• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRATED MARKETING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KEMANDIRIAN KELOMPOK WANITA TANI TERNAK WANITA KARYA DI KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTEGRATED MARKETING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KEMANDIRIAN KELOMPOK WANITA TANI TERNAK WANITA KARYA DI KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRATED MARKETING SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KEMANDIRIAN

KELOMPOK WANITA TANI TERNAK “WANITA KARYA”

DI KABUPATEN BANYUMAS

Oleh

S.H. Suseno, Altri Mulyani*), Alpha Nadeira Mandamdari, Ratna Satriani

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNSOED

Jl. Dr. Seoparno Kampus Karangwangkal, Purwokerto Kode Pos 53123

altri.mulyani@yahoo.co.id/altri.unsoed@gmail.com

ABSTRAK

Kelompok Wanita Tani Ternak (KWTT) “Wanita Karya” merupakan kelompok yang mengusahakan ayam buras sebagai salah satu usahanya. Perputaran modal yang cepat pada usaha ini membutuhkan ketepatan dalam menentukan arah pengembangan kelompok ke depannya. Selain itu, harga jual yang ditentukan oleh kelompok hanya berdasarkan harga umum di pasaran, sehingga membutuhkan evaluasi penentuan harga jual. Tujuan penelitian ini adalah : mengetahui profil kelompok pada KWTT “Wanita Karya”, mengkaji secara finansial usaha KWTT “Wanita Karya”, melakukan evaluasi penentuan harga jual telur. Penelitian dilaksanakan di Desa Karanggude Kulon Kecamatan Karanglewas dengan sasaran penelitian adalah Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya”. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan penelitian partisipatif. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Biaya dan Pendapatan, Analisis Harga Pokok Produksi, dan Analisis Titik Impas. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan utama Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” adalah usaha ternak ayam buras jenis ayam arab dengan produk utama telur, sedangkan produk sampingan berupa telur retak, ayam afkir, dan kotoran ayam. Saluran pemasaran telur ayam kampung produksi KWTT “Wanita Karya” melalui penjualan langsung kepada konsumen melalui pengurus kelompok. Konsumen KWTT “Wanita Karya” adalah ibu rumah tangga dan ibu pekerja, Rumah Sakit, pedagang jamu dan pedagang telur di pasar. Hasil penelitian kajian finansial menunjukkan bahwa usaha tersebut menguntungkan dilihat dari produksi dan penerimaan yang lebih besar daripada BEP. Harga jual telur tahun 2012 ayam buras KWTT “Wanita Karya” lebih besar dari harga pokok produksi.

Kata kunci : KWTT “Wanita Karya”, Kajian Finansial, Harga Pokok Produksi

ABSTRACT

Kelompok Wanita Tani Ternak ( KWTT ) " Wanita Karya " is a group that sought domestic poultry as one of its business . Rapidly capital in flow this business requires accuracy in determining the future direction of the development group . In addition the selling price of the eggs are determined based on common price in the market , thus requiring the evaluation of price determination . The aims of this researchs are : to know the profile of KWTT “Wanita Karya” , asses the financial feasibility , and do evaluation the selling price of eggs . This research was held in the village of Karanggude Kulon,

(2)

District Karanglewas with the main object is KWTT" WANITA KARYA " . The research method used survey and participatory research . The analytical method used Descriptive Analysis , Cost and Revenue Analysis , Cost of Production Analysis , and Break-Even Analysis .The research’s results shows that the main activity of KWTT " Wanita Karya " is livestock the domestic poulty that produce eggs , the others products are cracked eggs , culled birds , and chicken manure . Marketing channel of egg by selling directly to consumers through a group administrator .The consumers of KWTT " WANITA KARYA " are household and working mother , hospitals , herbal traders and merchants at the market . The results of this research indicates that the business is profitable that shown by the greater revenue BEP . The selling prices of egg at 2012 are greater than the cost of production .

Key Words : KWTT “Wanita Karya”, Feasibility, The Cost of Production

PENDAHULUAN

Salah satu komoditas peternakan unggulan di Kabupaten Banyumas adalah ayam buras. Ayam buras banyak dibudidayakan di pedesaan yang secara tidak langsung memberikan andil terhadap perekonomian di pedesaan. Penyebaran populasi untuk ternak ayam buras ini hampir merata ada di 27 kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas, terbanyak ada di Kecamatan Kebasen, Kecamatan. Sumbang, Kecamatan. Ajibarang, Kecamatan Somagede, dan Kecamatan Karanglewas.

