• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulisan Karya Ilmiah Ilmiah Kti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penulisan Karya Ilmiah Ilmiah Kti"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS KARYA ILMIAH

“PENINGKATAN MUTU SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd

Disusun Oleh : CHYNTIA DEVI

1300060/2013

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah. Karya ilmiah ini disusun untuk mendeskripsikan tentang “Peningkatan Mutu Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini khususnya Bpk. Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd, yang telah membimbing penulis dengan sabar demi terselesaikannya karya ilmiah ini.

Penulis berharap karya ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi tambahan bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih jauh tentang karya ilmiah. Seperti kata pepatah “ Tak ada gading yang tak retak “. Penulis sadar karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan demi perbaikan karya ilmiah ini.

Padang, Desember 2013

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 2

C. Tujuan Penulisan………... 3

D. Manfaat Penulisan………. 3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sarana dan Prasarana Administrasi Pendidikan………. 4

B. Tujuan Administrasi Sarana Prasarana Pendidikan……….. 8

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sarana Prasarana……….. 9

D. Operasional Kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana………... 9

E. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Sekolah……… 15

F. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan……….. 17

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………...…… 22

(4)

Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari peranan sarana dan prasarana. Tanpa adanya sarana dan prasarana, manusia akan mengalami banyak kesulitan. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana sangat membantu tercapainya tujuan yang telah ditetaapkan agar semakin efektif dan efisien. Dengan adanya sarana dan prasarana, semua orang akan merasa terbantu dan lebih mudah dalam melakukan segala sesuatu.

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, untuk meningkatkan daya kerja yang efektif dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga sekolah maupun warga masyarakat sekitar. Lingkungan pendidikan akan bersifat positif atau negatif itu tergantung pada pemeliharaan administrasi sarana prasarana itu sendiri.

Begitu pula dalam dunia pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja. Tujuannya adalah agar proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien, serta membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada dasarnya secara kronologis operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi : perencanaan pengadaan barang, prakualifikasi rekanan, pengadaan barang, penyimpanan dan inventarisasi, pemeliharaan dan rehabilitasi, penghapusan dan penyingkiran, serta pengendalian. Seluruh rangkaian itu harus merupakan satu kesatuan yang terpadu, dan harus dihindarkan kesimpangsiuran dalam pengawasannya.

(5)

2

Fakta dan kenyataan yang ada saat ini tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang semestinya. Sarana dan prasarana yang seharusnya dibutuhkan dalam proses pendidikan kini tak lagi membantu proses pendidikan. Faktor yang menyebabkan terjadinya masalah seperti ini bisa berasal dari kepengurusan sarana dan prasarana yang simpangsiur. Masalah ini juga bisa berasal dari masyarakat sekitar yang tidak mampu menjaga sarana dan prasarana yang telah disediakan.

B. Rumusan Masalah

Dalam karya ilmiah ini yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Apa yang menyebabkan sarana dan prasarana tidak berjalan dengan tujuan yang semestinya ?

2. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana di sekolah ? 3. Bagaimana upaya peningkatan mutu pendidikan ?

4. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ? C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari karya ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui penyebab sarana dan prasarana tidak berjalan dengan tujuan yang semestinya.

2. Untuk mengetahui cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

3. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pendidikan.

4. Untuk mengetahui pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari karya ilmiah ini adalah :

(6)
(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana dan Prasarana Administrasi Pendidikan

Administrasi sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, administrasi prasarana adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan :

“Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.”

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan. Hal ini ditujukan agar senantiasa siap pakai ( ready for use ) dalam PBM sehingga proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien, guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses Belajar Mengajar ( PBM ) akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Pemerintah selalu berupaya untuk secara terus-menerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara yang berupa sarana dan prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar.

Menurut keputusan Menteri No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu :

1. Bangunan dan perabot sekolah.

(8)

2. Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium. 3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang

menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil. Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri, yang dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, bermain, berkreasi, dan lainnya.

