• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD GAMBIRAN TAHAP II KOTA KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD GAMBIRAN TAHAP II KOTA KEDIRI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

               

MAKALAH

TUGAS AKHIR – RC 091380

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD

GAMBIRAN TAHAP II KOTA KEDIRI

 

UTUS HARI PRISTIANTI NRP. 3107 100 549

   

Dosen Pembimbing

Ir. Putu Artama Wiguna, MT, PhD

JURUSAN TEKNIK SIPIL

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD GAMBIRAN TAHAP II KOTA KEDIRI

Oleh Utus Hari Pristianti

3107 100 549 Dosen Pembimbing

Ir. Putu Artama Wiguna. MT, PhD

Abstrak

Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat maka RSUD Gambiran melakukan pembenahan, diantaranya dengan melengkapi fasilitas rumah sakit yaitu dengan dilaksanakannya pembangunan Gedung RSUD Gambiran Tahap II. Dalam pembangunan gedung ini harga per m2

bangunan standart pada desain lebih besar dari harga per m2 bangunan standart yang telah ditetapkan

oleh pemerintah kota Kediri. Atas dasar hal ini maka, dalam Tugas Akhir ini dipilih suatu cara yaitu menerapkan Rekayasa Nilai (Value Engineering) pada Pembangunan Gedung RSUD Gambiran Tahap II.

Penerapan Rekayasa Nilai ini dilakukan pada tahap desain. Untuk melakukan penerapan Rekayasa Nilai ini digunakan dengan metodologi Rencanan Kerja Rekayasa Nilai yang terdiri dari tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, dan tahap rekomendasi.

Dari hasil Penerapan Rekayasa Nilai pada pembangunan gedung tersebut didapatkan 4 item pekerjaan yang memiliki potensi biaya tidak diperlukan paling besar yaitu pekerjaan dinding interior/eksterior, dinding KM/WC, pintu, dan jendela. Dan item pekerjaan yang tidak dibutuhkan yaitu item pekerjaan pelapis dinding. Penghematan yang didapatkan adalah sebagai berikut: pekerjaan dinding eksterior/interior sebesar Rp. 547.215.378 atau 6.1%, pekerjaan dinding KM/WC sebesar Rp. 129.205.737,00 atau 10.10% pekerjaan pintu sebesar Rp. 313.250.000,00 atau 28.75%, pekerjaan jendela Rp. 557.332.312 atau 21,98%, dan pekerjaan pelapis dinding sebesar Rp. 1.580.395.606,00 atau 38,25%. sehingga didapatkan total pengehematan dari penerapan Rekayasa Nilai adalah sebesar Rp. 3.624.661.420,22 (Tiga Milyar Enam Ratus Dua Puluh Empat Juta Enam Ratus Enam Puluh Satu Ribu Empat Ratus Dua Puluh Rupiah) atau sebesar 2,82% dari total biaya pelaksanaan proyek.

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gedung RSUD Gambiran merupakan salah satu bangunan sarana kesehatan yang ada di kota Kediri. Gedung RS pada tahap I ini terdiri dari bangunan IRNA VIP. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat betapa pentingnya kesehatan sehingga mengakibatkan banyaknya masyarakat yang berobat di RSUD ini. Maka RSUD Gambiran mempunyai visi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan cara melakukan pembenahan diantaranya dengan melengkapi fasilitas yaitu dilaksanakan pembangunan Gedung RSUD Gambiran Tahap II yang terdiri dari critical area, ruang bersalin, dan ruang medis.

