• Tidak ada hasil yang ditemukan

PORTAL IMBA (INFORMASI MENGENAI BENCANA DI TEMPAT WISATA), UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS DALAM RISIKO BENCANA DI TEMPAT WISATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PORTAL IMBA (INFORMASI MENGENAI BENCANA DI TEMPAT WISATA), UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS DALAM RISIKO BENCANA DI TEMPAT WISATA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

i

PORTAL IMBA

(INFORMASI MENGENAI BENCANA DI TEMPAT WISATA),

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS

DALAM RISIKO BENCANA DI TEMPAT WISATA

Esai

Disusun untuk mengikuti Olimpiade Geografi Nasional UGM 2018 dengan Tema “Upaya Peningkatan Kapasitas Masyarakat melalui Manajemen Bencana menuju

Indonesia Tangguh Bencana”

Dibuat oleh:

Jamal Habibur Rahman (0000376883/157657) Yudhistira Adhien Susetya (0027636038/178622)

SMA TARUNA NUSANTARA

JALAN RAYA PURWOREJO KM 5 (0293) 364195

taruna-nusantara-mgl.sch.idadmin@taruna-nusantara-mgl.sch.id

KABUPATEN MAGELANG

(2)

ii Risiko Bencana di Tempat Wisata

2. Ketua

a. Nama : Jamal Habibur Rahman

b. NISN/NIS : 0000376883/157657

c. Kelas : XII

d. Alamat Rumah : Perum Permata Hijau RT 4 RW 4 C. 34 Kab. Rembang, Jawa Tengah 59251. (0295) 6998079 / 081 5775 8910 e. Alamat Surel : jamalhabibur@hotmail.com 3. Anggota

a. Nama : Yudhistira Adhien Susetya b. NISN/NIS : 0027636038/178622 4. Guru Pendamping

a. Nama : Rudi Adi Susanto, S.Pd

b. NIP : -

c. Alamat Rumah : Komplek SMA Taruna Nusantara P. 49. Jalan Raya Purworejo KM 5, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56172

Magelang, 26 November 2017

Guru Pendamping

Rudi Adi Susanto, S.Pd

Ketua Kelompok

Jamal Habibur Rahman NIS. 157657 Menyetujui,

Kepala SMA Taruna Nusantara

Drs. Usdiyanto, M.Hum NIP. 19600904 198312 1 004

(3)

1

Portal IMBA (Informasi Mengenai Bencana di Tempat Wisata), Upaya Peningkatan Kapasitas dalam Risiko Bencana di Tempat Wisata

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki risiko bencana yang tinggi sebagai akibat dari keadaan alam yang mengakibatkan timbulnya bahaya (high hazard), kerentanan sosial yang tinggi (high vulnerability), dan juga kapasitas masyarakat yang belum terlalu memadai (low society capacity). Menurut data WorldRiskIndex yang dirilis oleh United Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS), Indonesia menjadi negara ke-36 dari 173 negara yang paling berisiko bencana, dengan indeks risiko bencana mencapai 10,24%. Menurut data ini, 19,36% penduduk Indonesia terekspos langsung oleh sumber bencana. Sementara itu, tingkat kerawanan (vulnerability) masyarakat Indonesia memiliki nilai yang tinggi sebesar 52,87%, bahkan lebih tinggi dari Filipina (50,90%) yang menempati urutan ke-3 sebagai negara paling berisiko. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah tingginya nilai indeks lack of coping capacities (rendahnya kapasitas penanganan untuk mengurangi dampak negatif) yang mencapai 79,49%. Negara yang dapat dijadikan pedoman untuk Indonesia adalah Yunani, karena memiliki indeks exposure yang kurang lebih sama dengan Indonesia (21,11%) tetapi memiliki indeks vulnerability yang lebih rendah sebagai hasil dari upaya pengurangan kerentanan bencana. Hal ini yang perlu diperhatikan dan bahkan ditiru agar indeks risiko bencana Indonesia dapat diturunkan yang menunjukkan baiknya upaya mitigasi bencana di Indonesia.

Tabel 1.

