33
3.1 Jenis Penelitian, Desain, Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Eksperimen semu merupakan jenis penelitian yang mendekati sungguhan. Peneletian eksperimen adalah jenis penelitian dengan membandingkan antara kelas kontrol menggunakan model STAD dan kelas eksperimen menggunakan model NHT. Setelah itu, hasil dari kedua kelas tersebut dilakukan evaluasi dan dibandingkan untuk melihat perbedaan hasil belajar setelah diterapkan dengan menggunakan model STAD dan NHT.
Menurut Danim seperti dikutip dalam Slameto (2015:123) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang objektif, sistematis dan terkontrol untuk memprediksi kejadian, yang bertujuan untuk menyelidiki sebab-akibat. Dimana kelas kontrol menggunakan model pembelajaran STAD dan kelas eksperimen menggunkan model pembelajaran NHT, kemudian hasil dari kedua kelas tersebut dilakukan evaluasi dan dibandingkan.
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilakukan pada kelas yang akan diberi perlakuan. Desain penelitian yang akan digunakan adalah Pretest Posttest Control Group Desain. Suguyino (2013:79) hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak. Dalam penelitian ini kelas kontrol diberi perlakuan dengan model STAD sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model NHT. Sebelum perlakuan diberikan ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol, keduanyan diberi pretest terlebih dahulu. Setelah dilakukan pretest maka akan diketahui hasil belajar siswa sebelum kelompok eksperimendan kontrol diberi perlakuan X1 dan X2. Dibawah ini merupakan
desain penelitian Pretest Posttest Control Group Design yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design
Grup Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Kelas Kontrol
Kelompok Kelas Eksperimen
Kedua kelompok tersebut diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
: Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (perlakuan 1)
: Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (perlakuan 2)
: Hasil Pretestkelompok kelas kontrol
: Hasil Posttest kelompok kelas kontrol
: Hasil Pretest kelompok kelas eksperimen
: Hasil Posttest kelompok kelas eksperimen
Pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok adalah model pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) pada kelompok kelas kontrol dan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelompok kelas eksperimen yang dilakukan pada pertemuan kedua pada masing-masing kelompok. Setelah diberikan perlakuan maka dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa pada kelompok kelas kontrol dan kelompok kelas eksperimen dengan mengerjakan soal pilihan ganda dengan
jumlah soal 25 butir. Namun sebelum soal diberikan kepada kedua kelompok eksperimen perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Hasil belajar dari kedua kelompok nantinya akan dibandingkan agar dapat mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif mempengaruhi hasil belajar IPA.
3.1.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Gugus Dewi Sartika yang terletak di Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. SD yang digunakan sebagai subjek penelitian diantaranya SD Negeri 05 Putatsari, dan SD Negeri 01 Lebak. Letak dari SD Negeri 05 Putatsari berada di Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan, SD Negeri 01 Lebak terletak di Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Penelitian dilakukan pada pelajaran IPA kelas 6 semester 2 pada akhir Oktober sampai dengan awal November. Surat ijin uji coba instrumen dan surat ijin penelitian terlampir.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang nantinya diteliti dalam penelitian eksperimen ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel bebas atau independen, dengan disimbolkan variabel X dan variabel terikat atau dependen, dengan disimbolkan variabel Y. Untuk lebih jelasnya kedua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat akan diuraikan Slameto (2015:198) sebagai berikut:
a. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebas atau independen merupakan variabel tindakan yang sengaja dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas ini erat kaitannya dengan guru saat mengajar, kondisi siswa dalam kelas, metode pembelajaran yang digunakan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut nantinya akan mempengaruhi muncul atau tidaknya hasil belajar. Variabel
bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran Students Teams Achievement Division (STAD) dan Numbered Heads Together (NHT) (X). b. Variabel tergantung atau dependen adalah variabel yang timbul sebagai akibat
langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian, variabel tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 6 SD (Y).
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013: 61) populasi adalah wilayah yang terdiri dari suatau subjek/objek yang memiliki karakteristik atau kualitas tertentu. Sedangkan menurut Sanjaya (2013: 228) populasi adalah sesuatu menjadi target dalam penelitian yang masih berupa generalisasi. Populasi yang diigunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 Gugus Dewi Sartika Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Terdapat 12 SD yang termasuk dalam Gugus Dewi Sartika antara lain SDN 2 Putatsari, SDN 3 Putatsari, SDN 4 Putatsari, SDN 5 Putatsari, SDN 6 Putatsari, SDN 1 Lebak, SDN 2 Lebak, SDN 3 Lebak, SDN 4 Lebak, SDN 5 Lebak, SDN 1 Lebengjumuk, dan SDN 2 Lebengjumuk.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian Siswa Kelas 6 Gugus Dewi Sartika
No Nama Sekolah Status Jumlah Siswa
Kelas 6 1 SDN 5 Putatsari SD Inti 60 2 SDN 2 Putatsari SD Imbas 24 3 SDN 3 Putatsari SD Imbas 27 4 SDN 4 Putatsari SD Imbas 28 5 SDN 6 Putatsari SD Imbas 18 6 SDN 1 Lebak SD Imbas 42 7 SDN 2 Lebak SD Imbas 27 8 SDN 3 Lebak SD Imbas 25 9 SDN 4 Lebak SD Imbas 15 10 SDN 5 Lebak SD Imbas 48 11 SDN 1 Lebenjumuk SD Imbas 27 12 SDN 2 Lebenjumuk SD Imbas 13 Jumlah Keseluruhan 354 3.3.2 Sampel
Menurut Sanjaya (2013: 228) menyatakan bahwa sampel merupakan sebuah cerminan dari populasi. Senada dengan pendapat Sanjaya, Sugiyono (2013: 81) berpendapat bahwa sampel merupakan sebuah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli diatas tentang pengertian sampel maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari sebuah pupulasi yang memiliki karakteristik dan mencerminkan populasi itu sendiri. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian dipilih 2 SD. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik clauster sampling (Area Sampling). Sugiyono (2014: 83)
menyatakan bahwa clauster sampling digunakan untuk menentukan sampel jika sumber data atau objek yang akan diteliti sangat luas. Sampel yang akan diambil dari Gugus Dewi Sartika Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan adalah SDN 05 Putatsari, dan SDN 01 Lebak. SD inti di Gugus Putatsari ini adalah SDN 05 Putatsari, sedangkan SDN 03 Lebak berstatus sebagai SD imbas. Secara lebih rinci sampel penelitian beserta pembagian kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Kelas 6 Gugus Dewi Sartika No
Nama Sekolah Status
Jumlah
Siswa Kelompok 1 SDN 5 Putatsari SD Inti 60 Kelas Kontrol
2 SDN 1 Lebak SD Imbas 42 Kelas
Eksperimen
Jumlah keseluruhan 102
3.4 Teknik dan Instrumen Pengambilan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakancara yang digunakan untuk mendapatkan data-data penunjang saat penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang dibutuhkan selama pelaksanaan penelitian yaitu dengan melakukan tes, observasi dan dokumentasi.
3.4.1.1 Tes
Slameto (2015: 233) menyatakan bahwa tes adalah suatu teknik pengukuran yang dirancang secara sistematis untuk mengukur suatu indikator/kompetensi yang akaningin dicapai. Bentuk tes yang digunakan
adalah pilihan ganda.Tes diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol di SD Gugus Dewi Sartika untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa. Tes ini dilaksanakan sebelum dan sesudah penerapan model STAD dan NHT pada pembelajaran IPA.
3.4.1.2 Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan atau aktifitas yang terjadi selama proses penelitian. Dokumentasi digunakan untuk penguat data dalam melakukan penelitian. Dokumentasi ini dapat berupa hasil pekerjaan siswa, daftar nilai siswa, serta berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran aktifitas guru dan siswa dalam implementasi model pembelajaran STAD dan NHT.
3.4.1.3 Observasi
Menurut Slameto (2012: 232) observasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan sebuah pengamatan fenomena atau kejadian yang dilakukan secara sistematis. Menurut Sugiyono (2014: 145) penggunaan teknik observasi digunakan untuk meniliti sesuatu yang berkaitan dengan manusia, proses kerja maupun gejala alam, dengan catatan jumlah responden yang diamati tidak terlalu besar. Tujuan pelaksanaan observasi ini adalah untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.4.2.1 Soal Tes
Menurut Naniek Sulistya W, Slameto dan Adi Winanto (2012: 147) instrumen adalah suatu alat yang berfungsi untuk memudahkan suatu tugas secara lebih efektif dan efisien.
Bentuk dari instrumen tes yaitu berupa butir-butir soal. Tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA kelas 6 Gugus Dewi Sartika menggunakan pretest maupun posttes adalah tes tertulis yang berupa tes objektif pilihan ganda. Materi yang digunakan adalah memahami ciri khusus makhluk hidup dengan jumlah soal sebanyak 25 soal. Sebelum terbentuknya
suatu instrument tes, salah satu keberhasilan sebuah penelitian adalah dengan menggunakan alat ukur yang baik, terbentuknya suatu alat ukur yang baik dimulai dari sebuah kisi-kisi instrumen tes yang baik pula.Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah. Berikut merupakan kisi-kisi instrumen tes yangdapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Nomor
Soal Jumlah soal 1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan hidupnya 1.1.1 Menyebutkan contoh hewan berdasarkan ciri khusus untuk memenuhi kebutuhannya. 10, 13, 14, 21, 25, 26, 28, 29, 31, 32 10 1.1.2 Mendeskripsikan ciri khusus pada hewan untuk memenuhi kebutuhannya. 1, 2, 3, 4, 5, 15, 22, 27, 30, 33, 34, 37, 39 13 1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki tumbuhan (kaktus, tumbuhan pemakan serangga) dengan lingkungan hidupnya 1.2.1 Menyebutkan contoh tumbuhan berdasarkan ciri khusus untuk memenuhi kebutuhannya. 8, 11, 24, 35, 36, 40 6 1.2.2 Mendeskripsikan ciri khusus pada tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya. 6, 7, 9, 12, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 38 11
Jumlah instrument tes yang digunakan sebagai soal uji coba sebanyak 40 soal. Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen tes tersebut, akan dipilih 25 soal untuk digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Pengujian instrumen
soal akan dilakukan di SD 03 Lebak dengan jumlah 25siswa. Untuk menguji kelayakan soal akan menggunakan aplikasi SPSSfor Windows Version 22.
Dari hasil pelasksanaan uji validitas yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat 25 butir soal yang valid dan 15 butir soal tidak valid.
3.4.2.2 Lembar Observasi
Selain mengunakan instrumen tes, peneliti juga menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data mengenai pengajaran guru dengan menggunakan model STAD dan NHT. Dengan adanya lembar observasi iniakan diketahui apakah dalam proses pembelajaran guru sudah melakukan implementasi sesuai dengan sintaks yang telah dibuat atau belum. Subjek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah guru dalam menerapkan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran NHT. Lembar observasi guru diisi dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang sudah tersedia untuk setiap aspek yang diamati. Berikut terdapat kisi-kisi lembar observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran STAD yang dapat dilihat pada tabel 3.5 lembar observasi guru secara lebih rinci terlampir.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) LANGKAH
MODEL KEGIATAN GURU ITEM
Langkah 1
Penyampaian tujuan, motivasi dan pretest
Guru memberikan pretest 1
Guru memperlihatkan gambar 2
Guru mengajukan pertanyaan 3
Langkah 2
Penyampaian materi
Guru menjelaskan materi ciri khusus maklhuk hidup hewan dan tumbuhan
4
Guru memfasilitasi siswa untuk bertanya 5 Langkah 3
Belajar dengan kelompok dan kuis individu
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
6
Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan
7
Guru memberikan LKKke setiap kelompok 8 Guru menjelaskan panduan untuk mengerjakan LKK.
