• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERIZINAN TOKO MODERN DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN. A. Analisa Implementasi Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERIZINAN TOKO MODERN DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN. A. Analisa Implementasi Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERIZINAN TOKO MODERN

DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

A. Analisa Implementasi Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012 tentang Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

1. Struktur Birokrasi

a. Adanya Standart Operating Procedures ( SOP )

Kebijakan Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Sleman, sudah memiliki SOP dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Kabupaten Sleman, Peraturan Daerah ini diperkuat dengan adanya Peraturan Bupati Sleman Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 44 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Mempunyai Standart Operating Procedures ( SOP ) yang dimana antaranya :1

1) Izin Usaha

2) Dasar Pemberian Izin Usaha

(2)

3) Prosedur Pemberian Perizinan 4) Pemberian Izin Usaha

Dengan adanya SOP dalam melakukan suatu kebijakan perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman tentu saja sangat membantu dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012, selain itu SOP juga memudahkan pemerintah untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum memberikan izin usaha kepada pemilik pusat toko modern.

SOP yang digunakan dalam melaksanakan kebijakan di atas, didukung dengan adanya aturan yang berasaskan :2

1) Keadilan

2) Kesamaan kedudukan 3) Kemitraan

4) Kemanfaatan

5) Ketertiban dan Kepastian Hukum 6) Kelestarian Lingkungan

7) Persaingan Sehat

Tujuan dari implementasi kebijakan pusat perbelanjaan dan toko modern untuk memastikan kelancaran pelaksanaan pemberian izin usaha kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap instansi pemerintah tentang keberadaan pusat perbelanjaan dan toko modern dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa

2 Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko

(3)

yang telah ditetapkan. Selain sebagai salah satu upaya pemerintah dalam penataan pusat perbelanjaan dan toko modern mempunyai tujuan yaitu:

1) Mengatur dan menata keberadaan pusat perbelanjaan dan toko modern

2) Mengoptimalkan pelaksanaan kemitraan antara pusat perbelanjaan dan toko modern dengan UMKM

3) Mewujudkan sinergi antara pusat perbelanjaan dan toko modern dengan pasar tradisional

4) Memberdayakan potensi ekonomi lokal 5) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah

Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan di dalam Peraturan Daerah tersebut, pusat perbelanjaan dan toko modern diharapkan dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah dan tidak menghambat prekonomian para pedagang pasar tradisional serta mengoptimalkan pelaksanaan kemitraan dengan toko modern agar nantinya dapat berjalan berdampingan dan tidak adanya saling menjatuhkan satu sama lainnya.

b. Adanya Regulasi

Pemerintah Kabupaten sleman juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan berupa produk hukum dalam rangka pembinaan dan pengawasa keberadaan pusat perbelanjaan dan toko modern, yaitu :

(4)

1) Peraturan Bupati Sleman Nomor 13 Tahun 2010 tentang Penataan Lokasi Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan.

2) Peraturan Bupati Sleman Nomor 45 Tahun 2010 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan.

3) Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

4) Peraturan Bupati Sleman Nomor 44 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

5) Peraturan Bupati Sleman Nomor 54 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 44 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Dengan dikeluarkannya regulasi-regulasi di atas, diharapkan pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern sesuai dengan peraturan yang telah diundangkan di atas serta mentaati pasal demi pasal yang ada didalamnya. Salah satu dari Regulasi tersebut adanya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaam dan Toko Modern di harapkan dapat menjadi acuan agar tidak melanggar peraturan yang ada didalamnya. Tetapi, pada faktanya pelaksanaan Peraturan Daerah ini belum berjalan secara maksimal dengan banyaknya

(5)

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pemilik izin, maka sebab itu diperlukannya ketegasan dari Dinas Perindagkop dan instansi terkait.

c. Kejelasan Terkait Dengan Tugas, Pokok Dan Fungsi Implementator Kebijakan

Implementasi kebijakan toko modern di Kabupaten Sleman dilaksanakan oleh beberapa instansi, seperti yang diungkap oleh Kepala Seksi Perdagangan Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Sleman yaitu :

“Dalam implementasi Kebijakan, Disperindagkop bertugas sebagai Pembina dan pengawas“3

Berdasarkan wawancara di atas, Disperindagkop bertugas sebagai Pembina dan pengawas yang dimana Disperindagkop menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangannya dan berkoordinasi dengan instansi terkait. dapat berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Implementasi di lapangan dilakukan oleh Satpol PP, dalam pelaksanaanya Satpol PP juga mendapat bantuan dari Polisi, koordinator pelaksana seperti yang di ungkap oleh Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP yaitu :4

“kami dalam implementasi dilapangan tidak bertindak sendiri mba tapi dibantu juga oleh polisi, koordinator pelaksaan, koramil, bagian hukum, pihak ke camatan, desa dan instansi terkait lainnya”

3 Wawancara dengan Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang Perdagangan

Dinas Perdagangan tanggal 19 Desember 2016 pukul 12.13 WIB

4 Wawancara dengan Rusdi Rais, Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten

(6)

Berdasarkan wawancara di atas, ada pihak-pihak yang membantu dalam melaksanakan implementasi kebijakan tersebut bertugas untuk menjaga keamanan, dan memastikan bahwa tugas yang dilaksanakan sesuai dengan jalur koordinasinya. Pada pasal 38 ayat 1 Peraturan Bupati Sleman Nomor 54 tahun 2015 Dalam pemberian sanksi bagi pusat perbelanjaan dan toko modern yang tidak berizin berupa pemberian peringatan tertulis sedangkan pada pasal 39 pemberian sanksi bagi pusat perbelanjaan dan toko modern yang tidak berizin berupa penutupan tempat usaha dilakukan oleh Satpol PP atas pemberitahuan tertulis dari Disperindagkop sebab itu demi kelancaran penerapan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2102 diharapkan pemerintah lebih tegas dalam menanggapi permasalahan yang ada agar nantinya pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat di antisipasi.

