini berbentuk lembar kuisioner yang disusun untuk mengkaji keter-capaian aspek yang diharapkan, yaitu aspek keterkaitan dengan bahan ajar, keber-nilaian pendidikan, ketahanan alat, efisiensi penggunaan alat, dan keamanan bagi siswa.

b. instrumen tanggapan siswa terhadap alat praktikum yang dikembangkan

Instrumen ini berbentuk lembar kuesioner. Kuesioner ini disusun untuk menge-tahui ketercapaian aspek ketahanan alat, efisiensi penggunaan alat, dan keamanan bagi siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner (kuisioner). Menurut Sugiyono (2012), kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang disebarkan berisi pertanya-an/pernyataan terbuka dan tertutup dan diberikan kepada responden secara lang-sung. Responden diminta mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk kuesioner.

G. Analisis Data

1. Mengolah data penelitian dan pengumpulan data

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data hasil kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut.

(43)

25

a. mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan kuesioner penelitian dan pengumpulan data.

b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan pada kuesioner dan banyaknya sampel.

c. menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawab-an responden setiap item adalah sebagai berikut.

% Jin=∑ x 100 % (Sudjana, 2005) Keterangan :% Jin = Persentase pilihan jawaban-i pada alat penentuan

jenis-jenis sistem berbasis baran bekas

∑ = Jumlah skor jawaban-i N = Jumlah skor total

e. Menjelaskan hasil presentasi jawaban responden dalam bentuk deskripsi narativ.

2. Mengolah data pengembangan draf awal dan uji coba lapangan awal

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data hasil kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Mengode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan kuesioner.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan kuesioner dan banyaknya responden (pengisi kuesioner).

(44)

26

c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam kuesioner dilakukan berdasarkan skala Guttman.

Tabel 1. Penskoran pada kuesioner.

No. Pilihan Jawaban Skor

1 Ya 1

2 Tidak 0

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (∑ ) jawaban kuesioner adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan Ya

Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab Ya 2) Skor untuk pernyataan Tidak

Skor = 0 x jumlah responden yang menjawab Tidak

e. Menghitung persentase jawaban kuesioner pada setiap item dengan mengguna-kan rumus sebagai berikut.

% 100 % 

maks in S S X (Sudjana, 2005)

Keterangan: %Xin =Persentase jawaban kuesioner-i alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis baran bekas.

S = Jumlah skor jawaban maks

S =Skor maksimum

f. Menghitung rata-rata persentase kuesioner untuk mengetahui aspek yang ingin dicapai pada alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis baran bekas dengan rumus sebagai berikut.

n X

Xi

% in

(45)

27

Keterangan : %Xi = Rata-rata persentase kuesioner-i pada alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis baran bekas.

%Xin =Jumlah persentase kuesioner-i instrumen pada alat

penentuan jenis-jenis sistem berbasis baran bekas.

n =Jumlah pernyataan kuesioner

g. Menafsirkan persentase jawaban kuesioner secara keseluruhan yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tafsiran skor (persentase) kuesioner (Arikunto, 2012). Persentase Kriteria 80,1% - 100% Sangat tinggi 60,1% - 80% Tinggi 40,1% - 60% Sedang 20,1% - 40% Rendah 0,0% - 20% Sangat rendah

(46)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang akan dikembangkan menggunakan bahan dasar barang bekas dinyatakan layak untuk dilakukan pengembangan alat praktikum dengan kriteria kelayakan sangat tinggi.

2. Alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang telah di-kembangkan dinyatakan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran sistem dan lingkungan dengan kriteria kelayakan sangat tinggi.

3. Alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang telah di-kembangkan dinyatakan semua komponen alat berfungsi dengan baik dengan kriteria kelayakan sangat tinggi.

4. Tanggapan guru terhadap kelayakan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas yang telah dikembangkan dinyatakan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan kriteria kelayakan sanagt tinggi.

(47)

62

5. Tanggapan siswa terhadap kelayakan alat praktikum berbasis baang bekas untuk membedakan jenis-jenis sistem yang telah dikembangkan dinyatakan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan kriteria kelayakan sangat tinggi.

6. Faktor pendukung pengembangan alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas kemudahan peneliti dalam mencari alat-alat yang berhubungan dengan pengembangan alat praktikum sedangkan pada penelitian ini tidak memiliki faktor kendala yang berarti.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, saran yang diajukan peniliti adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut pada alat penentuan jenis-jenis sistem berbasis barang bekas oleh peneliti lain guna memperbaiki kelemahan pengembangan alat praktikum yang sudah dilakukan.

2. Perlu adanya kegiatan praktikum jenis-jenis sistem menggunakan reaksi yang bersifat eksoterm maupun endoterm agar siswa dapat memahami perpindahan materi maupun energi dari sistem ke lingkungan maupun sebaliknya.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abrahams, I & R. Millar. 2008. Does Practical Work Really Work? A study of the effectiveness of practical work as a teaching and learning method in school science. International Journal of Science Education. Vol 30: 1945-1969. Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Jakarta: Bina

Aksara.

Asih, L. S., I.W. Muderawan, dan I W Karyasa. 2013. Analisis Standar Laboratorium Kimia dan Efektivitasnya terhadap Capaian Kompetensi Adaptif di SMK Negeri 2 Negara. E-Journal Program Pascasarjana

Universitan Pendidikan Ganesha, Vol 3.

Atkins, P. W. 1989. Kimia Fisika Edisi keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Baeti, S. N., A. Binadja, dan E. Susilaningsih. 2014. Pembelajaran Berbasis

Praktikum Bervisi SETS untuk Mneingkatkan Keterampilan Laboratorium dan Penguasaan Kompetensi. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8 (1): 1260-1270.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 alih

bahasa Departemen Kimia, ITB. Erlangga: Jakarta.

Darsana, I. W., I. W. Sadia, dan I. N. Tika. 2014. Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada SMA Negeri Di Kabupaten Bangli. e-Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesh. Vol 4.

Day, R.A., dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur

Atom dari SMA hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. Sps-UPL Bandung.

---. 2014. Ilmu Kimia sebagai Wahana Mengembangkan Sikap dan Keterampilan Berpikir. Majalah Edu Spot Media Informasi Pendidikan

(49)

64

Hart, C., P. Mulhall, A. Berry, J. Loughran, dan R. Gunstone. 2000. What is the Purpose of this Experiment? Or Can Students Learn Something from Doing Experiments?. J. Research in Science Teaching. Vol 37 (7): 655-675. Hayat, M. S., S. Anggraeni, dan S. Redjeki. 2011. Pembelajaran Berbasis

Praktikum Pada Konsep Invertebrata Untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa. Bioma. Vol 2 (2): 141-153.

Herron, J. D., L.L. Cantu, R. Ward, dan V. Srinivasan. 1997. Problem Associated with Concept Analysis. Science Education. Vol 62 (2): 185-199.

Hofstein, A., R. M. Naaman. 2007 The laboratory in science education: the state of the art. J. Chemestry Education Research and Practice. Vol 8 (2): 105-107.

Hofstein, A., O. Navon. M. Kipnis.dan R. M. Naaman. 2004. Developing Students’Ability to Ask More and Better Question Resulting frm Inquiry-Type Chemistry Laboratories. Journal of research in science teaching. Vol 42 (7): 28-54.

Koray, O & M. S. Koksal. 2009. The effect of Creative and critical thinking based laboratory applications on creative and logical thinking abillities of

prospective teachers. Asia Pacific Forum on Science Learning and

Teaching, 10 (1): 1-13

Petrucci, R. H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi

Keempat-Jilid 1 alih bahasa Suminar Achmandi. Jakarta: Erlangga.

Pusat Bahasa. 2008a. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. (Online), (http://badanbahasa.kemendikbud.go.id/kbbi/index.php untuk sarana), diakses 22 Januari 2016 pukul 6:34 WIB di Bandar Lampung.

Pusat Bahasa. 2008b. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. (Online),

(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php untuk pasarana ), diakses 22 Januari 2016 pukul 6:35 WIB di Bandar Lampung .

Rahmiyati, S. 2008. Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah

Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (1) : 88-100.

Novalia, R., N. Fadiawati,I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Pada Praktikum Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol 4 (2): 568-580.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

(50)

65

Subamia, I. D. P.,I. G. A. N. S.Wahyuni, dan N. N. Widiasih. 2014.

Pengembangan Perangkat Penunjang Praktikum IPA SMP Berorientasi Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Vol 47 (1): 684-696. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D).Bandung: IKAPI.

Sumintono, B., M. A. Ibrahim, dan F. A. Phang, . 2010. Pengajaran Sains

dengan Praktikum Laboratorium: Perspektif dari Guru-guru Sains SMPN di Kota Cimahi. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol 15 (2): 120-127.

Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

Tim Penyusun. .2003. Salinan Lampiran Permendikbud No 20 tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Permendikbud.

---. 2011. Pedoman Pembuatan Alat Peraga Kimia Sederhana Untuk

SMA.Kementrian Negeri Jakarta.

---. 2013. Salinan Lampiran Permendikbud No 65 tahun 2013

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Permendikbud.

Wardani, S. 2008. Pengembangan Keterampilan Poses Sains Dalam

Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis Melalui Praktikum Skala Mikro.

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 2: 319.

Widiyatmoko, A., Pamelasari, S D. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol 1 (1): 51-56.

Gambar

Gambar 1. Tahap-tahap penelitian dan pengembanganPenelitian dan
Gambar 2. Alur pengembangan alat praktikum
Tabel 2. Tafsiran skor (persentase) kuesioner (Arikunto, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis ragam pada pengamatan pertumbuhan menunjukkan terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan dosis pupuk NPK dengan pupuk kandang sapi

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, kesimpulan yang dapat diidentifikasi sebagai masalah adalah: (1) indigo dikenal sebagai pewarna alami yang memiliki ketahanan

Rotasi tanaman ini dilakukan pada lahan sawah dengan irigasi teknis dimana air dapat diatur penggunaannya dan cukup tersedia bagi penanaman padi namun untuk menjaga

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat telah menetapkan prosedur pembiayaan yang harus dipenuhi oleh

“ Harapan masyarakat di Kecamatan Sipispis merupakan harapan untuk membangun keluarga yang lebih humanis, artinya bahwa pelaksanaan yang kami bangun melalui

Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mengelola kekayaannya dengan mengukur tingkat pengembalian atas penggunaan kekayaan

“Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama demi

Kitosan merupakan suatu heteropolimer dari residu N-asetil-D-glukosamin dan D- glukosamin yang dapat diperoleh dari kitin melalui proses deasetilasi sebagian.. Nama kitosan