• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA ANGKUTAN UMUM BUS DAMRI DI BANDAR LAMPUNG\ud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA ANGKUTAN UMUM BUS DAMRI DI BANDAR LAMPUNG\ud"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Greeting from Rector

Dear Prospective Students,

Welcome to the Tarumanagara University official website. Tarumanagara University is a leading private university in Indonesia. Our innovative and entrepreneurial campus was founded by Indonesian Entrepreneurs in 1959. Located in the heart of Jakarta City, Tarumanagara University now is known as “the Urban Campus”.

Currently, we have 14,000 students coming from all over Indonesia, from Northern part of Sumatra to Eastern part of Papua. Please come and join our multicultural, good characters, and high achieving students. With more than 63,000 of our graduates, we assure you a strong network which will lead you to a better future. Our strong collaboration and partnership with national and multinational companies, as well as local and overseas universities, will give you opportunities to get a better future.

We offer you a wide range of degrees in engineering and social sciences from bachelor and master degrees to doctorate degrees. We commit to provide you with excellent education and innovative learning experiences. Our highly qualified lecturers will assist and supervise you in any of your academic activities. Our well trained employees are ready to serve you and provide any information you need during your study.

Now our new website provides you with more comprehensive information about who we are. I encourage you to explore further about us and please do not hesitate to contact us for further information.

We look forward to welcoming you as our new students in the upcoming academic year.

(3)

Sambutan

Selamat Datang di FakultasTeknik Universitas Tarumanagara

Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara yang didirikan 1 Oktober 1962, saat ini makin maju dan berkembang menuju kampus yang modern. Kami memiliki 6 (enam) program studi S-1 yaitu Arsitektur, Teknik Sipil, Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Mesin, Teknik Industri dan Teknik Elektro, serta Program S-2 Magister Arsitektur.

Visi Fakultas Teknik UNTAR adalah mewujudkan lembaga pendidikan tinggi teknologi yang berkualitas dan profesional di tingkat nasional maupun regional. Berbekal visi tersebut, misi yang kami emban: (1) mengantarkan para mahasiswa untuk menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) Melaksanakan tugas supaya lulusan yang dihasilkan menjadi pribadi yang berkualitas sehingga dapat bersaing secara global; (3) Menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi tuntutan pasar kerja dalam bidang industri dan kebutuhan masyarakat luas; (4) Mendorong pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Bagian penting dari upaya pencapaian misi di atas adalah menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian, serta kalangan industri, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Hal ini ditujukan untuk mendukung proses pembelajaran di Fakultas Teknik UNTAR agar menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran dan kompetensi yang tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Kami mengajak semua sivitas akademika Fakultas Teknik untuk terus mengembangkan diri, sehingga siap dalam menghadapi persaingan global, khususnya menyambut ASEAN Community Tahun 2015. Mari bergabung bersama kami, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, untuk maju dan berkembang bersama.

Salam hangat.

(4)

Dafar Isi Makalah FSTPT X

1 2 3

1 Iman Haryanto

Crack Tip Opening Displacement Sebagai Alternatif Indikator Ketahanan Campuran Beraspal Terhadap Top-Down Cracking

1 2 Eliza M. Zainul Arifin Amelia K.I Penelitian Morfologis Aspal Emulsi Sebagai Masukan Untuk

Peningkatan Mutu Bahan Prasarana Jalan 2

3 Tan Lie Ing Yudi Ardian

Pengaruh Air Hujan Di Surabaya Terhadap Stabilitas Campuran Hot Rolled Sheet (HRS) Yang Menggunakan Piropilit Sebagai Filler

3

4 Nunung Martina Henddy R Agah

Pengaruh Air Hujan Di Surabaya Terhadap Durabilitas Campuran Hot Rolled Sheet (HRS) Yang Menggunakan Piropilit Sebagai Filler

4

5 Tas'an Junaedi Analisis Pengaruh Penyimpangan Mutu Terhadap Masa Layan Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Nasional Lintas

Timur Ruas Simpang Menggala - Simpang Pematang)

5

6 Eddwin C. Manurung Ira Ilraswari Analisis kondisi Bonding Antar Lapisan Beraspal Secara

Teoritis Dan Pengujian Di Laboratorium 6

7 Tedy Murtejo

Dampak Beban Lalu Lintas Terhadap Peningkatan Nilai Kerusakan Jalan (Surface Distress) Studi Kasus: Jl. Brigjen Katamso, Sidoarjo

7

8 Gatot Perdana Kusuma Wimpy Santosa

Pengaruh Pemadatan Sekunder Terhadap Tingkat Degradasi Agregat Pada Asphalt Concrete Wearing Coarse (Studi kasus Jalan Lintas Timur Sumatera) 8

9 M. Zainul Arifin Lasmini Ambarwati

Kajian Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Berdasarkan Parameter IRI Dan SDI (Studi Kasus Jalan Lintas Timur Sumatera)

9

10 Lasmini Ambarwati M. Zainul Arifin

Tinjauan Laboratorium Campuran Beton Aspal Hasil Recycling Lapis Pengikat (AC-BC) Terhadap Flexure Fatigue Test (Studi Kasus: Proyek Peningkatan Jalan Palembang - Tanjung Api Api)

10

11 Konni Marina Hasibuan I Wayan Diana

Pengaruh Embankmen Jalan Lintas Timur Sumatra Di Rawa Cakad Dan Rawa Bujung Tenuk Terhadap Meningkatnya Elevasi Muka Air Banjir Kota Menggala Dan Sekitarnya Di Kabupaten Tulang Bawang

11

12 Corry Jacub Effect of Compaction Procedure on Double Layer Porous Asphalt Properties 12 13 Arief Budiarto Ade Sjafruddin The Use of Styrene Butadiene Styrene (SBS) Modified Bitumen in Porous Asphalt Mixes 13 14 Dessy Rosliani Sofyan Triana

Tinjauan Penggunaan Slag Nikel Sebagai Pengganti Agegat Kasar Terhadap Karakteristik Mekanis Pada Campuran Beton Aspal AC - BC

14

15 Erika Buchari Rhaptyalyani

Kajian Terhadap Perencanaan dan Penyusunan Program Pemeliharaan Jaringan Jalan Kabupaten di Kab. Purwakarta 15 16 Eri Susanto Hariadi Djuneadi Kosasih

