25 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental (Experimental Research), Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah two group pretest posttest design. yang bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Penelitian eksperimen dilakukan pada kelas yang akan diberi perlakuan (treatment) atau yang disebut dengan kelompok eksperimen (experimenal group) dan kelas kelompok pembanding yang disebut dengan kelompok kontrol (control group) dalam Ratu (2010:131 )
Dalam penelitian ini kelompok eksperimen (experimenal group) adalah siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 1 dan kelompok kontrol adalah siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 2
Desain Eksperimennya sebagai berikut:
Kelompok eksperimen T1 KK T2R
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ Kelompok Kontrol T1 KE T2M
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Two Group Pretest Posttest Design
Keterangan : 1
T : Tes 1 (pretest)
KE : Perlakuan menggunakan Model PembelajaranVan Hiele KK : Perlakuan menggunakan Model Pembelajaran Mekanistik
R
T2 : Tes 2 Model pembelajaran Van Hiele (Posttest)
M
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan April kelas V bertempat di SD Negeri Kebondowo 1 dan SD Negeri Kebondowo 2 pada Semester II tahun ajaran 2011/2012. SD Negeri Kebondowo 1 terletak di jalan Banyubiru – Salatiga sedangkan SD Negeri Kebondowo 2 terletak di jalan Delimo no 8. Kedua SD ini terletak dalam satu gugus yaitu Gugus Diponegoro yang mana sama-sama SD imbas Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Kebondowo 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Pelaksanaan
Penelitian Uraian Kegiatan
1
27 Februari 2012 Uji validitas Instrumen Pretest dan Posttest di SD Kristen Satya Wacana
2 7 Maret 2012 Pretest di kelas V SD Negeri Kebondowo 1 3 8 Maret 2012 Pretest di kelas V SD Negeri Kebondowo 2 4
14 Maret 2012
Pembelajaran dengan model pembelajaran mekanistik di Kelas V Negeri Kebondowo 2, Banyubiru pertemuan I
5
17 maret 2012
Pembelajaran dengan model pembelajaran mekanistik di Kelas V Negeri Kebondowo 2, Banyubiru pertemuan II dan tes akhir (posttest)
6
24 Maret 2012
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele kelas V SD Negeri Kebondowo 1 pertemuan I
7
26 Maret 2012
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele di kelas V SD Negeri Kebondowo 1 pertemuan II dan tes akhir (posttest)
3.2Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling terkait yaitu: variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen. Sedangkan variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono.2010).
Variabel dalam penelitian ini ada tiga yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua variabel bebas yaitu model pembelajaran Van Hiele dan Model Pembelajaran Mekanistik.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.
3.3Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kebondowo 1 berjumlah 33 siswa dan SD Negeri Kebondowo 2 berjumlah 26 siswa di Kecamatan Banyubiru
.Kabupaten Semarang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Menurut Sukmadinata (2010) Pengambilan sampel dilakukan semua populasi menjadi sampel. Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik total sampling atau Saturation, maksudnya adalah pengambilan sampel diambil dari semua populasi yang ada, yaitu seluruh siswa kelas V di SD Negeri Kebondowo 1 dan 2.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang utama digunakan yaitu teknik tes. Tes yang digunakan berupa pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengukur homogenitas kemampuan awal/dasar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang harus tidak berbeda sebelum diberi perlakuan. Bentuk tes pretest adalah tes objektif dengan pokok bahasan pecahan. Sedangkan posttest digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai dan bentuknya test objektif dengan materi pokok mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
3.4.2 Instrumen pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.Instrumen pengumpulan data berupa tes.
Instrumen tes yang digunakan untuk pengukuran hasil belajar matematika siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari instrumen pretest dan instrumen posttest.
3.4.2.1 Instrumen Pretest
Instrumen pretest terdiri dari item tes yang disusun berdasarkan kompetensi dasar yaitu menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Penjabarannya ke dalam nomor-nomor soal tes yang dipergunakan sebagai alat pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen pretest Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah
soal Nomor soal Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan Membandingkan dua pecahan serta letaknya pada garis bilangan. 6 1, 2, 3, 5,6 10, Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan. 9 4, 7, 8, 9, 12, 16, 17, 23, 24 Melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan. 10 11,13, 14, 15, 18, 19. 20, 21, 22, 25 Jumlah 25 3.4.2.1 Instrumen Posttest
Instrumen posttest terdiri dari item tes yang disusun berdasarkan kompetensi dasar yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Penjabarannya ke dalam nomor-nomor soal tes yang dipergunakan sebagai alat pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen posstest Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Jumlah
soal Nomor soal Memahami
sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antar bangun ruang Mengidentifi kasi sifat-sifat bangun datar - Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, segitiga, persegi, persegi panjang, trapesium, jajargenjang, lingkaran, belah ketupat, dan layang-layang 11 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 23 - Menyebutkan sifat-sifat bangun datar, segitiga, persegi, persegi panjang, trapesium, jajargenjang, lingkaran, belah ketupat, dan layang-layang. 11 1, 6, 10, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 22, 24 - Menggambar bangun datar dari sifat-sifat bangun datar yang diberikan.
8 20, 21, 25, 26, 27, 28 29, 30
Jumlah 30
3.5. Teknik Analisi Data
Proses menganalisis data yang didapatkan dalam penelitian ini dibagi kedalam dua tahap, yaitu:
3.5.1 Analisis data pretest dan postest
Data yang diperoleh dari pretest dan postest ini dianalisis dengan : 3.5.1.1Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2003) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir soal, ada berbagai pendapat.
Menurut Ali (Evrieta, 2010:42) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi (rix) sebagai berikut
0,00 < 0,19 : Tidak Valid 0,20 ≤ 0,39 : Validitas rendah 0,40 ≤ 0,59 : Validitas sedang 0,60 ≤ 0,79 : Validitas tinggi 0,80≤ 1,00 : Validitas sempurna
Untuk menentukan validitas item digunakan kriteria dari Ali (1987) yang menyatakan bahwa suatu item adalah valid jika koefisien item teruji bila batas bahwa sama dengan 0,20. Hal ini mengingat bahwa suatu instrumen adalah valid jika disusun dari item yang valid juga.
3.5.1.2Uji Reliabilitas
Priyatno (2010:97) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach‟s Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam program SPSS akan dibahas untuk uji yang sering digunakan penelitian mahasiswa adalah menggunakan metode Cronbach Alpha.
Uji Reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mellery (Azwar, 2005:29), untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan 3.5.1.3Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau genelarisasi. Yang termasuk gambaran analisis deskriptif adalah penyajian data tentang jumlah data, minimin, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis data ini menggunakan program Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0. 3.5.1.4Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan program SPSS for windows version 16.0. Uji normalitas perlu dilakukan karena menurut Priyatno (2009) jika data tersebut normal maka data akan lebih mudah dibandingkan, dihubungkan dan diramalkan. Uji
normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One-Sample Kolmogorov
Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ >
0,05.
3.5.1.5Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Menurut Santoso (2003:219) pengujian homogenitas mensyaratkan kedua data harus berdistribusi normal. Jika kedua data dalam penelitian sudah memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji homogenitas. Hipotesis dalam uji homogenitas ini adalah H0 kedua varians populasi adalah sama, sementara H1 kedua varians populasi adalah tidak sama. Sebagai dasar pengambilan keputusan hasil uji homogenitas adalah jika probalitas > 0,05 maka H0 diterima sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H1 ditolak.
3.5.1.6Uji Hipotesis
Uji perbedaan dua rata-rata/ uji hipotesis dilakukan pada nilai tes/kuis dari kelompok eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah terkumpul data dari nilai tes/kuis pada masing-masing kelompok. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua sampel tidak berhubungan (Independent sample T Test). Menurut Sugiyono (2010) uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata populasi yang digunakan sebagai perbandingan dengan rata-rata sebuah sampel. Independent Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Uji ini khusus digunakan untuk menentukan apakah adanya perbedaan yang signifikan rata-rata dari dua kelompok yang diamati. Kriteria signifikan adalah > 0,05 H0 diterima dan < 0,05 H0. Selanjutnya sebelum dilakukan uji t test (Independent Sampel T Test) dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (levene,s test), (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal variances Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).