• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak monolitik sentralistik di pemerintahan pusat kearah sistem pemerintahan yang desentralistik (local democracy) di pemerintahan daerah. Sistem pemerintahan ini memberikan keleluasaan kepada daerah dalam wujud “ Otonomi Daerah” yang luas dan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta, prakarsa, dan aspirasi masyarakat sendiri atas dasar pemerataan dan keadilan serta sesuai dengan kondisi, potensi dan keragaman daerah.

Lahirnya Undang-Undang otonomi daerah pada dasarnya adalah untuk memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kemampuan dan potensi daerah masing-masing untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas dengan pemberdayaan (empowerment) potensi yang ada di masyarakat itu sendiri untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.

Demikian juga halnya yang terjadi di Kabupaten Karimun Propinsi Kepualauan Riau, pemberlakuan otonomi daerah mempunyai suatu konsekuensi bahwa, diperlukan kesiapan sumber daya manusia serta perangkat-perangkat lainnya untuk melaksanakan pemerintahan di wilayah Kabupaten Karimun. Kesiapan sumber daya manusia yang melaksanakan sebagian kewenangan dari pemerintah pusat memerlukan suatu tingkat pendidikan, keterampilan dan wawasan.

(2)

Dalam pembangunan daerah, pembangunan pada bidang ekonomi menjadi suatu syarat yang penting untuk dilaksanakan. Pembangunan ekonomi mencakup perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, pemerataan pendapatan di seluruh lapisan masyarakat sehingga timbul suatu perubahan yang signifikan dalam bidang kehidupan masyarakat. Indikator yang umumnya dipakai dalam pembangunan suatu wilayah dari bidang ekonomi adalah statistik pendapatan regional, melalui penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Berdasarkan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) diperoleh perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun. Kabupaten Karimun cenderung memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang berfluktuatif. Pada tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun berada pada level 7,85 persen. Kemudian pada tahun 2002 mengalami penurunan, yaitu sebesar 5,79 persen. Kemudian di tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar 5,42 persen. Laju pertumbuhan ekonomi 2004 kembali mengalami penurunan yang cukup berarti menjadi pada level 5,05 persen. Baru pada tahun 2005, pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,61. Komposisi laju pertumbuhan PDRB pada masing-masing sektor perekonomian dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun Menurut Sektor 2001-2005 (Persen) Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 1. Pertanian 8,33 5,12 4,71 6,14 6,55 2. Pertambangan& Penggalian 13,46 7,53 5,88 2,72 3,19 3. Industri Pengolahan 6,16 3,72 1,15 3,14 3,26 4. Listrik dan Air Bersih. 7,12 6,75 6,05 1,04 2,31 5. Bangunan 5,37 5,72 6,98 4,22 8,02 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,76 5,85 6,67 4,04 4,52 7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,87 9,91 8,71 8,49 8,97 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,12 4,07 5,10 4,86 5,31 9. Jasa-Jasa 6,50 7,34 6,23 5,38 4,20

PDRB 7,85 5,79 5,42 5,05 5,61 Sumber : BPS Kabupaten Karimun, 2006

Jika dibandingkan dengan Propinsi Kepulauan Riau maka secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepulauan Riau. Untuk tahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun sekitar 5,61 persen, laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepulauan Riau sekitar 7,16 persen, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau, dan Indonesia Tahun 2001 S.D. 2005

Tahun Kab. Karimun Prop. Kepulauan Riau

2001 7,85 6,67

2002 5,79 7,44

2003 5,42 6,33

2004 5,05 7,42

2005 5,61 7,16

Sumber : BPS Kabupaten Karimun, 2006

Berdasarkan Tabel 2 di atas terlihat bahwa walaupun laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun cenderung berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepulauan Riau. Meskipun demikian, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karimun cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya.

(4)

Hal ini mengindikasikan Kabupaten Karimun memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayahnya sebagai upaya untuk meningkatkan pembangunan di wilayah.

Ditinjau dari segi sektor-sektor dalam perekonomian, Kabupaten Karimun mempunyai prospek yang cukup besar dalam pembangunan daerahnya, karena Kabupaten Karimun merupakan kabupaten yang memiliki kekayaan sumber daya alam, keindahan pantai, keragaman kultur, dan posisi geografis yang sangat strategis. Karimun pada kenyataannya memiliki potensi yang luar biasa. Dari sisi letak geografisnya, kabupaten ini bertetangga dengan Singapura dan Malaysia, berdekatan dengan kawasan Batam-Rempang-Galang (Barelang) dan Bintan. Di samping itu, Karimun juga berada di jalur transportasi laut wilayah timur Sumatera, khususnya poros Riau Daratan ke Batam, Rempang, dan Galang.

1.2 Perumusan Masalah

Kabupaten Karimun memiliki letak geografis yang sangat strategis, berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Selain itu memiliki sumber daya alam yang potensial. Karimun juga merupakan salah satu basis kawasan pertumbuhan IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapore – Growth Triangle). Ditambah lagi dengan ditandatanganinya perjanjian SEZ (Special Economic Zone)/ Kawasan Ekonomi Khusus antara Indonesia dan Singapura dimana Karimun termasuk ke dalam zona tersebut menjadikan Karimun mempunyai modal tambahan yang dapat mengundang para penanam modal baik luar maupun dalam negeri untuk berinvestasi di Kabupaten Karimun.

Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya, Kabupaten Karimun seharusnya akan mampu menjadi kawasan pertumbuhan yang dinamis dan mampu

(5)

memberikan kontribusi yang lebih besar dalam penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang akhirnya akan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga tampil sebagai Kabupaten di Kepualuan Riau yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mampu berkontribusi besar terhadap pertumbuhan wilayah Kepulauan Riau. Namun hal tersebut belum terwujud, karena hingga saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun belum mampu memformulasikan startegi yang tepat dalam pembangunan perekonomiannya.

Konsep pembangunan wilayah berbasis sumberdaya lokal memiliki potensi sebagai acuan praktek pembangunan wilayah masa kini dan masa depan. Pemerintah daerah Kabupaten Karimun dituntut untuk membentuk daerahnya sebagai daerah yang menekankan konsep pemberdayaan lokal, dengan meletakkan manusia sebagai elemen kunci. Manusia lokal mempunyai kedudukan utama sebagai penggerak proses pembangunan wilayah melalui partisipasi aktif. Partisipasi aktif akan efektif apabila manusia wilayah mempunyai kemampuan fisik dan intelektual, yang didukung oleh potensi modal sosial berdasarkan kelaziman kepercayaan. Tuntutan tersebut membutuhakn suatu perencanaan yang matang dari Pemerintah Daerah Kabupaten karimun.

Kurangnya pemberdayaan sumberdaya yang ada di Kabupaten Karimun dan masih rendahnya investasi terhadap pengembangan sumberdaya lokal serta belum tersusunnya pengembangan perekonomian berdasarkan keunggulan yang dimiliki terutama dalam hal (komoditi unggulan). Permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan pembangunan perekonomian Kabupaten Karimun tidak berjalan dengan baik. Untuk itu, diperlukan suatu strategi yang tepat dalam

(6)

mendukung pembangunan perekonomian Kabupaten Karimun. Oleh karena itu, adapun permasalahan yang akan dibahas dalam kajian ini adalah sebagai berikut : 1. Sektor-sektor apa saja yang menjadi basis dalam pembangunan perekonomian

wilayah Kabupaten Karimun ?

2. Apa saja yang menjadi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam pembangunan ekonomi di wilayah Kabupaten Karimun?

3. Strategi apa yang perlu dirumuskan untuk pembangunan perekonomian Kabupaten Karimun ?

1.3. Tujuan kajian

Secara umum tujuan kajian ini didasarkan pada latar belakang dan perumusan masalah, yaitu :

1. Mengidentifikasi sektor-sektor mana saja yang menjadi basis dalam pembangunan perekonomian wilayah Kabupaten Karimun.

2. Menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam pembangunan ekonomi di wilayah Kabupaten Karimun.

3. Merumuskan alternatif dan prioritas strategi yang tepat bagi pemerintah daerah dalam membangun perekonomian wilayah Kabupaten Karimun.

1.4. Kegunaan Kajian

Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu :

(7)

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, hasil kajian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan strategis yang berkaitan dengan pembangunan di wilayah Kabupaten Karimun

2. Bagi penulis sendiri, kajian ini berguna untuk melatih kemampuan dalam menganalisis permasalahan pengembangan wilayah berdasarkan potensi wilayah untuk menetapkan kebijakan strategis.

3. Bagi masyarakat/ pembaca, kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau setidak-tidaknya menggugah peneliti lain untuk lebih banyak memperhatikan kepada pembangunan ekonomi lokal.

1.5. Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup kajian ini adalah :

1. Kajian ini dilakukan di Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau.

2. Kajian ini dilakukan sampai pada tahap mengetahui dan menentukan prioritas strategi yang akan dijalankan dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten Karimun.

Gambar

Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Karimun                   Propinsi Kepulauan Riau, dan Indonesia Tahun 2001 S.D

Referensi

Dokumen terkait

Karena hal ini yang nantinya akan mempengaruhi hasil job performance mereka pada akhirnya, mereka bekerja keras bagaimana caranya tetap memenuhi target atau

Wanita korban KDRT yang memiliki social competence tinggi akan dapat bersikap terbuka terhadap lingkungannya mengenai kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya

Proses pembelajaran dengan romobongan belajar maksimum 36 siswa Proses pembelajaran dengan romobongan belajar maksimum 32 siswa Proses pembelajaran dengan romobongan

Dalam pembuatan multimedia interaktif ini guru harus memperhatikan kaidah-kaidah serta teori-teori pembelajaran, karena pada dasarnya tujuan pembuatan bahan ajar

Tujuan pengelompokan dengan K- Means Clustering adalah untuk meminimalkan fungsi objektif yang dilakukan dalam proses pengelompokan, dengan tujuan meminimalkan variasi di

[14] Meskipun demikian terdapat pula responden dengan pengetahuan gizi kategori tinggi lebih banyak memiliki perilaku makan seimbang yaitu 74,4%, berbekal

An cylostoma duodenal e dan Nector amer ican us (hookworm, cacing tambang) Larva infektif menembus kulit yang utuh, masuk sirkulasi, dan terbawa ke  paru; setelah matang, larva di

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriansyah dkk (2013) dengan judul penelitian pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan