• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNAL BUSINESS PROCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERNAL BUSINESS PROCESS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

21

21

KPI IBP

INTERNAL BUSINESS PROCESS

Kode

Sasaran Strategis

Strategi

Kode

KPI

Baseline

(2012)

Target

(2013)

I1

Ketepatan waktu perjalan

kereta api komersial

SI5

SI5

Persentase tepat waktu keberangkatan kereta api komersial

Persentase tepat waktu kedatangan kereta api komersial

87%

39%

95%

49%

I2

Ketepatan waktu perjalan

kereta api non komersial

SI5

Persentase tepat waktu keberangkatan kereta api non

komersial

87%

95%

SI5

Persentase tepat waktu kedatangan kereta api non komersial

39%

49%

I3

pelayanan sesuai kebutuhan

Memberikan fasilitas

pada kereta komersial

SC2,4

Persentase penumpang mendapatkan fasilitas sesuai SOP

kereta komersial

N/A

100%

SC2,4 Persentase Ketepatan waktu service on train cleaning service

N/A

75%

I4

pelayanan sesuai kebutuhan

Memberikan fasilitas

pada kereta non komersial

SC2,4

Persentase penumpang mendapatkan fasilitas sesuai SOP

kereta non komersial

N/A

100%

SC2,4 Persentase penumpang tidak mendapat tempat duduk

N/A

0

(2)

22

22

KPI IBP

INTERNAL BUSINESS PROCESS

Kode

Sasaran Strategis

Strategi

Kode

KPI

Baseline

(2012)

Target

(2013)

I5

keselamatan perjalanan

Meningkatkan

kereta api

SI2,3 Jumlah tingkat kecelakaan

43

30

SI3

Ada metode pencegahan dan pengawasan keselamatan

N/A

Ada

SI2

Ada sistem tekonologi keselamatan perjalanan KA

N/A

Ada

I6

Meningkatkan keandalan

dan ketersediaan sarana,

prasarana dan

infrastruktur kereta api

SI7

Realisasi program yang menggunakan dana Infrastructure

Maintenance and Operation (IMO)

77,12%

100%

SI4

Rata-rata realisasi kondisi perangkat jalan rel

106,31% 100%

SI4

Rata-rata realisasi keandalan sinyal, telekomunikasi dan listrik

97,19%

100

SI6

Rasio sarana kereta api berstatus siap operasi

90,29% 95,00%

I7

Meningkatkan okupansi

kereta api komersial

SC1 Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api komersial

SF7 Rasio okupansi kereta api komerisial dibanding tahun sebelumnya

109,30% 115,00%

94,58% 100,00%

I8

kereta api non komersial

Meningkatkan okupansi

SF7

Rasio okupansi kereta api non komerisial dibanding tahun

sebelumnya

109,30% 115,00%

SC1

Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api non

komersial

94,58%

100%

(3)

23

23

KPI Learning and Growth

LEARNING AND GROWTH

Kode

Sasaran Strategis

Strategi

Kode

KPI

Baseline

(2012)

Target

(2013)

L1

kesejahteraan pegawai

Meningkatkan

SL1

Employee satisfaction index

N/A

4%

L2

Meningkatkan produktivitas

pegawai

*

Pendapatan per ribu-pegawai

261.053

Rp

314.965

Rp

*

Produktivitas SDM dari satuan angkutan

104,72%

100%

SL2

Rasio terlaksananya program pelatihan sesuai request unit

N/A

75%

*

Persentase keterlaksanaan program kerja

N/A

95%

L3

Memberikan budaya kerja

yang kondusif dan efektif

SL6

*

Skor penilaian penerapan Good Corporate Governance

Turn over rate pegawai

69,14%

N/A

75%

20%

L4

teknologi informasi untuk

Menerapkan sistem

efisiensi proses bisnis

*

Persentase proses bisnis yang terotomasi dengan teknologi

N/A

50%

L5

Meningkatkan kepedulian

dan kepekaan sosial

terhadap pelanggan dan

masyarakat

SL4

Jumlah kriminalitas di atas kereta api

0,0019

0,0015

SL5

Persentase realisasi program Kemitraan Bina Lingkungan(PKBL)

