• Tidak ada hasil yang ditemukan

Barang-Milik-Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Barang-Milik-Daerah"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN

BARANG

MILIK DAERAH

Ahdony Asfiansyah, S.E.,Ak

(2)

Permasalahan Utama dalam

Pengelolaan Aset Daerah

1.

Belum ada inventarisasi seluruh aset yang ada.

2.

Inefisiensi dalam pemanfaatan aset.

3.

Landasan hukum yang belum terpadu dan menyeluruh.

4.

Tersebarnya lokasi dan hak penguasaannya.

5.

Koordinasi yang lemah.

6.

Pengawasan yang lemah.

7.

Beragam kepentingan dan distorsi lainnya.

(3)

Keharusan Pengelolaan aset

disebabkan sebagai berikut :

(Menurut Doli D Siregar)

1.

Jumlah aset yang banyak.

2.

Jenis aset yang bervariasi.

3.

Letak aset tersebar secara geografis.

4.

Dokumen pendukung aset yang harus ter-record secara sistematik.

5.

Kondisi legal yang beragam.

6.

Perbedaan penanganan masing-masing aset (existing).

7.

Banyak ”idle asset” dan belum dimanfaatkan secara optimal.

8.

Pengelolaan data yang masih manual.

9.

Proses pengambilan keputusan terhadap pemanfaatan dan optimalisasi aset yang harus dilakukan secara tepat dan benar.

(4)

Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS

(5)

Definisi Barang Milik

Daerah

Semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau

berasal dari perolehan lainnya yang

sah.

(6)

RUANG LINGKUP BARANG MILIK DAERAH

ADALAH :

(PASAL 2 AYAT 2 PP 38 TAHUN 2008)

1.

barang yang diperoleh dari

hibah/sumbangan atau yang sejenis ;

2.

barang yang diperoleh sebagai

pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

3.

barang yang diperoleh berdasarkan

ketentuan undang-undang; atau

4.

barang yang diperoleh berdasarkan

putusan pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap.

(7)

ASAS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

asas kepastian nilai yaitu pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan barang milik daerah yang

dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang,

pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing;

asas kepastian hukum yaitu pengelolaan

barang milik daerah harus dilaksanakan

berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan

asas transparansi yaitu penyelenggaraan

pengelolaan barang milik daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dala memperoleh informasi yang benar

(8)

ASAS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

asas efisiensi yaitu pengelolaan barang milik

daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka

menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal

asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan

pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat

asas fungsional yaitu pengelolaan barang milik

daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan dan

pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah

(9)

PEJABAT PENGELOLA

BARANG MILIK DAERAH

1. KEPALA DAERAH sebagai Pemegang Kekuasaan

Pegelolaan Barang Milik Daerah

2. SEKRETARIS DAERAH sebagai Pengelola Barang

3. ASISTEN BIDANG ADMINISTRASI UMUM sebagai

Koordinator Pembantu Pengelola Barang

4. KEPALA BPTB sebagai Pembantu Pengelola Barang dalam

rangka pengelolaan Tanah dan Bangunan

5. KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN sebagai Pembantu

Pengelola Barang dalam rangka pengelolaan selain Tanah dan Bangunan

6. KEPALA SKPD sebagai Pengguna Barang

(10)

PEJABAT PENGELOLA

BARANG MILIK DAERAH

Lanjutan ………

8.

PENYIMPAN BARANG Pegawai/Pejabat yang ditunjuk sebagai Penyimpan Barang pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

9.

PENGURUS BARANG Pegawai/Pejabat yang ditunjuk sebagai Pengurus Barang, pada :

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) atau

b. Unit Kerja seperti :

Bagian pada Sekretariat Daerah,

Sekolah pada Dinas Pendidikan,

Puskesmas/Pustu pada Dinas Kesehatan, atau

(11)

RUANG LINGKUP PENGELOLAAN

BARANG MILIK DAERAH

7. pengamanan dan pemeliharaan; 8. penilaian; 9. penghapusan; 10. pemindahtanganan ; 11. pembinaan, pengawasan dan pengendalian; 12. pembiayaan; dan 13. tuntutan ganti rugi