Kajian Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Sebagai Pelaksana Pemeliharaan Rutin Jalan Kabupaten Dengan Cara Swakelola di Kabupaten Purwakarta - Provinsi Jawa Barat

16

17 Rusmadi Suyuti Ofyar Z. Tamin Membangun Sistem Manajemen Perkerasan Untuk Jaringan Jalan di Kota Batam 17 18 Edwin C. Manurung Ira Ilraswari Model Perhitungan Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

Busway Dengan Pendekatan Analitis 18

19 Harun al-Rasyid S. Lubis Dimas B.E. Dharmowijoyo

Kajian Penentuan Lokasi Terminal Penumpang Tipe A di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur Dengan Metode Analisa Multi Kriteria (AMK)

19 20 Ayu Mirdhia Husnita Sonya Sulistyono Akhmad Hasanuddin Analisis Kinerja Angkutan Umum Mikrolet (Studi Kasus

Mikrolet D.01 Rute Kebayoran Lama - Ciputat) 20

21 Anak Agung Gde Kartika Ervina Ahyudanari Hera Widyastuti Prakiraan Perpindahan Moda Pada Jalur Pelayanan Busway Koridor IV Di Jakarta 21 22 Sofyan M. Saleh Ade Sjafruddin Ofyar Z. Tamin Estimasi Pelayanan Operasional Bus Lane Di Bandung 22 23 Conny Maretia P. Putri Sasana Putra Alexander Purba Kajian Pelayanan Angkutan Umum Jalan Di Wilayah Perkotaan 23 24 Doli Febrino S. Sasana Putra Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Perkotaan Berbasis Aktivitas 24 25 Wahyu Herijanto Budi Rahardjo Perencanaan Sistem Smart Card Untuk Angkutan Umum Multimedia Di Kota Palembang 25 26 Asep Sundara

Analisis Kelayakan Pengembangan Rute Angkutan Kota Trayek "G" Dari Pakem Menuju Kampus Melalui Jalan Sumatra Di Kabupaten Jember

26

27 Margareta Hutasoit Sasana Putra

Studi Sistem Pelayanan Angkutan Umum Mikrolet Dengan Teori Antrian Pada Rencana Bangunan Under Ground

Karebosi Di Kota Makassar 27

28 Rudy Setiawan Optimasi Kebutuhan Angkutan Umum Mikrolet Dengan Metode Break Event Point Di Kota Makassar 28 29 Tri Basuki Joewono Kemampuan Dan Kesediaan Membayar Pengguna Angkutan Kota Jenis Mikrolet Di Kota Makassar 29 33 Rahayu Sulistyorini Ofyar Z. Tamin Kinerja Angkutan Umum Bus Damri Di Bandar Lampung 33

No Nama Pemakalah Judul No.

(5)

63 Amrullah Akandhinta Demawanti Kaji Ulang Studi Kecelakaan Jalan Di Beberapa Negara 63 64 Willi Pravianto Demawanti

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Mengemudi Sepeda Motor Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas Di Yogyakarta 64 65 Aldila Harisanto Sigit Prayitno

Tingkat Ketaatan Pengemudi Sepeda Motor dalam Penggunaan Lajur Jalan Pada Berbagai Kondisi Arus Lalu Lintas

65 66 Sigit Priyatno M. Fadhil Evaluasi Investasi Angkutan Kota Trayek ST. Hall - Sarijadi 66 67 Bambang Suharso Sigit Prayitno The Sensitivity Analysis of Transportation Production Cost in Indonesia 67 68 Siti Malkamah Ubaidillah

Mass Transit Dan Road Pricing, Sinergi Atau Kompetisi?

Analisis Penerapan Di Indonesia Dengan Pendekatan 68 69 Muhammad Zudi Iswan Ahmad Munawar

Analisis Finansial Penggunaan Jenis Konstruksi Lapen Dan Laston Pada Pemeliharaan Jalan Kabupaten Di Kabupaten Purwakarta

69 70 Dian Krisna Aditya Sigit Prayitno Apakah Penggunan Sepeda Motor Menghemat Biaya Transportasi Keluarga? 70 71 Sofyan M. Saleh M. Isya Kajian Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalan Lingkar Nagreg Provinsi Jawa Barat 71 72 Hasbulloh Santoso Urip Tinjauan Finansial Pengoperasian Bus-Lane Rute Elang -

Cibiru 72

73 Hans Hardianto Sigit Prayitno Upaya Mengurangi Tingkat Kerusakan Jalan Melalui Sistem Transportasi Barang Multimoda 73 74 Julijanto Teguh Joko Siswanto YI. Wicaksono Kajian Terhadap Pergerakan Barang Jawa - Sumatera 74 75 Judiantono Toni Meliawati N Evaluasi Kinerja Operasional Fasilitas Pelabuhan Di Tanjung Intan, Cilacap 75 76 Arief Subechi Widodo Joko Siswanto Study Analisis Pengaruh Jembatan Penyeberangan

Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raden Intan 76

77 Harun al-Rasyid S. Lubis Jeffry Lizra

Pengaruh Panjang Ruas Jalan Pada Dua Persimpangan Yang Terkoordinasi Dengan Program Transyt - 12 77 78 Purnawan Yosrizal Prakiraan Kinerja Ruas Jalan Akibat Pembangunan Busway Koridor IV Di Jakarta 78 79 I Komang Yasa Y. Ronny P.A. Analisa Kinerja Ruas Jalan Akibat Aktivitas Samping Jalan

Pada Jalan Utama Kota Bandar Lampung 79

80 Rio Nanang H R. Wahyudi Triweko Kajian Kinerja Flyover Kiaracondong Bandung Terhadap Arus Lalu Lintas Sekitarnya 80 81 Muhammad Nanang Ofyar Z. Tamin Optimasi Perhitungan Kinerja Bundaran Menggunakan Microsoft Excel Solver 81 82 I Komang Yasa Y. Ronny P.A.

Studi Kinerja Pelayanan Simpang Bersinyal Jl. Sudirman - Jl. A. Yani - Jln. Cokroaminoto - Jl. Bulusaraung di Kota Makassar

82 83 Rio Nanang H R. Wahyudi Triweko Model Hubungan Volume - Kecepatan - Kepadatan Pada

Ruas Jalan Tipe 4 Lajur Tak Terbagi (4/2 UD) 83

84 Aloysius Tjan Dohar Mangalando Studi Karakteristik Parkir Pusat Perbelanjaan Makassar Trade Centre Di Kota Makassar 84 85 Junaedi Kosasih Yanuar Calik

Pengaruh Beroperasinya Gedung Jember Trade Center (JTC) Dan Jember Bisnis Center (JBC) Pada Kawasan CBD Kota Jember Terhadap Lalu Lintas Jalan - Jalan Sekitarnya 85

86 Syafruddin Rauf Sumarni Hamid Ali Evaluasi Pelayanan Parkir Pada Hari Puncak Idul Fitri 1427 H Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta 86 87 Ismiati Bambang Riyanto Analisis Panjang Antrian Dan Waktu Tunda Kawasan

Simpang Mirota Kampus Yogyakarta 87

88 Taslim Bahar Ofyar Z. Tamin Perancangan Bangunana Fasilitas Pada Kawasan Simpang Bersinyal 88 89 Agus Triono

Pemilihan Trase Jalan Berdasarkan Analisis Multi Kriteria (Kasus Kelayakan Highway Lintas Timur Provinsi NAD) 89 90 Zahrotun Niswah M. Zainul Arifin

Analisis Hambatan Samping Guna Tercapainya Manajemen Lalu Lintas Yang Tepat (Studi Kasus Kawasan Mirota Kampus Dan Sekitarnya)

90 91 Reza Sungiardi Leksmono S. Putranto Robby Aribowo

Analisis Kebutuhan Jenis Fasilitas Penyeberang Jalan Berdasarkan GAP Kritis (Studi Kasus PT. Sido Muncul Ungaran - Jawa Tengah)

91 92 Lavina Santoso Urip Analisis Supply - Demand Parkir Kawasan Factory Outlet Dago Kota Bandung 92 93 Hasbulloh Santoso Urip Penerapan Isyarat Cross Walk Flags Dalam Meningkatkan Faktor Keselamatan Penyeberang Jalan Pada Kawasan

Sekolah Dasar Di Ruas Jalan Arteri Makassar

93

94 Pramagista Amirotul MH

Tinjauan Geometrik Jalan Lingkar Nagreg dan Pengaruhnya Pada Kinerja Jalan Eksisting Cileunyi - Nagreg di Kabupaten Bandung

94 95 Ria Adriyati Ipan F. Radam

Validasi Penentuan Arus Jenuh Pada Manual Kapasitas

(6)

1

KINERJA ANGKUTAN UMUM BUS DAMRI DI BANDAR LAMPUNG

Rahayu Sulistyorini Ofyar Z. Tamin

Mahasiswa S3 Transportasi Program S-2 Transportasi Jurusan Teknik Sipil - ITB Jurusan Teknik Sipil – ITB Jl. Ganesha No. 10, Bandung Jl. Ganesha No. 10, Bandung Telp : 2512395; Fax : 2502350 Telp : 2512395; Fax : 2502350 E-mail : sulistyorini_smd@yahoo.co.uk E-mail:ofyar@trans.si.itb.ac.id

Abstract

The existence of the public transport is very important but if it doesn’t handling correctly, it will raise such problems. The objectives of research are: to review and analyze the bus system performance according to indicator parameter from “world bank standard” and others, and to improve understanding of the passenger characteristic. The method of the research was observed and interview to a passenger in three routes for three days. The result shows that the significant bus passenger mostly 16-25 years old, student, for working, income range Rp. 250,000 – Rp. 500,000, their reason using bus because of cheap, and they expected for increasing the number of bus. In peak hour there are much passenger in bus and cause inconvenient. Performance indicator of bus which is crucial are reduced waiting time, more bus, increased the frequency of operating, increased the hours of operation, improved ride comfort, and improved the reliability of timetables.

Key Words: Indicator Performance, Reliability, Passenger’s Characteristic

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di Bandar Lampung, angkutan bus DAMRI kurang diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan kendaraan pribadi atau banyaknya variasi moda angkutan yang ditawarkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pelayanan pada bus DAMRI yang kurang memadai sehingga membuat keamanan dan kenyamanan penumpang tidak terjamin.

Hal ini memberikan pengaruh buruk terhadap kondisi suatu kota dan harus dikurangi dengan mencari alternatif lain dalam berkendaraan misalnya dengan meningkatkan ketertarikan masyarakat menggunakan angkutan bus DAMRI. Salah satunya dengan peningkatan pelayanan dari segi aksesibilitas. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan ‘mudahnya’ atau ‘susahnya’ lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. (Black, 1981) 1.2 Tujuan Penelitian

Tinjauan Kinerja Angkutan Umum Bus DAMRI mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui aksesibilitas penumpang angkutan bus DAMRI di Bandar Lampung 2. Dapat mengetahui aksesibilitas setiap rute angkutan bus DAMRI

3. Menemukan faktor yang mempengaruhi tingkat aksesibilitas angkutan bus DAMRI. 4. Meningkatkan pelayanan angkutan bus DAMRI.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup atau batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis angkutan yang digunakan adalah angkutan bus kota (DAMRI).

2. Rute bus kota yang akan diteliti adalah rute Tanjung Korpri, rute Tanjung Karang-Rajabasa, dan rute Tanjung Karang-Teluk Betung.

(7)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

2

4. Titik pusat kota adalah Ramayana di Jalan Raden Intan, Bandar Lampung. 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Angkutan Umum

Sistem angkutan penumpang dapat dikelompokkan menjadi :

1. Angkutan pribadi, yang dimiliki dan dioperasikan untuk keperluan pemilik.

2. Angkutan umum, yang dimiliki oleh operator, digunakan untuk umum.(Warpani,1990)

Angkutan umum (public transport) berkembang menjadi kebutuhan pokok suatu kota dan

merupakan salah satu penggerak roda ekonomi secara langsung maupun tidak langsung. ( Hendrowijono,1996).

Sistem pengoperasian angkutan umum dapat dibedakan atas : sistem setoran dan Rute Metode Baru (RMB). (Suryawan,1996).

Waktu operasi angkutan publik adalah sebagai berikut :

1. Harian, beroperasi sepanjang hari, sesuai dengan kebutuhan.

2. Jam puncak, beroperasi pada jam-jam sibuk, hari-hari sibuk dan musim tertentu. 3. Reguler, beroperasi sesuai dengan rute dan jadwal tertentu.

4. Non-reguler, beroperasi tanpa rute dan tanpa jadwal, karena hanya sebagai cadangan (Sudianto, 1998)

2.2 Aksesibilitas

Cara sederhana mendapatkan kriteria aksesibilitas adalah menggunakan total waktu perjalanan tiap rute angkutan bus DAMRI guna menghitung total waktu perjalanan rata-rata. Nilai rata-rata ini digunakan sebagai standar atau disebut angka standar aksesibilitas.

Parameter aksesibilitas meliputi : headway, waktu dan jarak berjalan kaki menuju rute bus,

waktu dan jarak berjalan kaki menuju tempat tujuan perjalanan atau menuju angkutan berikutnya, waktu tunggu bus, kecepatan bus, jumlah bus DAMRI total, utilisasi kendaraan, jumlah penumpang/bus/hari, jarak perjalanan bus, tingkat kerusakan bus, dan rasio pegawai. 2.3 Kinerja Angkutan Umum

Kinerja angkutan umum banyak dikaitkan dengan faktor-faktor yang berpengaruh pada angkutan umum yaitu antara lain : Safety, Comfort, Accessibility, Reliability, Cost, dan Efficiency. Faktor-faktor di atas sering disingkat dengan istilah SCARCE.

1. Safety= keselamatan berkendaraan (pengguna dan bukan pengguna) dan keselamatan

pada hentian (aman dari pencopetan, kejahatan fisik dan kekerasan).

2. Comfort= kenyamanan dalam kendaraan dan pada hentian, estetika, fasilitas bagi manula

dan kaum penyandang cacat, awak yang ramah dan menyenangkan.

3. Accessibility=distribusi rute yang memadai, kapasitas kendaraan, frekwensi dan jam

operasi, informasi ongkos, jadwal, serta penempatan hentian dan terminal yang tepat. 4. Reliability= tingkat kerusakan/gangguan yang rendah, armada cadangan yang selalu siap,

ketepatan jadwal, informasi memadai serta jaminan perjalanan sambungan (transit).

5. Cost= penetapan tarif yang tepat

6. Efficiency= kecepatan rata-rata yang tinggi, waktu berhenti minimum, bebas tundaan lalu

lintas, jumlah hentian memadai, jadwal dan titik transfer terkoordinasi, fasilitas memadai, manajemen yang efisien serta jumlah awak yang terbatas.

(8)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

3

Tabel 1. Kapasitas Penumpang per Kendaraan per Hari

Kapasitas Kendaraan Jenis Angkutan

Duduk Berdiri Total Kapasitas Pnp/Hari/Kendaraan

Mobil Penumpang 11 - 11 250 – 300

Bus Kecil 14 - 14 300 – 400

Bus Sedang 20 10 30 500 – 600

Bus Besar Lantai 1 49 30 79 1000 – 1200

Bus Besar Lantai 2 85 35 120 1500 - 1800

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, 2002, dalam Siti Mutmainnah 2005 Tabel 2. Indikator Kinerja Operasi

No Aspek Parameter Standar

1 Jumlah penumpang

Jumlah penumpang rata-rata per bus per hari a. Single-deck kapasitas 80 orang

b. Single-deck kapasitas 100 orang c. Single-or double-deck kapasitas 120 orang d. Articulated 0r double-deck kapasitas 160 orang

1000 – 1200 1200 – 1500 1500 – 1800 2000 – 2400 2 Utilisasi kendaraan Jumlah kendaraan yang beroperasi pada jam sibuk (persen dari total kendaraan) 80 - 90 3 Jarak perjalanan bus Rata-rata perjalanan (kilometer per bus per hari) 210 - 260 4 Tingkat Kerusakan Persentase jumlah bus dalam pemeliharaan terhadap total bus yang dioperasikan (%) 8 - 10 5 Konsumsi bahan bakar

Volume bahan bakar per kendaraan per 100 km perjalanan (liter/bis 100 km) a. minibus b. bus 20 – 25 25 - 50 6 Rasio pegawai

a. Jumlah staf administrasi/bus b. Jumlah pegawai bengkel/bus c. Jumlah pegawai total/bus

0,3 – 0,4 0,5 – 1,5 3 - 8 7 Tingkat kecelakaan Jumlah kecelakaan per 100.000 km perjalanan (acc/100.000 bus-km) 1,5 - 3 8 Jarak dalam mil tanpa pendapatan Persentase panjang perjalanan bus tanpa menghasilkan pendapatan 0,6 – 1,0 9 Biaya pelayanan kendaraan

Biaya total (biaya operasi, depresiasi, dan bunga) per penumpang-kilometer

a. Lalulintas campuran b. Jalur bus terpisah

US 2 –5 US 5 - 8 10 Rasio Operasi Total pendapatan dibagi dengan biaya operasi (termasuk depresiasi) 1,05:1 – 1,08:1

Sumber : The World Bank, Urban Transport, 1986 dalam Sulistyorini, 1998.

Parameter yang dibahas adalah jumlah penumpang, utilisasi kendaraan, jarak perjalanan, tingkat kerusakan, konsumsi bahan bakar, dan rasio pegawai.

2.4 Indikator Kualitas Pelayanan

Parameter yang dibahas adalah waktu tunggu bus, jarak berjalan kaki, dan waktu perjalanan.

Tabel 3. Indikator Kualitas Pelayanan

No Aspek Parameter Standar

1 Waktu tunggu Waktu tunggu penumpang pada pemberhentian bus (menit) Waktu tunggu penumpang maksimum (menit) 10 - 20 5 - 10 2 Jarak berjalan kaki ke pemberhentian bus Wilayah kota padat (meter) Wilayah kota dengan kepadatan rendah (meter) 500 - 1000 300 – 500 3 Headway Waktu antara kedatangan atau keberangkatan dari kendaraan berikutnya yang diukur pada suatu titik tertentu (menit) 1 - 12 4 Transfer antar rute dan pelayanan

Berapa kali penumpang harus berpindah dari bus ke moda transportasi lain dalam perjalanan ke dan dari bekerja

a. Rata-rata b. Maksimum

0 – 1 2

5 Waktu perjalanan

Jumlah waktu perjalanan setiap hari ke dan dari bekerja (jam) a. Rata-rata

b. Maksimum Kecepatan perjalanan bus

a. Wilayah padat pada lalulintas campuran b. Jalur khusus bus

c. Wilayah dengan kepadatan rendah

1,0 – 1,5 2 – 3 10 – 12 kph

15 – 18 kph

(9)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

4

6 Pengeluaran perjalanan Pengeluaran dalam perjalanan sebagai persentase pendapatan 10

Sumber : The World Bank, Urban Transport, 1986 dalam Nur Nasution, 2003. 2.5 Waktu Berjalan Kaki

