• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Gardu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemeliharaan Gardu"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

4. PEMELIHARAAN GARDU 4.1. Pengertian

Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pel;aksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan gardu Distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedul)

ataupun tanpa jadual 4.2. Tujuan pemeliharaan :

Agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi dengan : - Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya. - Andal (reable).

- Kesiapan (avaibility) tinggi.

- Unjuk kerja (performance) baik. - Umur (live time) sesuai desain.

- Waktu pemeliharaan (down time) efektif. - Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis

(2)

Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik

Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut

a. Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan / peralatan yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku

b. Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga

c. Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah petugas cukup memadai

d. Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan dalam bertegangan.

• Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan

pemeliharaan

d. Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di pelihara untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya

g. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat

kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan b. Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan, gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar

(3)

4.3. Macam - macam pemeliharaan

4.3.1. Berdasarkan waktu pelaksanaannya :

- Pemeliharaan terencana ( planed maintenance) : preventif dan korektif. - Pemeliharaan tidak direncanakan (unplaned maintenance).

4.3.2. Berdasarkan metodanya

- Pemeliharaan berdasarkan waktu ( time base maintenance )

- Pemeliharaan berdasarkan kondisi ( on condition base maintenance) - Pemeliharaan darurat / khusus ( break down maintenace ).

Bila dari macam-macam pemeliharaan tersebut digabungkan, maka pemeliharaan dibedakan menjadi :

a. Pemeliharaan rutin : merupakan pemeliharaan yang terencana berdasarkam waktu yang terjadwal

b. Pemeliharaan korektif : merupakan pemeliharaan yang terencana

dikarenakan faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan atau pemeliharaan yng tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi peralatan yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan c. Pemeliharaan darurat : merupakan pemeliharaan karena keadaan yang darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya .

(4)

4.3.3. Pemeliharaan rutin

Disebut juga dengan pemeliharaan preventip, yaitu pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan

keandalan dan efisiensi yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi kegiatan :

- Pemeriksaan / inspeksi rutin - Pemeliharaan rutin

- Pemeriksaan prediktif

- Perbaikan / penggantian peralatan - Perubahan / penyempurnaan jaringan Contoh pemeriksaan rutin :

- Inspeksi gardu distribusi : memeriksa dan melaporkan keadaan

instalasi gardu distribusi ; sipil, ruang gardu, kubikel, trafo, PHB-TR, terminasi kabel, sepatu kabel .

- Pemeriksaan instalasi dengan infrared / thermo vision.

- Pemeriksaan partial discharge pada terminal kabel 20 KV di kubikel - Pengukuran beban pada trafo distribusi.

- Pengukuran beban jurusan pada PHB-TR - Pengukuran tegangan ujung pada JTR

- Test trip pada PMT Kubikel pengaman beban - Pemeriksaan suhu trafo, kabel, fuse TR

(5)

- Pengukuran tahanan isolasi dan indeks polaritas dan tegangan tembus minyak isolasi trafo distribusi

- Pengkuran tahanan isolasi, tahanan kontak dan keserempakan pada kubikel

- Pemeriksaan kondisi FCO

- Pemeriksaan sistem pembumian

Contoh pemeliharaan rutin:

- Pengecatan tiang pada gardu portal

- Pengencangan pengikatan mur-baut pengikat sapatu kabel dengan terminal trafo, kubikel dan busbar kubikel

- Pengecatan gardu sipil.

(6)

4.3.4. Pemeliharaan korektif

Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud untuk memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki

kerusakan hingga kembali kepada kondisi / kapasitas semula dan perbaikan untuk penyempurnaan yaitu , suatu usaha untuk meningkatkan /

penyempurnaan jaringan dengan cara mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna atau keandalan yang lebih baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.

Contoh perbaikan kerusakan :

- Penggantian fuse-link pada FCO - Penggantian NH-Fuse yang putus

- Penggantian terminasi kabel incoming, outgoing - Penggantian terminasi kabel trafo

- Penggantian kubikel - Penggantian trafo - Perbaikan PHB-TR

- Penggantian bushing trafo distribusi yang pecah Contoh perbaikan untuk penyempurnaan :

(7)

4.3.5.Pemeliharaan darurat

Sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan atau kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan kita, perlu dilakukan pemeriksaan / pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan, tetapi masih dalam kurun waktu

pemeliharaan

Contoh pemeliharaan darurat :

- Perbaikan / penggantian instalasiu gardu yang ruisak akibat kebakaran. - Perbaikan / penggantian instalasi gardu yang rusak akibat banjir.

- Perbaikan / penggantian instalasi gardu yang rusak akibat huru-hara.

