• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kunci Pintu Otomatis

Kunci pintu otomatis merupakan sebuah teknologi kunci pintu dimana untuk cara kerjanya dapat dilakukan dengan cara tidak biasa. Kunci pintu otomatis sendiri merupakan salah satu bentuk kontrol akses untuk sistem buka kunci pintu. Biasanya sistem ini sering diterapkan pada gedung - gedung perkantoran yang menggunakan kartu identitas agar pintu bisa terbuka, dimana kartu identitas berisi data unix sebagai kontrol akses pintu [17]. Umumnya sistem kunci otomatis menggunakan kontrol akses fisik seperti menggunakan sidik jari, password, ketukan, RFID bahkan menggunakan jaringan internet [12].

Kunci pintu otomatis yang ada di pasaran menggunakan alat pengunci yang beroperasi dengan arus listrik, kunci listrik ini dibuat agar dapat dihubungkan ke sistem kontrol akses. Salah satu contoh kunci elektrik yang sering digunakan adalah solenoid door lock. Solenoid door lock memiliki prinsip kerja dengan memanfaatkan medan magnet untuk membuka pintu, Di dalam solenoid terdapat kawat yang melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik mengalir melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang akan menarik inti besi ke dalam[18].

2.2 QR Code (Quick Response Code)

QR code (Quick Response code) merupakan sebuah produk dagang berjenis barcode matrix 2 dimensi yang pertama kali dirancang pada tahun 1994 untuk industri otomotif di jepang. Barcode merupakan machine-readable yang berisi informasi tentang item yang dilampirkan. Umumnya kode QR berisi data lokasi, identitas, atau pun berisikan halaman website atau aplikasi. Kode QR menggunakan empat standar encoding yakni numerik, alfanumerik, byte/biner dan kanji untuk menyimpan data secara efisien [10]. Untuk Tampilan QR dapat dilihat pada gambar 2.1, secara statistik kode QR dapat

(2)

menyandingkan jumlah data yang sama di sekitar sepersepuluh ruang penyimpanan yang digunakan pada barcode traditional 1 dimensi.

Gambar 2.1 Example QR Code

Arsitektur kode QR berisi area yang ditentukan sebagai reversed function, agar mudah dipahami pembaca dan pengguna untuk mengetahui tujuan, pola fungsional, perancangan dan penggunaan quick response code (QR). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2, kode QR terdiri dari berbagai area yang disediakan untuk tujuan tertentu [7]. Pola pencari, pola pemisah, pengaturan waktu dan pola pelurusan menentukan pola fungsi, yang tidak digunakan untuk menyadikkan data [7].

Gambar 2. 2 Arsitektur QR code[1]

Masing – masing fungsi area patterns diatas dapat dilihat dibawah ini :

 Finder patterns : tiga buah persegi yang terletak pada bagian kiri, kiri bawah dan kanan atas digunakan agar decoder mudah dalam mengidentifikasi posisi,

(3)

ukuran dan kecenderungan kode QR memastikan keterbacaan yang cepat dan dikenal sebagai finder patterns [7]. Finder patterns dapat dilihat sebagai tiga buah persegi yang ditumpangkan dan dibangun dari 7 x 7 dark module, light module 5 x 5 dan dark module 3 x 3 [8]. Rasio perbandingan lebar modul dari setiap pola adalah 1: 1: 3: 1: 1 [16].

 Module containing data: satu atau lebih blok kecil yang didistribusikan di seluruh kode pembawa data dan mengoreksi eror [1]. Pada gambar 2.2 blok-blok ini direpresentasikan dalam warna hijau dan hitam.

 Alignment patterns: warna hijau dan abu - abu menggambarkan perataan pola [1], pada gambar 2.2 koordinat pusat di identifikasi untuk memperbaiki distorsi pada symbol [16].

 Quiet zone: Margin yang diperlukan untuk membaca kode QR dan membuatnya lebih mudah untukodecoder dalam mengidentifikasi kode di antara sisa gambar disebut quiet zone [16].

 Format informasi: Warna merah muda pada gambar menggambarkan area yang mencakup format informasi dari kode QR tertentu yang dihasilkan. String format memiliki panjang 15-bit yang berisi level koreksi kesalahan dan mask patterns[1].

 Timing patterns: Garis kuning menunjukkan pola pengaturan waktu, yang bertindak sebagai pemisah untuk tiga pencari pola. Ini membantu untuk mendeteksi posisi setiap sel dalam kode QR[1].

 Version information: Warna biru pada ditunjukkan pada gambar 2.2 berisi informasi versi kode QR. Versi dapat di dalamnya bervariasi dari versi 1 hingga versi 40, masing-masing memiliki empat modul dalam arah horisontal dan vertikal[1].

2.3 Sensor GM65 (QR scanner)

Sensor GM65 merupakan modul QR scanner yang memiliki high performance dalam pemindaian, sensor ini dapat membaca kode batang 1D dan kode batang 2D dengan kecepatan yang tinggi. Dari segi kecepatan dalam memindai kode linier modul ini lebih cepat, bahkan untuk kode batang pada kertas atau layar. Modul GM65 adalah algoritma decoding kode bar canggih yang dikembangkan pada algoritma pengenalan gambar, dapat dengan mudah dan akurat membaca kode batang, menyederhanakan

(4)

pengembangan sekunder. MG65 bekerja stabil di kisaran suhu gelap dan besar [6]. Sensor GM-65 mempunyai keluaran sensor berupa heksadesimal yang harus diubah oleh microcontroller Arduino menjadi sebuah karakter teks ASCII. Dalam kaidah nya sensor tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini disebabkan sensor GM-65 tidak hanya dapat mendeteksi barcode 2 dimensi melainkan 1 dimensi. Communication interface dari sensor GM-65 dengan menggunakan SD-MG1S02 yang dapat menerima basis data, modul control dan mengatur parameter fungsional dengan TTL-232[6]. Series Communication interface dari Sensor GM-65 dengan PC atau hardware menggunakan TTL-232 dan diperlukan sirkuit pengganti untuk RS-232. Terdapat 3 cara communication interface yaitu series communication interface, USB Interface, USB Virtual Serial Port. Adapun untuk Spesifikasi dari sensor GM65 dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1. 1 Spesifikasi Sensor GM65[6]

1 Operating Voltage DC 4.2 - 6.0V

2 Standby Current 30mA

(5)

4 Sleep Current 3mA

5 Light White light

6 Capture Light Red Light

7 Scan Angle Roll:0-360°, Pitch:±65°,Yaw:±

60°

8 Resolution 648x 488

9 Scanning Angle 35°(Inclination,28°(

Elevation)

Modul GM65 memiliki dimensi 21,4 mm x 11,8 mm x 46,8 mm, untuk bentuk fisik dan dimensi modul GM65 lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.3 dan gambar 2.4.

Gambar 2. 3 Sensor GM65 module (QR Scanner)[6]

(6)

2.4 Arduino Mega 2560

Arduino merupakan microcontroller yang memiliki komponen utama yakni sebuah microprocessor dengan jenis AVR yang di buat oleh perusahan Atmel. Arduino memiliki banyak sekali varian salah satunya adalah Arduino MEGA bertipe 2560 seperti gambar 2.5, tipe ini adalah salah satu microcontroller berbasis Arduino dengan chip ATMega2560. Arduino Mega 2560 memiliki 54 buah pin digital I/O (terdiri dari 15 pin PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port). Board ini dilengkapi dengan oscillator sebesar 16 MHz, Port USB, Power jack DC, ICSP header, dan reset button [15]. Untuk spesifikasi dari Arduino Mega 2560 dapat dilihat pada tabel 1.2.

Gambar 2. 5 Arduino Mega 2560[14]

Tabel 1. 2 Spesifikasi Arduino Mega 2560[15]

Komponen Spesifikasi

Chip Microcontroller ATmega2560

Operating Voltage 5V

Input Voltage 7-12V (direkomendasikan) Input Voltage (limits) 6-20V

Digital I/O Pins 54 (14 diantaranya menyediakan keluaran PWM)

Analog Input Pins 16

DC Current per I/O Pin 40 mA DC Current for 3.3V Pin 50 mA

Flash Memory 256 KB ( 8 KB digunakan untuk bootloader )

(7)