Pembangunan gedung RS ini terdiri dari 5 lantai bangunan utama dan bangunan penunjang. Pada desain rencana anggaran biaya pembangunan gedung ini diperoleh biaya kurang lebih Rp. 216.800.000.000. Pada rencana anggaran biaya desain didapat harga per m2

bangunan standart lebih besar dari harga per m2 bangunan standart yang telah

ditetapkan oleh pemerintah kota Kediri. Perbedaan ini terjadi karena pada perhitungan RAB pada tahap desain diperkirakan ada penggunaan dana untuk suatu hal yang tidak diperlukan. Sehingga diperlukan suatu pengoptimalan dalam penggunaan dana tanpa mengurangi nilai fungsi dari bangunan tersebut. Salah satu cara pengoptimalan penggunaan dana adalah dengan cara Rekayasa Nilai (value engineering) dalam perencanaan proyek pembangunan gedung RSUD Gambiran tahap II sehingga dapat dihitung besarnya penghematan biaya yang dapat dioptimalkan.

Metode Rekayasa Nilai dipilih karena mempunyai kelebihan dalam hal mengendalikan biaya dengan menggunakan pendekatan dengan cara menganalisis nilai terhadap fungsinya tanpa menghilangkan kualitas serta reabilitas yang diiginkan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada terutama dalam memenuhi kebutuhan kriteria desain dan tujuan pembangunan

yang diinginkan. Oleh karena itu direncanakan Rekayasa Nilai.

1.2 Masalah Penelitian

Dari penulisan Latar Belakang diatas maka:

1. Apa saja item pekerjaan yang dapat dilakukan Rekayasa Nilai?

2. Berapa penghematan biaya yang diperoleh dari penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Gedung RSUD Gambiran tahap II? 1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan item pekerjaan yang akan dilakukan Rekayasa Nilai; 2. Menghitung penghematan biaya dari

penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Gedung RSUD Gambiran tahap II.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penyusunan Tugas Akhir ruang lingkup dan batasan masalalahnya adalah:

1. Rekayasa Nilai dilakukan pada pekerjaan sipil dan arsitektur pada Gedung utama RSUD Gambiran saja tidak termasuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

2. Desain awal adalah desain yang dibuat oleh konsultan perencana. 3. Penerapan Rekayasa Nilai dilakukan

pada tahap desain.

4. Anggaran biaya dan harga satuan diambil sesuai dengan data yang ada pada Rencana Anggaran Biaya.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pegertian Rekayasa Nilai

Secara umum pengertian dari rekayasa nilai adalah teknik yang menggunakan pendekatan dengan menganalisis nilai terhadap fungsinya. proses yang ditempuh adalah menekankan pengurangan biaya sejauh mungkin dengan tetap memelihara kualitas serta reabilitas yang diinginkan. Sedangkan rekayasa nilai menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Rekayasa nilai adalah Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasikan fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis). (Imam Soeharto, 1995 yang

dikutip dari Society Of American Value Engineers)

2. Rekayasa Nilai adalah Evaluasi sistematis atas desain engineering suatu proyek untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi bagi setiap dolar yang dikeluarkan. Selanjutnya Rekayasa Nilai mengkaji dan memikirkan berbagai komponen kegiatan seperti pengadaan, pabrikasi, dan konstruksi serta kegiatan-kegiatan lain dalam kaitannya antara biaya terhadap fungsinya, dengan tujuan mendapatkan penurunan biaya proyek secara keseluruhan. (E.R.

Fisk 1982)

3. Rekayasa Nilai adalah Sebuah teknik dalam manajemen menggunakan pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara biaya, keandalan dan kinerja sebuah proyek. (Dell’Isola)

4. Rekayasa Nilai adalah suatu pendekatan yang terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian biaya yang tidak perlu. Biaya

yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen. (

Miles 1971 dalam Barrie dan Poulson 1984)

5. Rekayasa Nilai adalah penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total minim. (Heller 1971 dan

Hutabarat 1995)

6. Rekayasa Nilai adalah suatu metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif

yang bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat

mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya dan

usaha-usaha yang tidak diperlukan atau tidak mendukung. (Donomartono

1999)

7. Rekayasa Nilai adalah sebuah pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan

untuk mengurangi/ menghilangkan biaya-biaya yang

tidak diperlukan. (Zimmerman dan hart, 1982)

Selain pengertian Rekayasa Nilai diatas, menurut Zimmerman dan Hart, pengertian Rekayasa Nilai adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi Pada System (System Oriented)

2. Pendekatan Tim yang Multidisiplin (Multidisiplined Team Approach)

(5)

3. Berorientasi Pada Siklus Hidup (Life Cycle Oriented)

4. Suatu teknik yang terbukti (A Proven Management Technique) 5. Berorientasi Pada Fungsi

(Function Oriented)

Beberapa hal yang mendasari rekayasa nilai sangat penting dipahami oleh setiap perencana dan pelaksana proyek sehingga dapat menyebabkan biaya-biaya yang tidak perlu muncul setiap kegiatan proyek berlangsung, hal-hal tersebut antara lain:

1. Kekurangan waktu (lack of time) 2. Kekurangan informasi (lack of

information)

3. Kekurangan ide/ gagasan (lack of idea)

4. Kesalahan konsep (misconceptions)

5. Keadaan sementara yang tidak disengaja namun menjadi ketetapan (temporary circumstances that inadvertently

become permanent) 6. Kebiasaan (habits) 7. Sikap (attitude) 8. Politik (politic) 9. Kekurangan (fee)

Menurut Zimmerman dan Hart, mengatakan bahwa Rekayasa nilai tidak mempunyai artian sebagai berikut:

1. A Desain Review

2. Pemangkasan Biaya (A

Cheapening Process)

3. Kontrol Kualitas (Quality

Control)

4. Kebutuhan Desain (A

Requirement Done All Desain)

2.2 Waktu Penerapan Rekayasa Nilai Penerapan rekayasa nilai harus diusahakan pada tahap konsep perencanaan. Sebab mempunyai fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perencanaan ulang. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahan-perubahan akan bertambah, sampai akhirnya sampai pada suatu titik yang tidak mempunyai penghemtan yang dapat dicapai

2.3 Konsep Dasar Rekayasa Nilai Menurut Zimmerman dan Hart ada unsur utama yang sering disebut dengan Key Element of Value

Engineering. Unsur-unsur tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Analisa Fungsi (Function

Analysis)

Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam value

engineering karena analisis

inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik penghematan biaya lainnya. Analisa fungsi ini

diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi yang

terdiri dari dua kata , yaitu kata kerja dan kata benda

2. Berpikir kreatif (Creatif

Thinking)

Dalam melakukan analisa dibutuhkan suatu pengembangan suatu konsep/ gagasan/ pikiran baru yang belum ada pada pemikiran sebelumnya

3. Model Pembiayaan (cost model) Model pembiayaan ini digunakan sebagai metode untuk mengatur biaya ke dalam fungsinya melalui perbandingan Basic Cost dan Actual Cost sehingga dapat dengan mudah diidentifikasi dan diukur

4. Biaya Siklus Hidup (Life Cycle

Costing)

Analisis ini dilakukan untuk menentukan alternatif dengan biaya paling rendah

5. Teknik dalam Analisa Fungsi

(Function Analysis Technique/ FAST)

Adalah Suatu teknik kunci digunakan untuk mendefinisikan dan menguraikan struktur fungsional

6. Biaya dan Nilai (Cost and

Worth)

Pada Rekayasa Nilai perlu diperhatikan tentang perbedaan antara arti nilai dan biaya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan

7. Kebiasaan dan Sikap (Habits

(6)

Kebiasaan dan sikap seseorang seringkali berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan terutama saat menghadapi permasalahan

8. Rencana Kerja Rekayasa Nilai

(VE Job Plan)

Pendekatan yang sistematis dan yang terorganisir adalah kunci utama Rekayasa Nilai yang berhasil

9. Manajemen hubungan antara pelaku dalam Rekayasa Nilai

(Managing the owner/ Designer/ Value Consultan)

Memelihara hubungan yang baik antar tim Rekayasa Nilai dengan seluruh unsur yang terlibat 2.4 Rencana Kerja Rekayasa Nilai

(Value Engineering Job Plan)

Rekayasa Nilai mengikuti suatu metodologi berupa langkah yang tersusun secara sistematis yang dikenal dengan rencana kerja rekayasa nilai

(value engineering job plan).