4.4. Jadwal pemeliharaan

Pemeliharaan rutin / terencana adalah carayang baik utnuk mencapai suatu tujuan pemel;iharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan . Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik

berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk itu perlu dibuat jadwal pemeliharaan

(8)

Jadwal pemeliharaan dlm kurun waktu yang berbeda sesuai dg kebutuhan dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut : - Pemeliharaan mingguan

- Pemeliharaan bulanan - Pemeliharaan triwulan - Pemeliharaan semesteran - Pemeliharaan tahunan

Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka dlm pelaksa naannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada

4.5. Pemeliharaan dalam keadaan bebas tegangan.

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi tm / tr yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan benar sama sekali tidak bertegangan.

Contoh :

Pada waktu pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi, maka pada sisi tegangan menengah FCO atau kubikel dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu tetap dioperasikan. Dengan demikian segi

(9)

4.5.1. Alasan dilaksanakan pemeliharaan dalam keadaan tanpa tegangan - Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan. - Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak

mengganggu suplai tenaga listrik.

- Jaringan yg akan dipelihara secara ekonomis tdk begitu

mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.

- SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB belum tersedia.

4.5.2. Keuntungan dan kerugian pemeliharaan tanpa tegangan # Keuntungannya

- Terjadinya kecelakaan thdp sentuhan tegngan listrik dapat dihindarkan. - Pekerjaan dimungkinkan dpt dilaksanakan dengan kondisi cuaca hujan. - Peralatan kerja, alat bantu kerja & peralatan k3 harganya lebih murah. - Beaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.

# Kerugiaannya

- Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar sebanding dengan lamanya pekerjaan.

(10)

4.5.3. Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan

- Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan - Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan

- Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan

- Melaksanakan pemeriksaan teg utk memastikan keadaan bebas tegangan - Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik

- Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan yang berwenang

- Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan - Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti

(11)

4.6. Pemeliharaan dalam keadaan bertegangan ( PDKB )

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM) yg dilak sanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktip bekerja atau bertegangan Contoh :

- Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi - Pengukuran beban dan tegangan gardu

4.6.1. Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan

- Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan - Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang

- Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tdk dalam keadaan mabuk - Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal

- Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap dipakai sesuai petunjuk yang berlaku

- Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yg bertegangan dgn tangan telanjang - Keadaan cuaca tidak mendung / hujan

- Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan sangat panas

(12)

4.6.2. Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan

a. Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja

Tegangan

( antara fasa dan bumi ) dalam kv

Jarak minimum aman kerja Dalam cm 1 12 20 70 150 220 500 50 60 75 100 125 160 300

b. Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pd tegan

perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yg membahayakan dan sebaiknya dibumikan

c. Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan anyaman benang logam

d. Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus listrik

e. Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi

(13)

4.7. Pelaporan pada pekerjaan pemeliharaan. 4.7.1 Fungsi pelaporan

Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu dibuatkan laporannya.

Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam : - Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon dst.

- Mengetahui kondisi jaringan / gardu.

- Menentukan tindakan utk memperbaiki kwalitas dan keandalan jaringan. - Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.

4.7.2. . Kejadian yang perlu dilaporkan. # Pemadaman.

- Karena gangguan atau direncanakan. - Jumlah pelanggan yang padam.

- Sebab pemadaman.

- Kwh yang tak tersalurkan.

- Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.

# Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi. # Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.

(14)

4.8. Pemeliharaan gardu distribusi pasangan luar 4.8.1. Pemeliharaan konstruksi gardu portal / cantol - Memebersihkan pekarangan.

- Membersihkan dan mencat tiang rangka penyangga / cross arm pd trafo. - Pemeriksaan lampu penerangan, bila putus di ganti.

- Merawat pagar pengaman.

- Merawat papan peringatan / tanda peringatan. - Merawat PHB-TR.

- Merawat pipa saluran keluar kabel / opstyg.

4.8.2. Pemeliharaan peralatan listrik pada gardu portal / cantol - Memeriksa kondisi fco

- Memeriksa kondisi trafo

- Menguji tahanan isolasi, indeks polaritas & teg tembus minyak isolasi trafo - Menguji tahanan isolasi PHB-TR

- Memeriksa kondisi, tahanan kontak saklar utama TR - Memeriksa kondisi NH-fuse dan dudukannya

- Memeriksa kondisi kabel penghubung trafo dengan PHB-TR dan terminalnya - Memeriksa kondisi kabel penghubung PHB-TR ke JTR ( opstyg ) dan

terminal sambungannya

(15)

4.8.3. Pemeliharaan sipil pada gardu beton / tembok - Membersihkan halaman gardu

- Membersihkan dan mengecat ulang pagar - Memeriksa kunci pintu pagar

- Membersihkan dan mengecat ulang dinding luar dan dalam bangunanan gardu

- Membersihkan lantai agar tidak licin - Membersihkan dak bagian atas gardu - Membersihkan sistem ventilasi udara - Membersihkan saluran air

- Membersihkan talang air - Membersihkan man-hole

- Membersihkan jalan masuk ke gardu - Membersihkan papan-tanda peringatan

- Memeriksa dan bila perlu mengganti lampu penerangan di luar dan dalam serta lampu test

(16)

4.8.4. Pemeliharaan peralatan listrik pada gardu beton : - Mengukur tahanan isolasi kabel penghubung TM

- Mengganti terminating kabel, dan membersihkan kontak sepatu kabel. - Membersihkan kontak-kontak terminal (kubikel)

- Memeriksa kerja mekanis, alat kontak kubikel

- Mengukur tahanan isolasi, tahanan kontak dan keserempakan alat kontak kubikel

- Merawat pemisah tanah kubikel

- Mengukur tahanan pentanahan kubikel, trafo, PHB-TR, rak kabel, pintu gardu

- Merawat / memperbaiki pentanahan

- Membersihkan / memperbaiki terminal-terminal trafo ditribusi (TM / TR ), trafo ukur, rele, fuse

- Memeriksa kekencangan pengikatan (mur baut) pada bushing trafo - Merawat pemutus beban TR, rel TR, kabel jurusan dan terminalnya - Merawat kontak pelebur TR dan fuse base

- Merawat / mengecek trafo distribusi.

- Mengukur tahanan isolasi dan indeks polaritas trafo distribusi - Menguji tegangan tembus minyak trafo

(17)

4.9. PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.9.1. Jadwal pemeliharaan trafo distribusi:

- Bulanan : dilaksanakan dlm keadaan beroperasi, pekerjaan berupa pemeriksaan visualyang meliputim : tinggi permukaan minyak ,

bushing, tangki dan radiator, pengukuran beban / tegangan dan penyetelan sadapan /tap changer.

- Tahunan : dilakasanakan dalam keadaan tidak bertegangan, pekerjaan berupa : pemeriksaan sepertio pada pemeliharaan bulanan ditambahdengan pemeriksaan dan perawatan thd spark

ever / gap, pentanahan pada terminal dudukan trafo, serta mengukur / menguji secara kontinu tahanan isolasi polaritas dan tahanan

dielektrik minyak.

4.9.2. Pengujian tahanan isolasi dan polaritas index belitan trafo 4.9.2.1. Nilai tahanan isolasi belitan pd suhu = t ˚ celsius.

Tujuannya adalah untuk menmgetahui ketahanan isolasi terhadap tegangan kerja. C x E

Ris pada suhu t  c ≥ --- ……….mΩ √ Kva x Ks

C = faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8 E = tegangan tertinggi ………. Volt

Kva = daya trafo ……… kva. Ks = faktor koreksi suhu belitan.

(18)

4.9.2.2. Nilai polaritas index trafo

Tujuannya untuk mengetahui ketahanan isolasi terhadap gangguan tegangan lebih.

Merupakan perbandingan nilai tahanan isolasi belitan pd menit ke 10 dibanding dengan tahanan isolasi menit ke 1.

Ris menit 10 Pi = Ris menit 1

Faktor koreksi suhu belitan ( ks )

Suhu belitan (  c ) Faktor koreksi 0 5 10 15 20 30 40 50 0,25 0,36 0,50 0,72 1,0 1,98 3,95 7,85

(19)

Kondisi isolasi

Polaritas index Kondisi isolasi Kurang dari 1 1.0 - 1.1 1.1 - 1,25 1.25 - 2.0 Lebih dari 2 Berbahaya Kurang Meragukan Cukup Bagus Menit Lv – body ( m  ) Lv – hv ( m  ) Hv – body ( m  ) Megger 1.000 v Megger 5.000 atau 10.000 v 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel pengujian

(20)

Spesifikasi trafo :

Daya trafo : ……….. Kva

Tegangan sisi primer : ………volt

Tegangan sisi sekunder : ………volt

Suhu belitan saat pengukuran :...  c Kesimpulan hasil pengujian

Pengujian Lv - body Lv - hv Hv - body

Tahanan isolasi

(21)

4.9.2.3. Pengujian minyak trafo Fungsi utama dari minyak adalah : - Sebagai cairan isolasi

- Sebagai pendingin

Minyak trafo baru harus mempunyai tegangan tembus minimal 120 kv / cm, minyak yang terpakai minimal 80 kv / cm. Viskositas untuk minyak baru maksimal 18,50 milipoises, minyak yang terpakai maksimal 19,24 miliposes. Titik nyala minimum 146 c.

Trafo dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60 c – 80 c pada

kumparan-kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan radiasi ke udara melalui sistem pendinginannya.

