• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

0

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 8/PUU-IX/2011 PERKARA NOMOR 124/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 125/PHPU.D-IX/2011

PERIHAL

PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (PASAL 6 DAN PASAL 25) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945 DAN

PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN 2011

ACARA

PENGUCAPAN PUTUSAN

J A K A R T A

(2)

1 MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA --- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 8/PUU-IX/2011 PERKARA NOMOR 124/PHPU.D-IX/2011 PERKARA NOMOR 125/PHPU.D-IX/2011 PERIHAL

- Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Pasal 6 dan Pasal 25)

- Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten

Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 PEMOHON

- Mudhofir, Parulian Sianturi, Edward P. Marpaung, Markus S. Sidauruk, Supardi, Herikson Pakpahan, dr.

Zulkifli S. Ekomei, Elly Rosita Silaban, Nikasi Ginting, Ully Nursia Pakpahan, dan Lundak Pakpahan (Perkara Nomor 8/PUU-IX/2011)

- Dharma Oratmangun, Josepus Kulalean, Lukas Uwuratuw, Junus Fredrik Batlajery, Paulus Koritelu, dan

Timotheus Futwembun (Perkara Nomor 124/PHPU.D-IX/2011)

- Isai Wuritimur dan Lukas Angwarmase (Perkara Nomor 125/PHPU.D-IX/2011)

TERMOHON

- KPU Kabupaten Maluku Tenggara Barat

ACARA

- Pengucapan Putusan

Jumat, 23 Desember 2011, Pukul 09.23-10.50 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Moh. Mahfud MD (Ketua)

2) Anwar Usman (Anngota)

3) Maria Farida Indrati (Anggota)

4) M. Akil Mochtar (Anggota)

5) Achmad Sodiki (Anggota)

6) Hamdan Zoelva (Anggota)

7) Muhammad Alim (Anggota)

Mardian Wibowo Panitera Pengganti

Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti

(3)

2 Pihak yang hadir:

A. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 8/PUU-IX/2011 1) Budiyono

2) Gusmawati Azhar 3) Muchtar Pakpahan 4) Sabinus Moa

5) Yuliana Putri

B. Pemohon Perkara Nomor 124/PHPU.D-IX/2011 1) Dharma Oratmangun

C. Pemohon Perkara Nomor 125/PHPU.D-IX/2011 1) Isai Wuritimur

D. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 124, 125/PHPU.D-IX/2011 1) Heru Widodo 2) M. Raja Simanjuntak 3) Subagiyanto 4) Supriyadi Adi E. Pemerintah 1) Budiman 2) Erik 3) Iwan Setiawan 4) Mualimin Abdi 5) Rita Adriyati 6) Wibisono Prayitno F. DPR 1) Agus Trimorowulan 2) Dahlia Bahanan

G. Termohon Perkara Nomor 124, 125/PHPU.D-IX/2011 1) Johanna j. J. Lololuan

2) Dominikus Torimtubun 3) Polikarpus Lalamafu

(4)

1 H. Kuasa Hukum Termohon Perkara Nomor 124, 125/PHPU.D-IX/2011 1) Anthoni Hatane

2) Jopie Stenly Nasarany 3) Lattif Lahane

4) Tanda Perdamaian Nasution

I. Kuasa Hukum Pihak Terkait Perkara Nomor 124, 125/PHPU.D-IX/2011

1) Diarson Lubis

2) Sugeng Teguh Santoso 3) Yanuar P. Wasesa

(5)

2 1. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Sidang Mahkamah Konstitusi untuk pengucapan putusan dalam perkara sengketa pemilukada dan pengujian undang-undang, masing-masing bernomor 8/PUU-IX/2011, 124/PHPU.D-IX/2011, dan 125/PHPU.D-IX/2011, dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Pemohon Perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 8, silakan perkenalkan diri! Hadir?

2. KUASA HUKUM PEMOHON NOMOR 8: SABINUS MOA

Terima kasih, Yang Mulia. Yang hadir saya, Sabinus Moa, S.H. (Kuasa Pemohon). Terima kasih.

3. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Baik. Kemudian, Pemohon PHPU Nomor 124 sengketa pemilu kepala daerah.

4. KUASA HUKUM PEMOHON: HERU WIDODO

Terima kasih, Yang Mulia. Pemohon 124 sekaligus 125 hadir Kuasanya, saya Heru Widodo, sebelah kanan saya Supriyadi, kemudian paling kanan Subagiyanto. Kemudian Prinsipal Nomor 124 hadir Bapak Dharma Oratmangun, Prinsipal 125 hadir Bapak Isai Wuritimur. Terima kasih, Yang Mulia.

5. KETUA: MOH. MAHFUD MD Ya. Pemerintah?

6. PEMERINTAH: MUALIMIN ABDI

Terima kasih, Yang Mulia. Assalamulaikum wr. wb. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Pemerintah hadir, saya Mualimin Abdi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sebelah kiri saya ada Pak Budiman dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kemudian di sebelah kiri lagi kawan-kawan dari Jamsostek, Pak Iwan Setiawan dan Pak

SIDANG DIBUKA PUKUL 09.23 WIB

(6)

3 Wibisono Prayitno. Kemudian di belakang ada Saudara Erik dan Rita Adriyati dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Terima kasih, Yang Mulia. 7. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Ya. Kemudian, DPR.

8. DPR: AGUS TRIMOROWULAN

Terima kasih, Majelis Hakim yang kami muliakan. Dari DPR hadir saya sendiri Agus Trimarowulan dan rekan saya sebelah kiri, Dahlia Bahnan. Terima kasih, Yang Mulia.

9. KETUA: MOH. MAHFUD MD Oke. Kemudian, Termohon.

10. KUASA HUKUM TERMOHON: ANTHONI HATANE

Yang Mulia Majelis Hakim, yang hadir Kuasa Termohon untuk Perkara 124 dan 125 yaitu saya Anthoni Hatane dan di sebelah kanan saya, Lattif Lahane. Terima kasih, Yang Mulia.

11. KETUA: MOH. MAHFUD MD Terkait?

12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: SUGENG T. SANTOSO

Terima kasih, Yang Mulia. Pihak Terkait 124 dan 125 PHPU diwakili oleh saya, Sugeng Teguh Santoso.

13. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Oke, baik. Kita mulai dulu dari 125, berjalan mundur. Bismillahirrahmaanirrahiim.

(7)

4 PUTUSAN

Nomor 125/PHPU.D-IX/2011

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Tahun 2011, yang diajukan oleh:

[1.2] 1. Nama : Isai Wuritimur, S.H., M.H. Tempat/Tanggal Lahir : Seira, 15 November 1957 Pekerjaan : Karyawan PT. Telkom Indonesia Alamat : Jalan STO Raya Blok B-3

Nomor 92 RT 006/RW 001, Desa Peccarakang, Kecamatan Biring Kanaya, Kota Makasar 2. Nama : Angwarmase Lukas, BCKN.

