• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KONSEP PERENCAN AAN DAN PERANCANGAN

V.1. Landasan Umum Perancangan

Rumah susun yang berfungsi sebagai tempat tinggal dapat juga dikatakan sebagai kebutuhan yang mendasar untuk para penggunannya, oleh karena itu rumah haruslah mampu memenuhi dan menunjang kegiatan penggunannya dengan baik. Pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana penujang dalam pembangunan rumah erat hubungannya dengan tingkat kenyamanan dan keamanan bagi para penghuninya. Penghuni rusun pada umumnya adalah orang-orang yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas dalam melakukan kegiatan sehari-harinya seperti bekerja, sekolah, dan kuliah

Disamping fungsinya sebagai tempat istirahat, rumah susun haruslah memiliki citra dan suasana yang baik agar para penghuninya merasa nyaman untuk tinggal disana. Suasana yang nyaman dan bersahabat menggambarkan sebuah kesatuan dan keharmonisan dan dapat diperoleh dengan desain yang baik.

V.2. Tujuan dan Sasaran

A. Para pedagang pasar modern Tanjung duren B. Keluarga yang bermukim didaerah Tanjung duren

C. Orang yang bekerja dan berdomisili didaerah Tanjung Duren D. M ahasiswa perorangan / kelompok

(2)

V.3. Filosofi Perancangan

James C Snyder Dalam bukunya ”Perancangan Arsitektur”, dikatakan bahwa ada lima macam kosep, yaitu analogi (memperhatikan hal-hal lain), metafora (memperhatikan abstraksi-abstraksi), hakikat (memperhatikan diluar kebutuhan program), konsep programatik (memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan), dan cita-cita (memperhatikan nilai-nilai umum). Dari kelima kategori tersebut analogi adalah sarana yang paling sering digunakan untuk merumuskan sebuah konsep. Analogi mengidentifikasikan hubungan harafiah yang mungkin di antara benda-benda yang mempunyai sifat-sifat khas yang diinginkan.

Dalam sebuah perancangan rumah susun hal yang sangat mempengaruhi pemikiran penulis adalah adanya sebuah kebersamaan. Tingkat sosial yang tinggi yang akan berdampak pada keharmonisan suatu komunitas didalam keberagaman mahluk yang tinggal didalamnya. Kebiasaan-kebiasaan, adat, prilaku, pola aktifitas yang berbeda harus membaur menjadi sebuah kesatuan yang solid. Oleh karena itu filosofi analogi yang paling tepat adalah ”Unity in the efforcity”. M anusia memiliki sebuah komunitas hidup dalam sebuah lingkungan dimana didalamnya terjalin ikatan kebersamaan yang kuat, rasa saling menghargai dan hidup yang bergotong royong untuk meningkatkan produktifitas dan membuat tempat tinggalnya menjadi lebih baik.

(3)

V.4. Konsep Perancangan Tapak

Bagi kaidah perencanaan kawasan hunian yang harus mendapat diperhatikan dan pertimbangan adalah:

• pengunaan lahan yang efisien-efektif dan terkait dengan kegiatan ekonomi dalam arti luas.

• orientasi bangunan/gedung perlu memperhatikan arah angin di samping posisi dan pergerakan matahari. Jalan dan lorong terutama disearahkan dengan arah aliran angin sebagai koridor angin yang menjaga kesejukan lingkungan.

• jalan mobil hanya disediakan sebatas kebutuhan nyata untuk keamanan dan keadaan darurat. Parkir mobil terpusat sehingga jalan/lorong dapat dijadikan sebagai “taman” komunal.

• Sirkulasi kendaraan tidak menyeluruh dengan kata lain sirkulasi jalan untuk kendaraan bermotor tidak dibuat mengelilingi tapak sehingga memudahkan individu individu individu individu Ruang bersama

HARM ONIS = UNITY

(4)

untuk membedakan daerah privat dan publik, selain itu sirkulasi kendaraan bermotor diusahakan untuk tidak mengganggi daerah privat padsa rusun.

• tersedia fasilitas perumahan yang diadakan dan diselenggarakan secara komunal, termasuk ruang terbuka hijau serta rekreasi memakai akses utama melalui berjalan kaki dari perumahan yang ada. Sistem sarana dan prasarana harus terkait dengan sistem kota yang lebih besar.

