i
TINJAUAN ASPEK KEAMANAN DAN KERAHASIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING
RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun untuk salah satu syarat mencapai gelar Diploma Amd, RMIK pada Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Oleh :
MUHAMMAD ASHIM NIM. D22.2013.01337
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
ii
HALAMAN HAK CIPTA
© 2016
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini secara khusus kupersembahkan kepada : Terima kasih kepada Allah SWT, Segala puji syukur kupanjatkan kepada Allah SWT karena atas Ridho, Rahmat, serta Karunia dan kehendak- NYA alhamdulillah tugas akhir ini bisa diselesaikan dengan baik...
Untuk kedua orang tuaku..
Ibu terimakasih atas doa-doa mu selama ini, tanpa doa serta restu dan dukungan mu.. aku tidak akan bisa sampai seperti ini.. Terimakasih ibu..
Bapak terimakasih atas kerja keras mu selama ini yang telah membiayai dari sekolah hingga kuliah sekarang.. Terimakasih pak, Terimakasih banyak.
Semoga Allah SWT selalu memberi kesehatan selalu.. Amin..
Untuk mba ulil, adekku ibad dan dliya(Tole) trimakasih udah memberi semangat selama menjalani kuliah, semoga selalu di kesehatan dan dimudahkan urusan mba dan adek-adekku.
Untuk orang yang sangat spesial melebihi martabak sepesial, yaitu calon pendamping hidup ku yang selalu mendampingi, membantu dan selalu memberi semangat dan wejangan selama 3 tahun ini yang Semoga allah memberi si tifa ku Kesehatan Ilmu manfaat, sukses bisnis
viii
hijabnya heheh....dan apa yang direncanakan tercapai semua, aminn...
Untuk Pembimbingku Ibu Maryani Setyowati, M.Kes, terimakasih banyak atas bimbingannya...
Buat guru-guruku dari MI, SMP, MA, Diniyah, wusto, wusto aliyah, dan dosen2ku trimakasih Banyak atas ilmu yang telah di berikan kepada saya semoga ilmu yang telah diberikan bermanfat aminn...
Semua teman teman ku, seperjuangan kelas 61, terimakasih, nggak terasa udah mau lulus ajz.. hahaha.. Semangats buat kita semua..
Teman-teman dekat ku Bayu matursuwun ya yu ya sering ngributi dan Wahyu, Faris, Budi sukses buat kalian. Kalian luar biasah.
Buat kalian srikandi2 poncowolo timur raya, CILTUT Mba Meli dan MUMUNa trimakasih sudan sering dahar bareng dan tihap hari ngomongin makan terus semoga kalian setelah lulus mendapatkan jodoh hehee..
Terakhir Buat Kalian Semua Yang ga Bisa saya sebut satu persatu
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Ashim
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 30 November 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Desa Pajomblangan RT 01 RW 03,Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan
Riwayat Pendidikan :
1. MI Walisongo 02 Pajomblangan Tahun 2000-2006 2. SMP NU Pajomblanga Tahun 2007 – 2009
3. MA Hasbullah Karanganyar Tahun 2009-2012
4. Diterima di Progdi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2013
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan Judul “Tinjauan Aspek Keamanan Dan Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis Di Ruang Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan Tahun 2016” .
Karya tulis ilmiah ini disusun guna sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
2. dr. Bambang Prasetijo,M.Kes selaku Direktur RSUD Bendan Kota Pekalongan
3. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
4. Arif Kurniadi, M.Kom, selaku Ka Progdi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
5. Mariyani Setyowati, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Dyah Ernawati S.Kep.,Ns,M.Kes, selaku Reviewer Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Jaka Prasety, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Penguji Karya Tulis Ilmiah ini
xi
8. Hery Kurniawan,A.md , selaku Ka Instalasi Rekam Medis RSUD Bendan Kota Pekaongan
9. Seluruh Staf Unit Rekam Medis RSUD Bendan Kota Pekalongan 10. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, terima
kasih atas segala bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, 29 Juli 2016
xii
Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2016 ABSTRAK
MUHAMMAD ASHIM
TINJAUAN ASPEK KEAMANAN DAN KERAHASIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016
xx + 119 hal + 5 tabel + 3 gambar + 7 lampiran
Dokumen Rekam Medis (DRM) merupakan alat merekam, mencatat terjadinya transaksi. Mutu pelayanan dapat ditingkatkan bila didukung oleh aspek keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis pasien di ruangan penyimpanan berkas rekam medis. Di RSUD Bendan Kota Pekalongan keamanan dan kerahasiaan rekam medis masih belum berjalan dengan baik. Masih dijumpai bocornya atap ruang filing, rak yang lembab, berdebu, tidak adanya kamfer, pintu sering tidak terkunci, juga masih ditemukan pasien meminta dokumen rekam medis ke filing dan membawa dokumen rekam medis itu sendiri, maupun dokumen rekam medis yang menumpuk di lantai. Permasalahan yang utama adalah belum adanya prosedur tetap yang mengatur tentang keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahi gambaran tentang aspek keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis pada ruang filing di RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Penelitianyang digunakan adalah deskriptif, pendekatan cross sectional dan metode observasi dan wawancara. Subyek adalah petugas filing sebanyak 5 orang, dan objeknya yaitu keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis di Filing. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara dan pengukur suhu kelembaban. Pengolahan datanya adalah editing, tabulasi, dan penyajian data.
Berdasarkan pengamatan terhadap keamanan pengolahan dokumen rekam medis di filing RSUD Bendan Kota Pekalongan dapat diketahui dari segi fisik masih belum aman dari bahaya kebakaran, dan kebanjiran, dari segi biologis belum mengunakan kamfer pada setiap rak, dan dari segi kimiawi petugas masih melakukan aktifitas-aktifitas seperti makan dan minum di ruang filing. Dari aspek kerahasiaan pintu tidak di kunci dan masih ada pasien atau petugas selain rekam medis masuk ruang filing. Belum adanya kebijakan atau prosedur tetap yang mengatur tentang keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis.
Untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis di perlukan sarana dan prasarana serta ruangan yang cukup aman dan baik untuk menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis. Perlu dibuatkan kebijakan dan prosedur tetap berisi aturan petugas dalam memberikan pelayanan yang baik.
Kata kunci : Aspek Keamanan, Aspek Kerahasiaan,Dokumen Rekam Medis, Filing Kepustakaan : 23 (1993 - 2015)
xiii
The Diploma Program on Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian Nuswantoro University Semarang 2016 ABSTRACT
MUHAMMAD ASHIM
REVIEW ASPECT OF SECURITY AND CONFIDENTIALITY THE MEDICAL RECORD DOCUMENTS IN FILING UNIT RSUD BENDAN PEKALONGAN CITY YEAR 2016
xx + 119 pages + 5 tables + 3 pictures + 7 appendix
Medical Record Document (DRM) is a tool to record, recording the transactions. Quality of service can be enhanced when supported by the safety and confidentiality of medical record patient in the storage room. Security and confidentiality of medical records in RSUD Bendan Pekalongan were still not going well. Still found leaking roof space of filing, shelving humid, dusty, absence of camphor, the door is often not locked, still found the patient requests their own medical record and bring the document itself, and document medical records piled up on the floor. The main problems were the lack of procedures of security and confidentiality of medical records document. Therefore, reseacher wanted to describe aspects of security and confidentiality the medical record documents on filing unit in RSUD Bendan Pekalongan.
