PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
DALAM RANGKA KESEHATAN KERJA
2016
PT Bayu Buana Gemilang Complete Energy Solution Plaza Asia Lt.16
Jl. Jend.Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan 12190 Indonesia Tel. (021) 51400145, 51400146, 51400148
Fax. (021) 51400149, 51400147
Dr Sudjoko KUSWADJI MscOM PKK SPOK Konsultan dan Fasilitator Kesehatan Kerja
Untuk
Rumah Sakit Harapan Bunda
2016
LAPORAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DALAM RANGKA
KESEHATAN KERJA
30 Juni ad 1 Juli 2016
PT Bayu Buana Gemilang Complete Energy Solution
Plaza Asia Lt.16 Jl. Jend.Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan 12190 Indonesia Tel. (021) 51400145, 51400146, 51400148 Fax. (021) 51400149, 51400147
Ringkasan Eksekutif
Sejumlah 105 karyawan PT BBG sudah diperiksa kesehatannya pada tanggal 30 Juni dan 1 Juli 2016. Secara umum karyawan BBG sehat. Dari demografi antara penyakit usia muda dan tua seimbang. Pemeriksaan kesehatan dilakukan menurut konsep GULHEMP atau PULHES: vegetatif, lokomotif, perseptif dan integratif. Data laboratorium selain dilakukaninternal quality assurance dilakukan juga validasi hasil. Fungsi vegetatif: Ada dua temuan gangguan jantung yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Ini memerlukan perhatian khusus. Pemeriksaan paru hanya satu yang mengalami restriktif yang kemungkinan besar disebabkan oleh kehamilannya. Fungsi hati tidak bisa dikaitkan dengan hepatitis B. Ada 3 orang dengan diabetes, kebetulan tidak kerja shift, sehingga penyesuaian pekerjaan tidak diperlukan.
Pemeriksaan lokomotif: Nyeri pinggang ditemukan lumayan banyak, yang bisa disebabkan oleh angkat barang atau ginjal. Ada beberapa yang mengeluh kencing batu yang sebabkan nyeri pinggang dan proteinuria. Gangguan ini sangat lazim di daerah Karawang dan Bekasi.
Pemeriksaan perseptif: Beberapa karyawan mengalami gangguan visus, yang beberapa memerlukan penjelasan lebih lanjut. Apakah mengganggu pekerjaannya perlu dilakukan evaluasi lapangan. Yang ringan bisa disebabkan oleh gangguan illuminasi yang kurang memadai. Penglihatan warna terganggu pada beberapa orang dan sebagian besar menyangkut warna hijau. Satu orang mengalami buta warna total. Kebetulan dia seorang satpam, sehingga tidak perlu penyesuaian pekerjaan. Gangguan pendengaran akibat kebisingan ditemukan satu orang, namun tidak terkait dengan pekerjaannya. Di lokasi ini tidak ada tempat yang kebisingannya lebih dari 85 dB. Mungkin sejak sebelum bekerja. Jadi tidak ada kaitannya dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Pemeriksaan integratif : Pemeriksaan integratif belum dilakukan. Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Namun demikian pemeriksaan ini perlu dipertimbangkan. Kerja dengan otot penyakitnya adalah pegal linu otot. Bekerja dengan otak penyakitnya adalah gangguan jiwa atau stres,
---o0o---PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
DALAM RANGKA KESEHATAN KERJA
30 Juni sd 1 Juli 2016
PT Bayu Buana Gemilang Complete Energy Solution
Plaza Asia Lt.16 Jl. Jend.Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan 12190 Indonesia Tel. (021) 51400145, 51400146, 51400148 Fax. (021) 51400149, 51400147
Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah hubungan timbal balik antara kesehatan dan pekerjaan. Gangguan kesehatan bisa sebabkan gangguan pekerjaan. Ini dilakukan ketika pemeriksaan sebelum kerja (prakarya). Lingkungan kerja yang buruk dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Ini dilakukan ketika melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Kadang2 kedua konsep itu dilakukan secara bersamaan, pada saat seseorang sudah bekerja.
Pemeriksaan kesehatan pekerja pada tahun 2016 ini dikerjakan atas komitmen pimpinan perusahaan.
Strategic Plan
Busines Philosophy Natural Gas Supply and Connectivity Our Vision and Mission
Realization of natural gas supply and connectivity for the need of archipelagic Indonesia.
A natural gas business organization that is a working place of choice for professionals, people who aspires to develop, strengthen oneself and do good
deeds.
Our Values, Our beliefs in how we can excel
Competence, Trustworthy, Decency, Synergy, Blessing, Patience and Steadfast. The Strategic Direction
Profitable and sustainable business Natural gas supply for archipelagic Indonesia Multi-modal and multi-phase transportation solution
Competency, capacity and capability symphony
Perkataan “sustainability” melekat pada masalah kesehatan. Karyawan yang sehat akan langgeng mengerjakan pekerjaaannya. Produksi akan berjalan terus. Kehidupan akan berjalan terus dan tiada henti.
Tujuan pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan yang terpenting adalah mencari kelainan atau penyakit yang terkait dengan pekerjaan. Penyakit ini akan sangat mudah diatasi oleh pimpinan perusahaan, karena faktor penyebabnya mudah dihilangkan oleh manajemen. Selain itu upaya ini merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan peundangan. Yang kedua adalah penyakit yang tidak terkait dengan pekerjaan. Bertambahnya usia menyebabkan beberapa karyawan menderita penyakit degeneratif. Proses ini bisa diperlambat jika diketahui sejak dini. Hipertensi bisa diperlambat prosesnya misalnya dengan diet mengurangi garam. Pengobatan berkala akan mencegah karyawan jatuh ke dalam penyakit jantung atau stroke.
Ada dua hal yang ingin dicapai pada pemeriksaan ini. Pertama laporan individual kepada masing2 karyawan. Semua karyawan yang diperiksa akan mendapatkan laporan sendiri2. Beberapa nasihat pribadi akan disampaikan.
Yang kedua adalah laporan manajemen atau laporan komprehensif yang bisa dipakai oleh manajemen untuk bertindak (management tools). Laporan ini berisi temuan gangguan kesehatan yang terkait dengan dampak pekerjaan, atau gangguan pribadi akibat usia yang bisa menyebabkan terganggunya pekerjaan. Tentu saja ini menjadi kewenangan perusahaan untuk melakukan intervensi.
Karyawan yang diperiksa
Daftar karyawan yang akan diperiksa dan kenyataan lapangan berbeda. Nampaknya hal ini disebabkan oleh masalah operasional. Beberapa karyawan beralangan ketika dilakukan pemeriksaan.
Demografi rencana pemeriksaan karyawan yang sedianya akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Melihat bentuk demografinya antara yang direncanakan dan yang dilaksanakan tidak banyak berbeda. Artinya pemeriksaan kesehatan bisa dikatakan mewakili semua karyawan.
Job title
Ada beberapa job title karyawan. Job title ini penting jika dikaitkan dengan hasil pemeriksaan kesehatan. Gangguan kesehatan sedikit banyak akan mempengaruhi pekerjaan mereka. Beberapa job title itu adalah:
Accounting, Asst. QA/ QC Engineer, Civil Structure, Commercial Advisor, Corporate Communication, Customer Service , Document Controller, Driver, Engineer, FA Bumi, Finance, General Affair, Helpdesk & Networking, HR&GA, HSE OFFICER, IT Technical Support, Keuangan, Legal, Maintenance, Marketing, Messenger, Office Boy, OM, Operation, Pipeline Engineer, Procurement, Programmer Analyst, Project Controller, R&D, Receptionist & GA Administration, Security, Sekretaris, Stake Holder Relation, Tehnical Advisor, Training & Development, Unknown, Warehouse Lokasi pekerjaan mereka ada tiga yaitu HO, KOB dan KAB. Pada prinsipnya adalah lapangan dan kantor. Ada yang sedikit terlupakan adalah jadwal kerja mereka apakah shift atau non shift. Ini bisa diduga dari job title. Security pasti shift. Kerja shift sangat erat kaitannya dengan gangguan kesehatan. Gangguan yang sering terjadi adalah: tidur, pencernaan, kelelahan, merokok, narkoba, KDRT dan perceraian. Pemeriksaan kali ini belum mencakup masalah itu.
Cara pemeriksaan
Menurut Koyl (1974) pemeriksaan kesehatan pekerja harus dilakukan terhadap empat fungsi tubuh manusia. Keempat fungsi yang baik diperlukan agar pekerja bisa melakukan tugasnya. Keempat fungsi itu adalah:
Fungsi vegetaif, yaitu fungsi tubuh agar tetap survive, tetap hidup. Jangan mendadak sesak napas ketika masuk ke tempat bekerja. Jangan sampai pingsan ketika menaiki tangga.
Fungsi lokomotif, yaitu fungsi alat gerak tangan dan kaki agar bisa menjalankan pekerjaan. Tangan yang cacat bisa saja bekerja tapi dengan dibantu peralatan. Bisa jadi pekerjaannya menjadi lebih lambat.
Fungsi perseptif, yaitu fungsi mata dan telinga untuk komunikasi. Jika mata terganggua karyawan tidak bisa melihat bahan pekerjaaannya, apalagi kualitas produk akhirnya. Jika buta warna bisa menyebabkan celaka. Pendengaran penting untuk komunikasi aural. Jika salah dengan bisa pekerjaan dijalankan secara keliru. Fungsi integratif yaitu fungsi saraf dan mental. Karyawan dengan gangguan mental bisa melakukan pekerjaan tertentu. Namun demikian hasil kerjanya bisa jadi tidak sempurna. Karyawan yang mengalami stroke dengan kelumpuhan pada tungkai akan mengalami kesulitan jika melakukan mobilitas.
Metode ini dipakai oleh TNI AU sekitar tahun 1976. Kini dipakai oleh Angkatan Bersenjata AS dengan disebut PULHES. Nama GULHEMP juga dipakai oleh beberapa kalangan. Dipakai oleh Balai Kesehatan Kerja Pelayaran untuk pemeriksaan Kesehatan Pelaut dan Awak Buah Kapal serta Penyelam. Pada umumnya mereka sudah menggunakan standar skor pada setiap pekerjaan di kapal atau militer. Misalnya nilai pekerjaa pilot adalah 1 makan hasil pemeriksaan kesehatannya harus 1. Jika kurang dari 1 maka dia tidak layak menjadi pilot.
Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan fungsi vegetatif Kegemukan
Pemeriksaan kegemukan memperlihatkan beberapa karyawan administration terlalu gemuk. Ini wajar terjadi karena pekerjaan administrasi kurang gerak. Kegemukan bisa menyebabkan banyak penyakit. Mereka yang terlalu gemuk dianjurkan untuk berolahraga. Untuk manajemen mungkin lebih tepat dan murah adalah memindahkan lapangan parkir lebih jauh dari kantor dan membuat lift tidak berhenti di semua lantai. Dengan demikian setiap hari karyawan akan berolahraga dengan sendirinya.
Tabel kegemukan karyawan 01 Underweight 02 Normal weight 03 Overweight 04 Obese Class 1 05 Obese Class 2 Administratio n 0 17 15 8 2 Driver 0 0 1 1 0 General Affair 0 1 3 1 0 Maintenance 1 3 3 2 0 Office Boy 0 3 2 0 0 Operation 1 15 14 3 0 Security 0 3 4 0 0 Unknown 0 0 1 1 0 2 42 43 16 2
Ada 18 karyawan yang memerlukan perhatian khusus mengenai kegemukannya. Gizi seimbang dan olahraga adalah solusinya. Jika karyawan makan di kantin perusahaan kegemukan ini bisa dikendalikan melalui kantin perusahaan. Kalori dikurangi, sayuran diperbanyak.
Tekanan darah
Daftar Karyawan dengan Pemeriksaan Tekanan Darah
01 Normal 02 Prehypertension 03 Stage 1 Hypertension 04 Stage 2 Hypertension Total Administration 14 15 11 2 42 Driver 0 2 0 0 2 General Affair 1 1 2 1 5 Maintenance 3 4 1 1 9 Office Boy 1 4 0 0 5 Operation 10 15 7 1 33 Security 3 3 1 0 7 Unknown 0 2 0 0 2 32 46 22 5 105
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan manometer digital. Pengukuran dengan manometer air raksa telah membuat petugas kesehatan selalu membulatkan hasil pengukuran ke angka puluhan. Selain itu air raksa membahayakan kesehatan pekerja kesehatan.
Klasifikasi sesuai dengan JNC yang harga normalnya lebih rendah dari dulu. Ada ditemukan 27 karyawan yang tekanan darahnya membahayakan. Mereka memerlukan tindak lanjut apakah cukup dengan diet rendah garam atau harus diberikan pengobatan. HCT bisa diberikan pada karyawan dengan prehypertension.