Tempat/Tanggal Lahir : Amdasa, 5 November 1956 Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Desa Urimeseng, Kecamaran Nusaniwe, Kota Ambon

Bakal Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 10 Desember 2011 memberi kuasa kepada Heru Widodo, S.H., M.Hum, Supriyadi Adi, S.H., M. Raja Simanjuntak, S.H., Dhimas Pradana, S.H., dan Subagiyanto, S.H., selaku Advokat dan Konsultan Hukum yang berkedudukan hukum pada HERU WIDODO LAWFIRM (HWL), Legal

Solution and Beyond, yang beralamat di Gedung ARVA Lantai 4,

Jalan Cikini Raya Nomor 60 FGMN, Menteng, Jakarta 10330, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Pemohon; Terhadap:

[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat, berkedudukan hukum di Jalan Ir. Soekarno, Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 12 Desember 2011 memberi kuasa kepada Anthoni Hatane, S.H., M.H., Tanda Perdamaian Nasution, S.H., Lattif Lahane, S.H., dan Jopie Stenly Nasarany, S.H. selaku advokat pada LAW OFFICE: HATANE & ASSOCIATES, Jalan Cendrawasih Nomor 24, Kelurahan Rijali,

(8)

5 Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, yang dalam perkara ini memilih berkedudukan hukum di Jalan Masjid Abidin Nomor B4, Kompleks Imigrasi, Pondok Bambu, Jakarta Timur, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Termohon; [1.4] 1. Nama : Drs. Bitzael Salfester Temma

Pekerjaan : Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Alamat : Kelurahan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Bara

2. Nama : Petrus Paulus Werembinan Taborat, S.H.

Pekerjaan : Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Alamat : Kelurahan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, Nomor Urut 2;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 10 Desember 2011 memberi kuasa kepada Sugeng Teguh Santoso, S.H., Yanuar Prawira Wisesa, S.H., M.Si., M.H., Diarson Lubis, S.H., dan Simeon Petrus, S.H. selaku advokat yang tergabung dalam Tim Advokat “BeST POWER” yang berkedudukan hukum di Jalan Deplu Raya Nomor 15B, Bintaro, Jakarta Selatan 12330, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan dari Pemohon;

Mendengar keterangan dari Pemohon;

Mendengar keterangan dan membaca jawaban tertulis dari Termohon;

Mendengar dan membaca keterangan tertulis dari Pihak Terkait; Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Mendengar keterangan ahli dan saksi dari Pemohon serta para saksi Termohon dan Pihak Terkait;

Membaca Keterangan Tertulis dari Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait

(9)

6 14. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

3. PERTIMBANGAN HUKUM

[3.1] Menimbang bahwa permasalahan utama permohonan Pemohon adalah keberatan atas Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide

bukti P-2) dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 14/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Peserta Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, tertanggal 13 September 2011 (vide bukti P-5 = bukti T-4);

[3.2] Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok permohonan, Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Mahkamah), terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Kewenangan Mahkamah mengadili permohonan a quo;

2. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan a quo;

3. Tenggang waktu pengajuan permohonan.

Terhadap ketiga hal dimaksud, Mahkamah berpendapat sebagai berikut:

Kewenangan Mahkamah

[3.3] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226, selanjutnya disebut UU MK),

junctis Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844, selanjutnya disebut UU Pemda), Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah adalah memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;

(10)

7 Semula, berdasarkan ketentuan Pasal 106 ayat (1) dan ayat

(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437, selanjutnya disebut UU 32/2004), keberatan berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon diajukan ke Mahkamah Agung. Kewenangan Mahkamah Agung tersebut, dicantumkan lagi dalam Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4480) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ditentukan, “Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945”;

Pasal 236C UU 12/2008 menetapkan, “Penanganan sengketa hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak

Undang-Undang ini diundangkan”;

Pada tanggal 29 Oktober 2008, Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Mahkamah Konstitusi bersama-sama telah menandatangani Berita Acara Pengalihan Wewenang Mengadili, sebagai pelaksanaan Pasal 236C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 di atas.

[3.4] Menimbang bahwa oleh karena permohonan Pemohon adalah sengketa Pemilukada, yakni Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat maka Mahkamah berwenang untuk mengadili permohonan a quo.

(11)

8 Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

Dalam Eksepsi

[3.5] Menimbang bahwa terhadap kedudukan hukum Pemohon, Termohon mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan Pemohon bukan merupakan Pasangan Calon dalam Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 sebagaimana diatur dalam Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004, Pasal 3 dan Pasal 4 PMK 15/2008.

Bahwa terhadap eksepsi Termohon tersebut, menurut Mahkamah untuk menilai kedudukan hukum (legal standing)

Pemohon untuk mengajukan permohonan tidak semata-mata didasarkan pada dua peraturan tersebut. Mahkamah antara lain dalam Putusan Nomor 196-197-198/PHPU.D-VIII/2010, tertanggal 25 November 2010, Putusan Nomor 82/PHPU.D-IX/2011, tertanggal 22 Agustus 2011, dan Putusan Nomor 91-92/PHPU.D-IX/2011, tertanggal 21 September 2011 telah memberikan kedudukan hukum kepada Pemohon yang bukan sebagai Pasangan Calon. Pertimbangan Mahkamah dalam putusan-putusan a quo

memberikan kedudukan hukum kepada bakal pasangan calon antara lain didasarkan pada alasan yaitu: Pertama, Termohon telah melakukan pelanggaran terhadap hak-hak warga negara untuk dipilih sebagaimana dijamin dalam Pasal 27 dan Pasal 28 UUD 1945. Kedua Termohon telah melanggar atau tidak melaksanakan ketentuan yang disyaratkan oleh Undang-Undang. Lagi pula, Mahkamah dalam Putusan Nomor 41/PHPU.D-VI/2008, bertanggal 2 Desember 2008 telah berpendirian bahwa Mahkamah mempunyai kewenangan untuk menilai pelanggaran-pelanggaran yang terjadi “dalam proses Pemilukada”. Salah satu pelanggaran dalam proses Pemilukada yang dapat dinilai oleh Mahkamah, yaitu pelanggaran tentang “persyaratan menjadi calon” yang bersifat prinsip dan dapat diukur. Setelah Mahkamah mempelajari bukti-bukti yang diajukan para pihak, Mahkamah menemukan adanya hambatan bagi Pemohon untuk mencalonkan diri dan ditetapkan sebagai pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam Pemilukada Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 sehingga menghilangkan hak-hak konstitusional Pemohon untuk dipilih. Oleh karena itu, walaupun Pemohon adalah bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat, namun perlu diberi kedudukan hukum (legal standing) terhadap permohonan ini;

[3.6] Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, menurut Mahkamah, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal

(12)

9 Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan

[3.7] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) UU 32/2004 dan Pasal 5 ayat (1) PMK 15/2008, tenggang waktu untuk mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan suara Pemilukada ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan;

[3.8] Menimbang bahwa hasil penghitungan suara Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat ditetapkan oleh Termohon berdasarkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati di Tingkat Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 Oleh Komisi Pemilihan Umum Maluku Tenggara Barat (Model DB-KWK.KPU) beserta lampirannya (vide bukti P-1) dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, keduanya bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-2). Dengan demikian, tenggang waktu tiga hari kerja setelah penetapan hasil penghitungan suara oleh Termohon dalam perkara

a quo adalah hari Senin, 28 November 2011, hari Selasa, 29

November 2011, dan hari Rabu, 30 November 2011;

[3.9] Menimbang bahwa permohonan Pemohon diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada hari Rabu, 30 November 2011 berdasarkan Akta Penerimaan Berkas Permohonan Nomor 437/PAN.MK/2011. Dengan demikian, permohonan Pemohon masih dalam tenggang waktu pengajuan permohonan yang ditentukan peraturan perundang-undangan;

[3.10] Menimbang bahwa karena Mahkamah berwenang untuk mengadili permohonan a quo, Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal

standing), dan permohonan diajukan dalam tenggang waktu yang

ditentukan, maka Mahkamah lebih lanjut akan mempertimbangkan pokok permohonan;

15. HAKIM ANGGOTA: ACHMAD SODIKI Pendapat Mahkamah

Dalam Eksepsi

[3.11] Menimbang bahwa terhadap eksepsi Termohon mengenai kedudukan hukum (legal standing) Pemohon telah dipertimbangkan dalam paragraf [3.5] di atas, sehingga mutatis mutandis dianggap telah dipertimbangkan dalam pendapat Mahkamah ini;

(13)

10 Dalam Pokok Permohonan

[3.12] Menimbang bahwa Pemohon keberatan terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 14/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Peserta Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011, dengan dalil sebagai berikut:

1. Bahwa pada awalnya Koalisi Galaxy mengajukan Pasangan Calon Seferinus Fenanlampir dan Johanis Seralarat, namun pada tanggal 15 Agustus 2011 yang bersangkutan mengundurkan diri, sehingga Koalisi Galaxy mengganti pasangan calon (vide bukti P-17);

2. Bahwa pada tanggal 21 Agustus 2010 Koalisi Galaxy menemui Termohon untuk mengajukan penggantian pasangan calon, dengan mengusung Pemohon. Proses penggantian bakal pasangan calon tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang;

3. Bahwa Termohon tidak menerima penggantian pasangan calon yang dilakukan Koalisi Galaxy dengan alasan Pasangan Calon Seferinus Fenanlampir dan Johanis Seralarat belum menyatakan kepada Termohon akan mengundurkan diri;

4. Bahwa pada tanggal 21 Agustus 2011, Seferinus Fenanlampir, S.E. dan Johanis Seralarat yang telah mengundurkan diri, tetap melengkapi berkas pencalonan tanpa melibatkan Koalisi Galaxy;

5. Bahwa terhadap penolakan Termohon atas penggantian bakal pasangan calon yang dilakukan Koalisi Galaxy, Pemohon mengajukan laporan kepada Panwaslu Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara tertulis pada tanggal 26 Agustus 2011 yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Rekomendasi Panwaslukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 01/Lap/Panwaslu Kada MTB/lX/2011 tertanggal 2 September 2011, yang pada pokoknya merekomendasi Termohon untuk tetap memproses kembali pengajuan Bakal Pasangan Calon Baru disertai dengan kelengkapan dokumen persyaratan Bakal Pasangan Calon yang telah diajukan sebelumnya oleh Koalisi Galaxy kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada tanggal 21 Agustus 2011. Namun rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan oleh Termohon (vide

(14)

11 6. Bahwa setelah menerima rekomendasi Panwaslukada,

Pemohon dan Tim Koalisi Galaxy mencoba menyampaikan rekomendasi tersebut secara langsung kepada Termohon, namun Termohon menyatakan tidak sempat untuk mengkajinya karena Termohon akan melakukan perjalanan ke luar kota;

7. Bahwa pada tanggal 13 September 2011 Termohon mengeluarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 14/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Peserta Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat tahun 2011, yang tidak mengikutsertakan Pasangan Calon yang diusulkan Koalisi Galaxy, dengan alasan tidak memenuhi syarat minimal dukungan 15% suara sah, karena berkas beberapa partai politik pada Koalisi Galaxy dinilai bermasalah;

8. Bahwa Pemohon dan Koalisi Galaxy tidak pernah menerima pemberitahuan dari Termohon perihal kekurangan berkas 3 (tiga) partai politik yang ternyata dituangkan oleh Termohon dalam Surat KPU Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 96/270/KPU-MTB/IX/2011 perihal Pemberitahuan Hasil Penelitian Ulang, bertanggal 3 September 2011 (vide bukti T-14), Pemohon dan Koalisi Galaxy mengetahui adanya kekurangan tersebut pada tanggal 12 September 2011 yang merupakan batas akhir perbaikan berkas, secara lisan dari Termohon;

9. Bahwa Pemohon menempuh upaya hukum dengan menggugat Termohon melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon sebagaimana terdaftar dalam Register Perkara Nomor 16/G/PTUN-ABN, dengan Objek Gugatan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 14/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Peserta Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011;

10. Bahwa terhadap gugatan Pemohon, PTUN Ambon kemudian menjatuhkan Penetapan Pendahuluan Nomor 16/G/2011/PTUN-ABN tertanggal 10 November 2011, yang isinya memerintahkan Termohon untuk menunda pelaksanaan dan tindak lanjut Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 14/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Peserta Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011;

11. Bahwa Penetapan PTUN Ambon tersebut tidak diindahkan oleh Termohon (vide bukti T-38 dan bukti T-39 Perkara Nomor 124/PHPU.D-IX/2011, berupa Berita Acara Rapat Pleno KPU MTB untuk Tidak Melaksanakan Penetapan Pendahuluan

(15)

12 Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor 16/G/2011/PTUN-ABN dan Daftar Hadir Pleno KPU MTB untuk tidak melaksanakan Penetapan Pendahuluan Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor 16/G/2011/PTUN-ABN). Termohon tidak menindaklanjuti penetapan dimaksud dengan alasan, baru menerima salinan penetapan pada tanggal 14 November 2011, yang telah memasuki tahapan masa tenang. Padahal sidang pengucapan Penetapan Pendahuluan dihadiri oleh Kuasa Termohon.

Untuk membuktikan dalilnya Pemohon mengajukan bukti P-1 sampai dengan bukti P-29, serta mengajukan seorang ahli dan empat orang saksi yang telah memberikan keterangan di persidangan pada tanggal 15 Desember 2011, 19 Desember 2011, dan 20 Desember 2011 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

Ahli

Dr. Maruarar Siahaan, S.H.

- Telah ada yurispudensi Mahkamah Konstitusi tentang the right

to be candidate, bahwa Mahkamah Konstitusi harus melakukan

civic education agar penyelenggara bersikap profesional, dan

bahwa bakal pasangan calon memiliki legal standing, jika penyelenggara Pemilu tanpa alasan yang jelas menyisihkan bakal pasangan calon.

- Jika dibiarkan maka akan terjadi perampasan the right to be

candidate, dan hal itu merupakan hak asasi manusia. Hak asasi

manusia dalam susunan hak konstitusi berkedudukan sebagai

supra-constitutional norm;

- Jika terjadi kesengajaan untuk menghambat pasangan calon untuk mencalonkan diri, bisa terjadi dua hal. Pertama, Termohon memiliki kepentingan sendiri, lepas dari kepentingan KPU kabupaten sebagai penyelenggara. Kedua, terjadinya pelanggaran prinsip kepastian hukum, yang merupakan indikator dari unprofessional conduct;

- Pengabaian putusan pengadilan tata usaha negara merupakan unsur melawan hukum. Jika hasil dari proses yang melawan hukum tetap diterima, pemimpin yang dipilih tidak memiliki legitimasi. Jika diabaikan, akan terjadi public distrust. Termohon beralasan tidak melaksanakan putusan pengadilan tata usaha negara karena penetapan sudah dekat dengan hari pemungutan suara, dari putusan Mahkamah Konstitusi terdahulu hal ini tidak menjadi alasan;

- Jika pencalonan Pemohon sebagai peserta Pemilu ditolak oleh KPU dengan alasan yang tidak berdasar, maka untuk memulihkan hak asasi Pemohon, hasil pemilu perlu dibatalkan,

(16)

13 dan kemudian mengikutsertakan Pemohon jika syarat-syaratnya dipenuhi;

Saksi

1. Drs. Guido Safrunin

- Pada tanggal 7 Agustus 2011, Koalisi Galaxy memasukkan berkas pendaftaran pasangan calon Seferinus Fenanlampir, S.E., dan Johanis Seralarat;

- Dari hasil verifikasi tanggal 14 Agustus 2011 berkas dikembalikan karena ada lima Partai Politik yang tanda tangannya tidak sesuai dengan surat keputusan yang ada pada KPU yaitu PPPI, Pakar Pangan, PDS, PKPI, dan PPDI;

- Pasangan calon Seferinus Fenanlampir, S.E., dan Johanis Seralarat di hadapan Rapat Pleno menyatakan mengundurkan diri.

- Pada tanggal 21 Agustus 2011 pukul 22.00 WIT, Koalisi Galaxy mendaftarkan Pemohon, namun ditolak secara lisan, dengan alasan calon pertama masih bisa memenuhi persyaratan;

- Pada tanggal 26 Agustus 2011 dibuat laporan kepada Panwaslukada. Pada tanggal 2 September 2011 Panwaslu mengeluarkan rekomendasi, untuk menerima pendaftaran Pemohon dan tidak memproses pasangan calon Seferinus dan Johanis;

- Rekomendasi Panwaslu dibawa kepada Termohon pada tanggal 2 September 2011, namun Termohon menolak, dengan alasan rekomendasi tidak sempat dikaji, dan Anggota KPU Kabupaten MTB akan berangkat ke luar kota

- Pada tanggal 12 September 2011 pukul 10.00 WIT, Koalisi Galaxy menyampaikan berkas perbaikan pencalonan Pemohon kepada Termohon. Namun disebutkan bahwa ada tiga partai pengusung yang bermasalah, yaitu PPPI, Pakar Pangan dan PPDI;

- Pemohon mengajukan sengketa ke PTUN Ambon, Penetapan Pendahuluan PTUN dibacakan pada tanggal 10 November 2011; 2. Jack Isack Olingmatin

- Massa konstituen yang mengusung Pemohon megawal rekomendasi Panwas. Akibatnya massa merusak kantor KPU Kabupaten MTB pada tanggal 15 Agustus 2011;

- Massa yang merusak kantor Termohon masih ditahan di Polres dan ada tujuh orang yang belum dibebaskan;

- Saat Pemohon akan mengurus SKCK di Polres, diminta untuk mengurus di Polda Maluku;

- Saat Pemohon mengurus surat di pengadilan negeri dikatakan bahwa percuma mengurusi surat dari pengadilan negeri karena tidak akan lolos;

(17)

14 - Saksi juga mendengar ada pernyataan dari Ketua dan Anggota

KPU bernama Drs. Detorin Tubun bahwa ”koalisi parpol bisa lolos, tapi pasangannya bukan Isai Wuritumur dan Lukas Angwarmase”;

- Pemohon Isai Wuritimur berasal dari kecamatan yang merupakan basis PDIP.

3. Jeremias A. Fenanlampir

- Ada kepentingan balas budi dari Ketua KPU terhadap Bupati

incumbent;

- Ketua KPU Kabupaten MTB adalah keponakan Bupati

incumbent;

- Suami Ketua KPU Kabupaten MTB merupakan anggota DPRD dari PNBK yang berkoalisi dengan PDIP;

- Bupati incumbent berasal dari satu daerah yang sama dengan Ketua KPU Kabupaten MTB yaitu Kecamatan Selaru.

4. Hendrikus Jauhari Oratmangun

- Saksi mendengar dari Guido Safruni bahwa pergantian pasangan calon ditolak oleh KPU kabupaten dengan alasan calon pertama masih memenuhi syarat.

Terhadap dalil Pemohon a quo, Termohon menyampaikan bantahan yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut: - Keputusan Termohon telah tepat karena pada tahapan pertama

Koalisi Galaxy yang mengusung Pemohon telah lebih dahulu mendaftarkan pasangan calon Seferinus Fenanlampir, S.E., dan Johanis Seralarat, pendaftaran dimaksud telah sesuai dengan UU Pemerintahan Daerah

- Penggantian pasangan calon yang diajukan pada tanggal 21 ;Agustus 2011, jam 22:00 WIT, oleh sebagian besar Partai Koalisi, bertentangan dengan Pasal 7 ayat (1), dan ayat (3) Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010, karena itu pendaftaran tidak dapat diterima. Pasangan calon Seferinus Fenanlampir, S.E., dan Johanis Seralarat telah dinyatakan memenuhi persyaratan, kecuali persyaratan yang harus dipenuhi oleh partai politik, sehingga tidak dapat digugurkan atau diganti dengan pasangan calon lain. Hal ini juga sesuai dengan Pasal 39 huruf d, huruf e, dan huruf f. Seferinus Fenanlampir dan Johanis Seralarat tidak pernah mengajukan surat pengunduran diri secara resmi kepada Termohon;

- Pada verifikasi tahap kedua, Termohon mendapati dua partai politik yaitu PPDI (721 suara) dan PPPDI (386 suara), yang tidak melengkapi berkas sebagaimana diminta oleh Termohon. Dengan demikian kedua partai tersebut tidak memenuhi syarat untuk mengusung bakal Pasangan Calon, oleh karenanya perolehan suara kedua partai tersebut harus dikeluarkan dari

(18)

15 perolehan suara Koalisi Galaxy, sehingga bakal pasangan calon yang diusulkan oleh Koalisi Galaxy tidak memenuhi syarat dukungan minimal 15% suara sah;

- Rekomendasi Panwaslukada Kabupaten MTB yang disampaikan kepada Termohon pada tanggal 02 September 2011 telah melampaui batas waktu penggantian bakal pasangan calon yaitu seharusnya disampaikan pada tanggal 15 sampai dengan 21 Agustus 2011;

- Termohon menerima salinan Penetapan Pendahuluan PTUN Ambon Nomor 16/G/2011/PTUN.ABN pada tanggal 14 November 2011 yang telah memasuki masa tenang, serta Termohon telah selesai mencetak surat suara, sehingga Termohon tidak dapat melaksanakan Penetapan PTUN karena akan terjadi pemborosan keuangan negara.

Untuk membuktikan bantahannya, Termohon mengajukan bukti T-1 sampai dengan bukti T-23, dan 2 (dua) orang saksi yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1) Paulus Jambormias

(Keterangan tertulis dianggap telah dibacakan). 2) Dominikus Torimtubun

(Keterangan tertulis dianggap telah dibacakan). Silakan.

16. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Terhadap permohonan Pemohon, Pihak Terkait menyampaikan keterangan yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Pemohon tidak pernah memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan tidak pernah terdaftar sebagai bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat 2011 di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

- Seferinus Fenanlampir, S.E., dan Johanis Seralarat tidak pernah mengajukan pengunduran diri secara tertulis untuk diganti dengan Termohon sebagai pasangan calon dari Koalisi Galaxy; - Ada rekomendasi Panwaslu Nomor

01/LAP/PANWASLUKADA-MTB/VIII/2011, tanpa tanggal, dalam poin 3 tentang Pembahasan dan Kajian butir ke 6 menyatakan secara tegas dan jelas Seferinus Fenanlampir, S.E., dan Johanis Seralarat tetap berproses dalam pencalonan dengan melengkapi dokumen persyaratan lain;

(19)

16 - Penggantian Pasangan Calon yang hendak dilakukan oleh

Koalisi Galaxy bertentangan dengan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

- Termohon telah melakukan/melaksanakan penelitian ulang (terakhir), ternyata terdapat 2 (dua) partai politik dari Koalisi Galaxy yang tidak memenuhi syarat, dengan demikian maka bakal pasangan calon yang diusulkan oleh partai-partai koalisi (Koalisi Galaxy) tidak memiliki syarat dukungan minimal 15 % suara sah dari total suara sah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

- Rekomendasi Panwaslukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang disampaikan kepada Termohon (KPU Maluku Tenggara Barat) pada tanggal 02 September 2011 telah melampaui batas waktu penggantian bakal pasangan calon yaitu seharusnya disampaikan pada tanggal 15 sampai dengan 21 Agustus 2011.

Pihak Terkait mengajukan bukti PT-1 sampai dengan bukti PT-13, serta mengajukan 14 orang saksi.

[3.13] Menimbang bahwa sebelum Mahkamah memberi penilaian terhadap fakta dan hukum sebagaimana yang terungkap dalam persidangan serta bukti-bukti yang diajukan para pihak, Mahkamah terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Pasal 60 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (UU Pemda) menentukan, “Apabila pasangan calon belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dan/atau Pasal 59, partai politik atau gabungan partai politik yang mengajukan calon diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon atau mengajukan calon baru paling lambat 7 (tujuh) hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPUD”;

2. Bahwa Pasal 45 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 06 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (PP 49/2008), secara tegas menetapkan, bahwa:

(20)

17 Ayat (1):

”Apabila berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, bakal pasangan calon belum memenuhi syarat Calon atau ditolak oleh KPUD, partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan bakal pasangan calon yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta lampirannya atau mengajukan calon baru”;

Ayat (2):

”Kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta lampirannya atau mengajukan calon baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya surat pemberitahuan hasil penelitian”.

