• Tidak ada hasil yang ditemukan

JEJAK Journal of Economics and Policy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JEJAK Journal of Economics and Policy"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JEJAK

Journal of Economics and Policy

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak

ANALISIS PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PROVINSI

JAWA TENGAH TAHUN 2009-2013

Yulia Pangastuti1

1Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v8i2.6173

Received: Juli 2015; Accepted: Agustus 2015; Published: September 2015

Abstract

This study aims to analyze: (1) the influence of governmentexpenditureon education to HDI in Central Javafrom 2009 to 2013; (2)the influence of government expenditure on health to HDI in Central Java from 2009 to 2013; (3) theinfluence of population density to HDI inCentral Java from 2009 to 2013. Secondary data, from the Central Statistics Agency and Financial Bureau Secretaries of Central Java province in 2009-2013 were used. This study implemented panel data with Fixed Effect Model (FEM)method of Generalized Least Square (GLS). The results show that the governmment expenditure on education and health has positive and significant effect to HDI in Central Java. However, population density doesn’t significantlyaffect the HDI in Central Java.

Keywords: Government Education Expenditure, Government HealthExpenditure, Human Resource

Development, Population Density.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013; (2) menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintahbidang kesehatan terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013; (3) menganalisis pengaruh kepadatan penduduk terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013.Data penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Biro Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009-2013.Metode analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan menggunakan Fixed Effect Model (FEM) dengan metode Generalized Least Square(GLS).Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh positif dansignifikanterhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah.Sedangkan variabel kepadatan penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadapterhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci: Pembangunan SDM, Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah

BidangKesehatan, Kepadatan Penduduk.

How to Cite: Pangastuti, Y. (2016). ANALISIS PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PROVINSI JAWA

TENGAH TAHUN 2009-2013. JEJAK: Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan, 8(2), 238-249. doi:http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v8i2.6173

© 2015 Semarang State University. All rights reserved  Corresponding author :

Address: Kampus Unnes Sekaran, Semarang 50229 E-mail: yulia.pangastuti@yahoo.co.id

(2)

PENDAHULUAN

Potensi pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh kuantitas maupun kualitas dari sumber daya yang dimiliki dari sisi physical resources maupun

human resouces (Todaro, 2006:54).

Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi pusat perhatian dalam masalah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di suatu negara dan khususnya pada negara sedang berkembang (Mahardiki dan Santoso, 2013). Salim (2011:1) menekankan bahwa pembangunan selama ini

kurang memprioritaskan pembangunan

manusia. Lebih lanjut Iheoma (2012:1) menyatakan fokus fundamental pembangunan ekonomi adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan SDM pada penelitian ini di-proxy dari nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). United Nations

Development Program (UNDP) melakukan

upaya membandingkan status pembangunan sosial ekonomi melalui IPM.IPM di Indonesia sebesar 0,68 termasuk kategori medium human

development (UNDP,2014). Menurut BPS (2014)

Indonesia menduduki peringkat ke-108 dari 187 negara di dunia.

UU No.23 tahun 2014 dan UU No.33 tahun 2004 tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan strategi baru dalam memasuki era reformasi total dalam menghadapi globalisasi dan perdagangan bebas (Keswara dalam Winarno,2008:38). Oleh karena itu, diharapkan setiap daerah mengoptimalkan potensi yang dimiliki dalam meningkatkan human resourcesberkualitas agar mampu bersaing serta berkontribusi dalam peningkatan perekonomian secara nasional.

Provinsi Jawa Tengah memiliki

kontribusi produk domestik bruto terkecil sebesar 8.25%serta kedua terbawah pada laju produk domestik regional brutosebesar 5,81% (BPS,2014). Berdasarkan model pertumbuhan

endogen menjelaskan adanya integrasi inovasi teknologi dalam pembentukan human capital sebagai sumber utama produktivitas dan motor penggerak dari pertumbuhan ekonomi (Romer 1990:25). Upaya peningkatan human

capital dapat mendorong peningkatan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Human capital merupakan indikator

yang berkontribusi dalam peningkatan

pembangunan SDM di suatu

wilayah.Pembangunan SDM mengacu pada

kemampuan efisiensi manusia untuk

mengolah modal bahan baku menjadi barang dan jasa. Sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan yang efektif dapat menggali kemampuan efisiensi dalam pembangunan SDM (Iheoma, 2012:2).