This study was a descriptive, cross-sectional approach and methods were observation and interviews. Subjects were filing officer as many as five people, and object was the security and confidentiality of medical records in Filing. The research instrument used were guidelines for observation, interview and gauge the temperature of the moisture. Data processing is editing, tabulation, and data presentation
Based on the observation of security medical records processing in filing RSUD Bendan Pekalongan can be seen from the physical aspect was still not safe from the dangers of fire, and flood, in terms of biological not use camphor on each shelf, and in terms of chemical officers were still doing activities such as eating and drinking in the filing room. From the aspect of confidentiality, unlocked door and patients or staff other than medical record personel enter the filing room. There was no policies or standard operating procedures governing the security and confidentiality of medical records document.
To maintain the security and confidentiality of medical records document, it needs facilities and infrastructure and the rooms were quite safe and good for maintaining confidentiality medical records document. Policies and procedures need to be made that contains rules in providing good service.
Keywords : Security Aspect, Confidentiality aspects, Medical Record Document, Filing
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN HAK CIPTA ...ii
PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR ...iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ...iv
KEASLIAN PENELITIAN ...v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH KEPADA AKADEMIS ...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...vii
KATA PENGANTAR ...x
ABSTARAK ...xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR SINGKATAN ...xix
DAFTAR LAMPIRAN ...xx BAB I PENDAHULUAN ...1 A. Latar Belakang ...1 B. Rumusan Masalah ...4 C. Tujuan Penelitian ...5 D. Manfaat Penelitian ...5 E. Lingkup Keilmuan ...6 F. Keaslian Penelitian ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...9
xv
B. Sistem Pengelolaan Penyimpanan Dokumen Rekam Medis ...17
C. Pengamanan Rekam Medis ...19
D. Pemeliharaan Arsip di Ruang atau Lokasi Penyimpanan ...21
E. Aspek Hukum Rekam Medis ...24
F. Kebijakan Protap ...26
G. Aspek Kerahasiaan ...27
H. Mutu Pelayanan ...29
I. Keragka Teori...33
BAB III METODE PENELITIAN ...34
A. Kerangka Konsep ...34
B. Jenis Penelitian ...34
C. Variabel Penelitian ...35
D. Definisi Oprasional ...35
E. Populasi dan Sampel ...37
F. Pengumpulan Data...37
G. Pengolahan Data ...38
H. Analisa Data ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN ...40
A. Gambaran Umum RSUD Bendan Kota Pekalongan ...40
B. Gambaran Umum Unit Rekam Medis RSUD Bendan Kota Pekalongan .45 C. Hasil Penelitian ...51
BAB V PEMBAHASAN ...61
A. Kondisi Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan ...61
xvi
C. Keamanan Ruang Penyimpanan Rekam Medis ...70
D. Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis ...73
E. Hasil Pelaksanaan Keamanan dan Kerahasiaan Dokumen Rekam Medis ...74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...80
A. Kesimpulan ...80
B. Saran ...82
xvii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Tabel 3.1 Devinisi Operasional
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Petugas Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan
Tabel 4.2 Suhu dan Kelembaban Udara Ruang Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan
xviii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gambar 4.1 Struktur Organisasi URM
xix
DAFTAR SINGKATAN 1. DRM : Dokumen Rekam Medis
2. Protap : Prosedur Tetap
3. RSUD: Rumah Sakit Umum Daerah
xx
DAFTAR LAMPIRAN 1. Pedoman Observasi
2. Pedoman Wawancara
3. Surat Ijin Penelitian
4. Hasil Observasi
5. Hasil Wawancara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya keadaan sosial ekonomi dan pendidikan saat ini, mengakibatkan perubahan sistem penilaian masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan dalam suatu rumah sakit diberlakukan sistem pengelolaan rekam medis yang baik. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 disebutkan bahwa Rekam Medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan dan tindakan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien. Dengan adanya rekam medis, maka pasien memiliki bukti yang sah yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga Setiap pelaksanaan pelayananaan kesehatan wajib menyelengarakan rekam medis. Juga berguna sebagai pencatatan dan perekaman terjadinya transaksi-teransaksi atau peristwa suatu kegiatan di sebuah pelayanan kesehatan. Pelayanan rekam medis yang baik di tandai dengan kecepatan pelayanan dan tersedianya rekam medis saat dibutuhkan.(1)
Dokumen rekam medis (DRM) merupakan alat untuk merekam dan mencatat terjadinya transaksi pelayanan. Sehingga isi dokumen rekam medis dapat memberikan informasi yang akurat dan berkesinambungan, mutu pelayanan dapat di tingkatkan bila didukung oleh keamanan dan Kerahasiaan
berkas rekam medis pasien di ruangan penyimpanan berkas rekam medis itu sendiri, seperti Peraturan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, pasal 10 ayat (1) bahwa isi berkas rekam medis mengandung nilai kerahasiaan yang harus dijaga karena didalam rekam medis mengandung riwayat pengobatan pasien dari awal sampai akhir pasien tersebut berobat. Maka dari itu rumah sakit berkewajiban menjaga keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis setiap pasien karena sifat dari dokumen rekam medis adalah rahasia Pasien. Sedangkan Permenkes No.749/menkes/per/1989 pasal 10 ayat 1 bahwa rekam medis memiliki sarana pelayanan kesehatan, ayat 2 bahwa isi rekam medis merupakan milik pasien, maka rumah sakit berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan isi dokumen rekam medis dan memelihara keawetannya.(2)
Bagian filing adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang berfungsi menyimpan dokumen rekam medis, penyediaan dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan, perlindungan arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap kerhasiaan isi data rekam medis, perlindungan arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap bahaya rusak fisik, kimiawi dan biologi.(3)
Untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan itu sendiri merupakan suatu keadaan bebas dari kejahatan, kecelakaan dan lain-lain. Maka faktor keamanan merupakan pertimbangan penting diarea pengarsipan dan aturan keamanan hendak secara jelas ditempelkan. Pengaturan udara yang semestinya dalam hal kontrol suhu, kelembaban, dan debu penting dalam mencegah kebakaran dan meningkatkan produktifitas petugas. Prosedur pencegahan dan kontrol kebakaran juga perlu. Catatan tidak boleh di lantai, karena ada kemugkinan kerusakan dari air. Sistem spinkler (keran khusus
kebakaran) harus dievaluasi, dan pemadam api yang sesuai harus diletakan pada tempat yang terlihat jelas, semua petugas harus dilatih menghadapi kebakaran atau kecelakaan lain. sehingga di perlukan pengolahan rekam medis yang baik yaitu salah satunya seperti penggunaan ruang penyimpanan yang baik. Ruang rekam medis dapat dikatakan baik apabila ruangan tersebut dapat menjamin keamanan berkas rekam medis pasien seperti terhindar dari ancaman kehilangan, bencana dan segala sesuatu yang dapat membahayakan rekam medis tersebut.(4)
Berdasarkan survei awal di RSUD Bendan Kota Pekalongan bagian unit filing. Masih ditemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis pasien. Pertama, berdasarkan denah ruangan, pintu langsung menuju ke ruang filing sebelum menuju ke URM, dan pintu sering tidak terkunci. Sehingga petugas selain rekam medis dapat melihat langsung rak filing. Kedua, kebutuhan rak tidak sesuai dengan jumlah DRM yang terus bertambah menyebabkan kapasitas rak tidak memenuhi, banyak dokumen rekam medis yang menumpuk di lantai jalan, hal ini menyebabkan dokumen tidak terjaga kerahasiaannya dan mudah rusak. Rusaknya dokumen tidak hanya disebabkan oleh hal tersebut akan tetapi juga disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena bocornya atap ruang filing, rak yang lembab, berdebu, tidak adanya kamper di sub rak yang membuat serangga banyak bersarang di rak filing, dan juga belum adanya sarana prasarana keselamatan di ruang penyimpanan dokumen rekam medis. Dari survei awal terdapat 41 DRM yang rusak (41%) dari 100 DRM yang diambil dari hasil campur masing-masing subrak yang diambil.