3. Bahwa ketentuan Pasal 40 ayat (1) huruf b Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Peraturan KPU 13/2010), secara tegas menetapkan : "Hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

diberitahukan secara tertulis kepada calon partai politik dengan tembusan pimpinan partai politik, gabungan partai politik yang mengusulkan, atau calon perseorangan paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal penutupan pendaftaran Pasangan Calon, dengan ketentuan:

a) ...

b) Apabila pasangan calon partai politik/gabungan partai politik belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, partai politik atau gabungan partai politik yang mengajukan calon diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon atau mengajukan calon baru paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota". Bahwa dari ketentuan tersebut, maka bakal pasangan calon Parpol atau Gabungan Parpol dibenarkan dan diperbolehkan untuk melengkapi berkas, dan juga membuka peluang bagi parpol atau gabungan parpol untuk mengganti pasangan calon. Berdasarkan ketentuan a quo, maka batas waktu penggantian yaitu tujuh hari sejak adanya Surat KPU Maluku Tenggara Barat Nomor 270/75/KPU-MTB/VIII/2011 bertanggal 14 Agustus 2011, yaitu tanggal 21 Agustus 2011;

(21)

18 Bahwa sesuai fakta yang tidak dibantah oleh Termohon, Pemohon mengajukan penggantian bakal pasangan calon pada tanggal 21 Agustus 2011. Hal tersebut juga bersesuaian dengan keterangan saksi Pemohon, Guido Safrunin, Jack Isack Olingmatin, Jeremias A. Fenanlampir, serta saksi Termohon Paulus Jambormias dan Dominikus Torimtubun, yang pada pokoknya menerangkan bahwa pada tanggal 21 Agustus 2011 pukul 22.00 WIT Pemohon bersama Koalisi Galaxy datang untuk memasukkan berkas pencalonan Pemohon dan mengganti bakal pasangan calon Seferinus Fenanlampir dan Johanes Seralarat.

Menimbang bahwa terhadap bantahan Termohon yang menyatakan bahwa penggantian Pasangan Calon bertentangan dengan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan KPU 13/2010, yaitu:

“(1) Partai politik atau gabungan partai politik hanya dapat mengusulkan 1 (satu) bakal pasangan calon.

(2) …

(3) Partai politik atau gabungan partai politik yang sudah mengajukan bakal pasangan calon dan sudah menandatangani kesepakatan pengajuan bakal pasangan calon, tidak dibenarkan menarik dukungan kepada bakal pasangan calon yang bersangkutan, dengan ketentuan apabila partai politik atau gabungan partai politik tetap menarik dukungan terhadap bakal pasangan calon yang bersangkutan, partai politik atau gabungan partai politik tersebut dianggap tetap mendukung bakal pasangan calon yang telah diajukan”.

Mahkamah merujuk Pasal 62 ayat (1) UU Pemda, Pasal 52 ayat (1) PP 49/2008, dan Pasal 48 ayat (1) Peraturan KPU 13/2010 yang pada pokoknya mengatur larangan bagi partai politik untuk menarik pasangan calon yang diusulkannya setelah penetapan pasangan calon. Menurut Mahkamah ketentuan larangan penarikan pasangan calon berlaku apabila KPU telah menetapkan pasangan calon peserta pemilu. Adapun dalam Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat, penetapan pasangan calon dilakukan pada tanggal 13 September 2011, sehingga bantahan Termohon a quo justru bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Bahwa penolakan Termohon terhadap pengajuan bakal calon pada masa perbaikan, namun tetap menerima proses pelengkapan berkas Seferinus-Johanes yang tidak melibatkan Koalisi Galaxy, menurut Mahkamah merupakan tindakan yang memihak, karena seharusnya Termohon tetap menerima perbaikan berkas dan penggantian pasangan calon yang diajukan oleh Koalisi Galaxy pada tanggal 21 Agustus 2011 untuk selanjutnya dilakukan

(22)

19 penelitian dan verifikasi terhadap keseluruhan dokumen, karena Penetapan Pasangan Calon dijadwalkan pada tanggal 13 September 2011, sehingga masih ada waktu 20 hari bagi Termohon untuk melakukan verifikasi berkas penggantian pasangan calon.

[3.14] Menimbang bahwa Mahkamah tidak menemukan aturan yang mensyaratkan pengunduran diri pasangan calon bagi partai politik atau gabungan partai politik yang hendak menarik dukungan, tidak juga menemukan aturan yang melarang partai politik untuk mengajukan pasangan calon pengganti dalam tenggang waktu perbaikan syarat, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 62 ayat (1) dan ayat (2) UU Pemda, Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) PP 49/2008, serta Pasal 48 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan KPU 13/2010 menentukan partai politik dapat menarik dukungan, dan pasangan calon dapat pula mengundurkan diri, sepanjang belum diterbitkan SK Penetapan Pasangan Calon Peserta Pemilu. Oleh karenanya, tindakan Termohon yang mensyaratkan pengunduran diri pasangan calon untuk penarikan dukungan parpol, tidak memiliki dasar hukum.

Bahwa terhadap keterangan saksi Pemohon Guido Safrunin, Jack Isack Olingmatin, dan Jeremias A. Fenanlampir yang menyampaikan bahwa Koalisi Galaxy tidak menerima hasil verfikasi tahap kedua (Surat KPU Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 96/270/KPU-MTB/IX/2011 perihal Pemberitahuan Hasil Penelitian Ulang, bertanggal 3 September 2011 [vide bukti T-14]), yang menyebutkan kurangnya berkas tiga partai politik anggota Koalisi Galaxy, dan terhadap tidak diindahkannya penetapan pendahuluan PTUN Ambon oleh Termohon (vide bukti T-38 dan bukti T-39 Perkara Nomor 124/PHPU.D-IX/2011, berupa Berita Acara Rapat Pleno KPU MTB untuk Tidak Melaksanakan Penetapan Pendahuluan Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor 16/G/2011/PTUN-ABN dan Daftar Hadir Pleno KPU MTB untuk tidak melaksanakan Penetapan Pendahuluan Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor 16/G/2011/PTUN-ABN), dengan alasan Termohon baru menerima salinan penetapan pada tanggal 14 November 2011 yang merupakan masa tenang, padahal Termohon mengakui pihaknya hadir pada persidangan pengucapan penetapan pendahuluan PTUN Ambon pada tanggal 10 November 2011 (vide bukti P-4), Mahkamah menemukan indikasi adanya upaya Termohon menghalangi partai politik untuk dapat mengajukan pasangan calon

(right to propose candidate), dan adanya pengabaian putusan

peradilan, yang mengindikasikan adanya itikad tidak baik dari Termohon.

(23)

20 Bahwa berdasarkan hukum, dan fakta, menurut Mahkamah tindakan Termohon yang tidak menerima berkas Pemohon pada tanggal 21 Agustus 2011 tidak tepat, dan menyalahi ketentuan yang diatur Pasal 60 ayat (3) UU Pemda, dan tindakan Termohon a quo menghalangi hak Pemohon untuk dipilih (right to be

candidate), hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahli Pemohon Dr.

Maruarar Siahaan S.H., yang menerangkan bahwa apabila penyelenggara Pemilu tanpa alasan yang jelas, dan tanpa kepatuhan terhadap hukum dengan sengaja menyisihkan bakal pasangan calon, sehingga yang bersangkutan kehilangan hak untuk dipilih, maka jika dibiarkan akan terjadi perampasan the right to be

candidate, yang merupakan hak asasi manusia dan berkedudukan

sebagai supra-constitutional norm.

Bahwa dari fakta hukum yang telah dipertimbangkan di atas, menurut Mahkamah terdapat pelanggaran-pelanggaran hak-hak perseorangan untuk menjadi calon (right to be candidate) dan hak-hak partai politik dan/atau gabungan partai politik untuk mengajukan pasangan calon (right to propose candidate) yang tidak boleh diabaikan dalam penyelenggaraan pemilihan umum khususnya pada Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Maluku Tenggara Barat oleh KPU Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, maka demi kepastian hukum yang berkeadilan dalam menjaga prinsip-prinsip Pemilukada yang langsung, umum, bebas, dan rahasia (Luber) serta jujur dan adil (Jurdil), memandang perlu mengeluarkan putusan sela sebelum menjatuhkan putusan akhir yang memerintahkan Termohon untuk menerima berkas pencalonan Pemohon yang diusulkan oleh Koalisi Galaxy, untuk selanjutnya dilakukan verifikasi dalam rentang waktu yang layak dan patut menurut hukum.

