• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Pertanian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. Pengertian Ekstensifikasi Pertanian

Ekstensifikasi pertanian secara umum adalah penggunaan lahan yang kurang produktif menjadi lahan yang lebih produktif guna meningkatkan hasil produksi lahan. Pada dasarnya lahan-lahan yang digunakan sebagai sasaran ekstensifikasi adalah lahan yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan oleh manusia karena keadaannya yang tidak memungkinkan. Untuk itu ekstensifikasi pertanian ini membutuhkan lebih banyak “usaha” yang lebih besar dibandingkan intensifikasi pertanian.

Sebenarnya ekstensifikasi pertanian ini merupakan pilihan yang tepat sebagai solusi permasalahan pangan di negara kita. Sayangnya sumberdaya manusia dan keperluan lain yang dibutuhkan masih menjadi kendala dilakukannya ekstensifikasi pertanian ini. Padahal lahan yang tersedia sudah cukup mendukung.

Untuk itulah sebaiknya program ekstensifikasi lahan ini dijadikan sebagai pilihan terakhir solusi permasalahan pangan jika intensifikasi lahan sudah benar-benar tidak bisa dilakukan lagi.

Gambar 1.1 Proses Ekstensifikasi II. Latar Belakang Dilakukannya Ekstensifikasi Lahan Pertanian

Populasi penduduk di negara kita semakin meningkat dari tahun ke tahun. Program KB yang diusung pemerintah sepertinya sudah tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Seiring dengan semakin bertambahnya rasio angka kelahiran terjadi peningkatan jumlah penduduk terutama di Pulau Jawa.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk ini maka banyak dibangun sarana-sarana tempat hidup seperti perumahan, tempat wisata, bangunan industri dan lain-lain. Tidak dapat dipungkiri banyak terjadi alih fungsi lahan produktif menjadi lahan lain dan mengakibatkan semakin berkurangnya lahan pertanian yang seharusnya mampu memproduksi kebutuhan pangan masyarakat.

(2)

Akibat lain dari keadaan penduduk saat ini adalah kebutuhan pangan yang juga semakin meningkat. Kebutuhan pangan ini tidak sebanding dengan jumlah hasil produksi pertanian negara. Sehingga pemerintah mencari sumberdaya pangan yang lain, yaitu impor beras dari luar negeri. Hal ini tentunya menyebabkan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi. Padahal tidak semua masyarakat Indonesia mampu membeli bahan makanan dengan harga pasar dunia.

Cara yang harus dilakukan supaya pemerintah tidak perlu menambah subsidi untuk impor beras dari luar negeri adalah dengan memaksimalkan produksi pangan di negara sendiri. Intensifikasi pertanian merupakan pilihan pertama yang harus dilakukan. Sudah banyak program intensifikasi yang dilaksanakan di berbagai daerah lahan pertanian di Indonesia.

Sayangnya cara intensifikasi ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Hingga saat ini pemerintah masih meng-impor beras dari negara-negara lain. Cara selanjutnya yang dapat dilakukan adalah ekstensifikasi pertanian. Dengan cara ini lahan-lahan kurang ptoduktif yang sebelumnya tidak menghasilkan apa-apa diharapkan dapat menjadi lahan yang lebih produktif sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

III. Pelaku Ekstensifikasi Pertanian

Ekstensifikasi pertanian umumnya adalah suatu program besar yang membutuhkan banyak sumberdaya manusia untuk melakukannya. Namun saat ini sudah banyak masyarakat sendiri secara individu yang melakukan ekstensifikasi pertanian. Ekstensifikasi lahan yang dilakukan oleh masyarakat secara individu biasanya mencakup luasan lahan yang kecil sehingga tidak menghasilkan produksi yang besar.

Sementara itu ekstensifikasi yang merupakan program pemerintah dilakukan dalam skala yang lebih luas. Biasanya lahan yang dimanfaatkan untuk ekstensifikasi oleh pemerintah ini lebih dari 10.000 hektar di tiap proyek. Untuk itu program ekstensifikasi yang dilaksanakan oleh pemerintah ini membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak.

Ekstensifikasi lahan ini melibatkan banyak pihak dimulai dari perencana, kontraktor, masyarakat sekitar, dan masyarakat yang nantinya akan mengolah lahan ekstensifikasi tersebut.

(3)

IV. Macam-macam Ekstensifikasi Lahan

Ada berbagai macam lahan kurang produktif yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan yang lebih produktif dengan jalan ekstensifikasi lahan. Biasanya lahan yang dimanfaatkan adalah lahan rawa. Dilihat dari jenis lahan yang bisa dimanfaatkan untuk ekstensifikasi, maka terdapat beberapa macam ekstensifikasi lahan, yaitu:

 Ekstensifikasi Lahan Kering

Lahan kering merupakan lahan yang hanya mendapat asupan air ketika musim hujan. Ketika musim kering, maka lahan ini tidak dapat digunakan karena tidak ada air yang bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan. Untuk itu ekstensifikasi dapat dilakukan di lahan kering seperti ini dengan cara membangun sistem irigasi dan drainasi supaya lahan menjadi subur sepanjang tahun.

 Ekstensifikasi Lahan Basah

Lahan basah merupakan lahan yang selalu tergenang air sepanjang waktu atau disebut juga rawa. Rawa dibagi menjadi dua jenis yaitu rawa lebak dan rawa pasang-surut. Pada kedua jenis rawa ini mampu dilakukan ekstensifikasi lahan untuk pertanian. Sama dengan lahan kering pada lahan basah juga perlu dibangun sistem pengairan yang mendukung. Ekstensifikasi pertanian di lahan basah ini lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan lahan kering karena umumnya daerah lahan basah ini jauh dari pemukiman penduduk, terpencil, dan akses yang sulit, sehingga harus membangun pula pemukiman masyarakat baru supaya terdapat fasilitas-fasilitas sosial ekonomi yang menunjang.

(4)

Gambar 4.1 Lahan Basah (Rawa)

Selain dua jenis lahan di atas ada beberapa lahan yang juga bisa dimanfaatkan untuk ekstensifikasi pertanian seperti lahan bekas tambang,

padang alang-alang, semak, hutan, perairan payau, dan lepas pantai.

Gambar 4.2 Tanah bekas tambang

V. Dampak Positif Ekstensifikasi Pertanian

 Dengan adanya ekstensifikasi pertanian maka terbentuklah suatu lahan yang produktif dan menghasilkan keuntungan yang mampu mendukung perekonomian masyarakat di sekitar daerah ekstensifikasi.

 Produksi pertanian meningkat  Bertambahnya lapangan pekerjaan

 Terjadi pemerataan penduduk karena seiring dengan perluasan lahan biasanya dilakukan juga transmigrasi penduduk guna menempatkan masyarakat yang nantinya akan mengolah lahan

(5)

pertanian baru tersebut. Sehingga daerah-daerah yang sebelumnya tidak berpenghuni, menjadi satu lingkungan sosial baru dan jumlah penduduk tidak padat di satu lokasi saja.

Gambar 5.1 Pemukiman Transmigrasi

 Mengurangi impor bahan makanan pokok dari luar negeri karena diharapkan dengan adanya ekstensifikasi ini negara mampu memenuhi kebutuhan pangan dengan mandiri.

VI. Dampak Negatif Ekstensifikasi Lahan

Terlepas dari tingginya permintaan akan kebutuhan pangan, ada

dampak negatif yang akan ditimbulkan dari dilakukannya ekstensifikasi

pertanian ini.

Dampaknya antara lain:

- Rusaknya ekosistem pada lahan-lahan tertentu

Dengan dibukanya lahan-lahan pertanian seperti pada hutan, lahan

gambut, tentu saja dapat meruak ekosistem yang ada di

sekitarnya. Dengan adanya kegiatan bercocok tanam dan pemukiman

penduduk yang baru tentu mengganggu populasi hewan dan

tumbuhan. Selain itu, hutan sebagai sumber produksi Oksigen terbesar

yang sangat penting bagi manusia juga ikut hilang.

- Berkurangnya habitat alami hewan di alam

Ekstensifikasi pertanian ini dapat menyebabkan hewan yang

tinggal dan hidup di alam menjadi terganggu habitatnya dan mulai

tersingkir tempat hidupnya lebih jauh lagi. Tidak heran jika ada

(6)

rombongan Gajah atau Harimau yang datang menyerang pertanian dan

merusaknya karena mereka kelaparan dan tidak memiliki tempat

tinggal lagi.

Oleh karena itu, diharapkan program ekstensifikasi pertanian yang

seimbang dan selaras dengan perubahan alam maupun ekosistem yang ada,

agar perluasan lahan menjadi bermanfaat dan tidak merusak alam.

VII.

Kendala Pada Ekstensifikasi Lahan

Perluasan untuk pemanfaatan lahan yang kurang produktif menjadi

lahan produktif merupakan hal yang tidak mudah. Lahan yang tidak

produktif umumnya mempunyai tanah yang beracun atau kurang didukung

dengan kandungan air yang cukup. Hal ini merupakan suatu permasalahan

yang jauh lebih sulit untuk diselesaikan daripada melakukan intensifikasi

pertanian. Oleh karena itu ekstensifikasi pertanian dijadikan pilihan

terakhir jika intensifikasi sudah tidak dapat dilakukan lagi.

Beberapa kendala tersebut adalah:

a. Dibutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk proses ekstensifikasi

lahan ini sehingga sebelum proyek ini dijalankan, perlu adanya

pengumpulan tenaga kerja terlebih dahulu. Baik tenaga ahli

maupun pekerja.

b. Biaya yang mahal. Rata-rata lahan yang akan diekstensifikasi

mempunyai luasan lebih dari 10000 hektar. Selain membutuhkan

tenaga kerja yang banyak, biaya yang banyak juga dibutuhkan

untuk proyek ekstensifikasi. Hal ini dikarenakan proses

ekstensifikasi membutuhkan berbagai macam keperluan dan

teknologi yang cukup supaya membuahkan hasil yang diinginkan.

c. Penurunan kesuburan tanah. Kebanyakan tanah dari lahan yang

akan di ekstensifikasi memiliki kandungan zat berbahaya yang

menjadikan tanaman tidak produktif. Terdapat dua kemungkinan

setelah dilakukannya ekstensifikasi terhadap lahan tersebut.

Kemungkinan pertama lahan akan menjadi lebih subur, dan

kemungkinan kedua kesuburan tanah malah menurun. Hal ini

(7)

dikarenakan ada beberapa zat yang menjadi teroksidasi dan malah

menjadikan tanah semakin beracun dan mengakibatkan tanah

mengalami penurunan kesuburan.

d. Wabah hama dan penyakit pertanian. Dengan dibukanya lahan

baru untuk pertanian maka timbul juga wabah hama dan penyakit

yang menyerang tanaman yang tumbuh di atasnya.

e. Waktu yang lama. Selain proses ekstensifikasi itu sendiri, perlu

waktu yang lama juga untuk mendapatkan hasil produksi yang

diharapkan.

f. Kemungkinan gagal yang lebih besar. Ekstensifikasi lahan ini

mempunyai prosentase kegagalan yang sama dengan prosentase

kesuksesannya. Hal ini dikarenakan ekstensifikasi dilakukan di

lahan yang belum pernah menghasilkan produk yang pasti.

(8)

Suhardjono., Linda Prasetyorini., Riyanto, H. 2012. Reklamasi Daerah Rawa.

Malang. CV Citra Malang

id.wikipedia.org/ekstensifikasi_pertanian

www.dephut.go.id

dispertan.kaltimprov.go.id

www.antaranews.com

Gambar

Gambar 1.1 Proses Ekstensifikasi  II.  Latar Belakang Dilakukannya Ekstensifikasi Lahan Pertanian
Gambar 4.1 Lahan Basah (Rawa)
Gambar 5.1 Pemukiman Transmigrasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengikuti teknik ensemble adaboost dan bagging menggunakan pohon keputusan J48 (c4.5) sebagai learning base beserta teknik data mining J48 mandiri

• Proposal disusun sesuai panduan, namun ada beberapa hal yang perlu dilengkapi: Rencana Target Capaian artikel ilmiah dimuat di Jurnal Internasional Terindeks

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai karakteristik variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yakni audit report lag, dewan

DEPARTMENT OF SUNNI THEOLOGY ALIGARH MUSLIM UNIVERSITY. ALIGARH (INDIA)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Menaming seperti yang di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, model Pembelajaran

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Leverage dan Kualitas

Kegiatan Bioindustri berbasis integrasi tanaman Salak dan ternak Kambing di Kabupaten Sleman memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan pendapatan petani,

Apabila harta dari bagian zakat tersebut ada pada Baitul Mal, maka pembagiannya diberikan pada delapan ashnaf yang disebutkan di dalam Al Qur’an sebagai pihak yang