Berdasarkan grafik 1 di bawah ini rata-rata nilai IPM tertinggi pada tahun 2009-2013 diduduki oleh Kota Surakarta sebesar 78,24 sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Brebes sebesar 68,74. Fenomena nilai IPM di Provinsi Jawa Tengah meningkat pada tahun

2013 sebesar 74,05 namun mengalami

penurunan menjadi peringkat ke-4 di Pulau Jawa-Bali karena tergeser oleh Provinsi Bali(BPS,2014). Sehingga peringkat IPM di Provinsi Jawa Tengah secara nasional berada pada peringkat ke-16.Perkembangan nilai IPM

di Provinsi Jawa Tengah mengalami

trenmeningkat namun laju peningkatan IPM belum sesuai harapan. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2008-2013 terkait pencapaian nilai IPM di Provinsi Jawa Tengah belum memenuhi target yang telah ditetapkan (Bappeda, 2009).

(3)

Selain itu berdasarkan grafik 1

peningkatan nilai IPM tidak menutup

kemungkinan adanya kesenjangan yang

semakin melebar antara wilayah kabupaten

dan kota. Hal tersebut tercermin dari nilai IPM Kota Surakarta sebesar 79,10dan Kabupaten Brebes sebesar 69,85 (BPS,2014).

Sumber: Badan Pusat Statistik 2014, data diolah

Grafik 1. Nilai IPM Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah

Pengeluaran publik di negara

berkembang memiliki peran aktif dalam mengurangi kesenjangan antar daerah, menciptakan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan (Bhatia 2002 dalam Muritala 2011:2).Persentase pengeluaran pemerintah bidang pendidikan Provinsi Jawa Tengah

menduduki persentase terkecildi Pulau Jawa-Bali dan pada tahun2009-2013 mengalami

penurunan persentase sebesar 1,8%

(Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2009-2013). Pendidikan seharusnya menyerap sebagian besar daripengeluaran publik karena merupakan pelayanan sosial yang

60 65 70 75 80 KotaSurakarta KotaSemarang KotaSalatiga KotaMagelangSemarang Temanggung KotaPekalongan KotaTegal Klaten Sukoharjo Karanganyar Pati Kudus Jepara Demak Banyumas Purworejo Rembang Magelang PurbalinggaCilacap Wonogiri Pekalongan Kebumen Grobogan Sragen Boyolali Tegal Blora Wonosobo KendalBatang Banjarnegara Pemalang Brebes

Nilai IPM Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013 2013 2012 2011 2010 2009

(4)

memiliki spillover effect yang positif (Uche, 2013).

Pengeluaran kesehatan membawa dampak positif pada pembangunan manusia karena dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Razmi, 2012:11). Pada tahun 2009-2013 terjadi peningkatan alokasi pengeluaran kesehatan di Provinsi Bali sebesar 9,8% dan Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,5%. Sedangkan penurunan persentase secara signifikan paling besar di Pulau Jawa-Bali terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 3% (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2009-2013).

Kondisi fluktuatif proporsi

pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan mencerminkan konsistensi

pemerintah dalam menggali sumber

pendapatan daerah dalam meningkatkan distribusi pelayanan publik. Pelayanan publik

tergantung pada inovasi untuk

mengembangkan cara yang lebih baik untuk

memenuhi kebutuhan, memecahkan

masalah, dan menggunakan sumber daya dan teknologi (Mulgan, 2003:4). Dengan adanya desentralisasi fiskal dan otonomi daerah merupakan salah satu intrumen dalam mewujudkan pencapaian prioritas pembangunan khususnya prioritas terkait pada pembangunan SDM di setiap wilayah.