Kemudian, berdasarkan aspek hukum, ketentuan peminjaman dokumen rekam medis sangat perlu diperhatikan. Akan tetapi di Rumah Sakit Bendan Kota Pekalongan masih ditemukan pasien meminta dokumen rekam medis ke filing dan membawa dokumen rekam medis itu sendiri. Catatan medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena sangat bermanfaat bagi pasien, bagi dokter, dan bagi rumah sakit. Menjadi tanggung jawab rumahsakit untuk melindungi informasi yang ada di dalam catatan medis ataupun di pergunakan oleh orang yang tidak semestinya. Izin tertulis dari pasien harus dimintakan untuk memberikan keterangan pada seseorang. Bagi orang yang seharusnya tidak berhak untuk memperoleh informasi. Permasalahan yang terakhir dan utama adalah belum adanya protap yang mengatur tentang keamanan dan kerahasiaan dari dokumen rekam medis. Sehingga mengakibatkan tidak adanya ketetapan bagi petugas untuk melaksanakan tugas dan alur prosedur tidak sesuai dengan proses sebenarnya yang ada.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pelitian tentang tinjauan aspek keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis pada ruang filing di RSUD Bendan Kota Pekalongan Tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Masalah utama yang ditemukan adalah tidak adanya keamanan dan kerahasiaan DRM, yang pertama dari denah ruangan pintu utama ruang rekam medis langsung menuju ke filing dan tidak terkunci sehingga petugas selain rekam medis dapat melihat langsung filing, yang kedua banyak dokumen di lantai jalan menyebabkan dokumen mudah rusak dan tidak
terjaga kerahasiaannya filing dan yang terakhir peneliti menjumpai pasien meminta dokumen rekam medis ke ruang filing dan membawanya sendiri, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana aspek keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis pada ruang filing di RSUD Bendan Kota Pekalongan?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tentang aspek keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis pada ruang filing di RSUD Bendan Kota Pekalongan
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi keamanan ruang penyimpanan dokumen rekam medis dalam aspek ancaman fisik, biologis dan kimiawi di Filing
b) Mengidentifikasi aspek kerahasiaan DRM
c) Menjelaskan pelaksanaan Keamanan dan kerahasiaan di RSUD Bendan Kota Pekalongan
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam upaya mengembangkan dan menerapkan pegetahuan ilmu rekam medis dan informasi kesehatan yang di peroleh selama masa pendidikan di bangku kuliah.
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan rekam medis sebagi upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam menjaga keamanan dan kerahasiaaan rekam medis dan dapat bermanfaat untuk evaluasi bagi rumah sakit.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan refrensi untuk penelitian atau pengetahuan bagi mahasiswa atau pihak lainnya.
E. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan ini adalah Ilmu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. 2. Lingkup Materi
Lingkup materi penelitian ini adalah hukum kesehatan terutama keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis pasien
3. Lingkup Lokasi
Tempat yang diambil dalam melakukan penelitian dan pengambilan data ini yaitu bagian Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan
4. Lingkup Metode
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. 5. Lingkup Objek
Objek pada penelitian ini adalah keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis di Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan
6. Lingkup Waktu
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Tabel Keaslian Penelitian
No Penelitian Judul Metode Hasil
1.
Mona meidya Mustika
Aspek Keamanan Pada Pengelolaan Dokumen Rekam Medis Di Filing Rawat Jalan Rumahsakit Umum Kota Semarang Tahun 2014 Metode yang digunakan metode observasi Hasil pengamatan dalam pengamanan pada pengelolaan DRM 2. Muhammad Husni Azam
Aspek Keamanan Isi Dan Fisik Dokumen Rekam Medis Ditinjau Dari Hukum Kesehatan Di RSU RA Kartini Jepara Tahun 2015 Metode yang digunakan metode observasi Hasil penelitian yang dilakukan menjaga keamanan isi dan fisik DRM 3. Syaiful Hidayah Aspek kamanan pengolahan pada penyimpanan dokumen rekam medis di filing RSUD ungaran tahun 2014 Metode yang digunakan metode observasi Hasil penelitian mengenai keamanan dari segi fisik, kimia dan pengolahan pada penyimpanan DRM 4. Novia Wijayastuti Tinjauan Pelaksanaan pemeliharaan dokumen rekam medis di ruang filing rawat inap RSUD sunan Kalijaga Demak Tahun 2014 Metode yang diguakan adalah metode observasi Hasil penelitian mengenai pengelolan dan kerahasiaan ruang filing tidak dikunci dan orang lain mudah masuk keruang filing
Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya adalah pada lokasi dan waktu penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, Metode yang di gunakan adalah observasi dan wawancara, Variabel yang digunakan juga hampir sama namun permasalahannya berbeda. Peneliti hanya ingin mengetahui keamanan dari aspek fisik ,kimia, biologis dan juga kerahasiaan.