Dengan tujuan utama penghematan biaya namun tanpa mengorbankan kualitas dari pekerjaan, maka rekayasa nilai menpunyai tahapan - tahapan yang tersusun rapi, sistematis dan terarah berdasarkan teori Dell’Isolla.

Tahapan tersebut terdiri dari: 1. Tahap informasi

Bertujuan untuk mendapatkan latar belakang proyek, mendapatkan pentabulasian data yang berhubungan dengan item pekerjaan dan menentukan item

pekerjaan dengan mendefinisikan fungsi, sehingga

diperoleh item pekerjaan yang memungkinkan untuk dilakukan rekayasa nilai.

Dalam tahap informasi ini ada 2 jenis analisa yang dilakukan yaitu:

1. Analisa item-item yang mempunyai biaya tinggi

Menururt Dell’Isolla dalam mengidentifikasi item berbiaya tinggi terdapat beberapa tekik adalah sebagai berikut:

- Breakdown - Cost Model

- Analisa Grafik Pareto Dalam menerapkan analisa tersebut diatas, dipergunakan alat bantu berupa gambar-gambar serta tabel-tabel, yang terdiri dari Tabel Breakdown Cost Model dapat dilihat pada tabel 2.1, dan gambar Grafik Hukum Distribusi dapat dilihat pada gambar 2.3.

Tabel 2.1 Format Tabel Breakdown Cost Model

Gambar 2.3 Grafik Hukum Pareto 2. Analisa Fungsi

Analisa fungsi bertujuan untuk mengklasifikasikan fungsi utama (basic) ataupun fungsi penunjang (secondary) serta untuk membandingkan antara biaya (cost) dan nilai manfaat (worth) yang dibutuhkan untuk mengklasifikasikan fungsi

itu. Pada analisa fungsi ini metode yang digunakan adalah metode FAST

Adapun penerapan analisa tersebut diatas, menggunakan alat bantu berupa Tabel Analisa. 3. Tahap Kreatif

Bertujuan untuk mendapatkan ide alternatif desain yang dapat memenuhi fungsi dasar item kerja yang dipilih, dimana pada tahap ini dilakukan eksplorasi ide sebanyak-banyaknya tanpa melalui pertimbangan keputusan ataupun analisa terlebih dahulu. Menurut Dell’Isola (1975) ada dua pendekatan yang utama

(7)

diklasifikasikan berdasarkan free-association techniques, yaitu:

1. Brainstorming

2. The Gordon Technique 4. Tahap Analisa

Pada tahap ini bertujuan menganalisa alternatif-alternatif yang telah ditentukan pada tahap kreatif untuk kemudian dipilh satu alternatif terbaik sebagai desain usulan pada tahap rekomendasi.

Teknik dan metode yang digunakan dalam penilaian dan pemilihan alternatif-alternatif yang muncul pada tahap sebelumnya adalah sebagai berikut:

a. Analisa Keuntungan dan Kerugian

Gagasan-gagasan yang muncul dari tahap sebelumnya disaring dengan melihat keuntungan dan kerugian

yang ditimbulkan dari setiap gagasan tersebut. Dalam melakukan analisa keuntungan dan kerugian ini digunakan tabel yang menunjukkan beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif yang didapat.

b. Biaya Siklus Hidup Proyek (life cycle cost) Menurut Zimmerman dan

Hart (1982) ada beberapa

tipe dari biaya siklus hidup yaitu: a. Biaya investasi b. Biaya pemilikan/ pembebasan tanah c. Biaya rekayasa (perencana, desain, dan pengawasan) d. Biaya redesign e. Biaya konstruksi f. Biaya administrasi g. Biaya penggantian h. Nilai sisa i. Biaya pengoperasian - Gaji staff - Bahan bakar - Listrik - Bahan kimia - Jadwal pengoperasian - Perbaikan dan servis - Pemulihan sumber daya - Transformasi j. Biaya perawatan - Suku cadang - Buruh - Pemeliharaan preventif - Kebersihan - Keawetan produk k. Nilai waktu ulang

