• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGEMUKAN SAPI POTONG DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PRODUKSI KONSENTRAT PAKAN SAPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGEMUKAN SAPI POTONG DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PRODUKSI KONSENTRAT PAKAN SAPI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

499

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGEMUKAN SAPI POTONG DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PRODUKSI

KONSENTRAT PAKAN SAPI Sudarnoa*, Aliyadib

aProgram Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo bProgram Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat : Jl. Budi Utomo No. 10 Telp. (0352) 481124 Fax. (0352) 461796 Ponorogo – 63471

*Email : darnotec_umpo@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan utama kegiatan pengabdian ini adalah membuat mesin produksi konsentrat pakan sapi secara efektif. Hal ini agar mitra dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi secara mandiri dan tidak tergantung produk industri yang harganya relatif mahal. Mitra akan memperoleh keuntungan yang semakin meningkat, karena selain dapat menekan biaya pakan, mitra juga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan jumlah ternaknya. Mitra juga mempunyai peluang untuk menjual produk konsentrat yang dihasilkan ke peternak yang lain. Target kegiatan adalah terwujudnya mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung), terpenuhinya pakan sapi secara mandiri, peningkatan jumlah ternak, perbaikan manajemen usaha, mendorong perluasan usaha tidak hanya penjualan sapi hidup namun juga pemotongan hewan atau penjualan daging. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pendidikan-pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan. Teknik pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan memberikan motivasi usaha, pembimbingan manajemen usaha, pelatihan ketrampilan kerja terkait dengan penggunaan alat, pendampingan produksi, dan pendampingan diversifikasi produk konsentrat pakan sapi. Berdasarkan kesepakatan bersama mitra, mesin yang dibuat adalah mesin pencacah dan penepung. Kedua mesin tersebut merupakan kesatuan proses dalam produksi pakan sapi skala besar. Proses pencacahan harus dilakukan sebelum proses penepungan. Berdasarkan hasil evaluasi, mesin produksi konsentrat pakan sapi hasil kegiatan berfungsi optimal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua mesin tersebut bekerja dengan baik, kapasitas dan kualitas produksi sesuai dengan rencana. Melalui kegiatan ini kebutuhan pakan di usaha mitra sudah dapat dicukupi secara mandiri dan saat ini telah dilakukan upaya untuk memproduksi secara masal dan menjualnya ke peternak lain.

Kata kunci : penggemukan sapi, mesin produksi pakan sapi, konsentrat pakan sapi

PENDAHULUAN

Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjinkan, baik ditinjau dari sisi keuntungan maupun peluang pasar. Terbukti saat ini pertumbuhan populasi ternak sapi di Indonesia semakin pesat dan jumlah permintaan akan kebutuhan daging sapi juga semakin tinggi. Peluang usaha tersebut semakin terbuka lebar mengingat jumlah produksi daging sapi di dalam negeri masih belum bisa memenuhi jumlah kebutuhan masyarakat akan konsumsi daging. Kondisi tersebut akhirnya memaksa pemerintah untuk melakukan impor daging sapi dari negeri tetangga. Meskipun demikian ternyata masih juga belum mampu menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan, terbukti dari tahun ke tahun harga daging sapi terus meningkat. Pada sisi yang lain kondisi tersebut tentu merupakan sinyal yang sangat positif khususnya bagi para peternak sapi. Karena dengan permintaan daging sapi yang semakin besar dan harga daging sapi yang sangat tinggi tentu akan sangat menguntungkan bagi peternak sapi.

Salah satu masalah klasik yang dihadapi oleh peternak sapi dalam mengembangkan usahanya adalah terjadinya produktivitas ternak sapi yang rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas, diantaranya pemilihan pakan ternak yang tidak sesuai dengan sistem penggemukan sapi modern, sistem kebersihan kandang yang kurang baik, dan kurangnya upaya diversifikasi pakan sapi. Penyebab terakhir inilah yang sering menjadi penyebab utama lambatnya pengembangan usaha penggemukan sapi, yaitu menggantungkan pakan ternak hasil produksi industri. Dengan hanya menggantungkan pakan produk industri, yang harganya cenderung terus meningkat tentu keuntungan mereka terus semakin turun.

Biaya pakan menempati urutan terbesar setelah pembibitan, yaitu sekitar 70 % dari biaya operasional. Apalagi jika 75 % pakan hanya menggantungkan produk industri yang harganya cukup mahal dan

(2)

500

dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Meskipun permintaan daging sapi terus meningkat, yang biasanya juga diikuti oleh harga daging yang meningkat pula, namun tidak otomatis linier dengan tingkat keuntungan mitra. Hal ini karena kenaikkan harga daging biasanya juga diikuti oleh kenaikkan harga pakan, bahkan kenaikkan harga pakan biasanya prosentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikkan harga daging sapi.