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 bahwa Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulian kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan an pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian.(5)
Sedangkan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa rumah sakit adalah instansi pelayanankesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif) dengan menyelengarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit umum, dalam UU tersebut di definisikan sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan untuk semua bidang dan jenis penyakit. Sementara rumah sakit khusus adalah ruamh sakit yang memberikan pelayanan umum pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan Lainnya.(5)
2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya:
a. Berdasarkan jenis pelayanan 1) Rumah Sakit Umum
Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit:
a) Rumah Sakit Umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.
b) Rumah Sakit Umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik luas.
c) Rumah Sakit Umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
d) Rumah Sakit Umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
2) Rumah Sakit Khusus
Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya, rumah sakit khusus memberi pelayanan pengobatan khusus untuk pasien dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin.
b. berdasarkan pengelolaan 1) Rumah Sakit Publik
Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Rumah Sakit Privat
Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.(6)
3. Pelaksananan Rekam Medis a. Rekam Medis
1) Pengertian Rekam Medis
a) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 269 tahun 2008
Adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.(1)
b) Menurut Huffman EK
Adalah rekaman atau catatan mengenal siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuaan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengindentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.(4)
Batasan rekam medis adalah: rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan dan pelayanan yang di peroleh serta memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.(7)
2) Tujuan dan manfaat rekam medis a) Tujuan
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan dari rekam medis secara rinci akan telibat dalam rekam medis itu sendiri.(8)
b) Manfaat
Manfaat rekam medis secara umum adalah:
(1) Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien. (2) Sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
(3) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, pengembangan penyakit dan pengobata selama pasien berkunjung /dirawat dirumah sakit.
(4) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
(5) Melindugi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya
(6) Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.
(7) Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.
(8) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta bahan pertanggung jawaban dan pelaporan.
Dalam pemenkes 749a tahun 1989 Bab III pasal 14 disebutkan bahwa rekam medis dapat dipakai sebagai:
(1) Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien. (2) Bahan pembuktian dalam perkara hukum
(3) Bahan untuk keperluan penelitian dan pendididkan (4) Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan (5) Bahwa untuk menyiapkan setatistik kesehatan.(8) 3) Kegunaan Rekam Medis
Dalam pelaksanaan kerjanya, bahwa pada Kepmenkes 377 Tahun 2007 seorang perekam medis harus memenuhi aspek rekam medis yaitu ALFRED. ALFRED merupakan singkatan dari Administration, Legal, Financial ,Research, Education dan Documentation.(9)
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:
a) Aspek Administration (Administrasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai adminstrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b) Aspek Legal (Hukum)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
c) Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kapada seorang pasien.
d) Aspek Financial (Keuangan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
e) Aspek Research (Penelitian)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/ informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f) Aspek Education (Pendidikan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
g) Aspek Documentation (Dokumentasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.(8)
b. Filing
Dalam unit rekam medis filing mempunyai tugas pokok menyimpan DRM dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan DRM, mengambil kembali (retriev) DRM untuk berbagai keperluan, menyusutkan (meretensi) DRM sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan, memisahkan penyimpanan DRM inaktif dari DRM aktif, membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis, menyimpan DRM yang di abadikan dan membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis. sedangkanperan dan fungsinya dalam peayanan rekam medis ialah sebagai penyimpan DRM, penyedia DRM untuk berbagai keperluan, perlindungan arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis serta perlindungan arsip-arsip DRM terhadap bahaya kerusakan (fisik, kimia dan biologi). Untuk melindungi terhadap kerahasiaan isi, harus dibuat papan pengumuman bahwa selain petugas rekam medis dilarang masuk. Yang berhak untuk meminjam dokumen rekam medis yaitu pasien yang bersangkutan, dokter yang terlebih dahulu meminta izin ke
petugas rekam medis untuk meminjam DRM, mahasiswa praktek yang juga telah meminta izin untuk keperluan pendidikan.(4)
B. Sistem Pengelolaan Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
Pengolahan dokumen adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara doumen dari kerusakan, pencurian dan kehiangan,. Kerusakan dan kehilangan dokumen yang datangnya dari dokumen itu sendiri atau yang disebabkan oleh serangga-serangga dari luar dokumen tersebut, sedangkan yang dikatakan pengamanan dokumen adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dokumen dari kecurian maupun kehilangan.
Usaha pengengelolaan dokumen dapat berupa menjaga dari kecurian dokumen rekam medis tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan okumen-dokumen berikut informasi serta menjamin kelangsungan hidup dokumen dari pemusnahan yang tidak diinginkan.
Kegiatan menyimpan rekam medis merupakan usaha melindungi rekam medis dari kerusakan fisik dan isi rekam medis itu sendiri. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga. Ada 2 (dua) cara pengurusan penyimpanan dalam pengelolaan rekam medis yaitu:
1. Sentralisasi
Sentalisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada kekurangannya.
Kelebihan :
a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis.
b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan.
c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah distandarisasikan.
d. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan. e. Mudah menerapkan sistem unit record.
Kekurangan :
a. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.
b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 4 jam. 2. Desentralisasi
Desentralisasi memisahkan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Rekam medis disimpan di satu tempat penyimpanan. Sedangkan rekam medis penderita dirawat disimpan dibagian pencatatan medis.
Kelebihan :
a. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja yang dilakukan petugas lebih ringan.
Kekurangan :
a. Terjadinya duplikasi dalam pembuatan rekam medis.
b. Biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.(10)
C. Pengamanan Rekam Medis
Secara umum informasi dalam rekam medis bersifat rahasia artinya tidak semua orang dapat membaca dan mengetahuinya. Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Rumah sakit sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan wajib untuk menjamin terjaganya kerahasiaan isi rekam medis sehubungan denga ata masing – masing pasien seperti yang dalam Undang – undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 47 ayat (2) menyataan “Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan”.(11)
Pada dasarnya terdapat dua kategori informasi yang bersumber dari rekam medis yaitu:
1. Informasi kesehatan yang mengandung nilai kerahasiaan
Merupakan catatan mengenai hasil pemeriksaan diagnosa, pengobatan, dan seterusnya mengenai penderita yang bersangkutan. Mengenai hal ini ada kewajiban simpan rahasia kedokteran, sehingga tidak boleh disebarluaskan tanpa izin penderita tersebut
2. Informasi yang tidak mengadung nilai kerahasiaan
Informasi yang dimaksud adalah mengenai identitas penderita serta informasi nonmedis lainnya. Berkas rekam medis asli harus tetap disimpan di rumah sakit dan tidak boleh diserahkan kepada pengacara atau siapapun yang berhak atas berkas rekam medis adalah rumah sakit. Pengisian rekam medis serta penyelesaiannya adalah tanggung jawab
penuh dokter yang merawat, catatan harus ditulis cermat, singkat dan jelas.(12)
Menurut Pasal 10 ayat (1) Permenker RI nomor 269/menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis menyatakan bahwa informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Akan tetapi, kerahasiaan rekam medis menurut Permenkes tersebut tidak mutlak bersifat rahasia. Hal itu dikarenakan meskipun tetap ada kewajiban bagi dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan pelayanan kesehatan untuk menjaga kerahasiaan informasi dalam rekam medis, kewajiban tersebut ada batasnya. Adapun yang wajib dijaga kerahasiaannya adalah informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan.(12)
Berdasarkan Pasal 10 ayat (3) Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis pemeriksaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana di atas, harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Tanpa adanya izin tertulis dari pasien, dokter/dokter gigi tidak diperbolehkan memberikan penjelasan tentang informasi dalam rekam medis kepada publik. Oleh karena itu, untuk melindungi kerahasiaan informasi dalam rekam medis dibuat ketentuan sebagai berikut :
1. Hanya petugas rekam medis yang diijinkan masuk ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
badan-badan atau perorangan, kecuali yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Selama penderita dirawat, rekam medis menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiaannya.(11)
D. Pemeliharaan Arsip di Ruang atau Lokasi Penyimpanan
Faktor – faktor penyebab kerusakan arsip dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Faktor Instrinsik
Penyebab kerusakan yang berasal dari benda arsip itu sendiri, misalnya kualitas kertas, pengaruh tinta, pengaruh perekat dan sebagainya.
