• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Manajemen Laba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH Manajemen Laba"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LABA

MANAJEMEN LABA

MAKALAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu TugasTugas Mata Kuliah Seminar

Mata Kuliah Seminar AkuntansiAkuntansi

Disusun oleh : Disusun oleh : Kelompok 2 Kelompok 2 CEPI NUR M. ISKANDAR 

CEPI NUR M. ISKANDAR 

3403100072

3403100072

GUGUM GUMILAR  GUGUM GUMILAR 

3403100080

3403100080

JURUSAN AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GALUH

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

CIAMIS

2013

2013

(2)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji dan

Puji dan syukusyukur r penulpenulis is panjapanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha tkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yangEsa yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

terselesaikan tepat pada waktunya. Pen

Penuliulisan san makmakalaalah h yanyang g berberjudjudul ul “Ma“Manajnajemeemen n LabLaba”, a”, yanyang g diadiajukjukanan untuk memenu

untuk memenuhi salah satu tughi salah satu tugas Mata Kuliah as Mata Kuliah Seminar Akuntansi.Seminar Akuntansi.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dik

dikarearenaknakan an kemkemampampuan uan penpenuliulis s yanyang g terbterbatasatas. . NamNamun un berberkat kat banbantuatuan n dandan dorongan serta bimbingan dari Bapak dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi dorongan serta bimbingan dari Bapak dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah Makro, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Pe

Penunulilis s beberhrharaarap p dedengngan an pepenunulilisan san mamakakalalah h inini i dadapapat t bebermrmananfaafaatt khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat

dapat menjamenjadi di bahan pertimbanbahan pertimbangan gan untuk mengembauntuk mengembangkan dan ngkan dan meninmeningkatkgkatkanan  prestasi di masa yang akan datang.

 prestasi di masa yang akan datang.

Ciamis, September 2013 Ciamis, September 2013

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR   i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 3 Tujuan 3 BAB II PEMBAHASAN 4

(4)

Konsep Laba Akuntansi

4

Konsep Manajemen Laba

5

Motivasi Manajemen Laba

7

Terjadinya Manajemen Laba melalui Manipulasi Akuntansi

10

Pola Manajemen Laba

12

Contoh yang Berkenaan

14

BAB III KESIMPULAN

18

DAFTAR PUSTAKA

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja  perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk  mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para  pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk 

memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak diluar   perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut tercermin pada laba yang

terkandung dalam laporan laba rugi. Oleh karena itu proses penyusunan laporan keuangan dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu yang dapat menentukan kualitas laporan keuangan. Manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam  penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Scott (2000:296) didalam bukunya yang berjudul “Financial   Accounting Theory” mengatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk  tujuan spesifik itulah disebut dengan manajemen laba.

Manajemen laba, akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi di sejumlah perusahaan. Praktik yang dilakukan untuk mempengaruhi

(7)

angka laba dapat terjadi secara legal maupun tidak legal. Praktik legal dalam manajemen laba berarti usaha untuk mempengaruhi angka laba tidak bertentangan dengan aturan pelaporan keuangan dalam PABU, khususnya dalam Standar  Akuntansi, yaitu dengan cara memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, melakukan perubahan metode akuntansi, dan menggeser periode  pendapatan atau biaya.

Adapun manajemen laba yang dilakukan secara illegal  (disebut juga dengan  financial fraud ), dilakukan dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan oleh PABU, yaitu dengan cara melaporkan transaksi-transaksi pendapatan atau  biaya secara fiktif dengan cara menambah (mark  up) atau mengurangi (mark 

down) nilai transaksi, atau mungkin dengan tidak melaporkan sejumlah transaksi, sehingga akan menghasilkan laba pada nilai/tingkat tertentu yang dikehendaki.

Penurunan kualitas laporan keuangan merupakan dampak utama yang diakibatkan dari adanya manajemen laba, di samping dampak-dampak lainnya. Setiawati dan Na’im (2000) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Begitu juga menurut Widarto (2004:33) yang menyatakan bahwa dalam pandangan orang awam, manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan.