Berdasarkan tabel 1 dibawah ini menunjukan fenomena kesenjangan yang tinggi pada pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan antara wilayah

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

Perbedaaan alokasi pengeluaran

pemerintah bidang pendidikan dan

kesehatan mencerminkan upaya pemerintah dalam menggali sumber potensi pendapatan daerah misalnya dari sumber pendapatan pajak dan restribusi di wilayah tersebut. Selain itu perbedaan prioritas pada masing-masing daerah yang belum tentu fokus pada bidang pendidikan dan kesehatan.

Peningkatan kepadatan penduduk dan urbanisasi mendorong spesialisasi dan investasi human capitalsehingga lebih cepat mengakumulasi pengetahuan baru yang dapat meningkatkan pendapatan perkapita seiring dengan pertumbuhan penduduk. Becker (2007:148).Keskinen (2008:107)

menyatakan bahwakualitas kepadatan

penduduk tergantung olehkondisi sosial ekonomi, infrastruktur, politik yang berpengaruh besar pada pembangunan.

Menurut BPS (2013) kepadatan

pendudukdi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 1014 per jiwa/km2. Hal

tersebut merupakan potensi yang yang didorong olehupaya pemerintah dalam wujud pemanfaatan alokasi pengeluaran

pemerintahbidang pendidikan dan

kesehatandi Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pertanyaan penelitian ini adalah :

1) Bagaimana pengaruh pengeluaran

pemerintahbidang pendidikan terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009-2013;

2) Bagaimana pengaruh pengeluaran

pemerintahbidang kesehatan terhadap IPM diProvinsi Jawa Tengah pada tahun 2009-2013;dan

3) Bagaimana pengaruh kepadatan

penduduk terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009-2013.

(5)

Tabel 1. Rata-rata Pengeluaran Pemerintah bidang pendidikan& kesehatan di

Kabupaten/ Kota Provinsi Jawa Tengah Kabupaten/Kota Pengeluaran Bid.Pendidikan (Rp) Rank Pengeluaran Bid.Kesehatan (Rp) Rank Cilacap 653.005.341.600 5 145.540.021.750 4 Banyumas 758.726.813.775 1 187.237.287.648 1 Purbalingga 458.096.516.200 21 106.324.664.600 19 Banjarnegara 508.553.523.000 16 98.119.980.800 24 Kebumen 648.803.022.881 6 121.878.065.160 12 Purworejo 513.434.451.730 15 105.395.139.760 20 Wonosobo 381.365.312.128 28 81.351.736.738 30 Magelang 616.127.806.107 8 106.606.985.918 18 Boyolali 567.771.705.800 10 128.692.788.620 8 Klaten 751.877.838.870 2 75.124.786.640 34 Sukoharjo 473.317.976.440 19 97.788.551.895 15 Wonogiri 632.814.338.228 7 103.086.832.860 22 Karanganyar 480.519.589.664 18 96.425.494.086 16 Sragen 556.794.263.600 11 117.341.228.600 13 Grobogan 545.576.424.691 13 110.590.934.255 14 Blora 508.537.019.246 17 99.814.257.290 23 Rembang 374.005.251.105 29 105.322.255.200 21 Pati 595.886.865.490 9 166.661.658.360 2 Kudus 402.443.314.000 26 139.754.303.000 5 Jepara 455.479.609.600 22 123.177.529.000 11 Demak 435.073.092.538 23 88.874.892.160 28 Semarang 384.711.439.000 27 125.579.957.400 10 Temanggung 341.753.889.252 31 75.646.016.110 33 Kendal 467.510.754.340 20 110.580.777.509 15 Batang 356.604.125.964 30 85.671.340.271 29 Pekalongan 417.563.591.874 24 133.323.777.494 7 Pemalang 549.995.784.880 12 110.263.937.500 16 Tegal 542.063.271.150 14 126.547.530.042 9 Brebes 681.840.540.600 4 135.580.059.200 6 Kota Magelang 171.895.860.800 33 79.459.069.200 32 Kota Surakarta 410.599.623.336 25 92.469.087.300 27 Kota Salatiga 171.023.231.400 35 80.649.082.000 31 Kota Semarang 690.583.325.120 3 158.568.562.340 3 Kota Pekalongan 171.275.723.148 34 56.445.885.055 35 Kota Tegal 174.509.879.400 32 108.268.953.800 17

(6)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan data panel yaitu gabungan data crosssection 35 kabupaten/kota dan time series tahun 2009-2013 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Biro Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah. Adapun variabel dan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

Indeks Pembangunan Manusia(IPM) adalah indikator capaian pembangunan SDM secara menyeluruh yang dibentuk atas tiga

dimensi yaitu dimensi kesehatan,

pendidikan, dan hidup layak dengan satuan (Skala 1-100).

