• Tidak ada hasil yang ditemukan

KADAR PESTISIDA ORGANOKLORIN DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN ESTUARIN MAMBERAMO, IRIAN JAYA. oleh KHOZANAH MUNAWIR 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KADAR PESTISIDA ORGANOKLORIN DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN ESTUARIN MAMBERAMO, IRIAN JAYA. oleh KHOZANAH MUNAWIR 1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KADAR PESTISIDA ORGANOKLORIN DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN ESTUARIN MAMBERAMO, IRIAN JAYA

oleh

KHOZANAH MUNAWIR 1) ABSTRAK

Penelitian kadar pestisida organoklorin di perairan estuarin Mamberamo, Irian Jaya telah dilakukan pada bulan Agustus 2003 menggunakan kapal Angkatan Laut milik Lanal Biak. Contoh air diambil pada 15 stasiun yang terdiri dari 9 stasiun saat surut dan 6 stasiun saat pasang, serta contoh sedimen diambil dari 13 stasiun. Kadar pestisida diukur menggunakan alat Kromatografi Gas dengan detektor penangkap elektron dan kolom kapiler WCOT Cp SIL 8 CB. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar pestisida pada kolom air berkisar antara tak terdeteksi (ttd) 0,347 x 10-9mg/l saat surut dan saat pasang berkisar antara ttd-0,304 x 10-9mg/l, sedang kadar pada sedimen berkisar antara 0,258- 0,844 x 10-6mg/l. Hasil tersebut menunjukan bahwa kadar total pestisida organoklorin di perairan Sungai Mamberamo dalam air maupun sedimen masih rendah, jauh di bawah baku mutu yang diperbolehkan dalam perairan untuk biota laut yang telah ditetapkan oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

ABSTRACT

ORGANOCHLORINE PESTICIDE INWATER AND SEDIMENTIN THE WATER OF MAMBERAMO ESTUARINE, IRIAN JAYA. The study on organochlorine pesticides in the water of Mamberamo estuarine was carried out in August 2003 using of Lanal Biak of marine vessel. Water and sediment samples were taken at 15 and 13 stations respectively. Pesticide consentrations was analyzed by using GC-with detector Capture elekton & Capiler column WCOT CP SIL 8 CB. The pesticide concentrations in water and sediment were between not detected (nd) to 0.347 x 10-9mg/l during low tide, and during high tide between nd to 0.304 x 10-9mg/l. While pesticide concentrations in sediment was ranged between 0.258 to 0.844 x 10-6mg/l. This result indicated that organochlorine pesticide in the water of Mamberamo estuary and sediment were still lower compared with the water Quality Standard for marine life published by State Ministry for Population and Environment.

(2)

KHOZANAH MUNAWIR

PENDAHULUAN

Perairan estuarin Mamberamo terletak di ujung timur perairan Indonesia merupakan tempat bermuaranya sungai Mamberamo dibagian utara Irian Jaya (Gambar 1). Sungai ini merupakan sungai besar yang bermuara di laut Pasifik oleh karena itu perairan estuarin Mamberamo menjadi fokus Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dalam program penelitian TROPICS (Tropical River Ocean Processes In Coastal Settings).

Dalam kegiatan pertanian, pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit. Selain itu berbagai senyawa kimia yang berupa hormon dan bahan aditif untuk tanaman dan hewan ternak, serta sisa bahan nutrisi tanaman sering diberikan secara berlebihan. Proses pencemaran oleh kegiatan pertanian ini jarang diperhatikan oleh masyarakat karena bahan pencemar dilepaskan secara amat lambat misalnya teijadinya kontaminasi air tanah dan air laut oleh nitrat, atau pencemar lain yang terlepas dari daerah yang luas dan terbawa ke laut terutama dalam musim hujan akan terbawa oleh masa air. Sering ihwal semacam ini tidak masuk klasifikasi pencemaran. Namun perlu diperhatikan bahwa laut adalah ujung tampung akhir yang akan menerima semua bahan yang terakumulasi ditubuh air perairan itu.

Pestisida yang termasuk dalam kelompok persisten dan yang merupakan turunan pestisida organoklorin adalah dieldrin, endrin, DDT, heptaklor dan isodrin. Jadi pestisida organoklorin mempunyai potensi untuk mencemari lingkungan. Hal ini merupakan alasan utama bagi negara-negara maju untuk melarang penggunaan pestisida organoklorin sejak awal tahun 1970-an. Mengingat dampaknyayang begitu besar terhadap lingkungan, maka penggunaan pestisida jenis organoklorin untuk membasmi hama sudah dilarang oleh pemerintah. Namun hasil penelitian di muara-muara sungai di pantai timur Sumatra yaitu di Muara Kuala dan Kuala Tungkal (Jambi) (MUNAWIR 1997), Muara Sungai Musi, (Palembang) (MUNAWIR 1998) menunjukkan bahwa kadar pestisida organoklorin sudah tergolong tinggi. Di muara Siak (Riau) bahkan terlihat tanda-tanda bahwa penggunaan pestisida organoklorin di Riau masih tetap berlangsung (HUTAGALUNG et al 1997).