Dengan demikian Mahkamah menunda dijatuhkannya putusan mengenai Surat Keputusan KPU Nomor 32/Kpts/KPU.Kab-MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, tertanggal 27 November 2011 sampai dengan adanya putusan akhir dari Mahkamah.

[3.15] Menimbang bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan di atas, Mahkamah berpendapat dalil-dalil Pemohon terbukti menurut hukum;

17. KETUA: MOH. MAHFUD MD

4. KONKLUSI

Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:

(24)

21 [4.1] Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo;

[4.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo;

[4.3] Permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan;

[4.4] Eksepsi Termohon tidak beralasan hukum;

[4.5] Pokok permohonan terbukti dan beralasan hukum.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), serta Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076);

5. AMAR PUTUSAN Mengadili, Menyatakan,

Dalam Eksepsi:

Menolak Eksepsi Termohon. Dalam Pokok Perkara:

Sebelum menjatuhkan putusan akhir:

- Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk menerima berkas pencalonan Pasangan Calon Isai Wuritimur S.H., M.H., dan Angwarmase Lukas, BCKN., (Pemohon), serta melakukan verifikasi administrasi dan klarifikasi faktual;

- Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat, serta Badan Pengawas Pemilihan Umum untuk mengawasi verifikasi dan klarifikasi tersebut sesuai kewenangannya;

- Melaporkan kepada Mahkamah Konstitusi hasil verifikasi administrasi dan klarifikasi faktual tersebut dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah putusan ini diucapkan;

(25)

22 Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Hamdan Zoelva, Muhammad Alim, Ahmad Fadlil Sumadi, Anwar Usman, Harjono, dan Maria Farida Indrati, masing-masing sebagai Anggota, pada hari Rabu, tanggal dua puluh satu bulan Desember tahun dua ribu sebelas yang diucapkan dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi terbuka untuk umum pada hari Jumat, tanggal dua puluh tiga bulan Desember tahun dua ribu sebelas oleh tujuh Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Hamdan Zoelva, Muhammad Alim, Anwar Usman, dan Maria Farida Indrati, masing-masing sebagai Anggota, dengan didampingi oleh Yunita Rhamadani sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Pemohon/kuasanya, Termohon/kuasanya, dan Pihak Terkait/kuasanya.

Jadi pokok perkaranya ditunda 45 hari untuk diverifikasi. Kalau ternyata terjadi kecurangan, ketidakbenaran di dalam verifikasi yang diperintahkan ini, ya nanti akan ada putusan akhir. Ini tadi belum putusan akhir. Kita memberi kesempatan dulu untuk dilihat dan untuk itu bawaslu diminta mengawasi dengan sebaik-baiknya bersama panwaslu dan KPU yang lebih tinggi. Baik.

PUTUSAN

Nomor 124/PHPU.D-IX/2011

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Tahun 2011, yang diajukan oleh:

[1.2] 1. Nama : Drs. Dharma Oratmangun, M.Si Tempat/Tanggal Lahir : Manado, 30 April 1959

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jalan Manggarai Selatan 1 RT/RW 010/010, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan Nama : Josepus Kulalean, S.Sos

Tempat/Tanggal Lahir : Watidal, 26 Juli 1960 Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

(26)

23 Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor Urut 3; selanjutnya disebut --- Pemohon I; 2. Nama : Lukas Uwuratuw

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Nama : Junus Fredrik Batlayery, S.H. Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor Urut 4; selanjutnya disebut --- Pemohon II; 3. Nama : Dr. Paulus Koritelu, S.Sos

Alamat : Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Nama : Timotheus Futuwembun, S.Sos

Alamat : Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor Urut 5; selanjutnya disebut--- Pemohon III; Dalam hal ini memberi kuasa kepada Heru Widodo, S.H., M.Hum, Novitriana Arozal, S.H., Supriyadi Adi, S.H., M. Raja Simanjuntak, S.H., Subagiyanto, S.H., dan Dhimas Pradana, S.H. selaku Advokat dan Konsultan Hukum yang berkedudukan hukum pada HERU WIDODO LAWFIRM (HWL), Legal Solution and Beyond, yang beralamat di Gedung ARVA Lantai 4, Jalan Cikini Raya Nomor 60 FGMN, Menteng, Jakarta 10330, bertindak sebagai kuasa hukum pemberi kuasa berdasarkan Surat Kuasa Substitusi dan Surat Kuasa Khusus bertanggal 29 November 2011;

Selanjutnya disebut sebagai --- para Pemohon; Terhadap:

[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat, berkedudukan hukum di Jalan Ir. Soekarno, Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

Dalam hal ini memberi kuasa kepada Anthoni Hatane, S.H., M.H., Tanda Perdamaian Nasution, S.H., Lattif Lahane, S.H., dan Jopie Stenly Nasarany, S.H. selaku advokat pada LAW OFFICE: HATANE & ASSOCIATES, Jalan Cendrawasih Nomor 24, Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, yang dalam perkara ini memilih berkedudukan hukum di Jalan Masjid Abidin Nomor B4, Kompleks

(27)

24 Imigrasi, Pondok Bambu, Jakarta Timur, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertindak sebagai kuasa hukum pemberi kuasa berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 12 Desember 2011;

Selanjutnya disebut sebagai --- Termohon; [1.4] 1. Nama : Drs. Bitzael Salfester Temmar

Pekerjaan : Bupati Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Alamat : Kelurahan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

2. Nama : Petrus Paulus Werembinan Taborat, S.H.

Pekerjaan : Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Alamat : Kelurahan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 Nomor Urut 2; Dalam hal ini memberi kuasa kepada Sugeng Teguh Santoso, S.H., Yanuar Prawira Wisesa, S.H., M.Si., M.H., Diarson Lubis, S.H., dan Simeon Petrus, S.H. selaku advokat yang tergabung dalam Tim Advokat “BeST POWER” yang berkedudukan hukum di Jalan Deplu Raya Nomor 15B, Bintaro, Jakarta Selatan 12330, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertindak sebagai kuasa hukum pemberi kuasa berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 10 Desember 2011;

Selanjutnya disebut sebagai --- Pihak Terkait; [1.5] Membaca permohonan dari para Pemohon;

Mendengar keterangan dari para Pemohon;

Mendengar keterangan dan membaca jawaban tertulis dari Termohon;

Mendengar dan membaca keterangan tertulis dari Pihak Terkait; Membaca keterangan tertulis dari Panitia Pengawas Pemilihan

Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat;

Memeriksa bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;

Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;

(28)

25 18. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

3. PERTIMBANGAN HUKUM

[3.1] Menimbang bahwa permasalahan utama permohonan para Pemohon adalah keberatan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Termohon) berupa Surat Keputusan Termohon Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-6 = bukti T-1) dan Surat Keputusan Termohon Nomor 33/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-7 = bukti T-3);

[3.2] Menimbang bahwa sebelum mempertimbangkan pokok permohonan, Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Mahkamah), terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Kewenangan Mahkamah untuk mengadili permohonan a quo; 2. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan

permohonan a quo;

3. Tenggang waktu pengajuan permohonan keberatan.

Terhadap ketiga hal dimaksud, Mahkamah berpendapat sebagai berikut:

Kewenangan Mahkamah

[3.3] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), dan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226, selanjutnya disebut UU MK) junctis Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844, selanjutnya disebut UU 12/2008) salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah adalah memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;

(29)

26 Semula, berdasarkan ketentuan Pasal 106 ayat (1) dan ayat

(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437, selanjutnya disebut UU 32/2004), keberatan berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon diajukan ke Mahkamah Agung. Kewenangan Mahkamah Agung tersebut, dicantumkan lagi dalam Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4480) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4865);

Dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721) ditentukan, “Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945”;

Pasal 236C UU 12/2008 menetapkan, “Penanganan sengketa hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak

Undang-Undang ini diundangkan”;

Pada tanggal 29 Oktober 2008, Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Mahkamah Konstitusi bersama-sama telah menandatangani Berita Acara Pengalihan Wewenang Mengadili, sebagai pelaksanaan Pasal 236C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 di atas;

[3.4] Menimbang bahwa sejak Putusan Mahkamah dalam Perkara Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 tentang sengketa hasil Pemilukada Provinsi Jawa Timur bertanggal 2 Desember 2008 dan putusan-putusan Mahkamah tentang Pemilukada berikutnya, Mahkamah pada pokoknya telah memutuskan bahwa dalam mengawal konstitusi, Mahkamah tidak dapat membiarkan dirinya dipasung oleh keadilan prosedural (procedural justice) semata-mata, melainkan juga harus

(30)

27 menegakkan keadilan substantif (substantive justice);

Bahwa dasar konstitusional atas sikap Mahkamah yang demikian adalah ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili ..., dan

memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”. Di dalam

ketentuan tersebut jelas dinyatakan bahwa Mahkamah mengadili dan memutus “hasil pemilihan umum” dan bukan sekedar “hasil penghitungan suara pemilihan umum” saja. Mahkamah sebagai lembaga peradilan menjadi lebih tepat jika mengadili “hasil pemilihan umum” dan bukan sebagai peradilan angka hasil penghitungan suara, melainkan sebagai peradilan yang mengadili masalah-masalah yang juga terjadi dalam proses-proses pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada yang terkait dengan hasil Pemilu dan Pemilukada;

Bahwa para Pemohon meminta Mahkamah untuk menyatakan batal demi hukum Surat Keputusan Termohon Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-6 = bukti T-1) dan Surat Keputusan Termohon Nomor 33/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-7 = bukti T-3);

Bahwa berdasarkan pandangan hukum di atas, maka Mahkamah berwenang mengadili pelanggaran Pemilu atau Pemilukada untuk menentukan apakah ada pelanggaran-pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif, termasuk penghitungan hasil perolehan suara yang berpengaruh terhadap penetapan hasil Pemilu atau Pemilukada;

Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

[3.5] Menimbang bahwa Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437, selanjutnya disebut UU 32/2004) serta Pasal 3 dan Pasal 4 PMK 15/2008 menentukan hal-hal, antara lain, sebagai berikut:

a. Pemohon adalah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. Permohonan hanya dapat diajukan terhadap penetapan hasil penghitungan suara Pemilukada yang mempengaruhi penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti putaran kedua Pemilukada atau terpilihnya Pasangan Calon sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(31)

28 [3.6] Menimbang bahwa para Pemohon adalah Pasangan Calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Termohon Nomor 14/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Peserta Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, bertanggal 13 September 2011 (vide bukti P-1) dan Surat Keputusan Termohon Nomor 15/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat dalam Pemilu Tahun 2011, bertanggal 16 September 2011 (vide bukti P-2). Oleh karenanya, Mahkamah berpendapat bahwa para Pemohon telah memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan

a quo;

Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan

[3.7] Menimbang bahwa Surat Keputusan Termohon Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 (vide bukti P-6 = bukti T-1) ditetapkan pada hari Minggu, 27 November 2011, sedangkan permohonan keberatan terhadap Keputusan Termohon a quo, oleh para Pemohon, diajukan ke Mahkamah pada hari Rabu, 30 November 2011, berdasarkan Akta Penerimaan Berkas Permohonan Nomor 435/PAN.MK/2011 tanggal 30 November 2011 yang kemudian diregistrasi pada hari Rabu, tanggal 7 Desember 2011, dengan Nomor 124/PHPU.D-IX/2011;

[3.8] Menimbang bahwa Pasal 5 PMK 15/2008 menentukan,

“Permohonan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu paling

lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil

penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan”.;

Bahwa tiga hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan adalah terhitung sejak hari Senin tanggal 28 November 2011, hari Selasa tanggal 29 November 2011, dan terakhir hari Rabu Tanggal 30 November 2011. Oleh karenanya, Mahkamah berpendapat pengajuan permohonan para Pemohon masih dalam tenggang waktu yang ditentukan;

[3.9] Menimbang bahwa oleh karena Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo dan para Pemohon memiliki kedudukan hukum

(legal standing) untuk mengajukan permohonan, serta

permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan, maka Mahkamah akan mempertimbangkan lebih lanjut pokok permohonan;

Pokok Permohonan

(32)

29 Keputusan Termohon Nomor 32/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-6 = bukti T-1) dan Surat Keputusan Termohon Nomor 33/Kpts/KPU-Kab.MTB/2011 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 bertanggal 27 November 2011 (vide bukti P-7 = bukti T-3);

[3.11] Menimbang bahwa para Pemohon pada pokoknya menyatakan penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011 tidak sah menurut hukum karena perolehan suara Pihak Terkait diperoleh melalui cara-cara yang melawan hukum atau setidak-tidaknya dengan didahului dan disertai tindakan penyalahgunaan kewenangan yang dimiliki oleh Termohon secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak Terkait, yang sudah masuk kategori pelanggaran serius, yang memenuhi unsur-unsur pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif, sehingga mempengaruhi hasil perolehan suara pasangan calon, yang menguntungkan Pihak Terkait saja, dan sebaliknya, merugikan para Pemohon, dikarenakan adanya pelanggaran-pelanggaran yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Termohon tetap menyelenggarakan pemungutan suara pada 17

November 2011, meskipun Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon telah menerbitkan penetapan tertanggal 10 November 2011 yang pada pokoknya memerintahkan menunda pelaksanaan dan tindak lanjut keputusan Termohon tentang Peserta Pemilukada Maluku Tenggara Barat Tahun 2011;

Nomor 2, nomor 3, nomor 4, nomor 5, 6, sampai dengan 12 dianggap dibacakan.

Bahwa, dalam petitumnya, para Pemohon memohon kepada Mahkamah untuk memutus sebagai berikut:

1, 2, 3, 4, dianggap dibacakan.

Bahwa, para Pemohon juga meminta, apabila Mahkamah berpendapat lain, para Pemohon memohon putusan yang seadil-adilnya;

Pendapat Mahkamah Dalam eksepsi

[3.12] Menimbang bahwa Termohon mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan bahwa surat kuasa para Pemohon mengandung cacat hukum dan tidak sah karena Pemohon II dan Pemohon III tidak pernah memberikan surat kuasa khusus yang dalam kuasa tersebut memberikan wewenang atau hak substitusi baik sebagian atau seluruhnya kepada Pemohon I untuk bertindak

(33)

30 mewakili Pemohon II dan Pemohon III mengajukan permohonan ke Mahkamah Konstitusi. Hal ini, menurut Termohon, dapat dibuktikan dengan adanya surat pernyataan yang dibuat oleh salah satu Pemohon III atas nama Timotheus Futwembun selaku Calon Wakil Bupati Pasangan Calon Nomor Urut 5 yang menyatakan tidak pernah memberikan surat kuasa khusus kepada Pemohon I karena yang dibuat adalah Surat Pernyataan, yang kemudian menyatakan menarik Surat Pernyataan tersebut dan menerima hasil rekapitulasi penghitungan suara yang ditetapkan Termohon;

Bahwa terhadap eksepsi Termohon a quo, Mahkamah menemukan fakta sebagai berikut:

• Bahwa Pemohon II dan Pemohon III telah membuat dan menandatangani Surat Kuasa Khusus bertanggal 18 November 2011 yang menerangkan memberi kuasa kepada Pemohon I untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, mewakili sebagai penggugat, mengajukan gugatan terhadap Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, di Mahkamah Konstitusi, mengenai sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dan mendapat legalisasi Nomor 02/Leg/XI/Not-PPAT/2011, bertanggal 18 November 2011, oleh Notaris Kabupaten Maluku Tenggara Barat atas nama Joni Sabono, SH., M.Kn;