52%

92%

(4)

24

Pendapatan per

ribu-pegawai Persentase realisasi program Kemitraan Bina Lingkungan(PKBL) Persentase keterlaksanaan program kerja Turn over rate pegawai

Persentase proses bisnis yang terotomasi

dengan teknologi Jumlah kriminalitas di

atas kereta api Employee satisfaction

index dari satuan angkutanProduktivitas SDM

Rasio terlaksananya program pelatihan sesuai request unit Peningkatan total

pertumbuhan pendapatan usaha

Jumlah kerja sama dari pihak swasta (KSO)

Jumlah pendapatan usaha dari optimalisasi

asset

Rasio pencapaian Financial Leverage Realisasi program

yang menggunakan dana Public Service

Obligation (PSO) Perbaikan operating ratio Average Collection

Period Total Asset Turnover Jumlah pencairan dana

Public Service Obligation (PSO)

sesuai kontrak

Persentase tepat waktu keberangkatan kereta

api non komersial

Rata-rata realisasi kondisi perangkat jalan

rel jumlah channel

penjualan tiket kereta komersial

Indeks kepuasan pelanggan tentang pelayanan di dalam kereta non komersial

Indeks kepuasan pelanggan tentang pelayanan di dalam

kereta komersial komersial

Rasio jumlah komplain per volume penumpang Indeks kepuasan konsumen

kereta komersial terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di stasiun

Indeks kepuasan konsumen kereta non komersial terhadap kebutuhan fasilitas

penunjang di stasiun

jumlah channel penjualan tiket kereta

non komersial

Persentase pertumbuhan volume

penumpang

Pendapatan usaha dari kereta api komersial

Pendapatan usaha dari kereta api non

komersial

Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api

komersial

Persentase peningkatan jumlah penumpang

kereta api non komersial

Skor penilaian penerapan Good Corporate Governance

Persentase Ketepatan waktu service on train

cleaning service Persentase penumpang

mendapatkan fasilitas sesuai SOP kereta non

komersial Jumlah pendapatan

laba perusahaan setelah pajak

Realisasi program yang menggunakan dana

Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) Persentase tepat waktu

kedatangan kereta api komersial Persentase tepat waktu

keberangkatan kereta api komersial

Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api non komersial

Ada sistem tekonologi keselamatan perjalanan

KA

Persentase peningkatan jumlah penumpang kereta api komerisial

Persentase penumpang tidak mendapat tempat

duduk Jumlah tingkat kecelakaan menuju zero accident Ada metode pencegahan dan pengawasan keselamatan Rata-rata realisasi keandalan sinyal, telekomunikasi dan listrik Rasio sarana kereta api

berstatus siap operasi

Persentase tepat waktu kedatangan kereta api

non komersial

Persentase penumpang mendapatkan fasilitas

sesuai SOP kereta komersial

(5)

25

25

25

BOBOT SASARAN STRATEGIS

Perspektif

BSC bobot Kode SS Sasaran Strategis Prioritas SS Bobot SS

Customer

0,33

C1 Meningkatkan kepuasan pelanggan pada before on board service kereta komersial

0,125 0,041

C2 Meningkatkan kepuasan pelanggan pada before on board service kereta non

komersial

0,375 0,124

C3 Meningkatkan kepuasan pelanggan pada on board service kereta komerial

0,125 0,041

C4 Meningkatkan kepuasan pelanggan pada on board service kereta non komersial

0,375 0,124

Perspektif

BSC bobot Kode SS Sasaran Strategis Prioritas SS Bobot SS

Financial 0,33

F1 Meningkatkan laba perusahaan setelah pajak dengan peningkatan kapasitas

0,343 0,113

F2 Meningkatkan pertumbuhan volume penumpang

0,279 0,092

F3 Meningkatkan pendapatan usaha dari berbagai jenis usaha

0,099 0,033

F3 Meningkatkan efektivitas kebijakan perusahaan pendorong profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan

0,125 0,041

F5 Meningkatkan daya serap subsidi pemerintah untuk penumpang non komersial

0,154 0,051

(6)

26

26

BOBOT SASARAN STRATEGIS

Perspektif

BSC

bobot Kode

SS

Sasaran Strategis

Prioritas

SS

Bobot

SS

Internal

Business

Process

0,2

I1 Ketepatan waktu perjalan kereta api komersial

0,168 0,034

I2 Ketepatan waktu perjalan kereta api non komersial

0,092 0,018

I3 Memberikan fasilitas pelayanan sesuai kebutuhan pada kereta komersial

0,096 0,019

I4 Memberikan fasilitas pelayanan sesuai kebutuhan pada kereta non komersial

0,068 0,014

I5 Meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api

0,244 0,049

I6 Meningkatkan keandalan dan ketersediaan sarana, prasarana dan infrastruktur kereta api

0,244 0,049

I7 Meningkatkan okupansi kereta api komersial

0,044 0,009

I8 Meningkatkan okupansi kereta api non komersial

0,044 0,009

Perspektif

BSC

bobot

Kode

SS

Sasaran Strategis

Prioritas

SS

Bobot

SS

Learning

and

Growth

0,14

L1 Meningkatkan kesejahteraan pegawai

0,361 0,051

L2 Meningkatkan produktivitas pegawai

0,123 0,017

L3 Memberikan budaya kerja yang kondusif dan efektif

0,253 0,035

L4 Menerapkan sistem teknologi informasi untuk efisiensi proses bisnis

0,176 0,025

L5 Meningkatkan kepedulian dan kepekaan sosial terhadap pelanggan dan masyarakat 0,086 0,012

(7)

27

27

Bobot KPI

Kode SS Bobot SS Kode KPI KPI Prioritas KPI Bobot KPI

F1

0,113 F1.1 Jumlah pendapatan laba perusahaan setelah pajak

1,000 0,113

F2

0,092 F2.1 Persentase pertumbuhan volume penumpang

1,000 0,092

F3

0,033

F3.1 Pendapatan usaha dari kereta api komersial

0,322 0,011

F3.2 Pendapatan usaha dari kereta api non komersial

0,097 0,003

F3.3 Peningkatan total pertumbuhan pendapatan usaha

0,355 0,012

F3.4 Jumlah kerja sama dari pihak swasta (KSO)

0,091 0,003

F3.5 Jumlah pendapatan usaha dari optimalisasi asset

0,135 0,004

F4

0,041

F4.1 Perbaikan operating ratio

0,299 0,012

F4.2 Rasio pencapaian Financial Leverage

0,124 0,005

F4.3 Average Collection Period

0,389 0,016

F4.4 Total Asset Turnover

0,188 0,008

F5

0,051

F5.1 Realisasi program yang menggunakan dana Public Service Obligation (PSO)

F5.2 Jumlah pencairan dana Public Service Obligation (PSO) sesuai kontrak

0,500 0,025

0,500 0,025

(8)

28

28

Bobot KPI

Kode SS Bobot SS Kode KPI KPI Prioritas KPI Bobot KPI

C1

0,041

C1.1

Indeks kepuasan konsumen terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di stasiun

0,667 0,028

C1.2

jumlah channel penjualan tiket kereta

0,333 0,014

C2

0,124

C2.1

Indeks kepuasan konsumen terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di stasiun

0,667 0,083

C2.2

jumlah channel penjualan tiket kereta

0,333 0,041

C3

0,041

C3.1

Indeks kepuasan pelanggan komersial tentang pelayanan di dalam kereta

0,875 0,036

C3.2

Rata-rata jumlah komplain dari penumpang per perjalanan

0,125 0,005

C4

0,124 C4.1

Indeks kepuasan pelanggan non komersial tentang pelayanan di dalam kereta

1,000 0,124

(9)

29

29

Bobot KPI

Kode

SS Bobot SS Kode KPI KPI Prioritas KPI Bobot KPI

I1 0,034

I1.1 Persentase tepat waktu keberangkatan kereta api komersial

I1.2 Persentase tepat waktu kedatangan kereta api komersial

0,500 0,017

0,500 0,017

I2 0,018

I2.1 Persentase tepat waktu keberangkatan kereta api non komersial

I2.2 Persentase tepat waktu kedatangan kereta api non komersial

0,500 0,009

0,500 0,009

I3 0,019

I3.1 Persentase penumpang mendapatkan fasilitas sesuai SOP kereta komersial

I3.2 Persentase Ketepatan waktu service on train cleaning service

0,750 0,000

0,250 0,005

I4 0,014

I4.1 Persentase penumpang mendapatkan fasilitas sesuai SOP kereta non komersial

I4.2 Persentase penumpang tidak mendapat tempat duduk

0,333 0,005

0,667 0,009

(10)

30

30

Bobot KPI

Kode

SS Bobot SSKode KPI KPI Prioritas KPI Bobot KPI

I5 0,049

I5.1 Jumlah tingkat kecelakaan menuju zero accident

I5.2 Ada metode pencegahan dan pengawasan keselamatan

0,600 0,029

0,200 0,010

I5.3 Ada sistem tekonologi keselamatan perjalanan KA

0,200 0,010

I6 0,049

I6.1

Realisasi program yang menggunakan dana Infrastructure Maintenance and

Operation (IMO)

0,175 0,009

I6.2 Rata-rata realisasi kondisi perangkat jalan rel

0,288 0,014

I6.3 Rata-rata realisasi keandalan sinyal, telekomunikasi dan listrik

0,333 0,016

I6.4 Rasio sarana kereta api berstatus siap operasi

0,207 0,010

I7 0,009

I7.1 Persentase peningkatan jumlah penumpang kereta api komerisial

I7.2 Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api komersial

0,667 0,006

0,333 0,003

I8 0,113

I8.1 Persentase peningkatan jumlah penumpang kereta api non komersial

I8.2 Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api non komersial

0,667 0,075

0,333 0,038

(11)

31

31

Bobot KPI

Kode Sasaran Strategis Bobot Sasaran Strategis Kode

KPI KPI Prioritas KPI Bobot KPI

L1

0,051 L1.1 Employee satisfaction index

1,000 0,051

L2

0,017

L2.1 Pendapatan per ribu-pegawai

0,276 0,005

L2.2 Produktivitas SDM dari satuan angkutan

0,195 0,003

L2.3 Rasio terlaksananya program pelatihan sesuai request unit

0,138 0,002

L2.4 Persentase keterlaksanaan program kerja

0,391 0,007

L3

0,035

L3.1 Skor penilaian penerapan Good Corporate Governance

L3.2 Turn over rate pegawai

0,250 0,009

0,750 0,027

L4

0,025 L4.1 Persentase proses bisnis yang terotomasi dengan teknologi

1,000 0,025

L5

0,012

L5.1 Jumlah kriminalitas di atas kereta api

L5.2 Persentase realisasi program Kemitraan Bina Lingkungan(PKBL)

0,667 0,008

0,333 0,004

(12)

32

32

KPI Properties

Perspektif

Internal Business Process (I1)

Sasaran Strategis

Ketepatan waktu perjalan kereta api komersial

Deskripsi Sasaran

Strategis

Terwujudnya peningkatan ketepatan perjalan kereta api komersial

sebagai bentuk pelayanan terbaik kepada konsumen dan efektifitas

serta efisiensi bisnis perusahaan

KPI

Persentase tepat waktu kedatangan kereta api komersial

Deskripsi KPI

Perbandingan ketepatan waktu kedatangan kereta api komersial

sesuai dengan jadwal

Tujuan

Mengukur tingkat disiplin waktu kedatangan kereta api komersial

Target

49

Satuan

%

Formula

(jumlah kedatangan kereta komersial tepat waktu / jumlah jadwal

kereta komersial) x 100%

Frekuensi

Pengukuran

Tahunan

Frekuensi Review

Tahunan

Pengukur

EVP Operation

Sumber Data

Laporan kinerja

Pemilik KPI

VP Train Operation Planning

(13)

