Double
pipe
HEAT
EXCHANGER
Presented by Ichwan Sangiaji R.S1106019924 G. M. Widhi K 1106011572Ratna Dewi Verina S 1106070893 Galih Mery 1206314610
Candra Nugraha1106052972 Achmad Fathony 1106007602
Apa itu HE?
• Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan panas antara dua fluida yang berbeda suhu melalui sebuah penghantar media panas.
• Heat exchanger bisa berfungsi sebagai pemanas dan pendingin. Biasanya, medium pemanas yang dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
• Heat Exchanger dapat berfungsi sebagai heater, cooler, condensor, reboiler, maupun chiller. Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terhadap dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung .
Tujuan dari Perpindahan Panas
1.Memanaskan
Menaikan suhu
Merubah fase (Menguapkan, melarutkan, melelehkan)
2.
Mendinginkan
Menurunkan suhu
Merubah fase (Mengembunkan, membekukan)
Macam –macam Heat Exchanger
1.
Double Pipe Heat Exchanger
2. Plate and Frame Heat Exchanger
3. Shell and Tube Heat Exchanger
4. Adiabatic Wheel Heat Exchanger
5. Pillow Plate Heat Exchanger
Double Pipe Heat Exchanger
Salah satu jenis penukar panas adalah
susunan pipa ganda. Tipe ini
merupakan alat penukaran panas yang
paling sederhana, double pipe heat
exchanger dapat digunakan untuk
aliran berlawanan arah atau aliran
searah, baik dengan cairan panas atau
cairan dingin.
Fluida mengalir dalam dua bagian yaitu fluida yang satu mengalir di dalam pipa, dan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam
• Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang
kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Perpindahan kalor yang terjadi pada
fluida adalah proses konveksi, sedangkan proses konduksi terjadi pada
dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke
fluida bertemperatur rendah.
Kelebihan Double Pipe Heat
Exchanger
- Mampu untuk beroprasi pada tekanan yang tinggi
- Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa,
- Dapat dipasang secara seri atau paralel,
- Mudah bila kita ingin menambah luas permukaannya dan
- Kalkulasi design mudah dibuat dan akurat.
Kekuragan Double Pipe
Heat Exchanger
- Kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,
- Mahal, dan
- Digunakan untuk fluida yang berjumlah sedikit yang
akan dipanas kan atau dikonsdensasikan.
• Double pipe merupakan bentuk paling sederhana dari alat
penukar panas
• heat exchanger double-pipe terdiri dari pipa yang berjalan dalam
pipa lain yang lebih besar. Transfer panas terjadi antara fluida
yang mengalir di dalam pipa lebih kecil dan cairan dalam ruang
antara dua pipa, melalui permukaan pipa yang lebih kecil.
• Sebuah heat exchanger pipa ganda mentransfer panas
dari satu media ke yang lain, biasanya dalam ruang
pemanas, pendingin atau pembangkit listrik.
• Sebuah penukar panas pipa ganda mengandung salah
satu pipa kecil dalam pipa yang lebih besar atau
beberapa pipa kecil dalam sebuah pipa besar
fluida pendingin melewati ruang antara bagian dalam pipa luar dan
di luar pipa dalam, sementara air dipanaskan melewati pipa dalam.
TIPE DOUBLE PIPE
HEAT EXCHNAGER
Heat exchangers double-pipe dibagi beberapa tipe dengan
tinjauan alirannya, yaitu:
• Parallel-flow
• Counter-flow
• Cross-flow
• Divided-flow
• Split-flow
Hal yang diperhitungkan
Heat transfer mechanism
Degree of surface compactness
Heat transfer type
Flow arrangement
Number of passes
Construction
Penentuan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan untuk desain pipa penukar panas ganda dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan dasar penukar panas:
Q = UA ΔTlm,
● di mana:
• Q adalah laju perpindahan panas antara dua cairan dalam penukar panas di Btu / hr, • U adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan di BTU/hr-ft2-oF,
• A adalah luas permukaan perpindahan panas di ft2, dan
• ΔTlm adalah log berarti perbedaan suhu di oF, dihitung dari suhu inlet dan outlet dari kedua cairan.
Setelah penentuan perpindahan panas luas permukaan
yang diperlukan, diameter dan panjang pipa batin dapat
dipilih dan kemudian diameter pipa luar, dan pada
akhirnya, panjang dari Heat Exchanger dapat
ditentukan
• Suatu alat perpindahan panas dinilai mampu berfungsi dengan
baik untuk penggunaan tertentu, apabila memenuhi dua ketentuan
berikut :
1.memindahkan panas sesuai dengan kebutuhan proses
2.Pressure Drop (ΔP) untuk masing-masing aliran tidak melebihi
batas yang tersedia. Harga ΔP biasanya adalah :
# Untuk aliran liquida : maksimal (ΔP) = 5 – 10 Psi
# Untuk aliran uap-gas: maksimal (ΔP) = ½ – 2 Psi
Karena yang dirancang adalah alat perpindahan panas, maka perlu
dicari dimensi atau ukuran peralatan tersebut. Ukuran alat tersebut
berkaitan erat dengan luas permukaan panas atau heating surface.