Untuk itulah agar keuntungan mereka juga meningkat maka perlu upaya diversifikasi pakan sapi, yaitu dengan cara memproduksi sendiri konsentrat pakan sapi tersebut. Hal ini mengingat bahwa bahan baku pembuatan konsentrat pakan sapi, tersedia cukup melimpah dan proses pembuatan pakanpun juga cukup sederhana, sehingga dapat diproduksi oleh peternak sendiri. Melalui upaya ini biaya kebutuhan pakan menjadi lebih murah sehingga dengan biaya yang sama, peternak dapat meningkatkan volume pakan untuk ternaknya. Dengan kenaikan volume pakan, tentu pertumbuhanan ternak akan semakin cepat dan dengan pertumbuhan ternak yang semakin meningkat, dapat dipastikan harga jual semakin tinggi, yang berdampak pada keuntungan yang semakin tinggi pula.

Mengingat keberadaan bahan baku pakan sapi yang melimpah di Kabupaten Magetan dan sekitarnya, maka mitra mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat memproduksi sendiri konsentrat pakan sapi tersebut. Hal ini mereka lakukan agar usaha mereka tidak banyak terpengaruh oleh fluktuasi harga pakan yang tidak menentu dan bahkan cenderung terus meningkat. Dengan demikian usaha mereka terus berkembang dan semakin menguntungkan secara ekonomi.

Melalui program pengabdian ini diharapkan dapat diwujudkan: 1) Mesin produksi konsentrat pakan sapi yang efektif sehingga mitra dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi secara mandiri; 2) Peningkatan jumlah sapi mitra, dengan pakan memproduksi sendiri maka biaya operasional khususnya biaya pakan jauh lebih murah dan kapasitas produksi pakan juga dapat diatur sesuai kebutuhan; 3) Perbaikan manajemen usaha, yaitu selalu menjaga selektifitas pembibitan, menjaga rutinitas sirkulasi pembelian dan penjualan, peka terhadap situasi harga pasar, selalu melakukan pengawasan kesehatan, memberikan suplemen makanan secara berkala, dan melakukan pembukuan sesuai standart usaha; 4) Perluasan usaha, yaitu mendorong agar usahanya dapat diperluas tidak hanya penjualan sapi hidup tetapi juga diikuti pengembangan usaha pemotongan hewan atau penjualan daging; 5) Diperolehnya keuntungan yang semakin meningkat sehingga mampu meningkatkan laju pengembangan usaha mereka.

Meningkatnya produktivitas usaha penggemukan sapi ”ATHAYA” dan ”SEMPULUR” di Desa Pupus Lembeyan Magetan akan mampu membangkitkan embrio usaha sejenis disekitarnya. Hal ini akan memberikan dampak positif berupa perluasan peningkatan ekonomi, lapangan kerja dan juga menumbuhkan jiwa wirausaha baru yang mandiri. Jika usaha ini ditangani secara profesional dan di dukung oleh manajemen yang baik, mulai dari pembibitan, pengadaan pakan, pemeliharaan, penjualan, dan akses permodalan maka sangat mungkin usaha ini akan menjadi usaha besar. Apalagi jika diikuti dengan diversifikasi usaha lanjutan misalnya, pemotongan hewan dan penjualan daging, sehingga sapi hasil penggemukan tidak hanya dijual dalam keadaan sapi hidup (jogrok). Melalui upaya ini dapat dipastikan bahwa usaha mitra tidak hanya bisa memasok kebutuhan daging di tingkat lokal tapi juga kebutuhan daging di tingkat nasional.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Kerangka Pemecahan Masalah

Setelah menganalisa situasi usaha dan memperhatikan permasalahan yang dihadapi maka pemecahannya dapat diusahakan sebagai berikut: 1) Melakukan diskusi dengan mitra untuk menentukan prioritas utama kegiatan dan teknis pelaksanaan kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar dengan hasil sesuai dengan harapan mitra. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra maka prioritas utama kegiatan adalah pembuatan mesin produksi konsentrat pakan sapi yang efektif. Terkait dengan hal tersebut maka perlu disepakati bersama khususnya menyangkut kapasitas produksi yang diharapkan; 2) Melakukan perencanaan dan analisis kebutuhan alat untuk membuat mesin produksi konsentrat pakan sapi; 3) Proses manufactur dan pembuatan mesin;4) Melakukan uji coba mesin dan penyempurnaan; 5) Pengujian langsung pada mitra dan penyerahan alat; 6) Pendampingan penggunaan mesin; 7) Pendampingan produksi; 8) Pembimbingan manajemen usaha; 9) Evaluasi.

