• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gingivitis Marginalis Kronis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gingivitis Marginalis Kronis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Chronic inflammatory enlargement disebabkan oleh akumulasi plak gigi. Faktor-faktor yang mendukung akumulasi plak dan retensi termasuk oral hygiene yang buruk, kelainan anatomi, restorasi yang tidak layak, dan  peralatan ortodontik.

2. Acute Inflammatory Enlargement a. Gingival Abcess

• Klinis

Gingival abcess bersifat lokal, terasa sakit, dan lesi berkembang pesat. Hal ini umumnya terbatas pada gingiva marginal atau interdental papilla. Pada tahap awal, tampak sebagai pembengkakan merah dengan permukaan halus dan mengkilap. Dalam waktu 24 sampai 48 jam, lesi biasanya menjadi  berfluktuasi dengan purulent eksudat. Gigi yang berdekatan sering sensitif 

terhadap perkusi dan dapat pecah secara spontan. • Histopatologi

Gingival abcess terdiri dari purulent dalam jaringan ikat, dikelilingi oleh infiltrasi difus leukosit polimorfonuklear (PMN), pembengkakan jaringan, dan pembengkakan pembuluh darah. Epitel permukaan memiliki berbagai tingkat intraseluler dan ekstraseluler, invasi edema oleh leukosit, dan kadang-kadang ulserasi.

• Etiologi

Hasil acute inflammatory enlargement dari bakteri dibawa ke dalam  jaringan, ketika zat asing (misalnya, bulu sikat gigi, atau fragmen lobster 

shell) tertanam dalam gingiva. Lesi hanya terbatas pada gingiva.  b. Periodontal Abcess

Lesi pada periodontal abcess sudah melibatkan jaringan periodontal. Secara umum periodontal abcess memproduksi enlargement pada gingiva.

2. Drug-Induced Enlargement

Penyakit gingiva akibat obat semakin lazim karena peningkatan  penggunaan obat diketahui menyebabkan pembesaran gingiva (misalnya, antikonvulsan obat-obatan seperti phenytoin, obat-obatan imunosupresif seperti cyclosporine, dan kalsium channel blockers seperti nifedipine, verapamil,

(2)

diltiazem, dan natrium valproate). Keparahan pembesaran gingiva pasien dalam merespon obat yang spesifik dapat dipengaruhi oleh akumulasi plak yang tidak  terkendali, serta peningkatan level hormon.

Peningkatan penggunaan kontrasepsi oral oleh wanita premenopause telah dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi pada peradangan gingiva dan  pengembangan pembesaran gingiva, dan dapat dihentikan dengan penghentian

kontrasepsi oral.

Gambar:Pembesaran Gingiva 1. Antikonvulsi

• Phenytoin

Obat antikonvulsi ini digunakan untuk penderita epilepsi. Insiden terjadinya 3% sampai 84,5% pada usia muda. Phenytoin dapat merangsang  proliferasi sel fibroblast dan epithelium. Fibroblas dari phenytoin-induced

gingival overgrowth menunjukkan peningkatan sintesis glikosaminoglikan sulfat di vitro. Phenytoin dapat menyebabkan penurunan degradasi kolagen sebagai hasil dari produksi dari fibroblastik aktif kolagenase.

2. Immunosupressan • Siklosporin

Siklosporin adalah imunosupresif yang ampuh digunakan untuk mencegah  penolakan organ transplantasi dan untuk mengobati beberapa penyakit

autoimun. Mekanisme yang tepat secara selektif dan reversibel menghambat sel T helper, yang berperan dalam respon imun seluler dan humoral. Siklosporin A (Sandimmune, Neoral) diberikan intravena atau melalui per-oral, dan dosis yang lebih besar dari 500 mg/hari telah dilaporkan untuk menginduksi pembesaran gingiva.

3. Calcium Channel Blockers

(3)

 pengobatan kondisi kardiovaskular seperti hipertensi, angina pektoris, dan aritmia jantung. Bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium yang melintasi membran sel jantung dan sel otot halus, menghalangi mobilisasi kalsium intraseluler. Calcium channel blockers menginduksi dilatasi dari arteri koroner dan arteriola, meningkatkan suplai oksigen ke otot jantung, tetapi juga mengurangi hipertensi dengan melebarkan pembuluh darah  perifer.

3. Enlargement Associated with Systemic Disease

Penyakit sistemik dapat mengembangkan manifestasi oral yang mungkin termasuk pembesaran gingiva. Penyakit-penyakit dan kondisi dapat mempengaruhi periodonsium oleh dua mekanisme yang berbeda, sebagai berikut:

1. Pembesaran dari peradangan yang ada karena plak gigi (Conditioned Enlargement). Kelompok penyakit ini, termasuk beberapa kondisi hormonal (misalnya, kehamilan dan pubertas), penyakit gizi seperti defisiensi vitamin C, dan beberapa kasus dimana pengaruh sistemik tidak  teridentifikasi (nonspesifik conditioned enlargement).

