• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ulkus Kornea e.c. Jamur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ulkus Kornea e.c. Jamur"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.

1.1.1. LaLatatar r BeBelalakakangng Ulk

Ulkus us korkornea nea adaadalah lah keakeadaadaan n patpatoloologik gik korkornea nea yanyang g ditditandandai ai oleoleh h adaadanyanya inf

infiltiltrat rat supsupurauratif tif disdisertertai ai defdefek ek korkorneanea, , disdiskonkontintinuituitas as jarijaringangan n korkornea nea yanyang g dapdapatat terjadi dari epitel sampai stroma.

terjadi dari epitel sampai stroma. Ulk

Ulkus us korkornea nea e.c e.c jamjamur ur adaadalah lah ulkulkus us korkornea nea yanyang g disdisebaebabkabkan n oleoleh h jamjamur,ur,   bi

  biasaasanya nya karkarena ena tratrauma uma dendengan gan tumtumbuhbuh-tum-tumbuhbuhan, an, tantanah, ah, ataatau u karkarena ena pempemakaakaianian kortikosteroid sembarangan yang menurunkan resistensi epitel kornea.

kortikosteroid sembarangan yang menurunkan resistensi epitel kornea.

Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata sebab Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata sebab kel

kelainainan an ini ini menmenempempati ati uruurutan tan kedkedua ua daldalam am penpenyebyebab ab utautama ma kebkebutautaan. an. KekKekerueruhanhan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan virus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut

kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas.yang luas.

Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan pada tahun 1879 tetapi Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan pada tahun 1879 tetapi   baru mulai

  baru mulai perioperiode de 1950 keratomik1950 keratomikosis osis diperhdiperhatikanatikan. . BanyaBanyak k laporalaporan n menymenyebutkebutkanan  peningkatan angka kejadian ini sejalan dengan peningkatan penggunaan kortikosteroid  peningkatan angka kejadian ini sejalan dengan peningkatan penggunaan kortikosteroid

top

topikaikal, l, penpengguggunaanaan n obaobat t imuimunosnosuprupresiesif f dan dan lenlensa sa konkontaktak. . SinSingapgapura ura melmelapoaporkarkann selama 2.5 tahun dari 112 kasus ulkus kornea 22 beretiologi jamur. Mortalitas atau selama 2.5 tahun dari 112 kasus ulkus kornea 22 beretiologi jamur. Mortalitas atau morbiditas tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut kornea, kelainan morbiditas tergantung dari komplikasi dari ulkus kornea seperti parut kornea, kelainan refrak

refraksi, si, neovneovaskulaskularisasarisasi i dan dan kebutkebutaan. aan. BerdaBerdasarkan kepustakasarkan kepustakaan an di di USA, laki-lakiUSA, laki-laki le

lebibih h babanynyak ak memendnderierita ta ululkukus s kokornrnea, ea, yayaititu u sesebabanynyak ak 7171%, %, bebegigitu tu jujuga ga dedengnganan   penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki. Hal ini mungkin   penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki. Hal ini mungkin

di

disesebababkbkan an kakarerena na babanynyakaknynya a kekegigiatatan an kakaum um lalakiki-l-lakaki i sesehahariri-h-harari i sesehihingnggaga meningkatkan resiko terjadinya trauma termasuk trauma kornea.Insiden ulkus kornea meningkatkan resiko terjadinya trauma termasuk trauma kornea.Insiden ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.

(2)

1.

1.2.2. BaBatatasasan n MaMasasalalahh Cli

Clinicanical l sciescience nce sesssessionion ini ini memmembahbahas as menmengengenai ai defdefiniinisi, si, epiepidemdemioliologiogi,, etio

etiologlogi, i, fakfaktor tor resresikoiko, , patpatofiofisiosiologlogi, i, diadiagnognosissis, , penpenatalatalaksaksanaanaan, an, komkompliplikaskasi i dandan  prognosis dari Ulkus Kornea e.c Jamur.

 prognosis dari Ulkus Kornea e.c Jamur.

1.

1.3.3. TuTujjuauan pn penenululisisanan Penulisan

Penulisan Clinical science sessionClinical science session ini bertujuan menambah pengetahuan paraini bertujuan menambah pengetahuan para dokter muda mengenai Ulkus Kornea e.c Jamur.

dokter muda mengenai Ulkus Kornea e.c Jamur.

1.

1.4.4. MeMetotoda da pepenunulilisasann Penulisan

Penulisan CliClininical cal scisciencence e sesessissionon inini i didisusususun n beberdrdasasarkarkan an titinjnjauauanan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur.

(3)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi 2.1. Anatomi dan Fisiologi

Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan kri

kristastal l sebsebuah uah jam jam tantangan gan keckecil. il. KorKornea nea ini ini disdisisiisipkapkan n ke ke sklsklera era di di limlimbusbus, , leklekuk uk  mel

melingingkar kar pda pda perpersamsambunbungan gan ini ini disdisebuebut t sulsulkus kus skskleraleralislis. . KorKornea nea dewdewasa asa ratrata-raa-ratata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 mm di tepi, dan diameternya sekitar  mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 mm di tepi, dan diameternya sekitar  11,5 mm. Dari anterior ke

11,5 mm. Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda:posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan lapisan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan lapisan epitel (yang bersambung dengan lapisan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan  bowman, stroma, membran descement, dan lapisan

 bowman, stroma, membran descement, dan lapisan endotel.endotel. --  Epitel  Epitel 

• TebalTebalnya 50µm, terdiri nya 50µm, terdiri atas 5 atas 5 lapis sel lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpangepitel tidak bertanduk yang saling tumpang

tindih: satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. tindih: satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

• PadPada a sel basal sel basal sersering terlihing terlihat at mitmitosiosis s selsel, , dan sel dan sel mudmuda a ini terdorini terdorong ke ong ke depdepanan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basa menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basa  berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui  berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden, ikatan ini menghambat pengaliran air, elekteolit, desmosom dan makula okluden, ikatan ini menghambat pengaliran air, elekteolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

dan glukosa yang merupakan barrier.

• Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadiSel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi

gangguan akan menyebabkan erosi rekuren. gangguan akan menyebabkan erosi rekuren.

• Epitel berasal dari ektoderm permukaan.Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

(4)

• Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yangTerletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

• Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.

-- StromaStroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya,  pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen  pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen

ini bercabang. Terbentuknya kem

ini bercabang. Terbentuknya kembali serat bali serat kolagen ini memakan waktu lamkolagen ini memakan waktu lama kadang-a kadang-kadan

kadang g sampasampai 15 bulan. Keratosi 15 bulan. Keratosit merupakit merupakan sel stroma kornea yang meruan sel stroma kornea yang merupakanpakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga kertosit membentuk bahan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga kertosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan emrio atau sesudah trauma.

dasar dan serat kolagen dalam perkembangan emrio atau sesudah trauma.

-- Membrana Descement Membrana Descement  Meru

Merupakpakan an memmembrabran n aseaselullular ar dan dan batbatas as belbelakaakang ng strstroma oma korkornea nea dihdihasiasilkalkan n selsel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik dan berkembang endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40µm.

terus seumur hidup, mempunyai tebal 40µm.

--  Endotel  Endotel  Ber

Berasaasal l dardari i mesmesoteoteliulium, m, berberlaplapis is satsatu, u, berberbenbentuk tuk hekheksagsagonaonal, l, besbesar ar 20-20-40µ40µm.m. End

Endoteotel l melmelekaekat t padpada a memmembrabran n desdescemcement ent melmelalui alui hemhemideidesmosmosom som dan dan zonzonulaula ok

okluludeden. n. TeTerdrdiri iri dadari ri sesel l yayang ng tidtidak ak memengngalalami ami regregeneneraerasi si yayang ng sesecacara ra akaktitif f  memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol hidrasi dan transparansi kornea. memompa ion dan air dari stroma untuk mengontrol hidrasi dan transparansi kornea.

Per

Perbedbedaan aan antantara ara kapkapasiasitas tas regregeneenerasrasi i epiepitel tel dan dan endendoteotel l penpentinting. g. KeruKerusaksakanan lapisan epitel, misalnya karena abrasi, dengan cepat diperbaiki. Endotel yang rusak  lapisan epitel, misalnya karena abrasi, dengan cepat diperbaiki. Endotel yang rusak  kar

karena ena penpenyakyakit it ataatau u pempembedbedahaahan n mismisalnalnya, ya, tidtidak ak dapdapat at berberegeegenernerasiasi. . HilHilangangnynyaa fungsi sawar dan pompa menyebabkan hidarasi berlebihan, distorsi bentuk regular  fungsi sawar dan pompa menyebabkan hidarasi berlebihan, distorsi bentuk regular  serat kolagen, dan keruhnya kornea.

(5)

Gambar Lapisan Kornea Gambar Lapisan Kornea

Gambar 1 : Lapisan kornea Gambar 1 : Lapisan kornea

(6)

2.2. Definisi 2.2. Definisi

Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea, diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari supuratif disertai defek kornea, diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

epitel sampai stroma. Ulk

Ulkus us korkornea nea e.c e.c jamjamur ur adaadalah lah ulkulkus us korkornea nea yanyang g disdisebaebabkabkan n oleoleh h jamjamur,ur,   bi

  biasaasanya nya karkarena ena trautrauma ma dendengan gan tumtumbuhbuh-tu-tumbumbuhanhan, , tantanah, ah, ataatau u karkarena ena pempemakaakaianian kortikosteroid sembarangan yang menurunkan resistensi epitel kornea.

kortikosteroid sembarangan yang menurunkan resistensi epitel kornea.

2.3. Klasifikasi 2.3. Klasifikasi

Berdasarkan Organisme Penyebabnya: Berdasarkan Organisme Penyebabnya:

1

1..Ulkus Kornea BakteriUlkus Kornea Bakteri

Ulkus kornea bakteri adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh Ulkus kornea bakteri adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh infiltrat supuratif disertai defek epitel kornea yang bergaung. Ulkus kornea bakteri infiltrat supuratif disertai defek epitel kornea yang bergaung. Ulkus kornea bakteri memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel, perforasi, endolftalmitis dan kebutaan.

komplikasi seperti desmetokel, perforasi, endolftalmitis dan kebutaan.

Gambaran ulkus dapat membantu untuk menentukan kausa penyebab ulkus kornea. Gambaran ulkus dapat membantu untuk menentukan kausa penyebab ulkus kornea.

1.

1. UlkUlkus stafus stafiloilokokkokusus Pad

Pada a awalawalnya nya berberupa upa ulkulkus us yanyang g berberwarnwarna a putputih ih kekkekuniuningangan n disdisertertaiai infiltrat berbatas tegas tepat di bawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara infiltrat berbatas tegas tepat di bawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adequat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel adequat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leu

leukoskosit. it. WalWalaupaupun un terterdapdapat at hiphipopiopion on tuktukak ak seriseringkngkali ali indindoleolen n yaiyaitu tu reakreaksisi rad

radanangngnya ya mimininimamal. l. UlUlkukus s kokornrnea ea mamargrgininal al bibiasasananya ya bebebabas s kukumaman n dadann disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap stafilokokus aureus.

disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap stafilokokus aureus. 2.