• Bahwa Termohon sama sekali tidak mengajukan alat bukti berupa surat pernyataan yang dibuat oleh Timotheus Futwembun yang menerangkan bahwa yang bersangkutan tidak pernah memberikan Surat Kuasa Khusus kepada Pemohon I. Adapun surat pernyataan tersebut justru diajukan oleh Pihak Terkait yang dalam hal ini tidak mengajukan eksepsi terkait Surat Kuasa a quo (vide bukti PT-13). Jikalaupun benar Surat Pernyataan tersebut, quad non, dibuat dan ditandatangani oleh Timotheus Futwembun, pada kenyataannya Surat Kuasa Khusus tersebut ditandatangani oleh Pasangan Calon (Dr. Paulus Koritelu, S.Sos, M.Si dan Timotheus Futwembun, S.Sos) dan diberi materai serta dilegalisasi dengan Nomor 02/Leg/XI/Not-PPAT/2011, bertanggal 18 November 2011, oleh Notaris Kabupaten Maluku Tenggara Barat atas nama Joni Sabono, SH., M.Kn. Dengan demikian, penarikan sepihak yang hanya dilakukan oleh Timotheus Futwembun menjadi tidak sah dan tidak berkekuatan hukum karena berdasarkan fakta-fakta di persidangan, penarikan Surat Kuasa Khusus tersebut tanpa diketahui oleh Dr. Paulus Koritelu, S.Sos, M.Si maupun Notaris yang melegalisasi Surat Kuasa Khusus a quo;

(34)

31 bahwa eksepsi Termohon tidak beralasan menurut hukum;

[3.13] Menimbang bahwa Termohon mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan bahwa dalil-dalil keberatan para Pemohon

error in objecto karena tidak dapat dikualifikasi memenuhi kriteria

adanya pelanggaran pelaksanaan Pemilukada yang terstruktur, sistematis, dan masif yang dapat membatalkan hasil pemungutan suara yang diselenggarakan oleh Termohon, dan para Pemohon juga dinilai keliru dan tidak beralasan hukum dalam mengajukan permohonan a quo karena menjadikan Penetapan Pengadilan Tata Usaha Negara Ambon Nomor 16/G/2011/PTUN.ABN tertanggal 11 November 2011 sebagai dasar hukum pengajuan permohonan keberatan a quo ke Mahkamah Konstitusi. Terhadap hal tersebut, Mahkamah berpendapat, eksepsi Termohon tidak tepat menurut hukum, karena substansi eksepsi sangat berkaitan erat dengan pokok perkara;

Dalam Pokok Permohonan

[3.14] Menimbang, Mahkamah telah memutuskan dalam Putusan Nomor 125/PHPU.D-IX/2011 yang diputus beberapa saat sebelumnya, bahwa dalam Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2011, terdapat pelanggaran-pelanggaran hak-hak perseorangan untuk menjadi pasangan calon (right to be candidate) dan hak-hak partai politik atau gabungan partai politik untuk mengajukan pasangan calon (right to propose candidate) yang tidak boleh diabaikan dalam penyelenggaraan Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara Barat oleh Termohon. Demi kepastian hukum yang berkeadilan dalam menjaga prinsip-prinsip Pemilukada yang Luber dan Jurdil, Mahkamah memandang perlu mengeluarkan putusan sela sebelum menjatuhkan putusan akhir yang memerintahkan Termohon untuk melakukan verifikasi administrasi dan klarifikasi faktual terhadap Pemohon Perkara Nomor 125/PHPU.D-IX/2011 yang diusulkan oleh gabungan partai politik, sesuai dengan persyaratan pencalonan peserta pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;

[3.15] Menimbang bahwa dengan demikian, putusan mengenai pokok permohonan para Pemohon a quo ditunda sampai verifikasi administrasi dan klarifikasi faktual yang dilakukan Termohon sebagaimana diperintahkan Mahkamah dalam Putusan Nomor 125/PHPU.D-IX/2011 bertanggal 23 Desember 2011 telah dilaksanakan dan dilaporkan kepada Mahkamah;

(35)

32 19. KETUA: MOH. MAHFUD MD

20. KONKLUSI

Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:

[4.1] Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo;

[4.2] Para Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo;

[4.3] Permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan;

[4.4] Eksepsi Termohon tidak berdasar dan tidak beralasan hukum; [4.5] Penjatuhan putusan mengenai pokok permohonan ditunda sampai

dengan pelaksanaan Putusan Nomor 125/PHPU.D-IX/2011.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226), Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), dan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076);

4. AMAR PUTUSAN

Mengadili, Menyatakan,

Dalam Eksepsi:

Menolak eksepsi Termohon; Dalam Pokok Permohonan:

Sebelum menjatuhkan putusan akhir,

Menunda penjatuhan putusan mengenai pokok permohonan sampai dengan dilaksanakannya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 125/PHPU.D-IX/2011 bertanggal 23 Desember 2011.

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Hamdan Zoelva, Muhammad Alim, Ahmad Fadlil Sumadi, Anwar Usman, Harjono, dan Maria Farida Indrati, masing-masing sebagai Anggota, pada hari Rabu, tanggal dua puluh satu bulan Desember tahun dua ribu sebelas yang diucapkan dalam

(36)

33 Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi terbuka untuk umum pada hari Jumat, tanggal dua puluh tiga bulan Desember tahun dua ribu sebelas oleh tujuh Hakim Konstitusi yaitu Moh. Mahfud MD, selaku Ketua merangkap Anggota, Achmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Hamdan Zoelva, Muhammad Alim, Anwar Usman, dan Maria Farida Indrati, masing-masing sebagai Anggota, dengan didampingi oleh Wiwik Budi Wasito sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh para Pemohon/kuasanya, Termohon/kuasanya, dan Pihak Terkait/kuasanya.

Terakhir, ini pengujian undang-undang. PUTUSAN

Nomor 8/PUU-IX/2011

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

[1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diajukan oleh:

[1.2] 1.a. Nama : Mudhofir

Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 15 November 1964

Alamat : Kampung Rawa Panjang RT/RW 003/004, Sepanjang Jaya,

Rawalumbu, Kota Bekasi

b. Nama : Rasmina Pakpahan

Tempat/Tanggal Lahir : Tanah Jawa, 9 Oktober 1963 Alamat : Jalan Tegalan I F/26B

RT/RW 011/005, Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur

bertindak untuk diri sendiri dan dalam jabatannya sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Federasi Konstruksi, Umum dan Informal Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia yang beralamat di Jalan Cipinang Muara Nomor 33 Jakarta Timur;

2.a. Nama : Parulian Sianturi

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Februari 1968

Alamat : Kampung Pisangan

RT/RW 012/003, Penggilingan,

Cakung, Jakarta Timur

b. Nama : Mathias Mehan Tempat/Tanggal Lahir : Flores, 22 Juni 1967 Alamat : Jalan Kebantenan III

RT/RW 011/006 Semper Timur,

Referensi

Dokumen terkait

Buku metodologi penelitian pariwisata dan perhotelan ini memberikan pemahaman tentang konsep-konsep hakekat penelitian pariwisata dan perhotelan, tipe atau jenis penelitian, proses

The steps in teaching writing through write pair share technique:. The class is divided into

Maka dari pengolahan analisa data tersebut didapatkan hasil bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa pada penelitian ini terdapat pengaruh yang

Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI,

Pengusul Program IbIKK :  Dosen dari Perguruan Tinggi S2, S3 dan Profesor guru besar  Tim pelaksana maksimal terdiri dari 4 empat pelaksana  Tidak merangkap sebagai

Analisis mengenai lingkungan pada sistem informasi perusahaan akan dibagi menjadi tiga yaitu fungsi/proses pada pengelolaan dukungan operasional dan proses CRM,

Berdasarkan lembar angket yang diberikan kepada MIS. MIS memberikan skor jarang pada permasalahan tentang belajar dia di luar sekolah. dan jika dilihat dari

Soetomo Surabaya diperoleh melalui penyebaran angket yang diadopsi dari Setiawan (2011: 71-72). Angket tersebut sudah diuji dan memenuhi syarat validitas. Penyebaran angket