• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TRAUMA PADA TOKOH-TOKOH DALAM FILM DEAREST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA TRAUMA PADA TOKOH-TOKOH DALAM FILM DEAREST"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TRAUMA PADA TOKOH-TOKOH

DALAM FILM DEAREST

Fara Diana, Marretta Putri, Xuc Lin

Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-5327630 fara.gu@yahoo.com, maretta_sud@yahoo.com, basenji88@yahoo.com

ABSTRACT

Dearest is a 2014 Chinese movie directed by Peter Chan. This movie is about child kidnapping in China, based on a true story. The writters here used qualitative research methods by understanding Dearest movie and read the reference material from library research. After that, the writters analyze the rauma experienced by the characters in the movie and compare it with trauma theory. Through the analysis, the writters found out that child kidnapping result in deep trauma for the parents. They also experiencing symptoms of PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). For the children who are kidnapped also lead to deep trauma because they have to seperate both with their biological parents and foster parents. In addition, for those parents who want to have a children, requirements for child care also resulted in a considerable trauma. Characters who experiencing trauma need support and love from others to reducing the trauma.

Keywords :Dearest, Trauma, Child Kidnapping

ABSTRAKSI

Film Dearest merupakan film China produksi tahun 2014 yang disutradarai oleh Peter Chan. Film ini bercerita tentang kasus penculikan anak yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan terlebih dahulu memahami film Dearest dan membaca bahan referensi dari studi pustaka. Setelah itu, penulis menganalisa trauma yang dialami tokoh-tokoh dalam film Dearest dan membandingkannya dengan teori tentang trauma. Melalui analisa tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kasus penculikan anak mengakibatkan trauma yang mendalam bagi orang tua. Mereka juga mengalami gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Bagi anak yang diculik juga mengakibatkan trauma karena harus berpisah dengan orang tua kandungnya dan juga dengan orang tua yang mengasuhnya. Selain itu, bagi orang tua yang sangat ingin memiliki anak, syarat untuk mengasuh anak juga mengakibatkan trauma yang cukup dalam. Tokoh-tokoh yang mengalami trauma ini membutuhkan dukungan dan kasih sayang dari orang lain untuk mengurangi trauma yang mereka alami.

(2)

PENDAHULUAN

Maraknya penculikan anak yang terjadi di China diduga terjadi akibat persyaratan untuk memiliki anak yang sangat ketat diberlakukan oleh pemerintah China, sehingga banyak di antara penduduk China yang memilih untuk mengadopsi anak secara ilegal. Menurut Profesor Universitas Beijing Jurusan Sosiologi, Tong Xin, berdasarkan perhitungan pada tahun 2012, terdapat 18.532 kasus penculikan anak. Pada Maret 2015, dua anak telah dipertemukan dengan kedua orang tuanya setelah lama hilang.

Penculikan anak tersebut bukan hanya memberi pukulan yang berat bagi kedua orang tua tetapi juga berpengaruh pada kondisi psikologi anak korban penculikan. Kejadian yang begitu tidak terduga tersebut seringkali meninggalkan luka atau trauma yang mendalam bagi banyak pihak. Penulis tertarik dengan film Dearest karena di tengah fenomena penculikan anak yang marak di China, Peter Chan (sutradara) menggarapnya dalam sebuah film yang menceritakan kisah nyata kasus penculikan anak yang terjadi di kota Shen Zhen, China.

Penulis melakukan studi pustaka dan menemukan beberapa thesis yang meneliti tentang trauma diantaranya adalah An Analysis of The Bluest Eye Under Trauma Theory karya Chen Xuan yang membahas tentang novel The Bluest Eye yang bercerita tentang seorang anak perempuan kulit hitam yang mengalami trauma akibat keinginannya yang besar untuk memiliki sepasang mata biru, dengan anggapan bahwa dengan memiliki mata yang biru baru dapat diterima oleh orang lain. Chen Xuan juga mengutip pernyataan Cathy Caruth dalam bukunya yang berjudul Unclaimed Experience yang berpendapat bahwa dalam definisi umumnya, trauma mendeskripsikan pengalaman yang luar biasa akan kejadian buruk yang besar di mana respon yang muncul akibat kejadian tersebut seringkali tertunda, tidak terkontrol, menyebabkan halusinasi yang berulang-ulang, dan fenomena lain. Thesis lain yaitu Chuangshang lilun shijiao xia de zhuiluo de ren karya Meng Li yang membahas tentang pemulihan trauma akibat peristiwa 911 pada tokoh-tokoh dalam novel Falling Man karya Don DelLillo. Dalam thesisnya, Meng Li mengutip pendapat Herman bahwa orang yang mengalami trauma akan membutuhkan dukungan emosional dari keluarga, orang yang dicintainya dan teman-temannya dalam proses menghadapi trauma.(Herman, 1992 : 108)

Analisa Trauma Pada Tokoh-tokoh Dalam Film Dearest berbeda dari analisa-analisa terdahulu karena penulis menganalisis bagaimana trauma yang dialami tokoh-tokoh dalam film

Dearest dan juga bagaimana tokoh-tokoh tersebut mengatasi trauma yang dialaminya. Mengingat juga

bahwa Film Dearest mengangkat fenomena terkini yakni kasus penculikan anak yang terjadi pada tahun 2012. Tujuan dari analisa ini adalah mengetahui bagaimana mengahadapi trauma dan cara mengatasinya serta memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai trauma.

