• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG ASEUPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG ASEUPAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BLHD Propinsi Banten IV. 1

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG ASEUPAN

A. Struktur dan Komposisi Jenis Kategori Pohon (DBH ≥ 10 cm)

Untuk memberikan gambaran ekologi dan penutupan kawasan hutan alam di kawasan Gunung Aseupan, maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara melakukan identifikasi keragaman jenis serta melakukan studi yang berhubungan dengan struktur dan komposisi vegetasinya. Metode identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan plot vegetasi dan petak ukur maupun dengan cara eksplorasi jenis. Studi tentang struktur dan komposisi jenis pohon pada kawasan hutan alam sangat penting dilakukan untuk memberikan gambaran keanekaragaman hayati jenis pohon serta kondisi penutupan vegetasi yang secara umum akan berpengaruh terhadap kondisi ekologi suatu kawasan. Nilai kualitatif struktur tegakan biasanya berhubungan erat dengan nilai-nilai diameter pohon, tinggi pohon maupun basal area atau luas bidang dasar tegakan pada suatu luasan tertentu. Sementara itu komposisi jenis pohon sangat berhubungan erat dengan dominansi suatu jenis pada suatu tempat tertentu serta juga berhubungan erat dengan parameter yang ada di dalamnya yang meliputi frekuensi kehadiran jenis, luas bidang dasar dan kerapatan pada masing-masing plot penelitian. Dengan diketahuinya komposisi jenis pohon kita bisa menganalisis seberapa besar keterkaitannya dengan ekosistem pada suatu kawasan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu kawasan dengan komposisi jenis pohon yang lebih beragam cenderung memiliki nilai potensi biodiversity yang tinggi dan juga tingkat kehadiran satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan yang miskin potensi biodiversity faunanya.

Untuk mengetahui kondisi struktur dan komposisi jenis untuk kategori pohon (DBH ≥ 10 cm), maka dilakukan kegiatan identifikasi jenis pohon dan pengukuran diameter pohon setinggi dada (DBH). Pada kegiatan identifikasi dan inventarisasi tegakan pada hutan alam di kawasan pegunungan aseupan, pohon dengan DBH ≥ 10 cm di kelompokkan ke dalam kategori pohon.

Semua tegakan baik kategori pohon (tress, DBH ≥ 10 cm), pancang (sapling, tinggi ≥ 2 m, DBH ≤ 10 cm) dan kelompok semai ( seedling, tinggi ≤ 2 m) yang

(2)

BLHD Propinsi Banten IV. 2 ditemukan di dalam plot ukuran 20 m x 100 m (0,2 Ha/plot) dilakukan proses inventarisasi dan identifikasi untuk berikutnya dilakukan analisis nilai dominansinya. Dalam kegiatan penelitian ini, nilai dominansi berdasarkan kepada jumlah kehadiran pohon (FR) dan luas bidang dasar (DR) serta density (KR) masing-masing jenis persatuan luasnya. Selain itu dilakukan identifikasi tegakan di dalam plot pengamatan, juga dilakukan kegiatan eksplorasi/ identifikasi jenis pohon dan juga vegetasi pendukung (herba liana) yang berada di sekitar lokasi pengamatan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui keragaman dan kehadiran vegetasi secara keseluruhan. Untuk mengetahui komposisi vegetasi tingkat pohon, pada kawasan Gunung Aseupan masing- masing plot studi di buat ke dalam 3 subplot studi yang secara umum hasil perhitungan dominansi jenisnya dapat dilihat pada Tabel IV-1 dan Gambar IV.1. Khusus untuk struktur vegetasi pohon di kawasan Gunung Aseupan pada plot berukuran 0.12 ha berhasil diidentifikasi sebanyak 18 jenis tegakan kategori pohon (Tabel IV-1). Dari 18 jenis pohon tersebut terdapat keragaman jenis dari kelompok family Euphorbiaceae. Sebagai contoh untuk kelompok family Euphorbiaceae berhasil diidentifikasi 4 jenis dari 18 jenis yang ada di dalam plot yaitu : Antidesma sp.; Chaetocarphus costanopcarpus; Cleistanthus myrianthus; Croton

argyratus. Pada kawasan hutan alam Gunung Aseupan menunjukan kerapatan

pohon yang cukup tinggi. Dengan nilai kerapatan pohon sebesar 266.67 pohon/ha. Di sisi lain tingginya nilai kerapatan pohon juga berdampak pada tingginya nilai basal area (BA) (m²/ha), berdasarkan nilai basal areanya kawasan Gunung Aseupan dapat di kategorikan kepada kondisi penutupan Hutan sekunder dengan dominansi oleh beberapa jenis pionir cepat tumbuh.

(3)

BLHD Propinsi Banten IV. 3 Tabel IV-1. Nilai dominansi untuk kategori pohon (DBH ≥ 10 cm) di lokasi Hutan alam Gunung Aseupan berdasarkan frekuensi, basal area pohon perhektar dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon.

No Nama Jenis Family

Kerapatan

(pohon/ha) Frekuensi BA (m2/ha) KR FR DR NPJ

(K) (F) (D)

1 Antidesma sp. Euphorbiaceae 41.67 1.00 1.40 15.63 13.04 9.30 37.97 2

Canarium

denticulatum Burseraceae 8.33 0.33 2.44 3.13 4.35 16.24 23.71

3 Chaetocarphus costanopcarpus Euphorbiaceae 8.33 0.33 0.29 3.13 4.35 1.92 9.40 4 Cleistanthus myrianthus Euphorbiaceae 8.33 0.33 0.63 3.13 4.35 4.19 11.67 5 Croton argyratus Euphorbiaceae 8.33 0.33 0.26 3.13 4.35 1.75 9.22

6 Ficus albipila Moraceae 8.33 0.33 0.26 3.13 4.35 1.75 9.22

7 Ficus mollissima Moraceae 8.33 0.33 0.59 3.13 4.35 3.93 11.40

8 Knema latericia Myristicaceae 16.67 0.33 0.19 6.25 4.35 1.27 11.86

9 Magnolia sp. Magnoliaceae 8.33 0.33 1.21 3.13 4.35 8.07 15.54

10 Neonauclea excelsa Rubiaceae 8.33 0.33 0.90 3.13 4.35 5.97 13.45

11 Nothaphoebe sp. Lauraceae 8.33 0.33 0.26 3.13 4.35 1.75 9.22

12 Pentace triptera Tiliaceae 33.33 0.67 0.58 12.50 8.70 3.87 25.06

13 Porterandia sp. Rubiaceae 8.33 0.33 0.19 3.13 4.35 1.26 8.73

14 Quercus sp. Fagaceae 8.33 0.33 1.10 3.13 4.35 7.34 14.81

15 Schima wallichii Theaceae 16.67 0.67 2.21 6.25 8.70 14.71 29.65 16 Symplocos sp. Symplocaceae 25.00 0.67 0.99 9.38 8.70 6.57 24.64 17 Syzygium aromaticum Myrtaceae 8.33 0.33 0.15 3.13 4.35 0.98 8.45 18 Vernonia arborea Compositae 33.33 0.33 1.37 12.50 4.35 9.15 26.00

Jumlah 266.67 7.67 15.00 100.00 100.00 100.00 300.00 Berdasarkan Tabel IV-1 dan Gambar IV.1 terlihat bahwa di lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan jenis Antidesma sp. merupakan jenis yang paling dominan dengan nilai NPJ tertinggi sebesar 37.97 %; diikuti oleh jenis Schima

wallichii (NPJ = 29.65 %); Vernonia arborea (NPJ = 26.00 %); Pentace triptera (NPJ =

25.06%); Symplocos sp. (NPJ = 24.64%); Canarium denticulatum (NPJ = 23.71 %). Bila dilihat dari struktur vegetasinya terutama dari luas bidang dasar yaitu 15.00 m²/ha dan kerapatan pohon 266 pohon/ha maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kawasan Gunung Aseupan banyak di dominasi oleh pohon dengan diameter sedang (DBH > 20 cm).