Data WorldRiskIndex beberapa negara terpilih Urutan Negara WorldRiskIndex Exposure Vulnerability Susceptibility Lack of coping

capacities Lack of adaptive capacities 1 Vanuatu 36,28% 63,66% 56,99% 34,90% 81,16% 54,90% 3 Filipina 26,70% 52,46% 50,90% 31,83% 80,92% 39,96% 17 Jepang 12,99% 45,91% 28,29% 17,82% 38,04% 29,00% 36 Indonesia 10,24% 19,36% 52,87% 30,09% 79,49% 49,04% 76 Yunani 6,70% 21,11% 31,76% 18,01% 50,24% 27,03% Sumber: WorldRiskReport 2016 (2016: 64-66)

(4)

Berdasarkan latar belakang tersebut, Indonesia membutuhkan sebuah metode peningkatan kapasitas bencana yang tepat sasaran dan tepat guna untuk menurunkan tingkat risiko bencana. Salah satu sektor yang memerlukan upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam penanganan bencana adalah sektor pariwisata. Pariwisata, sesuai kutipan Uskup Agung Canterbury Robert Runcie dalam Waugh (2014: 586) yang menyatakan pariwisata sebagai ‘agama penting’ orang-orang dunia saat ini, melibatkan banyak orang di dalamnya. Secara tidak langsung, banyaknya manusia dapat memengaruhi penanganan kerentanan dan kapasitas bencana. Kepadatan manusia dapat meningkatkan kerentanan tetapi juga di sisi lain dapat meningkatkan kapasitas apabila setiap orang mengetahui dan sadar tentang bencana dan risiko bencana.

Di Indonesia, obyek wisata berbasis alam menjadi daya tarik pariwisata yang besar. Namun, di sisi lain, beberapa obyek wisata alam memiliki risiko bencana yang besar pula, terutama bencana alam. Lokasi obyek wisata alam pada umumnya memiliki tingkat bahaya/kerawanan (hazard) yang tinggi terhadap kemungkinan terjadinya fenomena alam penyebab bencana (hazard event). Walaupun antara bencana alam (natural hazard) dan kejadian bencana (hazard event) adalah hal yang penekanannya berbeda, keduanya berhubungan erat apabila berkaitan dengan manusia (Waugh, 2014: 31). Contoh obyek wisata yang rawan bencana alam antara lain Kawah Sikidang Dieng (bencana gas beracun), Gunung Merapi (bencana vulkanik), Dieng yang (tanah longsor), dan pantai-pantai yang rawan bencana tsunami.

Upaya peningkatan kapasitas masyarakat, atau dalam hal ini adalah wisatawan, sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko kerugian terutama korban jiwa dari wisatawan di tempat wisata. Menurut Nagle, dkk (2011: 296), ketika masyarakat tidak melakukan sesuatu terhadap kemungkinan bencana, maka implikasi yang utama adalah bencana akan terjadi dengan dahsyat. Namun ketika masyarakat berusaha hidup dan menyatu dengan bahaya dan risiko bencana, masyarakat akan terintegrasi dengan ancaman lingkungan dan kerentanan yang terjadi. Hal ini juga akan berlaku di sektor pariwisata. Ketika wisatawan tidak mengetahui tentang risiko kebencanaan di suatu tempat wisata, wisatawan dapat

(5)

3

menderita kerugian yang besar, seperti saat kejadian erupsi Kawah Sileri di Dieng yang melukai 17 pengunjung (Kompas, 2 Juli 2017).

Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas dan menurunkan kerentanan wisatawan adalah dengan memberikan informasi yang sebaik-baiknya tentang bencana di tempat wisata. Pemberian upaya manajemen bencana melalui penguatan nonstruktural menjadi sangat penting bahkan lebih penting daripada upaya struktural karena lebih efektif dan tepat sasaran (Flanagan, dkk. 2011: 14). Maka dari itu, penulis mencetuskan ide untuk membuat konsep penyedia informasi berbentuk portal fisik dan portal maya mengenai kebencanaan di tempat wisata berisiko bencana, bernama Portal IMBA (Informasi Mengenai Bencana di Tempat Wisata). Konsep ini akan menjadi penyedia informasi kebencanaan bagi para wisatawan yang akan dan tengah berkunjung di suatu tempat wisata yang memiliki risiko bencana alam. Alasan mengimplementasikan konsep ini di tempat wisata adalah:

1. Tempat wisata umumnya memiliki risiko bencana yang berbahaya apabila tidak diacuhkan.

2. Kebanyakan wisatawan adalah bukan penduduk lokal daerah tersebut, sehingga pengetahuan tentang kebencanaan lokal daerah wisata menjadi minim. Akibatnya, apabila terjadi bencana, wisatawan akan menjadi korban yang paling signifikan.