• Pembagian massa yang majemuk untuk menjaga pola aliran udara yang baik

• ada penghijauan dan badan air yang cukup serta menyebar untuk menjaga mutu dan kualitas micro climate yang baik. Ini perlu sebagai kompensasi dari perumahan warga berpendapatan rendah yang cenderung berkepatan tinggi.

• Persentase tapak sebagian besar merupakan daerah yang mampu meresap air sehingga mengurangi dampak global warming, hampir 50% dari luas

Gambar 55. Sirkulasi dalam tapak

Pasar

(5)

keseluruhan tapak merupakan daerah resapan. M aterial penutup tanahnya juga dipilih berdasarkan pertimbangan akan kemampuannya meresapkan air.

- Tanah asli mampu meresap air sebesar 100% - Grass blok mampu meresap air sebesar 40% - Konblok mampu meresap air sebesar 15%

Selebihnya merupakan bangunan ataupun sistem drainase yang menggunakan material beton dengan daya serap air sebesar 0%

V.5. Konsep Mixed Use Building

Gambar 56. Diagram Koefisien Das ar Hijau

(6)

Dari dua fungsi bangunan yang berbeda maka akan terjadi sebuah kebutuhan yang berbeda pula, dari segi kenyamanan thermal, sifat ruang, pola ruang, dsb. Namun, dari perbedaan itu diperlukan suatu fungsi bersama yang dapat mengikat kedua fungsi bangunan tanpa saling terkait, setelah dianalisa ditemukan satu fungsi yang sama yang harus dipenuhi dari kedua bangunan yaitu adanya tempat parkir, maka diperlukan area parkir yang dapat menampung kedua kegiatan tersebut sehingga fungsi area parkir pada proyek ini merupakan fungsi bersama.

Pasar sebagai barrier polusi udara dan polusi

suara Public area dibuat semenarik mungkin

untuk menarik pengunjung

Gedung parkir memiliki akses langsung dari rusun

dan pasar agar bisa digunakan bersama Area privat rusun jauh dari sumber bising

dan kemacetan lalu lintas, namun tetap memiliki akses masuk sendiri

Fasilitas penunjang rusun (utilitas, fasilitas olah raga,

dll

(7)

Penempatan bukaan pada bangunan rusun disesuaikan dengan arah mata angin dan orientasi matahari

Ruang terbuka hijau diletakkan ditenga tapak untuk menjaga suhu udara dan unsur estetika sebagai orientasi view kedalam tapak oleh penghuni rusun

Gambar 59. Konsep perancangan tapak

Area entrance pasar terfokus agar

mudah dilihat orang Area entrance rusun dibuat lebih private Area servis memiliki hubungan langsung dengan pasar, namun tidak mengganggu rusun

(8)

Pertimbangan lain mengenai jumlah lantai adalah dengan jumlah unit yang akan dibangun sesuai dengan tingkat kepadatan penduduk, maka setiap bangunan rusun hanya memiliki KDB sekitar 800 m² atau 1/8 dari luas total lahan. Untuk memanfaatkan lahan maka digunakan untuk massa bangunan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari studi banding yang sudah dilakukan, semakin sedikit jumlah lantai pada bangunan maka perawatan bangunannya pun akan semakin mudah, sehingga diharapkan kualitas fisik rusun dapat terus terjaga dengan baik.

Pemecahan bangunan rusun menjadi dua massa agar jumlah lantai dapat di kurangi dengan mempertimbangkan

masalah kondisi fisik lingkungan sekitar yang dominan oleh bangunan-bangunan bertingkat rendah antara 2-3 lantai, sehingga bangunan harmonis dengan bangunan

disekitarnya

Dengan jumlah lantai 4-5, maka tidak diperlukan lift ataupun sirkulasi vertikal yang menggunakan daya listrik karena akan menyebabkan penambahan biaya

pada operasional bangunan

(9)