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka. Penulis mencari bahan-bahan dari buku, artikel, jurnal, internet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan definisi trauma, gejala trauma, dan cara mengatasi trauma. Setelah itu, penulis menonton film Dearest untuk memahami dan mengevaluasi isi film yang berkaitan dengan tokoh-tokoh yang mengalami trauma, faktor-faktor penyebab trauma dan bagaimana tokoh-tokoh-tokoh-tokoh dalam film mengatasinya. Untuk menentukan hasil analisis, penulis mengaitkan data-data dalam landasan teori dengan hasil evaluasi film.

(3)

Prosedur Penelitian

HASIL DAN BAHASAN

Berikut ini adalah hasil analisa kami mengenai trauma yang dialami tokoh-tokoh dalam film

Dearest. Film Dearest bercerita tentang penculikan anak yang bernama Tian Peng yang terjadi pada

tahun 2012 di kota Shen Zhen, China. Orang tua Tian Peng, Tian Wenjun(Ayah) dan Lu Xiaojuan (Ibu) telah bercerai. Sejak saat itu, Tian Peng tinggal bersama ayahnya. Pada waktu itu, Tian Wenjun sedang sibuk menangani pertengkaran di tempat usaha warnet (warung internet) miliknya sehingga tidak begitu memperhatikan Tian Peng yang saat itu pergi bermain keluar bersama teman-temannya tidak kunjung kembali. Tian Peng yang sedang asyik bermain tidak sengaja melihat mobil ibunya yang sedang melaju di jalan. Tian Peng pun berlari mengejar mobil ibunya. Namun ibunya, Lu Xiaojuan tidak menghentikan mobilnya. Tian Peng tidak dapat mengejar lagi, karena mobil ibunya semakin menjauh. Saat itulah Tian Peng yang berdiri sendirian di tepi jalan diculik oleh orang yang tidak dikenal.

A. Trauma Tokoh-Tokoh dalam film Dearest 1. Kesulitan Mencari Anak dan Traumanya

1.1. Tian Wenjun

Saat anaknya menghilang, Tian Wenjun tidak segera mencari anaknya. Dia mengira anaknya masih bermain di rumah tetangga. Setelah beberapa jam, Tian Wenjun mulai merasa khawatir dan mencoba mencari Tian Peng ke rumah tetangga dan ke rumah Lu Xiaojuan yang saat itu tinggal bersama suami barunya. Tian Wenjun juga mencari Tian Peng di stasiun namun tidak menemukan.Tian Wenjun mencoba menelepon kantor polisi, namun karena ketentuan melapor orang hilang harus lebih dari 24 jam, maka kepolisian tidak dapat membantu. Tian Wenjun berusaha mencari sendiri. Akhirnya saat mereka melapor ke kantor polisi, semuanya sudah terlambat, dari CCTV terlihat bahwa Tian Peng telah diculik.

Setelah Tian Peng diculik, Tian Wenjun melakukan berbagai cara untuk berusaha mencari anaknya dengan mengunduh video di internet dan mengeceknya setiap hari berharap ada yang

Menentukan Topik

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4

Latar Belakang

Landasan Teori

1. Faktor Penyebab Trauma 2. Penyembuhan Trauma Metode Penelitian 1. Tian Wenjun 2. Lu Xiaojuan 3. Tian Peng 4. Li Hongqin 5. Tokoh-tokoh lainnya Analisa 《Qin Ai De》 Trauma Tokoh-tokoh dalam film Dearest

Cara Mengatasi Trauma

Bab 5 Kesimpulan

(4)

merespon. Tian Wenjun juga membagikan selebaran di tempat-tempat keramaian, memasang berita anak hilang di surat kabar namun karena kasus tersebut sudah 1 tahun berlalu, maka pihak surat kabar menolak mempublikasikannya. Seingkali ada orang yang menelepon Tian Wenjun dan mengaku mengetahui keberadaan Tian Peng, namun ternyata hanya penipuan. Bahkan ada seseorang yang mengaku mengetahui keberadaan Tian Peng dan meminta Tian Wenjun untuk pergi ke He Bei. Tanpa berpikir panjang, Tian Wenjun bergegas pergi ke He Bei. Sesampainya di sana, ternyata orang tersebut juga adalah penipu yang ingin mengambil paksa uang Tian Wenjun. Untuk kabur dari orang-orang tersebut, Tian Wenjun terpaksa menjatuhkan dirinya ke sungai. Jika bukan karena lagu yang sering dinyanyikan Tian Peng terngiang-ngiang di dalam kepalanya, mungkin Tian Wenjun sudah kehilangan nyawanya. Sejak saat itu, Tian Wenjun masih juga tidak bisa hidup dengan normal. Setiap hari Tian Wenjun memandangi layar komputer untuk melihat apakah ada berita tentang anaknya. Hidupnya menjadi kacau, tidak bisa bekerja dengan tenang, sering menangis dan tidak bisa tidur (insomnia), hidup dalam rasa bersalah.

