• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT.docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUBANG

A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang

Gambar 2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang

B. Hasil Analisa

1. Menurut Permenkes NOMOR 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang “Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan”

 Pasal 12 menjelaskan bahwa Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan Memiliki kriteria sebagai berikut:

a. RSU kelas B Non Pendidikan Dipimpin oleh Seorang Kepala disebut Direktur Utama

(2)

c. Masing-masing Direktorat terdiri dari paling banyak 3 bidang/ 3 bagian d. Masing-masing Bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi

e. Masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3 subbagian

 Pada RSUD Subang

RSUD Subang merupakan Rumah Sakit Umum Kelas B

Pada Struktur organisasi RSUD Subang telah sesuai dengan Permenkes NOMOR 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang “Pedoman Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan” yaitu dimana Direktur RSUD Subang membawahi dua direktorat yaitu Direktorat Pelayanan dan Direktorat Umum dan keuangan dan masing masing direktorat membawahi tiga bidang yaitu pada Direktorat umum membawahi bidang Pelayanan Medik, Bidang Keperawatan, bidang Penunjang Medik serta pada Direktorat Umum dan Keuangan membawahi tiga bagian juga yaitu bagian sekretariat, bagian perencanaan dan informasi serta bagian keuangan.

Pada struktur organisasi RSUD Subang Setiap bidang teridiri dari dua seksi yaitu :  Bidang Pelayanan Medik

 Seksi pemeliharaan dan pengembangan fasilitas pelayanan medik  Seksi Ketenagaan dan pengembangan mutu Pelayanan medik  Bidang Keperawatan

 Seksi pemeliharaan dan pengembangan fasilitas pelayanan Keperawatan  Seksi Ketenagaan dan pengembangan mutu Pelayanan keperawatan  Bidang Penunjang Medik

 Seksi pemeliharaan dan pengembangan fasilitas Penunjang Medik  Seksi Ketenagaan dan pengembangan mutu penunjang Medik Pada RSUD Subang setiap bagian terdiri dari tiga sub bagian yaitu :  Bagian sekretariat

 Sub Bagian Tata Usaha Umum

 Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM  Sub Bagian rumah Tangga dan Logistik

 Bagian Perencanaan dan informasi

(3)

 Sub Bagian SIM RS / rekam medik

 Sub Bagian Informasi, Pemasaran sosial , publikasi dan hukum  Bagian Keuangan

 Sub Bagian Penyusunan program

 Sub Bagian perbedaharaan dan mobilisasi dana  Sub Bagian akuntansi dan verifikasi

RSUD Kab Subang memiliki unit-unit non struktural diantaranya SPI (Satuan pengawas Intern), Komite Medik, dan instalasi. Unit-unit non struktural ini sesuai dengan yang tercantum dalam permenkes 1045 tahun 2006. Tetapi pada struktur organisasi RSUD Kab Subang ini, komite yang terdapat haanya komite medik. Sedangkan komite etik dan komite hukum tidak terdapat pada RSUD ini. unit-unit non struktural ini bertanggung jawab secara langsung dengaan direktur.

2. Konsep Kunci Desain Organisasi :

Division of Work

Membagi pekerjaan dalam organisasi menjadi pekerjaan spesifik yang memiliki aktifitas spesifik.

 Division of work RSUD Kabupaten Subang telah membagi pekerjaan dalam organisasi menjadi pekerjaan spesifik yang memiliki aktivitas spesifik seperti contoh pada Bidang Pelayanan Medik, bidang tersebut spesifik memiliki pekerjaan dalam bidang :

 pemeliharaan dan pengembangan fasilitas pelayanan medik  Ketenagaan dan pengembangan mutu Pelayanan medik

Authority and Responsibility a. Authority (wewenang)

Kekuasaan yang didapat dari posisi seseorang dalam organisasi

Wewenang yang ada pada struktur organisasi RSUD Subang telah tergambar dengan jelas yaitu bagaimana posisi direktur dengan wakilnya serta wakil direktur dengan kepala bidang dan kepala bagian dan seterusnya .

b. Responsibility (Tanggung jawab)

Kewajiban untuk melaksanakan fungsi atau Tujuan yang didapat dari posisi seseorang dalam organisasi

(4)

Authority dan tanggung jawab bahwa dapat dilihat dengan jelas bahwa direktur yang

menjadi pimpinan dari RS memiliki wewenang yang tinggi dalam bertindak dan unit-unit non struktural langsung berhubungan dengan direktur dan direktur memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikannya. Sumber kekuasaan ini dalam organisasi berasal dari posisi. ( Legitimate Power). Sehingga semakin tingginya posisi seseorang maka dia memiliki wewenang yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain

 Departemenisasi

Konsep desain yang mendeskripsikan division of work dan koordinasi Mintzberg membagi menjadi 6 dasar gruping

a. Pengetahuan dan keterampilan b. Fungsi dan Proses kerja

c. Waktu : waktu ketika pekerjaan selesai d. Output : service / Produk

e. Konsumen : Berdasarkan Pasien yang dilayani f. Tempat : Lokasi Fisik

Pada departemenisasi yang bisa dilihat dari suatu struktur organisasi adalah berdasarkan fungsi dan proses kerja. Seperti dilihat pada strutur organisasi RSUD Kelas B Kabupaten Subang adalah bidang pelayanan medik, bidang sekretariat, bidang penunjang medik, bidang keuangan, dll.

Span Of Control (Rentang Kendali)

Jumlah subordinat yang melapor secara langsung kepada superviser Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jumlah span a. Level Profesionalisme dan pelatihan subordinat

b. Level ketidakpastian dalam penyelesaian pekerjaan c. Derajat standarisasi pekerjaan

d. Derajat Interaksi yang dibutuhkan antara manajer dan pekerja e. Derajat integrasi yang dibutuhkan dari pekerjaan

 Koordinasi

Cara untuk menggabungkan berbagai bagian dalam organisasi dan mempertimbangkan sebagai bagian penting

(5)

a. Hirarki

b. Sistem Administrasi c. Kegiatan Sukarela

Koordinasi dalam struktur organisasi RSUD Kabupaten Subang dan biodata di atas tidak terlihat sehingga tidak dapat dianalisis.

3. Menurut Permenkes No 971/MENKES/PER/XI/2009 tentang “ Standar Kompetensi Pejabat Strukutural Kesehatan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Pasal 9

Pejabat struktural kesehatan Rumah Sakit meliputi: a. Direktur;

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis, Administrasi Umum, Keuangan, Sumber Daya Manusia, Pendidikan;

c. Kepala Bidang dan/atau Kepala Bagian; dan d. Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian. Kompetensi Direktur

Pasal 10

(1) Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan. Namun pada kenyataannya Pada RSUD Subang Kompetensi Direktur Bukan merupakan tenaga Medis

(2) Direktur Rumah Sakit telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama satu tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

(4) Pengalaman jabatan Direktur diutamakan meliputi :

a. Direktur Rumah Sakit Kelas A pernah memimpin Rumah Sakit Kelas B dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Kelas A paling singkat selama 3 (tiga) tahun.

(6)

dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Kelas B paling singkat selama 3 (tiga) tahun.

c. Direktur Rumah Sakit Kelas C pernah memimpin Rumah Sakit Kelas D dan/atau pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Rumah Sakit Kelas C paling singkat selama 1 (satu) tahun.

d. Direktur Rumah Sakit Kelas D pernah memimpin Puskesmas paling singkat selama 1 (satu) tahun.

Kompetensi Wakil Direktur Pasal 11

(1) Wakil Direktur yang membidangi Pelayanan Medis Rumah Sakit yang menyelenggarakan pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya berlatar belakang

pendidikan Dokter Spesialis atau Dokter dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.

(2) Wakil Direktur yang membidangi Pelayanan Medis Rumah Sakit yang tidak menyelenggarakan pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya berlatar belakang pendidikan tenaga medis dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.

(3) Wakil Direktur telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi

Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi Rumah Sakit, dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

(4) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

(5) Wakil Direktur diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun di bidang pelayanan medik/ kesehatan.

Pasal 12

(1) Wakil Direktur Administrasi Umum berlatar belakang pendidikan Sarjana dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang Kesehatan. Pada Kenyataannya di RSUD

(7)

Subang Wadir Umum dan Keuangan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Strata I Hukum bukan Sarjana strata 2 di bidang kesehatan

(2) Wakil Direktur Administrasi Umum telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

(4) Wakil Direktur Administrasi Umum diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang tugasnya.

Pasal 13

(1) Wakil Direktur Keuangan berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana

Ekonomi atau Akuntansi.

(2) Wakil Direktur Keuangan telah mengikuti pelatihan Rencana Aksi Strategi, Rencana Implementation dan Rencana Tahunan, Laporan Pokok Keuangan, Akuntansi, Rencana Bisnis Anggaran, dan Sistem Informasi.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabata

(4) Wakil Direktur Keuangan diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang keuangan.

Pasal 14

(1) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia berlatar belakang pendidikan Sarjana dengan pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan.

(2) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

(4) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang Sumber Daya Manusia.

Pasal 15

(8)

dengan pendidikan Sarjana Strata 2 bidang kesehatan.

(2) Wakil Direktur Pendidikan telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

(4) Wakil Direktur Pendidikan diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bidang pendidikan dan penelitian.

Bagian Keempat

Kompetensi Kepala Bidang dan/atau Kepala Bagian Pasal 16

(1) Kepala Bidang dan/atau Kepala Bagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana sesuai dengan bidang kerjanya.

(2) Kepala Bidang dan/atau Kepala Bagian telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

(4) Kepala Bidang dan/atau Kepala Bagian diutamakan memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3 (tiga) tahun sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Kelima

Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian Pasal 17

(1) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit Sarjana sesuai dengan bidang kerjanya.

Pada kenyataannya di RSUD Kabupaten Subang masih ada beberapa Kepala seksi atau Kepala Sub bagian yang latar belakang pendidikannya belum sarjana contoh :Kepala seksi ketenagaan dan pengembangan fasilitas keperawatan latar belakang pendidikannya masih DIII Keperawatan

(9)

(2) Kepala Seksi dan/atau Kepala Subbagian telah mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment Pegawai, dan Sistem Remunerasi.

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

Kesimpulan : Kompetensi dan latar belakang pendidikan pejabat strukutural di RSUD Kabupaten Subang sebagian besar belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Permenkes No 971/MENKES/PER/XI/2009 tentang “ Standar Kompetensi Pejabat Strukutural Kesehatan Menteri Kesehatan Republik Indonesia karena ada beberapa jabatan yang diisi oleh pejabat yang jabatan dan latar belakang pendidikan serta kompetensinya tidak sesuai .

Referensi

Dokumen terkait

· Bahan pemadaman yang tidak sesuai karena alasan keselamatan: Air dengan tekanan jet penuh · Bahaya khusus akibat dari zat atau campuran Tidak ada informasi lebih lanjut yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam penyerapan investasi di Provinsi Kalimantan Timur, dapat dilihat dari beberapa

Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi

Struktur modal, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.. 2 Agustina Lastri

Bila ada barang lain yang akan dimasukkan ke dalam gudang, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain ditata pada palet-palet yang dapat ditempati barang tersebut tanpa

Seluas 45% wilayah dengan tutupan lahan perkebunan kopi mengalami tingkat erosi dalam kategori ringan sampai sangat berat pada semua rentang kelerengan dan jenis

Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri (mengandung larutan garam dan gula)

Validasi metode analisis meliputi liniearitas, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ), keseksamaan ( precission ), dan kecermatan ( accuracy ), serta dilakukan penetapan