1. perencanaan kebutuhan dan penganggaran; 2. pengadaan; 3. penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; 4. penggunaan; 5. penatausahaan; 6. pemanfaatan;

(12)

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

KEPALA SKPD MENYUSUN RENCANA KEBUTUHAN BARANG DAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN BARANG SKPD RKB-SKPD RKPB-SKPD RKB-DAERAH RKPB-DAERAH KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN MENGHIMPUN DAN MENYUSUN RENCANA KEBUTUHAN BARANG DAN PEMELIHARAAN BARANG DAERAH TIM ANGGARAN R-APBD PROSES PENGESAHAN APBD STANDAR KEBUTUHAN DAN STANDAR BARANG

(13)

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

KEPALA SKPD MENYUSUN DAFTAR KEBUTUHAN BARANG DAN DAFTAR KEBUTUHAN PEMELIHARAAN BARANG SKPD DKB-SKPD DKPB-SKPD KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN MENGHIMPUN DAN MENYUSUN KEBUTUHAN BARANG DAN PEMELIHARAAN BARANG DAERAH APBD DKB-DAERAH DKPB-DAERAH

(14)

PENGADAAN BARANG DAN JASA

PEMELIHARAAN BARANG SERTA STATUS PENGGGUNAANNYA

KEPALA SKPD

MEMBUAT LAPORAN HASIL PENGADAAN BARANG DAN JASA

PEMELIHARAAN BARANG, BESERTA USUL PENGGUNAAN LAPORAN PENGADAAN BARANG LAPORAN PEMELIHARAAN BARANG KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN MENGHIMPUN DAN MEREKAP PENGADAAN

BARANG DAN JASA PEMELIHARAAN BARANG DAERAH, DAN USUL PENGGUNAANNYA KEPUTUSAN WALIKOTA TTG PENGADAAN BARANG DAN STATUS PENGGUNAANNYA DKB DAERAH DKPB DAERAH KEPALA DAERAH KONSEP KEPUTUSAN WALIKOTA LAPORAN PENGADAAN BARANG LAPORAN PEMELIHARAAN BARANG ASISTEN BID. ADM. UMUM PENGELOLA BARANG

(15)

PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN

PENYALURAN

PENYIMPAN BARANG PENGURUS BARANG GUDANG PENYEDIA BARANG RUANGAN KARTU BARANG GUDANG KEPALA SKPD KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) KARTU INVENTARIS RUANGAN (KIR) BPP atau PEMERIKSA BARANG

(16)

PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN

PENYALURAN

KEPALA SKPD PENGURUS BARANG PENYEDIA BARANG KEPALA SKPD KEPALA BADAN PENGELOLAAN TANAH DAN BANGUNAN KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN KEPALA DAERAH PENGELOLA BARANG

(17)
(18)

Tujuan Pemanfaatan Aset

Agar tidak membebani Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah khususnya biaya dikaitkan dengan segi pemeliharaan dan pengamanannya, terutama

untuk mencegah kemungkinan adanya penyerobotan dari pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab.

Jika barang daerah tersebut dimanfaatkan secara optimal akan dapat meningkatkan atau

menciptakan sumber PAD.

Pemanfaatan barang milik daerah yang optimal akan menambah peluang penyerapan tenaga kerja dan akan menciptakan sumber pendapatan masyarakat.

(19)

Prinsip Pemanfaatan Aset

Tidak akan membebani anggaran belanja

daerah khususnya untuk pemeliharaan,

Menghindari penyerobotan oleh pihak lain

Dengan harapan dapat menjadi sumber

(20)

Kebijakan Pemanfaatan Aset

Memiliki 2 fungsi :

FUNGSI PELAYANAN : fungsi direalisasikan

melalui pengalihan status penggunaan barang milik daerah dialihkan penggunaannya dari satu SKPD ke SKPD lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

FUNGSI BUDGETER : fungsi ini direalisasikan

melalui pemanfaatan dalam bentuk sewa,

kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna yang dapat akan

(21)

BENTUK PEMANFAATAN

BARANG MILIK DAERAH

PEMANFAATAN

PINJAM PAKAI SEWA KERJASAMA PEMANFAATAN BANGUNAN GUNA SERAH DAN BANGUNAN SERAH GUNA

(22)

SEWA

Penyerahan hak penggunaan/ pemakaian atas aset daerah kepada Pihak Ketiga dalam

hubungan sewa menyewa dengan ketentuan Pihak Ketiga tersebut harus memberikan

imbalan/sewa berupa uang sewa bulanan atau tahunan untuk masa jangka waktu tertentu, baik secara berkala maupun sekaligus, disamping itu Pemeritah Daerah dapat pula memungut

restribusi sesuai dengan peraturan daerah (Pasal 34 Permendagri No.17 Tahun 2007)

(23)

Hal-hal yang dijadikan pertimbangan :

Untuk tujuan mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang daerah.

Untuk sementara waktu barang/aset tersebut belum dimanfaatkan oleh SKPD yang

bersangkutan/memiliki.

Barang Daerah dapat disewakan kepada pihak lain/Pihak Ketiga sepanjang menguntungkan daerah.

Jenis barang yang dapat disewakan ditetapkan oleh Kepala Daerah yang bersangkutan.

Harga sewa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah berdasarkan hasil perhitungan Tim Penaksir.

Hasil penyewaan merupakan penerimaan daerah dan seluruhnya disetor ke Kas Daerah.

(24)

PROSES PENYEWAAN

Unit / Satuan Kerja

Kepala Daerah Melalui Kabiro perlengkapan Dibentuk Panitia Apabila diperlukan Keputusan Kepala Daerah SURAT PERJANJIAN

• Pokok-Pokok mengenai Penyewaan

• Data Barang yang disewakan

• Hak dan Kewajiban Kedua belah pihak • Jumlah dan Besarnya Sewa

• Jangka Waktu • Sangsi

(25)

Pinjam Pakai.. (Definisi)

Penyerahan penggunaan barang/aset milik daerah dari instansi/satuan unit kerja kepada instansi pemerintah lainnya yang ditetapkan peraturan perundang-undangan untuk jangka waktu tertentu tanpa menerima

imbalan/sewa dan setelah jangka waktunya

berakhir, barang/aset tersebut diserahkan kembali kepada instansi pemiliknya dalam keadaan baik.

(26)

RUANG LINGKUP PINJAM PAKAI PEMERINTAH PUSAT DENGAN PEMERINTAH DAERAH / ANTAR PEMERINTAH DAERAH

PALING LAMA 2 TAHUN DAN

DAPAT DIPERPANJANG

DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA DAERAH ATAS USULAN

PENGELOLA BARANG

SURAT PERJANJIAN PINJAM PAKAI

PIHAK-PIHAK YANG TERIKAT DALAM PERJANJIAN;

NAMA, JENIS, DAN LUAS/JUMLAH BARANG YANG DIPINJAMKAN;

JANGKA WAKTU PINJAM PAKAI;

TANGGUNG JAWAB PEMINJAM ATAS BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

SELAMA JANGKA WAKTU PINJAM PAKAI;

(27)

Peminjaman dapat dilakukan

apabila…..

Barang/aset tersebut sementara waktu belum dimanfaatkan oleh instansi/satuan unit kerja yang memiliki.

Hanya boleh digunakan peminjam sesuai dengan peruntukannya.

Tidak mengganggu kelancaran tugas pokok dan fungsi instansi/satuan unit kerja yang

bersangkutan.

Harus merupakan barang yang tidak habis dipakai.

Peminjam wajib memelihara dengan baik barang/aset yang dipinjamnya termasuk menanggung biaya-biaya yang diperlukan selama peminjaman.

(28)

Peminjaman dapat dilakukan

apabila….. (lanjutan)

Jangka waktu peminjaman maksimal selama 2 (dua) tahun dan apabila diperlukan dapat

diperpanjang kembali.

Untuk keperluan tertentu jangka waktu ini dapat diberikan lebih dari dua tahun, khususnya

tempat ibadah disesuaikan dengan peruntukan rencana kota.

Khusus pinjam pakai tanah yang dipergunakan oleh instansi Pemerintah, jangka waktu

peminjamannya ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pengembalian barang/aset yang dipinjam pakaikan harus dalam keadaan baik.