(3)

501

Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara tatap muka, yaitu secara kontinyu mendatangi usaha mitra. Teknik pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan memberi penjelasan dan pengarahan terkait dengan motivasi usaha, manajemen usaha, teknologi dan ketrampilan kerja terkait dengan penggunaan mesin. Dengan demikian secara garis besar metode yang digunakan adalah metode tanya-jawab, diskusi, demonstrasi, latihan praktek dan pendampingan pemakaian mesin produksi konsentrat pakan sapi.

Tanya-jawab dan diskusi dilakukan oleh anggota tim pelaksana dengan mitra, dengan materi sebagai berikut:

a) Memberikan motivasi usaha, motivasi penting dilakukan agar mitra selalu bersemangat dalam mengelola dan mengembangkan usahanya. Pemberian motivasi usaha diarahkan pada wawasan bahwa masih terbukanya peluang usaha sekaligus kemungkinan pengembangannya;

b) Manajemen usaha, manajemen usaha merupakan upaya tindak lanjut setelah diberikan motivasi usaha. Manajemen usaha mutlak diperlukan untuk setiap pengusaha baik pengusaha kecil, menengah maupun besar dalam rangka terus mengembangkan usaha mereka. Perbaikan manajemen usaha yang dilakukan melalui kegiatan pengabdian ini meliputi: 1) Pembimbingan dalam upaya selalu menjaga selektifitas pembibitan, menjaga rutinitas

sirkulasi pembelian dan penjualan, peka terhadap situasi harga pasar, selalu melakukan pengawasan kesehatan, memberikan suplemen makanan secara berkala, dan melakukan pembukuan sesuai standar usaha;

2) Pembimbingan dalam rangka perluasan usaha, yaitu mendorong agar usahanya dapat diperluas, yaitu tidak hanya penjualan sapi hidup tapi juga diikuti pengembangan usaha pemotongan hewan atau penjualan daging;

3) Pembimbingan untuk melakukan pembukuan secara benar termasuk kemungkinan penggunaan fasilitas komputer dan teknologi informasi.

c) Peran teknologi, peranan teknologi sangat besar dalam upaya mengembangkan usaha mitra, khususnya upaya untuk memenuhi kebutuhan konsentrat pakan sapi secara mandiri. Dalam hal ini peran teknologi sangat dominan terutama terkait dengan upaya pemenuhan kapasitas produksi maupun kualitas produksi, dimana kedua hal tersebut akan memberikan dampak nyata terhadap pengembangan usaha mitra. Pada satu sisi kebutuhan pakan terpenuhi dan pada sisi lain dengan bantuan mesin akan meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Dengan demikian kehadiran teknologi akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mitra.

Metode demonstrasi, latihan praktek dan pendampingan pemakaian mesin produksi konsentrat pakan sapi, dilakukan dengan tahapan;

a) Demonstrasi operasional mesin, metode ini dimaksudkan agar mitra betul-betul memahami bagaimana teknik operasional mesin sekaligus teknik perawatannya. Hal ini penting dilakukan agar mereka dengan segera secara mendiri mampu menggunakan mesin untuk kepentingan pemenuhan pakan sapi secara mandiri; b) Latihan praktek, latihan praktek dilakukan setelah mitra dianggap mampu dan menguasai operasional mesin. Pada tahap ini mitra dilepaskan untuk mengoperasikan mesin sedangkan peran dari tim hanya mengamati dan memberikan masukan jika terjadi kesalahan; c) Pendampingan pemakaian mesin, pendampingan dilakukan oleh tim pada saat mitra mulai menggunakan mesin produksi konsentrat pakan sapi untuk kepentingan p produksi pakan sapinya. Proses pendampingan dilakukan dengan cara melihat dan mengamati secara langsung penggunaan mesin dalam proses produksi mitra. Dalam pendampingan tersebut dilakukan pengamatan, meliputi ketrampilan dalam penggunaan mesin, kemampuan kerja mesin dan evaluasi terhadap hasil produksi konsentrat pakan sapi.

Rancangan Evaluasi

Program pengabdian ini dilaksanakan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi akan dilakukan secara kontinyu, yaitu minimal sekali dalam dua minggu. Kegiatan evaluasi dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan proses dan tahapan hasil. Tahapan proses meliputi performance mesin dan ketrampilan mitra dalam menggunakan mesin, sedangkan tahapan hasil meliputi kemampuan mitra

(4)

502

dalam mengoperasikan dan memanfaatkan mesin konsentrat pakan sapi dalam usahanya, kapasitas hasil produksi, dan kualitas produk yang dihasilkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Proses pemeliharaan sapi di usaha mitra

Proses pemeliharaan sapi secara rutin di usaha mitra dilakukan dengan alur sebagai berikut: a. Pembersihan Kotoran

1. Pembersihan kotoran dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi hari dimulai sekitar jam 07.00 WIB dan sore hari dimulai sekitar jam 14.00 WIB.

2. Proses pembersihan diawali dengan mengambil kotoran sapi menggunakan skop dan gerobak dorong, selanjutnya dikumpulkan ditempat penampungan. 3. Agar kotoran benar-benar bersih maka dilakukan proses penyemprotan pada

lantai kandang dengan menggunakan selang air. Lantai kandang terbuat dari bahan semen dan dilapis dengan karpet karet yang sangat kuat.

4. Waktu untuk membersihkan kotoran kurang lebih 1 jam b. Memandikan Ternak

1. Memandikan ternak dilakukan 1 kali sehari, yaitu dipagi hari setelah proses pembersihan kandang selesai.

2. Tempat memandikan ternak dilakukan di dalam kandang, sapi tetap berada pada posisi semula atau tidak memindahkan ikatan sapi dari tempat pengikat. 3. Proses memandikan dilakukan dengan cara menggosok badannya dan

bersamaan dengan itu dilakukan penyemprotan dengan selang air. 4. Waktu untuk memandikan kurang lebih 30 menit.

c. Pemberian Pakan

1. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi hari dimulai sekitar jam 08.00 WIB dan sore hari dimulai sekitar jam 15.30 WIB.

2. Proses pemberian pakan diawali dengan merebus air yang akan digunakan untuk mencampur konsentrat pakan sapi. Mengingat volume air yang direbus cukup banyak maka proses merebus air biasanya dilakukan mulai jam 07.00 WIB. Untuk merebus air tersebut menggunakan bahan bakar berupa kayu bakar.

3. Mengisi air dibak/ wadah tempat pemberian pakan dan minum. Wadah ini terbuat dari beton bersifat permanen yang ditempatkan didepan masing-masing sapi. Jadi di depan masing-masing sapi terdapat 2 buah bak yang berukuran besar dan kecil. Bak kecil sebagai tempat tandon minum sedangkan bak besar sebagai tempat tandon makan. Penambahan air di tandon pakan digunakan untuk mengencerkan campuran pakan.

4. Mencampur konsentrat pakan sapi pabrikan dengan air hangat. Hal ini dilakukan agar proses pencampuran pakan lebih homogen sehingga akan mudah untuk dicerna oleh perut sapi.

5. Untuk 1 ekor sapi berukuran besar, rata-rata sekali makan memerlukan 4-5 kg konsentrat ditambah 2-2,5 kg parutan ketela dan 1 gelas suplemen. Suplemen terbuat dari hasil fermentasi tetes tebu, buah (semangka, pace, pepaya, dan jambu merah), EM4 dan air.

6. Waktu untuk memberikan pakan konsentrat hingga selesai makan kurang lebih 2 jam.

7. Memberikan makan tambahan berupa jerami yang dilakukan setelah proses makan konsentrat selesai.

d. Pemeliharaan Kesehatan

1. Guna mempercepat proses pertumbuhan maka perlu dilakukan pemeliharaan kesehatan khususnya dari gangguan pencernakan yang disebabkan oleh cacing. 2. Pemberian obat cacing dilakukan 2 minggu sekali, yaitu dengan menggunakan

obat cacing yang biasa digunakan untuk manusia.

3. Suntikan antibiotik baru dilakukan jika hewan ternak terkena gangguan kesehatan.

(5)

503

2. Mesin produksi konsentrat pakan sapi

Berdasarkan hasil kesepakatan dengan mitra, bahwa untuk memenuhi konsentrat pakan sapi secara mandiri maka diperlukan mesin berkapasitas besar dengan penggerak 8 HP. Mesin yang dibuat terdiri dari 2 unit mesin pencacah dan 1 unit mesin penepung. Mesin pencacah diberikan kepada masing-masing mitra, mengingat semua jenis bahan baku konsentrat pakan sapi harus melalui proses pada mesin pencacah ini. Sedangkan untuk mesin penepung dapat dipakai oleh mitra secara bergantian, hal ini karena tidak semua bahan baku pakan sapi dihaluskan menjadi tepung. Jadi hanya bahan baku yang mempunyai sifat keras yang perlu dihaluskan, misalnya biji jagung. Namun biji jagung sebelum dilakukan proses penepungan harus dilakukan proses pencacahan terlebih dahulu pada mesin pencacah. Hal ini dilakukan guna mempercepat proses penepungan.

Mengingat keterbatasan anggaran yang ada maka proses pencampuran akan dilakukan secara manual. Hal ini karena tingkat kesulitan dari proses pencampuran yang tidak terlalu tinggi sehingga masih memungkinkan dikerjakan secara manual.