Pengeluaran Pemerintah bidang

pendidikan adalah alokasi anggaran

pemerintah yang disusun dalam APBD

bidang pendidikandalam kurun waktu

tertentu (Rupiah).

Pengeluaran Pemerintah bidang

kesehatan adalah Alokasi anggaran

pemerintah yang disusun dalam APBD bidang kesehatan dalam kurun waktu tertentu (Rupiah).

Kepadatan Penduduk Alokasi anggaran pemerintah yang disusun dalam APBD bidang kesehatan dalam kurun waktu tertentu (per km2).

Metode Analisis Data

Menurut Gujarati (2012:237), data panel merupakan gabungan data individu (cross

section) dan data runtut waktu (time

series).Berdasarkan kelebihan-kelebihan data

panel maka memiliki implikasi pada tidak harus dilakukan pengujian asumsi klasik seperti multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan normalitas dalam model

data panel.

(Verbeek,2000;Gujarati,2003;Wibisino,2005; Aulia 2004:27 dalam Ajija, 2011). Menurut Widarjono (2009:231) untuk mengestimasi

model regresi dengan data panel

menggunakan tiga pendekatan yaitu

pendekatan common effect, fixed effect, dan

random effect.

Common effect merupakan teknik

mengestimasi data panel yang tidak

memperhatikan dimensi antar individu maupun antar waktu. Fixed effect merupakan teknik mengestimasi data panel yang

menggunakan variabel dummy untuk

melihat adanya perbedaan intersep. Random

effect merupakan teknik mengestimasi

variabel gangguan vityang terdiri dari

variabel gangguan kombinasi time series dan

cross sectionvariabel gangguan secara

individu.

Berdasarkan dari kerangka pemikiran teoritis variabel dependenpada penelitian ini

yaituIPM.Sedangkan variabel

independenyaitu pengeluaran pemerintah

bidang pendidikan (LogPNGLPEN),

pengeluaran pemerintah bidang kesehatan (LogPNGLKES), dan kepadatan penduduk (KP). Maka persamaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

IPMit = β 0 + β1LogPNGLPENDit + β2LogPNGLKESit + β3KPit + μit…... (1)

Keterangan :

IPM =indeks pembangunan

manusia (skala 1-100)

LogPNGLPEND=pengeluaran pemerintah

bidang pendidikan(Rp)

LogPNGLKES =pengeluaran pemerintah

bidang kesehatan(Rp)

KP =kepadatan penduduk (per

km2)

Β =koefisien regresi;

i =kabupaten/kota i (i =1,2,3,...35); t = tahun ke-t (2009-2013);

(7)

Setelah mengestimasi ketiga model estimasi data panel langkah selajutnya menentukan model terbaik antara common

effect, fixed effect, dan random effect dengan

dua tahap yaituChow test dan Hausman test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Regresi

Pada penelitian ini terdapat tiga model estimasi data panel yaitu common effect

model, fixed effect model, dan random effect model.Hasil tiga model estimasi data panel

adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Estimasi Data Panel

Variabel Model Estimasi

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Konstanta Std.Error p-value 30.03982 3.409370 0.0000 7.838975 1.513966 0.0000 8.207586 1.809373 0.0000 LOGPNGLPEN Std.Error p-value -0.121270 0.226287 0.5927* 1.118658 1.106914 0.0000 1.064535 0.137837 0.0000 LOGPNGLKES Std.Error p-value 1.762218 0.226287 0.0000 1.362280 0.117266 0.0000 1.374769 0.145763 0.0000 KP Std.Error p-value 1.762218 2.95E-05 0.0000 0.000284 0.000182 0.1205* 0.000675 9.96E-05 0.0000 R2 0.812570 0.993575 0.879157 Adjusted R2 0.809282 0.991839 0.877037 Standar error 1.534181 0.228431 0.235217 F-Statistik 247.1135 572.5624 414.6856 Prob(F-Statistik) 0.000000 0.000000 0.000000 Durbin-Watson stat 0.193496 2.145025 1.568998