2. UlkUlkus pseus pseudoudomonmonasas

Gambaran ulkus biasanya dimulai dengan ulkus kecil di bagian sentral Gambaran ulkus biasanya dimulai dengan ulkus kecil di bagian sentral kornea dengan infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epiteldan stroma. kornea dengan infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epiteldan stroma. Ulkus kecil ini dengan cepat melebar

Ulkus kecil ini dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasidan mendalam serta menimbulkan perforasi kornea. Ulkus mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.

kornea. Ulkus mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan. Pe

Penanatatalalaksksananaaaan n ululkukus s kokornrnea ea babaktktereri i memengnggugunanakakan n anantitibibiototikik.. Keputusan pemberian antibiotik awal harus didasarkan pada :

Keputusan pemberian antibiotik awal harus didasarkan pada : 1.

(7)

2.

2. EnterEnterpretasi pretasi dari hadari hasil pusil pulasan glasan gramram 3.

3. EfektEfektivitas divitas dan keaman keamanan antanan antibiotibiotik ik 

Pada kasus ulkus kornea bakteri terdapat 2 prinsip terapi antibiotik yaitu : Pada kasus ulkus kornea bakteri terdapat 2 prinsip terapi antibiotik yaitu : 1.

1. KoKombmbininasasi i anantitibibiotiotik k bebersrspepektktrurum m luluasas, , fofortrtifiified ed sesecacara ra inintetensnsif if tantanpapa memperhatikan kasil pulasan (shoot gun therapy)

memperhatikan kasil pulasan (shoot gun therapy) 2.

2. AntibAntibiotik tunggiotik tunggal al spesispesifik berpedomfik berpedoman an pada hasil pemerikspada hasil pemeriksaan mikrobiolaan mikrobiologi.ogi. Cara ini diindikasikan untuk ulkus kornea bakteri ringan dan pemeriksaan Cara ini diindikasikan untuk ulkus kornea bakteri ringan dan pemeriksaan  pulasan gram hanya ditemukan satu jenis bakteri.

 pulasan gram hanya ditemukan satu jenis bakteri. Pengobatan awal dinilai setelah 24-48 jam.

Pengobatan awal dinilai setelah 24-48 jam.

Tabel 1. Evaluasi klinis pengobatan ulkus kornea

Tabel 1. Evaluasi klinis pengobatan ulkus kornea bakteribakteri T

Taannddaa PPeerrbbaaiikkaann PPeerrbbuurruukkaann Ukuran defek epitel

Ukuran defek epitel Infiltrasi stroma Infiltrasi stroma  batas  batas dalam dalam ukuran ukuran

Reaksi sel darah putih pada Reaksi sel darah putih pada stroma

stroma R

Reaeakkssi i ppaadda a bbiilliik k mmaattaa depan depan Tidak berubah/mengecil Tidak berubah/mengecil Menurun Menurun Lebih jelas Lebih jelas Tidak berubah Tidak berubah Tidak berubah/mengecil Tidak berubah/mengecil Menurun/terlokalisasi Menurun/terlokalisasi Menurun Menurun Meluas Meluas Meningkat Meningkat Kurang jelas Kurang jelas Lebih dalam Lebih dalam Lebih luas Lebih luas Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Ter

Terapi api awal awal dildilanjanjutkutkan an jikjika a resrespon pon kliklinik nik terhterhadaadap p penpengobgobatan atan memmembaibaik k  walaupun pada hasil uji resistensi menunjukkan bakteri resisten. Untuk merubah walaupun pada hasil uji resistensi menunjukkan bakteri resisten. Untuk merubah   pengobatan awal perlu dipertimbangkan respon klinik terhadap pengobatan awal,   pengobatan awal perlu dipertimbangkan respon klinik terhadap pengobatan awal, hasil kultur, dan hasil uji resistensi. Jenis antibiotik dapat diubah jika secara klinis hasil kultur, dan hasil uji resistensi. Jenis antibiotik dapat diubah jika secara klinis terjadi perburukan dan hasil uji resistensi menunjukkan organisme resisten.

terjadi perburukan dan hasil uji resistensi menunjukkan organisme resisten. Obat-obatan penunjang :

Obat-obatan penunjang : 1

(8)

2

2.. KKoorrttiikkoosstteerrooiidd 3

3.. IInnhhiibbiittoor r eennzziimm 4

4.. LLeennssa a kkoonnttaak k lluunnaak  k   5

5.. AAnnttiiookkssiiddaann

Tidak terdapat kesepakatan waktu dihentikannya atau dikuranginya pemberian Tidak terdapat kesepakatan waktu dihentikannya atau dikuranginya pemberian antibiotik pada ulkus kornea bakteri. Keberhasilan eradikasi kuman tergantung pada antibiotik pada ulkus kornea bakteri. Keberhasilan eradikasi kuman tergantung pada  jenis bakteri, lamanya infeksi, beratnya supurasi dan faktor-faktor lain.

 jenis bakteri, lamanya infeksi, beratnya supurasi dan faktor-faktor lain. Tanda yang memperlihatkan perbaikan adalah :

Tanda yang memperlihatkan perbaikan adalah : 1.

1. ReeReepitpiteliselisasiasi 2.

2. InfiltInfiltrat selurat seluler yanler yang berg berkurankurangg 3.

3. StromStroma supa supurasi urasi menjadmenjadi kasai kasa 4.

4.Edema pada perbatasan antara ulkus dengan stroma berkurangEdema pada perbatasan antara ulkus dengan stroma berkurang

Gambar 2 : Ulkus kornea karena bakteri Gambar 2 : Ulkus kornea karena bakteri

2

2.. Ulkus Kornea Jamur Ulkus Kornea Jamur  Etiologi :

Etiologi : 1. J

1. Jamur amur berfilberfilamen amen (filame(filamentous fungi); ntous fungi); bersifbersifat at multimultiseluleseluler r dengadengan n cabang cabang--cabang hifa.

cabang hifa.

aa.. JJaammuur r bbeerrsseepptta a : : FFuussaarriiuum m sspp, , AAccrreemmoonniiuum m sspp, , AAssppeerrggiilluus s sspp,, Cl

Clododosospoporirium um spsp, , PePeninicicilllliuium m spsp, , PaPaececililomomycyces es spsp, , PhPhiaialolophphorora a spsp,, Curvularia sp, Altenaria sp.