Wk =

Vk Sk

………. (1)

Dimana :

Wk = Waktu berjalan kaki (menit) Sk = Jarak berjalan kaki (m)

Vk = Kecepatan berjalan kaki (m/menit)

Tingkat pelayanan berjalan kaki diberikan oleh (Alter, 1976) pada Tabel 4 berikut : Tabel 4 Tingkat Pelayanan Untuk Berjalan Kaki

Tingkat Pelayanan Waktu Berjalan Kaki (menit) Jarak Berjalan Kaki (meter)

A <2 0-100 B 2.0-4.0 101-200 C 4.0-7.5 201-400 D 7.5-12.0 401-600 E 12.0-20.0 601-1000 F >20 >1000

Sumber : Alter, 1976 dalam Wahyu Isfandiar, 2001. 2.6 Frekuensi Layanan Bus

Q =

T n

…………... (2)

Dimana :

Q = Frekwensi layanan bus per satuan waktu pada tiap arah (kendaraan/jam) n = Jumlah bus yang melewati suatu titik (kendaraan)

T = Interval waktu pengamatan (jam) 2.7 Headway h = Q 1 ………. (3) Dimana :

Q = Frekwensi lalulintas persatuan waktu (kendaraan/jam) h = Headway (jam/kendaraan) 2.8 Waktu On Bus Wb = Vb Sb …… (4) Dimana :

Wb = waktu on bus (jam)

Sb = jarak tempuh (km)

Vb = kecepatan rata-rata angkutan bus (km/jam) 2.9 Total Waktu Perjalanan

Total waktu perjalanan = Wk + Wt + Wb …(5) 3. METODOLOGI

(10)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

5

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Frekuensi Layanan Bus

Rute dengan aksesibilitas paling tinggi adalah rute bus Teluk Betung, karena banyaknya bus yang beroperasi setiap harinya. Sebaliknya dengan rute Korpri yang sedikit bus yang beroperasi.

Tabel 5. Frekuensi Layanan Bus

Frekuensi Layanan Bus / Q (1 bus/…menit) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 7,519 12,048 3,534

Minggu Pagi Meninggalkan Pusat Kota 8,547 12,048 3,745

Menuju Pusat Kota 10,00 12,048 3,3003

Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 6,667 12,048 3,534

Menuju Pusat Kota 7,519 12,048 4,000

Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 6,667 12,048 3,155

Menuju Pusat Kota 6,667 12,048 3,534

Senin Sore Meninggalkan Pusat Kota 7,519 12,048 3,155

Menuju Pusat Kota 7,519 10,000 3,333

Kamis Pagi Meninggalkan Pusat Kota 7,519 10,000 3,333

Menuju Pusat Kota 8,547 12,048 3,333

Kamis Sore Meninggalkan Pusat Kota 7,519 12,048 2,857

Rata – Rata Frekuensi Layanan Bus (bus/menit) 7,684 11,707 3,376 Pengumpulan data

Data primer :

-Wawancara jarak berjalan kaki , maksud serta tujuan perjalanan -Jumlah bus di titik pengamatan selama waktu tertentu

-Waktu on bus

Data sekunder :

-Jumlah bus yang terdaftar -Jumlah bus yang ditetapkan walikota

-Kinerja Operasi Angkutan bus Identifikasi masalah dan Studi Pustaka

Perhitungan Data :

-Kecepatan berjalan kaki -Headway

-Frekwensi layanan bus/satuan waktu/arah -Total waktu perjalanan

-Waktu tunggu bus rata-rata -Kecepatan rata-rata angkutan bus

Analisis Data :

-Parameter aksesibilitas tiap rute -Kriteria Aksesibilitas tiap rute

(11)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

6 4.2 Headway

Tabel 6 Headway

Headway / h (menit/bus)

Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 7,519 12,048 3,534

Minggu Pagi Meninggalkan Pusat Kota 8,547 12,048 3,745

Menuju Pusat Kota 10,00 12,048 3,003

Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 6,667 12,048 3,534

Menuju Pusat Kota 7,519 12,048 4,000

Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 6,667 12,048 3,155

Menuju Pusat Kota 6,667 12,048 3,534

Senin Sore Meninggalkan Pusat Kota

7,519 12,048 3,155

Menuju Pusat Kota 7,519 10,000 3,333

Kamis Pagi Meninggalkan Pusat Kota

7,519 10,000 3,333

Menuju Pusat Kota 8,547 12,048 3,333

Kamis Sore Meninggalkan Pusat Kota

7,519 12,048 2,857

Rata – Rata Headway (menit/bus) 7,684 11,707 3,376

4.3 Waktu, Jarak, dan Kecepatan Berjalan Kaki 4.3.1 Waktu Berjalan Kaki

Tabel 7 Waktu Berjalan Kaki Menuju Rute Bus dan Menuju Angkutan Berikutnya

Waktu Berjalan Kaki Wk (menit) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 3,6 2,9 6,364 3,500 3,033 3,300

Minggu Pagi Meninggalkan Pusat Kota 2,4 3,6 5,500 3,400 1,500 1,929

Menuju Pusat Kota 5,1 3,3 9,556 2,722 2,423 1,731

Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 2,1 0,9 8,500 3,500 4,550 0,900

Menuju Pusat Kota 3 1,7 7,607 3,036 2,600 1,350

Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 3,6 1,7 4,734 3,656 3,650 2,225

Menuju Pusat Kota 3,9 2,8 6,000 3,625 1,318 0,888

Senin Sore

Meninggalkan Pusat Kota 2,6 1,8 5,150 3,300 1,850 1,600

Menuju Pusat Kota 8,7 3,1 3,467 1,400 1,727 1,227

Kamis Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 2,2 1,4 2,692 4,462 1,441 1,824

Menuju Pusat Kota 2,2 2,2 3,333 0,778 1,500 1,154

Kamis Sore

Meninggalkan Pusat Kota 2,4 1,9 3,233 2,633 1,000 2,214

Rata – Rata Waktu Berjalan Kaki Menuju Rute Bus (menit) 3,5 2,3 5,520 2,79 2,216 1,695

4.3.2 Jarak Berjalan Kaki

Tabel 9 Jarak Berjalan Kaki Menuju Rute Bus dan Menuju Tujuan Perjalanan/Angkutan

Jarak Berjalan Kaki Sk (menit) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 201,176 126,471 126,455 149,545 171,333 196,667 Minggu Pagi Meninggalkan Pusat Kota 125,000 151,364 187,500 077,500 067,143 102,500

Menuju Pusat Kota 230,111 153,333 195,000 086,111 143,077 103,846 Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 100,000 048,846 192,273 079,091 217,000 029,000 Menuju Pusat Kota 129,261 070,652 330,536 074,107 130,000 071,500 Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 174,375 090,625 181,875 137,813 177,750 120,350 Menuju Pusat Kota 122,500 091,667 212,500 170,000 065,273 044,273 Senin Sore Meninggalkan Pusat Kota 124,813 078,750 133,350 096,600 088,500 072,900 Menuju Pusat Kota 438,235 086,000 173,533 068,333 065,909 050,182 Kamis Pagi Meninggalkan Pusat Kota 105,000 059,417 157,692 166,154 065,294 064,412 Menuju Pusat Kota 086,667 100,833 150,000 025,000 073,077 036,923 Kamis Sore Meninggalkan Pusat Kota 125,909 081,909 114,667 113,333 039,714 095,714 Rata – Rata Jarak Berjalan Kaki (menit) 163,587 094,989 179,615 096,360 108,673 082,356

(12)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

7 4.3.3 Kecepatan Berjalan Kaki

Tabel 11 Kecepatan Berjalan Kaki Menuju Rute Bus

Kecepatan Berjalan Kaki Vk (menit) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 55,162 43,003 19,870 42,727 56,490 59,596

Minggu Pagi Meninggalkan Pusat Kota 52,876 42,151 34,091 22,794 44,762 53,136

Menuju Pusat Kota 45,512 46,380 20,406 31,635 59,050 59,992 Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 48,146 52,921 22,620 22,597 47,692 32,222 Menuju Pusat Kota 43,203 41,658 43,452 24,409 50,000 52,963 Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 48,384 53,059 38,419 37,695 48,699 54,090 Menuju Pusat Kota 31,274 32,357 35,417 46,897 49,524 49,857 Senin Sore

Meninggalkan Pusat Kota 48,116 43,436 25,893 29,091 47,838 45,563 Menuju Pusat Kota 50,337 28,114 50,053 48,807 38,164 40,898 Kamis Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 47,554 43,883 58,578 37,238 45,312 35,314 Menuju Pusat Kota 39,994 41,718 45,005 32,134 48,718 31,996 Kamis Sore Meninggalkan Pusat Kota 53,171 42,396 35,468 43,043 39,714 43,231 Rata – Rata Kecepatan Berjalan Kaki (menit) 46,977 42,590 35,773 34,922 47,997 46,571

4.4 Waktu Tunggu Bus DAMRI Tabel 12. Waktu Tunggu Bus DAMRI

Waktu Tunggu Bus DAMRI / Wt (menit) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 08,529 14,091 05,867

Minggu Pagi Meninggalkan Pusat Kota 09,545 11,100 05,214

Menuju Pusat Kota 09,444 13,056 05,462

Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 06,923 13,636 05,500

Menuju Pusat Kota 07,870 16,089 07,600

Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 07,083 15,313 07,200

Menuju Pusat Kota 11,250 16,250 06,818

Senin Sore

Meninggalkan Pusat Kota 09,750 19,000 07,200

Menuju Pusat Kota 12,412 13,000 05,636

Kamis Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 07,083 11,538 05,412

Menuju Pusat Kota 07,538 13,889 06,385

Kamis Sore

Meninggalkan Pusat Kota 11,136 10,333 04,143

Rata – Rata Waktu Tunggu Bus DAMRI (menit) 09,047 13,941 06,036

4.5 Waktu On Bus, Panjang Rute Bus, dan Kecepatan Bus 4.5.1 Waktu On Bus

Tabel 13 Waktu On Bus

Waktu On Bus / Wb (menit) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 10,000 22,667 16,997

Minggu Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 30,000 30,000 13,867

Menuju Pusat Kota 11,444 22,500 23,000

Minggu Sore

Meninggalkan Pusat Kota 32,200 41,667 14,430

Menuju Pusat Kota 16,444 23,875 17,223

Senin Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 28,778 37,000 14,143

Menuju Pusat Kota 11,358 22,600 17,255

Senin Sore

Meninggalkan Pusat Kota 32,182 46,200 16,605

Menuju Pusat Kota 11,313 26,200 15,038

Kamis Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 26,765 31,000 11,087

Menuju Pusat Kota 09,722 25,600 17,958

Kamis Sore

Meninggalkan Pusat Kota 28,750 40,600 14,375

(13)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

8 4.5.2 Panjang Rute Bus

Tabel 14 Panjang Rute Bus

Rute Bus DAMRI

Tujuan Perjalanan

Panjang Rute Bus DAMRI (km)

Menuju Pusat Kota 06,80

Rajabasa Meninggalkan Pusat Kota 10,20

Menuju Pusat Kota 10,75

Korpri Meninggalkan Pusat Kota 14,25

Menuju Pusat Kota 09,60

Teluk Betung Meninggalkan Pusat Kota 06,80

4.5.3 Kecepatan Bus Tabel 15 Kecepatan Bus

Kecepatan Bus / Vb (km/jam) Waktu Survei Tujuan Perjalanan

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Menuju Pusat Kota 40,800 28,455 33,888

Minggu Pagi

Meninggalkan Pusat Kota 20,400 28,500 29,422

Menuju Pusat Kota 35,652 28,667 25,043

Minggu Sore Meninggalkan Pusat Kota 19,006 20,520 28,274

Menuju Pusat Kota 24,811 27,016 33,444

Senin Pagi Meninggalkan Pusat Kota 21,266 23,108 28,848

Menuju Pusat Kota 35,922 28,540 33,382

Senin Sore Meninggalkan Pusat Kota 19,017 18,506 24,571

Menuju Pusat Kota 36,065 24,618 38,303

Kamis Pagi Meninggalkan Pusat Kota 22,866 27,581 32,075

Menuju Pusat Kota 41,967 25,195 36,800

Kamis Sore

Meninggalkan Pusat Kota 21,287 21,059 28,383

Rata – Rata Kecepatan Bus (km/jam) 28,255 25,147 31,036

4.6 Total Waktu Perjalanan

Total waktu perjalanan pada penelitian ini didapatkan dari total rata - rata waktu berjalan kaki menuju rute bus, rata – rata waktu berjalan kaki menuju tempat tujuan perjalanan atau menuju angkutan berikutnya, rata – rata waktu tunggu bus, dan rata – rata waktu on bus.

