• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR REDAKSI. Mei Redaktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR REDAKSI. Mei Redaktur"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 2 Mei 2017 telah diterbitkan. Edisi ini memuat 31 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.

Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana Mengabdi Volume 16 Nomor 2 Mei 2017. Semoga Buletin ini dapat menambah wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat. Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.

Mei 2017 Redaktur

(4)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

D A F T A R I S I

KOMPOS, PUPUK CAIR DAN BUDIDAYA TUMPANGSARI SEBAGAI

SOLUSI PENANGANAN LIMBAH TERNAK AYAM 1-8

Komariyati and Y. S. K. Dewi

TEKNIK GRAFTING DAN BUDIDAYA HORTIKULTURA PADA

KELOMPOK TANI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI DESA GETASAN- KABUPATEN BADUNG

9-15 I N. Suarsana, I. W. Suardana, I K.M. Budiasa, I P. Sudiarta, I G.Wijana

SOSIALISASI POTENSI SUSU FERMENTASI BAGI MASYARAKAT DI DESA PEMPATAN KARANGASEM DAN UPAYA

PENGEMBANGANNYA BERBASIS POTENSI LOKAL

16-20 IN. Suparta, S.A. Lindawati, IW. Sukanata, IN.S. Miwada dan M. Hartawan

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEMANDIRIAN

SUBAK MELALUI SINERGITASNYA DENGAN BUMDES DALAM UPAYA MENGHADAPI “MEA”

21-25 I.N.T. Ariana, M. Hartawan, A.A. Oka dan I.N.S. Miwada

PENGUATAN EKSISTENSI SAPI BALI MELALUI PENDEKATAN IPTEKS DAN BERORIENTASI WISATA PEDESAAN

DI DESA SOBANGAN KECAMATAN MENGWI KAB. BADUNG

26-30 Sumiyati, IN.S. Miwada, dan N.L.N. Kebayantini

MENTORING PEMBUATAN LAPORAN DANA KAMPANYE PILKADA

SERENTAK 31-38

Gayatri, N.L. Sari W., N.K. Lely A. dan M. Yeni L.

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM, BUDAYA LOKAL SERTA

KULINER KHAS DI DESA NONGAN KARANGASEM BALI 39-46 I.N. Budiarsa, N.P.G. Suardana, I.K. Suarsana

BUDIDAYA IKAN BAWAL DI DESA PLOSO KUNING 47-53 A. Armadyah, T. Susanto, H. Palguna

PEMBERIAN KEGIATAN MINDFULNESS PADA ANAK PANTI

ASUHAN 54-57

P.N. Widiasavitri, M.D. Lestari, L.M.K.S. Suarya, I.M. Rustika

(5)

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

BERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PER KAPITA DAN PELESTARIAN EKOSISTEM LAUT DI DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG

58-63 L. Paramita, I.P.Suparthana, dan N.M.Yudantini

PENGAWETAN RAMAH LINGKUNGAN PADA USAHA BAMBU

TRADISIONAL BERORIENTASI EKSPOR DI DESA BELEGA GIANYAR 64-70 IM. Sutha Negara, IN. Simpen, dan G.M. Arya Sasmita

PELATIHAN PENGENDALIAN ARUS SISA LISTRIK SESUAI

PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK DI DESA MELINGGIH PAYANGAN-GIANYAR

71-75 A.A. Ngurah Amrita, A. Ibi Weking, W. G. Ariastina, G. Sukadarmika

PENINGKATAN PEMERATAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DUSUN KAJA-KAUH DESA SUDAJI DENGAN PENERAPAN TANGKI PELEPAS TEKAN

76-81 M. Suarda, I G.N.O. Suputra, I K.G. Wirawan, I N. Suweden dan M. Sucipta

PELATIHAN HIDROPONIK DI SMAN 1 DENPASAR, BALI 82-86 M. Pharmawati, N. N. Wirasiti, I.G.A.S. Wahyuni, R. Kawuri

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA SD ADHI MEKAR INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS EKSPLORASI

87-92 I. Harini, I G.S. Astawa, N.W. Sudatri, I G.A.P. Adnyana dan I M. Widiartha

SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM MASYARAKAT PEDESAAN

93-99 L. Jasa, I.P. Ardana, dan A.I. Weking

MERANCANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KEROBOKAN

DENPASAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA 100-106

P. Kusumasanjiwani, I G.A.O. Mahagangga, L.P.K. Pujani, I P. Anom, dan S. Nugroho

PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMELIHARAAN SAPI BALI MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN PADA PUSAT PEMBIBITAN SAPI