Curvularia sp, Altenaria sp.  b

 b.. JaJamumur tr tididak ak bebersrsepepta ta : M: Mucucor or spsp, R, Rhihizozopupus ss sp, p, AbAbsisididia sa sp.p. 2.

2. JamJamur raur ragi (gi (yeayeast)st)

Jamur uniselular dengan pseudohifa dan tunas: Candida albicans, Cryptococcus Jamur uniselular dengan pseudohifa dan tunas: Candida albicans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp.

sp, Rodotolura sp. 3.

(9)

Pa

Pada da jajarinringagan n hihidudup p memembmbenentutuk k ragragi, i, sesedadangngkakan n papada da memedidia a peperbrbiakiakanan mem

membenbentuk tuk mismisellellium ium : : BlaBlastostomicmices es sp, sp, CocCoccidcididiidies es spsp, , HisHistoptoplaslasma ma sp,sp, Sporothrix sp.

Sporothrix sp.

Tampaknya di Asia Tenggara penyebabnya yang terbanyak adalah Aspergllus Tampaknya di Asia Tenggara penyebabnya yang terbanyak adalah Aspergllus sp dan Fusarium sp.

sp dan Fusarium sp.

Manifestasi Klinik : Manifestasi Klinik :

Untuk menegakkan diagnosis klinik dapat dipakai pedoman berikut Untuk menegakkan diagnosis klinik dapat dipakai pedoman berikut :: 1.

1. RiwRiwayaayat t trautrauma terutma terutama tumbama tumbuhauhan, tanahn, tanah, , dan pemadan pemakaikaian streoian streoid d toptopikaikall lama.

lama. 2.

2. KuranKurang ng nyeri yeri dibandibandingdingkan kan dengadengan un ulkus lkus baktebakteriri 3.

3. UlkUlkus luas, tepus luas, tepi i ulkulkus sedikus sedikit menonit menonjoljol, , kerkering dan irreging dan irregulaular, putih abu-r, putih abu-abuabu,, atau coklat sesuai koloni jamur. Tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh. atau coklat sesuai koloni jamur. Tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh. 4

4.. LLeessi si saatteelliitt 5

5.. PPllaak ek ennddoottelel 6.

6. HipHipopiopion, on, kadkadangang-ka-kadandang reg rekurkurenen 7.

7. ForFormasmasi ci cincincin in seksekelileliling ing ulkulkusus 8.

8. LeLesi ksi korornenea yaa yang ng inindodolelenn Rea

Reaksi ksi di di atas atas timtimbul bul akiakibat bat invinvestestasi asi jamjamur ur padpada a korkornea nea yanyang g memmemproprodukduksisi mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi nekrosis kornea dan mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi nekrosis kornea dan reaksi radang yang cukup berat.

reaksi radang yang cukup berat. Diagnosis Laboratorium :

Diagnosis Laboratorium : 1.

1. MelakuMelakukan pemekan pemeriksariksaan kerokaan kerokan kornean kornea Pemeri

Pemeriksaan ksaan kerokkerokan an kornekornea a sebaiksebaiknya nya dengadengan n menggmenggunakaunakan n spatuspatula la kimukimurara yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan pewarnaan yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan pewarnaan KO

KOH, H, GrGramam, , GiGiememsa sa atatau au KOKOH H + + TiTintnta a InIndidia, a, dedengngan an anangkgka a kekebeberhrhasasililanan masing-masing 20-30%, 50-60%, 60-75% dan 80%.

masing-masing 20-30%, 50-60%, 60-75% dan 80%. 2.

2. BiopsBiopsi Ji Jaringaringan an kornkorneaea

Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver. Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver. 3.

3. NomarsNomarski differentiki differential interferencal interference contrast microse contrast microscopecope

Untuk melihat morfologi jamur dari kerokan kornea (metode Nomarski). Untuk melihat morfologi jamur dari kerokan kornea (metode Nomarski).

Penatalaksanaan : Penatalaksanaan :

(10)

Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari  jamur.

 jamur. 1.

1. Belum diideBelum diidentifikntifikasi jenis jamur penyebabasi jenis jamur penyebabnya : nya : berikberikan topikal Amphoan topikal Amphotericin Btericin B 0,25 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin

0,25 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole.> 10 mg/ml, golongan Imidazole. 2.

2. Jenis Jenis jamur tjamur telah dielah diidentidentifikasiifikasi a.

a. JJaammuur br bererffiillaammeen : n : ttooppiikkaal Al Ammpphhootteerriicicin Bn B, T, Thhioiommereroossaall, N, Naattaammyycciinn,, Imidazle.

Imidazle. b

b.. RRaaggi i ((yyeeaasstt) ) : : AAmmpphhootteerriicciin n BB, , NNaattaammyycciinn, , IImmiiddaazzoollee

cc.. GGoolloonnggaan n AAccttiinnoommyyccees s yyaanng g sseebbeennaarrnnyya a bbuukkaan n jjaammuur r sseejjaatti i :: Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Pem

Pemberberian ian AmpAmphothotericericin in B B subsubkonkonjunjungtigtival val hanhanya ya untuntuk uk usausaha ha teraterakhikhir.r. Steroid topikal adalah kontraindikasi, terutama pada saat terapi awal. Diberikan juga Steroid topikal adalah kontraindikasi, terutama pada saat terapi awal. Diberikan juga obat siklopegik (atropin) guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis obat siklopegik (atropin) guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis anterior.

anterior.