1.2. Lu Xiaojuan

Setelah Lu Xiaojuan dan Tian Wenjun melapor tentang kehilangan anaknya, polisi menyuruh mereka pulang, saat itu juga Lu Xiaojuan tidak dapat menerima kenyataan bahwa anaknya telah hilang dan menyalahkan Tian Wenjun. Lu Xiaojuan menangis dengan histeris sampil memukuli Tian Wenjun yang dianggap telah lalai menjaga Tian Peng hingga menyebabkan Tian Peng diculik.

Lu Xiaojuan tidak merasa dirinya butuh bantuan orang lain, pada saat dia dinasihati oleh psikiater, dia merasa bahwa Tian Wenjun lebih membutuhkan bantuan: “Sebenarnya dia (Tian

Wenjun) lebih terluka, namun dia sendiri tidak tahu”(00:24:58-00:25:02). Setelah itu, Tian

Wenjun mengajak Lu Xiaojuan mengikuti perkumpulan orang tua yang juga kehilangan anaknya. Saat Lu Xiaojuan diminta untuk berbagi cerita bersama yang lain,dia tidak dapat berkata apa-apa selain berterima kasih. Namun pada akhirnya Lu Xiaojuan mengumpulkan keberanian dan menceritakan apa yang ada di dalam hatinya selama ini: “Sebenernya saya sangat ingin mengatakannya, sebenarnya

pada waktu itu, setelah saya mengantar Tian Peng ke tempat Tian Wenjun, saya langsung menyetir pulang, lalu saya merasa Tian Peng mengejar mobil saya dari belakang namun saya sama sekali tidak menoleh, maafkan saya telah membuat Tian Peng diculik” (00:32:49-00:33:28).

Lu Xiaojuan menceritakannya sambil menangis tersedu-sedu. Pada saat itu, Lu Xiaojuan tidak lagi menyalahkan Tian Wenjun tetapi menyalahkan diri sendiri. Lu Xiaojuan telah menyembunyikan perasaannnya selama setahun, tetapi sebenarnya kesedihanya tidak lebih ringan dari Tian Wenjun. Suami Lu Xiaojuan bahkan menemui Tian Wenjun untuk memintanya menasihati Lu Xiaojuan karena kata-kata suaminya sudah tidak didengarkan, tidak mau makan, terbangun tengah malam, seperti tidak waras. Hubungan Lu Xiaojuan dan suaminya sejak anaknya hilang semakin jauh, penyebab pertama adalah karena dia merasa suaminya bukan ayah kandung Tian Peng, kedua karena dalam hidupnya yang terpenting adalah mencari anaknya.

1.3. Han Zhong

Han Zhong di dalam film adalah ketua dari perkumpulan orang tua yang kehilangan anaknya yang sangat antusias dan bersemangat mencari anaknya. Dalam perkumpulan tersebut, Han Zhong pernah berkata bahwa anak yang telah hilang tidak dapat tergantikan, bertekad untuk tidak mempunyai anak lagi. Dia telah mencari anaknya selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah ada kabar. Dia terus memberi semangat kepada para orang tua yang kehilangan anak, padahal sebenernya hatinya sangat terluka, namun Han Zhong menyembunyikannya karena tidak ingin mengecewakan para orang tua yang masih mencari anak mereka. Suatu hari pada saat makan malam bersama, Han Zhong mabuk dan berkata kepada semuanya, “Rumah kami di perumahan bintang lima, aman,

tertutup, tidak mungkin ada bahaya, kami pergi ke supermarket , dalam sekejap anak kami sudah hilang”(00:39:59-00:40:23). Dia bercerita sambil mabuk, semua tahu bahwa dia sebenernya

sangat sedih.

1.4. Anggota Organisasi Pencarian Anak

Selain Tian Wenjun, Lu Xiaojuan dan Han Zhong, film juga membuat kita memahami kesedihan tokoh-tokoh lain yang kehilangan anaknya. Ada yang demi mencari anak sampai kehilangan pekerjaan, ada yang tiap hari mencari anaknya di jalan hingga dikira orang gila dan ingin membawanya ke rumah sakit jiwa, ada yang bahkan dalam mimpi pun masih mencari anaknya, ada juga yang setelah kehilangan anaknya memutuskan memiliki anak lagi namun merasa bersalah terhadap anak yang hilang.

Setelah itu, karena pimpinan kepolisian lokal, Lao Liu, memberitahu mereka bahwa pengadilan telah menahan kelompok perdagangan anak, Han Zhong dan kawan-kawan merasa

(5)

mungkin ada petunjuk. Namun setelah mengintrogasi tersangka, mereka harus kecewa dan pulang tanpa mendapapatkan informasi tentang anak mereka. Pada saat perjalanan pulang, Tian Wenjun melihat mobil truk yang mengangkut sebuah karung yang sepertinya mencurigakan. Mereka mengejar truk tersebut, merebut karung yang ternyata berisi seekor monyet. Pada awalnya mereka mengira ada anak kecil yang disembunyikan di dalam karung tersebut. Han Zhong kecewa melihat hal tersebut dan langsung diam-diam pergi meninggalkan kerumunan. Di dalam mobil, sambil mobil terus melaju, mereka membuang selebaran anak yang hilang dari jendela mobil sambil berharap dapat menemukan anaknya yang hilang.