Data total waktu perjalanan masing – masing rute ditabelkan pada Tabel 5.14 sebagai berikut: Tabel 16 Total Waktu Perjalanan

Rute Bus DAMRI Wk1 Wk2 Wt Wb Total Waktu Perjalanan

(menit)

Rajabasa 03,476 02,298 09,047 20,746 35,567

Korpri 05,520 02,709 13,941 30,826 52,996

Teluk Betung 02,216 01,695 06,036 15,998 25,945 4.7 Karakteristik Operasi

(14)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

9

Menurut data yang didapatkan dari Perum DAMRI, 1 liter solar dapat menmpuh jarak sepanjang 4,5 km, jadi untuk 100 km bahan bakar solar yang dibutuhkan adalah 22,222 liter. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar tidak memenuhi standar. 4.7.2 Waktu Operasi

Bus DAMRI keluar dari pool DAMRI secara rutin mulai pukul 06.00 WIB dan kembali dari

terminal pukul 17.00 – 17.30 WIB. Bus DAMRI kembali ke pool DAMRI pada pukul 18.00.

4.7.3 Kinerja Operasi

Tabel 17 Jumlah Bus Berdasar SK Walikota

No Nama Rute Jumlah Kendaraan Maksimum

1 Rajabasa – Panjang (Damri/swasta) 60

2 Rajabasa – Tanjung Karang (Damri) 30

3 Rajabasa – Kemiling (Damri/Swasta) 15

4 Rajabasa – Way Kandis (Damri) 15

5 Tanjung Karang – Sukaraja (Damri) 30

6 Tanjung Karang – Korpri (Damri) 15

7 Sukaraja – Srengsem (Damri) 15

8 Sukaraja – Lempasing (Damri/Swasta) 15

Sumber : S.K. Walikota Bandar Lampung No 54 Tahun 2001 dalam Dedi Setiawan 2004

4.7.4 Jumlah Bus DAMRI Total

Jumlah bus DAMRI total 50 bus dengan rincian 18 bus untuk rute Tanjung Karang – Rajabasa, 7 bus untuk rute Tanjung Karang – Korpri, 23 bus untuk rute Tanjung Karang – Teluk Betung, dan 2 bus cadangan.

4.7.5 Utilisasi Kendaraan Tabel 18 Utilisasi Kendaraan

Rute Bus DAMRI Hari Survei Jumlah Bus Beroperasi Persentase (%) Standar Bank Dunia (%)

Rajabasa Minggu 15 83,333 Senin 16 88,889 Kamis 15 83,333 Rata - rata 85,185 Korpri Minggu 07 100,00 Senin 07 100,00 Kamis 07 100,00 Rata - rata 100,00

Teluk Betung Minggu 23 100,00

Senin 23 100,00

Kamis 22 95,652

Rata - rata 98,551

80 - 90

Utilisasi rute Rajabasa adalah 85,185 %, memenuhi standar; rute Korpri 100 %, melebihi standar, sedangkan Teluk Betung 98,551 %, melebihi standar.

4.7.6 Jumlah Penumpang per Bus per Hari Tabel 19 Jumlah Penumpang Perhari

Rute Bus Hari Survei Jumlah Penumpang per Hari Jumlah Bus Jumlah Penumpang per Bus per Hari

Rajabasa Minggu 03894 15 259,600

Senin 05339 16 333,688

Kamis 04317 15 287,800

Rata – Rata Jumlah Penumpang/bus/hari 293,696

(15)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

10

Senin 02653 07 379,000

Kamis 02257 07 322,429

Rata – Rata Jumlah Penumpang/bus/hari 317,953

Teluk Betung Minggu 07022 23 305,304

Senin 10561 23 459,174

Kamis 08899 22 404.500

Rata – Rata Jumlah Penumpang/bus/hari 389,659

4.7.7 Jarak Perjalanan Bus per Bus per Hari

Jarak perjalanan bus / bus / hari didapatkan dari data jumlah rit per hari, jumlah bus yang beroperasi .

Tabel 20 Jarak Perjalanan Bus per Bus per Hari

Rute Bus Hari Survei Jumlah Rit per Hari

Rata – rata Panjang Rute (km)

Jarak Perjalanan bus /bus/hari (km/bu/hari) Rajabasa Minggu 172 097,467 Senin 186 098,813 Kamis 174 8,5 098,600

Rata – rata jarak perjalanan bus / hari 098,293

Korpri Minggu 096 171,429

Senin 100 178,571

Kamis 102 12,5

182,143

Rata – rata jarak perjalanan bus / hari 177,381

Teluk Betung Minggu 374 133,339

Senin 434 154,730

Kamis 408 8,2

152,073

Rata – rata jarak perjalanan bus / hari 146,714

Ketiga rute tidak memenuhi standar karena terbatasnya waktu pelayanan, waktu mengetem,dll 4.7.8 Tingkat Kerusakan Bus

Tabel 21 Tingkat Kerusakan

Rute Bus DAMRI Hari Survei Jumlah Bus dalam Pemeliharaan Jumlah Bus Total Persentase (%) Standar Bank Dunia (%) Rajabasa Minggu 03 16,667 Senin 02 11,111 Kamis 03 18 16,667 Rata – rata 14,815 Korpri Minggu 00 0,0000 Senin 00 0,0000 Kamis 00 07 0,0000 Rata – rata 0,0000

Teluk Betung Minggu 00 0,0000

Senin 00 0,0000 Kamis 01 23 4,3480 8 - 10 Rata – rata 1,4490

4.7 .9 Rasio Pegawai Bus DAMRI

Pegawai bus DAMRI total adalah 55 orang untuk semua rute DAMRI. Tabel 22 Jumlah Pegawai Bus DAMRI untuk Pelayanan dalam Kota

Pegawai Bus Jumlah Bus Total Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai Per Bus

Supir 84 1,68

Kondektur 87 1,74

Petugas Lintas (pengawas) 13 0,26

Mekanik 25 0,50

Administrasi 46 0,92

Total

50

255 5,10

(16)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

11

Jumlah pegawai administrasi / bus 0,92 (melebihi standar), jumlah pegawai bengkel / bus 0,5 (memenuhi standar), dan jumlah pegawai bus total / bus 5,1 (memenuhi standar). Sesuai standar Bank Dunia jumlah pegawai administrasi harus dikurangi paling sedikitnya 20 orang. 4.8 Kriteria dan Parameter Aksesibilitas Bus DAMRI

Kriteria aksesibilitas didapatkan dengan membandingkan total waktu perjalanan ketiga rute DAMRI. Setiap rute dilihat parameternya dan dibandingkan dengan standar yang ada.