(4)

BLHD Propinsi Banten IV. 4 Gambar IV.1. Distribusi Nilai Dominansi (NPJ %) untuk Kategori Pohon (DBH

≥10 cm) di Kawasan Hutan Alam Gunung Aseupan.

B. Struktur dan Komposisi Jenis Pancang

Dalam upaya mengetahui potensi keanekaragaman hayati dan ekologi serta tegakan pada kawasan Hutan alam di Gunung Aseupan, maka dilakukan juga identifikasi pada tingkat pancang. Studi struktur dan komposisi pohon tingkat pancang sangat diperlukan dalam rangka mengetahui dinamika populasi tegakan maupun potensi regenerasi dari proses suksesi di kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Untuk kategori pancang, studi dilakukan pada plot yang sama saat proses identifikasi tingkat pohon dilakukan pada masing-masing plot studi.

Analisis struktur dan komposisi pancang di kawasan Hutan alam Gunung Aseupan dilakukan pada 3 plot dengan ukuran (5 m x 5 m). Pada pengamatan di lokasi studi Hutan alam Gunung Aseupan berhasil diidentifikasi sebanyak 6 jenis pancang yang tergolong kedalam 6 Famili. Dilihat dari keragaman jenisnya pada

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 NPJ (%)

(5)

BLHD Propinsi Banten IV. 5 tingkat pancang, kawasan Hutan alam Gunung Aseupan memiliki potensi keragaman jenis yang relatif rendah disebabkan telah terjadi pengalihan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan masyarakat sekitar Gunung Aseupan. Hasil perhitungan dominansi jenis pada tingkat pancang secara detail dapat dilihat pada Tabel IV-2. Dan Gambar IV.2. berikut :

Tabel IV-2. Nilai dominansi untuk kategori pancang (sapling, tinggi ≥ 2 m, DBH ≤ 10 cm) di lokasi Hutan Alam Gunung Aseupan berdasarkan frekuensi, dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon.

No Nama Jenis Family

Kerapatan

(pohon/ha) Frekuensi KR FR SDR (K) (F)

1 Ficus mollissima Moraceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33

2 Macaranga hypoleuca Euphorbiaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33

3 Melicope glabra Rutaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33

4 Neonauclea excelsa Rubiaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33

5 Syzigium sp. Myrtaceae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33

6 Vernonia arborea Compositae 133.33 0.33 16.67 16.67 33.33

Jumlah 800.00 2.00 100 100 200

Pada Tabel IV-2 dan Gambar IV.2 untuk pohon kategori pancang berhasil diidentifikasi sebanyak 6 jenis yang tergabung ke dalam 6 Famili. Dilihat dari sebaran Nilai Penting Jenis pada Tabel IV-2 dan Gambar IV.2 menunjukkan bahwa tingkat dominansi pada masing-masing jenis cukup merata dimana nilai SDR untuk masing-masing jenis berada pada 33.33 % artinya untuk tingkat pancang tidak ada jenis yang mendominasi jenis lainnya. Hal ini terjadi kemungkinan diakibatkan oleh beberapa hal antara lain kawasan tersebut telah terdegradasi berat sehingga hanya jenis tertentu saja yang bisa tumbuh dan berkompetisi dengan jenis lainnya. Disisi lain terfragmentasinya kawasan hutan ke dalam habitat yang kecil menyebabkan jenis pohon tingkat pancang yang berhasil diidentifikasi relative sedikit sehingga nilai SDR tersebar merata pada masing-masing jenis pancang.