3. Belum ada konsep serupa yang dimiliki oleh pemerintah maupun pengelola pariwisata swasta. Bahkan informasi mengenai kebencanaan belum pernah terlihat ditayangkan dalam lokasi wisata di Indonesia.

Konsep Portal IMBA dibuat dan dirancang sedemikian rupa dengan mengombinasikan keadaan dan fasilitas tempat wisata yang telah ada dan keadaan sosial masyarakat Indonesia yang telah dipengaruhi secara kuat oleh perkembangan teknologi dan informasi modern. Informasi dalam Portal IMBA diatur dan dikelola oleh para pemegang kepentingan dalam kegiatan pariwisata dan kebencanaan, yaitu Kementerian dan Dinas Pariwisata, BNPB dan BPBD, dan pengelola tempat wisata. Pembagian ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang menyebutkan bahwa urusan penanggulangan

(6)

bencana diurus bersama oleh semua pemegang kepentingan dengan pemerintah sebagai penanggung jawab. Portal IMBA akan memiliki dua komponen utama berupa portal fisik dan portal maya. Deskripsi untuk masing-masing komponen adalah:

1. Portal IMBA Fisik, tersedia secara fisik langsung di tempat wisata berisiko bencana. Informasi dapat dinikmati melalui layar multimedia yang menayangkan informasi, papan-papan informasi dan pengumuman, dan brosur-brosur wisata yang berisi informasi kebencanaan.

2. Portal IMBA Maya, tersedia secara daring dalam aplikasi gawai elektronik yang dapat diakses secara pribadi oleh masing-masing wisatawan. Informasinya dapat diperoleh secara waktu nyata (real-time) dan terus diperbarui (up to date).

Untuk mendukung tujuan utama Portal IMBA dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, konten dan isi dalam Portal IMBA harus didesain dan disusun sedemikian rupa agar dapat mengedukasi wisatawan tentang kebencanaan di tempat wisata tersebut. Maka dari itu, konten dan isis yang sesuai untuk Portal IMBA adalah:

1. Informasi tentang risiko bencana di tempat wisata tersebut. Informasi ini disusun berdasarkan data geografis kebencanaan wilayah tersebut. Misalnya, untuk Kawah Sileri Dieng, tempat wisata tersebut diinformasikan memiliki risiko bencana letusan, asap, dan gas beracun.

2. Infomasi tentang waktu kemungkinan bencana dan tanda-tanda bencana. Apabila risiko bencana bersifat periodik, seperti banjir dan tanah longsor, perlu diberikan informasi kemungkinan bencana terjadi.

3. Informasi tentang sistem peringatan dini bencana. Ada tidaknya sistem peringatan dini bencana perlu diinformasikan agar wisatawan lebih paham tentang kebencanaan di daerah wisata tersebut.

4. Informasi tentang situasi tanggap darurat. Informasi tanggap darurat menjadi penting bagi wisatawan agar wisatawan tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana, bagaimana metode evakuasi dan jalurnya, dan tempat berlindung yang aman.

(7)

5

Dengan mengetahui tentang risiko kebencanaan dan apa yang harus dilaksanakan terhadap kemungkinan terjadi bencana, harapannya masyarakat khususnya wisatawan dapat mengamalkan salah satu metode Strategi Menuju Indonesia Tangguh Bencana yaitu ‘living in harmony with the risk’. Kemudian, beberapa keuntungan lain yang dapat didapat dari implementasi konsep Portal IMBA ini adalah:

1. Mengedukasi masyarakat khususnya wisatawan tentang kebencanaan di tempat wisata berisiko bencana.

2. Mengedukasi masyarakat tentang penanganan bencana dan situasi tanggap darurat bencana yang saat ini kurang dipahami masyarakat Indonesia.

3. Mengurangi kerugian yang ditimbulkan apabila terjadi bencana, utamanya di tempat wisata berisiko bencana, akibat kurangnya pemahaman tentang kebencanaan.

