DESAIN WORKSTATION UNTUK SEKOLAH DASAR (SD)
UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN BELAJAR MURID
DISEKOLAH
Yuda wiyasa
Jurusan Desain produk industry, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Abstrak
Di Indonesia secara umum tidak dilakukan analisa fenomena dasar ergonomis untuk fasilitas belajar di Sekolah Dasar, sehingga murid sekolah juga punya peluang untuk menderita cedera jaringan otot sehingga prestasi akademis di Sekolah tidak bisa ditingkatkan.Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan serta menciptakan bangku sekolah untuk Sekolah Dasar (SD) sebagai penunjang sistem pengajaran ancangan kelas terbuka (student centered learning). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencari data dan ukuran bangku Sekolah Dasar yang telah ada untuk dijadika acuan. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap pengguna bangku tersebut, dalam hal ini adala siswa-siswi Sekolah Dasar sehingga menemukan antropometri yang sesuai dengan desain yang akan di hasilkan.Output yang dihasilkan dari perancangan ini adalah sistem furniture yang ergonomis sehingga murid sekolah dasar (kelas 1 – 6) dapat duduk dengan posisi yang ergonomis, artinya semua jaringan otot dan tulang adalah bekerja sesuai dengan kondisi alamiah, tidak ada pemaksaan.
Abstact
In Indonesia is generally not done for ergonomic analysis of the basic phenomena of learning facilities in Primary Schools, so that high school students also have the chance to suffer from muscle tissue injury so that academic achievement in school can not be increased.This study aims to explore and develop and create a school for elementary school (SD) as a support system of the approaches open class teaching (student centered learning). The method used in this study is to find the data and measures bench Elementary School who has been there for dijadika reference. Further examination of the user's bench, in this case Adala Elementary School students so finding anthropometric according to the design that will be generated.The output generated from this design is an ergonomic furniture system so that elementary school students (grades 1-6) can sit down with an ergonomic position, meaning that all the muscle and bone tissue is to work in accordance with natural conditions, there is no coercion.
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah pertama (atau sederajat).
Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya
otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Namun, sampai dengan saat ini masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk memperoleh pendidikan bermutu, hal ini disebabkan antara lain karena mahalnya biaya pendidikan.1
Berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pendidikan dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar „Baca-Tulis-Hitung‟, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum 2004, di antaranya mengalihkan beban materi ajar ke arah penguasaan konsep dan menekankan proses belajar yang berorientasi student-centered dengan pola belajar siswa aktif atau active learning.
Pola belajar siswa aktif menuntut ancangan ruang kelas terbuka, yang memiliki mobilitas dan fleksibilitas sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Di samping itu, kelas hendaknya menjadi tempat yang menyenangkan dan merangsang siswa untuk belajar (Utami, 1999).2 Berdasar pengamatan pola pembelajaran yang ada di SD saat ini masih cenderung berorientasi teacher-centered, dengan ancangan ruang kelas tradisional yang kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif
.
1 Wikipedia, Sekolah dasar 2Utami, 1999
TUJUAN Umum
a. Meningkatkan sumber daya manusia
b. Meningkatkan kwalitas belajar murid disekolah, tanpa terganggu oleh keadaan kursi yang tidak ergonomis.
Khusus
a. Mendesain fasilitas bangku sekolah yang membuat para murid melakukan aktifitasnya dengan nyaman tanpa terganggu dengan alat tulis dan peralatan yang dibawa siswa.
b. Diharapkan siswa lebih mnadiri dan tidak mengantungkan satu sama lain disaat ujian
c. Mengurangi rasa capek yang dialami para siswa saat pelajaran berlangsung. d. Dengan kursi yang ergonomis siwa menjadi lebih mudah untuk menerima
pelajaran dikarenakan,siswa lebih sedikit bergerak krn kecapaian karen sebagian besar,jika seseorang mengalami stress area/kecapain maka orang itu akan lebih banyak bergerak.
MASALAH
Berikut ini merupakan permasalahan - permasalahan yang didapat dari hasil analisa awal terhadap sekolah dasar yang diharapkan dapat diselesaikan melalui pendekatan desain:
A. Pertama jaringan otot leher (leher dipaksakan menegakkan tulang lehernya, dengan menahan berat kepala yang ditekuk mendekati sudut 30 derajat, untuk proses menulis dan membaca, sehingga sistem jaringan otot leher mengalami ketegangan, karena harus menahan berat kepala
Gambar 1. Posisi kepala dan leher siswa saat proses belajar
B. Keempat adalah sistem jaringan otot kaki, dimana kondisi kaki murid bisa menggantung karena kursi terlalu tinggi, sehingga sistem jaringan otot kaki mengalami ketegangan akibat membawa beban kaki.
Gambar 2. Aktifitas operator saat bertugas
PEMBAHASAN
Untuk mencapai pendekatan solusi dari berbagai identifikasi masalah yang muncul, ada beberapa analisa yang harus dilakukan antara lain:
Analisa Fungsi
.1. Analisa Aktifitas
Material yang akan digunakan untuk toptabel adalah material yang mudah didapat dan berniali ekonomis. Beberapa pilihan mengarah pada altenatif materail kayu. Adapau jenis kayu asli ataupun kayu olaha yang sesuai dengan batasan teknisnya yakni :
a. Daya tahan harus kuat/memiliki ketahanan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Harus ringan karena user kemugkinan menggunakan dalam banyak posisi toptable
d. Ekomomis (murah,mudah didapat,pengerjaan mudah) Kesimpulan material toptable yang akan digunakan ialah Plywood. Analisa Ukuran
TABEL DATA PENGUKURAN ANTROPOMETRI SISWA-SISWI SD TA’MIRIYAH kelas VI Tahun Ajaran 2009-2010
Jenis Kelamin : Laki-laki, rata-rata usia 11 tahun Satuan : cm
NO. NAMA SISWA TINGGI BADAN
(TEGAK)
TINGGI LUTUT (TEGAK)
1 Danar 139 41 2 Rizaldi 147 44 3 Mundir 156 46 4 Faisal 145 41 5 Fajar 139 39 6 Dena 145 43 7 Arzi 150 44 8 Arjaka 135 39 9 Wirya 143 40 10 Helmi 146 41
Jenis Kelamin : Perempuan, rata-rata usia 11 tahun
NO. NAMA SISWA TINGGI BADAN
(TEGAK)
TINGGI LUTUT (TEGAK)
2 Talania 145 40 3 Yati 145 40 4 Fitra 130 36 5 Rosi 141 40 6 Mia 158 48 7 Dina 144 43 8 Zena 147 44 9 Mahfira 136 43 10 Windy 146 43
Dari data 10 siswa laki dan 10 siswa perempuan diambil sample 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan untuk dicari pengelompokkan persentile siswa yang akana digunakan untuk mencari dimensi ideal furniture.
DATA ANTROPOMETRI SISWA TERPILIH UNTUK PENGELOMPOKKAN PERSENTILE
5 Orang Siswa Laki-Laki
Jenis Pengukuran Rizaldi Arjaka Arzi Mundir Helmi
Tinggi Badan 147 135 150 156 146
Tinggi Lutut 44 39 44 46 41
Tinggi Duduk (Kepala-Lantai)
114 110 122 121 120
Tinggi Duduk (Kaki-Lantai) 72 66 79 77 74
Lebar Bahu 35 32 36 35 30
Lebar Pantat 26 25 28 32 28
Kedalaman Dudukan 33 32 36 40 34
Dari data diatas akan dihitung jenis pengukuran untuk pengelompokkan persentile 5, 50 dan 95 persentile dengan perhitungan seperti berikut :
Rumus Mean
Rumus Standar Deviasi
A. Tinggi Badan Mean =
= 145
Standar Deviasi =
Jenis Pengukuran Mahfira Sena Mia Talania Fitra
Tinggi Badan 136 147 158 145 130
Tinggi Lutut 43 44 48 40 36
Tinggi Duduk (Kepala-Lantai)
120 114 119 124 107
Tinggi Duduk (Kaki-Lantai) 74 72 74 77 65
Lebar Bahu 32 32 36 35 31 Lebar Pantat 27 25 27 32 28 Kedalaman Dudukan 38 33 34 45 32
147+156+150+135+146+145+130+158+147+136
10
X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 + X9 + X10
Jumlah Sample Siswa
Selisih XA dengan hasil Mean
Jumlah semua kuadrat XA
Jumlah Sample Siswa
X1 = 2 X2 = 11 X3 = 5 X4 = 10 X5 = 1
X6 = 0 X7 = 15 X8 = 13 X9 = 2 X10 = 9
Jadi Standar Deviasinya =
= 8.54 Pembulatan 8.5 Kesimpulan
Kelompok 5 %tile = 145 - 8.5 = 136.5 Pembulatan 137. Jadi Tinggi Badan 5%tile ialah 137 ke bawah hingga dibawah 145.
Kelompok 50%tile = 145
Kelompok 95%tile = 145 + 8.5 = 153.5 Pembulatan 154. Jadi Tinggi Badan 95%tile ialah 154 keatas.
5 %tile 50 %tile 95 %tile
130, 135, 136 145, 146, 147, 147, 150 156, 158 B. Tinggi Lutut Mean = = 42.6 Pembulatan 43. Standar Deviasi = X1 = 1 X2 = 4 X3 = 1 X4 = 3 X5 = 2 X6 = 0 X7 = 1 X8 = 5 X9 = 3 X10 = 7
Jadi Standar Deviasinya =
44+39+44+46+41+43+44+48+40+36
10
= 3.47 Pembulatan 3.5 Kesimpulan
Kelompok 5 %tile = 43 - 3.5 = 39.5 Pembulatan 39. Jadi Tinggi Lutut 5%tile ialah 39 ke bawah hingga dibawah 43.
Kelompok 50%tile = 43
Kelompok 95%tile = 43 + 3.5 = 46.5 Pembulatan 46. Jadi Tinggi badan 95%tile ialah 46 keatas.
5 %tile 50 %tile 95 %tile
36, 39, 40, 41 43, 44, 44, 44, 46, 48
C. Tinggi Duduk dari Kepala hingga Lantai Mean =
= 117.1 Pembulatan 117 Standar Deviasi =
X1 = 3 X2 = 7 X3 = 5 X4 = 4 X5 = 3
X6 = 3 X7 = 3 X8 = 2 X9 = 7 X10 = 10
Jadi Standar Deviasinya =
= 5.28 Pembulatan 5.3 Kesimpulan
Kelompok 5 %tile = 117 – 5.3 = 111.7 Pembulatan 112. Jadi Duduk dari Kepala hingga Lantai 5%tile ialah 112 ke bawah dan antara dibawah 117.
Kelompok 50%tile = 117
Kelompok 95%tile = 117 + 5.3 = 122.3 Pembulatan 122. Jadi Duduk dari Kepala hingga Lantai 95%tile ialah 122 keatas.