Dalam film tersebut ada adegan melepas hewan. Adegan pelepasan hewan ini merupakan semacam kegiatan pelepasan hewan yang sebelumnya ditangkap dan akan dibunuh lalu dilepaskan lagi ke alam bebas. Seringkali dianggap sebagai kebajikan. Ini dipercaya sebagai pembekalan spiritual dan menambah pahala. Ini juga menjadi simbol para orang tua yang memberi berkat kepada anak-anak mereka supaya dapat kembali ke sisi mereka dengan selamat.

Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan adalah salah satu orang tua yang berhasil menemukan anaknya. Meskipun anaknya sudah kembali, tetapi anaknya tidak lagi mengenal mereka sehingga menimbulkan luka yang baru. Mereka begitu ketakutan kehilangan anaknya lagi sehingga sangat menjaga perasaan anaknya. Mereka tidak berani memarahi anaknya karena takut anaknya kabur. Lu Xiaojuan demi anaknya pergi menemui Yang Jifang (adik Tian Peng selama diasuh oleh orang lain). Melihat anaknya begitu ingin tinggal bersama Yang Jifang, Lu Xiaojuan pun mencari cara agar dapat mengadopsi Yang Jifang. Lu Xiaojuan tidak peduli suaminya tidak setuju, bahkan suaminya minta bercerai pun tidak mengurungkan niatnya. Berikut adalah kata-kata suaminya terhadap Lu Xiaojuan, sementara Lu Xiaojuan hanya diam.

Dulu waktu saya ingin punya anak, kamu tidak mau. Sekarang Peng-peng sudah ditemukan, lalu kamu ingin mengadopsi satu anak lagi, saya sungguh tidak mengerti. Saya sudah muak dengan semua ini.Lu Xiaojuan, katakanlah sesuatu,kalau tidak lebih baik kita bercerai, kalian menikahlah lagi. (Dearest, 01:43:28-01:44:12)

Tian Wenjun takut kehilangan anaknya lagi sehingga kemanapun dia pergi selalu membawa anaknya, bahkan membuang sampah pun, ia juga menggendong anaknya yang sudah tertidur.

Melalui uraian di atas, terlihat bahwa tokoh-tokoh dalam film mengalami PTSD. Sebelum menemukan anaknya, Tian Wenjun sulit tidur, trus melihat komputer berharap ada berita. Setelah anaknya ditemukan, takut kehilangan anaknya lagi yang menunjukkan gejala kewasapadaan yang tinggi. Di sisi lain Lu Xiaojuan dan Han Zhong tidak pernah mengakui kesedihannya, hal tersebut menunjukkan gejala untuk menghindar. Lu Xiaojuan juga menunjukkan gejala anti-sosial, khusunya terhadap suaminya termasuk dalam perasaan apatis. Tokoh-tokoh lainnya, ada yang dalam mimpi pun mencari anaknya, ada yang demi mencari anak mengundurkan diri dari pekerjaan termasuk dalam gejala mengingat kembali atau muncul kembali pengalaman trauma. Bahkan ada yang di setiap jalan mencari anaknya, pura-pura menjadi gila untuk bisa bertahan. Dapat diklasifikasikan sebagai gejala melupakan hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa trauma.

2. Mendapatkan Kembali Anak yang Hilang dan Traumanya

2.1. Han Zhong

Setelah Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan sudah menemukan anaknya, setengah tahun kemudian, Han Zhong pergi ke tempat Tian Wenjun., namun Han Zhong hanya memperhatikan Tian Wenjun yang sedang membuang sampah sambil menggendong anaknya dari dalam mobil. Tian Wenjun menyadari kedatangan Han Zhong dan menghampiri mobilnya, namun Han Zhong pura-pura tertidur. Setelah Tian Wenjun pergi, Han Zhong membuka matanya dan mengirim pesan singkat kepada Tian Wenjun yang isinya “Saya telah melakukan banyak hal, malah kamu yang berhasil, saya merasa

putus asa”(01:43:04-01:43:10). Han Zhong telah bertahun-tahun mencari anaknya, sampai saat itu

masih juga belum ditemukan. Melihat Tian Wenjun yang telah bersama anaknya hatinya merasa iri sekaligus sedih karena ia merasa telah mengorbankan banyak hal, tetapi malah Tian Wenjun yang lebih dulu berhasil menemukan anaknya.

Han Zhong dan istrinya akhirnya memutuskan memiliki anak lagi, namun pada saat mengurus kelahiran anaknya, mereka harus dihadapkan kepada keputusan yang sulit karena untuk mengurus surat kelahiran anaknya, mereka harus membuat surat kematian anaknya yang pertama meskipun anaknya mungkin belum meninggal. Han Zhong begitu marah karena anaknya belum mati, tetapi harus memberi pernyataan bahwa anaknya sudah mati. Namun peraturan tetaplah peraturan, akhirnya Han Zhong dengan marah berkata : “Istri saya sedang hamil, jika anda tidak

(6)

Pada waktu perayaan ulang tahun Tian Peng, Han Zhong berkata kepada semuanya: “ Istri

saya sudah hamil, legal, saya bersalah pada kalian semua”(01:47:49-01:48:11). Semua yang

mendengar kata-kata tersebut sangat terkejut, Han Zhong hanya minum seteguk lalu menghampiri Tian Peng dan langsung pergi meninggalkan orang banyak. Dia berjalan ke belakang lalu diam-diam menangis. Dari kejadian tersebut, penulis melihat bahwa Han Zhong sebenarnya sangat terpukul karena dia adalah ketua dari perkumpulan tersebut yang selalu berkata bahwa anak yang hilang tidak dapat tergantikan dan bertekad untuk tidak menyerah mencari anaknya. Namun pada akhirnya, dia sendiri pun lelah dan putus asa sehingga memutuskan memilki anak lagi. Demi keinginannya untuk memiliki anak, Han Zhong harus menanggung kesedihan karena merasa bersalah terhadap perkumpulan dan juga harus membuat surat kematian walaupun anaknya belum mati.

2.2. Li Hongqin

Li Hongqin adalah seorang wanita desa. Sebelum suaminya meninggal, ia membawa pulang dua orang anak yang diakuinya sebagai anak dari wanita lain yang ada di Shen Zhen (Tian Peng), dan anak yang satunya lagi diambil saat dia bekerja di sebuah proyek di Shen Zhen (Yang Jifang). Li Hongqin yang sejak dulu mengetahui bahwa dirinya tidak bisa melahirkan anak bersedia untuk mengasuh kedua anak tersebut. Li Hongqin tidak tahu bahwa Tian Peng adalah anak hasil penculikan suaminya. Saat itu, Li Hongqin baru mengetahui dari polisi bahwa suaminya, Yang Mingfu adalah tersangka kasus penculikan anak. Oleh karena itu, ketika Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan membawa pergi Tian Peng, Li Hongqin sama sekali tidak tahu apa-apa. Bukti yang ditunjukkan oleh polisi membuat Li Hongqin tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan anaknya kembali. Untuk kembali mengasuh Ji Fang, dia harus membuktikan bahwa Ji Fang adalah anak yang ditelantarkan dan bukan hasil penculikan. Setelah Li Hongqin dinyatakan bebas, ia pergi ke Shen Zhen untuk mengambil kembali hak asuh atas Ji Fang, namun pihak panti asuhan menolak. Akhirnya demi menyewa pengacara, ia menjual tananhnya di desa dan memutuskan untuk tinggal di Shen Zhen. Demi meminta Tang Qingshan (teman yang dulunya bekerja bersama suaminya di proyek) untuk menjadi saksi di pengadilan, dia rela memberikan tubuhnya kepada Tang Qingshan. Akhirnya Li Hongqin baru mengetahui bahwa dirinya hamil dan dia menyadari bahwa ternyata selama ini suaminya telah membohonginya dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa mempunyai anak. Penulis melihat bahwa kebohongan suaminya lah yang membuat dia berkali-kali terluka. Salah satu faktor penyebab penjualan wanita dan anak-anak adalah pemikiran legal yang masih lemah menujukkan kesalahan pengenalan tindakan kriminal jual-beli wanita dan anak-anak, melalui introgasi pihak berwajib, banyaknya perilaku kriminal penjualan anak buta hukum. Di antara mereka ada yang menganggap penjualan wanita dan anak-anak, dll adalah perilaku yang pantas sama seperti menikah (Mao Yi, Wang Xiaoming, 2009). Di dalam film tidak diceritakan secara jelas mengapa suami Li Hongqin menculik anak dan membawanya pulang untuk diurus oleh istrinya, suami Li Hongqin karena berasal dari desa sehingga kurang pemahaman tentang perilaku kriminal penculikan anak dan tidak tahu akibat dari perbuatan yang dilakukannya.

3. Anak yang Diculik dan Traumanya

Di dalam film ini, Tian Peng adalah anak yang diculik. Ayah (Tian Wenjun) dan ibunya (Lu Xiaojuan) telah bercerai. Pengadilan memberikan hak asuh anak kepada Tian Wenjun, sejak saat itu, Tian Wenjun tinggal bersama ayahnya. Meskipun sudah bercerai, Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan masih sering bertengkar mengenai pendidikan dan hak asuh anak, hingga Tian Peng melerai mereka. Dalam buku Xinlixue gaibian shenghuo, Maher berpendapat bahwa perceraian bukan hanya meninggalkan luka bagi pasangan dan anak, namun perceraian orang tua juga membuat anak lebih mudah mengalami tekanan dan hambatan psikologi. Meskipun Tian Peng belum bisa memahami kondisi ayah dan ibunya, tetapi di dalam hatinya ia ingin tinggal bersama kedua orang tuanya. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa mereka tidak tinggal bersama., maka dia bertanya kepada ayahnya: “Pengadilan siapa? Kenapa dia tidak menyukai mama?”(00:07:02-00:07:10) Penulis menduga Tian Peng sangat mendambakan kasih sayang seorang ibu, sehingga ketika ia melihat mobil ibunya, ia langsung mengejarnya. Setelah diculik, dia tinggal bersama Li Hongqin dan Ji Fang (anak perempuan yang diasuh Li Hongqin), Tian Peng sudah menganggap Li Hongqin sebagai ibunya sendiri. Oleh karena itu, ketika Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan menjemput Tain Peng di desa, Tian Peng menolak ikut dengan mereka karena bagi Tian Peng mereka ada lah orang asing. Dia hanyamengenal Li Hongqin sebagai ibunya, bahkan meminta polisi untuk menyuruh Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan pergi.