V.6. Konsep Bangunan dan gubahan massa

Konsep dasar yang akan dijadikan sebagai acuan dalam perancangan rumah susun dan pasar disini adalah untuk menunjang akan kebutuhan efisiensi dan efektifitas itu sendiri. Konsep yang digunakan pada bangunan ini pada dasarnya adalah diadaptasi dari bentuk dasar yang sangat sederhana yaitu ”kubus”, namun dengan segala pertimbangan dan nilai-nilai estetika yang ada maka sebuah konsep yang sederhana tersebut dikembangkan lagi menjadi sebuah bentuk akhir yang indah namun tanpa menghilangkan esensinya sebagai bangunan modern. Konsep ini diambil berdasarkan analisa terhadap kebutuhan dan pola hidup masyarakat yang modern,dan serba praktis serta tingkat kebutuhan ruang.

Unit

rusun rusun Unit rusun Unit rusun Unit

Unit rusun Unit rusun Unit rusun Unit rusun

Bukaan dalam koridor berfungsI juga sebagai ruang

utilitas ataupun penempatan tangga

Bukaan untuk unit

rusun

(10)

Disain Rumah Susun

a. Bentukan yang lebih dinamis dan imaginative dengan tetap mengadaptasi fungsi, kegiatan dan jumlah ruang.

b. M embagi bentukan masing – masing rumah menjadi lebih jelas tetapi masih dalam konteks kebersamaan kegiatan sehingga menimbulkan rasa kepemilikan dan privasi yang lebih baik dengan tetap memberikan ruang kegiatan bersama dan bersosialisasi.

c. M emberikan elemen – elemen yang lebih humanistik dan maknawi , dengan memberi bentukan – bentukan yang unik dan inovatif untuk melawan persepsi konvensional, sehingga keunikannya bentuk akan mengangkat harkat dan martabat penghuninya dengan tidak meninggalkan kenyamanan ruang dan dengan harga yang tetap terjangkau.

d. Dengan tema ”Hemat energi” maka sangat memperhatikan banyaknya energi yang digunakan oleh bangunan itu sendiri, maka perancangan bangunan rumah susun ini tidak menggunakan air conditioner (AC). Untuk tetap menjaga suhu

Gambar 63. Konsep cross ventilation pada bangunan Ruang bersama

dalam kompleks rusun

(11)

ruangan maka diperlukan sirkulasi udara yang baik. Bukaan yang lebar juga memberikan kesan luas sekaligus memanfaatkan pemandangan luas.

e. Karena besarnya gerakan panas dan kelembaban, bangunan besar harus mempunyai celah permainan setiap 25m, bila mungkin sebagai pemisah bagian-bagian bangunan (Bangunan Tropis, Georg.Lippsmeler)

f. Tujuan efisiensi ruang secara otomatis akan membentuk ruang kotak-kotak geometris yang sederhana, namun untuk menghindari kesan geometris dari kesan kaku maka bentuk dipadu-padankan dengan bentuk lengkungan-lengkungan yang dinamis.

g. Keharmonisan dan hubungan sosial antar penghuni rusun perlu didukung dengan bentukan yang menyatukan bangunan namun tetap menjaga privasi antar unit-unit rusun sehingga dibuatlah skywalk untuk menyatukan rusun yang terdiri dari beberapa massa bangunan.

Gambar 64. Konsep skywalk pada rusun

Skywalk sebagai penghubung

antar bangunan

(12)

Disain pasar

a. Pembagian kios atau lapak sesuai dengan produk-produk yang sejenis untuk memudahkan pengunjung dn memberikan kenyamanan saat berbelanja. M isalnya, kios dan lapak basah seperti sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan ditempatkan di lantai satu karena pada umumnya bila dilihat menurut survey yang dilakukan, lapak basah lebih sering melakukan proses loading dan unloading dibandingkan kios kering seperti bumbu dapur, perlengkapan rumah tangga, pakaian, dll.

