• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuhan sebagai Fokus Yang Paling Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tuhan sebagai Fokus Yang Paling Utama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tuhan sebagai Fokus Yang Paling uTaMa

source from http://renungan-harian-online.blogspot.com/

ayat bacaan: Matius 6:24

“ak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Saya bisa sesekali melakukan multi tasking, alias mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam satu kesempatan. Itu bisa lumayan menghemat waktu disaat tugas sedang menggunung. Tetapi untuk urusan yang penting-penting, biasanya saya memilih untuk fokus mengerjakan satu saja, agar hasil terbaik bisa diperoleh. Dalam menulis renungan saya lebih suka untuk mengetik tanpa terganggu atau terputus oleh apapun, karena saya tidak mau apa yang menjadi suara Tuhan bagi kita semua tidak tersampaikan secara baik. Dalam hal-hal yang tidak terlalu penting saya bisa multitasking, tapi tidak untuk sesuatu yang memerlukan konsentrasi penuh. Jika tidak, maka hasilnya bisa-bisa kurang maksimal atau malah bisa memakan waktu yang justru lebih lama ketimbang menyelesaikannya satu persatu.

Dalam kehidupan sehari-hari seperti itu, dalam hal kerohanian pun demikian. Kita memang disebut anak Raja yang memegang Imamat Rajani (1 Petrus 2:9), tapi kita tidak boleh bersikap sombong karenanya. Karenanya saya suka menggambarkan posisi kita sebagai anak Raja yang berhati hamba. Seorang hamba seharusnya mengabdi kepada tuannya, dan hanya pada satu tuan saja, tidak boleh lebih. Mengabdi berhubungan dengan kesetiaan. Dalam kehidupan kita mungkin saja muncul beberapa tujuan yang ingin diraih, tapi dari sisi tingkat kepentingan atau urgensinya, tentu ada urutan yang paling atas yang kemudian disusul

oleh urutan kedua, ketiga dan seterusnya. Apa yang saat ini tampil pada posisi teratas dalam daftar urut kita? Yesus mengingatkan hal ini dengan tegas lewat ayat bacaan hari ini. “Tak

seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

(Matius 6:24).

Manusia memang tidaklah seperti Tuhan yang mampu hadir dimana-mana dan mampu melakukan begitu banyak pekerjaan dalam waktu yang sama dengan hasil yang sempurna. Sebagai manusia kita ini terbatas kemampuannya. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita hanya bisa memilih untuk mengabdi kepada salah satu, apakah kepada Allah atau kepada mamon. Mamon disini berarti lebih luas dari uang. Bisa diartikan juga sebagai harta kekayaan atau segala sesuatu keduniawian yang kita anggap penting, yang kadang bisa membuat kita menomorduakan atau bahkan meninggalkan Tuhan apabila tidak waspada. Jadi mana yang lebih kita dahulukan, apakah Allah atau mamon? Mungkin mudah jika menjawab lewat kata-kata saja, tapi dalam pelaksanaan seringkali susah. Banyak orang yang memilih untuk menomorsatukan uang/harta dan meletakkan urusan Tuhan pada urutan kesekian. Terlalu lelah bekerja membuat kita mengesampingkan pentingnya berdoa. Kita memilih untuk beristirahat dan bersantai atau bersenang-senang di hari Minggu ketimbang bersama-sama saudara seiman menyembah Tuhan dalam ibadah raya dan sebagainya. Seorang teman pernah menyampaikan posisi hatinya pada suatu kali. “Buat apa melayani? Daripada buang-buang

(2)

waktu seperti itu lebih baik terus cari duit. Jika tidak keluarga mau makan apa? Memangnya bisa makan pelayanan?” katanya tertawa. Ada

banyak orang yang sependapat dengannya, dan itu menggambarkan dimana posisi Tuhan dalam hidup mereka.

Apa yang ditegaskan Yesus adalah jelas. Pengabdian kita kepada Allah yang begitu mengasihi kita sungguh harus total dan tidak setengah-setengah. Tidak boleh terbagi-bagi, tidak boleh berbarengan dengan keduniawian apalagi ditempatkan lebih rendah, tidak boleh terpecah dan bercabang-cabang. Kita memang harus bekerja, mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan diri kita sendiri. Namun itu bukanlah hal yang paling utama, karena cepat atau lambat jika kita fokus kepada harta, kita akan menjadi budak harta pada suatu ketika. Apabila kita khawatir akan kondisi keuangan kita, kita tidak harus menjadi panik lalu bekerja serabutan tanpa memikirkan waktu. Apa yang harus kita lakukan justru sebaliknya, yaitu terlebih dahulu mencari Tuhan, karena Dialah sebenarnya yang menyediakan segalanya. “Sebab itu janganlah

kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” (Matius 6:31-32).