3. Standar keagamaan jenis peralatan laboratorium, IPA, bahasa, komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tesedia.

4. Standar jumlah peralatan di atas dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan per peserta didik.

5. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku. 6. Standar buku teks pelajaran diperpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal. 7. Kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan buku teks pelajaran dinilai oleh

BSNP.

8. Standar sumber belajar lainnya dinyatakan dalam rasio jumlah sumber belajar. 9. Standar rasio luas ruang kelas dan luas bangunan dirumuskan oleh BSNP.

(9)

6

Berdasarkan data yang tercatat pada akhir Pelita III saja kekayaan tersebut nilainya berkisar satu trilyun rupiah, sehingga perlu pengamanan yang kuat mencakup pengamanan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan penghapusan. Pengamanan yang kuat dicapai melalui sistem yang antara lain diwujudkan dalam bentuk perundangan dan peraturan yang cermat, di samping ketentuan-ketentuan teknis yang telah ada. Semuanya itu akan dapat berjalan dengan arah yang tepat bila partisipasi penuh dari para personel yang ditugasi serta terkait dengan pengelolaan fasilitas pendidikan tersebut berdasar rasa tanggung jawab yang tinggi.

Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya.

1. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung. Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.

2. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, komputer, perabot, dan sebagainya. Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa dan uang.

(10)

B. Tujuan Administrasi Sarana Prasarana Pendidikan

Tujuan administrasi sarana prasarana sekolah secara umum adalah memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Adapun, tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.

2. Untuk mengupayakan sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien, sehingga keberadaannya selalu dalam keadaan siap pakai.

Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal :

1. Merencanakan, memenuhi, dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan.

3. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah. Pengelolaan sarana prasarana sekolah :

1. Direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu standar sarana prasarana

2. Dituangkan dalam rencana pokok yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya.

C. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sarana dan Prasarana

(11)

8

1. Prinsip pencapaian tujuan administrasi sarana prasarana sekolah dikatakan berhasil apabila fasilitas sekolah selalu siap pakai.

2. Prinsip efisiensi pemakaian hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan.

3. Prinsip administratif hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah. 4. Prinsip kejelasan tanggung jawab dan tugas semua anggota harus dideskripsikan

dengan jelas.

5. Prinsip kekohesifan manajemen hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.

D. Operasional Kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana

Operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan harus merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga, dan waktu.

1. Perencanaan Pengadaan Barang

Suatu kegiatan administrasi yang baik dan tidak gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Seperti L. Gulick dan Urwick pakar administrasi negara di Amerika Serikat mengemukakan tujuh macam kegiatan dalam administrasi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan, pengkoordinasian, pencatatan, dan penyusunan anggaran.

(12)

pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.

Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional dan lokal. Perencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan ini mencakup : perencanaan pengadaan tanah untuk gedung/bangunan sekolah, perencanaan pengadaan bangunan, perencanaan pembangunan bangunan, dan perencanaan perabot dan perlengakapan pedidikan.

2. Prakualifikasi Rekanan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui pembelian sebagai tindak lanjut pelaksanaan DIP/DIK dilakukan dengan sistem lelang/tender yang diikuti oleh para rekanan, untuk menghindari berbagai kemugkinan yang tidak diinginkan seperti penyalahgunaan, spekulasi, manipulasi serta perbuatan-perbuatan sembrono lainnya. Rekanan yang dapat mengikuti tender hanyalah rekanan yang bonafid atau terpercaya saja.

3. Pengadaan Barang

(13)

10

Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah di luar Depdiknas, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan, dan sebagainya.

4. Penyimpanan

Setelah pengadaan barang terealisasikan, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan ialah menampung hasil pengadaan barang tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun akan didistribusikan, disebut penyimpanan. Kegiatan penyimpanan meliputi, menerima barang, menyimpan barang dan mengeluarkan barang, sesuai ICW atau Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia Pasal 55 dan 57.