Desa Karanggude Kulon Kecamatan Karanglewas merupakan salah satu desa di Kecamatan Karanglewas yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak ayam khususnya ayam buras. Keberadaan peternakan ayam di Desa Karanggude Kulon mendorong para wanita di Desa Karanggude untuk mendirikan kelompok wanita tani ternak yang diberi nama kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya”. Kelompok ini beranggotakan 20 orang. Usaha utama kelompok ini adalah meliputi: pembibitan, produksi dan penjualan telur konsumsi; penjualan jantan muda; penjualan ayam afkir; dan penjualan pupuk. Jumlah kepemilikan ternak ayam buras dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bila pada tahun 2007 jumlah ayam buras yang dimiliki kelompok adalah 4.378 ekor, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 9.886 ekor.

Produksi utama kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” adalah telur ayam kampung. Rata-rata kelompok mampu menghasilkan 10.000 butir telur per hari. telur ayam kampung dari kandang kelompok dikumpulkan di seksi produksi. Pemasaran telur oleh kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” selama ini dilakukan melalui dua pelaku utama yaitu pedagang pengumpul dan langsung ke warung atau pasar tradisional. Dari pengumpul, telur dijual langsung ke pasar tradisional. Sementara ini telur yang diproduksi

(3)

yang ada di wilayah Purwokerto maupun di jual di luar wilayah Banyumas. Produk telur yang dihasilkan oleh kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” tidak mampu bersaing dengan telur yang berasal dari propinsi Jawa Timur. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik pasar modern yang mencakup volume kebutuhan, bentuk dan kualitas produk yang dipasarkan, kontuinitas pasokan yang diharapkan serta fluktuasi dan dinamika harga merupakan masalah yang sering dihadapi oleh kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya”.

Kontinuitas penjualan pada kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” selain ditentukan oleh permintaan pasar, juga dapat dijaga dengan cara memproduksi telur ayam kampung yang bermutu dengan harga yang memadai. Selama ini kelompok belum memperhatikan perhitungan harga pokok sebagai dasar dari penetapan harga jualnya. Penetapan harga jual yang ditetapkan belum mencerminkan berapa besar biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan telur ayam kampung.

Berpijak dari keadaan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui profil kelompok pada kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” 2. Mengetahui analisis finansial usaha telur ayam di KWTT “Wanita Karya” 3. Melakukan evaluasi penentuan harga jual telur ayam di KWTT “Wanita Karya”

METODE ANALISIS

Penelitian dilaksanakan di Desa Karanggude Kulon Kecamatan Karanglewas dengan sasaran penelitian adalah Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya”. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Singarimbun dan effendi (1995) menyatakan bahwa metode surve merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari beberapa populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang primer (pokok).

Metode Analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Biaya dan Pendapatan, Analisis Harga Pokok Produksi, dan Analisis Titik Impas.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil usaha dan pemasaran telur ayam kampung yang dilaksanakan oleh kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya”. Metode yang dipergunakan prosedur penskalaan model Likert berdasarkan normalitas data (Sunnaru, 2011).

(4)

Analisis Biaya dan Pendapatan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya produksi dan pendapatan yang diperoleh dari usaha peternakan telur ayam buras yang dilakukan oleh kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya”. TC = TVC + TFC

Keterangan :

TC = Total Cost (Biaya Total)

TVC = Total Variable Cost (Biaya Variabel Total) TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)

Penerimaan total yaitu hasil kali antara jumlah produk yang dihasilkan (telur) dengan harga produk per unit (Soekartawi, 2002). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : TR = P x Q

Keterangan :

TR = Total Revenue (Penerimaan Total) P = Price (Harga jual telur per unit) Q = Quantity (Jumlah Produk)

Pendapatan yaitu selisih antara penerimaan total dengan biaya. Biaya yang dimaksud yaitu biaya produksi. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

NR = TR – TC Keterangan :

NR = Net Revenue (Pendapatan Bersih) TR = Total Revenue (Penerimaan Total) TC = Total Cost (Biaya Total)

3. Analisis Titik Impas (BEP)

Menurut Riyanto (2001), analisis titik impas (Break Even Point) merupakan analisis untuk mengetahui hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan. BEP juga dikatakan sebagai volume penjualan dimana penghasilan (revenue) tetap sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian. BEP dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total) P = Price (Harga jual per unit)

AVC = Average Variable Cost (Biaya Variabel per unit)

4. Analisis Harga Pokok Produksi (HPP) Metode Variable Costing

(5)

dalam harga pokok produk Mulyadi (2005). Harga pokok produksi dengan metode variable costing terdiri dari:

Biaya Bahan baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp xxx

Harga Pokok Produksi Rp xxx

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya”

Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” dibentuk pada tanggal 21 April 2014 dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang. Kesamaan visi ibu-ibu PKK di Desa Karanggude Kulon untuk lebih maju dan mandiri serta kesamaan permasalahaan yang dihadapi merupakan dasar dari pembentukan kelompok ini. Surat pengukuhan Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” dikeluarkan pada tanggal 28 April 2004. Ketua Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” adalah Ibu Warniningsih.

Kegiatan utama yang sampai saat ini masih dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” adalah usaha ternak ayam buras jenis ayam arab. Produksi telur ayam buras merupakan produk utama Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” dengan produk sampingan berupa telur ayam retak, ayam afkir, dan kotoran ayam. Telur ayam buras jenis ayam arab banyak diminati oleh konsumen untuk telur konsumsi maupun untuk jamu karena memiliki kadar protein yang tinggi.

Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang jasa ataupun barang. Saluran pemasaran telur ayam kampung produksi KWTT “Wanita Karya” hanya satu yaitu penjualan langsung kepada konsumen melalui pengurus kelompok. Harga telur yang dibayar oleh konsumen berkisar antara Rp1.300,00-Rp1.500,00 per butirnya. Konsumen telur adalah ibu rumah tangga dan ibu pekerja, Rumah Sakit, pedagang jamu dan pedagang telur di pasar. Rata - rata konsumen ibu rumah tangga dan pekerja membeli telur secara langsung dalam periode satu minggu sekali dalam jumlah berkisar antara 11 hingga 20 butir. Untuk konsumen Rumah Sakit melakukan pembelian sebanyak 200 butir dalam satu kali transaksi dengan periode satu minggu sekali.

Informasi lain yang diperoleh langsung dari konsumen, telur yang dijual oleh KWTT “Wanita Karya” berkualitas baik dan tingkat kerusakannya kecil serta pihak KWTT

(6)

bersedia menerima kembali produk telur yang rusak dari konsumen. Lokasi KWTT “Wanita Karya” yang mudah dijangkau oleh warga Desa Karanggude Kulon menjadikan KWTT ini menjadi salah satu penyuplai tetap telur ayam kampung di Desa Karanggude Kulon, Kecamatan Karanglewas.

Penjualan telur ayam yang dilakukan secara sendiri-sendiri menjadi faktor penghambat bagi KWTT untuk mengembangkan usahanya. Setiap anggota mencari pangsa pasar sendiri sehingga pendapatan yang mereka terima tidak optimal. Model pemasaran terpadu yang dapat diterapkan di KWTT adalah pemasaran yang dilakukan secara kolektif di kelompok sehingga kelompok mempunyai kekuatan untuk menentukan harga jual yang seragam. Melalui penjualan secara kolektif, anggota dapat melakukan ekspansi pasar karena produk yang dijual dalam jumlah yang besar. Model pemasaran terpadu lain yang potensial untuk diterapkan adalah meningkatkan pendapatan produk sampingan melalui pengolahan ayam afkir menjadi beberapa produk olahan seperti, nugget, sosis dan abon. Pemanfaatan bulu ayam dapat digunakan sebagai bahan baku handy craft (seperti, sulak, kipas dan lain sebagainya)

Biaya Produksi

Biaya produksi yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” meliputi biaya produksi tetap (fixed cost) dan biaya produksi variabel (variable cost). Biaya produksi tetap (fixed cost) yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” antara lain: biaya sewa lahan, biaya listrik, biaya penyusutan kandang, penyusutan ayam, biaya penyusutan peralatan, dan biaya administrasi dan umum. Biaya produksi tetap yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” selama tahun 2012 sebesar Rp44.888.600,00. Biaya produksi variabel (variable cost) yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” antara lain: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi variabel yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” selama tahun 2012 sebesar Rp100.583.467,00.

a. Biaya Bahan Baku

Biaya Bahan baku yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” meliputi biaya pembelian: DOC (Day Old Chicken), pakan, obat-obatan, dan vitamin. Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” membeli DOC (Day Old Chicken) dari peternak ayam kampung di Kabupaten Bogor dengan harga Rp6.000,00 per

(7)

digunakan oleh Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” adalah pencampuran dari dedak, konsentrat dan, jagung. Biaya obat-obatan dan vitamin meliputi pembelian vaksin, obat-obatan, dan vitamin yang diberikan untuk ayam setiap bulan.

Biaya pakan merupakan komponen biaya bahan baku yang terbesar. Harga pakan yang mahal khususnya jagung menjadi faktor utama dari mahalnya harga pakan.Selama tahun 2012 harga jagung berkisar antara Rp3.500 – Rp4.000 sementara kebutuhan jagung untuk pakan di Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” adalah 80 gram per ekor per hari untuk ayam layer maupun untuk induk tetas. Sedangkan kebutuhan pakan DOC adalah 30 gram per ekor per hari. Sementara harga dedak dan konsentrat relatif stabil pada tahun 2012 yaitu harga dedak berkisar Rp1.800 – Rp2.800 per kg, sedangkan harga konsentrat Rp4.700 per kg

Tabel 1 menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku KWTT “Wanita Karya” berubah-ubah sesuai dengan ketersediaan ayam di Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” . Selama bulan Januari – April Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” mengeluarkan biaya bahan baku relatif besar dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Tingginya harga jagung serta jumlah ayam merupakan faktor utama dari besarnya biaya bahan baku.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Jumlah tenaga kerja langsung di Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” berjumlah 10 orang yang merupakan anggota kelompok yang secara sukarela bekerja di peternakan ayam. Waktu kerja yang berlaku mulai pukul 07.00 WIB sampai 14.00 WIB. Rata-rata jumlah jam kerja anggota kelompok adalah 28 jam per bulan. Upah anggota kelompok adalah Rp70.000,00 per orang..

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead yang dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah biaya disinvektan dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Tabel 1 menunjukkan bahwa biaya overhead di kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” cenderung tetap selama tahun 2012, yaitu sebesar Rp125.000,000 setiap bulannya. Hal ini disebabkan karena jumlah penggunaan disinvektan yang tetap takarannya dan upah tenaga kerja tidak langsung yang tetap yaitu sebesar Rp100.000,000. Tenaga kerja tidak langsung pada kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” bertugas sebagai penjaga kandang di malam hari.

(8)

Biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan untuk kegiatan selain kegiatan produksi. Biaya non produksi pada kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” meliputi biaya pemasaran sebesar Rp480.000,00 per tahun dan biaya administrasi dan umum sebesar Rp360.000,00 per tahun. Biaya pemasaran di kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” berupa biaya pengemasan telur ayam kampung. Umumnya telur yang telah di panen diberi kemasan plastik oleh anggota yang piket, baru kemudian dijual kembali oleh anggota.

Analisis Harga Pokok Produksi (HPP) Metode Variable Costing

Rata-rata harga pokok produksi penjualan telur ayam buras tahun 2012 sebesar Rp762,00. Harga pokok produksi tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar Rp897,00. Sedangkan harga pokok produksi terendah terjadi pada bulan Januari sebesar Rp663,00. Tingginya harga pokok produksi pada bulan Mei 2012 disebabkan karena tingginya biaya bahan baku berupa pakan ayam arab terutama jagung. Apabila dibandingkan dengan harga jual yang berlaku yaitu sebesar Rp1.000,00, menunjukkan bahwa kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” masih untung karena harga jual yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pokok produksi variabel.

Penerimaan dan Pendapatan

Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” mendapatkan penerimaan dari penjualan telur (telur utuh dan telur retak); penjualan ayam afkir, dan penjualan pupuk kandang. Harga telur ayam kampung utuh selama Tahun 2012 relatif stabil yaitu Rp1.000,00 dan Rp800,00 untuk telur ayam kampung yang retak. Harga ayam afkir per ekornya adalah Rp25.000,00 sedangkan harga pupuk kandang per karung adalah Rp5.000,00. Penerimaan yang dihasilkan oleh kelompok wanita tani ternak “Wanita Karya” selama Tahun 2012 sebesar Rp166.756.200 dengan pendapatan atau keuntungan yang diperoleh sebesar Rp36.202.153.

Analisis Titik Impas (Break Even Point)

Analisis titik impas merupakan suatu analisis untuk mengetahui pada volume produksi dan penjualan minimum berapakah perusahaan tersebut tidak menderita kerugian namun belum mendapatkan laba.

Hasil analisis titik impas menunjukkan pada saat harga jual telur ayam buras Rp1.000,00 titik impas terjadi pada saat produksi sebesar 99.108 butir dengan BEP rupiah

(9)

“WANITA KARYA” sebanyak 144.250 butir dan penerimaan sebesar Rp166.756.200,00 lebih besar dibandingkan volume produksi dan penerimaan saat BEP. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ternak ayam buras kelompok wanita tani ternak “WANITA KARYA” sudah menguntungkan.

KESIMPULAN

1. Produksi Utama KWTT “Wanita Karya” adalah telur konsumsi dengan sistem pemasaran langsung dari anggota kepada konsumen.

2. Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” sudah mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan telur karena harga jual telur produksi lebih tinggi dari harga pokok produksi.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. DP2M yang sudah memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini.

2. Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” atas partisipasinya dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anawi, A. 2009. Perbedaan Tingkat Keuntungan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Antara Sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit PT. BRI di Kabupaten Pinrang. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan, Vol. XIII (1), Januari. 2009.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta Singarimbun, M dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey LP3ES. Jakarta Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Penerbit Univertas Indonesia (UI – Press)

Sugiyono. 2004. Statistik Non Parametris, Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta. Bandung.

Sunarru, S.H. 2011. Dinamika Kelompok, Teori dan Aplikasi untuk Analisis Keberhasilan kelompok Tani sebagai Unit belajar,Kerjasama,Produksi dan Bisnis. Penerbit Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

(10)

LAMPIRAN

Tabel 1. Harga Pokok Produksi per bulan tahun 2012

Sumber : Data Primer diolah, 2013 Bulan Biaya Bahan Baku/butir (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung /butir (Rp) Biaya BOP Variabel/ butir (Rp) Harga Pokok Produksi /butir (Rp) Harga Jual/butir (Rp) Januari 609 46 8 663 1.000 Februari 695 52 9 756 1.000 Maret 680 51 9 740 1.000 April 697 53 9 759 1.000 Mei 819 66 12 897 1.000 Juni 726 63 11 800 1.000 Juli 707 63 11 781 1.000 Agustus 784 65 12 861 1.000 September 725 73 13 811 1.000 Oktober 583 75 13 671 1.000 Nopember 652 53 9 714 1.000 Desember 628 53 9 690 1.000 Jumlah 8.304 713 125 9.140 -Rata-rata 692 59 10 762 1.000

Gambar

Tabel 1. Harga Pokok Produksi per bulan tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Veri saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu dengan cara pasien datang secara langsung ke Klinik untuk melakukan pendaftaran agar mendapatkan nomor antrian dan

Hasil dari penelitian tersebut adalah menjadikan sebuah permainan tradisional yang bisa dimainkan dengan kecanggihan teknologi pada jaman sekarang, sehingga anak-anak

Tabel 6 menunjukkan bahwa, pada tanaman sirsak umur 12 MST, perlakuan tanpa skarifikasi (S1) adalah nyata menghasilkan volume akar tertinggi daripada perlakuan

Berdasarkan pada hasil analisis keragaman terdapat pengaruh konsentrasi pupuk organik cair dan media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada merah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil postest keaktifan mahasiswa pada kelompok eksperimen sebesar 62,87% yang termasuk dalam criteria tinggi sedangkan

Informasi tentang efek sinar ultraviolet terhadap total mikroba dan ketengikan krem santan kelapa serta lama penyinaran yang tepat yang memberikan pengaruh terbaik

Pemberian lisensi yang diberikan oleh Blackberry Limited kepada PT XL Axiata Tbk adalah dengan memberikan kewenangan secara penuh untuk melaksanakan, memanfaatkan

Dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye dapat ditemukan empat belas stabilitas emosi yang terdapat pada diri tokoh Sri Ningsih yang tercermin dalam sikap atau tindakan