3. Desain dan rancang bangun

Hasil kajian yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan desain dan rancang bangun mesin tersebut sehingga benar-benar mampu menjadi solusi untuk memproduksi sendiri konsentrat pakan sapi. Berdasarkan pengkajian tersebut diperoleh kesimpulan, yaitu menciptakan mesin konsentrat pakan sapi yang efektif, berupa mesin pencacah dan penepung. Kedua jenis mesin tersebut masing-masing digerakkan dengan mesin diesel 8 HP, mesin pencacah berkapasitas 200 kg/jam sedangkan mesin penepung berkapasitas 20 kg/jam.

4. Pembuatan model dan Pabrikasi

Pembuatan model merupakan upaya tindak lanjut setelah didapatkan desain dan rancang bangun dari mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung) yang tepat. Kedua jenis mesin tersebut masing-masing berkapasitas 200 kg/jam dan 20 kg/jam yang digerakkan oleh mesin diesel 8 HP. Adapun spesifikasi mesin coper/ pencacah, sebagai berikut: daya motor 8 HP; kapasitas 200 kg/jam bahan pakan sapi; putaran mesin 2600 rpm; dimensi mesin tinggi 1000 mm, lebar 500 mm, panjang 1000 mm.

Sedangkan mesin diskmill/ penepung, dengan spesifikasi, sebagai berikut: daya motor 8 HP; putaran mesin 2600 rpm; kapasitas mesin 20 kg/jam bahan pakan sapi; dimensi mesin tinggi 1000 mm, lebar 500 mm, panjang 800 mm.

5. Pengujian mesin

Pengujian mesin dimaksudkan untuk menjamin bahwa mesin benar-benar siap digunakan dengan hasil sesuai dengan apa yang di harapkan. Pengujian mesin dilakukan di laboratorium Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo, yaitu menggunakan bahan ketela pohon dan biji jagung, sesuai dengan bahan baku pakan sapi yang akan diproduksi. Pengujian dilakukan dalam satu tahapan proses, yaitu selama total waktu kurang lebih 30 menit. Fokus pengamatan adalah kerja mesin pada setiap komponen, hasil produksi cacahan dan tepung pakan sapi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji coba untuk kedua mesin tersebut, diperoleh bahwa kedua mesin dapat bekerja dengan baik, yang ditandai dengan adanya stabilitas kerja mesin, kemampuan mesin dalam produksi baik kuantitas maupun kualitas produk yang dihasilkan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut bahwa kedua jenis mesin yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

(6)

504

6. Penyerahan dan pelatihan penggunaan Mesin

Setelah yakin bahwa mesin yang dihasilkan sesuai dengan harapan, maka tahap selanjutnya adalah penyerahan mesin kepada mitra. Saat ini keseluruhan mesin sudah dapat diselesaikan dan sudah diserahkan kepada mitra, yaitu pada tanggal 20 Juli 2016. Mesin yang diserahkan terdiri dari 2 unit mesin coper/ pencacah masing-masing berkapasitas 200 kg/jam dan 1 unit mesin penepung berkapasitas 20 kg/jam. Kedua jenis mesin digerakkan dengan mesin diesel masing-masing 8 HP. Setelah mesin diserahkan, langsung diikuti dengan pelatihan operasional penggunaan mesin maupun cara perawatan mesin. Upaya ini wajib dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja dan juga untuk menjaga keawetan/ umur mesin. Dengan perawatan yang baik sesuai dengan prosedur standar operasional yang benar maka mesin akan lebih berdaya guna secara maksimal. Harapan utamanya adalah agar mitra segera dapat memanfaatkan mesin tersebut untuk kepentingan usahanya.

7. Pelatihan operasional mesin

Setelah mesin diserahkan, langsung diikuti dengan pelatihan operasional penggunaan mesin maupun cara perawatan mesin. Upaya ini wajib dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja dan juga untuk menjaga keawetan/ umur mesin. Dengan perawatan yang baik sesuai dengan prosedur standar operasional yang benar maka mesin akan lebih berdaya guna secara maksimal. Harapan utamanya adalah agar mitra segera dapat memanfaatkan mesin tersebut untuk kepentingan usahanya.

8. Pendampingan dan evaluasi produksi pakan sapi

Setelah mitra memahami dan menguasai operasional mesin, langkah selanjutnya adalah melakukan pendampingan dan evaluasi secara periodik terkait dengan operasional mesin. Evaluasi difokuskan dalam tiga hal, yaitu ketrampilan pemakaian mesin, kemampuan kerja mesin dan hasil produksi bahan baku pakan sapi yang di hasilkan. Berdasarkan evaluasi terkait dengan ketiga hal tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Evaluasi terhadap ketrampilan pemakain mesin

Mitra sudah memahami cara mengoperasikan mesin dan perawatan mesin. Mitra juga sudah cukup trampil dalam mengoperasikan mesin produksi bahan baku konsentrat pakan sapi secara mandiri. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa mitra mampu memproduksi konsentrat pakan sapi secara mandiri dengan memanfaatkan mesin yang telah mereka miliki.