(6)

BLHD Propinsi Banten IV. 6 Selain itu, beberapa jenis pohon pakan yang hadir pada tingkat pohon juga hadir pada tingkat pancang seperti jenis dari Ficus mollissima, Syzigium sp, dan

Vernonia arborea. Jenis-jenis tersebut kedepannya diharapkan dapat tumbuh

berkembang menjadi tingkat pohon dan menambah potensi sumber pakan untuk Avifauna dan satwaliar yang hadir di dalam hutan alam Gunung Aseupan

Gambar IV.2. Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat pancang (sapling, tinggi ≥ 2 m, DBH ≤ 10 cm) di Kawasan Hutan Alam Gunung Aseupan.

C. Struktur dan Komposisi Jenis Semai

Pada masing-masing plot penelitian selain dilakukan perhitungan identifikasi jenis tingkat pohon dan pancang, juga dilakukan perhitungan tingkat semainya. Khusus untuk vegetasi pohon pada tingkat semai dilakukan pada 3 petak ukur (ukuran 2 m x 2 m) yang tersebar di seluruh lokasi penelitian. Secara umum kawasan Hutan alam Gunung Aseupan berdasarkan struktur dan komposisi pohon pada tingkat semai (seedling) menunjukkan bahwa tingkat kerapatan semai sebesar 6666 pohon/ha. Hasil identifikasi di kawasan Hutan alam Gunung Aseupan pada tingkat semai jumlah jenis yang teridentifikasi sebesar 6 jenis yang tergolong kedalam 4 Famili. Untuk mengetahui struktur dan

0 5 10 15 20 25 30 35 Ficus mollissima Macaranga hypoleuca Melicope glabra Neonauclea excelsa Syzigium sp. Vernonia arborea S DR (%)

(7)

BLHD Propinsi Banten IV. 7 komposisi jenis tingkat Semai yang secara umum hasil perhitungan dominansi jenisnya dapat dilihat pada Tabel IV-3 dan Gambar IV.3.

Tabel IV-3. Distribusi Nilai dominansi untuk kategori Semai (seedling, tinggi ≤ 2m) di lokasi Hutan Alam Gunung Aseupan berdasarkan frekuensi, dan kerapatan pohon perhektar masing-masing jenis pohon.

No Nama Jenis Family

Kerapatan

(pohon/ha) Frekuensi KR FR SDR (K) (F)

1 Artocarpus elasticus Moraceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50

2 Barringtonia sp. Lecythidaceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50

3 Chaetocarphus costanopcarpus Euphorbiaceae 1666.67 0.67 25.00 25.00 25.00

4 Ficus mollissima Moraceae 1666.67 0.67 25.00 25.00 25.00

5 Macaranga hypoleuca Euphorbiaceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50

6 Polyalthia sp. Annonaceae 833.33 0.33 12.50 12.50 12.50

Jumlah 6666.67 2.67 100.00 100.00 100.00

Gambar IV.3. Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat semai (seddling, tinggi ≤ 2 m)) di Kawasan Hutan Alam Gunung Aseupan.

Berdasarkan Tabel IV-3 dan Gambar IV.3 di atas hanya ditemukan 6 jenis pohon tingkat semai pada plot studi. Yang tergabung ke dalam 4 kelompok famili

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 Chaetocarphus costanopcarpus Ficus mollissima Artocarpus elasticus Barringtonia sp. Macaranga hypoleuca Polyalthia sp. S DR (%)

(8)

BLHD Propinsi Banten IV. 8 yang berbeda. Mengacu pada data vegetasi tingkat pancang dan semai menunjukkan hanya jenis pohon Ficus mollissima dari famili Moraceae dan

Macaranga hypoleuca dari famili Euphorbiaceae yang ditemukan pada dua

tingkatan tersebut. Hal ini dapat dijadikan indikator bahwa proses suksesi dan dinamika kehadiran vegetasi pada plot studi sedang berjalan dengan baik.