2. Faktor ekstrinsik
Penyebab kerusakan yang berasal dari luar benda arsip, seperti: a. Faktor lingkungan fisik yang berpengaruh besar pada kondisi
arsip antara lain :
1) Ruang penyimpanan jangan terlalu lembab, supaya tidak terlalu lembab dapat di pasang AC yag hidup selama 24 jam terus menerus dan juga untuk mengurangi banyaknya debu
2) Kelembaban ruangan penyimpanan, kelembaban suatu ruang penyimpanan berdasarkan teori sekitar 50% sampai 65% dan suhu udara berkisar antara 18.8oC sampai 24.24oC apabila suhu kurang dari normal, maka dalam waktu singkat arsip-arsip akan rusak.
3) Ruang harus terang dan sebaiknya mengunakan penerangan alam yaitu sinar matahari, polusi udara, dan debu.
4) Pengamanan dari kemungkinan serangan api atau kebakaran
b. Biologis, organisme perusak yang kerap merusak arsip antara lain :
1) Jamur merupakan bukti temperatur yang tidak terkontrol, kegiatan jamur sangat cepat karena jamur hidup dari pada perekat yang berada pada kertas, upaya menghindarinya adalah dengan menepatan DRM di tempat yang kering, terang dan ruangan yang berventilasi sempurna
2) Kutu buku sering merusak buku, jika kertas selalu tersentuh dengan dengan dinding yang lembab, bukan saja kertas menjadi lembab, akan tetapi sering pula di serang kutu buku, untuk menghindarinya di guanakan rak yang tidak menempel dengan dinding dipasang antara lain 6 inci dari dinding
3) Usaha untuk menghindari seranga seperti rayap, kecoak, dan tikus, adalah dengan mengadakan pencegahan yakni peniadaan penggunaan kayu yang langsung dengan tanah, di berikan kamfer pada setiap rak untuk menghindari serangan serangga
merosotnya kualitas kandungan bahan kimia dari bahan arsip. seperti penggunaan tinta yang berkualitas tidak mungkin luntur, sedangkan penggunaan tinta yang berkualitas rendah akan merusak dan melunturi kertas bila sengaja tersentuh air atau udara yang lembab. Selain itu makanan dan minuman juga dapat mempengaruhi kerusakan DRM, karena apabila makanan dan minuman tersebut mengandung minyak akan menempel dan menjadi kotor, bahan kimia yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut juga dapat merusak kertas
Pengamanan fisik arsip dilaksanakan dengan maksud untuk melindungi arsip dari ancaman faktor-faktor pemusnah/ perusak arsip. Beberapa contoh pengamanan fisik arsip adalah:
1. Penggunaan sistem keamanan ruang penyimpanan arsip seperti pengaturan akses, pengaturan ruang simpan, penggunaan sistem alarm dapat digunakan untuk mengamankan arsip dari bahaya pencurian, sabotase, penyadapan dan lain-lain.
2. Penggunaan bangunan kedap air atau menempatkan arsip pada tingkat ketinggian yang bebas dari banjir.
3. Penggunaan struktur bangunan tahan gempa dan lokasi yang tidak rawan gempa, angin topan dan badai.
Penggunaan struktur bangunan dan ruangan tahan api serta dilengkapi dengan peralatan alarm dan alat pemadam kebakaran dan lain-lain.
hingga mendukung keawetan arsip yang diantaranya :
1. Lokasi ruang/gedung arsip sebaiknya luas tempatnya untuk penyimpanan arsip. Kalau merupakan bagian dari satu bangunan gedung, hendaknya ruang penyimpanan terpisah dari keramaian kegiatan kantor dan tidak dilalui saluran air.
2. Konstruksi bangunan sebaiknya tidak menggunakan kayu yang langsung menyentuh tanah untuk menghindari serangan rayap. Pintu dan jendela diletakkan dibagian yang tidak memungkinkan terkena matahari secara langsung masuk kedalam ruangan.
E. Aspek Hukum Rekam Medis
Ada beberapa aspek hukum dalam rekam medis : 1. Nama dan tanda tangan
Dalam pasal 5 Permenkes tentang rekam medis menyatakan bahwa : “Setiap pencatatan kedalam rekam medis harus dibubuhi nama dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan”. Pembubuhan nama dan tanda tangan ini perlu diperhatikan, karena setiap petugas yang mencantumkan nama dan tanda tangan rekam medis tersebut bertanggung jawab penuh atas isi rekam medis yang ditanda tangani. Apabila ada kekeliruan atau pemalsuan isi rekam medis maka penanggung jawab utama adalah petugas yang menandatangani rekam medis tersebut terutama dalam menghadapi gugatan tuntutan dari penderita yang merasa dirugikan. Oleh karena, itu lembaran rekam medis harus dijaga jangan sampai orang yang tidak berkepentingan dapat mempergunakan tanpa hak.(12)
2. Pembetulan dan penghapusan rekam medis
Dalam pasal 6 Permenkes tentang rekam medis menyebutkan bahwa:
Ayat (1): Pembetulan kesalahan catatan dilakukan pada tulisan yang salah dan diberi paraf oleh petugas yang bersangkutan.
Ayat (2): Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
Peraturan mengenahi pembetulan kesalahan dan larangan penghapusan tulisan pada rekam medis juga mengandung tanggung jawab hukum. Oleh karena itu, yang berhak memberi paraf pada pembetulan rekam medis hanyalah petugas yang bersangkutan. Sedangkan penghapusan dalam bentuk atau cara apapun tidak diperkenankan, karena dikhawatirkan adanya tuduhan dari pihak penderita bahwa ada hal-hal yang disembunyikan untuk menutupi fakta yang sebenarnya.(12)
3. Kerahasiaan rekam medis
Hal-hal yang bersangkutan dengan kerahasiaan rekam medis diatur dalam pasal 11 dan 12 Permenkes
Pasal 12 ayat (1) :
Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien.
Pasal 12 ayat (2):
Pimpinan sarana kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sifat kerahasiaan rekam medis ini sangat perlu untuk diperhatikan, karena ada sangkut pautnya dengan hak penderita. Apabila isi rekam medis dipaparkan tanpa izin penderita, maka penderita yang merasa dirugikan.(12)
4. Tanggung jawab pimpinan terhadap rekam medis
Dalam pasal 15 Permenkes yang berbunyi: “Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas:
a. Hilangnya, rusaknya, atau pemalsuan rekam medis b. Penggunaan oleh orang/ badan yang tidak berhak.
Catatan medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena sangat bermanfaat bagi pasien, bagi dokter, dan bagi rumah sakit. Menjadi tanggung jawab rumah sakit untuk melindungi informasi yang ada di dalam catatan medis ataupun di pergunakan oleh orang yang tak semestinya. Izin tertulis dari pasien harus dimintakan untuk memberikan keterangan pada seseorang. Bagi orang yang seharusnya tidak berhak untuk memperoleh informasi.(12)
5. Sanksi pasal 20 Permenkes
Menyebutkan bahwa pelangaran terhadap ketentuan- ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi adminitrasi mulai teguran sampai pencabutan.
F. Kebijakan Protap
Menurut Ealau dan Prewitt, kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku dan dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena kebijakan itu).
Titmuss mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan – tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip- prinsip untuk mengarahkan cara – cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai suatu tujuan tertentu.(13)
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah ke mana organisasi tersebut akan dikemudikan. Prosedur tetap adalah suatu rangkaian tugas-tugas yag saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.(14) Kebijakan dan prosedur harus tersedia yang mencerminkan pengelolaan unit rekam medis dan menjadi acuan bagi staf rekam medis yang bertugas.
G. Aspek Kerahasiaan
1. Kerahasiaan Rekam Medis
Kepemilikan rekam medis sesuai UU praktik kedokteran adalah berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan sedangkan isi dan lampiran dokumen rekam medis menjadi milik pasien. Data-data rekam medis merupaka data yang bersifat rahasia sehingga tidak dapat dibuka kepada pihak ketiga tanpa seizin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka
hanya untuk kepentingan pasien, untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, untuk penelitian pendidikan dan audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien. Permintaan untuk tujuan tersebut diatas haarus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana layanan kesehatan.(15) 2. Rahasia Medis
Rahasia medis, rekam medis dan persetujuan tindakan medis dikenal dengan istilah rahasia kedokteran. Disadari dasar utama hubungan pasien dengan tenaga kesehatan adalah hubungan kepercayaan. Dimana pasien percaya kemampuan profesional tenaga kesehatan yang dapat membantu meringankan penderianya dan pasien percaya bahwa tenaga kesehatan akan menjaga rahasia yang disampaikan kepada tenaga kesehatan
Dari sudut pasien rahasia medis atau kedokteran adalah rahasia yang dimiliki oleh pasien dalam bidang medis atau kedoteran. Dari sudut pandangan tenaga kesehatan ialah rahasia milik pasien yang diketahuinya dan wajib disimpan oleh tenaga kesehatan dengan baik. Ruang lingkup rahasia medis terdiri dari:
a. Segala sesuatu yang oleh pasien disampaikan kepada tenaga kesehatan, baik secara disadari maupun secara tidak disadari
b. Segala sesuatu yang diketahui oleh tenaga kesehatan sewaktu memeriksa atau mengobati atau merawat pasien.
Rahasia medis akan di simpan bila:
b. Bila pasien dapat membahayakan orang lain c. Bila pasien memperoleh hak soial
d. Bila secara jelas diberikan izin oleh pasien
e. Bila pasien memberikankesan kepada dokter bahwa ia mengizinkan f. Bila hal itu untuk kepentingan yang lebih tinggi.
3. Tanggung Jawab
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis. Karena itu izin untuk penelitian dan untuk pemeriksaan di pengadilan untuk kepentingan penegakan hukum.(1)
Rekam medis wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien mendapatkan perawatan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan selama 10 tahun. Sedangkan masa simpan di sarana selain rumah sakit adalah 2 tahun. Setelah batas waktu sersebut, maka rekam medis dapat dimusnahkan dengan mengikuti aturan yang telah ditentukan untuk pemusnahan dokumen.(1)
H. Mutu Pelayanan 1. Mutu pelayanan
Rumah Sakit merupakan Institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karaktristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan tehnologi, kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terjadi derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Mutu dapat diartikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Baik tidaknya mutu tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsiten.(16)
Parasuraman, Zeithmal dan Berry mengidentifikasi sepuluh factor utama dalam menentukan kualitas pelayanan yakni:
1) Nyata atau berwujud (Tangible) meliputi penampillan fisik dan fasilitas, peralatan, karyawandan alat-alat komunikasi.
2) Keandalan (Reliability) kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat di andalkan (akurat). 3) Cepat tanggap (Responsiveness) kemauan untuk membantu
pelanggan (konsumen) dan menyediakan jasa atau pelayanan yang tepat dan cepat.
4) Kompetensi (Competence) setiap pegawai memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat memberikan pelayanan tertentu.
5) Kemudahan (Access) kemudahan untuk dihubungi atau ditemui yang berarti lokasi fasilitas mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi mudah dihubungi.
6) Keramahan (Courtesy) sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan dari para kontak personal.
7) Komunikasi (Communication) memberikan informasi yang dapat dipahami pelanggan serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
8) Kepercayaan (Credibility) jujur dan dapat dipercaya.
9) Keamanan (Security) aman (secara fisisk, finansial dan kerahasiaan) dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
10) Understanding / knowing the customer upaya untuk memahami kebutuhan pelanggan.(17)
Kemudian berkembangnya pada kesimpulan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry menganalisis dimensi kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen. Kelima komponen mutu pelayanan tersebut dikenal dengan nama ServQual.(18)
2. Dimensi mutu pelayanan
a. Cepat Tanggap (Responsiveness)
Pelayanan kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan pelanggan kebanyakan ditentukan oleh sikap yang secara langsung berhubugan dengan para pengguna jasa dan keluarganya, baik melalui tatap muka, komunikasi non-verbal atau langsung.
b. Kemampuan (Reliability)
Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan tepat waktu dan akurat. Untuk meningkatkan kemampuan perlu ditingkat kinerja dokter dalam pemberian layanan yang diberikan kepada pasien.
c. Jaminan (Assurance)
Pemenuhan terhadap pelayanan yang diberikan mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari risiko dan dapat memberikan jaminan bagi pasien.
d. Perhatian(Empaty)
Rasa kepedulian dan perhatian terhadap pasien yang dimana memahami kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan. Untuk menentukan mutu pekayanan dan dapat langsung memenuhi kepuasan pasien.
e. Secara langsung (Tamgiable)
Mutu jasa pelayanan dapat dirasakan secara langsung oleh pasien denga adanya fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai. Mampu bekerja secara optimal sesuai keterampilan.