33

33

Dashboard SPK PT. KAI (Persero)

(14)

34

Sasaran Strategis Baru Sasaran Strategis Eksisting

Meningkatkan laba perusahaan setelah pajak

Peningkatan angkutan barang dan optimalisasi aset untuk peningkatan

laba Peningkatan pertumbuhan volume

penumpang

Peningkatan pertumbuhan volume angkutan baikbarangmaupun

penumpang Meningkatkan pendapatan usaha dari

berbagai jenis usaha Terwujudnya pertumbuhan pendapatan usaha Meningkatkan efektivitas kebijakan

perusahaan pendorong profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan Terwujudnya perbaikan operating ratio Meningkatkan daya serap subsidi

pemerintah untuk penumpang non komersial

Terpenuhi pencairan dana PSO sesuai kontrak

Meningkatkan kepuasan pelanggan pada

before on board service kereta komersial -Meningkatkan kepuasan pelanggan pada

before on board service kereta non

komersial

-Meningkatkan kepuasan pelanggan pada on board service kereta komerial

Peningkatan indeks kepuasan pelanggan penumpang dengan pemenuhan seluruh pelayanaan berdasarkan komitmen yang dijanjikan Meningkatkan kepuasan pelanggan pada

on board service kereta non komersial -Ketepatan waktu perjalan kereta api

komersial

Peningkatan ketepatan waktu kedatangan kereta api dari toal

keberangkatan Ketepatan waktu perjalan kereta api non

komersial

-Memberikan fasilitas pelayanan sesuai

kebutuhan pada kereta komersial -Memberikan fasilitas pelayanan sesuai

kebutuhan pada kereta non komersial -Meningkatkan keselamatan perjalanan

kereta api kecelakaan menuju zero accidentTerwujudnya penurunan tingkat

Sasaran Strategis Baru Sasaran Strategis Eksisting

Meningkatkan keandalan dan ketersediaan sarana, prasarana dan

infrastruktur kereta api

Terwujudnya ketersediaan dan keandalan sarana dalam pengoperasian kereta api dalam meningkatkan pelayanan kepada

pelanggan Meningkatkan okupansi kereta api

komersial

-Meningkatkan okupansi kereta api non

komersial

-Meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan meningkatnya indeks kepuasan Peningkatan kesejahteraan pegawai pegawai

Meningkatkan produktivitas pegawai Peningkatan produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan Memberikan budaya kerja yang kondusif

dan efektif Peningkatan penerapan Good Corporate Governance Menerapkan sistem teknologi informasi

untuk efisiensi proses bisnis -Meningkatkan kepedulian dan

kepekaan sosial terhadap pelanggan dan masyarakat

Penurunan jumlah kriminalitas diatas kereta api

Peningkatan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat setempat (program

CSR /PKBL)

-Peningkatan kompetensi pegawai operasional dengan sertifikasi pegawai

operasional

Peningkatan indeks kepuasan pelanggan angkutan barang dengan pemenuhan seluruh pelayanaan berdasarkan komitmen

yang dijanjikan

Peningkatan relasi pelanggan baru angkutan barang dalam menambah

volume angkutan barang

Terwujudnya waktu peredaran gerbong (WPG) dalam mencapai efisiensi pengoperaian gerbong angkutan barang

Perbandingan SS

(15)