2. Sumber Daya

a. Adanya kejelasan tugas yang dimiliki implementator terkait pemberian izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern

Untuk mendirikan pusat perbelanjaan dan toko modern, setiap individu atau kelompok harus mendapatkan izin mendirikan usahanya. Pemberian izin terhadap pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT). Pemberian izin usaha dalam penyelenggaraan pusat perbelanjaan dan toko modern oleh Pemerintah Daerah adalah salah satu wujud upaya Pemerintah Daerah mengendalikan pertumbuhan pusat

(7)

perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman. Untuk mendirikan pusat perbelanjaan dan toko modern, pemilik izin usaha harus memperhatikan beberapa aspek di bawah ini, yakni :

Aspek lokasi usaha

Untuk menentukan lokasi pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern, wajib memperhatikan 3 hal di bawah ini :

a. Rencana Tata Ruang

Tabel 3.1

Aspek Rencana Tata Ruang

No Jenis Usaha Rencana tata ruang

1 Pusat Perbelanjaan Paling rendah pada Pusat Kegiatan Nasional, dengan Ketentuan:

a.Apabila berdasarkan rencana tata ruang wilayah, arahan lokasi pendirian di kawasan peruntukan permukiman

b.Apabila berdasarkan rencana detail tata ruang, arahan lokasi pendirian di zona perdagangan dan jasa.

2 Supermarket, Department Store, Hypermarket dan Perkulakan

paling rendah pada Pusat Kegiatan Wilayah, dengan arahan rencana tata ruang:

a.Apabila rencana tata ruang wilayah, arahan lokasi pendirian di kawasan peruntukan permukiman

b.Apabila berdasarkan rencana detail tata ruang, arahan lokai pendirian di zona perdagangan dan jasa.

3 Minimarket waralaba dan minimarket cabang

Paling rendah pada Pusat Pelayanan Kawasan, dengan arahan rencana tata ruang:

a.Apabila rencana tata ruang wilayah, arahan lokasi pendirian di kawasan peruntukan permukiman

(8)

b.Apabila berdarkan rencana detail tata ruang, arahan lokasi pendirian di zona perdagangan dan jasa.

4 Minimarket waralaba lokal, minimarket cabang lokal dan minimarket non waralaba dan non cabang

Paling rendah pada Pusat Pelayanan Lingkungan, dengan arahan rencana tata ruang: a.Apabila rencana tata ruang wilayah, arahan lokasi pendirian di kawasan peruntukan permukiman

b.Apabila berdarkan rencana detail tata ruang, arahan lokasi pendirian di zona perdagangan dan jasa.

Sumber : Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012

Dari tabel 3.1 di atas, untuk mendirikan pusat perbelanjaan dan toko modern harus memperhatikan aspek rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Sleman. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012 dalam mendirikan pusat perbelanjaan dan toko modern memilik ketentuan rancana tata ruang dan wilayah yang sama, hanya saja yang membedakan ruang lingkup pelayanannya. Pusat perbelanjaan berbentuk mall/plaza paling rendah pada pusat kegiatan Nasional rasio pelayanan 1:4000 jiwa. Supermarket, Department Store, Hypermarket dan Perkulakan paling rendahpada pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan wilayah merupakan kawasan perkotaan yang melayani kegiatan skali provinsi atau beberapa Kabupaten dan Kota dengan rasio pelayanan 1:5000 jiwa.

Sedangkan, minimarket waralaba dan minimarket cabang paling rendah pada pusat pelayanan kawasan dengan rasio pelayanan 1:9000 jiwa kawasan perkotaan yang melayani kegiatan skala Kecamatan atau Desa dan yang terakhir minimarket waralaba lokal, minimarket cabang lokal dan minimarket non waralaba dan non cabang paling rendah jalan lingkungan yang dimana

(9)

terpusat pada permukiman yang melayani antar desa denga rasio pelayanan 1:10.000 jiwa.

b. Status jalan

Tabel 3.2

Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Berdasarkan Status Jalan

NO Jenis Usaha Status Jalan Fakta

1 Pusat Perbelanjaan Palin rendah jalan povinsi

Sudah sesuai dengan Perda

2 Supermarket, Departement store, Hypermarket dan Perkulakan

Paling rendah jalan Provinsi

Belum sesuai dengan Perda

3 Minimarket waralaba dan minimarket cabang

Paling rendah jalan Kabupaten

Belum sesuai dengan Perda

4 Minimarket waralaba lokal, minimarket cabang lokal, dan minimarket non waralaba dan non cabang

Paling rendah jalan lingkungan

Belum sesuai dengan Perda

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016

Pada faktanya, terlihat pada tabel 3.2 di atas secara di lapangan masih banyaknya persyaratan-persyaratan yang tidak terpenuhi oleh pemilik izin usaha. Seperti persyaratan yang tidak dipenuhi pemilik izin usaha toko modern harus memenuhi satatus jalan. Realisasi isi Peraturan Daerah masih belum sesuai dengan Peraturan Daerah yang diharapkan dengan masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan karena melanggar status jalan. Minimarket waralaba dan minimarket cabang yang seharusnya paling rendah jalan Kabupaten berdiri di jalan-jalan lingkungan. Seperti data toko-toko modern dibawah ini yang melanggar berdasarkan status jalan yaitu :