3. Mutu Rekam Medis
Rekam medis yang baik dapat mencerminkan mutu pelayanan yang diberikan, rekam medis yang bermutu juga diguanakan untuk keperluan evaluasi dan audit medik terhadap pelayanan rekam medis secara retrospektif terhadap rekam medis. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat dari mutu tersebut, maka tenaga medis maupun pihak rumah sakit akan sukar membela diri di pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik oleh pihak pasien.
Menurut huffman (1990) dan soejaga (1996), mutu rekam medis yang baik adalah rekam medis yang memenuhi indikat-indikator mutu rekam medissebagai berikut:
b. Keakuratan c. Tepat waktu
d. Pemenuhan persyaratan hukum.(19)
I. Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: 1,4,7,11,12,14,15,16,17,18,19 DRM Faktoryang menyebabkan kerusakan Arsip: 1. Faktor Intrisik a. Kualitas kertas b. Tinta c. perekat 2. Faktor ekstrinsik a. Aspek fisik b. Aspek biologis c. Segi Kimiawi Aspek Kerahasiaan DRM Pelaksanaan Keamanan dan Kerahasiaan DRM Mutu Pelayanan Filing Protap
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan data sebagai hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara yaitu peneliti mengamati keamanan dokumen rekam medis meliputi aspek fisik, aspek biologis, dan aspek kimiawi, kerahasiaan dokumen rekam medis, protap, dan kebijakan rumah sakit. Wawancara dilakukan kepada kepala unit rekam medis dan 4 orang petugas filing yang bersangkutandengan pendekatan cross sectional yaitu cara menganalisis variabel-variabel penelitian bersifat sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan tepat.(20)
Faktor Ektrinsik 1. Aspek fisik 2. Faktor Biologis
3. Faktor kimiawi Mutu
Pelayanan Pelaksanaan Keamanan dan Kerahasiaan DRM Aspek Kerahasiaan DRM 34
C. Variabel Penelitian
1. Keamanan dokumen rekam medis dari segi Aspek fisik, Aspek biologis dan Aspek kimiawi
2. Aspek kerahasiaan dokumen rekam medis 3. Pelaksanaan keamanan dan Kerahasiaan DRM
D. Definisi Oprasional
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional
1. keamanan
dokumen rekam medis
Upaya yang dilakukan untuk menjaga dokumen rekam medis bebas dari bahaya kejahatan, segala bentuk kecelakaan dan lain-lain yang dilaksanakan di bagian Filing RSUD Bendan Kota Pekalongan
a. Aspek fisik Dilaksanakan dengan maksud untuk melindungi arsip dari ancaman faktor-faktor pemusnah atau perusak arsip seprti kebocoran ruangan, kebakaran, dan kelembaban
b. Aspek biologis Dilakukan dengan maksud perlindungan terhadap bahaya biologis seperti kutu buku, air, tikus rayap, kecoa.
c. Aspek Kimiawi Dilakukan dengan maksud perlindungan terhadap bahaya bahan-bahan kimia, debu, makanan dan minuman
2. Aspek kerahasiaan dokumen rekam medis
Aspek kerahasiaan dokumen rekam medis yang ditetapkan di RSUD Bendan Kota Pekalongan meliputi :
1. Hanya petugas rekam medis yang diijinkan masuk ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
2. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk badan-badan atau perorangan, kecuali yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Selama penderita dirawat, rekam medis menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiaannya3.
3. Pelaksanaan Keamanan DRM
Suatu tindakan melakukan kegiatan pengamanan penyimpanan dokumen rekam medis dari segi fisik, kimia, biologis.
4. Pelaksanaan Kerahasiaan DRM
Suatu tindakan yang di tempuh untuk tetap menjaga keutuhan serta memelihara dokumen rekam medis dari segi isi meliputi data dan informasinya yang terkandung di DRM dan menjaga jika terjadi kehilangan
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Terdiri dari subjek yaitu petugas filing rekam medis sebanyak 4 orang, kepala rekam medis sebanyak 1 orang, sehingga subjek sebanyak 5 orang, dan objeknya yaitu keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis di Filing
2. Sampel
Sempel yang diambil yaitu meggunakan semua populasi yang ada sebanyak 4 orang petugas dibagian filing, 1 orang kepala rekam medis, sehingga yang menjadi sempel sebanyak 5 orang dan keamanan serta kerahasiaan dokumen rekam medis.
F. Pengumpulan data 1. Jenis dan sumber data
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu observasi dan wawancara kepada petugas filing dan kepala rekam medis terkait dalam pelaksanaan aspek keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah ada yaitu kebijakan prosedur tetap tentang keamanan dan kerahasiaan DRM di Filing RSUD Bendan Pekalongan
2. Metode pengumpulan data
data dengan mengetahui obyek secara langsung yang akan diteliti berkaitan tentang keamanan dokumen rekam medis, kerahasian rekam medis dan kebijakan protap. selain itu cara wawancara dengan kepala unit rekam medis dan petugas di bagian filing dan membuat daftar pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari petugas tentang upaya pengelolaan penyimpanan dokumen rekam medis, keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis, serta kebijakan dan protap
3. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Pedoman observasi
Instrumen pedoman observasi untuk mengetahui aspek keamanan dokumen rekam medis, kerahasiaan dokumen rekam medis, kebijakan dan protap
b. Pedoman wawancara
Instrumen pedoman wawancara untuk memperoleh data tentang kebijakan dan protap, keamanan dokumen rekam medis (segi fisik, kimia, biologis)
c. Alat pengukur suhu dan kelembaban
Untuk mengukur suhu (temperatur) ataupun perubahan suhu dan kelembaban udara pada ruangan filing
G. Pengolahan Data 1. Editing
Kegiatan yang di lakukan untuk meninjau atau mengoreksi kembali hasil observasi data yang telah dikumpulkan guna mengetahui kesalahan-kesalahan
2. Tabulasi
Menyusun data hasil penelitian dalam bentuk tabel. 3. Penyajian Data
Suatu cara pengolahan data dengan cara menyajikan hasil dari pengumpulan data berupa narasi.