Terapi bedah dilakukan membantu medikamentosa yaitu : Terapi bedah dilakukan membantu medikamentosa yaitu : 1

1.. DDeebbrriiddeemmeenntt 2

2.. FlFlap ap kkononjujunngtgtiviva, a, papartrtiaial al atatau tu tootatall 3

3.. KKeerraattooppllaasstti ti teemmbbuuss

-- PePenynyemembubuhahan n lalama ma dadan n ananti ti jajamumur r totopipikakal l mamasisih h didipeperlrlukukan an papaliling ng kukuranrang g 33 minggu setelah epitelisasi sempurna terjadi

minggu setelah epitelisasi sempurna terjadi

-- PenanPenanganan yang tidak ganan yang tidak akurat sering terjadi perforasi kornea dan akurat sering terjadi perforasi kornea dan diakhdiakhiri denganiri dengan eviserasi.

eviserasi.

Gambar 3 : Ulkus kornea katrena fungi Gambar 3 : Ulkus kornea katrena fungi 3

(11)

 Dapat karena toksik dari antiviral topikal sendiri atau karena pemakaian antiviralDapat karena toksik dari antiviral topikal sendiri atau karena pemakaian antiviral

dihentikan dan diberikan kortikosteroid dihentikan dan diberikan kortikosteroid

 Dapat terjadi Endoteliosis, uveitis, dan retinitis, yang memerlukan antiviral sistemik Dapat terjadi Endoteliosis, uveitis, dan retinitis, yang memerlukan antiviral sistemik 

 Sensibilitas kornea menurun, dapat terjadi Neurotropik Ulcer Sensibilitas kornea menurun, dapat terjadi Neurotropik Ulcer 

Gambar 4 : Ulkus kornea karena viral Gambar 4 : Ulkus kornea karena viral

2.4. Etiologi dan Faktor Resiko 2.4. Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi : Etiologi :

1.

1. Jamur berfilJamur berfilamen ( amen ( filamefilamentous fungntous fungi ); i ); bersifbersifat multiseluat multiseluler dengan cabang-cler dengan cabang-cabangabang hifa.

hifa. 2.

2.JamJamur ur berbersepsepta: ta: fusfusariarium um sp, sp, AcrAcremoemoniunium m sp, sp, AsAsperpergilgilus us sp, sp, CloClodosdosporporium ium sp,sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp, phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.

Penicillium sp, Paecilomyces sp, phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp. 3.

3. Jamur tidJamur tidak bersepak bersepta : Mucor sp, Rhizta : Mucor sp, Rhizopus spopus sp, Absidi, Absidia sp.a sp. 4.

4. JamJamur raur ragi ( ygi ( yeaseast )t )

Jamur uniselular dengan pseudohifa dan tunas : candida albicans, Cryptococcus sp, Jamur uniselular dengan pseudohifa dan tunas : candida albicans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp.

Rodotolura sp. 5.

5. JamJamur ur difdifasiasik k  Pad

Pada a jarijaringngan an hidhidup up memmembenbentuk tuk ragragi i sedsedang ang padpada a medmedia ia perperbiabiakan kan memmembenbentuk tuk  miselium : Blastomices sp, Coccidididies

miselium : Blastomices sp, Coccidididies sp, Histoplasma sp, Sporothrix sp.sp, Histoplasma sp, Sporothrix sp.

Tampaknya di Asia Tenggara penyebabnya yang terbanyak adalah Aspergllus Tampaknya di Asia Tenggara penyebabnya yang terbanyak adalah Aspergllus sp dan fusarium sp.

sp dan fusarium sp.

Faktor resiko terjadinya ulkus kornea dapat dibedakan atas dua, yaitu : Faktor resiko terjadinya ulkus kornea dapat dibedakan atas dua, yaitu : 1.

1. FaFakktotor Or Okkulular ar  aa.. TTrraauummaa

(12)

Trauma akibat tumbuh-tumbuhan, trauma kimia dan panas,

Trauma akibat tumbuh-tumbuhan, trauma kimia dan panas,   Iatrogenic trauma  Iatrogenic trauma ocular 

ocular , seperti, seperti Keratoplasty Keratoplasty dandan  Keratorefractive surgery  Keratorefractive surgery..  b.

 b. AbAbnornormalmalitas itas padpada pa permermukaukaan man mataata

Misdirection of lashes, Incomplete lid closure Misdirection of lashes, Incomplete lid closure c.

c. InInfefeksksi pi padada ada adneneksksaa

 Blepharitis, Meibomitis, Dry Eye, Dacryocystitis  Blepharitis, Meibomitis, Dry Eye, Dacryocystitis d

d.. NNuuttrriissii

Defisiensi vitamin A Defisiensi vitamin A ee.. LLeennssa ka koonnttaak k 

Kebersihan lensa kontak, penggunaan solusi yang terkontaminasi Kebersihan lensa kontak, penggunaan solusi yang terkontaminasi  f

 f.. CoCompmproromimisesed d cocornrneaea

2.

2. FaFaktktor or SiSiststememik ik  Dia

Diabetbetes es melmellitlitus,us, StevStevens-ens-JohnJohnson son SyndSyndromerome, , BlepBlepharoharoconjconjunctunctivitivitis,is, InfeksiInfeksi Gonococcal dengan konjungtivitis,

Gonococcal dengan konjungtivitis,  Immunocompromised status.  Immunocompromised status.

2.5.