(3)

Gambar 1 : Stasiun penelitian estuari sungai Mamberamo, Agustus-September 2003.

Figure 1 : Observation station of Mamberamo river estuarine, August-Septem-ber 2003.

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui sebaran konsentrasi pestisida yang berada di perairan sekitar estuarin Mamberamo. Bebagai bidang ilmu kelautan terlibat dalam kegiatan penelitian ini salah satunya ialah organoklorin. Hasil penelitian kemudian dituangkan kedalam tulisan ilmiah ini dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi apabila ada yang membutuhkan.

(4)

KHOZANAH MUNAWIR

BAHAN DAN METODE

Penelitian TROPICS di Indonesia telah dilakukan di perairan sekitar estuarin Mamberamo, Irian Jaya pada bulan Agustus 2003 dengan menggunakan wahana Kapal Angkatan Laut milik LANAL Biak, Contoh air diambil dengan gayung logam, masing-masing diambil dari permukaan perairan pada 15 stasiun yang terdiri dari 9 stasiun saat surut dan 6 stasiun saat pasang, sedangkan contoh sedimen diambil dari 13 stasiun. Kedalaman laut tempat pengambilan contoh kurang dari 50 meter (Gambar 1). Contoh air disimpan dalam botol berwarna coklat kemudian segera disaring dengan kertas saring GFC (Glass Fiber type C) dengan menggunakan pompa. Hasil saringan diekstraksi dengan n-Hexan p.a. (pro analisis) menggunakan corong pisah 2 liter. Hasil ekstrak ditampung dalam labu didih dengan cara melewatkannya ke dalam corong berisi Na2SO4. Fasa organiknya diuapkan dengan Kuderna Danish sampai mencapai 1 ml, setelah itu di clean-up (dibersihkan) menggunakan bubuk alumina Sigma 5 WB basic. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemisahan fraksi yang kurang polar (F1) dari yang lebih polar (F2) dengan melewatkan n-hexan ke dalam kolom berisi silika untuk F1, selanjutnya penambahan 10% dietil eter dalam n-hexan untuk mendapatkan F2. Bubuk silika yang digunakan adalah tipe 60 Reinst, 70-230 Mesh ASTM (MERCK), (HOLDEN & MARSDEN 1969; GREVE & GREVENSTUK 1975; DUINKER & HILLEBRAND 1978; DUINKER & HILLEBRAND1983).

Contoh sedimen diambil dengan menggunakan Van Veen grab yang volumenya 2,5 dm3, segera setelah pengambilan, sedimen dimasukan dalam botol gelas yang tutupnya dilapisi aluminium foil dan disimpan dalam kulkas untuk diamati di laboratorium Pencemaran Organik Puslit Oseanografi - LIPI. Contoh sedimen (40-50 gram) dipanaskan dalam oven (50 °C) selama 12-14 jam. Kemudian ditambahkan natrium sulfat untuk menarik air yang masih terdapat dalam contoh sedimen. Setelah itu diekstrak dengan dimetil klorida selama 8 jam (BOON et alt

1985). Kadar pestisida dalam semua contoh ditentukan dengan alat Gas Chromatografi menggunakan detektor penangkap elektron yang dilengkapi kolom WCOT fused silika, Cp-Sil-5 CB (panjang 50 m, diameter dalam 0,25 mm, tebal filem 0,3 mm). Kadar pestisida dalam air ditentukan dalam ppt (x 10?9mg/l) dan dalam lumpur dinyatakan dalan ppb (x 10-6mg/l).

(5)