9
Guru meberikan waktu untuk berdiskusi 10 Guru meminta kelompok untuk presentasi 11 Langkah 4
Penghitungan skor individu
Guru membimbing siswa untuk menghitung skor
12
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya 13 Langkah 5 Pemberian penghargaan dan posttest
Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tinggi.
14
Selain kisi-kisi instrumen observasi aktifitas guru menggunakan model Student Team Achievement Division (STAD) di atas. Peneliti juga membuat kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together (NHT). Adanya lembar observasi aktifitas guru dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan, membantu observer untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan sintaks dari model yang digunakan. Berikut merupakan kisi-kisi lembar observasi aktifitas guru dengan mengunakan model Numbered Heads Together (NHT) yang dapat dilihat pada tabel 3.6 lembar observasi guru secara lebih rinci terlampir.
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
LANGKAH
MODEL KEGIATAN GURU ITEM
Langkah 1
Penyampaian tujuan, motivasi dan pretest
Guru memberikan pretest 1
Guru memperlihatkan gambar 2
Guru mengajukan pertanyaan 3
Guru meminta siswa membuat tabel terkait ciri makhluk hidup
4
Guru meminta siswauntuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis
5
Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil pekerjaannya
6
Guru melakukan tanya jawab 7
Guru memberi informasi tambahan mengenai ciri khusu makhluk hidup
8
Guru memfasilitasi siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
Guru memberikan penguatan 10 Langkah 2
Pemberian nomor
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
11
Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan
12
Guru memberikan nomor sesuai jumlah anggota
13
Langkah 3
Pertanyaan dan berfikir bersama
Guru membagikan LKK ke setiap kelompok yang berisi pertanyaan
14
Guru menjelaskan tata cara mengerjakan LKK
15
Langkah 4 Diskusi masalah
Guru memberikan waktu untuk berdiskusi dengan kelompok
16
Langkah 5
Memanggil nomor anggota
Guru memanggil nomor siswa untuk menjawab pertanyaan
17
Langkah 6
Memberi kesimpulan dan Posttest
Guru mengulas pertanyaan pada pembelajaran sebelumnya
18
Guru melakukan posttest. 19
3.5 Uji Coba Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas
Menurut Sugiyono (2014: 121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, karena dengan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Tahap analisis uji validitas ini menggunakan program SPSS for Windows Version 22.
Uji coba instrumen soal dilakukan di SD Negeri 03 Lebak Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan pada siswa kelas 6 dengan jumlah responden 25 siswa dan banyak soal yang diuji cobakan sebanyak 40 soal. Setelah instrumen soal diujikan ke responden, kemudian dilakuakan analisis uji validitas dan reabilitas dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 22.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan maka akan dilakukan uji validitas menggunakan SPSS for Windows Version 22 dengan teknik Corrected Item-Total Correlation untuk menguji valid atau tidaknya itemitem pada instrument dan didapat rhitung yang melebihi rtabel untuk 25 responden yaitu 0,3365, maka instrument tersebut dikatakan valid.
Tabel 3.7
Uji Validitas Instrumen Soal
No. Soal Jumlah Butir Soal Keterangan 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38 25 Valid 1, 6, 8, 9, 12, 16, 17, 18, 20, 21, 28, 30, 34, 39, 40 15 Tidak Valid
Berdasarkan tabel diatas terdapat 40 soal yang diuji cobakan dan soal yang valid berjumlah 25 soal, sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 15. Soal bisa dikatakan Valid karena nilai rhitung melebihi rtabel karena 0,3365 untuk 25 responden. Jadi soal yang akan dipakai untuk penelitian berjumlah 25 soal. 3.5.2 Reliabilitas
Menurut Wardani, Slameto dan Winanto (2014: 344) reliabilitas adalah suatu alat ukur yang konstan dalam memberikan hasil pengukurannya. Sugiyono (2014: 121) berpendapat bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka data yang dihasilkan akan sama pula. Sehingga jika alat ukur tersebut
dapat digunakan berkali-kali maka akan menghasilkan data yang sama atau konsisten. Tahap uji ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 22.
Syofian Siregar (2012: 175) suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika nilai koefisien reliabelnya lebih besar dari 0,6.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,928 25
Berdasarkan tabel 3.8 diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,928. Angka tersebut lebih besar dari nilai minimal Cronbach’s Alpha, yaitu 0,6.Maka dengan hasil tersebut menunjukan bahwa instrumen yang telah diuji dikatakan reliabel.
3.6 Prosedur Pemberian Perlakuan
Penelitian ini dilakukan di wilayah SD Gugus Dewin Sartika Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, dengan mengambil siswa kelas 6 SD sebagai sampel penelitian. Pelaksanaan uji coba tes dilakukan di SDN 03 Lebak, sedangkan SDN 05 Putatsari, dan SDN 01 Lebak digunakan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model Student Team Achievment Division dan Numbered Heaads Together. SDN 05 Putatsari yang dijadikan sebagai kelas kontrol, sedangkan SDN 03 Lebak sebagai kelas eksperimen. Model yang digunakan untuk kelas kontrol adalah model Student Team Achievment Divisiondan untuk kelas eksperimen yaitu Numbered Heads Together.
3.7 Teknik Analisis 3.7.1 Teknik Deskriptif
Teknik analisis data deskriptif terdiri dari teknik analisis data deskriptif dan distribusi frekuensi. Teknik analisis data diskriptif digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar minimum, maksimum, rata-rata dan strandar deviasi pada penghitunganhasil penelitian. Distribusi frekuensi merupakan persentase frekuensi jumlah data pada kelas interval.
3.7.2 Uji Analisis Statistik 3.7.2.1 Uji Normalitas
Priyatno (2010: 71) menyatakan, uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Tujuan dilakukannya uji normalitas ini adalah menentukan teknik analisis data dengan tepat. Pengujian normalitas ini menggunakan statistik parametrik dan non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika data berdistribusi normal, sedangkan statistik non parametrik digunakan jika data berdistribusi tidak normal. Kriteria data jika signifikasi perhitungan lebih besar dari 0,05 artinya data berdistribusi normal, sedangkan jika signifikasi perhitungan kurang dari 0,05 artinya data berdistribusi tidak normal.
3.7.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varian yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai variansi yang sama (homogen) atau tidak. Acuan varian data kedua kelompok homogen adalah jika nilai probabilitas/signifikansi > 0,05 (pada based on mean).
3.7.3 Uji Beda Rata-rata
Setelah uji prasyarat dilakukan, maka dapat dilakukan Uji beda rata-rata (uji t) dengan Independent Sample t-test. Menurut Slameto (2015: 301) Independent Sample t-test atau uji t sampel independen adalah penafsiran data dengan 2 kasus yang berbeda, lalu membandingkan rata-rata dua kelompok data yang telah diperoleh. Kemudian setelah uji prasyarat sudah terpenuhi yaitu data dari kedua hasil pretest dalam penelitian berdistribusi normal dan homogen, maka uji beda untuk mengetahui kesetaraan dari kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan Independent Sample Test.
Kriteria yang digunakan dalam pengujian dinyatakan dengan menggunakan hipotesis H0 dan Ha. Hipotesis untuk uji kesetaraan dari nilai pretest yaitu H0: tidak ada perbedaan skor hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian Ha: Ada perbedaan skor hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Apabila pengujian hipotesis memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 (> 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kemudian apabila pengujian hipotesis memiliki tingkat signifikansi kurang dari dari 0,05 (< 0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak. 3.7.4 Uji Hipotesis
Dalam uji hipotesis ini, untuk menguji signifikasi perbedaan mean anatara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang didapat dalam penelitian adalah sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 6 pada pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan hasil belajar model Numbered Heads Together (NHT) pada Gugus Dewi Sartika Kecamatan Grobogan.
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 6 pada pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dibandingkan dengan hasil belajar siswa menggunakan model Numbered Heads Together (NHT) pada Gugus Dewi Sartika Kecamatan Grobogan.