2.5. PatogenesisPatogenesis

Berdasarkan letak anatomisnya kornea terletak paling luar sehingga paling mudah Berdasarkan letak anatomisnya kornea terletak paling luar sehingga paling mudah terpapar mikroorganisme dan faktor lingkungan lainnya. Pada dasarnya lapisan epitel terpapar mikroorganisme dan faktor lingkungan lainnya. Pada dasarnya lapisan epitel kornea merupakan barier utama terhadap paparan mikroorganisme, namun jika epitel ini kornea merupakan barier utama terhadap paparan mikroorganisme, namun jika epitel ini rusak maka stroma yang avaskuler dan membran bowman akan mudah terinfeksi oleh rusak maka stroma yang avaskuler dan membran bowman akan mudah terinfeksi oleh   be

  berbarbagai gai macmacam am orgorganianisme sme sepseperterti i bakbakteriteri, , amuamuba ba dan dan jamjamur. ur. ApaApabilbila a infinfekseksi i iniini dibiarkan atau tidak mendapat pengobatan yang adekuat maka akan terjadi kematian dibiarkan atau tidak mendapat pengobatan yang adekuat maka akan terjadi kematian  jaringan atau ulkus kornea.

 jaringan atau ulkus kornea.

2.6.

2.6. ManManifesifestasi tasi KliKlinisnis Pad

Pada a paspasien ien dendengan gan ulkulkus us korkornea nea karkarena ena jamjamur, ur, biabiasansanya ya terterdapdapat at riwariwayatyat trauma mata saat beraktivitas di luar/lapangan. Selain itu juga perlu diketahui faktor  trauma mata saat beraktivitas di luar/lapangan. Selain itu juga perlu diketahui faktor  risiko yang dimiliki, seperti:

risiko yang dimiliki, seperti:

-- Trauma (misalnya, lensa kontak, benda asing); dalam sebuah studi tentang keratitisTrauma (misalnya, lensa kontak, benda asing); dalam sebuah studi tentang keratitis  jamur dari Florida Selatan, trauma dengan terhadap sayuran (tumbuhan) adalah faktor   jamur dari Florida Selatan, trauma dengan terhadap sayuran (tumbuhan) adalah faktor 

risiko utama pada 44% pasien. risiko utama pada 44% pasien.

(13)

-- Operasi kornea seperti keratoplasti, operasi Operasi kornea seperti keratoplasti, operasi katarak kornea bersih (tanpa benang), ataukatarak kornea bersih (tanpa benang), atau laser in situ keratomileusis (LASIK).

laser in situ keratomileusis (LASIK).

-- Keratitis kronis karena herpes simpleks, herpes zoster, atau konjungtivitis vernal.Keratitis kronis karena herpes simpleks, herpes zoster, atau konjungtivitis vernal.

-- Laki-laki muda.Laki-laki muda.

-- Sehat.Sehat.

-- Tidak memiliki penyakit mata yang signifikan.Tidak memiliki penyakit mata yang signifikan.

-- Riwayat trauma sebelumnya (terutama karena tumbuhan)Riwayat trauma sebelumnya (terutama karena tumbuhan)

-- Pekerjaan pertanian.Pekerjaan pertanian.

Gejala-gejala yang muncul meliputi: Gejala-gejala yang muncul meliputi:

-- Sensasi Benda asingSensasi Benda asing

-- Meningkatknya rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada mataMeningkatknya rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada mata

-- Pandangan mendadak kabur Pandangan mendadak kabur 

-- Mata menjadi merah (kemerahan yang tidak biasa)Mata menjadi merah (kemerahan yang tidak biasa)

-- Kerusakan yang luas dan keluarnya cairan dari mataKerusakan yang luas dan keluarnya cairan dari mata

-- Meningkatnya sensitivitas terhadap cahayaMeningkatnya sensitivitas terhadap cahaya Un

Untutuk k memenenegagakkkkan an didiagagnonosisis s klklininik ik dididadasasarkrkan an papada da ananalalisisis is fafactctor or risrisikiko o dadann ka

karakrakteterisristik tik tatampmpililan an kokornrneaea. . TaTandnda-ta-tananda da yayang ng papaliling ng seserinring g diditetemumukakan n papadada  pemeriksan slitlamp tidak spesifik dan meliputi:

 pemeriksan slitlamp tidak spesifik dan meliputi: -- iinnjjekekssi ki koonnjjuunnggttiivvaa

-- ddeeffeek k ppaadda a eeppiitteell -- ininfifiltltrarasi si papadda a ststrorommaa -- hhiippooppiioonn

Tam

Tampilpilan an kliklinis nis yanyang g spespesifsifik ik padpada a kerkeratiatitis tis jamjamur ur melmelipuiputi ti suasuatu tu infinfiltiltratrat dengan tepi berbulu, tepi yang meninggi, tekstur yang kasar, pigmentasi dengan tepi berbulu, tepi yang meninggi, tekstur yang kasar, pigmentasi putih-keabu-abuan, lesi satelit, hipopion, plak endotel, dan tampilan cincin putih pada kornea dan abuan, lesi satelit, hipopion, plak endotel, dan tampilan cincin putih pada kornea dan lesi satelit pada tepi focus primer infeksi.

(14)

Reaksi di atas timbul akibat investasi jamur pada kornea yang memproduksi Reaksi di atas timbul akibat investasi jamur pada kornea yang memproduksi mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi nekrosis kornea dan mikotoksin, enzim-enzim serta antigen jamur sehingga terjadi nekrosis kornea dan reaksi radang yang cukup berat.

reaksi radang yang cukup berat.

2

2..77.. DDiiaaggnnoossiiss Diagno

Diagnosis sis dari dari ulkus kornea ulkus kornea ditegditegakkan berdasarkan anamnesisakkan berdasarkan anamnesis, , pemeripemeriksaanksaan oftalmologi dan pemeriksaan laboratorium.

oftalmologi dan pemeriksaan laboratorium. 1.