Tabel 3.3

(10)

N o

Nama Perusahaan Alamat Kelurahan Keterangan

1 Indomaret Kalongan Jl. Jogja–Solo Maguwoharjo Jalan Negara

2 Circle K jl. Solo Km 8 Jl. Solo Km 8 Maguwoharjo Jalan Negara

3 Indomaret Sambilegi Jl. Solo Km 9 Maguwoharjo Jalan Negara

4 Indomaret RR

Kaliurang

Ringroad Utara Manggung

Catur Tuggal Jalan

Nasional 5 Indomaret RR Utara Gondangan Gondangan Maguwoharjo Maguwoharjo Jalan Nasional

6 Indomaret Saphir Jl. Solo Km 4 Condong Catur Jalan

Nasional

7 Indomaret Casagrande Ruko Casagrande Maguwoharjo Jalan Negara

8 Circle K Bandara

Adisucipto

Komplek Parkir Bandara Adisucipto

Maguwoharjo Jalan Negara

9 Indomaret Bandara Komplek terminal

keberangkatan bandara adisucipto

Maguwoharjo Jalan Negara

10 Alfamart Adisucipto Jl. Laksda Adisucipto Caturtunggal Jalan Negara

11 Alfamart Ampel

Gading

Jl. Ampel Gading Condong Catur Jalan

Nasional 12 Indomaret Kaliurang

Km 6.5

Jl. Kaliurang Km 6.5 Condong catur Jalan Provinsi

13 Alfamart Jl. Kaliurang Km 5.6 Catur Tunggal

Depok

Jalan Provinsi

14 Indomaret Kentungan Jl. Kaliurang Condong Catur Jalan

Provinsi

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016

Dari tabel 3.3 di atas, bisa diketahui bahwa pelanggaran mengenai status jalan yang seharusnya paling rendah berdiri di jalan Kabupaten pada kenyataannya masih banyak berdiri di jalan Negara dan di jalan Provinsi. Jalan Negara seharusnya hanya ada Pusat Perbelanjaan dan Supermarket,

(11)

Hypermarket, Department store serta perkulakan. Dinas Perindagkop

diharapkan lebih tegas serta teliti dalam memberikan izin usaha khususnya minimarket yang dikategorikan Indomaret dan Alfamart yang telah banyak meresahkan masyarakat sekitar serta lebih mengawasi pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern yang agar dapat tumbur berdampingan tanpa merugikan salah satu pihak.

c. Jarak dengan pasar tradisional

Tabel 3.4

Jarak Pembangunan Toko Modern dengan Pasar Tradisional

No Jenis Usaha Jarak Dengan

Pasar Tradisional

Fakta

1 Supermarket, Departement store,

Hypermarket dan Perkulakan

Paling dekat 1500 M (seribu lima ratus meter) dari pasar tradisional

Belum sesuai

dengan Perda

2 Minimarket waralaba dan

minimarket cabang Paling dekat 1000 M(seribu meter) dari pasar tradisional Belum sesuai dengan Perda

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016

Dari tabel 3.4 di atas, pendirian supermarket, Departement store,

Hypermarket dan Perkulakan berjarak paling dekat 1.500 meter dengan pasar

tradisional sedangkan minimarket waralaba dan minimarket cabang paling dekat berjarak 1.000 meter dari pasar tradisional. Pengaturan jarak ini bertujuan untuk menjaga agar pendirian minimarket waralaba maupun cabang dapat tersusun baik sesuai dengan jarak yang telah ditentukan di atas serta tidak terlalu berdekatan dengan pasar tradisional yang dimana dampaknya akan berpengaruh dalam perekonomian masyarakat yang ada di

(12)

lingkungan sekitar. Pada faktanya, dilihat dari data yang ada sebagian pemilik izin usaha tidak menghiraukan apa yang telah tercantum jelas dalam Peraturan Daerah, masih banyaknya minimarket waralaba maupun cabang yang pendirianya kurang dari 1.000 meter. Toko modern yang telah melanggar jarak dengan pasar tradisional dipaparkan pada tabel dibawah ini menurut 3 Daerah Kecamatan Depok, yaitu Caturtunggal, Condongcatur dan Maguwoharjo :

Tabel 3.5

Data Minimarket yang Melanggar ketentuan Zonasi di Catur Tunggal,Condongcatur dan Maguwoharjo Kecamatan Depok

No Nama Perusahaan Kelurahan Pasar Tradisional Jarak (Meter)

1 Alfamart Adisicipto Catur Tunggal Pasar Desa Catur Tunggal 250

2 Alfamart Nolagaten Catur Tunggal Pasar Desa Catur Tunggal 235

3 Alfamart Perumnas Catur Tunggal Pasar Desa Catur Tunggal 955

4 Alfamart Wahid Catur Tunggal Pasar Condongcatur 925

5 Indomaret Demangan Catur Tunggal Pasar Desa Nologaten 929

6 Indomaret Demangan Baru (SLM)

Catur Tunggal Pasar Desa Nologaten 932

7 Indomaret Kledokan Catur Tunggal Pasar Desacatur Tunggal 880

8 Indomaret Papringan Catur Tunggal Pasar Desacatur Tunggal 550

9 Indomaret Sapen Catur Tunggal Pasar Desacatur Tunggal 900

10 Alfamart Nusa Indah 2

Condongcatur Pasar Condongcatur 525

11 IndomaretKaliurang Km 6.5

Condongcatur Pasar Kolombo 156

12 Alfamart Ampel

Gading

Condongcatur Pasar Condongcatur 97

13 Circle K Wahid Hasyim

Condongcatur Pasar Desa Condongcatur 768

14 Circle K Candi Gebang

Condongcatur Pasar Condongcatur 967

15 Circle K Mancasan Kidul

Condongcatur Pasar Condongcatur 607

16 Indomaret Depok

(Nusa Indah)