2. Manifestasi dari penyakit sistemik terlepas dari status inflamasi gingiva. Kelompok ini dibagi menjadi penyakit sistemik yang menyebabkan  pembesaran gingiva dan neoplastik enlargement (Tumor gingiva).

1. Conditioned Enlargement

Conditioned enlargement terjadi ketika ada faktor lokal, dan memperparah respon gingiva terhadap plak. Conditioned enlargement berbeda dari gingivitis kronis tergantung pada sifat dari pengaruh sistemik. Bakteri plak  diperlukan untuk inisiasi dari jenis pembesaran. Namun, plak bukanlah  penentu tunggal dari sifat gambaran klinis. Conditioned enlargement dibedakan menjadi tiga jenis yaitu hormonal (kehamilan, pubertas), gizi (terkait dengan defisiensi vitamin C), dan alergi.

Enlargement di Kehamilan

Enlargement di kehamilan dapat terletak di marginal, dapat tampak  umum atau tunggal (tumor like masses). Selama kehamilan, ada  peningkatan kadar progesteron danestrogen, pada akhir trimester ketiga

(4)

mencapai tingkat 10 dan 30 kali tingkat saat siklus menstruasi. Perubahan hormonal menyebabkan perubahan dalam permeabilitas pembuluh darah, menyebabkan edema gingiva, dan meningkatkan respon inflamasi terhadap plak gigi. Mikrobiota subgingival mungkin juga mengalami  perubahan, termasuk peningkatan Prevotella intermedia.

Gambaran klinisnya bervariasi. Pembesaran padat dan cenderung menonjol secara interproksimal dari gingival margin atau interproksimal space. Gingiva berwarna merah terang atau magenta, halus, dan  permukaan halus mengkilap. Perdarahan terjadi secara spontan.

Lesi muncul sebagai discrete, mushroomlike, flattened spherical mass yang menonjol dari margin gingiva atau interproksimal space dan melekat oleh sessile atau pedunculated base. Umumnya berwarna merah kehitaman atau magenta, memiliki permukaan halus mengkilat, dan merupakan lesi superfisial.

Enlargement pada Masa Pubertas

Pembesaran gingiva ini muncul pada saat pubertas, pada remaja  pria maupun wanita, terutama untuk area yang mempunyai akumulasi plak. Secara klinis dapat ditemukan pembesaran karena faktor local. Pada marginal dan interdental terdapat gambaran bulbous di interproksimal papilla.

Gambar:Gingivitis Terkait dengan Pubertas Enlargement pada Defisiensi Vitamin C

Defisiensi vitamin C tidak menyebabkan pembesaran gingiva, namun menyebabkan pendarahan, degenerasi kolagen, dan edema pada  jaringan ikat gingiva. Kombinasi defisiensi vitamin C dengan keradangan  pembesaran gingiva disebut scurvy.

 Nonspesifik Conditioned Enlargement

(5)

Gambaran klinisnya bervariasi, berupa massa tumor yang berdungkul,  berwarna merah terang atau magenta, permukannya ulserasi dan purulen. 2. Penyakit Sistemik yang Mempengaruhi Gingival Enlargement

• Leukimia

Secara klinis terdapat pembesaran diffus, marginal, seperti tumor pada interproksimal. Berwarna merah kebiruan, memliki permukaan yang mengkilat, dan konsistensi yang lunak serta mudah berdarah.

• Granulomatous Disease

Merupakan suatu lesi akut granulomatous necrotizing pada saluran  pernafasan, dan jarang ditemukan. Berwarna ungu kemerahan, dan mudah  berdarah.

4. Neoplastic Enlargement 1. Tumor Jinak 

Tumor yang berhubungan seperti epulis, fibroma, papilloma, peripheral giant cell granuloma, central giant cell granuloma, leukoplakia, serta gingival cyst.

2. Tumor Maligna

Frekuensinya rata-rata jarang ditemukan. Tumor yang berhubungan yaitu karsinoma, melanoma maligna, sarkoma, dan metastasis tumor.

5. False Enlargement

Gingiva tidak mengalami pembesaran, namun tampak seperti mengalami  pembesaran. Pembesarannya berasal dari jaringan di bawahnya yaitu tulang/gigi.