Tabel 23 Kriteria Aksesibilitas

Rute Bus Kriteria Aksesibilitas

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Tinggi √

Sedang √

Rendah √

Tabel 24 Parameter Aksesibilitas Dibandingkan dengan Standar Bank Dunia

Rute Bus

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Parameter Aksesibilitas

Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak

Headway √ √ √

Waktu tunggu bus √ √ √

Kecepatan bus √ √ √

Utilisasi kendaraan √ √ √

Jumlah pnp/bus/hari √ √ √

Jarak perjalanan bus √ √ √

Tingkat kerusakan √ √ √

Pegawai total √ √ √

Pegawai administrasi √ √ √

Pegawai bengkel √ √ √

Tabel 25 Parameter Aksesibilitas Berdasarkan Standar Lain

Rute Bus

Rajabasa Korpri Teluk Betung

Parameter Aksesibilitas

Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak

Wk Menuju Rute Bus √ √ √

Wk ke Tempat Tujuan Perjalanan atau Angkutan

berikutnya

√ √ √

Sk Menuju Rute Bus √ √ √

Sk Menuju Tempat Tujuan Perjalanan atau

Angkutan berikutnya

√ √ √

Jumlah Bus Total √ √ √

Keterangan :

Waktu dan jarak berjalan kaki menurut standar Alter, 1976 dalam Wahyu Isfandiar,2001.

Jumlah bus total menurut standar SK Walikota Bandar Lampung Tahun 2001 dalam Dedi Setiawan,2004. 5. KESIMPULAN DAN SARAN

• Ditinjau dari segi parameter aksesibilitas, maka ketiga rute umumnya sudah memenuhi standar. Parameter aksesibilitas yang tidak memenuhi standar adalah headway pada

rute Korpri dan tingkat kerusakan pada rute Rajabasa. Selain itu, jumlah penumpang/bus/hari, jarak perjalanan/bus/hari, dan jumlah pegawai administrasi dari ketiga rute tersebut tidak memenuhi standar yang ada.

• Rendahnya aksesibilitas bus DAMRI rute Korpri disebabkan sedikitnya jumlah bus yang beroperasi yang menyebabkan frekuensi menjadi rendah sehingga waktu tunggu meningkat. Rute ini juga merupakan rute terpanjang dibandingkan kedua rute lainnya sehingga total waktu perjalanan juga panjang.

(17)

Simposium X FSTPT, Universitas Tarumanagara Jakarta , 24 November 2007

12

• Tingginya aksesibilitas rute Teluk Betung karena banyaknya bus yang beroperasi sehingga waktu tunggu menjadi rendah. Rute ini juga merupakan rute terpendek dibandingkan dua rute lainnya sehingga total waktu perjalanan juga pendek.

• Berdasarkan data pada kuisioner penumpang, persentase jawaban terbesar adalah jenis kelamin perempuan, tujuan perjalanan meninggalkan pusat kota, jumlah penumpang rute Rajabasa, usia responden 16 – 25 tahun, status responden pelajar dan mahasiswa, maksud perjalanan responden bekerja, tidak mempunyai penghasilan, tidak mempunyai kendaraan pribadi, frekuensi penggunaan bus 2 kali per hari, alasan memilih menggunakan bus DAMRI karena murah, pelayanan bus DAMRI cukup baik, dan meningkatkan pelayanan dengan memperbanyak jumlah bus yang beroperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Black, Alan, 1995, ”Urban Mass Transportation Planning”, University of Kansas, USA

Hendrowijono,S,1996, ”Menuju Pelayanan Angkutan Kota yang Handal”, Prosiding Sarasehan MTI.

Nasution.N, 2003, ” Manajemen Transportasi”, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Setiawan.D, 2004, ”Kinerja Bus DAMRI Rute Tanjung Karang-KORPRI”, Universitas Lampung, Lampung.

Sudianto B.U.,Agustus-Desember 1998,”Gunakan Angkutan Publik Kembali”, Pranata no. 7, Unika Soegijaprana.

Sulistyorini.N, 1997, ”Kinerja Sistem Angkutan Umum Bis Kota di Daerah Istimewa

Yogyakarta Analisis Antar Waktu Tahun 1988-1997”, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Suryawan. 1996, ”Pelayanan Angkutan Perkotaan”, Prosiding Sarasehan MTI.

Warpani.S, 1990, ”Merencanakan Sistem Perangkutan”, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Gambar

Tabel 2.   Indikator Kinerja Operasi
Tabel 5.   Frekuensi Layanan Bus
Tabel 7   Waktu Berjalan Kaki Menuju Rute Bus dan Menuju Angkutan Berikutnya
Tabel 13  Waktu On Bus
+5

Referensi

Dokumen terkait

 Discount uang

Isi pokok mata kuliah ini meliputi: (1) peningkatan keterampilan menyimak, (2) peningkatan keterampilan berbicara, (3) peningkatan keterampilan membaca, (4) peningkatan

Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana didalam proses tersebut dilakukan melalui fungsi-fungsi manajerial, dikoordinasikan dengan sumber daya, yaitu

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam mengelola data pajak berpengaruh positifdan

Pada proses fermentasi, waktu pemeraman pulp kakao akan merubah keasamannya dimana semakin lama pemeramannya semakin rendah keasamannya (pH rendah), karena ion-ion yang

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan,

Hasil analisis hubungan antara sanitasi perumahan dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat dan yang memenuhi syarat menggunakan uji chi square menunjukkan nilai p

Pemberian bakteri penambat nitrogen berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai yang ditanam pada media tanah kapur dan bio arang (biochar) yang dilihat