• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN LISENSI DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERJANJIAN LISENSI DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

,

160

PERJANJIAN LISENSI DALAM MENUNJANG

PEMBANGUNAN

Oleh: Heliantoro, S.H.

Menghadirkan peraturan lisensi dalam bentuk peraturan perundangan akan

memberi

efek

balik yang

positif bagi negara kita. Keuntungan

yang

secara jelas

adalah, pengadaan lapangan kerja baru, menghasilkan

barang-barang

dengan

mutu

yang

lebih tinggi, dan memanfaatkan barang

yang

kurang berguna

men-jadi lebih berguna. Dalam hal pengaturan lisensi, Undang-undang Merk 1961

belum secara memadai masalah lisensi ini. Suatu pra-kondisi yang

perlu

diper-siapkan dalam hal penyajian perjanjian lisensi adalah, penyiapan staf ahli dalam

bidang perlisensian. Heliantoro mencoba mengkaji masalah lisensi, yang

diper-kirakan akan memberi keuntungan ekonomis secara ganda dalam kegiatan

pem-bangunan.

Pendahuluan

Beberapa waktu yang lalu, ketika

Kabinet Pembangunan

N

belum

di-nyatakan domisioner dan Kabinet

Pembangunan V belum terbentuk.

Per-nab terjadi 7 orang Menteri secara

ber-gantian mengumumkan

peraturan-per-•

aturan pelaksanaan deregulasisesuai

dengan bidangnya masing-masing yang

terdiri dari 48 paket keputusan.

Ke-putusan tersebut antara lain

menyang-kut bidang ekonomi mulai dari

masa-lab investasi hingga hal-hal yang

ber-sifat teknis. Menteri Perindustrian

Har-tarto waktu itu pernah mengatakan

bahwa untuk mendorong peningkatan

kemampuan industri elektronika di

da-lam negeri pemerintah memberikan

ke-sempatan seluas-luasnya bagi para

usa-hawan yang ingin membuat perjanjian

lisensi atas paten-paten dan

merk-,

Redaksi

merk dengan pihak asing.

Sayangnya hingga

kini

perundang-undangan nasional kita belum

meng-atur tentang perjanjian lisensi at"s

pa-ten-paten dan merk-merk dagang.

Hingga dasar hukum

yang

melandasi

kebijaksanaan Menteri di

atas

adalah

Pasal 1338 BW, yang

isinya

menetap-kan hahwa segala perjanjian yang

dI-buat secara sah berlaku sebagai

un-dang-undang untuk mereka yang

mem-buatnya. Maksudnya suatu perjanjian

yang dibuat secara sah mengikat

ke-dua belab pihak. Dalam pasal ini pula

ditetapkan bahwa semua perjanjian

ha-rus dilaksanakan dengan itikad baik,

yaitu tidak boleh bertentangan dengan

kepatuhan dan keadilan.

Dilihat dari sudut mikro langkah

penting dalam rangka menentukan

ke-lanjutan 'produksi suatu pabrik adalab

(2)

. Lisensi dalam Pembangunan

-kegiatan memilih proses produksi (pe-milihan dengan mempergunakan pro-ses produksi orang lain dapat dilaku-kan dengan perjanjian lisensi) yang akan diterapkan oleh pabrik atau sub-jek produksi lainnya dalam

mempro-duksi suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar baik menyangkut mutu, jumlah maupun harga barang tersebut.

Untuk itu perlu diperhatikan bebe-rap a faktor yang mempunyai keter-kaitan an tara lain:

1.

Faktor alih teknologi serta kaitan-nya dengan usaha menanamkan rasa

percaya kepada calon konsumen.

2.

Faktor teknologi yang berhubungan dengan rekayasa dan rancang ba-ngun, pemeliharaan dan lingkungan hidup.

3.

Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor komersial dan perkiraan in-vestasi yang perlu ditanamkan se-produk yang akan dihasil-kan mampu bersaing merebut pasar-an dengpasar-an kualitas serta

har-ga yang kompetitif.

Pembahasan dan koordinasi yang baik antara perencana, peneliti dan

staf pengembangan yang telah berpe-ngalaman sangat penting untuk mem-peroleh hasil evaluasi pemilihan proses

produksi yang sempurna.