Gangguan jantung
Karyawan dengan Gangguan Jantung
Nama Kelamin USIA KLUSIA LOS JobTitle
HEFZULYADI PRIA 54 51-55 11.20 General Affair
Supervisor SYARIFFUDI
N PRIA 45 41-45 12.35 Pipeline Engineer
Shift JOBS Dep Sirkulasi Saraf Mata
Day General Affair KOB Darah tinggi
Day Operation HO Vertigo Gangguan
penglihatan
Napas Kulit Otot Ginjal Khusus TB cm
Asma,
Sinusitis Gangguan kulit, Alergi 189
Rhematik Kencing batu Penyakit
kuning 164
TB m BB Kg BMI KLASIFIKASI GROUP SBP
1.89 89.0 24.92 18.50 - 24.99 02 Normal
weight 147
1.64 70.0 26.03 25.00 - 29.99 Overweight03 169
DBP KLASSIFIKASI JNC EKG TEXT EKG Rontgen
85 SBP 140-159 atau DBP 90-99 03 Stage 1 Hypertension Abnormal Complete RBBB + LVS
train iscemic Normal
105 SBP >160 atau DBP >
100
04 Stage 2
Hypertension Abnormal LVS train ECHD Normal
Chol KlasChol Anti HBsAg Protein
253 High Negative <2.00 Positive 1
200 Borderline high Positive 464.2 Positive 3
Kedua karyawan ini sudah lebih dari 10 tahun bekerja dengan perusahaan. Penyakit degeneratif sudah menimpa mereka. Mereka juga sudah mengalami komplikasi jantung. Penyakit degeneratif dimuali sejak usia muda. Jika mereka sudah mendapatkan promosi kesehatan sejak mulai bekerja, penyakit degeneratif itu bisa ditunda nanti sesudah mereka pensiun. Yang bisa dilakukan sekarang adalah terapi baik untuk hipertensinya, ginjalnya, kholesterolnya dan seterusnya.
Pemeriksaan Spirometry
Semua alat spirometer yang beredar di dunia tidak pernah menggunakan standar Indonesia. Oleh karena itu hasilnya banyak abnormal, pada hal orangnya tidak mempunyai keluhan apa2. Pemeriksaan spirometer kali ini menggunakan standar Indonesia yang dibuat oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Nilai normal faal paru Indonesia
Sebelum dibandingkan dengan standar Indonesia hasil pemeriksaan paru itu dikonversikan dengan hukum fisika, bahwa volume paru berbanding lurus dengan suhu. Suhu badan 370 C, sementara suhu alat ukur volume adalah 250 C. Ini dikerjakan dengan menggunakan faktor konversi seperti dalam tabel berikut.
Jika alat ukur spirometer memperlihatkan hasil 2 Liter, itu berarti pada suhu 250C. Ukuran 2 Liter itu bukan volume paru sebenarnya yang suhunya 370 C. Jadi harus dikalikan dengan faktor 1.075 sesuai dengan tabel.
Dua hal yang sering keliru dilakukan adalah konversi suhu dan membandingkan dengan standar asing itu yang menyebabkan hasil menjadi banyak yang restriktif. Ada temuan lapangan pakaian yang terlalu ketat sering menyebabkan gangguan restriktif. BH yang terlalu ketat sebaiknya dibuka saja kancingnya.
Kalkulasi dilakukan dengan bantuan sebuah software dengan format access yang dibuat sendiri, sebagai berikut:
Hasil spirometry yang abnormal N am a K ela m in U SIA LOS JobT itle Sh ift Dep TB m FVC FVCt FEV1 FEV1 t PE F PEFt KES IM PU LA N R on tg en TE XT R O MAPRA CAHYO PATMOKO PRIA 43 3.22 Programmer
Analyst Day HO 1.55 3.74 4.02 3.60 3.87 10.84 11.65 Normal Normal MARLIA
YULIANTENI WANITA 44 12.75 Stake HolderRelation Day HO 1.56 1.82 1.96 1.50 1.61 5.37 5.77 MildRestrictive No RO
Ha mil 34 Mg UNDANG SYARIFUDDIN PRIA 67 9.84 Operation Hulu Supervisor Shif t KO B 1.64 2.14 2.30 2.14 2.30 12.41 13.34 Normal Normal DWI HARY MURSITO PRIA 36 7.84 General Affair
Staff Day HO 1.65 4.73 5.08 4.07 4.38 12.66 13.61 Normal Normal SAIFUDIN ZUFRI PRIA 51 12.76 Engineer Day HO 1.64 3.79 4.07 3.36 3.61 14.17 15.23 Normal Normal
RIZA AL-HAMBRA WANITA 31 8.17 Legal Staff Day HO 1.52 3.95 4.25 3.88 4.17 11.88 12.77 Normal Normal FATMA DENA
NURAINI
WANI
TA 24 1.52 Staff HR&GA Day HO 1.49 2.67 2.87 2.46 2.64 7.92 8.51 Normal Normal SUMPENO PRIA 42 4.33 Security Shift KOB 1.68 2.97 3.19 2.61 2.81 7.09 7.62 Normal Normal WASIS
WIDIANTORO PRIA 36 10.29 Project Controller Day HO 1.78 4.89 5.26 4.32 4.64 12.27 13.19 Normal Normal PITRI HANDOYO PRIA 27 2.92 Staff OperationKOB Shift BKO 1.75 4.29 4.61 3.90 4.19 13.16 14.15 Normal Normal
Dari hasil pemeriksaan karyawan hanya 1 dari 105 karyawan yang mengalami restriktif. Kebetulan karyawan ini sedang hamil 40 minggu. Jadi restriktifnya bukan akibat penyakit paru melainkan karena kehamilannya.
Hemoglobin
Nilai normal hemoglobine pria (14 sd 18) dan wanita (12 sd 16) berbeda. Ternyata HB yang abnormal kebanyakan orang kantor. Mungkin ini banyak menyangkut pekerja wanita yang bisa hamil dan haid setiap bulan.
Tabel HB normal dan abnormal KlasHb 01 Rendah 02 Normal Total
Administration 6 36 42 Driver 0 2 2 General Affair 1 4 5 Maintenance 0 9 9 Office Boy 1 4 5 Operation 1 32 33 Security 0 7 7 Unknown 0 2 2 9 96 105
Fungsi Hati
Hasil pemeriksaan fungsi hati GOT dan GPT di klasifikasikan dengan kenaikannya apakah 1x, 2x, 3x dst. Pemeriksaan GOT dan GPT ini sebenarnya tidak spesifik, karena penyakit lain selain hati bisa menyebabkan peningkatan.
Yang lebih spesifik hati adalah GGT. Penggunakan bahan kimia terutama alkohol sangat cepat meningkatkan nilai GGT. Kebetulan perusahaan ini tidak banyak menggunakan alkohol. Semua bahan kimia akan didetoksifikasi di hati. Meskipun perusahaan memproduksi atau menyalurkan gas (methane), karyawan tidak banyak terpapar terhadap gas ini. Urgensi pemeriksaan GGT bisa diabaikan.