35

Rancangan Baru Eksisting

Jumlah pendapatan laba

perusahaan setelah pajak -Persentase pertumbuhan volume

penumpang Pertumbuhan volume angkutan Pendapatan usaha dari kereta

api komersial -Pendapatan usaha dari kereta

api non komersial -Persentase peningkatan total

pertumbuhan pendapatan

usaha Pertumbuhan pendapatan Jumlah kerja sama dari pihak

swasta (KSO) -Jumlah pendapatan usaha dari

optimalisasi asset ROCE Perbaikan operating ratio Operating Ratio Rasio pencapaian Financial

Leverage -Average Collection Period -Total Asset Turnover -Rasio realisasi serapan dana

Public Service Obligation (PSO) Tingkat Pemenuhan kontrak PSO Rasio peningkatan serapan dana

PSO tahun sebelumnya -Indeks kepuasan konsumen

kereta komersial terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di

stasiun

Indeks Kepuasan pelanggan angkutan penumpang KA jumlah channel penjualan tiket

kereta komersial -Indeks kepuasan konsumen

kereta non komersial terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di

stasiun

-jumlah channel penjualan tiket

kereta non komersial -Indeks kepuasan pelanggan

tentang pelayanan di dalam

kereta komersial komersial -Rasio jumlah komplain per

volume penumpang -Rata-rata realisasi keandalan

sinyal, telekomunikasi dan listrik

-Indeks kepuasan pelanggan tentang pelayanan di dalam kereta

non komersial

-Persentase tepat waktu

keberangkatan kereta api

komersial -Persentase tepat waktu

kedatangan kereta api komersial

Ketepatan waktu kedatangan KA Komersial Persentase tepat waktu

keberangkatan kereta api

non komersial -Persentase tepat waktu

kedatangan kereta api non

komersial -Persentase penumpang

mendapatkan fasilitas

sesuai SOP kereta komersial -Persentase Ketepatan

waktu service on train

cleaning service -Persentase penumpang

mendapatkan fasilitas sesuai SOP kereta non

komersial

-Persentase penumpang

tidak mendapat tempat

duduk

-Jumlah tingkat kecelakaan Penurunan jumlah kecelakaan Ada metode pencegahan

dan pengawasan

keselamatan -Ada sistem tekonologi

keselamatan perjalanan KA -Realisasi program yang

menggunakan dana Infrastructure Maintenance

and Operation (IMO)

-Rata-rata realisasi kondisi

perangkat jalan rel

-Rasio sarana kereta api berstatus siap operasi

Indeks Jumlah gangguan sarana lokomotif Indeks Jumlah gangguan

sarana kereta Rasio okupansi kereta api

komerisial dibanding tahun

sebelumnya -Rasio realisasi terhadap

anggaran okupansi kereta api

komersial -Rasio okupansi kereta api non

komerisial dibanding tahun

sebelumnya -Rasio realisasi terhadap

anggaran okupansi kereta api

non komersial

-Employee satisfaction index Indeks kepuasan pegawai Pendapatan per ribu-pegawai

-Produktivitas SDM dari satuan

angkutan Rasio kompetensi pegawai operasional Rasio terlaksananya program

pelatihan sesuai request unit -Persentase keterlaksanaan

program kerja Produktivitas pegawai Skor penilaian penerapan

Good Corporate Governance Skor KPKUGCG Turn over rate pegawai -Persentase proses bisnis yang

terotomasi dengan teknologi -Jumlah kriminalitas di atas

kereta api Rasio kriminalitas Persentase realisasi program

Kemitraan Bina

Lingkungan(PKBL) Bina Lingkungan

-Indeks kepuasan pelanggan angkutan barang Relasi baru angkutan barang

Waktu perderan Gerbong (WPG)

Indeks Jumlah gangguan sarana Gerbong

(16)

36

36

Bobot KPI Sosial - Bisnis

Kode KPI Sosial Bobot

F3.2 Pendapatan usaha dari kereta api non komersial 0,003

F5.1 Realisasi program yang menggunakan dana Public Service Obligation (PSO) 0,025

F5.2 Jumlah pencairan dana Public Service Obligation (PSO) sesuai kontrak 0,025

C2.1 Indeks kepuasan konsumen terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di stasiun 0,028