Sumber : Hasil output E-Views 6.0 Catatan: *) tidak signifikan pada α = 5%. Setelah mengestimasi tiga pemilihan model kemudian melakukan dua tahap pengujian stastistik.Berdasarkan hasil chow

testdiketahui bahwa cross section F sebesar

287.899814dengan p-valuecross-section

Fsebesar 0.0000, signifikan pada α=5%. Maka, pengambilan keputusan model terbaik

yang digunakan adalah FEM.Hasil hausman

testdiketahui bahwa cross-section random

sebesar 11.951433dengan p-value sebesar 0.0076, signifikan pada α=5%. Dengan demikian, pengambilan keputusan model terbaik yang digunakan adalah FEM.

(8)

Penentuan model terbaik selain berdasarkan pengujian statistik pada

chowtest, hausman test juga didasarkan pada

pertimbangan non statistik pada salah satu pertimbangan observasi Judge(Gujarati

2012:255). Unit cross-section penelitian ini 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Dengan kata lain, pengambilan unit cross–

section penelitian tidak diambil secara acak,

maka model data panel yang pantas digunakan yaitu FEM. Setelah menentukan

model terbaik selanjutnya mengukur

ketepatan fungsi regresi dari goodness of fit nya.

Nilai adjusted R2 FEMpada tabel 2

sebesar 0.991839. Hal ini berarti 99% variabel IPM di Provinsi Jawa Tengah dijelaskan oleh

variasi model variabel pengeluaran

pemerintah bidang pendidikan

(logPNGLPEND), pengeluaran pemerintah

bidang kesehatan (logPNGLKES), dan

kepadatan penduduk (KP).Sedangkan

sisanya 1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Uji statistik F merupakan pengujian

statistik untuk mengetahui pengaruh

simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 2 pada

fixed effect model diperoleh Fhitung sebesar

572.5624 dan Ftabel (df numerator

2;denumerator 172) sebesar 3,05. Maka Fhitung>Ftabel (572.5624>3,05)dengan p-value

sebesar0.00000.Maka pengaruh pengeluaran

pemerintah bidang pendidikan, pengeluaran

pemerintah bidang kesehatan, dan

kepadatanpenduduksecara simultan

berpengaruh terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2013.

Uji statistik t merupakan pengujian

statistik untuk mengetahui pengaruh

parsialvariabel independen terhadap variabel

dependen.Berdasarkan uji statistik

tpengeluaran pemerintah bidang

pendidikanmemiliki nilai thitung>ttabel

(10.46313>1.653) dengan p-value sebesar 0.0000 maka pengeluaran pemerintahbidang

pendidikanberpengaruh positif dan

signifikan terhadap IPM di Provinsi Jawa

Tengah.Pengeluaran pemerintah bidang

kesehatan memiliki nilai thitung> ttabel

(11.61701> 1.653) dengan p-value sebesar 0.0000 maka pengeluaran pemerintah bidang kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkankepadatan penduduk memiliki nilai thitung> ttabel (1.562264<1.653) dengan

p-value sebesar 0.1205 maka kepadatan

penduduk tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap IPM di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil estimasipenelitian ini menggunakan model terbaik yaitu FEM dengan metode Generalized Least Square (GLS). Persamaan pada model FEM adalah sebagai berikut :

IPMit= 0 - 1 logPNGLPENDit + 2 logPNGLKESit +3KPit + uit

IPMit= 7.838975 + 1.118658 logPNGLPENDit + 1.362280logPNGLKESit +0.000284 KPit + uit

Std error (1.513966) (0.106914) (0.116074) (0.000182) Prob (0.0000)(0.0000) (0.0000)(0.1205)

Nilai konstanta sebesar 7,838975 menunjukan bahwa apabila pengeluaran pemerintah bidang pendidikan,pengeluaran

pemerintah bidang kesehatan, dan

kepadatan penduduk dianggap konstan atau nol, maka nilai IPM meningkat sebesar 7,83.

Hasil estimasi FEM dapat menunjukan keunikan heterogenitas nilai intersep di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.Efek individualdiperoleh dari nilai konstanta kabupaten/kota ditambah dengan nilai konstanta pada FEM.

(9)

Tabel 3. Efek Individual Kabupaten/Kota

Kab/Kota

Konstanta Koefisien Kab/Kota

Konstanta Koefisien

Kota.Salatiga

5,006

12,845

Kab.Magelang

-0,344

7,494

Kota.Magelang

4,182

12,021

Kab.Wonogiri

-0,868

6,970

Kota.Semarang

3,038

10,877

Kab.Pekalongan -0,926

6,912

Kota.Surakarta

2,959

10,797

Kab.Banyumas

-0,995

6,843

Kota.Pekalongan 2,691

10,438

Kab.Wonosobo

-1,025

6,813

Temanggung

2,599

10,438

Kab.Cilacap

-1,091

6,747

Kab.Semarang

1,759

9,598

Kab.Batang

-1,107

6,731

Kab.Karanganyar 1,332

9,171

Kab.Grobogan

-1,411

6,427

Kab.Sukoharjo

1,164

9,000

Kab.Blora

-1,420

6,418

Klaten

1,146

8,465

Kab.Sragen

-1,630

6,208

Demak

0,626

8,465

Kab.Kebumen

-1,702

6,135

Kota.Tegal

0,979

8,188

Kab.Kendal

-1,758

6,080

Kab.Purworejo

0,297

8,136

Kab.Boyolali

-2,012

5,826

Kab.Jepara

0,264

8,103

Kab.Tegal

-2,102

5,736

Kab.Rembang

0,182

8,021

Kab.Banjarnegara -2,287

5,551

Kab.Kudus

0,142

7,837

Kab.Pemalang

-2,780

5,058

Kab.Pati

-0,001

7,837

Kab.Brebes

-4,702

3,136

Kab.Purbalingga -0,204

7,634

Sumber : Hasil output E-Views 6.0 Berdasarkan tabel 3 nilai koefisien yang

berpengaruh besar apabila variabel

independen nol atau konstan terhadap pembangunan SDM yaitu Kabupaten Brebes,

Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten

Banjarnegara.Sedangkan nilai koefisien yang berpengaruh apabila variabel independen nol atau konstan terhadap pembangunan SDM yaitu Kota Salatiga, Kota Magelang, dan Kota Semarang. Perbedaan nilai koefisien dapat disebabkan oleh upaya pemerintah daerah dalam peningkatan pembangunan SDM di Provinsi Jawa Tengah.

Pembahasan

Koefisien regresi pengeluaran

pemerintah di bidang pendidikan sebesar

1.118658 menunjukan besarnya pengaruh

positif terhadap IPM Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah.Hal tersebut berarti

jika pengeluaran pemerintahbidang

pendidikan meningkat 1% maka IPM akan naik sebesar 1,11 dengan asumsiceteris

paribus.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Sasana (2012:11) yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah daerah memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan fenomena pengeluaran pemerintah bidang pendidikan menunjukan bahwa tidak semua pemerintah daerah meningkatkan alokasi bidang pendidikan setiap tahunnya. Padahal Uche (2013:63)

(10)

konsisten dalam meningkatkan alokasi anggaran karena sangat penting bagi perekonomian nasional. Selain itu, Guisan (2009:122) menekankan peningkatan kualitas pendidikan sebaiknya didasarkan pada tingkat populasi di setiap wilayah sehingga populasi diimbangi dengan peningkatan

kualitas pendidikan. Ketersediaan

infrastruktur pendidikan yang memadai

dapat memberikan kemudahan akses

masyarakat untuk memperoleh hak dalam

meningkatkan taraf hidup melalui

pendidikan. Selain itu, pencapaian indikator pendidikan setiap satuan kerja perangkat daerah diharapkan dapat sinkron dengan

tingkat kebutuhan di Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah.