H. Analisa Data
Data yang terkumpul dari observasi yang akan diolah secara deskriptif untuk menggambarkan keamanan, dan kerahasiaan penyimpanan dokumen rekam medis yang sesuai dengan kebijakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum RSUD Bendan Kota Pekalongan 1. Sejarah Singkat RSUD Bendan Kota Pekalongan
Rumah Sakit Umum Daerah Bendan kota Pekalongan adalah Lembaga teknisi daerah yang didirikan berdasarkan Perda Kota Pekalongan No. 5 Tahun 2008. Gagasan untuk membangun rumah sakit sebenernya sudah dimulai pada tahun 2002. Pada waktu itu masih dalam bentuk studi kelayakan apakah kota Pekalongan layak untuk dibangun Rumah Sakit Umum Daerah. Beberapa catatan yang menjadi rekomendasi dari hasil studi tersebut adalah meskipun di Kota Pekalongan banyak berdiri rumah sakit swasta, Kota Pekalongan masih layak untuk didirikan Rumah sakit Umum Daerah dengan beberapa ketentuan antaralain luas tanah 1 Ha, terletak dijalur pantura dan memiliki keunggulan pelayanan.
Misi yang diemban oleh Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan periode 2005-2010 dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kota Pekalongan. Rencana pembangunan RSUD dimulai dengan kegiatan penyusunan Design Engineering Detail pada tahun 2006. Pada awalnya perencanaan ditujukan untuk peningkatan Puskesmas Bendan, namun pada akhirnya berkembang menjadi rumah sakit. Dalam menentukan lokasi mengalami beberapa pembahasan yang cukup panjang. Beberapa lokasi diusulkan antara lain SMP 13, bekas Terminal, Puskesmas Bendan dan akhirnya di
BLK dengan menempati tanah yang masih kosong dan lokasi ini dianggap cukup strategis. Atas dasar keputusan Dewan Perwakilan Rakyat kota Pekalongan Nomor 08/DPRD/IV/2007 tentang persetujuan surat Walikota Pekalongan Nomor 050/0198 tanggal 17 Januari 2007 perihal Rencana Anggaran Biaya kegiatan pembangunan RSUD kota Pekalongan untuk merealisasikan lebih lanjut dan pembangunan nya disepakati bersama bahwa akan dilaksanakan secara 3 tahun dimulai pada tahun 2007, 2008 dan 2009.
Pembangunan gedung sesuai kontrak kerja ditargetkan selama 18 bulan dan berakhir pada 5 Maret 2009. Perkembangan terakhir yang terjadi yaitu dengan adanya addendum pekerjaan sekaligus anggarannya, maka jangka waktu diperpanjang 26 hari hingga berakhir 31 Maret 2009. RSUD Bendan diresmikan pada tanggal 21 Mei 2009 oleh Wakil Presiden RI Bapak Jusuf Kalla dan di dampingi oleh Direktur Jendral Pelayanan Medis Bapak Farid W. Husain.
2. Letak Geografis
Lokasi RSUD Bendan Kota Pekalongan luas keseluruhan ± 1,35 Ha terletak di Jalan Sriwijaya No. 2 Pekalongan yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Bendan Kecamatan Pekalongan Barat dan berjarak 300 m dari Pemerintah Kota Pekalongan. Luas bangunan gedung utama dan penunjangnya adalah ± 12.000 m2 terdiri dari bangunan 4 lantai ditambah 1 lantai basement. Adapun rincian bangunan terdiri dari :
a. Lantai basement digunakan untuk Instalasi Dapur/Gizi, Instalsi Laundry/CSSD, Radiologi, Laboratorium, Fisioterapi dan Perkantoran
b. Lantai 1 digunakan untuk Instalasi Rawat Jalan, Hemodialisa serta Instalasi Gawat Darurat.
c. Lantai 2 digunakan untuk Instalasi Bedah Sentral/Operasi, ICU, Persalinan dan Rawat Inap Kelas III.
d. Lantai 3 digunakan untuk Rawat Inap Kelas II, Kelas I, dan Kelas Utama.
e. Lantai 4 digunakan untuk Rawat Inap VIP dan Aula.
f. Bangunan penunjang antara lain : Pemulasaran Jenazah, Ruang Genset, IPAL, dan lain-lain
3. Visi dan Misi RSUD Bendan Kota Pekalongan a. Visi RSUD Bendan Kota Pekalongan
Visi RSUD Bendan Kota Pekalongan adalah Unggulan dalam Pelayanan.
b. Misi RSUD Bendan Kota Pekalongan
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau 2) Menjadi pusat rujukan pelayanan medis
3) Mengembangkan jejaring pendidikan
4) Mewujudkan kemandirian pengelolaan keuangan yang transparan dan bertanggung jawab.
c. Motto
Motto dari RSUD Bendan Kota Pekalongan adalah Kesembuhanmu Ibadahku.
4. Jenis Pelayanan Yang Ada di RSUD Bendan Kota Pekalongan
RSUD Bendan Kota Pekalongan merupakan Rumah Sakit tipe C yang memiliki beberapa fasilitas pelayanan diantaranya:
a. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
Pelayanan profesional 24 jam oleh dokter spesialis dan perawat yang handal. Selain itu ditunjang pula dengan fasilitas dan peralatan medis yang lengkap, laboratorium, radiologi, ruang observasi, dan mobil ambulance
b. Pelayanan Rawat Jalan, meliputi: 1) Poli Umum
2) Poli Mata
3) Poli Penyakit Dalam 4) Poli Gigi
5) Poli Bedah Mulut 6) Poli Obsgyn 7) Poli Jiwa 8) Poli Saraf 9) Poli Bedah 10) Poli bedah syaraf 11) Poli Jantung 12) Poli kulit / kelamin
13) Poli Bedah Tulang / Ortopedi 14) Poli Anak
15) Poli THT
16) Poli Rehab Medik 17) VCT
18) Dot (tb) 19) CST
c. Instalasi Rawat Inap
Instalasi Rawat inap di laksanakan selama 24 jam. Kapasitas tempat tidur di RSUD Bendan sebanyak 193 tempat tidur yang terdiri dari : 1) Kelas VIP
2) Kelas I (Truntum) 3) Kelas II (sekar jagad)
4) Kelas III (Jlamprang dan sekar jagad khusus anak ) 5) ICU
6) Bangsal VK
7) Bangsal Ruang bayi
d. Pelayanan instalasi Bedah Sentral
Pelayanan insatalasi bedah sentral meliputi tindakan operasi baik umum maupun persalinan.
e. Instalasi Pelayanan Penunjang antara lain: 1) Instalasi Radiologi
2) Instalasi Laboratorium 24 Jam 3) Instalasi Farmasi 24 Jam 4) Instalasi Gizi
5) IPAL
6) Laundry / CSSD 7) Fisioterapi 8) Konsultasi Gizi
B. Gambaran Umum Unit Rekam Medis RSUD Bendan Kota Pekalongan 1. Struktur Organisasi Rekam Medis
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rekam Medis 2. Visi dan Misi Unit Rekam Medis
a. Visi
Tertib rekam medis demi terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang bermutu
b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan dokumen rekam medis secara lengkap dan memuaskan semua pihak
Direktur Kabid Pelayanan Medik Kasi Pelayanan Medik
KA. Unit Rekam Medik Pelaksana Pendaftaran Pelaksana Assembing Pelaksana Pelaporan Pelaksana Mediko Legal Pelaksan Filing