STUDI ALAT TANGKAP IKAN PARI DI SASAK
KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT
Perluasan silitonga, Bukhari, Suardi M.L
Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta
E-mail. : parluasan_silitonga@yahoo.com Abstrac
Gill net stingray is rectangular, has a mash size (6 inches) The same size on all nets, Long nets each piece is 50 m and the 3 m. It is the development of information technology gear, new
gear increased in the study area.This study aims to determine: 1) Specifications and construction
gill net stingray, 2) fishing method, 3) fhising ground, 4 the number and type of the catch.The
method used is was a survey method with direct observation of fishing gear used fishing stingrays and follow directly the operation of fishing gear stingrays, conducting interviews with fishermen and owners of fishing gear stingrays and learn in depth in order to know in detail about the circumstances and issues facing stingray fishing gear. The results, gill net stingray consisting of 70 pieces, 8 catch stingray species in the waters of West Sumatra is stingray fire (Dasyatis Benetti), Star stingray (Himantura Gerrardi), eagle stingray (Aetobatus Narinari),
stingray mud (Dasyatis Thetidis), stingray katuko (Neotrygon Kuhlii), bound stingray
(Aetomylaeus Nichofii), bat stingray (Gymnura Altavela), black stingray (Himantura Pastinacoides).
Keywords: Gill net stingray fish, Stingray fish, Sasak
Pendahuluan
Perairan Indonesia memiliki luas wilayah lautan dua per tiga dari seluruh wilayah negara Indonesia. Secara terinci, negara kepulauan Indonesia mempunyai luas toritodial darat dan laut sebesar 5.193.250. km2, dengan luas daratan sebesar 2.027.07 km2 dan luas laut sebesar 3.166.163 km2. Keseluruhan wilayah tersebut terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 1.290 km. Dengan ditetapkannya Zona Ekonomi Eklusif Indonesia (ZEEI), maka luas lautan yang dapat dikelola dan
dimanfaatkan adalah 5.800.000 km2
(Soenarno, 2007).
Pembangunan perikanan laut
merupakan salah satu yang penting dalam pembangunan perikanan, dimana telah berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk mengembangkan perikanan di Indonesia. Usaha pembangunan perikanan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan nelayan dan kesejahteraan
keluarga nelayan, meningkatkan produksi perikanan, menciptakan lapangan perkerjaan
dan menjaga kelestarian sumberdaya
perikanan laut (Hermanto, 1982).
Berkembangnya informasi mengenai tekonologi alat tangkap ikan pari di daerah
Kenagarian Sasak menyebabkan
pertambahan alat tangkap baru di
menyebabkan berkembangnya perikanan tangkap di daerah ini sehingga kemampuan nelayan untuk memproduksi ikan di daerah ini relatif tinggi dibandingkan dengan
daerah lainya. Sehingga baik untuk
peningkatan pendapatan nelayan di
Kenagarian Sasak sedangkan daerah ini sangat berpotensial dan strategis sebagai daerah produksi ikan. Oleh sebab itu dirasakan perlu diadakannya penelitian mengenai alat tangkap ikan pari yang saat ini merupakan alat tangkap yang baru
dioperasikan di Kenagarian Sasak
Kabupatean Pasaman Barat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ; 1). Spesifikasi dan konstruksi alat tangkap ikan pari, 2). Metode penangkapan, 3). Daerah penangkapan, 4). Jumlah dan jenis hasil tangkapan.
Penelitian ini dilaksanakan pada 24 April sampai dengan Juni 2013, di Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat Propinsi
Sumatera Barat.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan melakukan pengamatan langsung alat tangkap ikan pari yang digunakan nelayan dan mengikuti secara langsung pengoperasian alat tangkap ikan pari, melakukan wawancara dengan nelayan dan pemilik alat tangkap ikan pari
serta mempelajari secara mendalam
sehingga dapat mengetahui secara detail tentang keadaan dan masalah yang dihadapi perikanan alat tangkap ikan pari.
Pengambilan Sampel
Sampel yang dijadikan objek
penilitan ini adalah satu unit alat tangkap
ikan pari yang ada, dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Mengukur panjang, dalam, dan ukuran
mata semua jaring ikan pari yang ada, dan ditabulasikan.