Namun demikian dalam hal peru sa-haan yang bersangkutan belum dapat melakukan pengembangan prosesnya sendiri maka perusahaan tersebut membutuhkan lisensi. Baik proses

Ii-sensi yang

commercially proven

dari pihak pemilik proses maupun pihak lain yang memiliki hak paten atas

pro-ses tersebut. •

161

Apakah

Lisensi

Itu ?

S\'lbelumkita sampai pada uraian

yang lebih mendalam, kiranya perlu juga untuk mengetahui tentang apa

se-benarnya pengertian lisensi itu sebe-narnya.

WIPO

(World Intellectual Property

Organization)

salah satu dari 16

spe-cialized agencies,

yang termasuk da-lam sistem PBB dan bertanggung ja-wab untuk promosi dan

perlindung-an milik perindustriperlindung-an di seluruh du-nia, memberikan definisi sebagai beri-kut, lisensi adalah dalam hal suatu hak diserahkan oleh suatu paten atau oleh

suatu

utility

model desain produk in-

-.

dustri, varietas ' tanaman baru atau merk dagang (milik perindustrian) yang dilindungi. Izin tersebut

diberi-kan oleh pemilik hak itu (penerima lisensi) untuk melakukan perbuatan-pe!buatan tertentu yang diliputi oleh hak itu

(licensing guide for developing

countries,

hIm.

27).

Sedangkan

menu-rut

Encyclopedia Americana

vol.

17,

hIm. 401, yang dimaksud dengan li-sensi adalah bukti visual dan otentik

atas izin hak atau hak khusus itu.

-Suatu lisensi dapat dikeluarkan oleh seorang atau melalui badan adminis-trasi yang resmi. PeI1:de~ l,<ata lisensi adalah merupakan sll~tu izin untuk melakukan sesuatu, tanpa izin

ter-sebut berarti melanggar hukum.

Langkah

Proses Produksi

Perjanjian lisensi sering digunakan oleh para industrialis\i dari negara-ne-gara maju

(licensor)

pada u sahaw

an-usahawan negara-negara berkembang

(licensee).

Sedangkan dasar hukum

un-tuk melaksanakan isi lisensi tersebut dikenal dengan istilah

under license .

(3)

162

Sebelum sampai pada kesepakatan hukum untukmelaksanakan perjanjian

lisensi tersebut, biasanya negara

licen-see

akan melakukan langkah

pemilik-an proses produksi terhadap lisensi

paten dari negara

licensor.

Hal ini

terutama untuk menghindarkan ke-mungkinan-kemungkinan proses

pro-duksi tersebut sudah lama dipakai umur'n atau telah adanya penemuan

baru yang penemuan

la-ma, di mana untuk kedua hal ini per-janjian lisensi sudah tidak

diperlu-kan lagi.

Tahap-tahap yang umum lakukan

dalam pemilihan proses produksi dapat ,

dibagi dalam 3 bagian antara lain: 1.

Pengumpulan data.

Tahap pengumpu1an data merupa-kan tahap awa1 yang perlu dilaku-kan untuk digunadilaku-kan sebagai dasar perhitungan pembuatan studi ke1a-yakan. Beberapa kegiatan yang ter-masuk dalam tahap ini ada1ah

sur-vei pasar, bahan baku dan bahan peno1ong serta proses teknologi. Adapun yang dapat dimasukkan da-lam kelompok proses teknologi ini

ada1ah proses yang sudah

commer-cially proven

dan proses yang spe-sifik terutama untuk prod uk yang spesifik pula. Jadi proses yang su-dah diterapkan namun be1um teruji keandalannya dan proses yang be-lum diterapkan musuh merupakan

pilot plan.

2. Evaluasi.

Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu untuk diperhatikan da-lam rangka eva1uasi, antara lain:

Eva1uasi komersial, yaitu apakah

. proses tekno1ogi yang ditawarkan

memang telah terbukti komersial.

,

,

Hukum dan Pembangunan

Kemudian eva1uasi investasi, hal lni penting mengingat wa1aupun

suatu produk secara komersia1 ter-bukti baik, namun jika investasi yang dibutuhkan terlampau tinggi maka akan mengakibatkan harga jua1 yang kurang kompetitif. Dan

yang terakhir ada1ah evaluasi pema-kaian bahan baku. Evaluasi ini menyangkut operasiona1 pabrik, yaitu menyangkut kebutuhan ba-han baku yang mudah didapat serta harga bahan baku yang ' re1atif

mu-rah.

