• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revisi Lp & Askep Eklamsia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Revisi Lp & Askep Eklamsia"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN EKLAMSI EKLAMSI Disusun oleh : Disusun oleh : S1 tingkat 3B S1 tingkat 3B Dwi

Dwi Firnanda Firnanda NIM NIM (2008.02.061)(2008.02.061) Dwi

Dwi Prasetyo Prasetyo NIM NIM (2008.02.062)(2008.02.062) Elok

Elok Faiqotus Faiqotus Hima Hima NIM NIM (2008.02.063)(2008.02.063) Eni

Eni Pujiati Pujiati NIM NIM (2008.02.064)(2008.02.064) Etik

Etik Sukmawati Sukmawati NIM NIM (2008.02.065)(2008.02.065) Fitri

Fitri Aprilina Aprilina NIM NIM (2008.02.066)(2008.02.066) H

Haaddi i SSuussaannttoo NNIIM M ((22000088..0022..006677)) Hadiyatulloh

Hadiyatulloh NIM NIM (2008.02.068)(2008.02.068) Heni

Heni Sulfiana Sulfiana NIM NIM (2008.02.069)(2008.02.069) Ike

Ike Nurjanah Nurjanah NIM NIM (2008.02.071)(2008.02.071) Indah

Indah Farida Farida NIM NIM (2008.02.071)(2008.02.071) Indri

Indri Tri Tri Astuti Astuti NIM NIM (2008.02.072)(2008.02.072)

S1 KEPERAWATAN S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI BANYUWANGI

2010 2010

(2)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat da

dan n hihidadayayah-h-NyNya a sesehihingngga ga kakami mi dadapapat t memenynyelelesesaiaikakan n tutugagas s “K“Kepepererawawatatanan Maternitas” dengan baik.

Maternitas” dengan baik. Ad

Adapuapun n tujtujuauan n penpenyuyusunsunan an kakarya rya tutulilis s inini i adaadalalah h untuntuk uk memelelengkngkapi api tutugasgas  pertama dalam mata kuliah

 pertama dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas.Keperawatan Maternitas.

Dalam penyusunan karya tulis ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dalam penyusunan karya tulis ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada sem

semua ua pipihak hak yanyang g teltelah ah memendundukunkung g daldalam am pempembuabuatatan n tutugas gas inini, i, teterutrutamama a yayangng terhormat kepada:

terhormat kepada: 1.

1. Bapak DBapak Drs. H. rs. H. SoekardSoekardjo MBAjo MBA.MM . .MM . selaku Diselaku Direktur rektur STIKESTIKES BanyuS Banyuwangi.wangi. 2.

2. IbIbu u UkUkhthtul ul IzIzzazah, h, S. S. KeKep. p. NeNers rs seselalaku ku DoDosesen n mamata ta kukuliliah ah KeKepeperarawawatatann Meternitas

Meternitas 3.

3. TemTeman-tan-temaeman kami dan semua pihan kami dan semua pihak yang menduk yang mendukung terskung terseleselesaikaaikannya karynnya karyaa tulis ini.

tulis ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu kami Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu kami meng

mengharaharapkan pkan kritkritik ik dan dan sarasaran n yang yang memmembangbangun un untuuntuk k kesekesempurmpurnaan naan makmakalaalahh ini

ini.S.Sememoga oga mamakakalah lah ini ini berbermamanfnfaat aat bagbagi i penpenuliulis s khukhusussusnya nya dan dan pempembacbaca a padpadaa umumnya. umumnya. Banyuwangi, September 2010 Banyuwangi, September 2010 Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR  ii

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 1

1.2. Tujuan Penelitian 1

BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Pengertian 2.2. Etiologi 2.3. Patofisiologi 2.4. Manifestasi Klinis 2.5. Komplikasi 2.6. Pemeriksaan peunjang 2.7. Penatalaksanaan 2.8. Diagnosa Keperawatan 2.9. Intervensi Keperawatan

BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Eklampsia merupakan penyulit dalam proses persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian eklampsia dapat mengancam hidp eklampsi yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar  terhadap tingginya angka kematian.

Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus eklampsia ( Manuaba, 1998 ). Dari kasus tersebut 6 % terjadi pada semua  persalinan, 12 % terjadi pada primi gravida. Masih tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.

Dengan besarnya pengaruh eklampsia terhadap tingginya tingkat kematian  bulin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan menanganikasus-kasus eklampsia. Perawatan pada bulin dengan eklamsia merupakan salah satu usaha nyata yamg dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi-komplikasi sebagai akibat lanjut dari eklampsia tersebut.

1.2 Batasan Masalah

Batasan makalah yang kami pakai dalam makalah ini adalah tentang ” Eklamsia ”

1.3 Tujuan

Tujuan Instruksional Umum

Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada ibu bersalin dengan eklampsia

Tujuan Instruksional Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan eklampsia

 b. Dapat menentukan masalah keperawatan pada ibu bersalin dengan eklampsia

c. Dapat menetapkan perencanaan pada ibu bersalin dengan eklampsia

(5)

e. Dapat melakukan evaluasi pada ibu bersalin dengan eklampsia

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Eklamsia adalah preeklamsia berat yang dilanjutkan dengan keadaan kejang dan/atau sampai koma.

1. Eklamsia gravidarum (50 %)

Eklamsi (kejanag) yang terjadi pada usia kehamilan 28 minggu. 2. Eklamsia parturien (40 %)

Eklamsi (kejang) yang terjadi ketika proses persalinan. Dan terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat inpartu.

3. Eklamsia puerperium (10 %)

Eklamsi (kejang) yang terjadi pada masa nifas 40 hari setelah melahirkan. Insiden eklamsia di negara berkembang berkisar antara 0,3 % - 0,7 %. Sebelum kejang, kondisi ini didahului dengan gejala subjektif, yaitu nyeri kepala di daerah frontal, nyeri episgastrium, penglihatan semakin kabur, dan terdapat mual muntah dan hasil pemeriksaan menunjukkan hiper-refleksia atau mudah terangsang.

Eklamsi adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).

Eklamsi lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).

2.2 Etiologi

Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :

a. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.

(6)

 b. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan

c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus

d. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma

2.3 Patofisiologi

Hipertensi Pe perfusi placenta

Protein uria Spasme

ginjal Otak Paru Hati uri/placenta rahim

aliran darah aliran darah aliran pembuluh fungsi jar. Hati PD pe reflek   ke otak darah

filtrasi odema pe aliran darah penyempitan

glomelurus odema cerebri decom cordis

nyeri uluh hati perfusi bayi prematur    protein urin tekanan intrakranial O2 me jaringan (BBLR)

(G3 placenta) sesak 

hipoxia G3 pada janin

( pertumbuhan )

Gawat janin kematian janin

- BBLR Hipoksia

- Prematur 

Hipotermi Asphiksia (asma)

2.4 Manifestasi Klinis Kejang (eklamsi) hipoxia b/d menurunnya O2 ke otak  G3 nyaman nyeri b/d kerusakan kortekx otak 

(7)

1. Koma lama 2. Nadi diatas 120 3. Suhu diatas 39°c

4. Tensi diatas 160 mmHg 5. Lebih dari 10 serangan

6. Proteinuria 10 gram sehari atau lebih 7. Tidak adanya edema

(Gejala-gejala yang memberatkan Prognosa Oleh Eden)

 Oedema paru dan apopleksi merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian.

 Jika deuresi lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam maka prognosa agak membaik.

 Sebaliknya oliguri dan uri merupakan gejala yang buruk.