C2.2 jumlah channel penjualan tiket kereta 0,014

C4.1 Indeks kepuasan pelanggan non komersial tentang pelayanan di dalam kereta 0,124

I2.1 Persentase tepat waktu keberangkatan kereta api non komersial 0,009

I2.2 Persentase tepat waktu kedatangan kereta api non komersial 0,009

I4.1 Persentase penumpang mendapatkan fasilitas sesuai SOP kereta non komersial 0,005

I4.2 Persentase penumpang tidak mendapat tempat duduk 0,009

I8.1 Persentase peningkatan jumlah penumpang kereta api non komersial 0,006

I8.2 Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api non komersial 0,003

L5.1 Jumlah kriminalitas di atas kereta api 0,008

L5.2 Persentase realisasi program Kemitraan Bina Lingkungan(PKBL) 0,004

TOTAL 0,272

Kode KPI Sosial Bobot

F1.1 Jumlah pendapatan laba perusahaan setelah pajak 0,113

F2.1 Persentase pertumbuhan volume penumpang 0,092

F3.1 Pendapatan usaha dari kereta api komersial 0,011

F3.3 Peningkatan total pertumbuhan pendapatan usaha 0,012

F3.4 Jumlah kerja sama dari pihak swasta (KSO) 0,003

F3.5 Jumlah pendapatan usaha dari optimalisasi asset 0,004

F4.1 Perbaikan operating ratio 0,012

F4.2 Rasio pencapaian Financial Leverage 0,005

F4.3 Average Collection Period 0,016

F4.4 Total Asset Turnover 0,008

TOTAL 0,276

(17)

37

37

Kesimpulan

Aspek sosial perusahaan tercantum dalam pengukuran kinerja perusahaan setelah

identifikasi stakeholders need. Tersusun 22 sasaran strategis (SS) dengan 7 SS aspek sosial

serta 49 KPI dengan 14 KPI aspek sosial dengan bobot sosial : bisnis = 0,272 : 02,76

Dashboard sistem pengukuran kinerja perusahaan menggunakan bantuan microsoft excel

dengan terintegrasi seluruh informasi untuk memudahkan kalkulasi agar efekif dan efisien

(18)

38

38

P E N G U K U R A N K I N E R J A

• Manajemen perlu memahamkan pelaksanaan

dan pemanfaatan KPI

• pengembangan sistem pengukuran kinerja

yang tidak dibatasi pada aspek penumpang

• pengembangan dashboard pengukuran kinerja

dengan sistem informasi perusahaan yang

terintegrasi

(19)

39

39

P E N G U K U R A N K I N E R J A

• Manajemen perlu memahamkan pelaksanaan

dan pemanfaatan KPI

• pengembangan sistem pengukuran kinerja

yang tidak dibatasi pada aspek penumpang

• pengembangan dashboard pengukuran kinerja

dengan sistem informasi perusahaan yang

terintegrasi

(20)

• Arianto, Eka Zusan. (2010). Analisa Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode

Performance Prism (Studi Kasus: PT. Petrokimia Gresik). Surabaya: Tugas Akhir Jurusan

Teknik Industri ITS.

• Fikrotuzzakiah, Fildzah. (2012). Perancangan Model Pengukuran Kinerja Project-Based

dengan Menggunakan Balancced Scorecard (studi kasus: PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung). Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.

• Folan, Paul &Browne, Jim. (2005). A Review of Performance Measurement: Towards

Performance Management

• Iswari, Ratih. (2011). Penilaian Kinerja Aspek Finansial dan Non Finansial Perusahaan

Daerah Pasar kota Denpasar. Denpasar: Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana.

• Kaplan, R., & Norton, D. (1992). The balanced scorecard: measures that drive performance (Harvard Business Review). Boston United States of America: Harvard Business School

Press.

• Kaplan, R., & Norton, D. (1996). The balanced scorecard: translating strategy into action (Edisi satu). Boston, United States of America: HarvardBusiness School Press.