2. Dihitung rata-rata panjang, dalam, dan
ukuran mata jaring yang di dapatkan.
3. Tentukan alat tangkap yang mempunyai
ukuran panjang, dalam, dan ukuran mata sebagai objek penelitian yang mendekati ukuran rata-rata, panjang, dalam, ukuran mata yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Selanjutnya alat tangkap yang menjadi
objek penelitian dilakukan pengukuran
secara detail untuk mendapatkan
sertifikasi dan konstruksi alat tangkap yang terinci.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi langsung kelapangan dan wawancara dengan nelayan, serta pemilik alat tangkap ikan pari yang berpedoman pada kuisioner yang telah disiapkan. Data primer yang diambil meliputi :
a. Spesifikasi dan Kontruksi Alat Tangkap
1) Badan jaring (bahan,warna, no
benang, ukuran mata, jumlah mata arah panjang dalam , jumlah mata arah lebar dalam , shorterning),
2) Tali ris atas (bahan, warna,diameter,
panjang, arah pilinan),
3) Tali ris bawah (bahan,warna,diameter
panjang, arah pilinan),
4) Tali pemberat (bahan,warna,diameter,
panjang, arah pilinan),
5) Tali pelampung (bahan,warna,
6) Pelampung (jumlah, arah pemasangan,bahan,warna,diameter, panjang),
7) Pemberat (jumlah, arah
pemasangan,bahan, warna, diameter panjang),
8) Pelampung besar (bahan, warna,
diameter, panjang),
9) Tali selambar (bahan, warna, diameter,
panjang,arah pilinan),
10) Tambahan pemberat (bahan, warna,
diameter, panjang).
b. Metoda Pengoperasian (Setting dan
Hauling)
1) Setting (mulai setting, selesai setting, tempat setting di atas kapal, arah arus, arah angin, posisi kapal terhadap arus saat setting).
2) Hauling (mulai hauling, selesai
hauling, tempat hauling di atas kapal arah arus, arah angin, posisi kapal terhadap angin atau arus saat hauling).
c. Daerah Penangkapan (lokasi, jarak dari
pantai, kedalaman, substrat dasar
perairan).
d. Jumlah dan jenis ikan hasil tangkapan
(cara tertangkap, ukuran panjang, lebar, berat ikan pari hasil tangkapan).
e. Jumlah trip, jumlah hauling dalam satu
trip.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
dengan luas daerah 123,31 km2, jumlah
penduduk 12.779 jiwa, kepadatan penduduk
95 jiwa / km2 , sementara sebaran penduduk
3,65 % dari penduduk Pasaman Barat. Dengan administrasi pemerintahan yang meliputi 1 (satu) Nagari, dan 7 (tujuh) Jorong. Luas wilayah kecamatan dan jumlah
penduduk di kabupaten dapat dilihat pada tabel1.
Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Pasaman Barat
Catatan : ( ) Kecamatan pesisir.
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat (2010)
Berdasarkan letak geografis,
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie berada pada koordinat 00 14 LU – 00 03 LS dan 99
33΄ BT – 99 58΄ BT. Daerah ini
berhubungan langsung dengan Samudera Hindia dengan batas wilayah; Sebelah Utara dengan Kecamatan Gunung Tuleh dan
Kecamatan Pasaman, Sebelah Selatan
dengan Kecamatan Kinali dan Kecamatan Luhak Nan Duo, Sebelah Barat dengan Samudera Hindia, dan Sebelah Timur dengan Kecamatan Luhak Nan Duo.
Temperatur dan Curah Hujan
Temperatur rata-rata daerah
Kecamatan Ranah Pasisie pada siang hari 26 C dan pada malam hari 25 C. sedangkan curah hujan rata-rata adalah 2.500 mm/
tahun. Sedangkan kelembaban udara
No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Luas (Km) Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) Sebaran (%) 1 Sungai
Beremes Air bangis 183,47 21.491 117 6,65 2 Ranah Batahan Silaping 429,22 23.754 55 7,36 3 Koto Balingka Parit 486, 51 23. 967 49 7, 42 4 Lembah Melintang Ujung gading 212,21 35.835 169 11,10 5 Sungai Aur Sungai Aur 471,72 27.774 59 8,60 6 Talamau Talu 378,57 24.208 63 7,50 7 Pasaman Simpang Empat 388,10 50.733 131 15,71 8 Luhak Nan Duo Simpang Tiga 278,00 33.315 119 10,32 9 Kinali Kinali 482,69 51.256 106 15,87 10 Sasak Ranah Pasisie Sasak 123,31 11.786 95 3,65 11 Gunung Tuleh Paraman Ampalu 453,97 18.813 41 5,82 Jumlah 3.887,77 322.932 83 100
tertinggi adalah 87% yang terjadi pada bulan November dan terendah 79% yang terjadi
pada bulan Januari. (Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, 2012).
Kondisi Kelautan dan Perikanan Daerah Penelitian
Kondisi Perairan
Kondisi perairan di sekitar
Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan survey lapangan tahun 2004, Suhu perairan
berkisar antara 270C - 310C, salinitas
berkisar antara 32-38 ppt, arus berkisar antara 3,22-6,55 knot ke arah selatan dan barat, gelombang laut dengan tinggi antara 0,95-6 meter dan pH berkisar 7,9-8,1 dengan rerata8,0.
(Http://Kkji.Kp3k.Kkp.Go.Id/Index.Php/Bas isdata–Kawasan–Konservasi/Details/1 /50).
Jenis dan ukuran kapal yang
digunakan sangat dipengaruhi oleh faktor kemampuan ekonomi, daerah operasi dan jenis tangkap yang digunakan serta kondisi muara yang dilewati. Berdasarkan jumlah data kapal penangkapan ikan sebanyak 415 unit, 310 diantaranya kapal motor tempel, 75 kapal tanpa motor dan 30 in board motor.
(Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat 2012).
Alat tangkap ikan yang digunakan nelayan didominasi oleh jenis alat tangkap dengan dogol, pancing, trammel net, jaring klitik. Jenis jumlah alat tangkap yang di Kecamatan Sasak Ranah pasisie dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Alat Tangkap Ikan di Kecamata Sasak Ranah Pasisie
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat (2012).
Spesifikasi Alat Tangkap Ikan Pari
Dalam penelitan ini digunakan satu unit jaring dengan , panjang jaring 1 piecce 50 M, jumlah mata jaring 500 mata, dan dalam jaring 3 M, jumlah mata jaring ke arah dalam 40 mata. Ukuran mata jaring 6" (15 cm), nomor benang 40 Spesikasi Alat Tangkap Ikan Pari dapat dilhat pada Tabel 3.
No. Jenis Alat Tangkap Jumlah/unit
1 Dogol 286
2 Jaring Hanyut 5
3 Jaring Insang Tetap 119
4 Jaring Klitik 153 5 Pancing 180 6 Payang 40 7 Purse Seine 21 8 Pukat Tepi 29 9 Serok/Tangguk 99 10 Trammel Net 158
Tabel 3. Spesifikasi Bahan Kontruksi Alat Tangkap Ikan Pari Penjelasan Spesifikasi Alat Tangkap
Ikan Pari seperti tertera pada Tabel 3 adalah sebagai berikut:
Badan Jaring
Badan jaring alat tangkap ikan pari terdiri dari 70 piece (3500 m) dimana 1 piece (50 meter/500 mata jaring), berwarna putih terbuat dari bahan monofilament ukuran benang 40 dengan shortening 33,33% berdiameter mata jaring 6 inci (15
centi meter). Dalam Jumlah total
keseluruhan mata jaring ke arah memanjang 35000 mata dalam 70 piece sedangkan dalam mata jaring 3 meter (40 mata jaring).
Gambar 1. Badan Jaring Alat Tangkap Ikan Pari
Gambar 2. Mata Jaring dengan ukuran diameter 6" (15cm)
Tali Ris Atas
Tali Ris Atas terletak dibawah tali
pelampung berfungsi untuk
menggantungkan badan jaring secara
No. Bagian
Kontruksi Spesifikasi Jumlah
1 Badan Jaring
- Bahan Monofilament berwarna putih
- Jumlah Mata Jaring ke arah Dalam 40 mata - Jumlah Mata Jaring ke arah
Panjang 500 mata
- Jumlah Total Mata Jaring 35000 mata - No benang 40 - Panjang 50 m (1piece) - Shortening 33,33% - Dalam 3 m - Ukuran Mata 6" 70 piece
2 Tali Ris Atas
- Bahan Rope - Warna 3 (merah,biru,kuning) - = 3 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z 1 unit 3 Tali Ris Bawah - Bahan Rope - Warna 3 macam (merah,biru,kuning) - = 3 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z 1 unit 4 Tali Pemberat
- Bahan Rope warna biru - = 5 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z 1 unit 5 Tali Pelampung
- Bahan rope berwarna - = 5 mm - Panjang 3.570 m - Pilinan 3/z
1 unit
6 Pelampung
- Bahan plastik warna merah - = 0.4"
- Panjang 8 cm - Jumlah 25 buah
- Jumlah keseluruhan 1750 buah
7 Pemberat
- Bahan timah berwarna hitam - = 0.2"
- Panjang 2,7 cm - Jumlah 50 buah
- Jumlah Keseluruhan 3500 buah
8 Pelampung Tanda/Utama
- Bahan plastik berwarna putih - = 10"
- Panjang 25 cm
1 unit
9 Tambahan Pemberat
- Bahan batu berbentuk bulat berwarna hitam - = 4.8" - Berat 2 kg - Tebal 2 cm - Panjang 12 cm 2 unit 10 Tali Slambar
- Tali slambar atas sesuai kedalaman perairan - Tali slambar bawah dengan
panjang 30 cm untuk kiri dan kanan
- Pilinan 3/Z
- Bahan Rope Warna Biru - = 3 mm tali slambar bawah
= 5 mm tali slambar atas-
memanjang dan tempat diikatkan tali
pelampung, terbuat dari bahan rope
berwarna kuning dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 3 mm.
Tali Ris Bawah
Tali Ris Bawah terletak di atas tali pemberat berfungsi untuk merentangkan badan jaring ke arah memanjang pada bagian bawah diikatkan pada tali pemberat, terbuat dari bahan rope berwarna merah dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiamter 5 mm.
Tali Pemberat
Tali Pemberat berfungsi untuk
melekatkan pemberat jaring yang melekat pada tali ris bawah, terbuat dari bahan rope berwarna biru dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 3 mm.
Tali Pelampung
Tali pelampung berfungsi untuk melekatkan pelampung jaring, terbuat dari bahan rope berwarna merah dengan panjang tali 3.570 m berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 5 mm.
Pelampung
Pelampung berfungsi untuk
meregangkan badan jaring keseluruhan ke arah atas, terbuat dari plastik/karah berwarna
merah dengan panjang 8 cm yang
berdiameter 0.4" berjumlah 25 pelampung jaring dalam setiap 1 piece sedangkan jumlah total keseluruhan pelampung jaring 1.750 untuk 70 piece.
Gambar 3. Pelampung, Tali Ris Atas, dan Tali Pelampung Pemberat
Pemberat melekat pada tali pemberat berfungsi untuk menenggelam keseluruhan alat tangkap sampai ke dasar perairan dan mempertahankan posisi alat tangkap dari pengaruh arus bawah laut supaya alat tangkap tidak terserat dan terbelit antara badan jaring, pemberat maupun pelampung. Pada alat tangkap ini pemberat lebih banyak dan berat dari pelampung 2:1. Pemberat terbuat dari timah berwarna silver/hitam dengan pajang 2.7 cm yang berdiameter 0.2", dimana berjumlah 50 pemberat untuk 1 piece sedangkan jumlah totak keseluruhan 3500 pemberat untuk 70 piece.
Gambar 4. Pemberat, Tali Ris Bawah, dan Tali Pemberat
Pelampung Besar / Pelampung Tanda
Pelampung besar/pelampung tanda berfungsi sebagai tanda dimana alat tangkap dioperasikan yang mengapung dipermukaan perairan terikat pada tali selambar terbuat dari bahan plastik/karah berbentuk bulat berwarna putih dengan panajang 25 cm berdiameter 10".
Gambar 5.PelampungUtama/ PelampunTanda Pemberat Tambahan
Pemberat Tambahan terdiri dari 2 buah yang terletak dibawah ujung kanan dan
kiri badan jaring untuk membantu
meregangkan dalam jaring yang terletak pada bagian ujung kiri dan kanan serta
membantu pemberat badan jaring
menenggelam badan jaring ke dasar
perairan. Pemberat Tambahan berbentuk bulat terbuat dari batu dengan berat 2 kg, tebal 2 cm dan berdiameter 4.8".
Gambar 6. Pemberat Tambahan Tali Slambar
Tali Slambar atas berfungsi sebagai tali penghubung antara ujung badan jaring
dengan pelampung tanda, dimana
panjangnya sesuai kedalam perairan
sedangkan tali slambar bawah berfungsi untuk tali penghubung antara tali pemberat dan pemberat tambahan, dimana panjangnya 30 cm. Tali Slambar terbuat dari bahan rope
berwarna biru yang berbentuk pilinan 3/Z berdiameter 3 mm.
Kontruksi Alat Tangkap Ikan Pari
Dalam penelitian ini digunakan satu unit alat tangkap ikan pari dengan badan jaring 70 piece (3500 m) dimana 1 piece (50 meter atau 500 mata jaring), diameter 6 inchi (15 cm), dalam jaring 3 m, dan kontruksi alat tangkap ikan pari dapat dilihat pada Gambar 7 .
Kontruksi Alat Tangkap Ikan Pari
Metode Penangkapan
Metoda Penangkapan pada alat tangkap pari adalah secara pasif dilakukan pada malam hari tanpa bantuan cahaya, yang menjadi tujuan penangkapan yang datang menghampiri dan terbelit pada jaring. Alat tangkap ikan pari adalah jaring empat persegi panjang, mempunyai mata jaring (6” inchi) yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring (3m) dibandingkan dengan panjangnya. Pada lembaran jaring,
bagian atas diletakkan pelampung
(float) dan bagian bawah diletakkan
pemberat (sinker). Jaring bisa terlentang di dalam air karena adanya gaya berat (dari pemberat) dan gaya apung (dari pelampung).
Dalam pengoperasian alat tangkap ikan pari ada dua tahap yaitu, penurunan alat tangkap (setting) dan penarikan alat tangkap (hauling).
a. Setting
Setelah menentukan daerah fishing ground, Sebelum alat tangkap diturunkan posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa. Waktu setting dilakukan tepat pada pukul 17.00 WIB sampai 18.00 WIB, bagian alat tangkap yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda, kemudian jaring dengan adanya pemberat tambahan batu pertama, sampai jaring yang terakhir dengan adanya pemberat tambahan batu terakhir dilepaskan kelaut, penurunan jaring dengan kecepatan 1-3 knot.
Setelah semua jaring diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dicatat / direkam titik kordinatnya untuk mengetahui letak / posisi jaring tersebut, dan dibiarkan dalam air alat tangkap ikan pari tersebut dalam jangka waktu tertentu, biasanya 10-13 jam. Kemudian para nelayan tersebut pergi berlindung/ berteduh di balik pulau untuk menghindari bahaya di laut.
b. Hauling
Setelah dibiarkan selama 10-13 jam, nelayan tersebut mencari posisi letak jaring, maka dilakukan penarikan alat (hauling) pada pukul 06.00WIB sampai 12.00 WIB. Bagian alat yang pertama diangkat adalah pelampung tanda, disusul dengan tali slambar kemudian jaring sampai jaring terakhir dintandai bemberat terakhir.
Pengambilan hasil tangkap pada jaring harus dengan hati-hati, karena ikan
tersebut mempunyai senjata yang
berbahanya, seperti ikan pari,kepiting, dan lain-lain dengan penarikan jaring keatas kapal sambil alat tangkap tersebut disusun dengan rapi pada posisi semula untuk
memudahkan pengoperasian kembali alat tangkap tersebut.