Persamaan perpindahan panas yang berkaitan dengan dimensi atau
luas perpindahan
Q = U A Δt
Penentuan jenis double pipe heat exchanger ini berdasarkan besarnya
nilai A. Jika nilai A < 120 ft2, maka heat exhanger jenis Double pipe
HEAT EXCHANGER
STANDARDS
ASTM A179/A179M – 90a (Reapproved 2005)STANDARD
SPECIFICATION FOR
SEAMLESS
COLD-DRAWN
LOW-CARBON STEEL HEAT
EXCHANGER AND
CONDENSER TUBE
ASTM A179/A179M – 90a
(Reapproved 2005) :
TABUNG HARUS DI PANASKAN PADA SUHU
1200 Of (650Oc) ATAU LEBIH TINGGI
Bahan baja pembuat tabung harus memenuhi persyaratan
komposisi berikut:
Carbon, %
0,006 – 0,18
mangan, %
0,27-0,63
fosfor, max, %
0,0035
sulfur, max, %
0,0035
CHEMICAL COMPOSITION
TABUNG HARUS MEMILIKI ANGKA KEKERASAN TIDAK
MELEBIHI 72 HRB
TENSILE STRENGTH, MIN, [MPA]
325
YIELD STRENGTH [MPA]
180
ELONGATION IN 2”, MIN, %
35
Prosedur Perancangan
DPHE
1. Material dan heat balance
dimana T1 dan T2 = suhu aliran panas masuk dan keluar, t1 dan t2 = suhu
aliran dingin masuk dan keluar
2. Menghitung LMTD
3. Menghitung suhu caloric, Tc dan tc dari persamaan dan grafik 17 kern
Inner Pipe :
4. Menghitung Flow Area,
ap = πD4/4, ft2
5. Menghitung Mass Velocity,
Gp = w/ap, lb/(hr)(ft2)
6. μ pada Tc atau tc (bergantung dengan fluida yang melewati inner pipe),
7. Menghitung nilai Reynold, Rep= DGp/μ
8. Mencari nilai Heat Transfer Factor (jH)
Dengan menggunakan nilai Re dan L/D pipa, dapat dicari nilai jH pada gambar 24 kern
9. Mencari nilai hi dan hio
Annulus :
4. Menghitung Flow Area, aa = π(D22 – D12)/4, ft2 Equivalent diameter
5. Menghitung Mass Velocity, Ga = w/aa, lb/(hr)(ft2)
6. μ pada Tc atau tc (bergantung dengan fluida yang melewati inner pipe), μ = lb/(ft)(hr) = centipoise x 2.42
7. Menghitung nilai Reynold,
Rea= DeGa/μ
8. Mencari nilai Heat Transfer Factor (jH)
Dengan menggunakan nilai Re dan L/D pipa, dapat dicari nilai jH pada gambar 24 kern
9. Mencari nilai ho nonviscous fluid, =1
10. Menghitung Clean Coefficient of heat transfer
11. Menghitung Design Coefficient of heat transfer
13. Evaluasi Pressure Drop
- Inner Pipe : - Annulus:
*Menghitung Fouling Factor * Menghitung Diameter, Re
* Menghitung Pressure Drop, ft * Menghitung Fouling Factor
Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
Contoh 6.1 Double Pipe Benzena-Toluena Exchanger (Kern, Process Heat Transfer, 1965)
Sebuah penukar panas pipa ganda counter flow dirancang untuk memanaskan benzena dari temperatur 80 hingga 120 F menggunakan toluena panas sehingga menjadi dingin yaitu 160 hingga 100 F. Spesifik Gravity pada 68 F masing-masing adalah 0.88 dan 0.87. Properti fluida lainnya daoat ditemukan pada lampiran. Fouling factor untuk sistem tersebut adalah 0.001 untuk masing-masing aliran dan batas maksimal pressure drop yang diizinkan adalah 10 psi. Tentukan jumlah hairpins yang dibutuhkan untuk untuk sistem tersebut (panjang setiap pipa adalah 20 ft dengan diamater 1 ¼-in IPS)
Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)Langkah yang digunakan untuk menghitung jumlah hairpin yang dibutuhkan adalah: 1. Menghitung T rata-rata fluida panas dan fluida dingin.
Untuk Fluida dingin
Untuk Fluida panas
2. Menghitung tinjau heat balance nya.
c untuk benzena: 0.425 btu/lb.F
c untuk toluena : 0.44 btu/lb.F dari lampiran Heat balance untuk fluida dingin:
Heat balance untuk fluida panas:
Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)3. Menghitung LMTD
Sehingga:
4. Menghitung flow area dari HE
Untuk pipa Luar (anulus) Untuk pipa dalam
Oleh karena flow area anulus lebih kecil maka fluida yang lajunya lebih kecil yaitu toluena
Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)5. Menghitung nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h)
Nilai h dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan empiris sieder and tate, sebagai berikut:
Keterangan:
C: Kapasitas panas (lampiran gambar 2, buku kern) : Viskositas fluida (lampiran gambar 14, buku kern) ɥ
k: koefisien perpindahan panas konduksi ( tabel 4, buku kern)
Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)6. Menghitung panjang pipa yang dibutuhkan
Sehingga oleh karena panjang pipa yang dibutuhkan adalah 116 ft, maka dibutuhkan 6 buah pipa (6 x 20 ft = 120 ft), maka dibutuhkan 3 hairpins (masing-masing hairpin menyambung 2 pipa)
Double Pipe HE-Contoh Perhitungan
(con’t)Aplikasi Double Pipe HE
• Skala Laboratorium • Industri Makanan • Industri Petrokimia
• Cairan pendingin biasannya apa? Cairan panas itu apa? Pemilihan bahan untuk korosi?
• Double pipe tekanan tinggi kenapa bisa? • Penggunaan suhu caloric.