1. AnAnamamnenesisiss

Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing dan abrasi Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing dan abrasi   pa

  pada da korkorneanea, , riwariwayat yat perpernah nah terterkenkena a kerkerattiattis s yanyang g berberulaulang, ng, pempemakaakaian ian lenlensasa kontak, serta kortikosteroid yang merupakan presdiposisi infeksi virus dan jamur, kontak, serta kortikosteroid yang merupakan presdiposisi infeksi virus dan jamur, dan juga gejala klinis yang ada.

dan juga gejala klinis yang ada. 2.

2. PePememeririksksaan Oaan Oftftalalmomolologigi

Untuk memeriksa ulkus kornea diperlukan slit lamp atau kaca pembesar dan Untuk memeriksa ulkus kornea diperlukan slit lamp atau kaca pembesar dan  pencahayaan terang. Harus diperhatikan pantulan cahaya saat menggerakkan cahya  pencahayaan terang. Harus diperhatikan pantulan cahaya saat menggerakkan cahya

di atas kornea, daerah yang kasar menandakan defek pada epitel. di atas kornea, daerah yang kasar menandakan defek pada epitel.

Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan tes fluoresein. Pada tes fluoresein Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan tes fluoresein. Pada tes fluoresein defek epitel ditandai dengan adanya daerah yang berwarna hijau.

defek epitel ditandai dengan adanya daerah yang berwarna hijau. 3.

3. PemeriPemeriksaan ksaan LaboLaboratoriratoriumum

Pemeriksaan laboratorium berguna untuk diagnosa kausa dan juga penting Pemeriksaan laboratorium berguna untuk diagnosa kausa dan juga penting untuk pemilihan terapi yang tepat dengan hasil kultur kerokan.

untuk pemilihan terapi yang tepat dengan hasil kultur kerokan. a. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea

a. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea Pem

Pemerieriksaksaan an kerkerokaokan n korkornea nea sebsebaikaiknya nya dendengan gan menmengguggunaknakan an spaspatultulaa kimura yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan kimura yaitu dari dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan   p

  pewewarnarnaan aan KOKOH, H, GraGram, m, GiGiememsa sa atatau au KOKOH H + + TiTintnta a InIndidia, a, dedengngan an anangkgkaa keberhasilan masing-masing 20-30%,50-60%,60-75% dan 80%.

keberhasilan masing-masing 20-30%,50-60%,60-75% dan 80%.  b. Biopsi Jaringan kornea

 b. Biopsi Jaringan kornea

Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver. Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver.

2.8.

2.8. PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari  jamur.

 jamur. 1.

(15)

Berika

Berikan n topiktopikal al amphamphotericiotericin n B B 0,25 mg/ml, Thiomer0,25 mg/ml, Thiomerosal 10 osal 10 mg/mmg/ml, l, NatamyNatamycin >cin > 10 mg / ml,

10 mg / ml, golongan imidazole.golongan imidazole. 2.

2. JamJamur ur berberflaflamenmen

topikal Amphotericin B, Thiomerosal, Natamycin, imidazle. topikal Amphotericin B, Thiomerosal, Natamycin, imidazle. 3.

3. RaRagi (gi (yeyeasast)t)

Amphotericin B, Natamycin, imidazole Amphotericin B, Natamycin, imidazole 4.

4. GolonGolongan Actinomgan Actinomyces yang sebenayces yang sebenarnya bukan jamurnya bukan jamur sejatir sejati Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik. Pem

Pemberberian ian AmpAmphothotericericin in B B subsubkonkonjunjungtigtival val hanhanya ya untuntuk uk usausaha ha teraterakhikhir.r. Steroi

Steroid d topiktopikal al adalah kontraiadalah kontraindikandikasi, terutama si, terutama pada saat pada saat terapi awal. Diberikan jugaterapi awal. Diberikan juga obat siklopegik (atropin) guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis obat siklopegik (atropin) guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis anterior.

anterior.

Terapi bedah dilakukan membantu medikamentosa yaitu : Terapi bedah dilakukan membantu medikamentosa yaitu : a.

a. DeDebrbrididememenentt  b.

 b. Flap koFlap konjunnjungtiva, pgtiva, partial ataartial atau totalu total c.

c. KeraKeratoptoplaslasti tti tembembusus

2

2..99.. PPeenncceeggaahhaann Penceg

Pencegahan ahan terhadterhadap ap ulkuulkus s dapat dilakukan dengan dapat dilakukan dengan segera berkonsusegera berkonsultasi ltasi kepadkepadaa ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efe

dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.k yang sangat buruk bagi mata. -- LiLindndunungi mgi matata daa dari sri segegalala bea bendnda yaa yang ng mumungngkikin bn bisisa ma masasuk kuk kededalalam mam matataa

-- JJiikka ma maatta sa seerriinng g kkeerriinngg, a, attaau pu paadda ka keeaaddaaaan kn keellooppaak mk maatta ta tiiddaak bk biissa ma meennuuttuupp sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah

sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah

-- JJiikka ma meemmaakkaai li leennssa ka koonnttaak k hhaarruus ss saannggaat dt diippeerrhhaattiikkaan cn caarra ma meemmaakkaai di daan n mmeerraawwaatt lensa tersebut.

lensa tersebut.

2.1

2.10.0. KomKompliplikaskasii Pe

Pengngobobataatan n ululkukus s yayang ng titidadak k adadekekuauat t dadan n terterlalambmbat at dadapapat t memeninimbmbululkakann komplikasi yaitu :

komplikasi yaitu : 1.

1. Terbentuk jaringan parut kornea Terbentuk jaringan parut kornea sehingga dapat menurunan visus matasehingga dapat menurunan visus mata 2.

2. PerPerforforasi asi korkorneanea 3.

(16)

4.