(8)

Manajemen laba bukanlah suatu hal merugikan selama dilakukan dalam koridorkoridor peluang, manajemen laba tidak selalu diartikan dengan proses manipulasi laporan keuangan karena terdapatnya beberapa pilihan metode yang dapat digunakan dan bukan sebagai suatu larangan. Manajemen laba berusaha untuk mengatur kondisi perusahaan dan sebagai usaha untuk mempengaruhi  pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep laba dalam akuntansi? 2. Bagaimana konsep manajemen laba?

3. Apa motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba?

4. Bagaimana terjadinya manajemen laba melalui manipulasi akuntansi? 5. Bagaimana pola yang dilakukan dalam praktik manajemen laba?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep laba dalam akuntansi 2. Untuk mengetahui konsep manajemen laba

3. Untuk mengetahui motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba 4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya manajemen laba melalui

manipulasi akuntansi

(9)

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Laba Akuntansi

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi adalah laba akuntansi yang merupakan selisih antara pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan  pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak dapat didefinisikan tersendiri secara ekonomik  seperti halnya aktiva dan atau hutang.

Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Angka ini penting untuk : a. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan

diterima Negara.

 b. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan dalam perusahaan.

c. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan  pengambilan keputusan.

(10)

d. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi  perusahaan lainnya di masa yang akan datang.

e. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

f. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.

B. Konsep Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak  manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Dengan demikian, manajemen laba dapat diartikan sebagai suatu tindakan manajemen dalam mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka  panjang hal tersebut akan sangat menggangu bahkan membahayakan  perusahaan.

Definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu:

a. Definisi sempit. manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan  pemilihan metode akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajemen untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings.  b. Definisi luas. manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk 

(11)

dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.

Manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh  beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba terjadi ketika manajer 

menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang  berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang

dilaporkan. Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi untuk  mencapai tujuan khusus.

Tujuan manajemen laba adalah memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada para pemegang saham dan mempengaruhi hasil perjanjian yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Fischer dan Rosenzweig (1995) memandang earnings management  sebagai serangkaian langkah yang dilakukan manajer untuk meningkatkan atau menurunkan  jumlah laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan yang merupakan tanggung  jawabnya tanpa menyebabkan penurunan atau peningkatan keuntungan yang

dicapai suatu badan usaha dalam jangka panjang.

Ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer dalam melakukan manajemen laba meliputi: minimalisasi biaya politik (political cost minimization), maksimalisasi kesejahteraan manager (manager wealth maximization), dan minimalisasi kas pendanaan (minimization of financing cost).

(12)

o Manajemen Akrual (accruals management). Faktor ini biasanya berkaitan

dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer  (managers discretion).

o Penerapan Suatu Kebijaksanaan Akuntansi yang Wajib. Faktor ini

 berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut.

o Perubahan Aktiva Secara Sukarela. Faktor ini biasanya berkaitan dengan

upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (Generally Accepted Accounting Principles).

C. Motivasi Manajemen Laba

Sugiri (2005) menyatakan bahwa salah satu motivasi manajemen laba adalah mengelabui kinerja ekonomi yang sebenarnya, dan itu dapat terjadi karena terdapat ketidaksimetrian informasi antara manajemen dan para  pemegang saham suatu badan usaha. Motivasi manajemen laba lainnya adalah mempengaruhi penghasilan (telah diatur dalam kontrak) yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan dengan asumsi bahwa manajemen

(13)

memiliki kepentingan pribadi dan kompensasinya didasarkan pada laba akuntansi.

Faktor-faktor yang memotivasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut:

a. Program Bonus (

Bonus Plan).

Adanya asimetri informasi mengenai keuangan perusahaan menyebabkan pihak manajemen dapat mengatur laba bersih untuk  memaksimalkan bonus mereka. Pada motivasi ini, diasumsikan bahwa manajer meningkatkan keuntungan yang dilaporkan dalam upaya untuk  memaksimalkan imbalan bonus yang akan diterima.

Manajer

pada

perusahaan

yang

menerapkan

program bonus lebih cenderung untuk menggunakan

metode atau prosedur-prosedur akuntansi yang akan

menaikkan laba saat ini dengan memindahkan laba

periode mendatang ke periode berjalan.

b. Kontrak Utang (

Debt Covenant 

)

.

Semakin

dekat suatu perusahaan ke waktub pelanggaran kontrak  utang, manajemen akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat ‘memindahkan’ laba periode mendatang ke periode berjalan, yang  bertujuan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami

(14)

c.

Motivasi Politis (political motivation).

Perusahaan besar yang menguasai hajat hidup orang banyak akan cenderung menurunkan labanya untuk mengurangi visibilitasnya, misalnya dengan menggunakan praktik atau prosedur akuntansi, khususnya selama  periode kemakmuran tinggi.

d.

Motivasi Pajak (taxation motivation).

Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa laba adalah keinginan untuk meminimalkan pajak atau total pajak  yang harus dibayarkan perusahaan. Hal ini karena laba sering dijadikan landasan untuk mengambil keputusan, menyusun kontrak maupun  penilaian kinerja suatu manajer.

e.

Pergantian CEO (Chief Executive Officer).

Banyak motivasi yng timbul disekitar waktu penggantian CEO. Contohnya, CEO yang mendekati masa pensiun (tugas akhirnya) akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya.

f.

IPO (Initial Public Offering).

Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan sahamnya dipasar  modal belum memiliki harga pasar, sehingga terdapat masalah bagaimana menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh karena itu, informasi seperti laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada calon investor  tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen perusahaan yang akan go  public cenderung melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga

(15)

D. Terjadinya Manajemen Laba melalui Manipulasi Akuntansi

Manajemen laba yang dilakukan manajemen biasanya dilakukan melalui manipulasi akuntansi. Manipulasi akuntansi merujuk pada  pengubahan catatan akuntansi secara sengaja dari yang seharusnya untuk 

memperoleh posisi atau kondisi keuangan tertentu dengan tujuan akhir berupa  perubahan sikap pemangku kepentingan sesuai dengan yang diinginkan pihak 

manajemen. Manipulasi akuntansi tidak memiliki dampak terhadap aliran kas atau factor ekonomik real lainnya.

a. Manipulasi yang melanggar PABU

Mencakup pelanggaran nyata terhadap PABU dalam konteks  pendekatan akuntansi berbasis aturan. Macam-macam pelanggaran ini antara lain: transaksi fiktif dengan cara menambah (mark up) atau mengurangi (mark down) nilai transaksi, atau mungkin dengan tidak  melaporkan sejumlah transaksi, percepatan pengakuan pendapatan dengan mengubah tanggal menjadi lebih awal, pengakuan biaya sebagai asset, dll.

(16)

 b. Manipulasi yang selaras dengan PABU

Memanipulasi laba dengan menggunakan fleksibilitas yang diperbolehkan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles). Manipulasi ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:

1) Pemilihan metode

Cara ini meliputi pengubahan metode yang sebelumnya digunakan ke metode lain yang lebih menguntungkan. Misalnya  pengubahan metode alokasi depresiasi dan aliran biaya pada sediaan.

Hal ini dimungkinkan dengan adanya berbagai alternatif yang tersedia di PABU. Namun demikian, cara ini tidak terlalu efektif untuk  memanipulasi laba. Pertama, pemilihan metoda harus diungkap dalam catatan laporan keuangan sehingga tidak terlalu sulit bagi pihak 

 pihak  yang berkepentingan untuk mendeteksi apa yang terjadi (i.e. manipulasi akuntansi bila terjadi). Kedua, cara ini tidak dapat seringsering digunakan karena pengubahan metode yang terlalu sering tentu akan menimbulkan kecurigaan.

2)

Pengubahan unsur 

unsur estimasi

Managemen menggunakan metode ini untuk memanipulasi laba dengan mengubah estimasi akuntansi. Ini dilakukan dengan mengubah unsur 

unsur estimasi seperti pada umur ekonomis dan nilai sisa pada aset jangka panjang, perkiraan piutang tak tertagih, asset

(17)

impairments. Manipulasi laba semacam ini sangat sulit dideteksi oleh investor secara umum.

3) Penstrukturan transaksi

Penstrukturan transaksi, secara akuntansi, dilakukan dengan menyesuaikan unsur 

unsur transaksi. Contoh yang umum untuk cara ini adalah penstrukturan sewa guna usaha (i.e. capital atau operating lease), investasi saham/ekuitas (i.e. dikonsolidasi atau tidak  dikonsolidasi).

E. Pola Manajemen Laba

Pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara: a. Taking a Bath. (Penurunan Laba Secara Besar-Besaran)

Hal ini terjadi selama periode pada saat terjadinya reorgenerasi, termasuk adanya pergantian pimpinan baru. Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia akan melaporkan dalam jumlah yang besar. Dengan tindakan ini manajer berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan dapat dilimpahkan kepada manajer lama. Konsekuensinya, mereka akan menghapus asset, menyediakan biaya yang diharapkan di masa mendatang, dan secara umum akan meningkatkan probabilitas keuntungan yang dilaporkan di masa datang.

(18)

 b. Income Minimization.

Pola ini mirip dengan taking a bath tetapi lebih halus. Cara ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi, sehingga jika  periode yang akan datang diperkirakan laba turun drastis dapat diatasi

dengan mengambil laba periode sebelumnya. c. Income Maximization.

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk  tujuan bonus yang besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelaggaran perjanjian hutang. Pola ini dapat dilakukan dengan mengakui pendapatan terlebih dahulu, dan menunda pengakuan beban. d. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dan dapat meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi aliran kas di masa yang akan datang. karena pada umumnya investor lebih menyukai aliran laba yang relatif stabil.

Perataan laba dapat dihasilkan dari hal-lah berikut ini:

1)  Natural income smoothing, yaitu proses pembentukan laba secara inheren menghasilkan suatu  stream earnings yang relatif merata, seperti yang terjadi pada utilitas publik (Eckel, 1981).

(19)

manajemen. yang dapat digolongkan ke dalam dua hal di bawah ini. 3)  Real income smoothing  (RIS) , yang merupakan respons manajer 

terhadap perubahan kondisi perekonomian. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa RIS mempengaruhi aliran kas perusahaan. 4)  Artificial income smoothing  (AIS), yaitu upaya manajer untuk secara

"artifisial" mengurangi variabilitas laba. Hasil investigasinya menunjukkan hasil bahwa AIS tidak memiliki dampak langsung terhadap aliran kas perusahaan.

F. Contoh yang Berkenaan 1. Data

Defond and Park (1997) dalam Lobo and Zhou (2001) menyatakan  bahwa manajemen laba memiliki hubungan negatif dengan kinerja kini (current  industry relative performance) dan memiliki hubungan positif  dengan kinerja masa depan ( future industry relative performance). Hal ini dikarenakan jika laba tahun berjalan lebih besar daripada tahun sebelumnya, maka manajemen akan menyimpan labanya untuk periode yang akan datang melalui negative discretionary accruals. Jika laba tahun depan diprediksi lebih besar daripada tahun berjalan maka manajemen akan menggeser laba masa mendatang ke masa kini melalui  positive discretionary accruals.

Total utang perusahaan (leverage) yang diukur melalui debt to equity ratio  juga berpengaruh pada manajemen laba. Sejalan dengan

(20)

hipotesis debt covenant,  perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi termotivasi untuk melakukan manajemen laba agar terhindar dari  pelanggaran penjanjian utang. Agnes Utari Widyaningdyah (2001) menemukan hubungan positif antara leverage dengan manajemen laba. Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana  perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga memungkinkan dilakukannya manajemen laba. Perusahaan besar   juga menghadapi  public demand  atas informasi yang tinggi sehingga  perusahaan harus mengungkapkan lebih banyak informasi. Kinerja  perusahaan dapat diukur dari return kumulatif, semakin tinggi return yang diperoleh maka semakin banyak pula informasi yang diungkapkan untuk  menarik perhatian investor.

2. Permasalahan

Keeratan hubungan antara angka laba dan manfaat informasi laba dalam keputusan investasi (dalam hal ini investasi saham) oleh investor  maka terlebih dahulu investor perlu mendeteksi ada/tidaknya manajemen laba dalam laporan keuangan pihak emiten. Maka dari itu,  permasalahannya adalah Bagaimana mendeteksi manajemen laba?

(21)

3. Pemecahan Masalah

Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen

laba dalam laporan

keuangan

secara umum diteliti melalui

penggunaan akrual. Total akrual adalah selisih antara laba

dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total

akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: (1)

bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses

penyusunan laporan keuangan, disebut normal accruals

atau non discretionary accruals, dan (2) bagian akrual yang

merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut

dengan abnormal accruals atau discretionary accruals.

Nondiscretionary  accruals merupakan komponen akrual

yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas

perusahaan

dan

discretionary

accruals

merupakan

komponen akrual yang berasal dari earnings management 

yang dilakukan manajer.

Jones mengembangkan model pengestimasi akrual diskresioner  untuk mendeteksi manipulasi laba yang kemudian populer sebagai Model Jones. Jones melakukan firm

specific regression dengan model ini. Ini  berarti akrual diskresioner diperoleh dengan membandingkan akrual tahun t, saat terjadinya manipulasi laba, dengan rata

rata akrual (akrual normal)  perusahaan itu sendiri pada tahun

tahun sebelumnya.

(22)

Akrual, secara teknis, merupakan perbedaan antara kas dan laba. Akrual merupakan komponen utama pembentuk laba dan akrual disusun  berdasarkan estimat

estimat tertentu. Misalnya saja biaya depresiasi, untuk 

mengetahui besarnya biaya ini kita harus mengetahui kosnya, umur  manfaat (estimasi), dan metode depresiasi yang digunakan. Nilai kos memang sudah tetap (fixed) dan tidak bisa diubah

ubah namun umur  manfaat dan metode depresiasi bisa diubah sesuai dengan kebijakan atau  pertimbangan atau discretion managemen.

Secara umum, akrual, yang merupakan produk akuntansi, dapat dianggap memiliki jumlah yang “relatif tetap” dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan aturan akuntansi terkait juga tidak mengalami perubahan. Perubahan akrual yang terjadi, oleh karenanya, dapat dianggap sebagai hal yang tidak normal (abnormal). Perubahan ini merupakan hasil penggunaan kebijakan (discretion) managemen yang berlebihan dan bila pada saat yang sama managemen juga memiliki insentif/motif untuk memanipulasi laba maka perubahaan akrual yang terjadi dianggap sebagai bentuk manipulasi laba yang dilakukan managemen.

Model Jones berfokus pada akrual total sebagai sumber  manipulasi. Akrual total digunakan alihalih satu atau dua akun tertentu saja. Ini dilakukan dengan harapan bahwa akrual total akan mampu menangkap porsi yang lebih besar dari manipulasi oleh manager daripada  porsi yang ditangkap bila menggunakan satu dua akun saja.

(23)
(24)

BAB III KESIMPULAN

Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Angka ini penting untuk :

a. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara.

 b. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan dalam perusahaan.

c. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan  pengambilan keputusan.

d. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang.

e. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

f. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi. Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak  manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Utari Widyaningdyah (2001).  Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di  Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan, November Vol. 3 No. 2.

Fischer, M dan K Rosenzweig. 1995.  Attitudes of Students and Accounting   Practitioners Concerning the Etrhical Acceptability of Earnings  Managemen. Journal of Business Ethics, 14: 434-444.

Lobo, Gerald J., and Jian Zhou. 2001. “ Disclosure Quality and Earnings  Management ”. http://www.ssrn.com.

Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26810/4/Chapter%20II.pdf 

Setiawati, L. dan A. Na'im. 2000. Manajemen Laba. Journal Ekonomi dan Bisnis. Sugiri. 2005. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini akan dilakukan dimaksudkan untuk tingkat kondisi aspirasi (aspiration level conditions) Gerak tabu m digunakan pada solusi i yang mungkin tampak menarik karena itu

Dari hasil uji t berdasarkan kelas diketahui bahwa dalam kemampuan mengingat maupun kemampuan memahami istilah baru jenis musik terbaik adalah musik klasik.. Dari hasil

Berdasarkan hasil rapat Pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Bidik Misi Tahun 2015 yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 11 September 2015 telah ditetapkan nama-nama

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan tak lupa sholawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad yang selalu memberikan

Skripsi yang berjudul “Studi Mortalitas Massal Tukik Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Turtle Conservation and Education Center, Serangan” disusun berdasarkan hasil

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah TNKB berkode wilayah BE atau Lampung sehingga tidak dapat digunakan untuk menjelaskan pola pemanfaatan huruf dan angka

(a) meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi termasuk akses terhadap penguasaan sumber daya, dan politik dan

Hasil analisis perencanaan sistem drainase Kali Tenggang menunjukkan bahwa perbaikan dimensi (redesign) penampang saluran dan pembangunan kolam retensi dapat