Setelah Tian Peng kembali tinggal bersama ayahnya, ia masih melakukan kebiasaan yang biasa dia lakukan di desa. Ia meludah sembarangan, tidak terbiasa buang air di kloset serta tidak terbiasa bicara bahasa mandarin. Sikapnya terhadap kedua orang tuanya sangat dingin. Terus berkata

(7)

ingin “mama” (Li Hongqin), ingin bertemu Jifang, ingin pulang ke rumah. Tian Wenjun bahkan sempat berkata pada Lu Xiaojuan: “Kamu pikir Tian Peng tinggal bersama dia berapa lama

sampai bisa memanggilnya Mama”(01:20:40-01:20:45). Tian Peng juga sempat bertanya kepada

ayahnya: “Apakah kalian sudah bercerai?”(01:21:15) Menunjukkan bahwa perceraian orang tua menyebabkan Tian Peng mengalami trauma yang mendalam. Saat dia mulai belajar mengenal akan “anggota keluarganya”, Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan tidak ada di sampingnya sehingga yang dia kenal sebagai anggota keluarganya hanya Li Hongqin dan Ji Fang. Setelah kembali tinggal bersama orang tua kandungnya, Tian Peng kembali harus merasakan trauma yang lain, yaitu trauma akibat terpisah dari ibu yang selama ini mengasuhnya. Anak usia 6 bulan sampai 2 tahun adalah saat yang penting di mana dia membangun hubungan yang tak terpisahkan dengan orang yang mengasuhnya. Meskipun yang mengasuhnya bukanlah orang tuanya, tetapi jika dalam waktu tersebut, ada yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang, maka akan terbangun hubungan yang tidak terpisahkan antara anak dan orang tua yang mengasuhnya(Xunyi wen Yaowang, 2015).

B. Proses Pemulihan Trauma

Mengatasi trauma dapat dilakukan dengan beberapa cara. Bisa dengan pergi ke psikiater ataupun mengikuti berbagai aktivitas, dll. Lu Xiaojuan di dalam film pergi ke psikiater, namun tidak banyak membantu karena merasa orang yang tidak pernah kehilangan anak tidak akan mengerti perasaannya. Akhirnya, Tian Wenjun mengajaknya mengikuti organisasi pencarian anak.

Setelah mengikuti organisasi tersebut, ada sedikit perubahan dari Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan karena dalam organisasi tersebut, bukan hanya mereka berdua yang kehilangan anak. Anggota lain pun juga kehilangan anaknya sama seperti mereka. Namun mereka memiliki cerita kehilangan anak yang berbeda-beda dan saling berbagi cerita tentang kehilangan yang mereka alami.

Tian Wenjun juga menceritakan pengalamannya, namun saat Lu Xiaojuan diminta untuk berbagi, dia tidak bicara apa-apa tapi akhirnya dia berani bercerita. Di sini kita dapat melihat bahwa beban yang ada di hatinya selama lebih dari setahun baru dapat ia ceritakan. Aktivitas seperti ini bukan hanya sangat membantu bagi dia, tetapi juga bagi semuanya. Terlihat bahwa semuanya mendapat kesempatan untuk berbagi pemikirannya, perasaannya dan pengalamannya tentang kehilangan yang dialami. Kesempatan ini membuat perasaan setiap anggota bisa menjadi lebih baik. Bagi Lu Xiaojuan, kesedihan yang telah tersimpan selama lebih dari satu tahun akhirnya dapat terungkapkan, aktivitas seperti ini memberinya semangat dan meringankan kesedihannya.

Dalam organisasi tersebut mereka saling mendukung, saling menyemangati dan saling membantu. Ketika mereka bersama-sama berkumpul untuk mencari anak mereka, Han Zhong sebagai ketua berkata: “Karena kita adalah rombongan, keselamatan adalah nomor satu, saat melintasi

jalan saling bergandengan tangan, siapapun jangan sampai ada yang

tertinggal”(00:36:08-00:36:16). Semua yang mendengar langsung tertawa. Setelah anaknya hilang, ekspresi Lu Xiaojuan begitu dingin, namun sejak mengikuti organisasi tersebut, ada sedikit perubahan, Lu Xiaojuan mulai bisa tertawa. Begitupun dengan Tian Wenjun. Dalam organisasi tersebut, mereka lagu penyemangat yang mereka nyanyikan bersama di mobil.

Mereka mencari anak bersama,mengobrol dan minum bersama. Saat ada anggota yang menerima telepon dari penipu, mereka malahan mempermainkan penipu tersebut, membuat semuanya tertawa. Mereka bersama-sama melepas hewan di laut dan membuat perjanjian dengan Tuhan. Kegiatan organisasi seperti ini memberikan kebahagiaan, kelegaan dan harapan bagi semuanya. Setelahnya, meskipun diantara semua anggota Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan yang pertama menemukan anaknya, namun mereka tetap bersedia membawa Tian Peng untuk mengikuti kegiatan organisasi. Tian Wenjun tidak ingin mengecewakan yang lain, karena dia telah menemukan anaknya, maka yang lain juga harus bisa menemukan anaknya. Tian Wenjun juga mengundang anggota organisasi saat ulang tahun Tian Peng dan ketika Han Zhong memutuskan untuk memiliki anak lagi, Tian Wenjun tetap memberikan semangat. Seperti yang diungkapkan dalam Review of Group for

PTSDbahwa penyembuhan melalui kelopmpok menyediakan lingkungan yang aman bagi orang

yangmenderita PTSD untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan menawarkan kesempatan untuk membangun kepercayaan(Sloan, 2012).

Kasus penculikan anak bukan hanya mengakibatkan trauma bagi orang dewasa tetapi juga menyebabkan luka pada anak. Ketika Tian Peng berhasil ditemukan oleh orang tua kandungnya, ia sama sekali tidak mengenali kedua orang tuanya. Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan bersikap sangat baikhati Tian Peng, dia membawa Tian Peng ke panti asuhan untuk melihat Ji Fang. Ji Fang adalah adikTian Peng selama ia tinggal di desa yang setelah itu dibawa ke panti asuhan di Shen Zhen. Ketikabertemu dengan Ji Fang, Ji Fang berkata ingin pulang, lalu Tian Peng berkata kepada Ji Fang:

“Jifang,itu bukan lagi rumah kita, kamu tahu tidak?”(01:24:13-01:24:17) Kalimat ini

(8)

bahwa Tian Peng mulai bisa menerima kenyataan.

Dalam perjalanan pulang, Lu Xiaojuan bertanya kepada Tian Peng: “Kamu ingin tinggal

bersama Ji Fang? Mama jemput Ji Fang pulang ke rumah yah? Kamu tenang saja, mama pasti bisa bawa Ji Fang pulang”(01:25:32-01:25:44). Tian Peng tidak menjawab, hanya memandangi

ibunya. Setelah mendengar perkataan ibunya, Tian Peng langsung menggandeng tangan ibunya. Lu Xiaojuan pun terharu sampai meneteskan air mata. Apa yang dilakukan Tian Peng menunjukkan bahwa ia sudah mulai menerima ibunya. Lu Xiaojuan melakukan seperti ini juga demi kesehatan psikologis anak, menuruti keinginan anak, karena dengan begitu barulah anak akan pelan-pelan mengerti kebaikan orang tuanya, tidak merasa tertekan dan merasa aman.

Tian Peng mulai mau mendengar perkataan ayah dan ibunya. Saat mulai masuk sekolah, ia memperkenalkan dirinya dengan berkata: “Apa kabar semua, nama saya Tian Peng, umur saya 6

tahun, papa saya bernama Tian Wenjun, mama saya bernama Lu Xiaojuan, saya juga memiliki seorang adik perempuan bernama Yang Jifang”(02:00:05-02:00:25).Terlihat bahwa ia telah

menerima keberadaannya dan orang tua kandungnya.

Berdasarkan apa yang telah diungkapkan di atas, kita dapat melihat bahwa terhadap anak, Tian Wenjun dan Lu Xiaojuan memiliki cara yang sama untuk memahami isi hati anaknya. Tetapi bagi mereka sendiri, mereka mengikuti perkumpulan organiasasi untuk meringankan trauma. Bagaimanapun caranya, semuanya membutuhkan semangat dan dukungan untuk membantu orang-orang ini. Dukungan dari komunitas termasuk dukungan dari pasangan, kekasih, keluarga, teman, dokter dan organisasi social(Unicho, 2004).

SIMPULAN DAN SARAN

Melalui analisa yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa trauma yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam Film Dearest disebabkan oleh penculikan anak. Caruth berpendapat bahwa trauma adalah pengalaman yang tidak terduga akan kejadian buruk yang besar di mana respon yang muncul akibat kejadian tersebut seringkali tertunda, tidak terkontrol, menyebabkan halusinasi yang berulang-ulang, dan fenomena lain. Penulis menyimpulan dari landasan teori dan konflik di dalam film bahwa tokoh-tokoh di dalam film terutama Tian Wenjun, Lu Xiaojuan, Han Zhong dan para orang tua yang kehilangan anaknya mengalami gejlala PTSD. Li Hongqin dan Han Zhong karena begitu mendambakan anak sehingga mengalami trauma. Li Hongqin dibohongi oleh suaminya yang mengatakan bahwa dia tidak bisa memiliki anak sehingga mengalami trauma akibat keinginannya yang besar untuk memiliki anak dan harus berpisah dengan anak yang telah diasuhnya. Selain itu Han Zhong juga terpaksa harus membuat surat kematian atas anaknya yang hilang agar dapat memiliki anak lagi sesuai peraturan yang berlaku

Meskipun Tian Peng diculik, namun dia mendapat cinta dari orang tua asuhnya, setelah kembali kepada orang tua kandungnya juga tidak kekurangan kasih sayang, ini juga yang membuat dia bisa perlahan-lahan menerima kenyataan dan memulihkan traumanya. Kejadian penculikan yang dialami Tian Peng pasti akan berpengaruh pada kesehatan psikologisnya. Karena gejala trauma seringkali tertunda, maka kita pun tidak tahu apakah kejadian tersebut akan berpengaruh pada saat dia tumbuh dewasa. Jika anak-anak mengalami peristiwa yang membahayakan nyawanya (misalnya kebakaran, gempa bumi, kecelakaan, perang, pembunuhan). Maka dapat berdampak pada respon trauma di dalam pikiran yang serius, membutuhkan bimbingan psikologis yag tepat, mencegah bentuk kecemasan setelah trauma, berubah menjadi efek jangka panjang, mempengaruhi kehidupan psikologis dan kegiatan di kemudian hari(Chen Yixin, 2009).