Condongcatur Pasar Condongcatur 732

17 Indomaret Kaliurang Condongcatur Pasar Desa Colombo 137

18 Indomaret Kentungan Condongcatur Pasar Desa Colombo 753

19 Indomaret Nologaten Condongcatur Pasar Desa Catur Tunggal 190

20 Indomaret Pawiro Condongcatur Pasar Condongcatur 539

21 Indomaret Wahid

Hasyim

(13)

22 Indomaret Wijaya Kusuma

Condongcatur Pasar Condongcatur 253

23 Alfamart Kalongan Maguwoharjo Pasar Sambilegi 820

24 Circle K Bandara Adisicipto

Maguwoharjo Pasar Sambilegi 400

25 Circle K Jl. Solo Km Maguwoharjo Pasar Sambilegi 925

26 Indomaret Bandara Maguwoharjo Pasar Sambilegi 650

27 Indomaret Sambilegi Maguwoharjo Pasar Sambilegi 75

28 Supersmart Maguwoharjo Pasar Depok Baru 348

29 Ceria Mart Maguwoharjo Pasar Depok Baru 246

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016 Berdasarkan tabel 3.5 di atas, dapat dilihat bahwa yang melakukan pelanggaran ada 29 unit minimarket diantaranya di Kelurahan Catur Tunggal ada 9 unit minimarket, Condongcatur ada 13 unit sedangkan Maguwoharjo ada 7 unit pada tahun 2016 yang melanggar ketentuan zonasi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yaitu Minimal 1.000 m (meter) dengan pasar tradisional. Sebagian besar pelanggaran disebabkan karena melanggar ketentuan zonasi, tidak memiliki Izin Usaha Toko Modern (IUTM) serta sebelumnya tidak adanya sosialisasi antara pemilik usaha dan masyarakat. Masih banyaknya pelanggaran mengenai zonasi, yang kurang dari 1.000 Meter seperti halnya yang telah ditunjukan pada tabel di atas, Bapak Rusdi Rais, Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten Sleman mengungkapkan :

“Toko modern yang telah melanggar zonasi kurang dari 1.000 kami pihak Satpol PP berikan Surat Peringatan (SP) 1 hingga SP 3 jika tidak diperdulikan oleh pemilik toko kami akan melakukan penutupan segera, akan disegel secara paksa tetapi biasanya yang sudah berikan SP tetap beroperasi dikarenakan adanya pihak yang berkepentingan yang mempunyai uang dibelakangnya itu yang

(14)

membuat agak susah mba tetapi kita tetap melakukan penutupan toko tersebut”5

Berdasarkan wawancara di atas, Bapak Rusdi telah menjelaskan bahwa telah memberikan Surat Peringatan sebelumnya, hanya saja adanya pihak-pihak yang berkepentingan didalamnya sehingga membuat toko berjejaring tersebut sulit untuk di tegakkan. Pasal 23 Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 menyebutkan pemilik izin toko akan diberikan sanksi karena telah melanggar zonasi yang telah diberlakukan, antara lain :6

a) Peringatan Tertulis

b) Pembekuan Izin Sementara c) Pencabutan Izin

d) Penyegelan

e) Penutupan Sementara f) Penutupan Tempat Usaha

Apabila setelah dilakukan pembekuan atau penyegelan pemilik izin masih melakukan pelanggaran, maka akan dilakukan pencabutan izin sesuai ketentuan perundang-undangan tetapi dalam faktanya sanksi yang diberikan tidak memberikan efek jera kepada pihak pemilik izin dilihat dari masih banyaknya toko berjejaring di Kabupaten Sleman yang melanggar isi Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Penutupan toko modern adalah salah satu

5 Wawancara dengan Rusdi Rais, Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten

Sleman 27 Desember 2016 pukul 07.59 WIB

6 Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko

(15)

bagian dari penegakan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012, yang dimana jika pemilik izin terus menerus beroperasi membuka toko modern, pemilik izin sengaja telah mempermainkan isi dari Peraturan Daerah. Sedangkan ketentuan pidana yang dikenakan terhadap setiap pemilik izin usaha yang tidak memiliki IUPP dan IUTM diancam pidana kurungan paling lama 3(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,-(Lima puluh juta rupiah).7

Menurut pernyataan wawancara di atas, Satpol PP telah melakukan penutupan toko modern setelah dilakukannya pemberian sanksi berupa pemberitahuan tertulis sampai pemberitahuan tertulis ke-3 dari Dinas Perindagkop. Apabila setelah dilakukan pembekuan dan penyegelan pemilik izin masih melakukan pelanggaran maka akan dilakukan pencabutan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 14 (empat belas) hari.