(29)

KERJA SAMA PEMANFAATAN

(Definisi)

Perikatan antara Pemerintah Daerah dengan Pihak

Ketiga dalam kerja sama pemanfaatan/pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak lain atas tanah dan/atau bangunan atau atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan, dimana Pihak Ketiga menanamkan modal yang dimilikinya. Selanjutnya kedua pihak secara bersama-sama atau sendiri-sendiri ataupun bergantian mengelola manajemen dan proses operasinya untuk jangka waktu tertentu dan keuntungan dibagi sesuai dengan besarnya sharing masing-masing atau

berdasarkan yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. Disamping itu Pihak Ketiga diharuskan membayar kontribusi tetap setiap tahunnya.

(30)

Bentuk-bentuk Kerja sama

pemanfaatan

Kerja Sama Pelayanan

Dimana mitra kerja swasta diberikan tanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan jasa

untuk suatu jenis pelayanan tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu misalnya:

perawatan jaringan, pencatatan meteran,

penagihan rekening, pemungutan uang parkir kendaraan dan sebagainya.

(31)

Bentuk-bentuk Kerja sama

pemanfaatan

Kerja Sama Pengelolaan

Merupakan bentuk kerjasama dimana

kepada mitra kerja diberikan

wewenang dalam pengelolaan suatu

aset/BMD secara keseluruhan atau

sebagian

Misalnya: pengelolaan sampah (mulai dari

(32)

Bentuk-bentuk Kerja sama

pemanfaatan

Kerja Sama Produksi

Merupakan bentuk kerjasama dimana kepada mitra kerja diberikan wewenang untuk

memproduksi sesuatu produk yang disetujui bersama berdasarkan jumlah dan kwalitas

tertentu dengan menggunakan aset/BMD yang ada sesuai dengan perjanjian yang telah

disetujui kedua belah pihak, misalnya:

kerjasama industri aset daerah (seperti industri genteng dan bata press, dan sebagainya.);

(33)

Bentuk-bentuk Kerja sama

pemanfaatan

Kerja Sama Bagi Keuntungan

Merupakan bentuk kerjasama dimana

kepada mitra diberikan wewenang untuk

mengelola, mengusahakan, meningkatkan

(

up grade

) suatu usaha/ perusahaan/

industri/ pusat perbengkelan yang

merupakan aset daerah sesuai dengan

perjanjiansebelumnya dimana keuntungan

dibagi berdasarkan perjanjian yang sudah

dinegosiasi sebelumnya.

(34)

Bangun, Guna, Serah dan

Bangun, Serah, Guna

Bangun Guna Serah (BGS)

adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan

bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian digunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah

disepakati, untuk selanjutnya diserahkan

kembali tanah serta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

(35)

Bangun, Guna, Serah dan

Bangun, Serah, Guna

Bangun Serah Guna

adalah pemanfaatan barang milik daerah

berupa tanah oleh pihak lain dengan cara

mendirikan bangunan dan/atau sarana

berikut fasilitasnya, dan setelah selesai

pembangunannya diserahkan kepada

Pemerintah Daerah kemudian Pemerintah

Daerah menyerahkan kembali untuk

didayagunakan oleh pihak lain tersebut

dalam jangka waktu tertentu yang

(36)

Dasar Pertimbangan BGS dan BSG

1.

Barang milik daerah belum

dimanfaatkan;

2.

Mengoptimalisasikan barang milik

daerah;

3.

Dalam rangka efisiensi dan efektifitas;

4.

Menambah/meningkatkan Pendapatan

Daerah; dan

5.

Menunjang program pembangunan dan

(37)

Ketentuan umum

Kerjasama pemanfaatan dilaksanakan dengan ketentuan tidak cukup/ tdak tersedianya dana dalam APBD untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlkan terhadap barang milik daerah tersebut.

Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikut sertakan sekurang-kurangnya 5 (lima) peserta/ peminat, apabila setelah 2 kali berturut-turut diumumkan, peminatnya kurang dari 5, dapat dilakukan proses pemilihan langsung atau penunjukan langsung melalui negosiasi baik teknis maupun harga.

Mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar

kontribusi tetap kerekening Kas Umum Daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan.

(38)

Ketentuan umum (lanjutan)

Besarnya pembayaran kontrbusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil penghitungan Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah.

Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemanfaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan barang milik daerah yang menjadi obyek kerjasama

pemanfaatan.

Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30 (limapuluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.(PP. No.6 Tahun 2006 Pasal 29 ayat 1) dan 30 (tiga puluh) tahun sejak dimulai masa

(39)

Ketentuan umum tersebut tidak

berlaku untuk :

(Pasal 26 ayat (3) PP 38/2008)

a.

infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan

laut, sungai atau danau, bandar udara, jaringan rel dan stasiun kereta api;

b.

infrastruktur jalan meliputi jalan tol dan jembatan tol;

c.

infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku dan waduk/bendungan;

d.

infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi,

jaringan distribusi, dan instalasi pengolahan air minum;

(40)

Ketentuan umum tersebut tidak

berlaku untuk :

(Pasal 26 ayat (3) PP 38/2008)

e.

infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;

f.

infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi;

g.

infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi,atau distribusi tenaga listrik; atau

h.

infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi, dan distribusi minyak dan gas bumi

(41)

Jangka waktu kerjasama

pemanfaatan barang milik

negara/daerah untuk penyediaan

infrastruktur sebagaimana

dimaksud diatas paling lama 50

(lima puluh) tahun sejak

perjanjian ditandatangani.

(42)

Skema Optimalisasi Aset

Data dari Aset

•Data Teknis •Data Lingkungan •Data Legal •Data Ekonomis •Data Sosial Potensi Aset •Potensi Teknis •Potensi Lingkungan •Potensi Legal •Potensi Ekonomis •Potensi Sosial Analisa Potensi/kemampuan •marketability •Profitability •Technical viability •Dukungan lingkungan •Landasan Legal Identifikasi PROGRAM OPTIMALISASI PEMANFAATAN BARANG/ ASET DAERAH

(43)

PEMINDAHTANGANAN

Pengalihan kepemilikan barang

milik daerah kepada pihak lain

sebagai tindak lanjut dari

penghapusan aset dengan cara

dijual, dipertukarkan, dihibahkan,

atau dipesertakan sebagai modal

pemerintah.

(44)

Bentuk-bentuk pemindahtanganan

Penjualan

Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah kepada pihak lain dengan menerima

penggantian dalam bentuk uang

Hibah

Pengalihan Kepemilikan barang Milik daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya atau kepada pihak lain tanpa melalui penggantian

(45)

Bentuk-bentuk pemindahtanganan

Tukar menukar

Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah yang

dilakukan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat atau antar pemerintah daerah, atau antara

BUMN/D atau badan hukum lainnya atau dengan pihak swasta atau pihak lainnya dengan menerima

penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.

Penyertaan Modal Pemerintah

Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan

menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan dalam bentuk saham atau penyertaan modal

(46)

Atas Perhatiannya Kami Ucapkan

Referensi

Dokumen terkait

• Lain- lain arahan dari semasa ke semasa yg dikeluarkan oleh Ketua Pengarah Kesihatan rantaiannya • Membeli/mendapatkan barang-barang atau perkhidmatan perlu •

Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh (signifikan/ pvalue <  =0.05) adalah variabel B, C dan D bukan berarti variabel yang tidak signifikan tidak

3.3.1 Mengidentiikasi pengaruh positif kemajuan iptek dalam bidang politik, ekonomi, social budaya dan hankam 3.3.2 Mengidentiikasi pengaruh negatif kemajuan iptek dalam

Strategi pengembangan Kopi Mandailing untuk masa yang akan datang yaitu : mempertahankan dan meningkatkan kondisi fisik dan mutu kopi untuk meningkatkan permintaan,

Setelah menguraikan hasil penelitian selanjutnya dikemukakan simpulan penelitian ini sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi profesional

Mobile Radio Streaming adalah teknologi aplikasi yang memungkinkan pengguna mengakses layanan audio streaming menggunakan software yang bisa digunakan untuk membuat

submateri Invertebrata di kelas X SMA Kemala Bhayangkari 1 Kapubaten Kubu Raya, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Rata-rata skor pretest hasil belajar siswa yang

lebih baik daripada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan metode ceramah. Begitupun untuk rerata yang diperoleh dari