Bila dilihat dari nilai SDR menunjukan bahwa tidak ada jenis yang sangat dominan terhadap jenis lainnya. Hal ini mengacu pada sebaran nilai SDR pada masing-masing jenis, dengan variasi nilai SDR antara 12.50 s/d 25.00 %. Hal ini cukup beralasan mengingat jenis pohon tingkat semai pada plot studi relatif sedikit serta kawasan hutan sekunder yang sudah mengalami degradasi sangat berat.

D. Kehadiran dan Keragaman Jenis Pohon

Dari hasil identifikasi dan inventarisasi tegakan kategori pohon, pancang dan semai, selanjutnya dilakukan kombinasi tabulasi data masing-masing kategori untuk mendapatkan informasi kehadiran dan keragaman jenis pohon secara keseluruhan. Ditambahkan juga data dari kegiatan eksplorasi yaitu mengidentifikasi jenis-jenis pohon yang ditemui diluar plot pengamatan vegetasi (plot vegetasi, 0.12 ha). Merujuk kepada hasil kombinasi seluruh data tegakan (Tabel IV.4) di peroleh informasi bahwa sedikitnya terdapat 73 jenis pohon pada lokasi penelitian hutan alam Gunung Aseupan. Untuk keterangan kehadiran dan keragaman jenis secara terperinci dapat dilihat pada Tabel IV.4 berikut ini :

(9)

BLHD Propinsi Banten IV. 9 Tabel IV-4. Kehadiran dan keragaman jenis tegakan di lokasi studi hutan alam

Gunung Aseupan.

No Jenis Pohon Family Kategori Plot Eksplorasi Pohon Pancang Semai

1 Alstonia angustiloba Apocynaceae +

2 Antidesma neurocarpum Euphorbiaceae +

3 Antidesma sp. Euphorbiaceae + +

4 Artocarpus elasticus Moraceae + +

5 Baccaurea sp. Euphorbiaceae +

6 Barringtonia sp. Lecythidaceae + +

7 Brindelia sp. Euphorbiaceae +

8 Campnosperma sp. Anacardiaceae +

9 Canarium denticulatum Burseraceae +

10 Chaetocarphus costanopcarpus Euphorbiaceae + + + 11 Cinnamomum prorectum Lauraceae +

12 Clerodendrum sp. Rubiaceae +

13 Cleistanthus myrianthus Euphorbiaceae + + 14 Croton argyratus Euphorbiaceae + + 15 Dehaasia longipedicellata Lauraceae + 16 Dillenia suffruticosa Dilleniaceae +

17 Diospyros utilis Ebenaceae +

18 Diospyros unfolius Ebenaceae +

19 Ficus albipila Moraceae + +

20 Ficus bracteata Moraceae +

21 Ficus concinna Moraceae +

22 Ficus sp. Moraceae +

23 Ficus dubia Moraceae +

24 Ficus mollissima Moraceae + + + +

25 Ficus semicordata Moraceae +

26 Ficus tinctoria Moraceae +

27 Ficus trymatocarpa Moraceae +

28 Glochidion calospermum Euphorbiaceae + 29 Homalanthus populneus Euphorbiaceae +

30 Jackiopsis sp. Rubiaceae +

31 Knema elmeri Myristicaceae +

32 Knema glaucebcens Myristicaceae + 33 Knema latricia Myristicaceae + + 34 Macaranga hypoleuca Euphorbiaceae + + +

(10)

BLHD Propinsi Banten IV. 10 Tabel IV-4. Lanjutan

No Jenis Pohon Family Kategori Plot Eksplorasi Pohon Pancang Semai

35 Macaranga sp. Euphorbiaceae +

36 Macaranga tanarius Euphorbiaceae +

37 Macaranga trichocarpa Euphorbiaceae +

38 Macaranga winkleri Euphorbiaceae +

39 Magnolia sp. Magnoliaceae + +

40 Melicope glabra Rutaceae + +

41 Mesua sp. Sapotaceae +

42 Mezzetia parviflora Annonaceae +

43 Myristica simidrum Myristicaceae +

44 Nauclea officinalis Rubiaceae +

45 Neonauclea excelsa Rubiaceae + +

46 Nothaphoebe sp. Lauraceae + +

47 Nothapoebe umbelliflora Lauraceae +

48 Pentace triptera Tiliaceae +

49 Peronema canescens Lamiaceae +

50 Phoebe sp. Lauraceae +

51 Polyalthia sp. Annonaceae +

52 Polyalthia sumatrana Annonaceae +

53 Porterandia sp. Rubiaceae + +

54 Pternandra galeata Melastomataceae +

55 Quercus argentata Fagaceae +

56 Quercus sp. Fagaceae +

57 Rhodamnia cinerea Myrtaceae +

58 Sandoricum koetjapi Meliaceae +

59 Schima wallichii Theaceae + +

60 Sterculia sp. Sterculiaceae +

61 Symplocos sp. Symplocaceae + +

62 Syzygium aromaticum Myrtaceae +

63 Syzygium hirtum Myrtaceae +

64 Syzygium nitidum Myrtaceae +

65 Syzygium polyanthum Myrtaceae +

66 Syzygium sp. Myrtaceae +

67 Syzygium tawahense Myrtaceae +

68 Tabernaemontana floribunda Apocynaceae +

(11)

BLHD Propinsi Banten IV. 11 Tabel IV-4. Lanjutan

No Jenis Pohon Family Kategori Plot Eksplorasi Pohon Pancang Semai

70 Urophyllum sp. Rubiaceae +

71 Vernonia arborea Compositae + + +

72 Vitex pinnata Lamiaceae +

73 Vitex purbescen Lamiaceae +

Jumlah 18 6 6 66

Jika merujuk kepada data pada Tabel IV.4 maka kehadiran dan keragaman jenis pohon pada lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan terdapat banyak jenis pohon yang merupakan jenis pohon pakan diantaranya jenis dari kelompok : Baccaurea, Artocarpus, Dillenia, Syzygium, Cananga, Vitex, Ficus,

Notaphoebe, Knema, Vernonia . Jenis-jenis pohon pakan tersebut hadir cukup

potensial pada kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Jenis-jenis tersebut sangat penting untuk menjaga kehadiran satwa terutama mamalia pada kawasan hutan alam Gunung Aseupan.

Pada hutan alam Gunung Aseupan juga ditemui beberapa jenis pionir dari famili Euphorbeaceae seperti Macaranga gigantea, Macaranga hoseii, Macaranga

hypoleuca, Macaranga winkleri,Macaranga trichocarpa dan jenis lainnya pada tingkat

semai dan pancang. Berikut perbandingan jumlah jenis pohon pada masing-masing familinya (Gambar V.4)

(12)

BLHD Propinsi Banten IV. 12 Gambar IV.4. Perbandingan Jumlah jenis pohon pada masing-masing

Familinya.

Berdasarkan Gambar IV.4 terlihat bahwa kelompok jenis dari famili Euphorbiaceae cukup dominan yang mengindikasikan bahwa kawasan hutan tersebut banyak di dominasi oleh jenis pionir yang biasanya tumbuh pada kawasan hutan sekunder muda.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 Euphorbiaceae Moraceae Myrtaceae Rubiaceae Lauraceae Myristicaceae Annonaceae Apocynaceae Lamiaceae Ebenaceae Fagaceae Anacardiaceae Burseraceae Compositae Dilleniaceae Lecythidaceae Magnoliaceae Melastomataceae Meliaceae Rutaceae Sapotaceae Sterculiaceae Symplocaceae Theaceae Tiliaceae Jumlah Jenis Fa mi li

(13)

BLHD Propinsi Banten IV. 13

E. Kehadiran dan Keragaman Vegetasi Pendukung

Pada lokasi hutan alam juga dilakukan inventarisasi vegetasi pendukung untuk melihat seberapa besar kehadiran herba dan liana pada tutupan kawasan hutan alam Gunung Aseupan. Selain itu juga herba liana merupakan pakan bagi satwa herbivora sehingga kehadirannya sangat penting dalam proses ekosisitem kawasan hutan. Sedikitnya ditemukan 51 jenis vegetasi pendukung dengan kategori herba, liana, epifit dan palm di hutan alam Gunung Aseupan. Uraian seluruh jenis vegetasi pendukung yang hadir di hutan alam Gunung Aseupan dapat dilihat pada Tabel IV.5 dibawah ini.

Tabel IV-5. Kehadiran dan keragaman jenis vegetasi pendukung (herba, liana,epifit dan palm) pada lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan.

No Nama Latin Family Kategori H/L/E/P

1 Acriopsis javanica Orchidaceae E

2 Aristolochia tagala Aristolochiaceae L

3 Asplenium nidus Aspleniaceae E

4 Alocasia longiloba Araceae H

5 Alpinia sp. Zingiberaceae L

6 Ammomum sp. Zingiberaceae H

7 Blechnum orientale Blechnaceae H

8 Blumea riparia Asteraceae L

9 Calamus sp. Arecaceae L

10 Calathea sp. Marantaceae L

11 Clidemia hirta Melastomataceae H

12 Corymborkis veratrifolia Orchidaceae H

13 Craytia sp. Vitaceae L

14 Costus speciosus Zingiberaceae H

15 Dendrobium anmosmum Orchidaceae E

16 Dicranopteris linearis Gleicheniaceae L

17 Echinocloa colonum Poaceae H

18 Eupatorium odoratum Asteraceae H

19 Ficus apiocarpa Moraceae L

20 Ficus sagitata Moraceae L

(14)

BLHD Propinsi Banten IV. 14 Tabel IV-5. Lanjutan

No Nama Latin Family Kategori H/L/E/P

22 Globba aurantiaca Zingiberaceae H

23 Histiopteris linearis Dennstaedtiaceae H

24 Lantana camara Verbenaceae L

25 Leea indica Leeaceae H

26 Lygodium microphyllum Schizaeaceae L

27 Melastoma malabathricum Melastomataceae H

28 Merremia peltata Convolvulaceae L

29 Microlepia malinensis Dennstaedtiaceae H

30 Microlepia spluncae Dennstaedtiaceae H

31 Mikania macranta Asteraceae L

32 Milletia sp. Fabaceae L

33 Milletia spendidisima Fabaceae L

34 Microlepia spluncae Dennstaedtiaceae H

35 Musa abaca Musaceae H

36 Nephrolepis falcata Oleandraceae H

37 Piper aduncum Piperaceae H

38 Piper majusculum Piperaceae L

39 Poikilospermumsp. Cecropiaceae L

40 Puspalum sp. Poaceae H

41 Rubus mollucanus Rosaceae L

42 Scleria purpurascens Cyperaceae H

43 Selaginella sp. Selaginellaceae H

44 Selaginella willdenovii Selaginellaceae H

45 Sesbania sesban Fabaceae H

46 Smilax modesta Smilacaceae L

47 Solanum torvum Solanaceae H

48 Stenochlaena palustris Blechnaceae H

49 Tetracera scandens Dilleniaceae L

50 Timonius sp. Rubiaceae H

51 Zoysia matrella Poaceae H

Keterangan; H = Herba, L = Liana, E = Epifit, P = Palm

Merujuk pada Tabel IV-5 dan Gambar IV.5 dapat dilihat bahwa dominansi temuan jenis Herba lebih besar dibandingkan jenis Liana, Epifit dan Palm. Untuk kehadiran vegetasi pendukung kategori Herba ditemukan sebanyak 28 jenis dan untuk kategori Liana ditemukan sebanyak 20 jenis, serta untuk

(15)

BLHD Propinsi Banten IV. 15 kategori Epifit hanya ditemukan sebanyak 3 jenis, sedangkan untuk kategori palm tidak ditemukan di areal studi.