3. Penentuan.

Penentuan adalah merupakan eva-luasi, yang dilaksanakan secara

1e-bih terperinci baik dilihat secara

teknis maupun seCara komersial .

Jika salah satu proses sudah diten-tukan untuk dipilih, maka

perjan-jian menjaga kerahasiaan

(secrecy

agreement)

segera dibuat.

Selanjutnya guna memastikan dan membandingkan dengan keadaan

se-benarnya perlu dilaksanakan

plant

vi-sit

ke pabrik yang telah

memperguna-kan proses yang diperjanjimemperguna-kan tadi. Kemudian dilaksanakanlah negosiasi

terhadap syarat-syarat dan ketentuan yang dipakai untuk mendapatkan

li-•

senSl.

Perjanjian Lisensi

Pada umumnya bagi negara-nygara yang telah memiliki perundang-un-dangan yang mengatur tentailg perjan-jian lisensi menganut . tiga macam per-janjian lisensi, yaitu lisensi w ajib, li-sensi karena pennufakatan dan lisen-si karena berlakunya hukum.

Lisensi wajib adalah lisensi yang di-dasarkan pada pengaturan pejabat

(4)

Lisensi dalam Pembangunan

merintah, bentuk lisensi ini jarang di-pergunakan. Kemudian lisensi karena permufakatan yaitu seorang atau suatu badan yang menerima lisensi boleh memberi suatu lisensi di bawah pene-muan patennya kepada orang lain melalui suatu kontrak. Perjanjian

lisen-si yang terakhir yaitu lisenlisen-si karena berlakunya hukum adalah lisensi yang diambil dari peraturan hukum yang sudah ada.

Syarat-syarat Umum Perjanjian Lisensi Bagi sementara negara-negara ber-kembang yang belum memiliki perun-dang-uJ!dangan yang mengatur tentang perjanjian lisensi ini, pada umumnya akan memperhatikan beberapa aspek dasar di dalam perjanjian lisensinya antara lain :

a. Proses harus telah terbukti baik

secara komersial

(comercially

pro-ven).

b.

Licensor

.

mempunyai paten dan

atau

know how

proses yang masih

berlaku.

c.

Licensor

akan menyediakan

know

how

proses dalam bentuk paket

de-sain

engineering

proses, dan akan

membantu

licensee,

melalui

review

atau partisipasi dari

detailed

engi-neering

konstruksi,

commission

sampai operasi pabrik.

d.

Licensee

biasanya mendapatkan

li-sensi yang

non-exclusive

dan

non-transfereable

untuk memproduksi

di negaranya dan untuk penjualan ke negara lain.

e.

Licensee

biasanya harus menunjuk

kontraktor untuk melaksanakan

detail engineering

dan konstruksi

pabrik yang terikat ketentuan

li-censor.

f.

Pembayaran kepada

licensor

dalam

163

bentuk

lump-sum fee

untuk

kapa-snas tertentu dan

royalty

per tQn

prodlJksi (ketentuan-ketentuan

ter-sebut perIu negosiasi agar

licensee

dapat dibebaskan).

g. Jasa-jasa tambahan untuk perIuas-an, penyesuaian proses teknologi,

operasi pabrik dan pemasaran pro-duk harus dituangkan dalam kon-trak tersendiri.

h. Batasan izin yang akan diberikan kepada penerima lisensi akan batasi pemberi lisensi untuk pergunakan teknologinya atau mem-berikan lisensi lebih lanjut kepada

orang lain.

i. Lapangan penggunaan hak milik perindustrian yang dapat digunakan oleh penerima lisensi, juga ditetap-kan dalam perjanjian lisensi-. Misal-nya saja hasil produksi farmasi hanya untuk binatang, bukan untuk manusia, atau sebaliknya.

j. Daerah tempat teknologi itu diper-gunakan serta batas waktu perjan-jian lisensi itu juga disebu tkan

.dalam perjanjian lisensi.

k.