(7)

505

b. Evaluasi terhadap kemampuan kerja mesin

Evaluasi terhadapa kemampuan kerja mesin perlu dilakukan guna memastikan bahwa mesin dapat dipakai secara optimal, baik kapasitas, kualitas, maupun performa mesin. Setelah dipakai kurang lebih selama 1 bulan operasi, diperoleh hasil bahwa semua komponen mesin berfungsi dengan baik, yang ditandai dengan adanya stabilitas gerak dan kerja mesin. Kedua mesin baik pencacah (coper) maupun mesin penepung (diskmill) masing-masing mampu memproduksi bahan baku pakan sapi dengan spesifikasi produk dan kapasitas sesuai dengan yang direncanakan.

c. Evaluasi terhadap produksi bahan baku konsentrat pakan sapi

Evaluasi terhadap hasil produksi bahan baku konsentrat pakan sapi, menunjukkan hasil yang sangat baik, baik ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitas produksi.

Untuk segi kuantitas, mesin pencacah (coper) mampu menghasilkan 200 kg/jam cacahan bahan baku pakan sapi dengan diameter cacahan maksimak 5 mm. Diameter cacahan tergantung dari jenis bahan baku yang dicacah dan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk cacahan ketela basah tidak perlu harus menjadi tepung, mengingat sifatnya yang getas dan tidak keras. Untuk mesin penepung (diskmill) mampu menghasilkan 20 kg/jam tepung bahan baku pakan sapi. Mesin ini meskipun penggeraknya sama dengan mesin pencacah (coper) namun kapasitas yang dihasilkan jauh lebih kecil hal ini karena proses kerja penepungan memerlukan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan proses mencacah dan tidak semua bahan baku harus dihaluskan menjadi tepung.

Dengan kapasitas tersebut akan menjamin bahwa mitra mampu memenuhi kebutuhan bahan baku pakan sapi secara mandiri meskipun dengan peningkatan jumlah ternak. Bahkan mitra mempunyai peluang yang sangat luas untuk memproduksi konsentrat pakan sapi dan menjualnya ke peternak lain.

Sedangkan untuk kualitas produk konsentrat pakan sapi yang dihasilkan, menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Sapi sangat menyukai produk yang dihasilkan, terbukti setiap pakan yang diberikan selalu habis dan tidak tersisa. Hal ini menunjukkan bahwa sapi dengan cepat mampu beradaptasi dengan pakan yang baru. Dengan komposisi pakan sesuai dengan arahan tim, maka telah memenuhi semua unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan sapi secara maksimal.

9. Peningkatan kapasitas produksi pakan sapi

Mengingat peluang usaha yang masih sangat luas dan bahan pakan sapi dapat memproduksi sendiri maka mitra punya peluang yang sangat besar untuk meningkatkan produksinya. Upaya peningkatan kapasitas produksi dilakukan setelah mendapatkan formula komposisi konsentrat pakan sapi yang tepat. Upaya yang dilakukan oleh mitra adalah mencoba berbagai pola kombinasi bahan baku pakan sapi yang murah, mudah didapat dan tetap memenuhi nutrisi yang diperlukan untuk percepatan pertumbuhan sapi.

Berdasarkan upaya-upaya tersebut diperoleh kesimpulan formulasi konsentrat pakan sapi yang tepat, yaitu murah, mudah didapat, nutrisi terpenuhi, dan disukai sapi adalah seperti arahan awal dari tim. Formula tersebut adalah:

(8)

506

a. Sumber serat kasar, dapat menggunakan kulit kacang tanah, tongkol jagung, dan kulit kopi atau perpaduan ketiga bahan tersebut, dengan prosentase sebesar 52 %.

b. Sumber energi, dapat menggunakan bekatul atau ketela, dengan prosentase sebesar 25 % dan tetes tebu sebesar 2 %.

c. Sumber protein, dapat menggunakan bungkil kedelai atau tepung ikan dengan prosentase sebesar 20 %.

d. Sumber mineral, dapat menggunakan garam dapur sebesar 0,5 %.

e. Vitamin, vitamin bermanfaat untuk menjaga kesehatan, menambah nafsu makan, dan menghilangkan bau pada kotoran, dapat menggunakan EM 4, dengan prosentase sebesar 0,5 %.

Dengan formula tersebut maka keuntungan yang diperoleh oleh mitra, yaitu untuk 1 kwintal konsentrat adalah Rp. 350.000 - Rp. 188.926 = Rp. 161.075 atau mampu menghemat sebesar 46 %. Dengan rata-rata konsumsi untuk setiap sapi perhari 10 kg, maka dalam 1 bulan biaya pakan, untuk produk industri sebesar 10 kg x 30 hr x Rp. 3.500 = Rp. 1.050.000. Sedangkan biaya pakan produksi sendiri sebesar 10 kg x 30 hr x Rp. 1.889 = Rp. 566.700. Dengan demikian untuk setiap ekor sapi dalam 1 bulan mampu menekan biaya sebesar Rp. 1.050.000 - Rp. 566.700 = Rp. 483.300.

Melalui upaya diversifikasi produk pakan sapi ini, mitra punya peluang untuk menambah jumlah ternaknya, mengingat pakan sapi sudah tidak menjadi masalah lagi bagi mitra. Peluang yang lain adalah adanya kesempatan yang cukup luas bagi mitra untuk menjual produk olahan pakan sapi yang mereka hasilkan ke peternak yang lain. Dengan demikian akan membuka peluang usaha baru, berupa penjualan produk konsentrat pakan sapi.

10. Perbaikan manajemen usaha dan Perluasan Pasar

Untuk perbaikan manajemen usaha dan perluasan pasar, upaya yang dilakukan oleh tim bersama mitra, diantaranya:

a. Memberikan saran dan motivasi agar selalu menjaga selektifitas pembibitan, menjaga rutinitas sirkulasi pembelian dan penjualan, peka terhadap situasi harga pasar, selalu melakukan pengawasan kesehatan, memberikan suplemen makanan secara berkala, dan melakukan pembukuan sesuai standart usaha.

b. Pembimbingan perluasan usaha, yaitu mendorong agar tidak hanya menjual sapi hidup hasil penggemukan namun perlu diikuti pengembangan usaha pemotongan hewan atau penjualan daging. Terkait dengan peluang tersebut meskipun belum secara mandiri melakukan usaha pemotongan namun mitra telah mampu menjalin kerjasama dengan industri pemotongan heman yang ada di Kabupaten Nganjuk. Berkat kerjasama tersebut, mitra dapat menyediakan minimal 2 ekor sapi setiap hari. Hal ini tentu merupakan sebuah peluang usaha baru.

c. Perluasan usaha lain yang juga dilakukan oleh mitra adalah menyediakan bibit sapi unggul yang langsung diperjual belikan kepada masyarakat petani. Upaya ini berjalan cukup lancar, rata-rata penjualan 5-10 ekor setiap minggu. Adapun bibit sapi didatangkan dari daerah Wonogiri, Blitar, dan Probolinggo.

d. Pembimbingan pembukuan, pelaksanakan pembukuan mulai ditertibkan kembali, yaitu selain menggunakan pembukuan munual juga sudah dicoba menggunakan fasilitas computer. Dalam upaya perluasan pasar, mitra juga telah memanfaatkan media social yaitu Whatsapp dan facebook.

11. Evaluasi kegiatan

Evaluasi kegiatan yang dimaksudkan adalah evaluasi secara umum terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, yang dibagi dalam dua tahapan, yaitu tahapan proses dan tahapan hasil.

Evaluasi tahapan proses; diawali dari proses desain dan rancang-bangun dari mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung), uji coba mesin sampai dengan proses produksi bahan konsentrat pakan sapi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat performa dari mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung) yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil evaluasi bahwa mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung) berfungsi secara optimal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua jenis mesin tersebut bekerja

(9)

507

dengan baik, kapasitas dan kualitas produksi sesuai dengan yang direncanakan. Selama proses uji coba dan operasional produksi, berjalan dengan lancar dan hampir tidak ada kendala yang berarti terkait dengan fungsi mesin.

Evaluasi tahap hasil diawali setelah tahapan proses, indikator keberhasilan pada tahapan ini dapat dilihat sejauhmana mitra mampu mengoperasikan dan memanfaatkan mesin produksi pakan sapi dalam usahanya. Berdasarkan pemantauan tim selama kegiatan berlangsung, menunjukkan adanya keiinginan dari mitra yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat perhatian mitra dalam mengikuti tahapan-tahapan kegiatan ini, mulai penyampaian motivasi usaha, manajemen usaha sampai kegiatan praktek lapangan. Tingkat perhatian mitra juga terlihat dengan adanya diskusi yang muncul selama kegiatan berlangsung. Antosiasme mitra cukup beralasan karena nampaknya kegiatan ini merupakan solusi terhadap permasalahan pakan yang mitra hadapi. Melalui kegiatan ini pula muncul berbagai peluang yang dapat mitra kembangkan dalam memperbesar usaha mereka.