Aliran udara Lantai mezzanine untuk retail kios kering/ foodcourt Bagian atap pada bangunan

pasar merupakan skylight sebagai ventilasi udara

Lantai dasar merupakan kios-kios dan lapak basah Udara panas akan tertarik keatas dan keluar

melalui bukaan pada atap

(13)

b. Disain bangunan dengan atap skylight sebagai penerangan alami dan memaksimalkan sirkulasi udara dengan memberi bukaan di sisi-sisi bangunan.

c. Luasan lapak yang mampu menampung manusia lewat dan proses membuang sampah.

d. Distribusi sampah pada rusun menggunakan sistem kolektif yaitu sampah-sampah dari setiap unit diambil oleh petugas kebersihan lalu di buang ke tempat penampungan sampah baru setelah itu diangkut oleh petugas dinas Saluran irigasi

lapak

Gantungan besi untuk daging dan

sayuran

Lebar pintu masuk ke lapak ± 60 cm, sampah bisa dikeluarkan langsung M aterial keramik mudah dalam perawatan dan membersihkan

(14)

kebersihan kota, sehingga denagn demikian kebersihan bisa selalu dapat di kontrol.

V.7. Sistem Struktur

Jenis pondasi yang digunakan untuk proyek ini adalah pondasi tiang pancang dengan pertimbangan proses pemasangan yang relatif cepat sehingga tidak banyak mengeluarkan energi dan pondasi yang kokoh terhadap bangunan.

Bangunan rusun memakai bahan konstruksi bangunan berupa : 1. konstruksi beton bertulang, dengan pertimbangan :

- merupakan bahan yang tahan api, tidak rusak oleh panas dan hujan - rangka beton lebih mudah dalam menghasilkan bentuk yang fleksibel - kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar

2. konstruksi baja, dengan pertimbangan : - waktu pengerjaan yang relatif singkat

- kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar Gambar 67. Distribusi sampah

(15)

- mampu menahan beban kantilever yang cukup panjang

V.8. Konsep Utilitas dan Kelengkapan Bangunan

Konsep utilitas sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan dalam bab analisis

V.9. Tuntutan Rancangan

Berdasarkan analisa yang telah terlampir diatas maka garis besara perancangannya sbb:

• ada fleksibilitas penataan ruang, utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. A gar hemat rumah tidak mudah disekat dan terbuka peluang penggunaan ganda dan over-lapping

• memilih bahan bangunan yang mudah diperoleh setempat dan sudah akrab dipakai oleh warga dengan kesulitan konstruksi yang mudah diatasi oleh keahlian setempat dan memilih bahan bangunan yang ramah lingkungan

• penataan ruang yang dilakukan fleksibel dan multi guna serta tidak terkotak-kota kecil berguna untuk menjamin kedinamisan gerak dan berbagai aktivitas lain dari penghuni serta untuk memberi keleluasaan aliran udara dan cahaya yang tinggi. Selanjutnya pola penataan ruang yang “terbuka” ini juga akan memberi kesan luas sehingga tercapai rasa psikologis yang melegakan guna merangsang produktivitas kehidupan yang tinggi.

Gambar

Gambar 55. Sirkulasi dalam tapak
Gambar 57. Konsep Mixed Use Building
Gambar 58. Konsep perancangan tapak
Gambar 60. Konsep perancangan tapak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Surabaya pada putusan No.31/ARB/BANI-SBY/l/2012, dimana amar putusannya adalah: (a) Mengabulkan untuk sebagian atas permohonan yang diajukan oleh Pemohon telah sesuai

Aparat penegak hukum seperti Polisi, Jaksa, dan Hakim sebagai lembaga yang fungsinya berkaitan dengan penegakan hukum dan keadilan harus dapat mewujudkan negara

Dalam sisi sistem informasi yang dibutuhkan oleh salesman untuk mengambil keputusan adalah salesman dapat mengambil keputusan mengenai harga produk yang diberikan

Oleh karena itu orang-orang Jepang mempunyai keinginan untuk mengabadikan bunga-bunga yang hanya bisa dinikmati pada musim semi tersebut, dengan cara

Sistem ini berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam menentukan kebijakan berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah per kecamatan atau per kelurahan meliputi Informasi penyebaran

Penggunaan kombinasi arang aktif dan zeolit dapat menyerap polutan yang terkandung dalam deterjen sehingga terjadinya penurunan kandungan limbah cair laundry yang

Tekstur tanah mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air, tanah bertekstur agak halus seperti lempung liat berpasir mempunyai drainase agak buruk yang biasanya tanah memiliki

Kristanto (2008:61), DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem,