• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner di Area Masjid Agung Kota Baru Lampung Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner di Area Masjid Agung Kota Baru Lampung Selatan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Original Article

Journal of Science and Applicative Technologyvol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx |1 DESILVA et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 2021, pp. xx-xx

e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/

Copyright © 2021 Journal of Science and Applicative Technology.

Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative Technology (JSAT).

Received 25th January 2021 Accepted 5th February 2021 Published 20th March 2021

DOI: 10.35472/x0xx0000

Persebaran Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi

Wenner di Area Masjid Agung Kota Baru Lampung Selatan

Ermounda Desilva

*a

, Karyanto

b

, Risky Martin Antosia

c

a Mahasiswa Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia 35365 b Teknik Geofisika, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia 35141

c Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia 35365

* Corresponding E-mail: ermounda.12116102@student.itera.ac.id

Abstract:

This research is carried out using the Resistivity method Vertical Electrical Sounding (VES) with Wenner configuration in order to know the spread of aquifer around of the Masjid Agung Kota Baru Lampung Selatan. Field measurements in getting 6 sounding points, with a length ranging from 3.75 to 101.25 m. The 6 sounding points will be correlated so that it gets two geoelectric sections. Data processing used IPI2Win software and SURFER to obtain a 2D subsurface section that depicts subsurface lithology. Based on the apparent resistivity value and correlation with the geological setting of the study area, several rock types and resistivity values were obtained as follows, The tuff stone layers with high resistivity values ranging from 99.02 - 436 Ωm, tuffaceous sandstones layers with moderate resistivity values ranging from 23.66 - 38 , 14 Ωm, and tuffaceous claystones layers with low resistivity values ranging from 2.58 -16.54 Ωm. Based on the results of 2D modeling that has been carried out in general, the suspected aquifer layer is in the tuffaceous sandstones at a depth of more than 55 meters.

Keywords:

resistivity method, Vertical Electrical Sounding (VES), Wenner configuration, Aquifer, Masjid Agung Kota Baru.

Abstrak:

Telah dilakukan penelitian menggunakan metode geolistrik Vertical Electrical Sounding (VES) konfigurasi Wenner dengan tujuan untuk mengetahui persebaran air tanah di area Masjid Agung Kota Baru Lampung Selatan. Pengukuran di lapangan didapatkan 6 titik sounding, dengan panjang bentangan berkisar 3,75 – 101,25 m. Dari 6 titik sounding akan dilakukan korelasi sehingga mendapat dua penampang geolistrik. Pengolahan data menggunakan software IPI2Win dan software SURFER untuk memperoleh penampang 2D bawah permukaan yang menggambarkan litologi bawah permukaan. Berdasarkan data resistivitas yang telah dikorelasikan dengan geologi daerah penelitian, didapatkan beberapa jenis batuan dan nilai resistivitas sebagai berikut yaitu, lapisan batuan tuff dengan nilai resistivitas tinggi berkisar 99,02 – 436 Ωm, lapisan pasir tufaan dengan nilai resistivitas sedang berkisar 23,66 – 38,14 Ωm, dan lapisan lempung tufaan dengan nilai resistivitas rendah berkisar 2,58 – 16,54 Ωm. Berdasarkan hasil pemodelan 2D yang telah dilakukan secara umum lapisan yang diduga sebagai lapisan akuifer berada pada lapisan pasir tufaan berada pada kedalaman lebih dari 55 meter

Kata Kunci

:metode geolistrik, Vertical Electrical Sounding (VES), konfigurasi Wenner, air tanah, Masjid Agung Kota Baru.

(2)

e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/

Pendahuluan

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup. Semua makhluk hidup membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari. Sumber daya air dapat berupa air di permukaan tanah (surface run off) dan air tanah dalam (groundwater). Jika dibandingkan dengan air di permukaan, air di tanah dalam mempunyai kualitas yang lebih baik, maka air tanah lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Perlu disadari bahwa ketersediaan sumber daya air akan semakin terbatas akibat laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Tidak seimbangnya ketersediaan dan kebutuhan ini akan memberi dampak turunnya kualitas lingkungan hidup manusia [1].

Dengan meninjau laju pertumbuhan penduduk dan ketersediaan air, perlu diupayakan penyediaan alternatif sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat [2]. Maka survei air tanah dalam pembangunan masjid sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan pokok. Dimana air digunakan untuk keperluan masjid seperti kebutuhan air di kamar mandi, kebutuhan ibadah dan kebersihan masjid itu sendiri.

Untuk mengetahui penyebaran air tanah maka perlu mengetahui keadaan bawah permukaan. Beberapa cara untuk mengetahui kondisi bawah permukaan adalah melakukan pengukuran dengan metode geolistrik [3]. Metode geolistrik merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam eksplorasi air tanah karena nilai resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan air dimana bumi dianggap sebagai sebuah resistor [4].

Daerah penelitian berada pada Formasi Lampung di mana sebagian besar batuan yang terbentuk pada formasi

tersebut adalah batuan gunung api berupa batu apung, batu lempung dan batupasir tufaan [5]. Masjid Agung Kota Baru ini akan menjadi masjid terbesar di Kota Baru Lampung Selatan, sehingga kebutuhan air sangatlah penting. Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui penyebaran air tanah di sekitar masjid untuk mengetahui ketersediaan air sebagai kebutuhan utama masjid. Sehingga nantinya penelitian ini dapat berguna dalam pembangunan masjid. Teori Dasar

A. Definisi Air Tanah

Air tanah adalah air yang mengisi rongga-rongga pada lapisan geologi dalam keadaan jenuh dan dengan jumlah yang cukup. Sebagian besar air tanah berasal dari air permukaan yang meresap masuk ke dalam tanah yang merupakan proses peredaran air atau siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini membuktikan bahwa air tanah merupakan bahan cair yang dapat diperbaharui bukan mineral atau bahan tambang yang habis terpakai. Air tanah secara terus menerus dapat diperbaharui selama tidak terjadi perubahan iklim dan ketersediaan air tanah tetap ada karena selalu terjadi pengisian kembali pada musim hujan [3].

B. Metode Geolistrik

Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial, arus listrik dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus listrik ke bawah permukaan [3].

Metode geolistrik resistivitas merupakan suatu metode pendugaan kondisi bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan injeksi arus listrik ke dalam bumi melalui dua

(3)

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Copyright © 2021 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 2021, pp. xx-xx | 3 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu

Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

DESILVA et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 2021, pp. x- x

elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur dengan menggunakan dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk jarak tertentu, dapat ditentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur [6].

C. Konsep Resistivitas Semu

Pada metode resistivitas diasumsikan bahwa bumi bersifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini resistivitas yang terukur merupakan resistivitas sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi elektroda. Pada kenyataannya, bumi terdiri dari beberapa lapisan-lapisan dengan ρ yang berbeda-beda, sehingga nilai potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka harga resistivitas yang terukur adalah harga resistivitas untuk setiap lapisan saja, hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar [7]. Resistivitas semu ini dirumuskan dengan merujuk pada Persamaan (1) menjadi,

𝜌𝑎= 𝐾 ∆𝑉

𝐼 (1)

Di mana K adalah faktor geometri (m), yaitu besaran koreksi letak kedua elektroda potensial terhadap letak kedua elektroda arus. Dengan mengukur ∆V dan I maka dapat ditentukan harga resistivitas.

Gambar 1. Konsep Resistivitas Semu [6].

Gambar 1 menjelaskan bahwa medium yang ditinjau terdiri dari dua lapis dan mempunyai nilai resistivitas yang berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran, medium ini akan

dianggap satu lapisan yang homogen dan mempunyai harga resistivitas semu (ρa).

D. Konfigurasi Wenner

Konfigurasi wenner merupakan salah satu konfigurasi yang sering digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak spasi sama panjang [8]. Dalam akuisisi data lapangan susunan elektroda arus dan potensial diletakan simetri dengan titik sounding.

Gambar 2. Susunan elektroda arus dan elektroda potensial konfigurasi Wenner [9].

Dari Gambar 2 terlihat bahwa jarak C1P1 = P2C2 = a dan jarak

C1P2 = P1C2 = 2a, sehingga faktor geometri untuk konfigurasi Wenner berdasarkan persamaan adalah.

𝐾 = 2𝜋𝑎 (2) E. Metode Vertical Electrical Sounding (VES)

Metode VES adalah metode pengukuran resistivitas 1D untuk memperoleh variasi resistivitas bawah permukaan secara vertikal [9]. Pada metode VES, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan cara mengubah jarak elektroda. Perubahan jarak elektroda dilakukan dari jarak elektroda kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan

(4)

yang terdeteksi. Semakin besar jarak elektroda, semakin dalam lapisan batuan yang terdeteksi. Hasil yang didapat dari pengukuran VES adalah kurva resistivitas. Secara umum pada metode VES terdapat enam jenis kurva yaitu kurva H, A, K, Q, HK, KH bentuk kurva dapat dilihat pada Gambar 3. Dari setiap kurva akan memberikan informasi mengenai jumlah lapisan, ketebalan lapisan dan nilai resistivitas dari setiap lapisan batuan.

Gambar 3. Kurva Sounding Secara Umum [10]. Kurva VES dapat digunakan untuk memudahkan interpretasi sesuai dengan tabel nilai resistivitas sebenarnya. Hubungan antara jenis batuan dan susunan material bawah permukaan bumi terhadap variabel-variabel VES akan tampak lebih mudah dipahami melalui hasil yang didapat dari pengolahan data VES.

Tinjauan Geologi

Formasi Lampung (QTl), formasi ini mendominasikan hampir seluruh wilayah yang ada pada lembar Tanjung Karang yang terdiri dari batuan riolit-tufan dan vulkaniklastik tufan. Kegiatan gunung api selanjutnya yang berhubungan

dengan penunjaman lempeng Samudra Hindia, terjadi di seluruh daerah busur pegunungan barisan selama tersier yang menghasilkan batuan tuf, lava dan breksi gunung api yang bersusun riolit basal. Proses pengendapan ini terjadi selama holosen yang akhirnya membentuk sebuah endapan aluvium, batugamping dan rawa.

Lokasi penelitian yang ditunjukan dengan kotak merah pada peta daerah lokasi penelitian pada Gambar 4. Jika kita lihat daerah penelitian ini termasuk ke dalam lembar peta geologi tanjung karang yang didominasi dengan batuan gunung api berupa batu apung, batulempung dan batupasir tufan. Formasi pada daerah penelitian adalah Formasi Lampung (QTl) yang tersusun dari tuf, tuf pumisan dan batupasir tufan.

(5)

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Copyright © 2021 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 2021, pp. xx-xx | 5 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu

Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

DESILVA et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 2021, pp. x- x

Metode

Data penelitian merupakan data primer yang didapat dari penelitian langsung dilapangan. Data yang diperoleh adalah nilai tahanan jenis semu (apparent resistivity) pada area Masjid Agung Kota Baru, Lampung Selatan. Data pengukuran yang dilakukan adalah 6 titik sounding dengan panjang P1P2/2 dari 1,25 m hingga 33,75 m dan panjang

C1C2/2 dari 3,75 m hingga 101,25 m. Lokasi penelitian dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Desain Pengukuran Penelitian Hasil dan Diskusi

A. Interpretasi Kualitatif Vertical Electrical Sounding (VES) Pada penelitian ini menggunakan data VES yang berjumlah 6 titik data yang tersebar di area Masjid Agung Kota Baru Lampung Selatan. Berdasarkan geologi regional titik pengukuran berada pada Formasi Lampung. Formasi Lampung (Qtl) terdiri dari endapan - endapan sedimen yang dihasilkan dari kegiatan aktivitas gunung api atau batuan piroklastik. Menurut lapisan yang terlihat pada daerah penelitian merupakan batuan tuff yang mana terdapat dua jenis yaitu batuan tuff yang mengandung pasir (pasir tuff)

dan batuan tuff yang mengandung lempung (lempung tufaan). Adapun rentang nilai resistivitas batuan yang diperoleh berdasarkan geologi regional pada daerah penelitian dan hasil penelitian oleh [11] menjurus pada Tabel 1.

Tabel 1. Rentang Nilai Resistivitas Pada Daerah Penelitian [11].

B. Hasil Pengolahan Data VES

Titik pengukuran sounding pada lintasan pertama terletak pada formasi Lampung yang terdiri dari tiga titik

sounding yaitu, titik VES-1, VES-2 dan VES-3 dengan panjang

lintasan 150 m dan titik VES-4, VES-5, dan VES-6 dengan panjang lintasan 200 m. Adapun hasil dari pengolahan data 6 titik sounding dapat dilihat pada Tabel 2 hingga Tabel 7.

Nilai

Resistivitas Litologi

Tuffaceous claystone (lempung tuffan)

Batuan tuff berbutir halus yang memiliki kandungan clay. Sifatnya impermeable dan tidak dapat menjadi akuifer Tuffaceous sandstone (pasir tuffan)

Batuan tuff yang memiliki kandungan pasir dengan ukuran butir menengah-kasar. Sifatnya permabel dengan porositas baik dan dapat menjadi akuifer tertekan

Tuff

Batuan tuff dengan ukuran butir kasar, terletak pada bagian yang relatif dangkal dari permukaan atau pada bagian bawah tanah penutup.

Tuff

Batuan tuff dengan ukuran butir halus dan kompak. < 20 Ωm

20 – 80 Ωm

80 – 150 Ωm

(6)

1. Hasil Pengolahan Titik VES-1

Gambar 6. Kurva Sounding Titik VES-1. Tabel 2. Hasil Pengolahan Titik VES-1.

2. Hasil Pengolahan Titik VES-2

Gambar 7. Kurva Sounding Titik VES-2. Tabel 3. Hasil Pengolahan Titik VES-2.

3. Hasil Pengolahan Titik VES-3

Gambar 8. Kurva Sounding Titik VES-3. Tabel 4. Hasil Pengolahan Titik VES-3.

4. Hasil Pengolahan Titik VES-4

Gambar 9. Kurva Sounding Titik VES-4. Tabel 5. Hasil Pengolahan Titik VES-4.

Titik VES RMS Error Lapisan Resistivitas

(Ωm) Ketebalan (m) Kedalaman (m) Jenis Kurva 1 436 1,33 0 - 1,33 2 88,9 5,38 1,33 - 6,71 3 11,1 Tidak diketahui > 6,71 Q VES-1 2,31 %

Titik VES RMS Error Lapisan Resistivitas

(Ωm) Ketebalan (m) Kedalaman (m) Jenis Kurva 1 160,5 4,61 0 - 4,61 2 11,64 50,39 4,61 - 55 3 23,66 Tidak diketahui > 55 VES-2 1,65% Q

Titik VES RMS Error Lapisan Resistivitas

(Ωm) Ketebalan (m) Kedalaman (m) Jenis Kurva 1 99,02 5,945 0 - 5,945 2 7,558 11,53 5,945 - 17,47 3 16,54 Tidak diketahui > 17,47 VES-3 0,502 % Q

Titik VES RMS Error Lapisan Resistivitas

(Ωm) Ketebalan (m) Kedalaman (m) Jenis Kurva 1 278 2,522 0 - 2,522 2 87,34 4,058 2,522 - 6,61 3 10,76 Tidak diketahui > 6,61 VES-4 1,14 % Q

(7)

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Copyright © 2021 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 2021, pp. xx-xx | 7 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu

Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

DESILVA et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 2021, pp. x- x

5. Hasil Pengolahan Titik VES-5

Gambar 10. Kurva Sounding Titik VES-5. Tabel 6. Hasil Pengolahan Titik VES-5.

6. Hasil Pengolahan Titik VES-6

Gambar 11. Kurva Sounding Titik VES-6. Tabel 7. Hasil Pengolahan Titik VES-6.

Berdasarkan hasil pengolahan inversi secara keseluruhan menunjukan adanya tiga lapisan pada

masing-masing titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 6 sampai Gambar 11, di mana pada lapisan pertama pada setiap titik berdasarkan rentang resistivitas daerah penelitian [11] dengan rentang nilai resistivitas 99,02 - 436 Ωm diinterpretasikan sebagai lapisan tuff dengan kedalaman 0 - 6,226 m.

Lapisan kedua pada titik VES-1, VES-4, dan VES-5 berdasarkan rentang resistivitas daerah penelitian [11] memiliki rentang nilai resistivitas 87,34 - 135,4 Ωm dengan kedalaman 1,33 - 7,106 m diinterpretasikan sebagai lapisan tuff. Lapisan kedua pada titik VES-2 dan VES-3 memiliki rentang nilai resistivitas 7,558 - 11,64 Ωm dengan kedalaman 4,61 - 55 m diinterpretasikan sebagai lapisan lempung tufaan. Dan lapisan kedua pada titik VES-6 memiliki nilai resistivitas 38,14 Ωm dengan kedalaman 6,226 - 43,31 m, lapisan pasir tufaan.

Lapisan ketiga pada titik VES-1, VES-3, VES-4, VES-5, dan VES-6 berdasarkan rentang resistivitas daerah penelitian [11] memiliki rentang nilai resistivitas 2,576 - 16,54 Ωm dengan kedalaman lebih dari 43,31 m diinterpretasikan sebagai lapisan lempung tufaan. Dan pada titik VES-2 memiliki nilai resistivitas 23,66 Ωm dengan kedalaman lebih dari 55 m diinterpretasikan sebagai lapisan pasir tufaan.

C. Hasil Penampang 2D

Hasil penampang 2D yang diperoleh dari keenam titik

sounding dan didapatkan dua lintasan yaitu lintasan 1 dan

lintasan 2. Lintasan 1 merupakan korelasi dari titik sounding VES-1, VES-2, dan VES-3 dari arah selatan ke utara. Dan lintasan 2 merupakan korelasi dari titik sounding 4, VES-5, dan VES-6 dari arah selatan ke utara.

Berikut adalah penampang 2D pada lintasan 1 dan lintasan 2 berdasarkan Hlitologi penyusun pada daerah

Titik VES RMS Error Lapisan Resistivitas

(Ωm) Ketebalan (m) Kedalaman (m) Jenis Kurva 1 126,6 1,5 0 - 1,5 2 135,4 5,606 1,5 - 7,106 3 12,72 Tidak diketahui > 7,106 VES-5 1,14 % Q

Titik VES RMS Error Lapisan Resistivitas

(Ωm) Ketebalan (m) Kedalaman (m) Jenis Kurva 1 115,8 6,226 0 - 6,226 2 38,14 37,08 6,226 - 43,31 3 2,576 Tidak diketahui > 43,31 VES-6 0,835 % Q

(8)

penelitian yang didapat melalui software SURFER dapat dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.

Gambar 12 Penampang 2D Titik VES-1, VES-2, dan VES-3.

Gambar 13 Penampang 2D Titik VES-4, VES-5, dan VES-6. Gambar 12 dan Gambar 13 merupakan hasil yang didapat setelah dilakukan korelasi dengan data geologi, penampang 2D geolistrik lintasan 1 dan lintasan 2 memiliki persebaran tiga jenis lapisan batuan. Menurut rentang nilai resistivitas daerah penelitian [12] batuan pasir tufaan dengan ukuran butir menengah-kasar, bersifat permeabel dengan porositas baik dan dapat menjadi akuifer tertekan. Batupasir tufaan diindikasikan sebagai lapisan akuifer yang terdapat pada zona tak jenuh air dengan kisaran nilai resistivitas di atas lempung tufaan.

Menurut [12], akuifer tertekan adalah lapisan akuifer yang pada lapisan atas dan bawahnya merupakan lapisan kedap air sebagai pembatasnya. Jika dilihat pada lapisan atas dan bawah yang merupakan lapisan tuff dan lempung tufaan yang memiliki bentuk butir halus dan kompak yang menyebabkan air susah mengalir di lapisan tersebut

(9)

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Copyright © 2021 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 2021, pp. xx-xx | 9 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu

Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

DESILVA et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 2021, pp. x- x

sehingga lapisan nya merupakan lapisan kedap air atau akuiklud. Sehingga dapat diidentifikasikan akuifer yang terbentuk adalah akuifer tertekan yang tersebar dari arah selatan-utara titik sounding.

Berdasarkan lapisan bawah permukaan yang diperoleh dari hasil penelitian, lapisan yang berpotensi sebagai lapisan akuifer pada lintasan 1 berada pada kedalaman 3 meter sampai lebih dari 55 meter. Jika akan dilakukan pengeboran pada daerah penelitian, disarankan untuk melakukan pada titik VES-2, berdasarkan Gambar 12 potensi akuifer cukup banyak ditemui dengan kedalaman yang cukup dalam, sehingga persebaran air tanah berada pada titik VES -2.

Pada lintasan 2 jika akan dilakukan pengeboran pada daerah penelitian, di sarankan untuk melakukan pada titik VES-6 atau pada utara titik pengukuran, berdasarkan Gambar 13 potensi akuifer cukup banyak ditemui dengan kedalaman yang cukup dalam, sehingga persebaran air tanah berada pada titik VES-6.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian memiliki kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil dari pengolahan data Vertical

Electrical Sounding (VES) di area Masjid Agung Kota Baru

Lampung Selatan memiliki tiga lapisan batuan yang mendominasi pada daerah penelitian yaitu:

- Lapisan batuan tuff dengan nilai resistivitas 99,02 – 436 Ωm.

- Lapisan pasir tufaan dengan nilai resistivitas 23,66 – 38,14 Ωm.

- Lapisan lempung tufaan dengan nilai resistivitas 2,576 – 16,54 Ωm; dan

2. Berdasarkan hasil penampang 2D yang telah dilakukan, keberadaan air tanah diduga tersebar pada lapisan pasir

tufaan yang memiliki bentuk butir menengah-kasar, memiliki sifat permeabel dengan porositas yang baik serta dapat diidentifikasikan sebagai akuifer tertekan merujuk pada (Tabel 1). Lintasan yang paling berpotensi sebagai lapisan akuifer adalah lintasan 1 dengan kedalaman lebih dari 55 m. Persebaran air tanah berada titik VES-2 dan VES-6 dengan arah aliran yaitu selatan ke utara.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, dan mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing Bapak Karyanto, S.Si., M.T. dan Bapak Risky Martin Antosia, S.Si., M.T. serta pihak-pihak yang ikut membantu dalam penelitian ini.

Daftar Pustaka

[1] P.S. Krisna, “Identifikasi Zona Akuifer Air Tanah Menggunakan Metode Vertical Electrical Sounding (VES) dan Logging Kabupaten Lampung Timur”, Skripsi: Universitas Lampung, 2019.

[2] A. Yanuarti, “Kajian Terhadap Kebutuhan Dan Upaya Pemenuhan Air Bersih di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung”, Universitas Pendidikan Indonesia: perpustakaan.upi.edu. hal. 1–7. 2014.

[3] M. Bisri, "Airtanah (Studi Tentang Pendugaan Air Tanah, Sumur Air Tanah dan Upaya Dalam Konservasi Air Tanah)", Malang: UB Press. 2012.

[4] L. Hendrajaya, "Pengukuran Resistivitas Bumi pada Satu Titik di Medium Tak Hingga", Bandung. 1990.

(10)

[5] A. S. Mangga, Amirudin, T. Suwarti, S. Gafoer, dan Sidarto, "Peta Geologi Lembar Tanjung karang, Sumatera", Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1993.

[6] I. N. Simpen, “Modul Praktikum Metode Geolistrik”, Skripsi, Denpasar: Universitas Udayana, 2015.

[7] J. M. Reynolds, "An Introduction to Applied and Environmental Geophysics", USA: John Wiley & Sons, 2006. [8] A. S. Wijaya, "Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya", Skripsi, Surabaya: ITS, 2015.

[9] M. H. Loke, "Tutorial: 2-D and 3-D Electrical Imaging

Surveys" Penang, Malaysia, 2004.

[10] W. M. Telford, L. P. Geldart, dan R. E. Sheriff, "Applied Geophysic: Second Edition", USA: Cambridge University Press, hal. 522-538, 1990.

[11] S. Satiawan dan Rizka, "Investigasi Lapisan Akuifer Berdasarkan Data Vertical Electrical Sounding (VES) Dan Data

Electrical Logging; Studi Kasus Kampus Itera" Bulletin of Science Contribution: GEOLOGY, vol. 17, hal. 91–100, 2019.

[12] G. P. Kruseman dan N.A. de Ridder, "Analysis and Evaluation of Pumping Test Data (2nd ed.)", Publication 47, Intern. Inst. for Land Reclamation and Improvement, Wageningen, The Netherlands, hal. 370, 1994.

Gambar

Gambar  1  menjelaskan  bahwa  medium  yang  ditinjau  terdiri  dari  dua  lapis  dan  mempunyai  nilai  resistivitas  yang  berbeda  (ρ 1   dan  ρ 2 )
Gambar 3. Kurva Sounding Secara Umum [10].
Tabel 1. Rentang Nilai Resistivitas Pada Daerah Penelitian  [11].
Gambar 10. Kurva Sounding Titik VES-5.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Verkkokaupassa asiakaskokemukset ja asiakasarvo voivat muodostua eri tavalla verrattuna perinteisemmäksi miellettyyn ostoympäristöön (Chen &amp; Dubinsky 2003, 324). Erilainen

(6) Peserta program jaminan kesehatan sebagaimana pada ayat (2) dan (3), dapat menggunakan kelas yang lebih tinggi dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau

Setelah melakukan berbagai tahapan dalam melakukan value engineering pekerjaan plat lantai dan perhitungan mulai dari menganalisa struktur untuk mengetahui kebutuhan wire mesh

Dalam mempertahankan fungsi mekanik dan biologi tulang tersebut, vitamin D yang lebih tepat disebut hormon, berinteraksi dengan organ ginjal dan

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Fabrikasi dan Studi

Kegiatan pendampingan belajar daring dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2020. Program ini diikuti oleh anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah

Tesis ini merupakan karya tulis dari penulis tanpa adanya plagiasi dalam proses penelitian dan penulisannya. Maka dari itu karya tulis ini dapat

Data kadar gula pereduksi yang diperoleh dari hasil likuifikasi dengan variasi konsentrasi enzim α-amilase dan pada kondisi suhu dan kecepatan pengadukan terbaik dapat