12. Pendorong

Secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian ini berjalan dengan lancar. Kelancaran program ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Keinginan yang kuat dari mitra untuk memproduksi pakan sapi secara mandiri. Hal ini karena, selama ini 75% pakan menggantungkan produk industri yang harganya cukup mahal dan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Biaya pakan menempati urutan terbesar setelah pembibitan, yaitu sekitar 70 % dari biaya operasional. Meskipun permintaan daging sapi terus meningkat, yang biasanya juga diikuti oleh harga daging yang meningkat pula, namun tidak otomatis linier dengan tingkat keuntungan mitra. Hal ini karena kenaikkan harga daging biasanya juga diikuti oleh kenaikkan harga pakan, bahkan kenaikkan harga pakan biasanya prosentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikkan harga daging sapi.

b. Dengan adanya mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung) ini akan berdampak positip terhadap pengembangan usaha mitra kedepan, karena disamping untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga dapat dijual ke peternak lain. Dengan adanya peluang tersebut maka akan semakin menggairahkan semangat usaha mereka.

c. 13. Kendala

Dalam pelaksanaan kegiatan, ada sedikit kendala yang dihadapi, namun dengan diskusi bersama mitra kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Kendala tersebut adalah adanya perubahan mesin yang direncanakan, yang semula mesin penepung dan pencampur setelah berdiskusi bersama mitra bergeser menjadi mesin pencacah dan penepung. Demikian juga daya mesin, yang semula 5 HP menjadi 8 HP. Perubahan tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan khususnya terkait dengan tingkat urgensi mesin yang diperlukan. Namun karena diskusi bersama mitra telah dilakukan sebelum perancangan mesin, maka kendala tersebut dapat di selesaikan dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi bahwa mesin produksi konsentrat pakan sapi (pencacah dan penepung) berfungsi optimal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua mesin tersebut bekerja dengan baik, kapasitas dan kualitas produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan. Mitra saat ini sudah dapat mencukupi kebutuhan konsentrat pakan sapi secara mandiri dan berusaha untuk dapat memproduksi secara masal guna menjualnya ke peternak lain.

Melalui kegiatan ini mitra mampu menghemat biaya pakan sebesar sebesar 46%, dengan nilai penghematan untuk setiap ekor sapi dalam 1 bulan sebesar Rp. 1.050.000 - Rp. 566.700 = Rp. 483.300,-

Saran-saran

1. Perlu adanya kepedulian dari para akademisi (Perguruan Tinggi) dalam rangka mengembangkan usaha mitra, baik berupa pemikiran maupun informasi teknologi baru yang terjangkau dalam rangka pengembangan usahanya.

(10)

508

2. Perlu adanya dukungan, baik dari instansi pemerintah maupun swasta terkait dengan dana, sarana, dan prasarana pendukung usahanya.

3. Perlunya program pengabdian yang berkelanjutan, khususnya upaya pemanfaatan kotoran sapi sebagai biogas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Pengabdian Nomor: 108/SP2H/PPM/DRPM/II/2016, tanggal 17 Februari 2016 dan/atau Nomor: 166/SP2H/PPM/DRPM/III/2016, tanggal 10 Maret 2016 .

DAFTAR PUSTAKA

G. Niemen, 1996, ”Elemen Mesin, Jilid I Desain dan Kalkulasi Sambungan Bantalan dan Poros” , Erlangga, Jakarta

Jac. Stolk, C. Kros, 1986, ”Elemen Mesin, Konstruksi dan Bangunan Mesin”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Joseph E. Sigly, 1991, ”Perencanaan Teknik Mesin” ,Erlangga, Jakarta. Niemann G. , 1986, ”Elemen Mesin”, Erlangga Jakarta.

Shigley E. J. dan Mitchel D. L.,1998, ”Perencanaan Teknik Mesin”, Erlangga Jakarta . Stolk Jac Ir dan Kros C. Ir., 1986 ,”Elemen Mesin”, Erlangga Jakarta.

Suga, Kiyokatsu dan Sularso, 1978, ”Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”, Jakarta : Pradnya Paramita.

Sukrisno umar, 1984 ,”Bagian-Bagian Mesin dan Merencana”, Erlangga Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Bukti dari peningkatan keterampilan menghitung volume bangun ruang siswa dapat diketahui dari nilai atau hasil tes keterampilan menghitung volume bangun ruang yang telah

Dengan di temukannya gejala-gejala penyakit pada gigi dan mulut dan metode inferensi yang digunakan forward chaining yang timbul atau tampak maka akan mempermudah dalam

bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Perubahan nomenklatur

Dalam kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2014, Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja

Sir John Hershel, salah satu dari astronomer besar di Inggris, dan orang yang dianggap oleh banyak orang sebagai bapak astronomi modern, melaporkan bahwa ia telah

Tiara Delfi (2014) menyatakan hubungan kompensasi dengan pencegahan fraud yaitu dengan adanya sistem kompensasi yang sesuai maka pegawai atau karyawan dapat

Hasil Penghitungan Perolehan Suara dari seluruh TPS dilaporkan KPUM kepada PRESMA untuk diberikan Penetapan Perolehan Suara dalam sidang pleno terbuka yang dihadiri oleh