107-113 I.N.K. Besung, N.K. Suwiti, I.G.K. Suarjana, P. Suastika, N.N. Suryani

(6)

BULETIN UDAYANA MENGABDI, VOLUME 16 NO. 2, MEI 2017

SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI

TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM

MASYARAKAT PEDESAAN

L. Jasa1, I.P. Ardana2, dan A.I. Weking3

ABSTRAK

Kecamatan Pupuan merupakan salah satu dari 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan, terletak kurang lebih 45 Km di Sebelah Barat Kota Kabupaten Tabanan. Kecamatan Pupuan merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam bidang pertanian dan perkebunan, karena selain lahan yang subur, curah hujan yang cukup tinggi serta wilayahnya cukup luas. Kecamatan Pupuan wilayahnya terbagi menjadi 14 Desa dinas diantaranya desa Padangan. Dusun Padangan Dauh Tukad merupakan salah satu dusun dari desa Padangan dengan jumlah penduduk kurang lebih 80 KK, mayoritas penduduk kedua desa adalah petani. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat desa selama ini adalah hasil pertanian yang dihasilkan penduduk harganya tidak stabil terutama dimusim panen, sehingga pendapatan penduduk tidak menentu. Kendala transportasi dan komunikasi yang masih sulit. Sebagian masyarakat sudah menikmati aliran listrik dari PT. PLN terutama yang bermukim dijalan raya jurusan Pupuan-Tabanan, namun tidak menjakau seluruh dusun karena kondisi topograpi dan pemukiman penduduk yang tersebar. Terlebih kendala baru yang dihadapi dengan adanya kenaikan BBM menjadikan masyarakat bertambah sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Untuk itu melalui program IbM ini peneliti ingin mencoba untuk mensosialisasikan hasil penelitian yang berhubungan dengan energi terbarukan (solar cell), karena pemahaman masyarakat pedesaan selama ini, bahwa listrik selalu berasal dari PLN, sedangkan smber dari energi terbarukan yang berasal dari alam yang dapat dimanfaatkan secara mandiri belum dimanfaatkan secara maksimal. Melalui pemasangan perangkat solar cell dan sosialisasi langsung kepada kelompok kecil dari penduduk diharafkan dapat menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang energi terbarukan ditengah-tengah masyarakat, sehingga ilmu pengetahuan dapat bermanfaat untuk mensejahterakan masyarakat desa. Manfaat yang diharafkan dari penelitian ini adalah (1). Energi Matahari sangat potensial untuk dikembangkan di desa Padangan khususnya dusun padangan dauh tukad. Karena lingkungan dan situasi alam yang sangat mendukung.(2).Pengembangan energi terbarukan (solar cell), menciptakan pengetahuan baru bagi masyarakat desa padangan dauh tukad (3). Kesadaran masyarakat desa akan tumbuh melihat potensi daerahnya, bila mendapat sentuhan teknologi khususnya solar cell.

Kata kunci : Solar cell, energi terbarukan, padangan dauh tukad.

ABSTRACT

Subdistrict Pupuan is one of the 10 subdistricts in the regency of Tabanan, located approximately 45 km to the West of the City of Tabanan regency. Subdistrict Pupuan is an area with huge potential to be developed in the field of agriculture and plantations, because in addition to the land fertile, rainfall is high enough and wide enough area. Subdistrict Pupuan, divided into 14 departments including the village and the village Padangan Batungsel village. Pempatan hamlet is one of the hamlets that are in Batungsel village with a population of approximately 175 families, while Padangan Dauh Tukad village is one of the hamlets of the

1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana, liejasa@unud.ac.id. 2

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana, ardana@ee.unud.ac.id

3

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana, tony@unud.ac.id

93

(7)

SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM MASYARAKAT PEDESAAN

village Padangan with a population of approximately 80 families, the majority of the villagers are farmers. Obstacles faced by rural communities over the years is the result produced agricultural population, especially the price is not stable harvest season, so the income of local residents to be reduced. The problems of transportation and communication are still lacking and tends to be difficult. Most people have enjoyed electricity from PT. PLN especially those living on the highway department Pupuan Tabanan, but not menjakau whole village because the conditions of topography and scattered settlements. Moreover, the new of constraints faced by the fuel price hike makes communities more difficult to meet the needs of everyday life. For that through the program IbM researchers want to try to disseminate the results of research related to renewable energy (solar cell), for an understanding of rural communities over the years, that electricity is derived from the PLN, while smber of renewable energy derived from nature that can be exploited independently has not been touched at all. Through a small group of two villages that fostered through this program diharafkan can deploy science and technology related to renewable energy (solar cell) among the people so that knowledge can be useful for the welfare of rural communities.

Keywords : Solar cell, renewable energy, padangan dauh tukad.

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan data pada bulan Januari 2010 kondisi Kecamatan Pupuan dapat diuraikan sebagai berikut : Kecamatan Pupuan merupakan salah satu dari 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan, terletak kurang lebih 45 Km di Sebelah Barat Kota Kabupaten Tabanan. Kecamatan Pupuan merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam bidang pertanian dan perkebunan, karena selain lahan yang subur, curah hujan yang cukup tinggi serta wilayahnya terdiri dari lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas. Kecamatan Pupuan wilayahnya terbagi menjadi 14 Desa Dinas yaitu : (1). Desa Belimbing, (2). Desa Karya Sari, (3). Desa Sanda, (4). Desa Batungsel, (5). Desa Padangan, (6). Desa Kebon Padangan, (7). Desa Jelijih Punggang, (8). Desa Pujungan, (9). Desa Pupuan, (10). Desa Pajahan, (11). Desa Bantiran, (12). Desa Belatungan, (13). Desa Munduktemu, (14). Desa Sai.

Kecamatan Pupuan juga terdiri dari 65 Banjar Dinas dan 24 Desa Pekraman. Batas-batas Kecamatan Pupuan adalah sebagai berikut : – Sebelah Utara : Kecamatan Busung Biu, – Sebelah Timur : Kecamatan Penebel, – Sebelah Selatan : Kecamatan Selemadeg Barat, – Sebelah Barat : Kecamatan Selemadeg Barat dan Kecamatan Busung Biu. Kondisi geografis Kecamatan Pupuan yang terletak jauh dari ibukota kabupaten Tabanan, sangat menuntut suatu bentuk pelayanan yang optimal dan kesiapan dari aparat yang melaksanakan pelayanan. Pusat Pemerintahan Kecamatan Pupuan ada di Desa Pupuan. Kecamatan Pupuan dipimpin oleh seorang Camat, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, sesuai dengan Perda Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2008 tentang pembentukan susunan organisasi Kecamatan Pemerintah Kabupaten Tabanan. Desa Padangan dan Desa Batungsel masing-masing membawahi dusun Padangan Dauh Tukad dan dusun Pempatan yang diangkat dalam usulan proposal Ipteks bagi Masyarakat ini.

Dusun Padangan Dauh Tukad masuk dalam wilayah Desa Padangan, dengan topograpi wilayah yang berbukit-bukit hijau dengan ditumbuhi tanaman kopi, coklat, cengkeh sebagai hasil komoditi masyarakat setempat. Udara yang dingin dan sejuk, jumlah penduduk yang kurang lebih 80 KK dengan tempat tinggal yang saling berjauhan. Sarana transportasi yang sulit karena akses jalan yang masih tidak memadai (jalan makadam). Jaringan listrik dari PT. PLN masih terbatas karena tidak menjangkau seluruh pemukiman penduduk, hanya sebagian kecil yang bermukim dipinggir jalan raya utama. Penulis pernah melakukan penelitian didusun ini dengan membangun pembangkit Mikro Hidro dengan daya keluaran kurang lebih 700 Watt, hanya bisa beroperasi dengan baik saat dimusim hujan. Karena saat musim kemarau, air sungai mengecil tidak mampu memutar turbin. Sarana komunikasi biasanya menggunakan handphone, namun tidak menglingkupi seluruh 94 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

(8)

Lie Jasa , I Putu Ardana , dan Antonius Ibi Weking

wilayah, masih ada daerah yang blankspot. Masyarakat akan sangat tergantung dengan media komunikasi, namun daya listrik yang sangat terbatas, sehingga tetap menjadi kendala. Kehidupan masyarakat didusun ini sangat tradisional dengan akses informasi da komunikasi yang sangat terbatas. Hal ini karena terkendala aliran listrik yang masih sangat terbatas dan mahal.