Hasil Pemeriksaan GOT
KL GOT X XX XXX Total Administration 41 1 0 42 Driver 2 0 0 2 General Affair 4 1 0 5 Maintenance 8 0 1 9 Office Boy 5 0 0 5 Operation 32 1 0 33 Security 7 0 0 7 Unknown 2 0 0 2 101 3 1 105
X= 1 kali normal; xx= 2 kali normal; xxx= 3 kali normal Hasil pemeriksaan GPT KLGPT X XX XXX XXXX Total Administration 27 12 3 0 42 Driver 1 1 0 0 2 General Affair 3 1 1 0 5 Maintenance 6 1 1 1 9 Office Boy 4 1 0 0 5 Operation 21 10 2 0 33 Security 4 3 0 0 7 Unknown 2 0 0 0 2 68 29 7 1 105
Pemeriksaan HBSAG tidak dilakukan sehingga tidak bisa diketahui apakah peningkatan GOT dan GPT itu terkait dengan hepatitis B. Kenaikan GPT lebih dari 3x normal tidak bisa dijelaskan. Mungkin bisa dicoba dengan memberikan tablet curcuma, nilai GOT dan GPT akan bisa menurun.
Pemeriksaan Anti HBSAg
AHBSAG Negatif Positif Total Administration 25 17 42 Driver 1 1 2 General Affair 4 1 5 Maintenance 7 2 9 Office Boy 5 0 5 Operation 19 14 33 Security 2 5 7 Unknown 1 1 2 64 41 105
Hasil pemeriksaan Anti HbsAg ternyata memperlihatkan, bahwa banyak karyawan yang rentan terhadap infeksi virus ini, karena belum memperlihatkan kekebalan. Jika perusahaan berkenan, bisa diberikan vaksinasi hapatitis B. Mereka yang muda lebih membutuhkan vaksinasi, karena biasanya yang sudah berusia sudah kebal.
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan gula darah menunjukkan ada tiga orang kantor yang mengalami kencing manis.Dua orang sudah lebih dari 40 tahun yang wajar mendapatkan diabetes, tapi satu orang baru berusia 32 tahun. Mereka bertiga dianjurkan berobat, diet dan berolahraga. Pekerjaan mereka kantor, tidak shift, sehingga tak banyak yang perlu dirisaukan.
Pemeriksaan Gula Darah
GDP 01 Rendah 02 Normal 03 Diabetes Total
Administration 4 36 2 42 Driver 0 2 0 2 General Affair 0 5 0 5 Maintenance 3 6 0 9 Office Boy 0 4 1 5 Operation 4 29 0 33 Security 2 5 0 7 Unknown 0 2 0 2 13 89 3 105
Fungsi lokomotif
Tabel Karyawan dengan keluhan otot rangka
N am a Je nd er U SI A LOS Sh ift JOBS Dep OTO T G IN JA L Pr ote in ABDULLAH H.S.
WAHID PRIA 41 8.84 Day Driver HO
Nyeri
pinggang Negative
APIP
SUPRIYATNA PRIA 32 11.60 Shift Operation KOB
Nyeri
pinggang Positive 1
BARDIAN PUTRA
SAPTA PRIA 36 8.34 Day
Administr
ation KOB
Nyeri
pinggang Negative
DONI RUDIANA PRIA 33 10.49 Day Maintena
nce KOB
Nyeri
pinggang Negative
DWI PURNOMO
IRWAN. S PRIA 35 8.25 Day
Maintena
nce KOB Varices Negative
EDDY SURYA PRIA 51 11.22 Day Administr
ation KOB
Nyeri
pinggang Negative
EDI SUPRIYADI PRIA 26 3.33 Shift Operation KOB Nyeri
pinggang Negative
EKO YULIANTO PRIA 27 3.26 Day Office
Boy HO
Nyeri
pinggang Negative
HASAN (HO) PRIA 54 10.25 Shift Security HO Nyeri
pinggang Positive 1
IBRAHIM
BUYUNG PRIA 54 10.09 Day
Office Boy KOB Nyeri pinggang Penyakit ginjal Negative
INDRAWANTO PRIA 37 10.57 Shift Operation KOB Nyeri
pinggang Negative
MIFTAH
KHOIRULI PRIA 27 2.67 Day
Administr
ation KOB Varices Negative
RIKO MAULANA
TARIGAN PRIA 31 3.05 Shift Security KOB Rhematik Positive 1
ROZALI PRIA 35 3.08 Day Office
Boy HO Rhematik Negative
SURJANA PRIA 40 10.18 Shift Operation KOB Nyeri
pinggang Positive 1
SYARIFFUDIN PRIA 45 12.35 Day Operation HO Rhematik Kencing
batu Positive 3
TEDI SUPRIYADI PRIA 42 10.17 Shift Operation KOB Rhematik Negative
TUTI ROHEMI WANI
TA 28 5.07 Day
Administr
ation HO Varices Negative
UNDANG
SYARIFUDDIN PRIA 67 9.84 Shift Operation KOB Rhematik Negative
Pemeriksaan lokomotif tidak dilakukan secara khusus, melainkan mengandalkan wawancara dengan karyawan. Ada 20 orang yang mengalami gangguan lokomotif termasuk nyeri pinggang.
Wawancara mengenai otot rangka
OTOT Nyeri pinggang Rhematik Varices Total
Administration 2 0 2 4 Driver 1 0 0 1 Maintenance 1 0 1 2 Office Boy 2 1 0 3 Operation 4 4 0 8 Security 1 1 0 2 11 6 3 20
Menarik untuk dipelajari mengenai nyeri pinggang yang terkait dengan gangguan ginjal. Nyeri pinggang bisa disebabkan oleh gangguan otot rangka dan gangguan ginjal. Jika mengenai otot rangka, pergerakan tubuh bisa memperparah keluhan nyeri atau menghilangkannya. Jika ginjal gerakan tubuh tidak ada pengaruhnya.
Gangguan otot rangka yang mengenai ginjal
Proteinuria Negative Positive 1 Positive 3 Total
Administration 4 0 0 4 Driver 1 0 0 1 Maintenance 2 0 0 2 Office Boy 3 0 0 3 Operation 5 2 1 8 Security 0 2 0 2 15 4 1 20
Nyeri pinggang ginjal
Nyeri pinggang bisa disebabkan karena habis angkat barang berat atau ginjal. Ternyata dari 11 karyawan yang mengeluhkan nyeri pinggang, ditemukan 3/11 yang mengalami proteinuria, artinya ginjalnya bocor atau protein darah keluar melalui kencing.
Gangguan ginjal bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang paling sering adalah hipertensi dan kedua batu ginjal atau infeksi. Kedua hal itu sering bolak balik. Hipertensi sebabkan gangguan ginjal, gangguan ginjal sebabkan hipertensi. Seperti telur dan ayam mana yang duluan.
Tabel karyawan dengan nyeri pinggang dan gangguan ginjal
Nyeri Pinggang Negative Positive 1 Total
ABDULLAH H.S. WAHID HO 1 0 1 APIP SUPRIYATNA KOB 0 1 1 BARDIAN PUTRA SAPTA KOB 1 0 1
DONI RUDIANA KOB 1 0 1
EDDY SURYA KOB 1 0 1
EDI SUPRIYADI KOB 1 0 1
EKO YULIANTO HO 1 0 1
HASAN (HO) HO 0 1 1
IBRAHIM BUYUNG KOB 1 0 1
INDRAWANTO KOB 1 0 1
SURJANA KOB 0 1 1
8 3 11
Tabel Kencing Batu dan Proteinuria
N am a K ela m in U SIA JobT itle D ep OTOT GIN JA L G R O U P JN C GDP K eje rn ih an Pr ote in R ed uk si ADI RACHMAD SYAH P 36 Staf Operation Hulu NGK KOB Obese Class 1 Prehypertens ion 74 Jernih + + ANDHYSTA SWARNA PUTRA
P 32 Marketing Staff HO Obese
Class 2 Stage 1 Hypertension 22 4 Jernih + + + APIP SUPRIYATNA P 32 Superitendent Operational Support Barat KOB Sakit pinggan g Overweig ht Prehypertens ion 71 Jernih +
-BAYU WARI P 29 Office Boy HO Normal
weight Prehypertens ion 77 Jernih + -BUDI SANTOSO P 43 Training & Development Spv. HO Obese Class 2 Stage 1 Hypertension 69 Jernih + -FATMA DENA
NURAINI W 24 Staff HR&GA HO
Overweig
ht Normal 83
Agak
keruh +
-HASAN (HO) P 54 Security HO
Sakit pinggan g Overweig ht Prehypertens ion 83 Jernih +
-HEFZULYADI P 54 General Affair
Supervisor KOB Normal weight Stage 1 Hypertension 70 Jernih + -IBRAHIM P 54 Warehouse Staff KOB Penyakit ginjal, kencing batu Normal weight Stage 1 Hypertension 91 Keruh + -RIKO MAULANA TARIGAN P 31 Security Cilengsi KOB (Cileung si) Rhemat ik Overweig ht Normal 65 Jernih + -SUGITO Al-FADHIEN P 38 Pipeline Engineer HO Overweig ht Stage 1 Hypertension 11 9 Agak keruh +
-SURJANA P 40 Staff Operation
Hulu NGK KOB (Cileung si) Reumat ik, Sakit pinggan g Normal weight Prehypertens ion 10 3 Agak keruh + -SYARIFFUDIN P 45 Pipeline Engineer HO Rhemat ik Kencing batu Overweig ht Stage 2 Hypertension 91 Jernih +++ -USMAN P 34 Staff Maintanance NGK KOB (Cileung si) Overweig ht Stage 1 Hypertension 91 Keruh +
kencing batu dan pada urinnya ketemu protein uria (14/14). Ada 5/15 yang hipertensi yang sebabkan proteinuria. Jadi masalah ginjal hipertensi sangat mencolok di kawasan ini.***
---o0o---Fungsi Perseptif
Mata
Pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus) dilakukan pada karyawan tanpa kacamata. Inin bertujuan untuk mengetahui apa penyebab gangguan visus itu dan juga kaitannya dengan pekerjaan. Pencatatan dilakukan secara decimal..
Kategori ICD 10 untuk Gangguan Penglihatan
Testing
Distance Visual Acuity Decimal
WHO ICD-10
Categories for Vision Impairment
6 metres
6/4.5 (Highest level
distance visual acuity) 1.33
6/7.5 0.80
6/6 1.00
6/9 0.67
6/12 0.50
6/18 0.33 Mild visionimpairment 6/24 0.25 Moderate visionimpairment
6/36 0.16 6/60 0.10 5 metres 5/24 0.21 Severe vision impairment 5/36 0.14 5/60 0.08 4 metres 4/244/36 0.170.11 4/60 0.07 3 metres 3/24 0.13 3/36 0.08 3/60 0.05 2 metres 2/24 0.08 Blindness 2/36 0.06 2/60 0.03 1 metre 1/24 0.04 1/36 0.03 1/60 0.02 Approximately
1 metre Count Fingers (CF) Approximately
1 metre Hand Movements (HM) Approximately
1 metre
Light Perception (LP) (Lowest level distance
Daftar Karyawan dengan Gangguan Penglihatan Kedua Mata
N Nama Jender USIA LOS JobTitle Dep Snellen Ka ICD 9 CM Snellen Ki ICD 9 MM
1 ANDHYSTA SWARNA
PUTRA PRIA 32 3.08 Marketing HO 0.5
02 Near normal
vision 0.5
02 Near normal vision
2 DENI MUNAWAR PRIA 27 0.16 OM KAB 0.7 F2 02 Near normal
vision 0.7 F2
02 Near normal vision
3 DIDI ACHMADI PRIA 41 3.25 Security KOB 0.7 02 Near normal
vision 0.5
02 Near normal vision 4 DODI MEDIWAN
WIDIANTORO PRIA 54 8.17 Finance HO 0.7
02 Near normal
vision 0.7
02 Near normal vision
5 EDDY SURYA PRIA 51 11.22 Tehnical
Advisor KOB 0.7
02 Near normal
vision 0.7 F2
02 Near normal vision
6 EDWIN MARA PRIA 56 12.50 Keuangan KOB 0.7 02 Near normal
vision 0.7 F2
02 Near normal vision
7 EKO YULIANTO PRIA 27 3.26 Office Boy HO 0.5 02 Near normal
vision 0.3
02 Near normal vision
8 FARID SYAFRUDIN PRIA 25 4.25 Operation KOB 2/60 06 Near blindness 1.0 F3 01 Range of
normal vision
9 HARMOKO PRIA 36 10.17 Operation KOB 3.24 06 Near blindness 2.79 06 Near blindness
10 HASAN (HO) PRIA 54 10.25 Security HO 0.5 02 Near normal
vision 0.3 F2
02 Near normal vision
11 HERU IQBAL PRIA 48 8.31 Programmer HO 0.5 02 Near normal
vision 0.4
02 Near normal vision
12 IBRAHIM BUYUNG PRIA 54 10.09 Office Boy KOB 1/300 06 Near blindness 1.0 F2 01 Range of
normal vision
13 LATIF USMAN PRIA 35 7.95 Accounting KOB 2/60 06 Near blindness 1.0 F3 01 Range of
normal vision
14 LUTHFI LUKITO PRIA 26 3.20 Operation Hulu KOB 0.7 02 Near normal
vision 0.7
02 Near normal vision
15 MALINO ILHAM PRIA 45 11.26 General Affairs KOB 0.5 02 Near normal
vision 0.5
02 Near normal vision
16 MUKHAMAD SYIFA'UDIN PRIA 39 7.78 Maintanance KOB 0.4 F2 02 Near normal
vision 0.3
02 Near normal vision
17 OTTY RAHMAWATI WANIT
A 25 0.54 Receptionist HO 0.05 04 Severe low vision 0.05
04 Severe low vision
18 RIDWAN ARIFIN PRIA 23 3.33 Operation KOB KOB 0.05 04 Severe low vision 0.05 04 Severe low
vision
19 RIZKI PUTRA NUGROHO PRIA 27 0.14 OM KAB 0.2 03 Moderate low
vision 0.2
03 Moderate low vision
20 ROZALI PRIA 35 3.08 Office Boy HO 0.3 02 Near normal
vision 0.2
03 Moderate low vision
21 SYAHRIAL PRIA 66 10.42 Commercial HO 0.5 02 Near normal
vision 0.5
02 Near normal vision
22 SYARIFFUDIN PRIA 45 12.35 Pipeline
Engineer HO 2/60 06 Near blindness 1/60 06 Near blindness
23 TEGUH ISLAMI PRIA 25 0.25 FA Bumi HO 0.5 02 Near normal
vision 0.4
02 Near normal vision
24 TUTI ROHEMI WANIT
A 28 5.07 Receptionist HO 0.05 04 Severe low vision 0.05
04 Severe low vision
25 WIDYAWATI WANIT
A 25 0.29 HSE OFFICER KAB 0.7
02 Near normal
vision 0.7
02 Near normal vision
26 YUSI RABIAWATI WANIT
A 37 9.00 Sekretaris HO 0.7 F2
02 Near normal
vision 0.7 F2
02 Near normal vision
Beberapa karyawan dengan gangguan visus sedang bisa dikoreksi dengan kacamata. Illuminasi harus lebih baik agara ukuran kacamata tidak bertambah. Gangguan visus yang berat ada 8 orang. Mereka memerlukan pemeriksaan khusus apa penyebabnya. Pemberian illuminasi yang lebih baik diperlukan.
Gangguan mata kanan (8) lebih banyak dari gangguan mata kiri (3). Pada penglihatan dua mata maka mata yang baik akan membantu penglihatan mata yang terganggu. Penglihatan binokuler akan lebih baik. Delapan orang ini memerlukan perhatian khusus.
Daftar Karyawan dengan Ketajaman Penglihatan Mata Kanan Abnormal
ICD 9 M 02 Near normal vision 03 Moderate low vision 04 Severe low vision 06 Near blindness Total
Accounting 0 0 0 1 1 Commercial 1 0 0 0 1 FA Bumi 1 0 0 0 1 Finance 1 0 0 0 1 General Affairs 1 0 0 0 1 HSE OFFICER 1 0 0 0 1 Keuangan 1 0 0 0 1 Maintenance 1 0 0 0 1 Marketing 1 0 0 0 1 OM 1 1 0 0 2 Office Boy 2 0 0 1 3 Operation 1 0 1 2 4 Pipeline Engineer 0 0 0 1 1 Programmer 1 0 0 0 1 Receptionist 0 0 2 0 2 Security 2 0 0 0 2 Sekretaris 1 0 0 0 1 Tehnical Advisor 1 0 0 0 1 17 1 3 5 26
Daftar Karyawan dengan Ketajaman Penglihatan Mata Kanan Abnormal
ICD 9 M 01 Range of normal vision 02 Near normal vision 03 Moderate low vision 04 Severe low vision 06 Near blindness Total
Accounting 1 0 0 0 0 1 Commercial 0 1 0 0 0 1 FA Bumi 0 1 0 0 0 1 Finance 0 1 0 0 0 1 General Affairs 0 1 0 0 0 1 HSE OFFICER 0 1 0 0 0 1 Keuangan 0 1 0 0 0 1 Maintanance 0 1 0 0 0 1 Marketing 0 1 0 0 0 1 Office Boy 1 1 1 0 0 3 OM 0 1 1 0 0 2 Operation 1 1 0 1 1 4 Pipeline Engineer 0 0 0 0 1 1 Programmer 0 1 0 0 0 1 Receptionist 0 0 0 2 0 2 Security 0 2 0 0 0 2 Sekretaris 0 1 0 0 0 1 Tehnical Advisor 0 1 0 0 0 1 3 16 2 3 2 26
Kemampuan membedakan warna diperlukan dalam pekerjaan. Banyak warna tanda bahaya berwarna merah. Jika larangan ini dilanggar bisa mencelakaan dirinya dan orang lain. Buta warna merah tidak cocok untuk sopir terutama sopir kendaraan umum.
Ada 5 orang yang mengalami kesulitan membedakan warna (5%). Jumlah ini sesuai dengan survey buta warna di Asia. Ada satu buta warna total. Pekerjaannya security, mungkin akan mengalami kesulitan membedakan antara warna merah dan hijau. Jika anggota militer komando pasti ditolak karena tidak bisa bedakan antara cease fire bola cahaya hijau dan merah jika harus terus bertempur.
Yang empat orang lagi buta warna hijau. Dari sisi keselamatan tidak jadi masalah. Dari sisi kualitas pekerjaan kurang baik. Jika bagian keuangan mungkin agak sulit bedakan warna uang, namun angkanya tetap masih bisa dikenal. Desain uang sudah mempertimbangkan mereka yang buta warna dan buta benar. Ada uang dengan ciri angka dalam huruf Braille.
Daftar karyawan yang buta warna
Nama Kelamin USIA JobTitle SCORE Warna BW?
ANDHYSTA
SWARNA PUTRA PRIA 32 Marketing Staff 20/24 BW Hijau Deuteranopia
DODI MEDIWAN
WIDIANTORO PRIA 54 Finance Supervisor 20/24 BW Hijau Deuteranopia
SAIFUDIN ZUFRI PRIA 51 Engineer 20/24 BW Hijau Deuteranopia
SYAHRIAL PRIA 66 Commercial Advisor 20/24 BW Hijau Deuteranopia
SUMPENO PRIA 42 Security 8/24 Total Total
Yang buta warna total diminta perhatian lebih ketika mengendarai mobil secara beruntun. Lampu rem di depannya sering tidak kelihatan sebagai merah, tapi nampak sebagai kuning. Tubrukan beruntun sering pada pengemudi buta warna.