Sebelum operasi dimulai semua peralatan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun diatas kapal dengan rapi dan baik, mempermudah menurukan (setting) jaring. Sehingga dengan demikian alat tangkap ikan pari dapat disusun di atas kapal pada:
a. Penyusunan jaring di palka kapal
sebelum turunan jaring (setting) Letak Jaring
b. Penyusunan jaring selesai
penarikan (hauling) di palka kapal Letak Jaring
Gambar 8. Saat Penurunan Alat Tangkap Ikan Pari (Setting)
Gambar 9. Saat Penarikan Alat Tangkap Ikan Pari (Hauling)
Daerah Penangkapan
Daerah Penangkapan Alat tangkap ikan pari dioperasikan di perairan pantai Sumatera Barat. Alat tangkap ikan pari merupakan alat tangkap berupa jaring yang
mudah pengoperasiannya. Jaring ini
dipasang yang tidak keras arusnya pada kedalaman air yang disesuaikan dengan lebarnya jaring yang pasif ini dimaksud untuk menghadang berenangnya ikan pari dan dan jenis ikan lainnya. Pada kedalaman fishing groundnya berkisar 20-45M dimana
penangkapan alat tangkap ikan pari
bersekitar antara 3-10 mil dari pantai dan pulau-pulau kecil sesuai dengan kedalam, dan arus. lebar jaringnya dapat merentang sampai ke dasar, maka seluruh ruang lapisan renang ikan pari tertutup dan dalam semua
lampisan air akan terhadang dapat
tertangkap.
Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai fishing ground dengan kecepatan 5-6 knot per mil. Dalam menentukan daerah pengkapan ikan pari ada beberapa hal yang penting harus diperhatikan diantaranya terlindung gelombang besar, arus tidak terlalu kuat, arah arus beraturan dan dasar perairan tersebut berlumpur dan berpasir.
Gambar 10. Dasar Lumpur di Perairan
Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan penelitian selama 3 trip alat tangkap ikan pari, untuk lebih jelasnya mengenai hasil tangkap alat tangkap ikan pari 6 (enam) inchi yang dioperasikan pada sore hari di perairan sumatera barat dapat dilihat pada tabel 4.
Trip I
Jenis
Hasil Tangkapan Nama Ilmiah
Cara
Tertangkap Jumlah(ekor)
Berat (Kg) Ikan Pari Dasyatis sp Terbelit 342 171 Ikan Tanda-tanda Mahogany snapper Terjerat 6 2 Ikan Bawal Putih Pampus argenteus Terjerat 24 8 Ikan Sebelah Pseudorhambus arsius Terjerat 3 7 Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) Terbelit 30 10 Trip II Ikan Pari Dasyatis sp Terbelit 226 113
Ikan Manyung Ariusthallasinus Terjerat 20 10 Udang Pasir Thenusorientalis Terjerat 15 6 Ikan Baji-baji Platycephalus endrachtensis Terjerat 14 7 Trip III Ikan Pari Dasyatis sp Terbelit 172 86
Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) Terbelit 30 10 Ikan Sebelah Pseudorhambus arsius Terjerat 25 50 Ikan Jenaha Lutjanusjohnii Terjerat 6 20 Ikan Manyung Ariusthallasinus Terjerat 10 5 Tabel 4. Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan selama 3 Trip
Keterangan :
Dari penelitian dilapangan selama 3 trip penangkapan berdasarkan tabel 10 diatas, dapat disimpulkan bawah terdapat 8 jenis ikan pari, tertangkap dengan cara terbelit, dimana daerah operasi penangkapan di perairan Sumatera Barat seperti Perairan Sasak, Tiku, Pariaman, dan Padang. Operasi penangkapan dilakukan pada kedalam antara 25 sampai dengan 40 meter dengan substrat berlumpur dan berpasir.
Berdasarkan hasil penelitian
dilapangan ke 8 jenis ikan pari berbeda ukuran tubuh dan ciri-ciri yang di uraikan sebagai berikut :
1. Ikan Pari Api (Nama Lokal)
Gambar 11. Ikan Pari Api (Dasyatis bennetti), J. P. Müller & Henle, 1841.
a. Ciri umum :
- Terdapat selaput kulit di bagian
bawah ekor,
- Bagian belakang ekor hingga ke duri
sengat tidak belang,
- Ekor sangat panjang 3 kali lebih
panjang dari lebar tubuhnya,
- Mata sangat kecil,
- Terdapat duri-duri yang membesar di
bagian tengah lempengan tubuh dan sepanjang ekor.
b. Ukuran tubuh:
- Kemungkinan merupakan jenis pari
ikan bertubuh kecil dengan panjang rata-rata 16 - 25 cm,
- Panjang ekor bisa mencapai 45 cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 20 - 27
cm,
- Berat rata-rata tertangkap 0.5 kg
2. Ikan Pari Bintang (Nama Lokal)
Gambar 12. Ikan Pari Bintang
(Himantura gerrardi), Gray, 1851.
a. Ciri umum :
- Tidak terdapat selaput kulit di bagian
bawah ekor,
- Bentuk lempengan tubuhnya persegi
empat,
- Ekor seperti cambuk, dengan belang
warna berwarna terang dan gelap
- Bagian atas tubuh berwarna coklat
keabuan dengan bintik-bintik putih yang bervariasi (mulai dari hampir tidak ada sampai penuh dengan binti
b. Ukuran tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 27 -
46 cm,
- Panjang ekor sampai dengan 85 -
210 cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 31 - 100
3. Ikan Pari Lang (Nama Lokal)
Gambar 13. Ikan Pari Elang (Aetobatus narinari), Euphrasen, 1790.
a. Ciri Umum :
- Permukaan punggung
berbintik-bintik putih,
- Moncong agak panjang, lebar
membundar,
- Terdapat celah di tengah penutup
hidung,
- Gigi tersusun dalam satu baris di
kedua rahang, berbentuk seperti tongkat.
b. Ukurun Tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 53 -
80 cm,
- Panjang ekor mencapai 138 cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 82 - 150
cm.
4. Ikan Pari Lumpur (Nama Lokal)
Gambar 14. Ikan Pari Lumpur (Dasyatis thetidis), Ogilby, 1899.
a. Ciri Umum :
- Pari ini memiliki disc sirip dada
berbentuk berlian sekitar seperempat lebih lebar dari yang lama,
- Mulut sedikit melengkung, ada lima
papila di lantai dengan pasangan terluar kecil dan terpisah dari yang lain,
- Pada sirip perut telah tips dan margin
membuntuti lembut melengkung
bulat,
- Cambuk seperti ekor ukuran sekitar
dua kali panjang disk dan dikenakan satu atau dua duri menyengat panjang.
b. Ukuran Tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 50 -
57cm
- Panjang ekor sampai dengan 90 -
103cm
- Lebar tubuh sampai dengan 62 - 200
cm.
5. Ikan Pari Katuko (Nama Lokal)
Gambar 15. Ikan Pari Katuko (Neotrygon kuhlii), Müller & Henle, 1841.
a. Ciri Umum :
- Terdapat selaput kulit yang ramping
- Selaput kulit yang ramping juga terdapat di bagian atas ekor setelah duri sengat,
- Ekor tidak seperti ekor dengan warna
belang hitam putih yang lebar,
- Moncong pendek dengan garis lebar
berwarna hitam melintang di atas mata,
- Terdapat bintik-bintik berwarna biru
cerah di bagian atas tubuh,
- Biasanya tidak terdapat duri pendek
sebelum duri sengat pada ekor.
b. Ukurun Tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 27 -
60 cm,
- Panjang ekor rata-rata 40 - 150 cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 30 - 80
cm.
6. Ikan Pari Terikat (Nama Lokal)
Gambar 16. Ikan Pari Terikat (Aetomylaeus nichofii), Bloch & Schneider, 1801.
a. Ciri Umum :
- Tonjolan daging di sisi kepala tidak
berhubungan dengan tepi lempengan tubuh,
- Duri sengat tidak ada,
- Letak pangkal sirip punggung berada
agak di depan atau di atas batas belakang dasar sirip perut,
- Bagian atas tubuh coklat
keabu-abuan dengan 5 buah garis pita kebiru-biruan,
- Ujung penutup hidung di dekat
mulut hampir lurus.
b. Ukurun Tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 28 -
40 cm,
- Panjang ekor mencapai 69 - 200 cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 46 - 90
cm.