5. Inventarisasi

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya ada yang berasal dari pemerintah ada juga yang berasal dari usaha sendiri, seperti membeli, membuat sendiri, sumbangan dan sebagainya. Semua barang yang ada tersebut hendaknya diinventarisisr, melalui inventarisasi memungkinkan dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, ukuran, harga dan sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-format yang telah ditetapkan, atau mencatat semua barang inventarisasinya.

(14)

6. Penyaluran

Merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi yang satu kepada instansi yang lain. Dalam lingkungan yang sempit seperti di lingkungan sekolah, maka kegiatan penyaluran ini dapat berwujud pendistribusian atau kegiatan membagi barang sesuai kebutuhan guru dalam instansi sekolah tersebut untuk keperluan kegiatan belajar-mengajar serta perkantoran.

7. Pemeliharaan

Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap tetapi lama-kelamaan akan mengarah pada kerusakan dan kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar sarana dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur diperlukan usaha pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.

Menurut J. Mamusung (1991:80) pemeliharaan adalah :

“Suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukkan bagi kelangsungan “building” dan “equipment” serta “furniture” termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan pemugaran serta penggantian.”

(15)

12

8. Rehabilitasi

Merupakan kegiatan untuk memperbaiki barang dari kerusakan dengan tambal sulam atau penggantian suku cadangnya agar barang tersebut dapat dipergunakan lagi sehingga mempunyai daya pakai yang lebih lama.

9. Penggunaan

Penggunaan/pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab pimpinan lembaga pendidikan tersebut yang bisa dibantu oleh wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berkaitan dengan penanganan sarana dan prasarana. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana adalah penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya, kegiatan pokok sekolah hendaknya menjadi prioritas pertama, jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran, serta penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah harus jelas.

10. Penghapusan

Barang-barang yang ada dilembaga pendidikan, terutama yang berasal dari pemerintah tidak akan selamanya bisa dipergunakan untuk kepentingan pendidikan. Hal ini karena rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan lagi karena sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dan kebutuhan. Dengan keadaan seperti itu maka bbarang tersebut harus segera dihapus untuk membebaskan dari biaya pemeliharaan dan meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan tanggung jawab lembaga terhadap barang tersebut.

(16)

dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu lahan bangunan, gedung sekolah dan perlengkapan sekolah.

Penghapusan sebagai salah satu fungsi administrasi sarana pendidikan, mempunyai arti mencegah atau membatasi kerugian biaya untuk keperluan barang yang semakin buruk kondisinya, meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventaris, membebaskan satuan organisasi dari pengurusan dan pertanggungjawaban barang yang tidak produktif lagi dan membebaskan ruangan atau pekarangan kantor dari penumpukan barang yang tidak dipergunakan lagi.

11. Pengendalian

Bukanlah merupakan suatu pengaturan yang kaku dan akan sangat membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi agar merupakan koordinasi serta akselerasi bagi seluruh fungsi pengelolaan, sehingga pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.

E. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Sekolah

(17)

14

Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebagainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli menyewa, menerima hibah dan menukar bangunan.

Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah luar Depdiknas, badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.

Perspektif manajemen pendidikan berbasis sekolah adalah semua piranti yang secara langsung dipergunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Dan prasarana yaitu semua piranti yang secara tidak langsung dipergunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan : “pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien”.

F. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

(18)

Mutu sebuah sekolah dapat dilihat dari tertib administrasinya. Salah satu bentuk tertib administrasi adalah adanya mekanisme kerja yang efektif dan efisien, baik secara vertikal maupun horizontal. Dapat dilihat dari perspektif operasional, manajemen sekolah berbasis MBS dikatakan bermutu jika sumber daya manusianya bekerja secara efektif dan efisien. Mereka bekerja bukan karena ada beban atau karena diawasi secara ketat. Proses pekerjaannya pun dilakukan benar dari awal, bukan mengatasi aneka masalah yang timbul secara rutin karena kekeliruan yang tidak disengaja.

Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah disetujui bersama antara sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat maka sekolah perlu mengambil langkah proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Kepala sekolah dan guru hendaknya mendayagunakan sumberdaya pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin, menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yang dianggap efektif, dan menggunakan teori-teori yang terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, sekolah hendaknya menerapkan konsep belajar tuntas. Konsep ini menekankan pentingnya siswa menguasai materi pelajaran secara utuh dan bertahap sebelum melanjutkan ke pembelajaran topik-topik yang lain. Dengan demikian siswa dapat menguasai suatu materi pelajaran secara tuntas sebagai prasyarat dan dasar yang kuat untuk mempelajari tahapan berikutnya yang lebih luas dan mendalam.

(19)

16

dan tenaga lainnya menjadi amat terkekang dalam melaksanakan kegiatan, sehingga kegiatan tidak mencapai sasaran.

Beberapa alat yang dapat digunakan dalam perbaikan mutu pendidikan : 1. Gugah pikiran (Brainstorming), suatu alat yang digunakan dalam manajemen

mutu terpadu untuk memancing dan menghimpun sejumlah gagasan tentang isu dan masalah tertentu.

2. Jaringan kerja kemiripan, untuk mengelompokkan sejumlah gagasan, pendapat, atau bahan kajian menurut kemiripan dan keserupaannya.

3. Diagram tulang ikan, menggambarkan hubungan antara faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap suatu masalah/hasil yang diinginkan.

4. Analisis keadaan lapangan, untuk mengidentifikasi dan mediskusikan dua jeni kekuatan, yaitu mendorong dan menghambat untuk perubahan.

5. Pendiagraman, untuk mengetahui komponen yang terlibat dalam suatu proses, terutama untuk mengetahui siapa yang menjadi pelanggan dalam proses tersebut. 6. Diagram arus, untuk menggambarkan langkah suatu proses kerja yang berurutan. 7. Analisis pareto, yang memperlihatkan distribusi dan frekuensi kejadian dari

masalah yang diteliti.

Dalam upaya peningkatan mutu dapat dimulai dari pemeliharaan gedung, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah, pengaturan buku dan alat pelajaran, serta penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

1. Pemeliharaan gedung sekolah.

(20)

2. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah

Dalam pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah, semua orang ikut menggunakan secara teratur mengenai peralatan tersebut. Peralatan sekolah hendaknya serasi dengan interest kebutuhan dan kematangan anak. Ukuran peralatan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan murid, dan semua kelas hendaklah tidak diberi peralatan yang sama persis.

3. Pengaturan buku dan alat pelajaran

Dalam pengaturan buku dan alat pelajaran, yang harus diperhatikan diantaranya menyampuli buku untuk mencegah kerusakan buku agar buku tambah menarik, melakukan perbaikan buku untuk menanamkan rasa tanggung jawab, disiplin memberantas organisme, rasa hormat dan menghargai orang lain. Dalam pengaturannya harus menempatkan alat yang baru dipakai hendaklah dapat tersusun dengan rapi pada tempat semula, dan membersihkan dan menjaga alat peraga dari kotoran yang dapat masuk.

4. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah

Untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah, harus menyediakan dan melakukan pemilihan buku perpustakaan, melakukan penyusunan dan pencatatan dalam perpustakaan, serta menyediakan ruang buku, ruang baca dan ruang untuk pegawai perpustakaan.

(21)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan. Administrasi sarana prasarana sekolah bertujuan untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien.

Upaya untuk meningkatkan mutu sarana prasarana yang telah hilang adalah dengan kerjasama antara pemerintah dengan pihak sekolah serta masyarakat setempat agar sarana prasarana yang seharusnya kita butuhkan tetap ada dan mampu menunjang pembelajaran di sekolah. Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan oleh siswa-siswa di sekolah itu sendiri.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka sebaiknya pemerintah mampu mengelola dan mengatur dalam penggunaan sarana dan prasarana terlebih di sekolah. Hal ini dikarenakan sarana prasarana merupakan salah satu keperluan dalam berjalannya Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Pihak sekolah dan para pengguna sarana dan prasarana juga diharapkan mampu menjaga dengan baik sarana dan prasarana yang telah disediakan disekitar lingkungan tersebut. Sebagai seorang personal administrasi pendidikan berusahalah untuk belajar dan belajar lagi lebih giat dalam memahami dan mendalami administrasi sarana dan prasarana demi terwujudnya tujuan dari pendidikan nasional.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta : CV. Rajawali.