Data-data di atas, merupakan data-data toko modern yang telah melanggar ketentuan zonasi. Toko modern yang telah beroperasi di Depok Kabupaten Sleman terdapat 29 unit dan 14 unit melanggar ketentuan status jalan belum termasuk melanggar jam operasional yang dimana jam tutup toko modern minimarket waralaba lokal, minimarket cabang lokal, dan minimarket non waralaba dan non cabang hari senin sampai dengan hari Jum’at, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB, hari Sabtu dan hari Minggu, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 23.00

(16)

WIB sedangkan hari besar keagamaan dan hari libur nasional, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB. Masih banyaknya minimarket yang buka 24 jam, demi mendapatkan kuntungan sendiri sebaiknya Pemerintah Daerah lebih mengawasi pelanggaran-pelanggaran yang telah di buat karena sungguh sangat disayangkan jika Peraturan Daerah yang dibuat oleh Pemerintah ini tidak diimbangi dengan ketegasan dari berbagai pihak untuk menegakkan Peraturan Daerah ini maka untuk apa di buat Peraturan Daerah jika hanya untuk dilanggar. Beberapa toko modern yang telah ditutup yakni :

Tabel 3.6

Data Toko Modern Minimarket Cabang/Waralaba yang di tutup

No Nama Perusahaan Kelurahan Tanggal di tutup

Keterangan

1 Indomaret Tajem Maguwoharjo 11 Januari 2016 Berdekatan dengan

Pasar Tajem

2 Alfamart Tajem Maguwoharjo 11 Januari 2016 Berdekatan dengan

Pasar Tajem

3 Alfamart Nusa Indah Condong catur 21 Maret 2016 Berdekatan dengan

Pasar condongcatur 4 Alfamart Ampel Gading Candong catur 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan

Pasar condongcatur 5 Alfamart Adisucipto Catur tunggal 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan

Pasar sambilegi

6 Alfamart Nologaten Catur tunggal 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan

Pasar nologaten 7 Indomaret Nologaten Catur tunggal 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan

Pasar nologaten 8 Indomaret Pawiro Kuat Condong catur 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan

Pasar condongcatur 9 Indomaret Depok (Nusa

Indah)

Condong catur 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan Pasar condongcatur

(17)

10 Indomaret Kledokan Catur tunggal 28 Agustus 2016 Berdekatan dengan Pasar nologaten

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, sebagian minimarket waralaba dan minimarket cabang sudah di tutup karena pelanggaran zonasi yang kurang dari 1.000 m (meter) dari pasar tradisional. Penutupan di lakukan setelah adanya surat peringatan tertulis 1 sampai 3 yang diturunkan langsung dari Dinas Perindagkop. Dinas Perindagkop dan instansi terkait lainnya harus lebih jeli dalam memberikan izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern serta turun langsung melihat apakah Peraturan Daerah sudah di turuti apa tidak oleh pemilk izin usaha untuk mengurangi adanya kecurangan dalam pembangunan pusat perbelanjaan dan toko modern.

b. Adanya kejelasan terkait sumber daya finansial dan anggaran

Dalam mengimplementasikan kebijakan pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman, pelaksanaannya tentu saja membutuhkan sumber daya finansial dan anggaran. Yang dimana untuk sumber daya saat ini dalam wawancara yang telah diungkapkan Kepala Seksi Dinas Perdagangan Kabupaten Sleman, yaitu :8

“Kalau bicara sumber daya, gak bisa dihitung seluruhnya mba karenakan instansi lainnya ikut berkerjasama dalam mengimplementasikan kebijakan ini tetapi untuk bidang perdagangan sendiri ada 12 orang staf“

8 Wawancara dengan Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang Perdagangan

(18)

Berdasakan wawancara di atas, sumber daya yang ada di Dinas Perindagkop sebanyak 12 orang seharusnya sudah dapat menjalankan kebijakan perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern untuk di Kabupaten Sleman, dengan sumber daya tersebut Dinas dapat membagi tugas masing-masing disetiap wilayah di Kabupaten Sleman. Hal tersebut diharapkan agar tidak ada lagi wilayah yang melakukan pelanggaran mendirikan pusat perbelanjaan dan toko modern.

Implementasi kebijakan secara lapangan adalah Satpol PP yang mengerahkan lebih banyak sumber daya daripada Disperindagkop, seperti yang diungkap oleh Kepala Satpol PP yaitu :

“Dalam implementasi kebijakan dilapangan kami dari Satpol PP menurunkan 30 orang staf “9

Melihat dari wawancara di atas, jumlah personil yang di turunkan oleh Satpol PP cukup banyak hal tersebut dikarenakan Satpol PP sebagai implementator dalam melaksanakan kebijakan perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern.

Pelaksanakan dalam kebijakan publik harus disertai dengan adanya anggaran sebagai alat pendukungnya yang dimana dana dialokasikan khusus dari Kementerian Perdagangan maupun dana APBD Kabupaten Sleman. Menurut ungkapan Kepala Seksi Perdagangan dalam wawancara yaitu :

9 Wawancara dengan Bapak Rusdi Rais, Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja tanggal

(19)

“ Untuk anggaran implementasinya itu dibagi-bagi ”10

Menurut pernyataan wawancara di atas, anggaran yang turun akan dibagi-bagi sesuai dengan porsi tugasnya tetapi tidak adanya transparansi berapa jumlah serta tidak adanya data real.

Dari sumberdaya finansial dan anggaran di atas, keduanya sudah dimiliki tetapi dalam fakta yang ada dalam penegakan Peraturan Daerah masih belum berjalan secara maksimal.