4. DesDescemcematoatokelkel 5.

5. GlaGlaukoukoma sekma sekundunder er  6.

6. EndoEndoftalmiftalmitis atau tis atau panofpanoftalmittalmitisis 7.

7. KaKatatararak k 

2.1

2.11.1. ProPrognognosissis

Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh, tanpa Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh, tanpa har

harus us terjterjadi adi ulkulkus. us. BilBila a ulkulkus us korkornea nea tidtidak ak ditditeraerapi, pi, dapdapat at mermerusausak k korkornea nea secsecaraara   pe

  permarmanennen. . Dan Dan jugjuga a dapdapat at menmengakgakibaibatkan tkan perperforforasi asi dardari i intinterioerior r matmata, a, sehsehinginggaga menim

menimbulkbulkan an penypenyebaran ebaran infeksinfeksi i dan dan meninmeningkatkgkatkan an resiko kehilangaresiko kehilangan n penglpenglihatanihatan yang permanen. Semakin telat pengobatan ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang permanen. Semakin telat pengobatan ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan timbul jaringan parut yang luas.

yang banyak dan timbul jaringan parut yang luas.

BAB III BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN

Di

Di IndIndoneonesia sia kekkekerueruhan han korkornea nea masmasih ih mermerupaupakan kan masmasalaalah h keskesehaehatan tan matmata a sebsebabab kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan. Penyakit ini makin kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan. Penyakit ini makin   banyak dijumpai pada pekerja pertanian dan kini makin banyak dijumpai pada penduduk    banyak dijumpai pada pekerja pertanian dan kini makin banyak dijumpai pada penduduk   perkotaan sejak mulai dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan mata.

(17)

Kebanyakan ulkus kornea karena jamur disebabkan oleh organisme oportunis seperti Kebanyakan ulkus kornea karena jamur disebabkan oleh organisme oportunis seperti candida fusarium, aspergillus, penicilium, cephalosporium, dan lain-lain. Tidak ada ciri khas candida fusarium, aspergillus, penicilium, cephalosporium, dan lain-lain. Tidak ada ciri khas yang membedakan ulkus jamur ini.

yang membedakan ulkus jamur ini.

Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh, tanpa harus Dengan penanganan sedini mungkin, infeksi pada kornea dapat sembuh, tanpa harus terjad

terjadi i ulkuulkus. Bila s. Bila ulkus kornea tidak diterapi, dapat merusak kornea ulkus kornea tidak diterapi, dapat merusak kornea secara permanensecara permanen. . DanDan  juga dapat mengakibatkan perforasi dari interior mata, sehingga menimbulkan penyebaran  juga dapat mengakibatkan perforasi dari interior mata, sehingga menimbulkan penyebaran

inf

infekseksi i dan dan menmeningingkatkatkan kan resresiko iko kehkehilanilangan gan penpengliglihathatan an yanyang g perpermanmanen. en. SemSemakiakin n telatelatt  pengobatan ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan timbul jaringan  pengobatan ulkus kornea, akan menimbulkan kerusakan yang banyak dan timbul jaringan  parut yang luas.

 parut yang luas.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

1.

1. Vaughan DG, et al. Kornea dalam Oftalmologi Umum. Jakarta: Widia Medika, 2000,Vaughan DG, et al. Kornea dalam Oftalmologi Umum. Jakarta: Widia Medika, 2000, hal. 129-40.

hal. 129-40. 2.

2. Ilyas, SidartIlyas, Sidarta. Ulkus kornea dalam Ilmu a. Ulkus kornea dalam Ilmu PenyaPenyakit Mata kit Mata edisi ketiga. Jakarta: Balaiedisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006. Hal. 159-67.

(18)

3.

3. JamesJames, , Bruce.Bruce., , Chew, Chris., Bron Chew, Chris., Bron AnthAnthony. Lecture ony. Lecture Notes OftamologNotes Oftamologi. i. JakarJakarta:ta: Penerbit Erlangga, 2006. hal. 5.

Penerbit Erlangga, 2006. hal. 5. 4.

4. WijWijaya aya NanNana. a. IlmIlmu Pu Penyenyakiakit Mt Mata.ata. 5.

5.  American Academy of Opthalmology section 8 American Academy of Opthalmology section 8. . San San Francisco. Francisco. 20082008 6.

6. Fungal Keratitis. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com. Diakses pada tanggalFungal Keratitis. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com. Diakses pada tanggal 11 Mei 2011.

11 Mei 2011. 7.

7. Ulkus Kornea. Diunduh dari : www.razimaulana.files.wordpress.com.Ulkus Kornea. Diunduh dari : www.razimaulana.files.wordpress.com. Diakses tanggal 11 mei 2011.

Gambar

Gambar Lapisan KorneaGambar Lapisan Kornea
Tabel 1. Evaluasi klinis pengobatan ulkus kornea
Gambar 2 : Ulkus kornea karena bakteriGambar 2 : Ulkus kornea karena bakteri
Gambar 3 : Ulkus kornea katrena fungiGambar 3 : Ulkus kornea katrena fungi 3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ulkus kornea atau keratitis ulseratif merupakan proses dimana kornea mengalami proses inflamasi dan terjadi diskontinuitas epitel kornea. 1,9,10 Gejala ulkus kornea secara umum

sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus

Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi, udara

Judul : Hubungan Karakteristik Sosiodemografi dengan Kejadian Ulkus Kornea di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Periode Tahun 2019-2021. Ulkus kornea merupakan salah satu

Kasus ketiga terdapat juga perbaikan, tetapi hasil yang didapatkan tidak terlalu signifikan dimana ukuran endothelial plaque dan edem kornea hanya sedikit

Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan terdapat daerah kornea yang

Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan terdapat daerah kornea yang sehat

Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi,