• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani (penjas)

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan

jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Persepsi yang sempit dan keliru terhadap

pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain, dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan

(2)

pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi

Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan

melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Pengertian Olahraga

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)

permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,

(3)

Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau

anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

C. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertim-bang-kan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.

Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu,

(4)

sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.

Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan. Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan.

Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga.

(5)

Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

D. Olahraga Renang

Salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat adalah renang. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anak anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Renang telah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Dari gambar-gambar yang berasal dari zaman batu diketahui adanya gua-gua bagi para perenang di dekat Wadi Sora sebelah barat daya Mesir. Di Jepang, renang adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh para samurai. Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum Masehi.

Pertandingan renang yang memperebutkan gelar juara telah dimulai di Eropa sekitar tahun 1800 dan sebagian besar menggunakan gaya dada. Renang gaya bebas pertama kali dikenalkan oleh Arthur Trudgen. Gaya ini kemudian mulai dikombinasikan dengan gaya kaki yang menendang oleh Richard Cavill pada 1902. Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki oleh para ksatria termasuk berenang dengan membawa senjata. Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern 1896 di Athena, Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang dipertandingkan dari rencana semula enam nomor. Masing-masing adalah nomor 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter bagi para pelaut. Olimpiade kedua diselenggarakan di Paris, Prancis pada 1900 dan mempertandingkan nomor

(6)

200 m, 1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada, dan 200 m nomor beregu.

Persatuan Renang Internasional Federation Internationale De Natation De Amateur (FINA) dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah variasi gaya dada. Gaya ini baru menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita baru diperkenankan ikut pertandingan renang pada Olimpiade 1912 di Stockholm, Belanda. Itupun baru nomor bebas. Seiring dengan perkembangan olah raga renang renang semakin popular. Penggemar renang semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan renang pada usia sangat dini. Dalam olahraga renang ada banyak hal yang perlu kita ketahui dan pahami sebelum kita melakukan olahraga renang yang pertama ialah dasar belajar renang yakni pengenalan air, meluncur dan latihan pernafasan.

1. Dasar Belajar Renang

a. Pengenalan Air

Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal sifat sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya.

b. Meluncur

Meluncur merupakan gerak dasar renang yang harus diperhatikan sebab banyak para siswa takut dalam melakukan gerakan ini..

c.. Latihan Pernapasan

Pernapasan sangat penting dalam olahraga renang sebab renang menuntut teknik pernafasan yang baik mengingat olahraga renang dilakuakan diair yang

(7)

minimoksigen sehingga kita perlu memahami dan memilki teknik pernafasan yang baik.

2. Gerak Dasar Meluncur

Setelah mengetahu sifat sifat air, maka dilanjutkan dengan latihan meluncur dan mengapun, caranya adalah :

Berdiri dengan kedua tangan lurus, bungkukkan badan ke depan.

Letakkan kedua kaki pada lantai kolam, hingga badan terdorong ke depan dalam sikap mengembang dan meluncur. Atau bisa juga dilakukan dengan cara - Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu yang lain ditekuk dengan

telapak kaki menempel pada dinding kolam.

- Kedua tangan lurus dan bungkukkan badan ke depan, kemudian tolakkan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong ke dalam sikap

mengapung dan meluncur.

Bagi orang yang masih takut, sebelum berlatih meluncur mereka terlebih dahulu menggerakkan kaki sambil duduk di pinggir kolam atau dengan

memegang parit kolam dan menggerak gerakkan kaki.

3. Melalukan Teknik Meluncur.

a. Berdiri rapat di dalam kolam yang kedalamnya hampir setinggi dada. b. Setelah mengadakan tolakan dari dinding, maka atangan lurus ke depan dan

kaki jangan melakukan kontraksi berikutnya, sebab hal tersebut akan mengurangai kecepatan meluncur berikutnya.

c. Pada waktu meluncur badan harus lemas (kendor) tidak ada bagian tubuh yang kaku bagian manapun.

(8)

d. Sebaiknya waktu belajar meluncur disertai pula dengan mengapung. setelah keduanya di kuasai dengan baik barulah mulai latihan atau pelajaran

selanjutnya.

Gambar 1. Teknik Meluncur Pengenalan Air

Pengenalan air merupakan latihan yang dilakukan untuk menghilangkan rasa takut akan air dan mengenal sifat air seperti dingin, basah dan tahanan air. Pengenalan air memang salah satu bentuk latihan dengan tujuan yang diharapkan adalah membentuk sikap dan keberanian siswa dalam hal ini siswa sekolah dasar untul melakukan pembelajaran yang berhubungan dengan media air dalam proses pembelajaran.

(9)

Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. Selanjutnya Andang Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.

F. Model Pembelajaran Bermain

Contoh permainan yang bisa digunakan dalam pengenalan air antara lain:1. Permainan lari

a. Lomba lari dari ujung ke ujung

b. Lomba lari dengan menggendon

c. Lari dengan rintangan

d. Lari beregu dengan atau tanpa rintangan

2. Permainan mengatuk (tikipelen)

a. Kejar mengejar biasa

Mengejar anak dengan ketentuan yang boleh dikatuk kepalanya saja atau punggungnya saja.

b. Menyeberang ke salah satu tepi, pengatuk diletakkan di tengah

(10)

Anak membuat lingkaran, dengan berpegangan tangan, kucing dan tikus berkejaran di dalamnya.

3. Permainan dengan bola

a. Berburu macam Siswa memburu macam dengan cara menembaknya dengan bola

b. Polo air sederhana

4. Permainan mengadu

Misalnya masing-masing siswa bertanding menjatuhkan rekannya

5. Permainan menyelam

Misalnya siswa diharuskan menyelam di antara kedua tungkai rekannya.

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jika pendekatan model pembelajaran bermain diterapkan pada siswa kelas III SDN 4 Bumi Waras Teluk Betung Selatan maka keberanian anak terhadap air dalam renang gaya bebas dapat ditingkatkan.

Gambar

Gambar 1. Teknik Meluncur Pengenalan Air

Referensi

Dokumen terkait

Layanan Dial-Up merupakan jasa akses internet yang memanfaatkan jaringan telepon biasa dan modem dial up, pelanggan diharuskan berlangganan ke Internet Service Provider

(NOT OK) Memasang kran pada pertemuan antara selang dengan jerigen yang berfungsi sebagai pengatur aliran oli Teknisi menahan jerigen terlalu lama Tidak ada gantungan

dokumen pada lembaga nonstruktural Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dialihkan kepada kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. sesuai dengan ketentuan peraturan

Komposisi produk terasi terbaik berdasarkan protein, lemak, dan nilai hedonik rasa yang tertinggi diperoleh adalah pada perbandingan tepung ikan sarden terfermentasi, tepung

Tidak lupa peneliti memotivasi siswa dengan pertanyaan terkait materi agar siswa mampu mengaitkan pengalaman- pengalaman yang mereka miliki dengan materi yang akan

seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam rumah tangga,. hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah

Salah satu gangguan produksi air mata adalah dry eye syndrome atau sindrom mata kering, yaitu suatu kondisi dimana berkurangnya fungsi air mata sehingga tidak

PAR.HT01.003.01 MENGIKUTI PROSEDUR KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI TEMPAT KERJA 2.. PAR.HT02.074.01 MELAKSANAKAN PROSEDUR KESELAMATAN MAKANAN