SRAM 8 KB

EEPROM 4 KB

Clock Speed 16 MHz

Dimension 101.5 mm x 53.4 mm

2.5 Modul Ethernet W5100

Ethernet shield W5100 merupakan sebuah module yang diproduksi oleh perusahan Wiz net. W5100 ini dapat ditambahkan pada beberapa board microcontroller agar dapat terhubung dengan jaringan internet melalui kabel LAN, salah satunya yakni Arduino. Ethernet shield W5100 merupakan modul Ethernet yang menggunakan chip Wiznet W5100. selain itu modul Ethernet ini juga dilengkapi dengan sebuah slot micro-SD yang dapat digunakan untuk menyimpan file yang dapat diakses melalui jaringan. Untuk dapat berkomunikasi dengan Arduino pada Ethernet shield w5100 menggunakan bus SPI (serial peripheral interface). Kemudian untuk menghubungkan Ethernet shield dengan jaringan, diperlukan pengaturan dasar yakni pada Ethernet harus diberi alamat MAC Address dan IP address. Untuk setting alamat IP bergantung pada konfigurasi jaringan yang digunakan, pada setting IP address juga dapat dilakukan menggunakan DHCP (dynamic host configuration protocol) untuk menentukan IP secara dinamis. Bentuk fisik dari Ethernet shield dapat dilihat pada gambar 2.6.

(8)

2.6 Android

Android merupakan sebuah sistem operasi yang bersifat open source berbasis Linux dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh (touchscreen) seperti smartphone dan tablet. Android dikembangkan oleh Android,inc. dengan didukung oleh google. Sistem operasi android secara resmi dirilis pada tahun 2007 [11]. Android memungkinkan penggunanya untuk dapat memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang diperoleh dari toko aplikasi ataupun dengan membuat aplikasi sendiri.

Aplikasi android umumnya dikembangkan dalam bahasa pemrograman java dengan menggunakan perangkat lunak android (SDK). SDK*ini terdiri dari perangkat development, termasuk debugger, software library, emulator target, handset berbasis QEMU, dokumentasi, sample code dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools (ADT). Perkakas*pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform [13][14].

2.7 Aplikasi POCKET ITERA

Aplikasi Pocket ITERA merupakan aplikasi yang dibuat oleh UPT TIK Institut Teknologi Sumatera. Aplikasi ini dibuat guna memudahkan civitas akademik di lingkungan ITERA untuk mengakses informasi dan layanan akademik. Pada aplikasi POCKET ITERA terdapat fitur-fitur terkait informasi dan pelayanan akademik seperti, fitur akademik, lapor kondisi kesehatan, help desk, Itera news, izin kegiatan, e learning, transkrip nilai dan lain-lain. Dalam pengembangannya POCKET ITERA telah mengalami beberapa kali peningkatan versi, dimana peningkatan ini dilakukan untuk memperbaiki bug ataupun untuk menambahkan fitur-fitur terbaru untuk menunjang kegiatan di lingkungan kampus ITERA. POCKET ITERA sendiri untuk saat ini baru dikembangkan untuk sistem operasi berbasis android, sedangkan untuk sistem operasi lain POCKET ITERA belum didukung. Tampilan POCKET ITERA dapat dilihat pada gambar 2.7.

(9)

Gambar

Tabel 1. 1 Spesifikasi Sensor GM65 [6]
Gambar 2. 3 Sensor GM65 module (QR Scanner) [ 6]
Tabel 1. 2 Spesifikasi Arduino Mega 2560 [15]
Gambar 2. 6  Ethernet shield W5100 [3]
+2

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam sebuah disebutkan: Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Pada saat malam pertama bulan Ramadhan tiba maka setan-setan dibelenggu begitu juga

.HLNXWVHUWDDQ SHNHUMD GDODP SHPED\DUDQ LXUDQ DWDX SUHPL PHQMDGL GDVDU NHEHUODNXDQ 3DVDO D\DW DWDX 3DVDO D\DW 88 .HWHQDJDNHUMDDQ 'HPLNLDQ SXOD GHQJDQ GLNHWDKXLQ\D MXPODK NRPSRQHQ

Struktur 3D protein RNAP subunit beta M tuberculosis dapat dilihat pada Gambar 13, dapat dilihat ada perubahan struktur protein akibat mutasi yang terjadi yang ditandai

Hasil analisis regresi sederhana menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,009 (ρ < 0,01) dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yang

Faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan wajib pajak hotel oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu, yaitu antara lain faktor pendukung pelayanan wajib pajak hotel

Tangkahan merupakan salah satu pintu masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser dengan berbagai macam atraksi alam yang akhir-akhir ini semakin memikat wisatawan baik domestik maupun

Metode bottom-up dalam penerapan BUMDes Tirta Mandiri ini dapat terlihat dari, pertama adanya bentuk dari kemitraan yang didasari oleh keinginan pemerintah dan

Jika memiliki lebih satu jenis pesawat, maka harus dibuat dalam ruang terpisah dengan luas ukuran memenuhi persyaratan ukuran ruang minimal atau diberi perisai