7. Ikan Pari Kelelawar (Nama Lokal)
Gambar 17. Ikan Pari Kelelawar (Gymnura altavela), Linnaeus, 1758.
a. Ciri Umum :
- Sirip punggung tidak ada,
- Ekor memiliki 9 - 10 belang hitam
dan duri di bagian pangkalnya,
- Panjang ekor 2/3 panjang badan,
- Bagian punggung berwarna polos,
kadang dengan bercak-bercak kecil berwarna gelap.
b. Ukuran Tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 20 -
25cm,
- Panjang ekor sampai dengan 6 - 9
cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 60 - 65
8. Ikan Pari Hitam(Nama Lokal)
Gambar 18. Ikan Pari Hitam Coklat (Himantura
pastinacoides), Bleeker, 1852.
a. Ciri Umum :
- Tidak terdapat selaput kulit di bagian
bawah ekor,
- Berbentuk lempengan tubuhnya bulat
telur, dan pada bagian tulang belakang bergerigi,
- Ekor tidak seperti cambuk, bewarna
coklat kehitaman sewarna dengan tubuh,
- Bagian atas tubuh hitam kecoklatan,
dan terdapat tulang pada bagian garis tengah tubuhnya sampai ke pangkal ekor,
- Moncong pendek agak pendek,
berbentuk segetiga melebar.
b. Ukuran Tubuh :
- Panjang tubuh sampai dengan 60 - 66
cm,
- Panjang ekor 50 cm,
- Lebar tubuh sampai dengan 80 - 88
cm.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil peneltian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Spesifikasi dan konstruksi alat tangkap
ikan pari mempunyai panjang 70 piece dimana 1 piece terdapat ukuran mata 6" (15 cm), nomor benang 40, jumlah mata jaring ke arah panjang 500 mata, ke arah dalam 40 mata, dalam jaring 3 m, shortening 33.33%. pada prinsipnya hampir sama sama dengan gill net dasar.
2. Metoda Penangkapan pada alat tangkap
pari dilakukan tepat pada pukul 17.00 - 18.00 WIB, penurunan jaring dengan kecepatan 1-3 knot setelah terentang dengan sempurna, maka dicatat/direkam titik kordinatnya untuk mengetahui
letak/posisi jaring tersebut, dan
dibiarkan dalam air, biasanya 10-13 jam.
Hauling pada pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB.
3. Daerah Penangkapan Alat tangkap ikan
pari dioperasikan pada jalur I yaitu 3-10 mil dari pantai dan pulau-pulau kecil, dengan dasar perairan berlumpur dan berpasir.
4. Hasil Tangkapan Alat Tangkap Ikan Pari
tertangkap yaitu Ikan Pari Api (Dasyatis
bennetti), Ikan Pari Bintang (Himantura
gerrardi), Ikan Pari Elang Bintik Putih (Aetobatus narinari), Ikan Pari Terikat (Aetomylaeus nichofii), Ikan Pari
Lumpur (Dasyatis thetidis), Ikan Pari
Katuko (Neotrygon kuhlii), Ikan Pari
Kelelawar (Gymnura altavela), Ikan Pari
Saran
Perlu ditingkatkan modernisasi
armada penangkapan dengan penggunaan alat katrol untuk menghemat waktu hauling
(penarikan) alat tangkap, dan perlu
menghindari penurunan alat tangkap pada daerah terumbu karang.
DAFTAR PUSTAKA
Data Profil Nagari Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat 2009. Sumatera Barat.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pasaman Barat 2010. Buku Profil
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Barat. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Provinsi Sumatera Barat.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pasaman Barat 2012. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pasaman Barat. Sumatera Barat.
Hermanto, 1982. Keadaan Sosial Ekonomi
Nelayan Di Muncar Prosiding Seminar Perikanan Lemeru. Banjarmasin 12-18 januari 1982. Pusat Penelitian Argo Ekonomi Badan Penelitian Dan Pembangunan Pertaniaan.
Soenarno, 2007. Teknik penangkapan ikan.
Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan, Banyuwangi.