4. Meningkatkan kapasitas masyarakat Indonesia dan menurunkan tingkat kerentanan akan risiko bencana. Pada akhirnya, upaya ini akan menurunkan indeks risiko Indonesia dalam WorldRiskIndex dan dapat mewujudkan Indonesia yang lebih tangguh dan ramah risiko bencana.

Pada akhirnya, upaya implementasi konsep Portal IMBA (Informasi Mengenai Bencana di Tempat Wisata) dapat mewujudkan peningkatan kapasitas masyarakat dalam manajemen bencana menuju Indonesia tangguh bencana. Besar harapan penulis agar konsep Portal IMBA ini benar-benar dapat terwujud untuk memajukan kualitas manajemen bencana dan pariwisata Indonesia ke depannya menuju Indonesia tangguh bencana dan Indonesia Emas yang lebih baik.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Comes, Martina, dkk. 2016. WorldRiskReport 2016. Bonn: United Nations University – EHS

Nagle, Garrett dan Guinness, Paul. 2011. Geography: Cambridge International A and AS Level. London: Hodder Education

Waugh, David. 2014. Geography: An Integrated Approach. Oxford: Oxford University Press

Flanagan, dkk. 2011. A Social Vulnerability Index for Disaster Management. Journal of Homeland Security and Emergency Management, Vol. 8, Issue 1, Article 3, hlm. 1-21

Maharani, Dian. 2017. Kawah Sileri Dieng Meletus, Lokasi Wisata Ditutup (daring).

http://regional.kompas.com/read/2017/07/02/15314031/kawah.sileri.dien g.meletus.lokasi.wisata.ditutupdiakses Sabtu, 25 November 2017, pukul 10.00

(9)

7

LAMPIRAN

A. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok a. Ketua Kelompok

1. Nama : Jamal Habibur Rahman

2. Tempat Tanggal Lahir : Sragen, 9 Agustus 2000

3. NISN/NIS : 0000376883/157657

4. Kelas : XII

5. Alamat Rumah : Perum Permata Hijau RT 4 RW 4 C. 34 Ngotet, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59251

6. Telepon : (0295) 6998079 / +628960688 5431 7. Alamat Surel : jamalhabibur@hotmail.com

b. Anggota Kelompok

1. Nama : Yudhistira Adhien Susetya 2. Tempat Tanggal Lahir : Blora, 7 Juni 2002

3. NISN/NIS : 0027636038/178622

4. Kelas : X

5. Alamat Rumah : Desa Gersi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah

6. Telepon : +6281226872685

7. Alamat Surel : maztronoe@gmail.com

B. Biodata Guru Pembimbing

1. Nama : Rudi Adi Susanto

2. Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 23 Januari 1982

3. Alamat Rumah : Komplek SMA Taruna Nusantara P. 49. Jalan Raya Purworejo KM 5, Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56172

4. Telepon : 0857 2719 7455

(10)

C. Tampilan Portal IMBA

Foto 1. Rancangan brosur untuk Portal IMBA fisik yang memuat tentang informasi risiko bencana, tanda-tanda bencana, dan evakuasi wisatawan.

Gambar

Foto 1. Rancangan brosur untuk Portal IMBA fisik yang memuat tentang  informasi risiko bencana, tanda-tanda bencana, dan evakuasi wisatawan

Referensi

Dokumen terkait

Atribut-atribut yang merupakan prioritas untuk diperhatikan dan dipenuhi oleh pengelola RSUD Kabupaten Buleleng berdasarkan pembobotan dari masing-masing atribut

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kompensasi

Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,

dengan  f’   R  f  ...   "ika di'anaskan terus, benda hitam akan memancarkan radiasi kalor  'uncak yang s'ektrumnya memberikan warna-warna tertentu.. )%k%m

Asuhan Kebidanan Continuity of Care Pada Ny.N Masa Hamil Sampai dengan Keluarga Berencana Di PMB Setyami Nurhayati S.St... Pendampingan Pengkajian Kesejahteraan Janin Pada Ibu

Landasan Teori dan Program yang berjudul Sentra Agro di Kabupaten Semarang ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Arsitektur di Fakultas

Angka infeksi nasokomial terus meningkat mencapai sekitar 9 % atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Untuk mencegah infeksi