3. Komunikasi

a. Adanya Komunikasi antara Pemerintah dengan pemilik izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern

Pendirian toko modern harus dilakukan komunikasi antara pemerintah dengan pemilik izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern dan antara pemilik izin dengan masyarakat. Implementasi kebijakan pusat perbelanjaan dan toko modern pemerintah melakukan komunikasi kepada pelaku usaha yang akan melakukan atau meminta izin usaha. Salah satu cara pemerintah adalah dengan cara bersosialisasi, seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev :

“Pemeritah pada tahap awal melakukan sosialisasi pelaku usaha dengan perwakilan masyarakat serta aparatur pemerintah tingkat bawah, mempertemukan pengelola toko modern dengan UMKM Ketikasudah berjalan selaku Pembina dan pengawas pusat perbelanjaan dan toko modern Dinas Perindagkop dalam tataran pelaksanaan mengundang pelaku usaha dalam aspek kemitraan serta

10 Wawancara dengan Ibu Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang

(20)

mengundang dalam temu usaha dan temu kemitraan dengan UMKM dan yang dilakukan terakhir melakukan pendekatan secara intens dan berkala”11

Berdasarkan wawancara di atas, demi kelancaran implementasi kebijakan pusat perbelanjaan dan toko modern pemerintah sebelumnya telah melakukan sosialisasi yang nantinya akan mempertemukan pelaku dan UMKM lainnya yang tujuannya akan lebih memperlancar dalam urusan izin pusat perbelanjaan dan toko modern serta akan membuat pemilik izin usaha lebih memahami apa saja yang harus dilakukannya sebelum pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern agar pelanggaran dapat diantisipasi. Untuk membuat toko modern dan pasar tradisional tumbuh berdampingan serta saling menguntungkan Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Perindagkop melakukan beberapa hal berikut ini, yaitu:12

1) Mempertemukan pengelola toko modern dengan UMKM dengan tujuan kemitraan dari pihak toko modern dan UMKM. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan usaha besar yang disertai dengan pembinaan dan pengawasan oleh usaha menengah dan usaha besar serta memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

2) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi serta instansi terkait lainnya selain melakukan kemitraan juga melakukan pendekatan secara insten agar nantinya antara pemerintah dapat lebih mengontrol pemilik

11 Wawancara dengan Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang Perdagangan

Dinas Perdagangan tanggal 19 Desember 2016 pukul 12.13 WIB

(21)

izin usaha agar serta mampu bersaing sehat dengan pemilik izin usaha kecil. Pendekatan ini juga dilakukan untuk menyadarkan pemilik maupun pengembang toko modern untuk mau menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Daerah No 18 tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan toko Modern.

Pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman merupakan usaha yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Berdasarkan data, pusat perbelanjaan dan toko modern dari tahun ke tahun terus meningkat. Seperti data dibawah ini :

Tabel 3.7

Pertumbuhan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kabupaten Sleman

NO TAHUN JUMLAH TOTAL

Minimarket Supermarket Pusat Perbelanjaan

1 2012 213 6 5 224

2 2013 280 6 6 292

3 2014 279 6 6 291

4 2015 333 6 5 346

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016 Tabel 3.8

Pertumbuhan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern di Kecamatan Depok

NO TAHUN JUMLAH TOTAL

Minimarket Supermarket Pusat Perbelanjaan

1 2012 89 5 3 97

2 2013 94 5 3 102

3 2014 91 5 3 99

4 2015 99 5 4 108

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2016

Berdasarkan kedua data di atas, data yang pertama menunjukkan jumlah pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman mulai dari tahun 2012 sampai 2015 mengalami kenaikan sangat pesat. Data kedua

(22)

menunjukkan jumlah pusat perbelanjaan dan toko modern di Kecamatan Depok juga mengalami kenaikan pada tahun 2016. Jenis usaha yang tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan adalah minimarket, diketahui bahwa minimarket dimiliki kelompok atau berjejaring. Setiap tahunnya Kecamatan Depok mengalami kenaikan, Pemerintah Daerah dalam hal ini belum maksimal mencegah terjadinya pertumbuhan minimarket waralaba maupun minimarket cabang hal tersebut berdampak buruk dalam perekonomian masyarakat sekitar minimarket waralaba maupun minimarket cabang tersebut.

b. Adanya Komunikasi terkait dengan sosialisasi pemilik izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern dengan masyarakat

Pelaku usaha kemudian harus melakukan sosialisasi sebelum mengajukan permohonan izin usaha. Pertama sosialisasi dilaksanakan dengan melibatkan paling sedikit 50 (lima puluh) Kepala Keluarga warga masyarakat termasuk toko terdekat yang sejenis disekitaran lokasi serta Ketua Rukun Tetangga, Ketua Rukun Warga, Dukuh, Kepala Desa dan Camat setempat. Kedua, keterlibatan Ketua Rukun Tetangga, Ketua Rukun Warga, Dukuh, Kepala Desa dan Camat setempat tidak termasuk kedalam hitungan kepala keluarga warga masyarakat setelah dilakukannya sosialisasi hasil sosialisasi menyetujui operasional kegiatan usaha minimarket waralaba dan minimarket cabang oleh paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah peserta

(23)

dan 75% (tujuh puluh lima persen) khusus yang memiliki usaha toko sejenisnya.13

Komunikasi yang dijalin oleh pemilik izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman. Menurut ungkapan Bapak Usman

“warga lain sempat dapat sosialisasi di tempat pak dukuh,” imbuhnya. Namun saya sendiri (Usman) bersama sepuluh warga yang membuka toko kecil di kawasan itu tak diundang dalam pertemuan. sangat meresahkan warga mba karena akan membuat omzet kami menurun”14

Dari wawancara di atas, dalam pelaksanaanya pemilik izin usaha pusat perbelanjaan dan toko modern tidak melakukan komunikasi yang baik serta tidak sesuai dengan isi Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2015 dan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 yang telah diterangkan diatas masih banyaknya informasi-informasi dari masyarakat bahwa sosialisasi tidak dilakukan sesuai dengan isi Peraturan Bupati dan Peraturan Daerah tersebut yang seharusnya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan sosialisasi toko modern berjejaring ini sangat mempengaruhi keberadaan pusat perbelanjaan dan toko modern berjejaring tersebut.

13 Peraturan Bupati Sleman Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati

Sleman Nomor 44 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perizinan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Pasal 17

(24)

4. Disposisi ( Sikap Kecendrungan )

a. Kejelasan terkait dengan melihat watak dan karkteristik seperti komitmen, kejujuran dan cara menerima pendapat.

Pemerintah maupun implementator dalam melaksanakan tugas harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang terkait, serta sikap atau cara yang digunakan dalam pengimplementasian suatu peraturan yang mengatur tentang kebijakan perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern. Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Rusdi Rais, Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten Sleman yaitu :

“Pemerintah dalam implementasinya sebenarnya sudah baik mbak, tetapi masih ada faktor kepentingan dibelakangnya membuat implementasi kurang berjalan dengan maksimal”15

Berdasarkan wawancara di atas, dapat dlihat dari fakta-fakta yang ada dengan menjamurnya toko modern bahwa dalam pengimplementasian pusat perbelanjaan dan toko modern belum berjalan secara maksimal. Hal ini tentu saja menjadi suatu kendala pemerintah dalam melakukan penertiban izin pusat perbelanjaan dan toko modern. Ketegasan dari implementator perlu ditingkatkan agar dapat menyesuaikan masalah tersebut sehingga nantinya akan sesuai dengan peraturan yang mengaturnya serta pemerintah dan pemilik izin juga harus meningkatkan kesadaran bahwa peraturan dibuat

15 Wawancara dengan Rusdi Rais, Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten

(25)

bukan untuk dilanggar dan tidak terpengaruh jika di iming-imingkan dengan uang.

Untuk mencapai suatu perubahan dalam suatu pengimplementasian pusat perbelanjaan dan toko modern, suatu kebijakan mempunyai faktor pendukung serta penghambat dalam melaksanakan implementasian pusat perbelanjaan dan toko modern. Faktor pendukung dalam implementasi kebijakan pusat perbelanjaan dan toko modern yaitu adanya anggaran dan adanya sumber daya Seperti yang telah dijelaskan oleh Ibu Fitriana Nurhayati, SE. M.Ec. Dev Kepala Seksi Perdagangan Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Sleman :

“Pemerintah dalam implementasinya didukung oleh adanya anggaran dan sumber daya manusia”16

Menurut paparan di atas, anggaran dan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama yang mendukung jalannya suatu kebijakan. Sumber daya dan anggaran saling keterkaitan untuk mencapai suatu tujuan kebijakan tersebut, jika sumber daya memadai tetapi anggaran tidak terpenuhi maka kebijakan tidak akan berjalan dan begitu juga sebaliknya. Penggunaan anggaran yang baik perlu dikelola oleh sumber daya manusia yang baik pula agar pembagian penggunaan anggaran dapat disalurkan dan digunakan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

16 Wawancara dengan Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang Perdagangan

(26)

Pelaksanaan kebijakan pusat perbelanjaan dan toko modern selain mendapat dukungan, ada juga beberapa hambatan yang tidak bisa dihindari. Hambatan-hambatan tersebut dapat diketahui saat implementasi dilakukan diantaranya seperti :

1) Adanya perbedaan pendapat

2) Kurangnya pemahaman tentang hukum Seperti yang diungkap oleh Ibu Fitri :

“Komitmen menjadi salah satu hambatan dalam pembuat kebijakan salah satunya dibagian Pimpinan Daerah, pembuat kebijakan di pemerintah daerah, sisi UMKM serta tenaga kerja lainnya. Sebagaimana yang telah dimaksud jika komitmen dari atasan jelas maka dibawah juga pasti ikut jelas”17

Menurut wawancara di atas, hambatan yang ada saat implementasi dilakukan yaitu terjadinya perbedaan pendapat antara atasan dan bawahan terhadap isi Peraturan Daerah sehingga menyebabkan perbedaan tingkat komitmen diantara keduanya suatu kebijakan akan berjalan dengan baik apabila antara pemimpin dan bawahan mempunyai komitmen yang sama agar pelaksanaan dari isi Peraturan Daerah tersebut berjalan secara maksimal. Namun bukan hanya itu saja pemilik izin usaha menengah dan besar juga harus ikut memberdayakan pasar tradisional agar nantinya bisa hidup saling berdampingan tanpa ada masalah apapun didalamnya sehingga membuat pemerintah lebih mudah dalam mengimplementasikan peraturan yang ada. Kemitraan dengan UMKM yaitu adanya kerjasama antara pusat perbelanjaan

17 Wawancara dengan Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang Perdagangan

(27)

dan toko modern dengan UMKM disertai pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Pelaksanaan kerjasama antara pusat perbelanjaan dan toko modern dengan UMKM dapat berupa :

1) Penempatan gerai bagi pelaku UMKM paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari keseluruhan gerai yang disediakan pusat perbelanjaan. 2) Penempatan gerai bagi pelaku UMKM pada lingkungan toko modern. 3) Penempatan produk UMKM paling sedikit 5% dari keseluruhan

komoditas yang dijual oleh toko modern. 4) Pengemasan ulang produk UMKM.

Untuk pelaksanaan kemitraan dengan UMKM pemilik izin usaha toko modern diberikan pilihan untuk penempatan gerai bagi pelaku UMKM 10% atau penempatan produk paling sedikit 5% dari keseluruhan komoditas yang dijual di toko modern. Pada faktanya, dalam wawancara bersama Ibu Fitriani :

“Pemilik izin usaha lebih memilih untuk penyerapan 5% (lima persen) penempatan produk. Tetapi dalam faktanya, penyerapan 5% produk lokal masih belum terlaksana masih diusahakan”18

Dari wawancara di atas, untuk masalah kemitraan pemilik izin toko modern lebih memilih untuk penyerapan 5% penempatan produk hasil UMKM. Tetapi, meskipun telah memilih melakukan penyerapan 5% pada faktanya

18 Wawancara dengan Fitriana Nurhayati S.E M.Ec. Dev, Kepala Seksi Bidang Perdagangan

(28)

pemilik izin usaha tidak menepati apa yang telah disepakati sebelumnya namun sebagian pemilik izin usaha juga telah memeasukkan produk lokal kedalam toko modern miliknya tetapi hanya berupa jajanan pasar.

Tabel 3.9

Penempatan Produk UMKM

No Nama Perusahaan Kelurahan Keterangan

1 Indomaret Angga Jaya Condongcatur UMKM berupa jajanan pasar

sebelumnya ada emping tetapi sekarang sudah tidak ada masuk lagi ke toko

2 Alfamart Angga Jaya 3 Condongcatur Tidak ada produk UMKM

3 Indomaret TY7R Maguwoharjo Tidak ada produk UMKM

4 Indomaret RR Gondangan Maguwoharjo Tidak ada produk UMKM

5 Indomaret Babarsari 2 Catur Tunggal Tidak ada produk UMKM

6 Indomaret Seturan Catur Tunggal Tidak ada produk UMKM

Sumber : Hasil observasi tanggal 18 maret 2017

Dari tabel 3.9 di atas, bisa dilihat bahwa dari 6 toko modern hanya 1 toko modern yang mempunyai produk lokal yakni indomaret Angga Jaya yang berlokasi di condongcatur dimana UMKM berupa jajanan pasar tetapi sebelumnya ada emping yang sekarang belum masuk lagi ke toko. Penyerapan 5% produk lokal ini belum terlihat jelas di beberapa sebab itu pengawasan dari pemerintah sangat diperlukan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Selain Ibu Fitriana, Bapak Rusdi Rais juga mempunyai hambatan dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah, yang dimana telah diungkapkannya dalam wawancara :

(29)

“Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dibelakangnya yang menjadi salah satu faktor Peraturan Daerah susah untuk

ditegakkan”19

Berdasarkan wawancara di atas, bukan hanya komitmen Kepala Daerah dan bawahan yang menjadi hambatan tetapi juga dari komitmen pemilik izin usaha mengikuti aturan yang sudah dituangkan kedalam regulasi yang ada serta tidak melanggar peraturan-peraturan dan mengikuti pasal demi pasal yang ada didalam regulasi tersebut serta sebagai Warga Negara yang taat hukum harus memahami aturan serta menerima konsekuensi jika telah melanggar regulasi. Dengan adanya regulasi akan mentertibkan pemilik izin usaha yang nantinya akan membuat dampak baik bagi pusat perbelanjaan dan toko modern. Sebaliknya jika aturan-aturan di dalam regulasi selalu dilanggar oleh toko modern Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 ini belum maksimal. Untuk itu, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi serta instansi terkait lainnya harus berani bertindak tegas dan memilah kembali terkait pemberian izin usaha toko modern. Pemberian izin semakin ketat diberlakukan agar nantinya para pemilik izin usaha tidak semena-mena dalam pendirian toko modern dan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan berhasil menjadi regulasi bagi perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern di Kabupaten Sleman.

Memperkuat koordinasi antara pihak Dinas Perindagkop dan pihak penegak Satpol PP beserta instansi terkait lainnya agar implementasi

19 Wawancara dengan Rusdi Rais, Kasi Penegak Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten

(30)

kebijakan berjalan dengan baik dikarenakan terlihat dari fakta-fakta yang ada di atas implementasi belum berjalan efektif meskipun sebuah kebijakan memiliki tujuan yang baik jika dari pihak implementator kurang memiliki pemahaman akan tugas dan fungsinya maka hasil dari pelaksanaan kebijakan menjadi kurang maksimal serta diperlukannya keseriusan dan tanggung jawab yang besar terhadap pelaksanaan kebijakan dalam melakukan implementasi kebijakan Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2012 tentang Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern agar pelanggaran dapat di atasi dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Tradisi “ Temanten Kucing ” adalah sebuah tradisi kebudayaan yang ada di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Tradisi ini merupakan sebuah

shuujoshi zo memiliki fungsi untuk mempertegas pendapat atau pertimbangan seseorang, bergumam atau berbicara sendiri tentang sesuatu yang dirasakan atau dilihat,

Pada penelitian ini, penulis membuat simulasi dari sistem keamanan yang nantinya dapat diterapkan pada sistem komunikasi Intelligent Transportation System antara OBU hingga

Sedian krim F1 tidak diberikan ekstrak herba tumbuhan balsem namun menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionebacterium acnes , hal ini terjadi karena

Hasil pengujiian hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel budaya organisasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kinerja karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu

Berdasarkan hasil-hasil yang ditemkan dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa simpula sebagai berikut. 1) Konsep penampilan kerja ternyata secra empirik dapat dijelaskan

Ley dan Splemen (1967) menemukan bahwa lebih dari 60% yang diwawancarai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan pada mereka. 2) Kualitas

Kelarutan dalam suatu obat yang bersifat asam atau basa tergantung pada pKa dari gugus fungsional yang mengion dan kelarutan intrinsik untuk bentuk terion dan bentuk tidak