Trafo dengan type conservator, minyak trafo mempunyai kontak dengan udara luar yang mengandung zat asam. yang lambat laun dapat merusak minyak trafo. Zat asam pada suhu minyak antara 60 c – 80 c bereaksi dengan minyak trafo,

menyebabkan pesenyawaan asam dan air sehingga kadar asam dan air dalam minyak trafo ini makin tinggi. Bila minyak trafo berkadar asam tinggi bereaksi dengan kumparan dan bagian logam trafo akan membentuk garam-garam yang tak dapat larut mengendap berupa bintik-bintik berwarna merah coklat.

Kondisi tersebut bila dibiarkan berlangsung terus, akan merusak kumparan trafo dan minyak menjadi kental, hingga daya pendinginan serta tegangan tembusnya

(22)

4.9.3. Pemeriksaan dan pengujian minyak trafo

Untuk mencegah gangguan trafo karena minyaknya, maka diperlukan secara periodik pemeriksaan minyak di laboratorioum guna mengatahui : - Nilai tegangan tembus

- Kadar asam dan air - Nilai viskositas

- Keadaan visual (warna, endapan, kejernihan) hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu :

No

urut Sifat-sifat minyak trafo Minyak trafo tua dengan reaktor Setelah diolah minyak Minyak trafo baru 1 Kadar asam ( mg koh / g minyak ) 1.00 0.03 0.03 2 Tegangan tembus ( kv / cm ) < 80 120 120 3 Kadar air > 0.05 0.00 0.00 4 Kadar kotoran > 1.10 0.00 0.00 5 Visositas ( milli poises ) > 30 19.24 18.45

6 Warna Coklat merah Kuning Kuning muda

tak berwarna

(23)

Hasil pemeriksaan digunakan untuk melakukan tindak lanjut yaitu : - Minyak masih dapat dipakai

- Minyak harus diproses / disaring agar dapat dipakai lagi - Minyak harus diganti dengan yang baru

4.9.4. Pelaksanaan pengujian 4.9.4.1. Persiapan pengujian

Pengujian tegangan tembus minyak isolasi menggunakan perangkat ukur, berupa dua sela bola tegangan jarak 2,5 mm, dan tegangan yang dapat menaikan sebesar 2 kv / sec. Sesuai standart iec 156 tahun 1995.

Minyak yang akan diuji diambil dari katup pembuangan trafo, ditaruh dalam botol yang bersih botol harus penuh dengan minyak, caranya setelah botol terisi, putarlah secara perlahan-lahn hingga posisi terbalik. Amati adanya udara dan bila ternyata ada, botol diisi lagi dan ulangi membalik posisi botol.

Bila perangkat penguji berada dekat trafo, pengujian dapat langsung dilaksanakan, tetapi bila jaraknya jauh, pengujiannya menunggu 15 - 20 menit setelah minyak tiba di tempat

(24)

4.9.4.2. Pelaksanaan pengujian

Perangkat pengujian menggunakan merk “ baur “dengan standarisasi vde Jarak sela bola dan jenis elektroda

12 mm 5 mm 4 mm 2.5 mm 1/10 "

CEB UTE ASE BSS VDE ASA

Prosedur pengujian sebagai berikut :

1. Ambil minyak trafo dari kran drainer sebanyak isi cawan penguji 2. Atur jarak sela bola sebesar 2,5 mm dengan alat kalibrasi

3. Minyak yang akan diuji, dituang kedalam cawan sampai 5 mm dibawah tutup cawan

4. Biarkan / tunggu selama 1 menit

5. Aduk minyak dengan alat pengaduk selama 1 menit

(25)

7. Masukan tegangan uji dengan pilihan kenaikan tegangan 2 kv / sec. Kenaikan tegangan akan berhenti bila tercapai tegangan tembusnya

8. Catat besarnya tegangan tembus

9. Lakukan pengujian sampai 6 (enam) kali dengan tahapan yang sama (pengadukan 1 menit, menunggu beberapa saat

10. Hitung nilai tegangan tembus rata-rata sela isolasi 2,5 mm yaitu : V1 + v2 + v3 + v4 + v5 + v6

Tegangan tembus rata-rata =

6

11.Menentukan nilai tegangan tembus minyak pada jarak 1 cm dengan menggunakan grafik pembanding

(26)

Kesimpulan :

-Tegangan tembus rata-rata dari alat penguji =...kv -Tegangan tembus rata-rata per 1 cm, sesuai dg grafik pembanding = ... ...kv Maka minyak dinyatakan :

- Masih dapat dipakai

- Harus diolah / disaring sampai tegangan tembusnya memenuhi - Harus diganti dengan minyak baru

(27)

4.10. Pengujian perbandingan transformasi 4.10.1. Tujuan pengujian

Tujuaannya adalah untuk meyakinkan bahwa trafo akan bekerja dengan tegangan keluaran yang seimbang, bila tegangan

masukkan seimbang. Trafo dengan kondisi kurang baik keseimbangan tegangan dapat terjadi disebabkan adanya : - Jumlah belitan sisi primer dan atau skunder tidak sama pada pembuatannya

- Ukuran penampang belitan sisi primer dan atau skunder tidak sama pada pembuatannya

- Adanya hubung singkat pada belitan primer dan atau skunder Perlakuan pengujian perbandingan transformasi dilakukan pada

trafo baru, pemeriksaan rutin trafo yang sedang beroperasi dan trafo setelah direparasi.