Sentuhan penggunaan teknologi masyarakat setempat masih sangat kurang, karena peran pemerintah daerah kabupaten Tabanan yang belum maksimal. Akses jalan yang sangat terbatas, sarana infrastruktur yang tidak tertata dengan baik, akses sekolah yang sangat jauh. Praktis kegiatan hanya bisa berlangsung dengan baik hanya di pagi sampai sore hari, karena dimalah hari secara langsung akan terhenti karena tidak ada penerangan.

Gambar 1. Suasana asri lingkungan dusun Padangan Dauh Tukad

Berdasarkan analisis situasi yang telah diungkapkan di atas dan hasil diskusi dengan masyarakat setempat, maka dirumuskan permasalahan-permasalahan mitra yang urgen untuk ditemukan solusinya. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi:

(a). Kebutuhan sumber energi terbarukan

Kebutuhan komunikasi dari mitra yang ada di Dusun Padangan Dauh Tukad dan Dusun Pempatan, karena mayoritas masyarakat adalah bermata pencaharian sebagai petani, maka perangkat komunikasi menjadi hal yang sangat penting. Namun perangkat komunikasi memerlukan sumber energi yang memadai untuk dapat berfungsi dengan baik. Meskipun masyarakat beberapa ada yang memiliki fasilitas Listrik PT. PLN / Genset untuk mengisi baterai perangkat komunikasi, lampu senter, TV dan lain lain, namun bila yang bersangkutan sedang bekerja di lapangan atau di kebun akan menjadi kendala untuk mendapatkan sumber energi :

• Masyarakat akan kesulitan melakukan pengisian ulang perangkat komunikasi bila sedang berada di kebun saat sedang bekerja disiang hari,

• Kesulitan dalam mendapatkan informasi dengan cepat bila perangkat komunikasi tidak berfungsi dengan baik , dan

• Memungkinkan masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan sumber energi yang murah dan ramah lingkungan khususnya dari tenaga matahari.

• Masyarakat pedesaan secara mandiri bisa menghasilkan energi melalui sumber energi terbarukan yang ada, sehingga sentuhan teknologi akan membantu kesulitan yang dihadapi.

(9)

SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM MASYARAKAT PEDESAAN

(b). Keberadaan sumber daya

Permasalahan mitra yang terkait dengan keberadaan sumber daya dalam mengentaskan kemiskinan di dusun Padangan Dauh Tukad dan Dusun Pempatan meliputi beberapa aspek.

1. Sumber daya masyarakat

• Masyarakat pedesaan khususnya masyarakat Dusun Padangan Dauh Tukad dan Dusun Pempatan memiliki daya dukung komunikasi yang memadai, namun pengetahuan untuk mengenal sumber energi terbarukan terutama solar cell masih sangat kurang, karena informasi mengenai hal ini serasa sangat terbatas,

• Masyarakat hanya memiliki pandangan bahwa sumber energi yang ada selalu bersumber dari PLN, atau dari mesin genset. Selebihnya mereka tidak tahu, karena informasi dan pengetahuan tentang energi terbarukan masih belum tersosialisasikan dengan baik,

• Kalaupun masyarakat memiliki kemampuan untuk mengadakan perangkat energi terbarukan, terkesan hanya sebatas membeli dan menggunakan, kemampuan untuk merawat peralatan yang ada masih sangat kurang, akibat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.

2. Sumber daya ahli

• Keterbatasan tenaga ahli di bidang Energi terbaukan, akan dapat teratasi dengan program ini. Sehingga wacana mendekatkan dunia kampus dengan masyarakat pedesaan menjadi kenyataan, masyarakat kampus membina para pemuda yang ada di dua desa masing-masing tidak harus mendatangkan tenaga ahli dari luar.

• Melalui transfer ilmu diharapkan masyarakat dapat memahami dengan baik terutama mampu memelihara perangkat yang ada, sehingga bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lama, sehingga berguna bagi masyarakat banyak.

(c). Dukungan pihak lain yang terbatas

• pemerintah kabupaten Tabanan, khususnya dari dinas pekerjaan umum belum mampu menjangkau masyarakat pedesaan yang ada diplosok daerah untuk meningkatkan kesejahtraan penduduk melalui program pemerintah terlebih lagi pengetahuan mengenai pemahaman akan manfaat energi terbarukan secara mandiri.

• Keterbatasan infrastruktur terutama akses jalan yang tidak memadai untuk mendukung kelancaran lalulintas orang dan barang, menjadi kesulitan tersendiri masyarakat desa untuk membawa hasil-hasil pertaniannya. Pemerintah daerah serasa belum sanggup mensejahterakan masyarakat yang ada di daerah terpencil.

Gambar 2. Suasana Sosialisasi kepada penduduk dusun Padangan Dauh Tukad

(10)

Lie Jasa , I Putu Ardana , dan Antonius Ibi Weking 2. METODE PELAKSANAAN

Model yang digunakan pada pelaksanaan program ipteks bagi masyarakat, khususnya untuk menjembatani efektifnya komunikasi, ketersediaan pengetahuan dan keterampilan yang menunjang peningkatan keterampilan masyarakat desa yang tertarik untuk belajar dan mengembahan perangkat energi terbarukan (solar cell) adalah seperti berikut.

1. Pada dasarnya bagaimana cara menyadarkan masyarakat untuk bisa berfikir kreatif dan tertarik untuk memanfaatkan besarnya potensi energi terbarukan terutama energi matahari untuk dimanfaatkan secara maksimal. Usaha untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari energi fosil menjadi energi terbarurukan merupakan metode partisipasi aktif masyarakat, dunia kampus harus terus menerus memperkenalkan dan memfasilitasi akan hal ini.

2. Model Transfer Teknologi artinya dengan melakukan proses transfer ilmu dari tenaga ahli kepada masyarakat desa terutama para pemuda, maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan menyebarkan ditengah-tengah masyarakat, yang selama ini belum menjadi pijakan masyarakat desa untuk mengembangkan diri, guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara murah dan efisien. Transfer teknologi ini diharapkan mendidik mayarakat menjadi berperan aktif dalam pembangunan desa khususnya dalam bidang energi terbarukan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur kegiatan program IbM yang diusulkan dalam usulan ini meliputi tahapan: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) pemantauan, (4) evaluasi, dan (5) penyusunan laporan kegi-atan. Perincian kegiatan di masing-masing tahapan diuraikan seperti berikut.

1. Persiapan

Pada tahapan persiapan akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. sosialisasi program IbM ke lembaga mitra,

b. pengumpulan permasalahan yang dihadapi organisasi mitra,

c. klasifikasi persoalan organisasi mitra dan pencocokan dengan potensi keahlian pada institusi yang akan menjadi pendamping organisasi mitra,

d. penyusunan program dengan skala prioritas berdasarkan pada peluang untuk diimplementasikan, ketersediaan sumber daya dan ketersediaan sumber daya dari tim pendamping,

e. penyusunan rencana kerja dan instrumen pelaksanaan program,

f. penetapan tim pelaksana dan uraian kerjanya sesuai kepakaran yang dimiliki, g. Diskusi / pembekalan tim terkait dengan pelaksanaan teknis.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan program meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. penyusunan materi pelatihan mengenai energi terabarukan (solar cell) dan merencanakan perangkat sosialisasi energi terbarukan yang ada ,

b. penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan, c. penyusunan modul pelatihan energi terbarukan untuk di dua mitra, d. penyusunan instrumen evaluasi pelaksanaan pelatihan, dan

e. pelaksanaan ujicoba peralatan energi terbarukan (solar cell) di organisasi mitra.

(11)

SOSIALISASI PROGRAM IBM-PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN (SOLAR CELL) UNTUK FASILITAS UMUM MASYARAKAT PEDESAAN

3. Pemantauan

Pemantauan dilakukan pada masing-masing kegiatan pada tahap pelaksanaan. Lingkup pemantauan yang dilakukan meliputi:

a. status kegiatan, yakni mengetahui apakah kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan yang direncakanan,

b. persentase pelaksanaan kegiatan,

c. keterlibatan tim pelaksana sesuai dengan tugas pokok sudah ditetapkan, dan d. pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan saat tahap pelaksanaan.

4. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk dua tujuan yaitu: (a) umpan balik untuk perbaikan saat tahap pelaksanaan dan (b) umpan balik untuk program berikutnya. Ada dua modus pelaksanaan evalusi yang dilakukan. Modus pertama adalah dalam pelaksanaan program dan modus kedua adalah di akhir pelaksanaan program. Modus pertama untuk tujuan evaluasi melakukan perbaikan dini dan modus kedua untuk perbaikan program berikutnya.