Licensor

akan menyediakan

pro-gram latihan komrehensif bagi

per-sonnel licensee

sesuai dengan

ope-rasi pabrik yang bersangkutan.

1. Biasanya juga dilakukan pertukaran

informasi terhadap kemajuan pro-ses, dan umumnya tidak dipungut biaya paling tidak untuk jangka waktu 10 tahun.

Perjanjian yang dibuat pada umum-nya menitikberatkan pada penyelesai-an pembpenyelesai-angunpenyelesai-an pabrik tepat pada waktunya dengan memperhatikan

pa-da kemampuan untuk memenuhi

gao

ransi

performance,

serta perbaikan

rusakan apabila pabrik mengalami

(5)

••

164

gagalan dalam memenuhi garansi.

Terdapat dua cara yang dilakukan

dalam perjanjian lisensi antara

licen-see

dan

licensor,

yaitu :

1. Perjanjian lisensi, di mana

licensor

merangkap sebagai kontraktor .

2. Perjanjian lisensi, di mana

licensor

tidak merangkap sebagai kontraktor yaitu hanya menyediakan paket

basic desain

saja, tanpa ikut

melak-sanakan pekerjaan seperti

detailed

engineering, procurement,

kons

truk-si,

start-ilp

dan sebagainya.

Kedua bentuk perjanjian lisensi ter-sebut di atas tentunya berbeda ruang lingkup pekerjaan serta kewajibannya.

Yang kedua biasanya

licensor

akan

menyampaikan

draft

perjanjian ber·

dasarkan atas ketentuan dan syarat

yang pernah diberikan pada

licensee

lain.

Jika

licensee

mempunyai

peng-alaman yang bisa dimasukkan dalam

proposalnya dan atau

counter

propo-sal licensor,

maka dapat juga dimuat

dalam

draft

perjanjian lisensi baru,

namun keadaan ini jarang terjadi pada negara berkembang.

Bagaimana Lisensi Seharusnya

di

Indo-•

neSIa

Rasanya telah banyak penulis yang mencoba untuk mengungkap berbagai

keuntungan yang mungkin akan diper-oleh Indonesia jika pengaturan lisensi ini dapat diundangkan. Mengingat dengan dilaksanakan lisensi ini akan membuka lapangan kerja baru, meng-hasilkan barang-barang dengan mu tu

yang lebih tinggi di sam ping nilai tam-bahnya, memanfaatkan barang yang kurang berguna menjadi lebih berguna serta mendorong semakin lancarnya

Huhum dan Pembangunan

kegiatan ekonomi.

Praktek yang ada di Indonesia se-lama ini adalah perjanjian lisensi dila-kukan langsung antara perusahaan asing dengan perusahaan Indonesia di iuar sepengetahuan dan kontrol peme·

rintah. Sementara Undang-undang

Merk tahun 1961 belum mengatur tentang ketentuan lisensi ini.

Padahal di sebagian besar negara berkembang di sekitar kit a telah meng-atur perjanjian lisensi menjadi permeng-atur-

peratur-an yperatur-ang . berbentuk undang-undang.

Hal ini karena mereka telah menyadari

bahwa akibat dari perbuatan hukum dalam bidang lisensi itu tidak hanya ditanggung oleh mereka yang berkon-trak saja tetapi juga melibatkan kebi-jaksanaan pemerintah antara lain,

me-nyangkut pembayaran

royalty

dan

technical fee

kepada pihak asing.

Adapun pembayaran yang mereka terima adalah suatu kewajaran, yaitu sebagai imbalan atas jerih payah se-hingga ditemukannya bidang tekno16gi

tersebut.

Di

sam ping itu pemerintah

hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan penelitian terlebih dahulu atas perjanjian yang dibuat dengan pihak asing. Karena dengan penelitian tersebut dapat diketahui sejak dini tanggung jawab pemberi lisensi, per-sentase modal yang ditanamkan serta

royalty

yang harus dibayarkan.

Sebagai tambahan wawasan,

perjan-jian

licensing

di Korea Selatan (Iihat

Patent and Trade Mark Licensing

in

Korea, Byong Ho Lee,

hIm.

159-176), mengatur lisensi merk dagang yang hanya diizinkan apabila

meme-nuhi syarat:

1. Perusahaan asing mempunyai sham 50% dari modal atau sam a-sama menanggung perusahaan

Ko-•

(6)

Lisensi dalam Pembangunan

rea.

2. Perusahaan asing, membuat

pena-naman modal yang wajar atau

me!ll-berikan bantuanteknis kepada

sua-tu perusahaan Korea, yang harus

mendapat persetujuan Badan

Peren-cana Ekonomi, termasuk merk

da-gang menurut Undang

-

undang

Pena-naman Modal Asing.

Di Korea Selatan perjanjian lisensi

yang tidak didaftarkan dapat

dijadi-kan dasar untuk pembatalan hukum

melalui prosedur pengadilan.

Kembali pada kondisi yang ada di

Indonesia, dalam rangka peningkatan

investasi, sebaiknya Indonesia

me-mang perIu untuk mengarahkan

selu-ruh bidang yang terkait agar

tercipta-nya peraturan lisensi pada khusustercipta-nya

dan

intellectual property right

pada

umumnya pada suatu peraturan yang

mantap dan mapan. Hal ini tentunya

akan membawa manfaat antara lain:

1. Membina dan melindungi

kepen-tingan-kepentingan para pengusaha.

2

.

Dapat menghindarkan

kerugian-ke-rugian pengusaha nasional,

teruta-rna jika lisensi itu seenaknya saja

dicabut oleh pihak

licensor

secara

sepihak

.

3. Lisensi itu juga dapat berIaku bagi

pihak ketiga.

4. Sebagai pencegah agar lisensi tidak

Daftar Pustaka

165

,

diberikan pad a dua penerima

lisen-si.

S.

Serta yang tidak kalah pentingnya

sampai sejauh mana aIih tekno1ogi

dan

technical know how

dapat

diterapkan di Indonesia.

Di samping itu pengalaman dalam

keterlibatan dan penanganan proyek

sangat berperan dalam menghasilkan

performance

yang baik dan

produk-nya dapat diterima oleh pasaran secara

kompetitif. Perjanjian lisensi yang

di-buat, sementara ini biasanya

memer-lukan waktu yang lama, dan tidak

ja-rang salah satu pihak akan dirugikan

oleh pihak lain. Untuk itu dalam

mengadakan negosiasi perIu seorang

staf yang yang terampil dan

berpeng-alaman sehingga diperoleh syarat

ke-tentuan yang saling menguntungkan

para pihak. Pertanyaan kemudian

ada-lah sudahkah cukup tersedia tenaga

staf yang mempunyai kapabilitas yang

dibutuhkan, mengingat teknologi

se-makin maju dengan sendirinya

tekno-logi yang sederhana perIu

ditinggal-kan, begitu juga perjanjian lisensi

men-jadi semakin kompleks. Untuk semua

ini perIu tersedianya pola dasar, yaitu

pengaturan perjanjian lisensi yang

ber-sifat lebih universal. Dan tentunya

mampu menjembatani kepentingan

li-censor

dan pihak

licensees.

Semoga.

Process Licensing, Kursus Manajemen Proyek Industri di PT. Pup uk Kujang. Licensing Guide for Developing Countries, WIPO.

Encyclopedia Americana.

Dengan Lisensi meraih teknologi, Toetoen Am Badar, Kompas, Senin, 29 Februari 1988 .

• • • • • April 1988 • • , • •

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan surat yang dikirimkan merupakan informasi yang diinginkan oleh host untuk dikirim atau diterima, dan proses pengiriman surat dari pengirim sampai ke tangan

Pada hakikatnya, pelayanan prima bertitik tolak pada usaha-usaha yang dilakukan organisasi untuk melayani pembaca dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan kepuasan

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas yaitu aspek psikologis pencari informasi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa aspek kognitif dengan menerapkan LKS berbasis inkuiri terbimbing dengan bantuan PhET Interactive Simulations lebih

Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan metformin 850 mg/ hari pada diet rendah lemak selama 24 minggu menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menurunkan nilai

Terima kasih yang tak terhingga serta rasa syukur, terucap kepada Tuhan Yesus Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis

Setelah melakukan penelusuran terkait dengan biaya-biaya kualitas lingkungan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa

teknik angket, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear ganda, uji F, uji t, uji R 2 dan perhitungan sumbangan relatif dan