 Multipara usia diatas 35 keadaan waktu MRS mempengaruhi prognosa lebih  buruk 

2.5 Komplikasi

1. Komplikasi ibu  Sianosis

 Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru  Perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak   Lidah tergigit

 Jatuh dan terjadi perlukaan dan fraktur   Gangguan fungsi ginjal

 Perdarahan atau abrasio retina

 Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus 2. Komplikasi janin dalam janin

(8)

 Solusio placenta  Persalinan prematur 

2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Proses involusi terjadi karena adanya:

a. Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih  panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran  jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal

yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.

 b. Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.

c. Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi  pada jaringan otot uterus.

2. Perubahan pada cervix dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2  jari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali. Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-mules) disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca

(9)

 persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik.( Cunningham, 430)

3. Lochia

Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk. Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga. Lochia sanginolenta berwarna putih bercampur merah , mulai hari ketiga sampai hari ketujuh. Lochia serosa berwarna kekuningan dari hari ketujuh sampai hari keempat belas. Lochia alba berwarna putih setelah hari keempat belas.(Manuaba, 1998: 193)

4. Dinding perut dan peritonium

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,  biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur  mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan pasca persalinan.( Rustam M, 1998: 130)

5. Sistim Kardiovasculer 

Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi  penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi  pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi

(10)

retensi cairan sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan. ( V Ruth B, 1996: 230)

6. Ginjal

Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari pertama post partum.( V Ruth B, 1996: 230)

7. Urin: protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin

8. USG

9. Darah: trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirubin

2.7. Diagnosa Banding

1. Febrile convulsion ( panas +)

2. Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )

3. Tetanus ( kejang tonik atau kaku kuduk) 4. Meningitis atau encefalitis ( pungsi lumbal)

2.8 Prognosis

Eklamsi adalah suatu keadaan yang sangat berbahaya, maka prognosa kurang baik  untuk ibu maupun anak. Prognosa dipengaruhi oleh paritas, usia dan keadaan saat masuk rumah sakit.

2.9 Diagnosa Keperawatan

(11)

2. G3 hipoxia b/d penurunan O2 ke otak  3. Nyeri uluh hati b/d penurunan jaringan hati

2.10 Intervensi Keperawatan

1. Gangguan kejang b/d perubahan perfusi jaringan

• Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak kejang lagi

•  Kriteria hasil :

a. TTV dalam batas normal

 b. Keluarga klien mengatakan klien sdah tidak  kejang lagi

•  Intervensi :

a. Membina hubungan saling percaya antara pasien dan perawat R: Mempermudah tindakan keperawatan

 b. Jelaskan keadaan klien pada keluarga R: Keluarga tahu mengenai keadaan klien

c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian MGSO4 (obat anti kejang)

R: Kejang dapat berkurang atau berhenti d. Observasi TTV

R: Memantau keadaan kondisi klien

2. Hipoksia b/d penurunan oksigen ke otak atau odem paru

• Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan oksigen klien dapat dipenuhi

(12)

•  Kriteria hasil  :

a. Keluarga mengatakan klien sudah mulai sadar 

 b. TTV dalam batas normal

•  Intervensi :

a. Atur posisi klien

R : Mempermudah proses pernafasan dan aliran oksigen ke otak   b. Pemberian oksigen

R : Memenuhi kebutuhan oksigen c. Pemberian saction

R : Membersihkan jalan nafas dari secret sisa- sisa kejang 3. Nyeri uluh hati b/d penurunan jaringan hati

• Tujuan :

Setelah tindakan keperawatan dilakukan nyeri dapat berkurang

•  Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan nyeri sudah berkurang

 b. TTV dalam batas normal

•  Intervensi :

a. Terangka nyeri yang diderita klien dengan penyebabnya

R : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri

 b. Observasi TTV

R : Memantau keadaan atau kondisi kalien

c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik 

R : Dengan pemberian analgetika oral atau sistemik nyeri akan semakin cepat teratasi

(13)
(14)