Sebagai pedoman dalam pelaksanaan evaluasi akhir pelaksanaan program, ditetapkan target pencapaian program, yakni teratasinya kendala yang ditemui dalam operasional peningkatan keterampilan peserta. Lebih spesifik target capaiannya meliputi:

a. Anggota masyarakat yang terlibat dalam pelatihan mencapai 75% dari keseluruan anggota masyarakat yang bersedia ikut hadir dan berperan aktif dalam pelatihan dan sosialisasi energi terbarukan.

b. Peserta pelatihan mampu menyerap minimal 75% dari keseluruhan materi pelatihan yang diprogramkan.

c. Peserta pelatihan sekurang-kurangnya dapat memahami, mengerti dengan baik dan mengelola perangkat energi terbarukan yang ada, dan memetik manfaat langsung dari kegiatan yang ada. 5. Penyusunan Laporan Kegiatan

Laporan kegiatan program ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan IbM kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan secara garis besar mencakup uraian pelaksanaan program, capaian dari target yang ditetapkan, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan, dan solusi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan. Isi laporan kegiatan didasarkan pada data yang dikumpulkan melalui tahapan evaluasi program IbM.

Gambar 3. Pemanfaatan Energi matahari di rumah penduduk

(12)

Lie Jasa , I Putu Ardana , dan Antonius Ibi Weking 4. KESIMPULAN

Energi Matahari sangat potensial untuk dikembangkan di desa Padangan khususnya dusun padangan dauh tukad. Karena lingkungan dan situasi alam yang sangat mendukung. Masyarakat sangat mengharapkan program seperti ini untuk dilanjutkan.

Pengembangan energi terbarukan (solar cell), menciptakan pengetahuan baru bagi masyarakat desa padangan dauh tukad. Pengetahuan bagi karang taruna penduduk setempat merupakan sarana untuk menambah wawasan melalui kegiatan pelatihan yang dilaksanakan program IbM ini.

Kesadaran masyarakat desa akan tumbuh melihat potensi daerahnya, bila mendapat sentuhan teknologi khususnya solar cell. Secara tidak sadar, mulai menyadari adanya potensi sumber energy baru yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada Kemenristekdikti yang memberikan bantuan dana dalam bentuk hibah IbM ini melalui LPPM Universitas Udayana tahun anggaran 2016.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013, Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi IX, Direktorat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. http://lppm.unud.ac.id/

Universitas Udayana, 2016. Rencana Induk Penelitian (RIP) Universitas Udayana 2012-2016. http://www.unud.ac.id/ind/

______, http://pupuan.tabanankab.go.id/profil-desa/

______,http://www.banjarmasin.indonetwork.co.id/borneo_international/group+240238/sistem-panel-surya-untuk-rumah.htm

(13)

Gambar

Gambar 1. Suasana asri lingkungan dusun Padangan Dauh Tukad
Gambar 2. Suasana Sosialisasi kepada penduduk dusun Padangan Dauh Tukad  96  |  BULETIN UDAYANA MENGABDI
Gambar 3. Pemanfaatan Energi matahari di rumah penduduk  98  |  BULETIN UDAYANA MENGABDI

Referensi

Dokumen terkait

Permodelan dinding semi basement di dalam SAP2000 dianggap sebagai shear wall dengan tumpuan dijepit pada poer pondasi tiang pancang dan sloof.. Sedangkan pada lantai semi

Perusahaan manufaktur sub sektor kosmetik dan keperluan rumah tangga dipilih menjadi objek karena kebutuhan dan minat masyarakat terhadap sektor ini cukup banyak

Bagaimana rancangan penguat gelombang mikro dua tingkat untuk diterapkan pada pemancar Airport Surveillance Radar (radar pengawas bandar udara) yang bekerja

Metode dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 garis beasar yaitu mencari nilai track kualitas indek (TQI) yaitu dengan cara analisis setiap parameter kerusakan, perhitungan track

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke Ktm Resort Batam di bagian Housekeeping Department untuk mengamati dan mengetahui

Hal ini dikarenakan dengan terjadinya proses pelarutan, maka akan mengakibatkan terbentuknya porositas sekunder atau dengan kata lain akan mengakibatkan bertambahnya

Ciri-ciri ini menunjukkan suatu endapan gosong pasir sungai, sehingga Formasi Bojongmanik diinterpretasikan diendapkan pada lingkungan transisi, pada daerah pantai

Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode recovery aktif dengan pengaturan rasio gir dan RPM dan recovery pasif dengan streching