• Kaplan, R., & Norton, D. (2001). The strategy focused organization. Boston United States of America: Harvard Business Press.

• Kaplan, Robert S, dan Norton, David P (Peter R. Yosi Pasla, penerjemah). 2002 Balanced

scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta : Erlangga.

• Kereta Api Indonesia, P.T. (2012). Annual Report 2011 PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Bandung: PT. Kereta Api Indonesia.

• Kereta Api Indonesia, P.T. (2012). Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2012-2016 PT.

Kereta Api Indonesia (Persero). Bandung: PT. Kereta Api Indonesia.

• Kereta Api Indonesia, P.T. (2013). Annual Report 2012 PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Bandung: PT. Kereta Api Indonesia.

• Luis, Suwardi., & Biromo, Prima A. (2007). Step by step in cascading balanced scorecard

to fundamental scorecard. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

40

40

D A F T A R P U S T A K A

• Mulyadi. (2001). Balanced scorecard: alat kontemporer untuk pelipatgandaan kinerja

keuangan perusahaan.Jakarta: PT Salemba Empat.

• Mulyadi., & Setyawan, Johny. (1999). Sistem pengendalian manajemen: sistem pelipatganda

kinerja perusahaan. Yogyakarta: Aditya Media.

• Neely, Andy & Adam, Chris. (2000). Perspectives on Performance: The Performance Prism • Parmeter, David. (2007). Key performace indicators. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. • Peraturan Menteri Perhubungan. PM 23 tahun 2011 tentang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana

Perkeretaapian

• Pramadhany, Wahyu Eko Yuzandra. (2011). Penerapan metode balanced scorecard sebagai

tolok ukur penilaian kinerja pada organisasi nirlaba(studi kasus pada rumah sakit bhayangkara

semarang)(Laporan Tugas Akhir). Semarang: Universitas Diponegoro, Fakultas Ekonomi.

• Ramadhani, Aulia. (2011). Perancangan Model Pengukuran Kinerja Corporate Social

Responsibility Berdasarkan Integrasi Model Pengukuran Kinerja Prism dan Sustainability Reporting Guidelines Global Reporting Initiative (Studi Kasus : PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.). Surabaya: Thesis Jurusan Teknik Industri ITS Surabaya

• Saaty, T. L. (1980). The analytical hierarchical process. New York: McGraw Hill.

• Sholihah, Mar’atus. (2013). Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja ITS International Office

dengan Menggunakan Balanced scorecard. Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.

• Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. • Suwignjo, Patdono (2009). Manajemen Performansi. Surabaya : Teknik Industri ITS.

• Ukko, J. Et al. (2007). Performance Measurement Impacts on Managements anf Leadership:

Perspectives of Management and Employees

• Undang Undang (UU) No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian

• Yuwono, Sony., Sukarno, Edy., & Ichsan, Muhammad. (2004). Petunjuk praktis penyusunan

balanced scorecard menuju organisasi yang berfokus pada strategi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

• Zhonghua, Cai & Ye, Wang. (2012). Research Frontiers in Public Sector Performance

Measurement

Referensi

Dokumen terkait

Untuk graf C n tidak memiliki himpunan label sisi genap dan himpunan label titik ganjil karena pada graf C n jumlah banyaknya titik dan sisi bernilai genap, maka

1) Pendiri organisasi. Budaya organisasi dapat ditelusuri, paling tidak sebagian, para pendiri organisasi. Pendiri-pendiri ini seringkali memiliki kepribadian yang

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

[r]

Sikap layanan yang baik merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh petugas perpustakaan terutama petugas pada bagian layanan referensi, sebab sikap

Pada penelitian ini, penurunan indeks plak terlihat masih terdapat 2 responden dengan kategori buruk, hal ini dikarenakan kedua respoden tersebut memiliki tingkat

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

Sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan penulis pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Jakarta, khususnya pada Subdit Permukiman Desa,