ASUHAN KEPERAWATAN TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN 1. Biodata Identitas Pasien a. Nama : Ny. A  b. Umur : 27 th

c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Suku bangsa : Jawa Indonesia

f. Alamat : Perum Gentengan Asri, blok E8 g. Pekerjaan : IRT ( ibu rumah tangga )

h. Nomor register : 10101011

i. Tanggal MRS : 10 Oktober 2010

 j. Pukul : 10:10 WIB

k. Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2010 l. Diagnosa medis : Eklamsia

Identitas Penanggung Jawab

a. Nama : Tn. B

 b. Umur : 30 tahun

(15)

d. Pekerjaan : Wiraswasta

e. Pendidikan : SLTA

f. Status perkawinan : Kawin

g. Suku bangsa : Jawa Indonesia

h. Alamat : Perum Gentengan Asri, blok E8 i. Hubungan dengan pasien : Suami Pasien

B. Keluhan utama

1) Keluhan saat MRS

Keluarga Klien datang ke klinik karena klien mengalami nyeri hebat bagian epigastrium terasa seperti ditusuk- tusuk dan kejang.

2) Keluhan saat pengkajian

Keluarga Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas/ epigastrium

C. Riwayat kebidanan Sekarang

a. Riwayat menstruasi

Menarce : 13 tahun Siklus : teratur 28 hari Lamanya : 7 hari

Banyaknya : hari 1-2 ganti 3x pembalut, hari 3-7 ganti 2x pembalut Warnanya : coklat tua

Baunya : anyir   Disminore : tidak   Flour albus : tidak  

HPHT : 14 maret 2010

 b. Status perkawinan

Kawin ke : 1

Lama kawin : 1 bulan Umur kawin : 24 tahun

c. Riwayat kehamilan sekarang

Hamil ke : 1

Usia Kehamilan : 30 minggu

ANC TM1 + keluhan : 1-2x mual+muntah dalam 1 hari TM II+ keluhan :

(16)

-TM III+ keluhan : 1-2x mual+muntah dalam 1 hari Obat-obatan yang pernah didapat : Fe&suplemen

Gerakan pertama kali dirasakan :

-Imunisasi TT : 2x(sebelum menikah dan saat hamil) Penyuluhan yang pernah didapat :perawatan/cara menjaga kehamilan

serta gizi pada bayi dan ibu hamil d. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

Pasien mengatakan ini kehamilan pertama

e. RiwayatKB

Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun

D. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Keluarga Klien mengatakan nyeri pada perut bagian atas epigasrtrium mulai tanggal 10 Oktober 2010 jam 10:10, nyeri akan terasa lebih sakit saat dibuat berjalan dan beraktivitas lainnya. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk  dan diremas-remas pada perut bagian bawah, nyeri terasa lebih bekurang apabila dibuat istirahat. Klien mengalami nyeri hebat dan kejang, kemudian klien diantar suaminya untuk memeriksakan kondisinya ke Rumah Sakit Umum Blambangan pada tanggal 10 Oktober 2010 pukul 10.10. sampai diUGD pasien mengalami nyeri dengan skala hebat, kemudian ibu diberi terapi kompres air dingin, infus RL 12 tpm, Mg SO4 ( untuk mencegah dan mengatasi kejang ), analgesik 3x1 hari.

2) Riwayat Kesehatan

Klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing manis, gondok, dan mempunyai riwayat hipertensi.

E. Pola kebiasaan sehari- hari

1. Pola Nutrisi

 Sebelum sakit 

Klien makan 3 kali sehari, dengan cukup lauk pauk dan sayuran; klien tidak  mengalami gangguan nafsu makan, klien tidak berpantang makan.

(17)

Klien makan 1-2 kali sehari dengn nafsu makan menurun, dengan cukup lauk   pauk dan sayuran; klien tidak mengalami gangguan nafsu makan, klien tidak   berpantang makan.

2. Pola eliminasi

• BAB

 Sebelum sakit 

Klien mengatakan BAB 1kali dalam sehari, konsistensi lunak berwarna kunung, berbau khas feses.