Koefisien regresi pengeluaran

pemerintah bidang kesehatan sebesar

1.362280 menunjukan besarnya pengaruh positif secara signifikanterhadap IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut berarti jika pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan meningkat 1% maka IPM akan naik sebesar 1,36 dengan asumsi ceteris

paribus.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Astri,dkk (2013:99-100) bahwa pengeluaran pemerintah daerah pada sektor kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM di Indonesia

Upaya pemerintah terkait pemerataan pengeluaran kesehatan diharapkan dapat

mengurangi ketimpangan pembangunan

SDM di Provinsi Jawa

Tengah.Program-program peningkatan akses kualitas

pelayanan kesehatan yaitujaminan kesehatan masyarakat dan jaminan kesehatan daerah

dapat memberikan kemudahan biaya

perawatan kesehatanbagi masyarakat miskin

dan tertinggal. Program jaminan

kesehatandiharapkan tepat sasaran dan merata dengan melakukan pembidikan langsung terhadap target sasaran yang

berhak memperoleh jaminan kesehatandi Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

Koefisien regresi kepadatan penduduk sebesar 0,000284 dengan p-value sebesar 0,1205Hal tersebut berarti kepadatan

penduduk belum sepenuhnya

mempengaruhi nilai IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.Menurut Keskinen (2008:117) menyatakan bahwa tantangan

kepadatan penduduk nantinya akan

membawa tantangan luar biasa pada masalah degregasi lingkungan, kerawanan pangan serta peningkatan kesenjangan daerah.populasi yang tinggi biasanya mengandalkan sumber daya alam yang berdampak pada kondisi lingkungan dan pembangunan di wilayah tersebut.

Pemerataan sasaran dan program berdasarkan distribusi penduduk sangat penting dalam mengurangi ketimpangan pembangunan SDM. Upaya pemerintah dalam grand design pengendalian kuantitas penduduk sangat dibutuhkan road map pemerataan secara lebih komprehensif di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut juga sangat bergantung pada sistem pemerintahan yang bersih akan korupsi. Apabila hal tersebut dapat melandasi

mindset setiap pemerintah daerah

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah maka tentunya dapat mengoptimalkan kepadatan penduduk sehingga dapat berkontribusi pada pembangunan SDM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

SIMPULAN

Pengeluaran pemerintah bidang

pendidikan berpengaruh positif dan

signifikan sebesar 1.118658 terhadap IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Hal

tersebut diasumsikan bahwa apaniba

pengeluaran pemerintah bidang

pendidikanmeningkat sebesar 1% maka nilai IPM meningkat sebesar 1.11 di kabupaten/

(11)

kota Provinsi Jawa Tengah. Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan berpengaruh

positif dan signifikan sebesar

1.362280terhadap IPM di Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah.Hal tersebut

diasumsikan bahwa apabila pengeluaran pemerintah bidang pendidikanmeningkat sebesar 1% maka nilai IPM meningkat sebesar 1.36 di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah.Kepadatan penduduk tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap IPM di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

.Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Nomor 33Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Ajija, Shochrul R, dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Astri,dkk. 2013. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia”. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis .Vol.1 No. 1.ISSN : 2302-2663

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Rencana pembangunan jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. Provinsi Jawa Tengah.

Becker, Gary S. 2007. “Population and Economic Growth”.The American Economic Review, Vol. 89, No. 2, Papers and Proceedings of the One Hundred Eleventh Annual Meeting of the American Economic Association.(May, 1999), pp. 145-149.

BPS Jawa Tengah. 2013.Indikator Kesejateraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013. BPS.Jawa Tengah

BPS. 2014. Indeks Pembangunan Manusia 2013. BPS. Jakarta.

Biro Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah.Alokasi Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan & Kesehatan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah 2009-2013.

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2014. APBD Kabupaten/Kota Provinsi Indonesia. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Guisan.2009.“Education, Health & Economic

Development: a Survey of Quantitative Economics Studies:2001-2009”. Management Regional and Sectoral Economies Studies. Vol 9-1 Gujarati, D.N. dan D.C. Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Gupta Sanjeev,dkk. 1998.“Public Spending and Human Development”. Financial and Development.Vol. 35. No. 3

Iheoma, Chukwunonso Gerald. 2012.Social Spending and Human Development in Selected West African Countris. MPRA Paper No. 42139

Keskinen, Marko. 2008.“Population, Natural Resources & Development In The Mekong: Does High Population Density Hinder Development?”.Water & Development Publications - Helsinki University of Technology.Modern Myths of the Mekong - Part III: Development. ISBN 978-951-22-9102-1. Mahardiki, Doni. Santoso, Rokhedi Priyo. 2013. Analisis

Perubahan Ketimpangan Pendapatan dan Pertumbuhan Ekonomi Antar Propinsi di Indonesia 2006-2011. JEJAK Journal of Economic and Policy Vol 6 No 2 pp 179-193.

Muritala, Taiwo, Abayomi Taiwo.2011.“Government Expenditure and Economic Development: Empirical Evidence From Nigeria”. MPRA Paper.No. 37293.

Mulgan, Geoff,. David, Albury. 2004. “Innovation In The Public Sector.” Paper Stimulate Discussion. Razmi, Muhammmad Javad. 2012. Investigating the

effect of government health expenditure on HDI in Iran. Journal of Knowledge Management, Economics & Information Technology.

Romer, Paul M.,Rivera A,Luis.1990.“Economic Integration And Endogenous Growth”.Working Papers No.3528. National Bureau Of Economic Research

Sasana, Hadi. 2012.“Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah dan Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah”. Media Ekonomi dan Manajemen.Vol 25. No.1

Salim, Lutfi Agus. 2011. “Pentingnya Aspek Pengendalian Penduduk dalamIndeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Timur”.PSK LPPM Universitas Airlangga.

(12)

Todaro, P Michael.,Smith C Stephen. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi kesembilan jilid 1. Erlangga. Jakarta

Uche, Ejiogu,.dkk.2013. “Causal Relationship Between Nigeria Government Budget Allocation to The Education Sector and Economic Growth”. Discourse Journal of Educational Research. Vol.1(8): 54-64. ISSN: 2346-7045

UNDP, 2014. Human Development Report 2014 Sustaining Human Progress: Reducing Vulnerabilities and Building Resilience. United Nations Development Programme.

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia.

Winarno, Budi. 2008. Globalisasi Peluang atau ancaman bagi Indonesia.Erlangga. Jakarta.

Gambar

Grafik 1. Nilai IPM Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah
Tabel 1. Rata-rata Pengeluaran Pemerintah bidang pendidikan&amp; kesehatan di  Kabupaten/ Kota Provinsi Jawa Tengah
Tabel 2. Hasil Estimasi Data Panel
Tabel 3. Efek Individual Kabupaten/Kota

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kosakata yang biasa digunakan pada tingkatan ini tidak begitu banyak dalam tingkat tutur alus biase atau utame , tapi banyak juga yang ditemukan pada tingkat tutur biase

Sehubungan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang kegiatan pemberdayaan terhadap peternak itik di Desa Sitemu dan keberadaan Kelompok tani Ternak

Subjek YM dan JM tergolong dalam tipe prasangka aversive di mana dalam aspek kognitif, kedua subjek memiliki kognisi bahwa bersikap baik dan ramah adalah suatu hal yang

Pada penulisan ilmiah ini penulis menyajikan suatu website yang akan digunakan sebagai salah satu fasilitas Google sebagai search engine yang terkemuka didunia, walupun website

pada Barajana. Dulu ketika kerajaan mendapat gangguan, Barajana datang menyelamatkan. Kini, barangkali dia dapat membantu lagi. Prabu Kretawangsa lalu mengutus Patih

Subjek penelitian yang terkait dalam pengambilan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Penelitian awal dan pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar angket

Langkah-langkah dalam melakukan uji t sebagai berikut: Memformulasikan hipotesis teoritis (Ho) dan Hipotesis penelitian (Ha), di mana hasil uji tabelnya kepemimpinan