HASIL DAN PEMBAHAS AN

Hasil pengukuran kadar pestisida dalam air dapat dilihat pada Tabel 1. Pada saat surut contoh diambil 9 stasiun yaitu Stasiun 1,3,4,5,6,7,8,15 dan 16. Kadar pestisida yang diukur dinyatakan sebagai kadar pestisida total yang dibandingkan dengan campuran 18 jenis pestisida yang terdapat dalam standar yang dimiliki. Hasil analisa menunjukkan bahwa saat surut di Sasiun 4 hanya terdapat satu jenis pestisida yaitu dieldrin, kadarnya sebesar 0,347 x 10-9mg/l. Pada Stasiun 5 dan 6 pestisida yang ditemukan 2 jenis pestisida masing-masing adalah dieldrin dan endosulfan I. Pada Stasiun 1,2,7,8,15 dan 16 kadar pestisida tidak terdeteksi. Pada saat pasang di Stasiun 4 hanya dijumpai 1 jenis pestisida yaitu dieldrin dengan kadar 0,304 x 10-9mg/l. Pada Stasiun 9 juga terdapat 1 jenis pestsida yaitu endosulfan I dengan kadar 0,086 x 10-9mg/l, dan di Stasiun. 1,2 dan 3 tidak dijumpai satupun jenis pestisida. Pada saat pasang ini kadar pestsida total tertinggi diperoleh di Stasiun.3 sebesar 0,304 x 10-9mg/l Kadar pestisida di perairan ini tampaknya lebih rendah apabila dibandingkan dengan kadar pestisida yang ditemukan di perairan Teluk Jakarta (RAZAK & MUNAWIR. 1994). Begitupula apabila dibandingkan dengan kadar pestisida yang ditemukan di perairan muara sungai Tanjung Balai, Sumatera Utara saat pasang berkisar antara 1,365 -12,240 x 10-9mg/l dan saat surut berkisar antara 0,143 - 13,252 x 10-9mg/l MUNAWIR. 2001.

Berdasarkan hasil tersebut di atas maka kualitas perairan estuarin sekitar Mamberamo, Irian Jaya berdasarkan sebaran kandungan pestisida organoklorin dalam air masih memenuhi persyaratan Baku Mutu Air Laut yang ditetapkan Kantor Menteri Lingkungan Hidup No.51/2004 yaitu 0,01 ug/1 (1 x 10-8 mg/1) (ANONIM 2004).

Hasil pengukuran pestisida organoklorin dalam sedimen dapat dilihat dalam Tabel 2. Kadar total pestisida dalam sedimen di perairan estuarin Membramao pada bulan Agustus 2003 yang tersebar di 13 lokasi yaitu Stasiun 1, .2, .4, .5, .8, 10, 11, 12, 14, 15, 16 dan 19 berkisar antara 0,258 - 0,844 x 10-6mg/l. Kadar total pestisida tertinggi ditemukan di Stasiun 16 sebesar 0,844 x 10-6 mg/1, yang terdiri dari 6 senyawa yaitu senyawa Heptaklor sebesar 0,419 x 10-6 mg/1, Endosulfan I sebesar 0,100 x 10-6 mg/1, Endosulfan II sebesar 0,174 x 10-6 mg/1, Alfa-BHC sebesar 0,081 x 10-6 mg/1, Beta-BHC sebesar 0,033 x 10-6 mg/1 dan Gamma-BHC sebesar 0,073 x 10-6 mg/1. Kadar total pestisida terendah ditemukan di Stasiun 2, sebesar 0,285 x 10-6 mg/1. Senyawa yang ditemukan ada dua yaitu

(6)

KHOZANAH MUNAWIR

Berdasarkan hasil yang diperoleh dar 18 senyawa pestisida yang ada maka kadar total pestisida di perairan estuarin Mamberamo masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar pestisida dalam sedimen di muara Way Sekampung, Lampung berkisar antara 0,827-3,072 x l0-6mg/l dan muara Way Kambas berkisar antara 0,106 - 3,072 x 10-6 mg/1 (MUNAWIR 2001). Hal ini dapat dipahami karena di daratan sekitar estuarin Mamberamo kegiatan pertanian maupun perkebunan masih belum banyak dibandingkan dengan daratan disekitar perairan Way Kambas dan Way Sekampung, Lampung.

(7)
(8)
(9)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada bulan Agustus 2003 di perairan estuarin Mamberamo, Irian Jaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar total pestisida dalam air yang besar 0,347x 10-9mg/1 diperoleh di Stasiun 4 pada saat surut, yang paling kecil 0,086 x 10-9 mg/1 di Stasiun 9 saat pasang.

2. Kadar total pestisida dalam sedimen yang paling besar 0,844 x l0-6 mg/1 diperoleh di Stasiun 16 dan yang paling kecil 0,258 x 10-6 mg/1.

3. Kadar pestisida di perairan estuarin Mamberamo, Irian Jaya masih rendah dan memenuhi persyaratan Baku Mutu yang ditetapkan oleh Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup 2004. Hal ini disebabkan kegiatan pertanian belum banyak berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

ANONIMOUS 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk kehidupan Biota Laut: ll hal.

BOON, J.P, MB. VAN ZANTVOORT, M.J.M.A. GOVAERT and J.C. DUINKER 1985, Organochlorine in benthic polychaetes (Nephys spp.) and sediments from the southern North Sea. Identification of individual PCB com-ponents. Neth. J. Sea Res. 19: 93-109.

DUINKER, J.C andM.TH. J. HILLERBRAND 1978 Minimizing blank values in chlorinated hydrocarbon analysis.*/. Chrom. 150: 195-199.

DUINKER, J.C and M.TH.J. HILLERBRAND 1983. Determination of selected organochlorine seawater. In : K. GRASSHOF, M. ERHARDT and K. KREMLING (eds.). Methods of Seawater Analysis Verlag Cheme. Weinheim : 290-304.

GREVE, P. V. and WB.EGREVENSTUK 1975. A.convenient small-scale clean-up method for extracts of fatty samples with basic alumina before GLC analy-sis on organochlorine pesticide residues. Meded Faculty Landbouwwed. Gent 40: 1115-1124.

HOLDEN, A.V. and K MARSDEN 1969. Single stage clean-up of animal tissue extracts for organochlorine residue analysis. Jour Chromatography 44 : 481-492.

(10)

KHOZANAH MUNAWIR

quality criteria and monitoring for aquatic life and human healt protection. V: 21-29.

MUNAWIR, K1996. Pemantauan kadar pestisida organoklorin di perairan Muara Sungai Siak,Riau. Dalam: D.PPRASENO, W.S. ATMADJA, I.SUPANGAT, RUYITNO dan B.S. SUDIBYO (eds.). Inventarisasi dan Evaluasi Lingkungan Pesisir. Oseanologi, Geologi, Biologi dan Ekologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo-nesia: 147-152.

MUNAWIR, K. 1997. Kadar pestisida organoklorin di perairan Muara Sungai Kuala Tungkal, Jambi. Dalam: D.P PRASENO, W.S. ATMADJA, I. SUPANGAT, RUYITNO dan B.S. SUDIBYO (eds.). Inventarisasi dan EvaluasiPotensi Laut- Pesisir II. Geologi, Kimia, Biologi dan Ekologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 31 -37. MUNAWIR, K. 1998. Kadar pestisida organoklorin di Muara Sungai Musi

Palembang. Dalam : DP PRASENO, W.S. ATMADJA, I. SUPANGAT,

RUYITNO dan B.S. SUDIBYO (eds.). Inventarisasi dan evaluasi potensi laut-pesisir III. Oseanologi, lingkungan dan biologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 27-33. MUNAWIR, K. 1999. Kadar pestisida organoklorin di Muara Sungai Kuala Jambi.

Dalam : DP. PRASENO, W.S. ATMADJA, I. SUPANGAT, RUYITNO dan B.S. SUDIBYO (eds.). Pesisir dan Pantai Indonesia I Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 45-51. MUNAWIR, K. 2001. Pestisida organoklorin dalam air dan sedimen di Muara Way

Kambas dan Way Sekampung, Lampung. Dalam : W.S. ATMADJA,

RUYITNO, B.S. SUDIBYO, I. SUPANGAT, HP HUTAGALUNG, AS.GENISAdanSUNARTO (eds.). Pesisir dan Pantai Indonesia VI Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 229- 239.

MUNAWIR, K. 2001. Kadar pestisida organoklorin di perairan muara sungai kalian Tanjung Balai, SumateraUtara. Dalam: W.S. ATMADJA, RUYITNO, B.S. SUDIBYO, I. SUPANGAT, HP. HUTAGALUNG, A.S.GENISA, SUNARTO, H.SUGIARTO, (eds.). Pesisir dan Pantai Indonesia VI. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 193-201.

RAZAK, H dan K. MUNAWIR 1994 Kadar pestisida organoklorin di perarairan Teluk Jakarta. Dalam : H.P. HUTAGALUNG, D. SETIAPERMANA dan SULISTIYO (eds.). Makalah penunjang Seminar Pemantauan Pencemaran Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-Lembaga

Gambar

Gambar 1 : Stasiun penelitian estuari sungai Mamberamo, Agustus-September  2003.

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang didapat dan hasil perhitungan teoritis menggunakan chi-square test terlihat bahwa semakin hasil yang didapat (o) nilainya semakin mendekati expected

Mohon ma’af bila terdapat kesalahan nama, alamat

1.. Where a) an enterprise of a CS participates directly or indirectly in the management, control or capital of an enterprise of the other CS, or b) the same persons

Tingginya nilai nilai BOD, COD, TSS dan Sulfida pada sungai Panang menunjukkan bahwa, perairan tersebut mengandung banyak bahan organik yang berasal langsung dari

 Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak terkadang masih terpengaruh oleh lingkungannya untuk beribadah, ia belum memiliki kesadaran yang membuatnya beribadah

Penelitian ini bertjuan untuk (1) mengkaji pengaruh pemberian pakan alami daphnia yang dikombinasikan dengan pakan tambahan berupa kuning telur ayam yang direbus

Untuk membuat penerapan teknologi informasi di dalam perusahaan dapat berjalan secara maksimal, maka dibutuhkan pemahaman yang tepat mengenai konsep dasar dari sistem

conducted to gather information from informants, focus on representation of phenomenon that happens to get an idea of the perception of informants (stakeholders) and the public