 Saat sakit 

Klien mengatakan BAB 2 hari 1 kali, konsistensi lunak berwarna kunung,  berbau khas feses.

• BAK 

 Sebelum sakit 

Klien mengatakan BAK 3- 4 kali dalam sehari, dengan warna kuning dan khas bau urine.

 Saat sakit.

Klien mengatakan BAK 1- 2 kali dalam sehari, dengan bercampur darah dan khas bau urine dan darah segar.

3. Pola kebersihan diri  Sebelum sakit 

Klien mengatakan mandi 3 kali dalam sehari, keramas jika rambutnya kotor, gosok gigi 2 kali dalam sehari, potong kuku jika kukunya panjang, ganti baju 2 kali dalam sehari.

 Saat sakit 

Klien mengatakan hanya diseka 2 kali dalam sehari, gosok gigi 2 kali dalam sehari, ganti baju 2 kali dalam sehari.

4. Pola Aktivitas  Sebelum sakit 

Sebagai ibu rumah tangga, klien menjalankan aktivitas seperti biasanya. Saat ini klien merasa nyeri pada perut bagian bawah walaupun tidak terlalu

(18)

mengganggu kegiatan sehari-hari. Nyeri yang timbul terasa lebih berat saat merubah posisi tubuh dengan cepat dan tiba- tiba.

 Saat sakit 

Klien hanya berbaring di tempat tidur (bedrest total). 5. Pola istirahat dan tidur  

 Sebelum sakit 

Klien mengatakan tidur 7- 8 jam pada pukul 21:00 dan bangun pada pukul 05:00.

 Saat sakit 

Klien mengatakan sulit tidur karena cemas dengan keadaanya saat sekarang, ±2- 3jam/ hari

F. Pemeriksaaan Fisik 

K/u : Lemah

Kesadaraan Umum : Composmentis Tekanan Darah : 210/150 mmHg S : 40˚c  Nadi : 140 X/menit RR : 14X/ menit Konjungtiva : normal Sclera : Putih

Warna kulit : agak pucat

G. Pemeriksaan cepalo caudal 1. kepala dan Rambut

Bentuk kepala oval, tidak ada lesi, tidak ada tonjolan dan tidak ada nyeri tekan dan rambut tidak rontok, kotor, penyebaran rata dan warna hitam, bentuk  rambut bergelombang.

2. Mata

Bentuk simetris,penglihatan baik,tidak ada nyeri tekan, warna skera putih,  bulu mata tidak rontok.

(19)

Bentuk telinga simetris, ukuran sedang, tidak ada benda asing, tidak ada nyeri tekan, warna sama dengan kulit sekitar, pendengaran baik.

4. Hidung

Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada peradangan, tidak  adanya cuping hidung.

5. Mulut dan Gigi

Mukosa bibir lembab, tidak adanya perdarahan, tidak ada stomatitis, warna gigi kekuning- kuningan.

6. Leher dan tenggorokan

Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid ataupun vena jugularis, tidak  ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan.

7. Dada dan Torak  

Inspeksi : mamae membesar dan puting susu menonjol, arel mamae menghitam, bentuk dada simetris.

Palpasi : vocalfremitus ka/ki sama, tidak ada suara tambahan. Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan

8. Abdomen

a. Inspeksi : Pembesaran relatif abdomen, Linea alba tidak ada, Striae pada  perut sedikit

 b. Palpasi

Leopold I : tinggi Fundus Uteri : 3 Cm diatas simpisis pubis Periksa Dalam (Vaginal Toucher) :

- Vaginal Toucher : tidak ditemukan fluks

- Portio : Lunak, nyeri goyang (-), Pembukaan 1 Cm

- Cavum Uteri : TFU l.k 8 – 10 Cm

- Adnexia Parametrium ka/ki : Nyeri tekan (-) Massa (-) - Cavum Douglas : tidak menonjol

- Inspekulo : Fleks (+) c. Auskultasi: Doppler tidak dilakukan

9. Ekstermitas, kuku dan kekuatan otot

(20)

• Ektermitas bawah bengkak  • Kuku pendek dan bersih • Kekuatan otot: 3 3 3 3 H. Pemeriksaan Penunjang Hemoglobin : 10 mg% Albuminnuria : ++ Protein urine : +++

(21)

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1.

DS: Keluarga mengatakan klien kejang DO : k/u: lemah TTV: T : 190/120 mmHg N : 140X/mnt RR : 30X/mnt S : 38˚c - Hb. 10 mg% - Kejang (+) - Kesadaran : apatis - Inpartu G1P00 2.

DS: Keluarga mengatakan klien masih belum sadar 

DO: - k/u:lemah - Wajah pucat - TTV: T : 190/120 mmHg N : 140 X/mnt RR : 30 X/mnt S : 38˚c - cyanosis - Kesadaran : apatis - pemeriksaan dada/thoraks - perkusi - auskultasi 3.

DS: Klien mengatakan nyeri uluh hati DO : - k/u: lemah - TTV: T : 190/120 mmHg N : 100X/mnt RR : 30X/mnt S : 38˚c

- Nyeri tekan pada uluh hati

- Skala nyeri 8 Spasme PD di otak  aliran darah me odema selebri tekanan intra kranial kejang spasme PD di paru aliran pembuluh darah dekom cordis odema paru O2 sesak  hipoksia spasme PD di hati fungsi jaringan di hati odema hati  perdarahan subkapular  nyeri epigastri uterus (nyeri uluh hati)

Kejang b/d  peningkatan tekanan darah G3 hipoxia b/d  penurunan O2 ke otak 

 Nyeri uluh hati b/d  penurunan jaringan

(22)

Diagnosa Keperawatan :

1. Kejang b/d peningkatan tekanan darah 2. G3 hipoxia b/d penurunan O2 ke otak 

(23)

RENCANA KEPERAWATAN

2.9 Intervensi keperawatan

1. Gangguan kejang b/d perubahan perfusi jaringan • Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak kejang lagi •  Kriteria hasil :

a. TTV dalam batas normal

 b. Keluarga klien mengatakan klien sdah tidak kejang lagi •  Intervensi :

a. Membina hubungan saling percaya antara pasien dan perawat R: Mempermudah tindakan keperawatan

 b. Jelaskan keadaan klien pada keluarga R: Keluarga tahu mengenai keadaan klien

(24)

c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian MGSO4 (obat anti kejang)

R: Kejang dapat berkurang atau berhenti d. Observasi TTV

R: Memantau keadaan kondisi klien

2. Hipoksia b/d penurunan oksigen ke otak atau odem paru

• Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan oksigen klien dapat dipenuhi

•  Kriteria hasil :

a. Keluarga mengatakan klien sudah mulai sadar   b. TTV dalam batas normal

•  Intervensi :

a. Atur posisi klien

R : Mempermudah proses pernafasan dan aliran oksigen ke otak   b. Pemberian oksigen

R : Memenuhi kebutuhan oksigen

3. G3 rasa nyaman nyeri (uluh hati) b/d penurunan perfusi jaringan hati

• Tujuan :

Setelah tindakan keperawatan dilakukan nyeri dapat berkurang

•  Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan nyeri sudah berkurang  b. TTV dalam batas normal

•  Intervensi :

(25)

R : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri

 b. Observasi TTV

R : Memantau keadaan atau kondisi kalien

c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik 

R : Dengan pemberian analgetika oral atau sistemik nyeri akan semakin cepat teratasi

d. Melakukan pendidikan distraksi dan relaksasi kepada klien. R : klien dapat sedikit melupakan akan nyeri yang diderita e. Kaji tingkat nyeri klien

(26)

IMPLEMENTASI

 Nama : Ny. Y

 No. reg : 10101011

Tgl Jam No. dx Tindakan kep. TTD

10/10 10:4 5

1 1. BHSP

2. Mengukur TTV

3. Berkolaborasi dengan tim medis untuk   pemberian MGOS4 (obat anti kejang) 10/10 11:0

0

2 1. Memposisikan klien semi fowler/ fowler   2. Memberikan oksigen

3. Observasi TTV 4. Pemberian suction

10/10 11:20 3 1. Terangka nyeri yang diderita klien dengan penyebabnya

2. Observasi TTV

3. Melekukan pendidikan distraksi dan relaksasi kepada klien.

(27)

EVALUASI

 Nama : Ny.Y

 No. reg : 10101011

 No Tgl 10/10/10 Tgl 30/10/10

1 Ds: Keluarga mengatakan klien kejang DO : k/u: lemah TTV: T : 190/120 mmHg N : 140X/mnt RR : 30X/mnt S : 38˚c - Hb. 10 mg% - Kejang (+) - Kesadaran : apatis Inpartu G1P00

A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi

Ds: Keluarga mengatakan klien sudah tidak kejang

Do: k/u: cukup TTV: T : 150/110 mmHg N : 98X/mnt RR : 16X/mnt S : 37˚c - Hb. 12 mg% A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi 2 Ds: Keluarga mengatakan klien

masih belum sadar  DO: - k/u:lemah - Wajah pucat - TTV: T : 190/120 mmHg N : 140 X/mnt RR : 30 X/mnt S : 38˚c - cyanosis - Kesadaran : apatis - pemeriksaan dada/thoraks - perkusi - auskultasi

A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi

Ds: Keluarga mengatakan klien sudah mulai sadar 

Do: k/u: lemah

- Wajah agak pucat

- TTV:

T : 150/110 mmHg N : 98X/mnt

RR : 16X/mnt S : 37˚c

A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 3 Ds: Klien mengatakan nyeri bagian

kepala DO : - k/u: lemah - TTV: T : 190/120 mmHg N : 100X/mnt RR : 30X/mnt S : 38˚c

- Nyeri tekan pada uluh hati

- Skala nyeri 8

A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi

Ds: Klien mengatakan sudah tidak  nyeri DO : - k/u: baik  - TTV: T : 150/110 mmHg N : 98X/mnt RR : 16X/mnt S : 37˚c A: Masalah teratasi P: Hentikan intervensi

Referensi

Dokumen terkait

Mengkoordinasikan Mengkoordinasikan pelaksanaan pelaksanaan Program Program Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat serta penarikan/pengembaliannya secara tertib bagi

Dari regresi pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah hotel, dan PDRB terhadap pendapatan retribusi 35 kabupaten / kota di Jawa Tengah tahun 2007 sampai tahun 2011

Metodologi yang digunakan adalah membangun jaringan IEEE 802.11 dengan satu komputer sebagai Server Televisi dan dua smartphone , dua notebook dan dua tablet sebagai

Treadmill walk- ing with partial weight support via an overhead harness provides the opportunity to complete larger amounts of walking practice, eg, even if patients only walk for 5

Tujuan budidaya perairan adalah utk meningkatkan produktifitas daerah perikanan melalui pemeliharaan dan penambahan sumber2 perikanan utk mengembangkan produksi perikanan laut

/ambu lalu lintas digital merupakan bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang, huru', angka, kalimat dasar atau perpaduannya, diantara ber'ungsi sebagai

Berdasarkan Penentapan Pemenang Pengadaan Langsung Nomor : 7.5/ PPBJ/BLHK/KOLTIM/VI/2015 , tanggal 26 Juni 2015, maka dengan ini Pejabat. Pengadaan Barang/Jasa lingkup Badan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan analisa dan tahap-tahap pembentukan model peramalan, maka dapat disimpulkan bahwa model yang sesuai untuk perdagangan luar