Sebagian besar famili yang merupakan kategori herba adalah Dennstaedtiaceae, Zingiberaceae, Selaginellaceae, Masing-masing jenis yang tumbuh pada kategori umumnya adalah tumbuhan pada hutan sekunder atau hutan bekas tebangan. Untuk kategori liana atau tumbuhan bawah yang merambat, didominasi oleh jenis-jenis dari famili Asteraceae, seperti Mikania

macranta dan Blumea riparia . Ada pula famili dari Moraceae, seperti Ficus apiocarpa

dan Ficus sagitata. Data hasil eksplorasi diperoleh dari identifikasi pada jalur hutan alam Gunung Aseupan yang perbandingan jenis tumbuhan berdasarkan kategori / pengelompokannya dalam kelompok herba, liana, palm dan epifit dapat dilihat pada Gambar IV.5. dibawah ini.

Gambar IV.5. Perbandingan Jumlah jenis liana, herba, palm dan epifit di lokasi studi hutan alam Gunung Aseupan. Jenis-jenis tersebut merupakan jenis vegetasi pendukung yang dijumpai di sepanjang transek survei. 0 5 10 15 20 25 30

Herba Liana Epifit Palm

Juml ah Je ni s Kelompok Vegetasi

Gambar

Tabel IV-2.  Nilai dominansi untuk kategori pancang (sapling, tinggi ≥ 2 m, DBH
Gambar IV.2.   Nilai Dominansi (SDR %) untuk Kategori Pohon tingkat pancang  (sapling,  tinggi  ≥  2  m,  DBH  ≤  10  cm)  di  Kawasan  Hutan    Alam  Gunung Aseupan
Gambar IV.3.   Nilai  Dominansi  (SDR  %)  untuk  Kategori  Pohon  tingkat  semai  (seddling,  tinggi  ≤  2  m))  di  Kawasan  Hutan  Alam  Gunung  Aseupan
Gambar IV.5.  Perbandingan Jumlah jenis liana, herba, palm dan epifit di lokasi  studi  hutan  alam  Gunung  Aseupan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis sintaksis mendapati bahawa KOMP sememangnya mempunyai [uwh] yang kuat tetapi kekuatan berkenaan tidak mampu mewajibkan kata soal tersebut bergerak ke posisi

Objektif utama rangka kerja pengurusan risiko pendanaan adalah untuk memastikan sedia ada dana yang cukup pada kos munasabah untuk memenuhi semua komitmen kewangan apabila

Metode ini juga menekankan pada pemberian sebuah gambaran baru terhadap data yang telah terkumpul dan bertujuan untuk menggambarkan secara obyektif bagaimana implementasi fatwa

2.1 Ringkasan Sebut Harga hendaklah menjadi sebahagian daripada Borang Sebut Harga ini dan hendaklah menjadi asas Jumlah Harga Sebut Harga. 2.2 Harga-harga dalam Ringkasan Sebut

Kombinasi atribut yang paling disukai konsumen adalah seperti keripik salak, harga <Rp 12.000, tekstur renyah dan warna tidak menonjol warna buah sehingga

Dalam praktikum untuk beras yenti setelah dipisahkan dari komponen mutu yang lain berdasarkan SNI, hasil yang didapat adalah 35,74 % butir menir dari ± 100 gram beras

Terdapat perbedaan kualitas hidup pasien skizofrenia sebelum dan sesudah dilakukan intervensi ketepatan minum obat di ruang rawat inap RS Jiwa Grhasia Pemda DIY

pakan hijauan dapat meningkatkan daya tahan hidup jangkrik kalung ( Gryllus. bimaculatus )