Tuhan tahu persis apa yang menjadi kebutuhan kita. Jika demikian apa yang harus kita lakukan? Tuhan Yesus berkata: “Tetapi carilah dahulu

Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

(ay 33). Kita justru harus mendahulukan atau memprioritaskan untuk mencari Kerajaan Allah. Itu artinya menomorsatukan Tuhan dalam kondisi atau situasi apapun. Tentu saja bukan berarti kita harus meninggalkan pekerjaan, meninggalkan keluarga, sahabat dan sebagainya, tapi apa yang dimaksud adalah meletakkan dan mengabdi kepada Tuhan pada prioritas di urutan pertama.

Karenanya kita tidak perlu khawatir akan hari esok, seperti apa yang kemudian dilanjutkan Kristus: “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan

hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (ay 34).

Apakah saya mengatakan bahwa bekerja kurang penting? Sama sekali tidak. Itu sangat penting. Lantas pertanyaan lainnya, dengan hanya 24 jam sehari, bagaimana mungkin? Saya akan menjawab, bagaimana jika kita meletakkan Tuhan di atas segala sesuatu yang kita lakukan atau kerjakan? Bagaimana jika dalam melakukan sesuatu kita bisa memuliakan Tuhan lebih dari apapun? Tidakkah itu indah? Siapa yang hari ini menjadi tuan dalam diri kita? Apakah Tuhan, atau hal lainnya seperti harta, karir, status, kedudukan, hobi, dan sejenisnya? Apakah kita sudah menempatkan Tuhan pada posisi selayaknya di urutan pertama, atau kita masih mencoba untuk meletakkan Tuhan pada urutan yang sama dengan hal-hal lainnya atau malah dibawah? Apakah kita hanya menempatkan Tuhan dalam satu dari sekian posisi multitasking kita? Sesungguhnya itu bisa terlihat dari apa yang paling menyita waktu, tenaga dan pikiran kita. Apapun yang saat ini menyita waktu, tenaga dan pikiran kita, itulah sebenarnya yang menjadi tuan kita. Tuhan begitu mengasihi kita. Lihatlah apa kata Daud berikut ini “Jika aku melihat

langit-Mu, buatan jari-langit-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mazmur

8:4-5). Sudah sepantasnyalah jika Tuhan kita prioritaskan pada posisi pertama. Mari kita perhatikan diri kita hari ini, apa yang menjadi prioritas di posisi teratas, dan pastikanlah bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang menjadi fokus utama pengabdian kita.

hamba tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, yang mana yang kita pilih?

(3)

onlY When You ReallY WanT To TRusT Me

Testimony written by Lenny Wijaya

Mark 4:40 (niV)

“He said to his disciples, ‘Why are you so afraid? Do you still have no faith?’”

One Monday morning, I went out home heading to my office a little earlier than usual. It was when I reached Toa Payoh MRT I realized that my office laptop was still at home. Having no choice, I need to go back home to get my laptop and take taxi to office so I won’t be too late. On my way back home, happened this conversation with the Holy Spirit (or Daddy, is what I call Him): “Daddy,

I’m so lazy going back to HDB Hub to take taxi. Can I not coming back here and just get the taxi around home?” To note, it’s incredibly uneasy to

flag down taxi on the road side during the peak hour at my area, Toa Payoh. So, to guarantee for a taxi, usually I will wait at the HDB Hub taxi stand at the Toa Payoh MRT.

Then the Holy spirit softly in my heart told me, “Well, there are in fact two ways for you to

get taxi. One is to come back here as what you normally did and another one...hmm, but this is only when you want to trust Me...is to wait at the

petrol station near house. Do you want to trust Me?” With full of confidence I answered, “Hey, of course I want! Anyway, my time is belong to You. So You’ll take care of that.”

After taking my laptop, I head to the petrol station with excitement in my heart, “Wow

Daddy, if I can really get a taxi, I know it’s You. It’s almost impossible to get taxi in short period during this time.” While walking towards the

petrol station, I kept my eyes on the street to watch out for any taxi around. But, the street was very quiet with only 1-2 cars passed by and I started to get a little worry.

Suddenly the Holy spirit said, “No need to

keep watching on the street. The taxi will not come from there.” With a little doubt in my

heart, “Oh, okay! err...Daddy, do you think how

long should I wait for a taxi at the petrol station? So that I can switch plan in case there isn’t any taxi.”

Once again the Holy spirit told me, “Well,

you don’t need that question.”, “Oh, hmm... okay!” Then I continued walking obediently.

When reached the petrol station, I could only see hired taxis passing by. Knowing I had a little hope outside, I walked inside the petrol station to check for a taxi but there was only one taxi parked without a driver around. I was becoming more worry by then.

Renungan singkaT

B

elajar teori segunung tetapi tidak pernah bertindak, sama seperti seekor burung pungguk yang merindukan bulan, bahkan gagasan yang tidak dilaksanakan sama dengan pisau karatan. Bertindaklah dengan iman, ubahlah kata tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak mustahil menjadi mustahil karena di dalam Tuhan selalu ada kejaiban.

Jangan ragukan kemampuanmu, Tuhan memberi potensi hebat dalam hidupmu, mulai bertindak dan jangan ragu-ragu, bergeraklah dalam rencana Tuhan dan Anda akan terheran-heran dibuatnya. Tuhan menyimpan perkara hebat dalam hidupmu, rencanaNya belum selesai, rencanaNya tidak akan gagal dalam hidupmu, bersyukurlah.

(4)

Then I began to start hesitating with what I was doing, “Hmm, is not that I don’t trust You

but how if I heard You wrongly? At least if I wait at the HDB Hub, I can see some unhired taxis while queuing. But here, it’s so uncertain.”

When I was busy thinking and worrying about it, suddenly one unhired taxi went very slowly right in front of my eyes. I was so shocked that I stunned for a while before flagging in hesitation. The taxi stopped and the driver looked confused seeing me stood still. But quickly realized it, I then went in to the taxi and tried to hold my tears.

Things to ponder: Many times it’s easy to

say that we trust the Lord wholeheartedly. But in fact, when our surrounding doesn’t look promising it’s very quick for us to get worry. It’s very important for us to understand that The Lord always wanting to show His love for us. And in His gentleness, He opens His arm and says “Only when you really want to trust Me.” Will you want to trust Him fully and let Him take control of your life?

Col 2:7 (nlT) “Let your roots grow down

into Him, and let your lives be built on Him. Then your faith will grow strong in the truth you were taught, and you will overflow with thankfulness.”

“Real integrity is doing the right thing, knowing that nobody’s going to know whether

you did it or not.” ~ oprah Winfrey

ayat bacaan: Roma 6:1-14

Orang-orang yang sudah pulih dari kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang biasanya akan memandang hal-hal itu dengan lebih waspada. Mereka tahu bahayanya. Berani mencoba adalah hal yang bodoh. Itu sama saja menyerahkan diri untuk dikuasai zat-zat yang merusak.

Paulus juga memperingatkan orang-orang percaya di Roma untuk tidak bertindak bodoh, memberi kesempatan pada dosa untuk memegang kendali hidup mereka. Dosa sudah kalah oleh kematian dan kebangkitan Kristus (ayat 6-11). Dosa sesungguhnya tidak punya kuasa lagi atas orang yang percaya pada Kristus, kecuali orang itu menyerahkan diri, membiarkan anggota-anggota tubuhnya melayani keinginan-keinginan yang tidak benar (ayat 12-13). Keinginan bisa tampak tidak berbahaya, bukankah

kita selalu menginginkan hal yang baik bagi diri sendiri? Itulah tipuan dosa. Tampaknya baik dan menyenangkan, tetapi sebenarnya menyesatkan (bandingkan Efesus 4:17-22).

Mari waspada! Dosa bisa mulai bergerilya dari hal-hal yang tampak sepele. Dari kebutuhan istirahat yang bisa menjadi kemalasan ketika dikuasai dosa. Dari kebutuhan makan dan minum yang bisa menjadi kerakusan atau kecanduan. Dari kebutuhan finansial, seksual, hiburan, pendidikan, dan banyak lagi. Mari memeriksa diri: apakah kita sedang menyerahkan anggota-anggota tubuh kita otak, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, suara, organ seksual, dan lain-lain untuk melayani dosa? Dengan kekuatan sendiri, tidak ada manusia yang dapat bebas dari kuasa dosa. Namun, tiap orang percaya dapat memandang apa yang telah Tuhan perbuat melalui Kristus dan berkata “tidak” saat menghadapi dosa.