4.10.2. Cara pengujian :

1. Lepaskan kabel penghubung trafo.

2. Pada sisi tegangan tinggi di beri tegangan 231 / 400 volt 3. Atur sadapan trafo.

(28)
(29)

4.10.3. Pengujian keseimbangan beban 4.10.3.1. Tujuan pengujian

Tujuannya sama dengan pengujian perbandingan transformasi dan

penyebabnya juga sama tetapi dapat juga keseimbangan beban terjadi oleh karena bahan / material kawat belitan ketiga fasa tidak sama meski jumlah belitannya sama.

Trafo yang diuji adalah trafo baru dan trafo selesai direparasi 4.10.3.2. Cara pengujian :

1. Hubung singkatkan ke tiga terminal tegangan rendah.

2. Masukkan tegangan 231 / 400 v pada terminal tegangan tinggi 3. Atur sadapan trafo.

4. Ukur arus pada masing-masing fasa sisi primer dengan menggunakan tiang - amper meter.

(30)

U V W

n r s t

(31)

4.10. PEMELIHARAAN ARRESTER .

Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

Cara pemeliharaan ;

a. Bebaskan tegangan jaringan b. Pasang grounding lokal

c. Pemeriksana secara visual kondisi arrester

d. Pemeriksaan dan perbaikan thd sambungan pengawatan dan kontaknya. e. Uji tahanan isolsi.

f. Pemeriksaan dan perbaikan hantaran pentanahan g. Pengukuran tahanan pentanahan

h. Lepaskan grounding lokal i. Masukkan tegangan

4.11. PEMELIHARAAN PENTANAHAN

# Ada 2 (dua) macam pentanahan pada PHB-TR

- Pentanahan kerangka nilainya maksimal 1,7 ohm - Pentanahan penghantar netral nilainya 5 ohm

# Perbaikan pentanahan adalah perbaikan terhadap sambungannya dan elektrodanya sendiri

# Nilai tahanan pentanahan yang melebihi ketentuan dpt diatasi dg cara : - Menambah banyak elektrode yang ditanam,

- Memperdalam penanaman elektrode yang sudah ada - Penggaraman lokasi penanaman elektrode.

(32)

Prosedur pemeliharaan 1. Bebaskan tegangan 2. Pasang grounding lokal

3. Lepaskan pengawatan pentanahann dr peralatan yg di hubungkan ke tanah 4. Lepaskan kawat pentanahan dari elektroda pentanahan, dan bersihkan

bagian atas elektrodanya

5. Pengujian tahanan pentanahan

6. Bila nilainya masih sesuai dengan ketentuan periksa dan perbaiki sambungan-sambungan kawat pentanahan

7. Bila nilainya melebihi batas maksimalnya pasanglah elektroda baru dengan jarak dua kali panjang elektroda, dan hubungkan paralel dengan elektroda yang sudah ada atau lakukan penggaraman

8. Pasang kembali kawat pentanahan pada elektroda dan peralatan yang dihubungkan dengan pentanahan

9. Pasang kembali pentanahan ke peralatan yang ditanahakan 10.Lepaskan kembali grounding lokal

(33)

4.12. PEMELIHARAAN TERHADAP BAGIAN KONTAK.

Terutama kontak antara bushing / terminal sisi tegangan rendah dengan sepatu kabel untuk kabel penghubung trafo dan sepatu kabel untuk kabel penghubung trafo dengan rak tr bila kontaknya kurang baik bisa menimbulkan panas. Hal ini disebabkan karena arus yang mengalir cukup besar.

Kontak yang kurang bagus bisa terjadi karena permukaan terminal dan sepatu kabel yang saling berhubungan tidak rata ataupun kotor karena endapan material lain sehingga menimbulkan loncatan busur listrik maupun karena tahanan kontak yang besar akan menimbulkan panas.

Selain itu masalah bahan mur-baut pengikat yang berbeda dengan terminal trafo dan sepatu kabel serta besarnya pegencangan yang tidak sesuai dengan

ukurannya dapat memperburuk kondisi alat kontak tersebut.

(34)

PEMELIHARAAN PMT / PMB

Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

- Pemeriksaan visual dan pembersihan bagian luar - Pemeriksaan dan perbaikan bagian-bagian mekanik

- Percobaan keluar masuk manual maupun dengan simulasi relai

- Pemeriksaan dan perawatan media pemadaman busur api (utk minyak dan gas) - Pemeriksaan dan perawatan alat-alat kontak

- Pemeriksaan dan perawatan motor penggerak (bila ada) - Pengukuran tahanan kontak (maksimal 200 micro - ohm)

- Pemeriksaan keserempakan alat kontak (selisih waktu maksimal 50 milli seconds)

PEMELIHARAAN PEMISAH (PMS)

Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

- Pemeliharaan dan perawatan pada pisau-pisau kontaknya - Pengencangan pada baut-baut yang kendor

- Pemeriksaan pada bushing

- Pemeriksaan pada pegas-pegas kontaknya - Percobaan keluar masuk

(35)

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PMT, PMB DAN PMS 1. Lepaskan semua kabel atau rel penghubung

2. Posisi kontak terbuka semua 3. Ukur tahanan isolasi

1 2 3 A B Tabel pengamatan A1 - A2 = M B1 - B2 = M A1 - B1 = M A1 - A3 = M B1 - B3 = M A2 - B2 = M A2 - A2 = M B2 - B3 = M A3 - B3 = M A1 - BODY= B1 - BODY = M A2 - BODY = B2 - BODY = M A3 - BODY = B3 - BODY = M

(36)

PEMELIHARAAN PELEBUR (FUSE) - Pemeriksaan kedudukannya

- Pemeriksaan dan perawatan terminal kontaknya dan jepitnya - Pemeriksaan nilai nominal arusnya.

- Pemeriksaan kondisinya PEMELIHARAAN RELAI

- Pemeriksaan dan perawatan pengawatan relai yaitu antara trafo arus dan bagian perasa

- Pemeriksaan dan perawatan pengawatan antara relai dan tripping coil pmt - Pemeriksaan dan perawatan pengawatan antara sumber tegangan dan tripping coil.

- Pemeriksaan dan pengukuran sumber tegangan untuk tripping coil - Pengetesan relai

(37)

PEMELIHARAAN ROD GAP DAN ARCHING HORN

Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

1. Pemeriksaan dan perawatan pada ujung jarak sela 2. Pengukuran jarak sela.

3. Pemeriksaan dan perawatan hantaran dan sambungan pentanahan. 4. Pengukuran tahanan pentanahan

PEMELIHARAAN ARRESTER

Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

1. Pemeriksaan dan perawatan terhadap sambungan pengawatan dan kontaknya.

2. Pengukuran terhadap isolasi.

3. Pemeriksaan dan perawatan hantaran pentanahan 4. Pengukuran tahanan pentanahan

(38)

4.13. PEMELIHARAAN PHB - TR

4.13.1. Kelainan pada saklar utama Antara lain :

a. Sebagian atau seluruh alat kontak hangus akibat terjadi busur api yang besar b. Sebagian atau seluruh alat kontak kotor akibat terjadi loss kontak

c. Buka tutup alat kontak tdk serempak krn kerja alat mekanis sdh tdk benar lagi d.Tahanan isolasi sudah turun dibawah batas minimal karena faktor usia atau kebanjiran

4.13.2. Pemeliharaan pelebur / fuse dan penjepitnya a. Penyebab gangguan / kerusakan pada fuse dan penjepitnya

b. Permukaan jepit (ground plate) dan alat kontak pelebur serta permukaan sepatu kabel harus bersih dan dilapisi dengan vaselin jenis netral

c. Seluruh permukaan alat kontak pelebur harus terhubung dengan penjepitnya d. Jenis sepatu kabel yang terhubung antara busbar, pelebur dan kabel jurusan harus terbuat dari bahan yang sama dengan busbar dan kabel jurusan

e. Ukuran sepatu kabel harus sesuai dengan ukuran kabel

f. Luas permukaan sepatu kabel yang terhubung dengan busbar minimal sama dengan penampang kabelnya.

g. Luas penampang bagian dalam selongsong sepatu kabel minimal sama dengan penampang kabelnya

h. Pengencangan mur baut untuk menghubungkan sepatu kabel dengan busbas harus disesuaikan

(39)

4.13.3. Pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya

a. Alat ukur peralatan bantunya yg terpasang diperiksa kondisi pengawatannya b. Alat ukur peralatan bantu yang terpasang di uji ketelitiannya

.

4.13.4. Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bertegangan

a. Ukur dan catat beban dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar b. Bandingkan hasil ukur arus pada amper meter di phb – tr dengan hasil pengukuran dengan tang amper meter

c. Ukur dan catat suhu alat sambung – hubung pada saklar utama dan fuse pengaman saluran

d. Amati dan catat adanya kelainan- kelaianan pada PHB-TR dalam keadaan beroperasi

(40)

4.13.5. Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi dalam keadaan bebas tegangan Gardu Pasangan Luar

4.13.5.1. Diagram satu garis gardu distribusi pasangan luar

JTM FCO ARRESTER TRAFO SAKLAR UTAMA NH FUSE SALURAN JURUSAN PHB – TR N R S T

(41)

4.13.5.2. Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan

1. Kurangi beban trafo, dengan cara melepas satu-persatu NH-fuse, bila beban tidak terlalu besar

2. Buka FCO

3. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda pentanahan dimulai dari ke empat bushing trafo sisi

tegangan rendah, lalu ketiga bushing trafo sisi tegangan menengah 4. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal kabel masuk dan kabel keluar

5. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung pada kabel pentanahan

6. Lakukan pemeriksaan kondisi PHB-TR

7. Dari hasil kegiatan diatas diambil kesimpulan :

- PHB-TR dalam keadaan baik dan layak dioperasikan

- PHB-TR dalam keadaan kurang baik, perlu ada perbaikan sebelum dioperasikan

(42)

4.13.5.3. Langkah pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi pasangan luar dalam keadaan tidak bertegangan

1.Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan k3 sesuai dengan kebutuhan 2.Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan

3.Buka saklar utama 4.Lepas seluruh nh fuse

5.Periksa kondisi dan kerja saklar utama

- Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan menggunakan kain dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu tebal gosok dengan sabut plastik hijau

- Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan hal sama seperti di atas

- Adanya ketidak serempakan buka-tutup alat hubung saklar utama, perbaiki mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru

- Ukur tahanan kontaknya, nilainya tdk boleh melebihi 100 micro ohm - Ukur tahanan isolasi antara fasa-fasa dan fasa-body, nilai minimal tahanan isolasinya adalah 1.000 x tegangan kerja

(43)

4.13.5.4. Langkah pemeliharaan terhadap NH-Fuse dan ground plate 1. Periksa kesesuaian nilai fuse terhadap ground platenya

2. Periksa kerapatan penjepit pisau nh fuse, setel kembali pernya 3. Adanya kotoran pada penjepit ground plate dan pisau NH fuse

bersihkan dengan kuas atau kain lap dan cairan yang mudah menguap 4. Adanya kotoran pd terminal ground plate lakukan hal yg sama seperti di

atas

5. Ukur tahanan isolasi terminal masuk maupun keluar ground plate terhadap body

Catatan : Nilai tahanan isolasi minimal = 1000 x tegangan kerja

6. Periksa kondisi busbar dan isolator dudukannya

7. Periksa kekencangan pengikatan mur-baut antara terminal masuk ground-plate NH-Fuse dengan busbar

(44)

4.13.5.5. Langkah pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya 1. Periksa pengawatan alat-alat ukur dan alat bantunya

2. Periksa kondisi alat-alat ukur dan alat bantunya yang terpasang 3. Periksa lampu test tegangan

4. Periksa lampu penerangan PHB-TR / gardu

5. Ukur nilai tahanan pentanahan kerangka PHB-TR dan netral TR trafo 6. Nilai tahanan pentanahan kerangka maksimal 1,7 ohm

7. Nilai tahanan pentanahan netral TR maksimal 5 ohm

8. Yakinkan pemeliharaan telah selesai dilakukan dan PHB-TR siap dioperasikan kembali

(45)

4.13.5.6. Prosedur pengoperasian kembali PHB-TR sesudah pemeliharaan

1. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk dan sisi keluar 2. Lepaskan kawat pentanahan

3. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TR aman dioperasikan 4. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali, sampai jawaban izin pengoperasian keluar

5. Masukkan FCO

6. Ukur tegangan dan urutan fasa sisi TR, pastikan bahwa besarnya tegangan dan urutan fasa sudah benar

7. Masukkan saklar utama, amati adanya kelainan - kelainan

8. Ukur tegangan pada busbar TR, yakinkan besarnya tegangan fasa – netral maupun fasa – fasa benar

9. Operasikan saluran jurusan dengan cara :

10 Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluran jurusan

11.Untuk pelanggan 3 fasa : masukkan saluran NH fuse, sebelum saklar utama dimasukkan

(46)

4.13.6.Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi pasangan dalam pada keadaan bebas tegangan

3.13.6.1. Diagram satu garis gardu distribusi pasangan dalam

1 NH FUSE SAKLAR UTAMA PMS PMS PMS 2 3 PEMUTUS BEBAN (PMB) 1 NH FUSE SAKLAR UTAMA PMS PMS PMS 2 3 PEMUTUS BEBAN (PMB) SALURAN JURUSAN

(47)

4.13.6.2. Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan 1. Buka pemutus beban (PMB) 3

2. Masukkan pemisah bumi (PMSs) 3 3. Buka seluruh NH-Fuse

4. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda

pentanahan dimulai dari ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah, lalu ketiga bushing trafo sisi tegangan menengah

5. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal kabel masuk dan kabel keluar

6. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung pada kabel pentanahan

7. Lakukan pemeriksaan kondisi PHB-TR

8. Dari hasil kegiatan diatas diambil kesimpulan :

- PHB-TR dalam keadaan baik dan layak dioperasikan

- PHB-TR dalam keadaan kurang baik, perlu ada perbaikan sebelum dioperasikan

(48)

4.13.6.3. Langkah pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi pasangan luar dalam keadaan tidak bertegangan

1.Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan k3 sesuai dengan kebutuhan

2.Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan 3.Buka saklar utama

4.Lepas seluruh nh fuse

5.Periksa kondisi dan kerja saklar utama

- Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan menggunakan kain dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu tebal gosok dengan sabut plastik hijau

- Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan hal sama seperti di atas

- Adanya ketidak serempakan buka-tutup alat hubung saklar utama, perbaiki mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru

- Ukur tahanan kontaknya, nilainya tdk boleh melebihi 100 micro ohm - Ukur tahanan isolasi antara fasa-fasa dan fasa-body, nilai minimal tahanan isolasinya adalah 1.000 x tegangan kerja

(49)

4.13.6.4. Langkah pemeliharaan terhadap NH-Fuse dan ground plate 1. Periksa kesesuaian nilai fuse terhadap ground platenya

2. Periksa kerapatan penjepit pisau nh fuse, setel kembali pernya 3. Adanya kotoran pada penjepit ground plate dan pisau NH fuse bersihkan

dengan kuas atau kain lap dan cairan yang mudah menguap 4. Adanya kotoran pada terminal ground plate lakukan hal yang sama seperti

di atas

5. Ukur tahanan isolasi terminal masuk maupun keluar ground plate terhadap

body

Catatan : Nilai tahanan isolasi minimal = 1000 x tegangan kerja

6. Periksa kondisi busbar dan isolator dudukannya

7. Periksa kekencangan pengikatan mur-baut antara terminal masuk ground-plate NH-Fuse dengan busbar

(50)

4.13.6.5. Langkah pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya 1. Periksa pengawatan alat-alat ukur dan alat bantunya

2. Periksa kondisi alat-alat ukur dan alat bantunya yang terpasang 3. Periksa lampu test tegangan

4. Periksa lampu penerangan PHB-TR / gardu

5. Ukur nilai tahanan pentanahan kerangka PHB-TR dan netral TR trafo 6. Nilai tahanan pentanahan kerangka maksimal 1,7 ohm

7. Nilai tahanan pentanahan netral TR maksimal 5 ohm

8. Yakinkan pemeliharaan telah selesai dilakukan dan PHB-TR siap dioperasikan kembali

(51)

4.13.6.6. Prosedur pengoperasian kembali PHB-TR sesudah pemeliharaan 1. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk maupun keluar 2. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TRaman dioperasikan 3. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali, sampai jawaban izin pengoperasian keluar

4. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3 5. Masukkan PMB 3

6. Ukur tegangan dan urutan fasa TR, pastikan bahwa besarnya tegangan dan urutan fasa sudah benar

7. Masukkan saklar utama, amati ada kelainan - kelainan

8. Ukur tegangan pada busbar TR, yakinkan besarnya tegangan fasa – netral maupun fasa – fasa benar

9. Operasikan saluran jurusan dengan cara :

- Utk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung singkat pada saluran jurusan

- Untuk pelanggan 3 fasa : masukkan saluran nh fuse, sebelum saklar utama dimasukkan

Gambar

Tabel besarnya torsi pengencangan mur-baut yang terbuat dari tembaga.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal transformator distribusi konsumen khusus tersebut dipasangkan dalam gardu, rangkaian kubikel harus dilengkapi dengan kubikel proteksi transformator

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan

Transformator Distribusi merupakan trafo daya yang memiliki kapasitas daya lebih kecil daripada trafo gardu induk, dan peranannya adalah untuk mentransformasikan tegangan

Pembuatan sistem digunakan untuk memonitor suhu, tegangan serta arus pada trafo gardu induk dan gardu distribusi.Sistem monitoring ini menggunakan sensor arus

Distribusi primer, penyalurannya dimulai dari gardu induk (sisi sekunder trafo daya) ke gardu distribusi (sisi primer trafo distribusi) atau dari gardu induk langsung ke

Monitoring Gardu induk dan Gardu Distribusi dilakukan dengan cara mengukur tegangan, arus dan suhu dari gardu induk/distribusi oleh suatu peralatan elektronik

Pemeliharaan Kubikel 20 KV berarti melakukan pemeriksaan atau perbaikan yang menyebabkan perlunya pemadaman listrik atau tidak .Pada saat pelaksanaan

Di dalam program ini terdapat report yang menunjukkan pemeliharaan tanaman di sekitar area gardu induk, trafo, tiang tm, gardu distribusi.. Penebasan akan di lakukan