Dalam film tersebut juga ditunjukkan bahwa salah satu cara meringankan trauma adalah dengan mengikuti kegiatan organisasi, dengan bantuan dari komunitas dan orang lain, memberikan penghiburan terhadap orang yang mengalami trauma, kembali bangkit dengan semangat baru.

Masing-masing tokoh di dalam film memiliki latar belakang yang berbeda-beda, namun mereka semua sama-sama mengalami kehilangan anak yang meninggalkan bekas trauma yang dalam.Dalam hidup kita pasti pernah mengalami trauma, baik besar maupun kecil. Namun bagaimanapun hidup harus terus berlanjut, kita harus berani untuk membiarkan yang berlalu tetap menjadi masa lalu. Terus melanjutkan kehidupan, namun keputusan untuk mau lepas dari trauma ada pada diri kita sendiri.

REFERENSI

Sidabutar, SIE. Dharmawan, LI. Poerwandari, K. Nurhaya, N. (2003). Pemulihan Psikososial

Berbasis Komunitas. Jakarta: Kontras dan Yayasan PULIH.

(9)

Sloan, DM. Bovin, MJ. Schnurr, PP. (2012). Review of Group Treatment for PTSD. Journal of

Rehabilitation Research & Development (JRRD). 49(5): 689-702

陈璇.从创伤理论视角分析《最蓝的眼睛》[D].武汉:武汉理工大学,2013. 陈一心.儿童心理咨询与治疗[M].北京:北京大学医学出版社,2009. 胡冰霜,梁友信.创伤后应激障碍[J].上海医科大学(国外医学:卫生学分册),1997,189:266-269. 卡伦•达菲.心理学改变生活(第 8 版)[M].北京:世界图书出版公司, 2006. 康伟庭.男子被拐卖到异地 16 年 DNA 比对找到亲生父母[Z]. 孟利.创伤理论视角下的《坠落的人》[D].三峡:三峡大学硕士学位论文,2013. 孙颖.民进中央提案建议:加重对拐卖儿童犯罪刑罚[Z]. 王敏.创伤理论浅析《小镇畸人》[D]. 西南:西南大学,2010. 王自然.被拐 26 年的内江娃儿回家了[Z].

王长田(Producer),Chan,陈.P.(Director).(2014).亲爱的 Dearest[Film].China:A Wepictures 幼女被拐后不认父母拐卖儿童心理调整[Z]

赵冬梅.心理创伤的治疗模型与理论[J].华南师范大学学报(社会科学版),2009,3.(3):125-129.

毛毅,王晓鸣.中国治安案件研究[M].湖北:湖北科学技术出版社,2002.

RIWAYAT PENULIS

Fara Diana, lahir di kota Belinyu, 06 Januari 1994. Penulis menamatkan pendidikan SMA Negeri 1 Belinyu pada tahun 2011. Penulis pernah aktif di Himanda (Himpunan Mahasiswa Sastra China) sebagai anggota. Saat ini bekerja sebagai guru privat mandarin di Jakarta.

Marretta Putri lahir di kota Jakarta pada 12 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA Abdi Siswa pada tahun 2011. Saat ini bekerja sebagai Staff Perpustakaan di Gereja Kristus Yesus Green Ville. Penulis aktif di Himanda sebagai anggota.

Xuc Lin, lahir di kota Jakarta, pada tanggal 19 Januari 1979. Menamatkan pendidikan S1 di Universitas Darma Persada dalam bidang Sastra China pada tahun 2001 dan menamatkan pendidikan S2 di Huaqiao University dalam bidang Chinese Modern and Contemporary Literature pada tahun 2010. Saat ini bekerja sebagai Content Specialist bidang Chinese Literature di Binus University.

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban : Intinya itu adalah mengenalkan kepada anak-anak bahwa makam yang kita kunjungi adalah makam seorang tokoh. Dimana tokoh tersebut adalah tokoh penyebar

Departemen Operasi dan Pemeliharaan mempunyai fungsi memastikan seluruh jaringan pipa gas bumi beserta fasilitas penunjangnya telah dimanfaatkan secara optimal untuk

Kesalahpahaman sering terjadi karena faktor komunikasi Apabila pelayanan yang diberikan buruk, pasien akan memberikan respon negatif berupa ketidakpuasan sehingga pasien tersebut

Persaingan juga meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah, ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, ketika biaya tetap tinggi, ketika produk mudah

Mereka yang namanya tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini diberikan tugas sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 Program Studi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (Content Analisis) dengan mengunakan pendekatan penelitian hukum normatif (legal research)

Akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu sistem akuntansi yang sedemikian rupa sehingga pengumpulan pelaporan, biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggung

Beberapa rumpun kambing/domba yang telah ditetapkan Pemerintah sebagai rumpun ternak berdasarkan wilayah sebaran asli geografis kambing/domba antara lain kambing