Jangan biaRkan beRkuasa

(5)

selF ReFleCTion

K

adang sepatah kata yang ketus membuat kita sakit hati sampai bertahun-tahun. Sikap ceria dan kegembiraan selama ini tersapu habis oleh sepatah kata. Kalau orang bertanya mengapa Anda akan menjawab,

“Kata-kata itu sungguh amat menyakitkan...”

Benarkah kata-kata itu yang begitu menyakitkan? Ataukah Anda yang terlalu lemah? Bukan...Anda tidak lemah dan kata kata ketus itu pun tidak ada apa-apanya. Permasalahannya adalah hati Anda yang terlalu tinggi.

Tinggi hati membuat harga diri, gengsi, keinginan dihormati, semua ikut menjadi

tinggi. Tinggi hati membuat Anda merasa diri terhormat, mulia dan sempurna. Sikap inilah yang membuat Anda gampang tersinggung, mudah sakit hati dan berprasangka buruk. Tinggi hati membuat Anda rapuh dan jiwa Anda lemah.

Jika Anda mau jadi kuat, belajarlah rendah hati setiap saat maka kata-kata ketus di atas tidak akan berarti apa pun bagi Anda. Kerendahan hati membuat Anda tenang, hening namun tegar bagai samudera yang mengambil tempat paling rendah. Rendah hati membuat Anda bebas leluasa. Rendah hati adalah sumber kekuatan dan sukacita.

be

gRoWing!

2 Thessalonians 1:3

“...because your faith is growing more and more...” (NIV)

Yohanes 8:32

(6)

inDonesian sunDaY seRViCe

Ibadah Raya, 10.00 AM • Grand Park Hotel, Ballroom Level 4

YouTh seRViCe

Every Saturday, 05.00 PM • Grand Park Hotel, Ballroom Level 4 • Ervita +65 8173 9355

ChilDRen’s ChuRCh

Every Sunday, 10.30 AM • Grand Park Hotel • Alink +65 90664130

koMuniTas Mesianik (kM)

WoMen gaTheRing

Every 2nd and 4th Thursday, 10.30 AM

18 Newton Rd #23-03 (kediaman Ibu Linda) • Ferdi +65 8510 7534

PRaYeR MeeTing

Every Saturday, 12.00 PM • Novena Tower, 27 Moulmein Rise, #09-29 • Ida +65 9234 9771

Web:

www.rocksg.org • Email: gbirock.sg@gmail.com • Tel: (+65) 6251 5378

ROCK MINISTRY SINGAPORE COVERED BY: Charis Christian Church

abouT us...

Every 1st and 3rd Friday, 07.30 PM kM abraham

di kediaman Pak Benny & Ibu Helen Ibu Helen+65 9628 3796 (East Coast)

Every Friday, 07.30 PM kM John the baptist Lenny +65 9457 7470 (Toa Payoh)

kM Daniel

Ervita +65 8173 9355 (Braddell) kM David

Sumarto +65 9144 6605 (Tiong Bahru) kM Joshua

Ernita +65 9722 8333 (Orchard) kM Joseph

Alink +65 90664130 (Orchard)

gRanD PaRk hoTel

270 Orchard Road, Singapore 238857 nearest MRT:

Orchard MRT (exit a - Tangs/Lucky Plaza)

Somerset MRT (exit b - 313)

gooD Things aRe MeanT To be shaReD!

Digital version (softcopy) of this Kingdom News is now available for download Visit our website or email us to get your copy and bless your loved ones now.

Referensi

Dokumen terkait

Ayat tersebut dapat menjadi landasan hukum jual beli online dalam Islam. Selain itu, jual beli yang tidak tunai heknaknya segera ditulis agar.. terhindar dari kesalahpahaman

From the data analysis, the reseacher found the students’ problem and the cause of the problem in the process of learning listening of SMAN 15 Bandar Lampung

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Akankah esok kembali ,aku masih kau beri kehidupan yang berarti?. Wahai dunia dan

Saat ini saya sedang melakukan penelitian sebagai tugas skripsi, oleh karena itu saya membutuhkan bantuan dari teman-teman untuk mengisi angket ini dengan sejujurnya.. Berikut

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para dosen di PSKTTI-UI yang telah memberikan penulis beragam ilmu sehingga penulis dapat memanfaatkannya untuk menyelesaikan tesis

3) dilaporkan dalam neraca dengan klasifikasi (classification) akun yang tepat dan periode akuntansi yang sesuai dengan terjadinya transaksi (cutoff). Bagian flowchart yang