6.2 Gingivitis Marginalis Kronis Gambaran Klinis

1. Perubahan bentuk gingiva. Gingiva penderita gingivitis marginalis kronis mengalami perubahan warna dari yang awalnya  pink coral  atau  pink  pucat menjadi kemerah-merahan. Selain itu, gingiva penderita gingivitis marginalis kronis memiliki kontur yang membesar atau membengkak sehingga tampak tidak ramping dan  sluice way menghilang, serta bentukan margin gingiva yang seharusnya semakin knife-edge ke koronal juga menghilang. Apabila gingivitis ini menyebar sampai ke

(6)

attached gingiva, maka  stippling  pada permukaan gingiva akan menghilang.

2. Perdarahan pada gingiva. Perdarahan pada gingiva seringkali terjadi saat  penderita menyikat gigi. Hal ini juga dapat disebabkan karena penderita memakan makanan yang keras seperti apel. Namun, apabila penyakit ini sudah terlalu parah, maka perdarahan dapat terjadi secara spontan karena gingiva yang menjadi sangat lunak dan spongi.

3. Nyeri dan sakit. Rasa nyeri dan sakit merupakan gambaran klinis yang sangat langka pada penyakit ini. Biasanya, penderita sama sekali tidak  merasakan sakit saat mengalami gingivitis marginalis kronis. Namun, pada  beberapa kasus gambaran klinis ini dapat ditemukan. Rasa nyeri dan sakit dapat dirasakan saat penderita menyikat giginya. Seringkali, hal ini menyebabkan penderita menyikat giginya dengan lebih lembut dan lebih  jarang sehingga membuat plak semakin terakumulasi dan memperparah  penyakitnya.

4. Rasa tidak enak. Rasa tidak enak ini dirasakan penderita karena adanya  pedarahan pada daerah sulkus gingiva yang keluar hingga ke interdental  papila. Darah yang keluar ini pasti akan terhisap oleh penderita sehingga  penderita merasakan rasa tidak enak, yaitu darah, pada rongga mulutnya.

Gambaran Histopatologi

Gambar 1.

Gingiva normal.

Gambar 2.

Gingiva yang

(7)

Gingiva penderita gingivitis marginalis kronis yang mengalami  perubahan warna menjadi kemerah-merahan disebabkan karena pembuluh darah yang mengalami dilatasi. Pembuluh darah yang mengalami pembesaran ukuran akan menekan epitel di atasnya sehingga lapisan epitel menjadi tipis dan kehilangan keratinisasinya, sehingga warna pembuluh darah semakin terlihat dari luar. Pembuluh darah yang mengalami pembesaran menyebabkan jarak antarsel endotelnya melebar sehingga permeabilitasnya menjadi berkurang. Permeabilitas yang berkurang menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan. Karena pembuluh darah semakin membesar dan jarak antarsel endotelnya semakin melebar, maka sel-sel yang seharusnya diam di dalam  pembuluh darah terbawa cairan keluar dari pembuluh darah dan memasuki  jaringan, termasuk eritrosit. Hal ini membuat gingiva tampak kemerahan dari luar. Cairan dan sel-sel yang mengisi jaringan menyebabkan jaringan semakin membesar sehingga terjadi pembengkakan. Epitel yang menipis akibat tertekan oleh pembuluh darah membuat fungsi protektif dari epitel menurun, sehingga apabila terjadi rangsangan sekecil apapun, seperti sikat gigi, akan menyebabkan terlukanya permukaan epitel dan menimbulkan perdarahan pada gingiva.

(8)

Gambar 3.

Proses terjadinya gingivitis

marginalis kronis secara mikroskopis.

Gambar

Gambar 1. Gingiva normal. Gambar 2. Gingiva yang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan dipilihnya pemanfaatan limbah atau sisa kayu untuk dijadikan produk lampu, misalmya lampu gantung, lampu hias dan lain sebagainya akan mempunyai nilai fungsi, nilai

Pada penelitian ini penilaian oleh peserta diklat untuk menyediaan outline/ handout mendapatkan nilai sebesar 74 dengan katagori baik, sehingga peserta diklat dapat

maka peristiwa delaminasi katodik (cathodic delamination) dapat terjadi. Delaminasi katodik merupakan peristiwa hilangnya adesi antara substrat dan lapisan

Pasal-Pasal yang Disarankan untuk Mengacu Kepada Dokumen Kontrak Nasional Pasal-pasal ini mengacu kepada standar dokumen kontrak nasional karena pada dokumen kontrak

Tesis yang berjudul METODE DAKWAH MENURUT AL-QUR’AN DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM, ditulis oleh Farida Rahmawati, NPM: 1324010003, telah diujikan dan lulus

Walaupun demikian masih banyak dari masyarakat atau pasangan pengantin yang akan melangsungkan perkawinan memilih untuk melakukan perkawinan di luar balai nikah meskipun harus

perbaikan, 7) Berkomunikasi dan refleksi; materi; kisi-kisi soal; soal; dan angket. Selain ada intrumen pembelajaran, diperlukan instrumen penelitian yang berguna sebegai alat ukur