Danim, Sudarwan. 2012. Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Daryanto, M. 2011. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah : Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Gunawan, Ary. H. 2002. Administrasi Sekolah : Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta : Rineka Cipta.

Mulyadi, E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Mulyasana, Dedi. 2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Prihatin, Eka. 2011. Teori Admnistrasi Pendidikan. Bandung : ALFABETA.

Soepardi, Imam.1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : FKIP Universitas Jember.

Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1993. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Surachmad, Winarno. Administrasi Sekolah. Jakarta : PT. Rais Utama.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Syafril dan Zelhendri Zen. 2012 . Pengantar Pendidikan. Padang : Sukabina Press. Tim Pengembangan MKDK. 1991. Administrasi Pendidikan. Semarang : IKIP

(23)

20

http://ayahalby.files.wordpress.com/administrasi-sarana-dan-prasarana-pendidikan/, diakses 6 Desember 2013.

http://dedyenha.blogspot.com/2012/06/makalah-administrasi-sarana-dan.html/, diakses 6 Desember 2013.

http://docs.google.com/file/d/0B6aC4A7EcCajTzU2UEVQWnJIcIE/edit?pli=1, diakses 6 Desember 2013.

http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/2/administrasi-sarana-dan-prasarana-pendidikan/, diakses 7 Desember 2013.

http://www.gudangmaterikuliah.blogspot.com/2012/05/administrasi-sarana-dan-prasarana.html/, diakses 7 Desember 2013.

http://makalah-pendidikan-pendidikanpaper.blogspot.com/2011/01/administrasi-sarana-dan-prasarana.html/, diakses 7 Desember 2013.

http://nurfatihah.blogspot.com/2012/12/administrasi-sarana-dan-prasarana.html/, diakses 7 Desember 2013.

http://sd9ngringo.ppl.fkip.uns.ac.id/2011/09/13/administrasi-dan-sarana-prasarana-sekolah/, diakses 7 Desember 2013.

http://yesisaadah84.wordpress.com/tugas-sim-pendidikan-3/tugas-kepala-sekolah-dan-guru/, diakses 8 Desember 2013.

http://www.academia.edu/4076913/

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dari fakta hukum yang telah dipertimbangkan di atas, menurut Mahkamah terdapat pelanggaran-pelanggaran hak-hak perseorangan untuk menjadi calon ( right to be candidate )

Hal tersebut terjadi akibat lampu pijar dalam rangkaian listrik tertutup yang berarti bahwa arus listrik dapat mengalir dari sumber energi (baterai), menuju ke lampu pijar dan

Sasaran masyarakat dari program kreatifitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKMM) adalah anak usia dini di Paud Sekar Nagari Unnes. Kawasan Unnes adalah kawasan yang telah

• Sumber-sumber energi akan dikelola negara (tambang minyak, gas, mineral dan industri yang terkait dengannya) • Penghematan energi lebih

Meski dalam kegiatan proses belajar mengajar masih monoton dengan banyak menggunakan metode yang masih konvensional dan pemanfaatan media yang secara cukup sederhana,

Diterapkannya Manajemen Kelas Manajemen Kelas Melalui Beberapa Aspek dalam Pembelajaran Fiqh di MA Darul Huda Wonodadi

Standar mutu yang digunakan adalah berdasarkan standar Dikti, standar akreditasi, dan standar BJM Unsyiah, yang secara umum mencakup data tentang: visi, misi, tujuan

Dalam pangkalan data tersebut dapat digali (data mining) untuk menghasilkan informasi atau pengetahuan berharga dengan suatu pendekatan seperti teknik klasifikasi, klusterisasi dan