Telinga
Analisis pemeriksaan gangguan pendengaran akibat kebisingan menetapkan bahwa seorang karyawan mengalami NIHL. Ternyata karyawan ini adalah seorang sopir yang sama sekali tidak terpapar pada kesbisingan. Dengan perkataan lain diagnosis penyakit akibat kerja gugur. Tidak diketahui apa pekerjaan karyawan ini sebelum masuk ke BBG. Karena pada NIHL frekuensi bicara 500 Hz tidak terganggu, maka karyawan bisa tetap bisa bekerja dengan komunikasi yang tetap baik. Pemberian alat bantu dengan tidak bermanfaat.
Table Perhitungan NIHL Sesuai Dengan Kriteria
Criteria Calculations
1. The hearing threshold level at 4 kHz averaged over both ears should be 40 dB or above.
2. The hearing threshold level in dB averaged at 4 kHz over both ears should at least equal the age of the worker in years. 3. The difference between the hearing threshold levels of the left
and the right ear at 4 kHz should not be more than 25 dB. 4. The hearing threshold levels of both the left and the right ear
should each be less than 25 dB at 1000 Hz.
5. An association between present or past work and exposure to noise levels over 80 dB(A) should be demonstrable.
6. The medical history should be free of congenital hearing loss, otosclerosis, middle/inner ear surgery, or Meniere’s disease.
Daftar Karyawan pada analisis NIHL
Nama Age NIHL L1000 L4000 R1000 R4000 Selisih
ABDULLAH H.S. WAHID 41 Yes 20 40 15 50 10
ADI RACHMAD SYAH 36 No 15 15 20 15 0
ADIPATI ACHMAD 29 No 15 10 20 15 5 ADWINA INDRIATI 27 No 20 10 10 20 10 AHMAD GUMILAR 29 No 15 25 20 25 0 AHMAD RIFAI 43 No 20 15 25 20 5 ALAN WARLAN 32 No 15 10 20 20 10 ALI SUSANTO 37 No 15 20 15 10 10 ANDHYSTA SWARNA 32 No 10 20 15 15 5 ANDRY ABDILLAH 31 No 25 30 20 30 0 APIP SUPRIYATNA 32 No 20 15 20 15 0 ARIEF SETIAWAN 35 No 45 25 20 15 10 ARIFAH AMINI 22 No 20 20 15 20 0 BAMBANG SANTOSO 38 No 15 15 20 20 5
BUDI SANTOSO 43 No 20 15 20 25 10
CHANDRA EKO P 30 No 15 10 20 20 10
DAKHIRIN 34 No 15 30 20 60 30
DANU GUHSRI BROTO 28 No 15 10 20 20 10
DENI MUNAWAR 27 No 25 20 25 20 0 DENNY FELANO 29 No 20 20 20 20 0 DERMAWAN 36 No 20 25 10 25 0 DIDI ACHMADI 41 No 25 25 25 35 10 DODI MEDIWAN 54 No 15 25 10 20 5 DODIK KURNIAWAN 37 No 20 10 15 15 5 DONI RUDIANA 33 No 20 25 15 10 15
DWI ANTO SEPT 40 No 20 15 15 15 0
DWI HARY MURSITO 36 No 20 25 10 25 0
DWI NANTON 34 No 20 20 20 25 5
DWI PURNOMO IRWAN. 35 No 20 15 20 20 5
EDDY SURYA 51 No 45 50 25 65 15
EDI SUPRIYADI 26 No 20 15 20 10 5
EDWIN MARA 56 No 20 20 20 10 10
EDY SUPARTONO 51 No 25 25 25 25 0
EKO YULIANTO 27 No 20 25 15 30 5
ENDANG SRI LESTARI 37 No 25 25 25 25 0
FARID SYAFRUDIN 25 No 15 10 20 15 5
FATMA DENA NURAINI 24 No 20 20 20 20 0
H. SALIM 49 No 25 40 25 60 20
HANI WALUYO JATI 35 No 20 20 20 20 0
HARMOKO 36 No 20 25 20 20 5 HASAN (HO) 54 No 25 20 15 15 5 HEFZULYADI 54 No 20 60 25 60 0 HERI SISWANTO 33 No 20 20 25 20 0 HERMAN DWI R 37 No 25 20 15 25 5 HERU IQBAL 48 No 15 10 5 10 0 HIMAWAN HARYONO 35 No 20 20 15 10 10 IBRAHIM 54 No 15 25 20 35 10 IBRAHIM BUYUNG 54 No 20 20 20 25 5 INDRAWANTO 37 No 20 20 25 25 5 KIRNA WINATA 36 No 20 20 20 25 5 LATIF USMAN 35 No 25 20 20 15 5 LUQMAN ANSORI 31 No 20 20 20 20 0 LUTHFI LUKITO 26 No 20 15 20 20 5 M. SUBEKHI TRI H 31 No 15 25 15 20 5 MALINO ILHAM 45 No 15 10 1 20 10 MAPRA CAHYO P 43 No 15 20 20 30 10 MARLIA YULIANTENI 44 No 25 20 25 25 5
NANANG WAHONO 19 No 20 25 20 15 10 NISELIA 37 No 20 20 20 30 10 NURDIN 31 No 20 15 20 15 0 OTTY RAHMAWATI 25 No 10 15 15 15 0 PARMIN 41 No 20 15 15 20 5 PITRI HANDOYO 27 No 15 10 20 20 10
PONCO APRI WIBOWO 41 No 40 35 20 20 15
RAJIBURRAHMAN 42 No 25 30 30 15 15
RIDWAN ARIFIN 23 No 20 15 15 20 5
RIKO MAULANA T 31 No 15 10 20 20 10
RIZA AL-HAMBRA 31 No 20 20 20 25 5
RIZKAL NUR 24 No 20 20 20 15 5
RIZKI PUTRA NUGROHO 27 No 20 25 20 15 10
ROCHMAN ROCHIM 44 No 15 25 10 25 0 ROSID 40 No 15 10 15 10 0 ROZALI 35 No 15 10 20 20 10 SAEFUL ANWAR 29 No 15 30 20 20 10 SAIFUDIN ZUFRI 51 No 20 25 20 15 10 SALIM SYAHRULLAH 35 No 20 15 20 15 0 SANY PATRIYATNO 31 No 15 15 20 20 5
SISWONO ADI PUTRO 38 No 20 25 20 20 5
SRI NUGROHO SETYO 47 No 20 25 20 25 0
SUGITO Al-FADHIEN 38 No 15 10 15 20 10 SUHENDAR 48 No 25 30 20 20 10 SUMPENO 42 No 25 15 25 25 10 SURJANA 40 No 20 10 20 20 10 SUWANDI 47 No 25 15 20 15 0 SYAHRIAL 66 No 20 30 20 25 5 SYAMSUDIN 36 No 15 20 20 25 5 SYARIFFUDIN 45 No 15 25 15 15 10 TEDI SUPRIYADI 42 No 25 30 20 25 5 TEGUH ISLAMI 25 No 20 25 10 20 5 TUTI ROHEMI 28 No 15 20 15 20 0 UNDANG SYARIFUDDIN 67 No 20 55 20 60 5 USMAN 34 No 60 50 20 30 20 WASIS WIDIANTORO 36 No 20 15 10 25 10 WIDI MARGONO 37 No 20 25 15 25 0 WIDYAWATI 25 No 15 10 15 20 10 WILIS ADHISTYA 29 No 15 15 15 10 5 YUDI SUWARDI 32 No 20 25 15 10 15 YUSI RABIAWATI 37 No 15 20 15 20 0 ZOELFIKAR NOER 44 No 15 25 15 25 0
% % Biaural dasi (NIHL)
USMAN PRIA 34 Staff Maintanance NGK KOB (Cileungsi) 21 144 128.08 ABD Normal
EDDY SURYA PRIA 51 Tehnical Advisor KOB 43 109 102.22 ABD Normal
PONCO APRI WIBOWO PRIA 41 Driver KAB KAB 17 87 78.22 ABD Normal
ARIEF SETIAWAN PRIA 35 Staff Maintanance TG KOB 17 74 67.03 ABD Normal
UNDANG SYARIFUDDIN PRIA 67 Operation Hulu Supervisor KOB 52 39 52.36 ABD Normal
H. SALIM PRIA 49 Security KOB 56 21 52.31 ABD Normal
RAJIBURRAHMAN PRIA 42 Accounting Staff HO 34 26 34.33 ABD Normal
SUHENDAR PRIA 48 General Affair Superintendent HO 17 34 32.58 ABD Normal
DIDI ACHMADI PRIA 41 Security KOB 30 26 30.89 ABD Normal
EDY SUPARTONO PRIA 51 Procurement Superintendent KOB 21 30 29.92 ABD Normal
HASAN (HO) PRIA 54 Security HO 13 30 28.36 ABD Normal
ZOELFIKAR NOER PRIA 44 R&D Superitendent HO 4 -1 3.25 Normal
Ada 12 pekerjaan yang mengalami gangguan ini. Ada beberapa gradasi penurunan dalam persentase pendengaran biaural yang diperlukan untuk melakukan komunikasi. Adapun pekerjaan itu adalah sebagai berikut ini: Accounting Staff, Driver KAB, General Affair Superintendent, Operation Hulu Supervisor, Procurement Superintendent, R&D Superitendent, Security, Staff Maintanance, dan Tehnical Advisor
Keduabelas karyawan ini perlu diperiksa ulang. Apa ada lemak yang menutupi liang telinga. Lemak itu mudah saja dikeluarkan. Jika sudah dikeluarkan pendengaran akan pulih kembali. Perlu diperiksa juga apakah ada lubang di kendangan telinga. Apakah masih ada infeksi aktif atau tidak. Perlu pengobatan atau tidak.Tuli konduktif masih bisa dibantu dengan alat bantu dengar (ABD)
Fungsi Integratif
Pemeriksaan ini tidak dikerjakan dan jarang sekali dilakukan oleh banyak provider. Di lapangan kenyataan menunjukkan, bahwa banyak HRD mengalami kesulitan akibat beberapa karyawan mengalami gangguan jiwa setelah beberapa lama bekerja. Ini bisa akibat stres bekerja atau memang sejak awal tidak terdeteksi.
Uji kejiwaan seperti MMPI baru dikerjakan untuk calon Presiden dan Wakil Presiden atau beberapa orang anggota DPR. Beberapa gangguan jiwa itu sering nampak pada perilaku pejabat itu di ranah publik. Mestinya sesudah dilakukan pemeriksaan ketika ketahuan ada penyimpangan kesehatan jiwa langgung diberikan terapi.
Ada uji stres akibat kerja dengan 35 pertanyaan dari HSE. Yang sangat disenangi oleh para pejabat HRD. Mereka segera bisa melakukan identifikasi apakah beban kerja yang terlalu berat atau matching kemampuan pekerja yang belum sesuai. Neurotoksikologi berkembang. Gangguan akibat penggunaan solvent yang menyangkut saraf banyak memberikan gambaran gangguan jiwa. Ada test Q 16 yang sangat bermanfaat jika dikerjakan di pabrik cat dan sepatu.
---o0o---Kesimpulan dan Saran
Secara umum karyawan BBG sehat. Dari demografi antara penyakit usia muda dan tua seimbang. Pemeriksaan kesehatan dilakukan menurut konsep GULHEMP atau PULHES: vegetatif, lokomotif, perseptif dan integratif. Data laboratorium selain dilakukaninternal quality assurance dilakukan juga validasi hasil.
Fungsi vegetatif: Ada dua temuan gangguan jantung yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Ini memerlukan perhatian khusus. Paru hanya satu yang mengalami restriktif yang kemungkinan besar disebabkan oleh kehamilannya. Fungsi hati tidak bisa dikaitkan dengan hepatitis B. Ada 3 orang dengan diabetes, kebetulan tidak kerja shift, sehingga penyesuaian pekerjaan tidak diperlukan.
Pemeriksaan lokomotif: Nyeri pinggang ditemukan lumayan banyak, yang bisa disebabkan oleh angkat barang atau ginjal. Ada beberapa yang mengeluh kencing batu yang sebabkan nyeri pinggang dan proteinuria. Gangguan ini sangat lazim di daerah Karawang dan Bekasi.
Pemeriksaan perseptif: Beberapa karyawan mengalami gangguan visus, yang beberapa memerlukan penjelasan lebih lanjut. Apakah mengganggu pekerjaannya perlu dilakukan evaluasi lapangan. Yang ringan bisa disebabkan oleh gangguan illuminasi yang kurang memadai. Penglihatan warna tergangguan pada beberapa orang dan sebagian besar menyangkut warna hijau. Satu orang mengalami buta warna total. Kebetulan dia seorang satpam, sehingga tidak perlu penyesuaian pekerjaan. Gangguan pendengaran akibat kebisingan ditemukan satu orang, namun tidak terkait dengan pekerjaannya. Di lokasi ini tidak ada tempat yang kebisingannya lebih dari 85 dB. Mungkin sejak sebelum bekerja. Jadi tidak ada kaitannya dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Pemeriksaan integratif : Pemeriksaan integratif belum dilakukan. Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Namun demikian pemeriksaan ini perlu
dipertimbangkan. Kerja dengan otot penyakitnya adalah pegal linu otot. Bekerja dengan otak penyakitnya adalah gangguan jiwa atau stres,