(time cost of money)

tabel analisa biaya daur hidup

menggambarkan biaya sekarang dan biaya yang akan

datang masing-masing alternatif serta besarnya penghematan biaya.

c. Analisa pembobotan kriteria dalam pemilihan alternatif

Setelah kedua analisa diatas dilakukan, maka alternatif – alternatif yang ada dinilai dan dipilih satu yang terbaik. Dalam pemilihan alternatif yang dilihat tidak hanya dari segi biaya tapi dilihat juga penampilan, waktu implementasi, redesain, estetika, keselamatan dan lain – lain juga sangat perlu dipertimbangkan. Dalam suatu proses pengambilan keputusan, para pengambil keputusan seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang bersumber dari beragamnya kriteria. Terkait dengan hal tersebut, Analytic Hierarchy Process (AHP)

dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian AHP dapat memberikan solusi yang

(8)

optimal dengan cara yang transparan melalui:

ƒ Analisis keputusan secara kuantitatif dan kualitatif

ƒ Evaluasi dan representatif solusi secara sederhana melalui model hierarki

ƒ Argumen yang logis

ƒ Pengujian kualitas keputusan ƒ Waktu yang dibutuhkan relatif singkat Menurut (Saaty, 1994) ada tiga prinsip

Analytical Hierarchy Process, yaitu : 1. Dekomposisi (Decomposition) 2. Penilaian Komparasi (Compatative Judgment) 3. Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)

Kelebihan metode AHP dibandingkan dengan metode lain menurut Saaty (2003) adalah : 1. Kesatuan ( Unity ) 2. Kompleksitas ( Complexity ) 3. Saling Ketergantungan (Inter Independence) 4. Struktur Hierarki ( Hierarchy Structuring ) 5. Pengukuran ( Measurement ) 6. Konsistensi ( Consistency ) 7. Synthesis 8. Trade Off

9. Penilaian dan Konsensus

(Judgement and Consensus )

10. Penanggulangan Proses ( Repetition Process )

Cara Menggunakan AHP

1. Menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi 2. Penilaian kriteria dan

alternative

3. Penentuan prioritas

Penggunaan AHP dengan Menggunakan Responden

Apabila kita melakukan metode AHP untuk jumlah sampel-sampel yang relatif besar atau menggunakan responden, maka langkah-langkah yang dilakukan menurut Saaty adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan rata-rata geometric (geometric mean)

Berdasarkan skor jawaban seluruh responden, rata-rata geometrik setiap pasangan yang dibandingkan kemudian dikalkulasikan berdasarkan formula berikut: n n x x x x= 1+ 2+ Dimana : x = penilaian gabungan xn = penilaian responden ke - n n = jumlah responden 2. Penyusunan Prioritas 3. Konsistensi Jawaban

Untuk mengetahui apakah hasil penilaian bersifat konsisten, maka beberapa langkah untuk menghitung rasio inkonsistensi untuk menguji konsistensi penilaian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Vektor Jumlah Tertimbang (Weighted Sum Vector)

2. Menghitung Vektor Konsistensi (VK)

3. Menghitung Lambda dan Indeks Konsistensi

Lambda(λ) adalah nilai

rata-rata Vektor Konsistensi

Formula untuk menghitung Indeks Konsistensi adalah:

1 − − = n n IK

λ

Dimana n adalah faktor yang sedang dibandingkan.

4. Perhitungan Rasio Konsistensi

5. Rasio Konsistensi merupakan Indeks Konsistensi dibagi dengan indeks Random/ Acak (IR). Formula untuk

(9)

menghitung Rasio Konsistensi adalah: IR IK RK=

Indeks Random adalah fungsi langsung dari jumlah alternatif atau sistem yang sedang diperbandingkan. 4. Tahap Rekomendasi

Setelah melakukan analisa terhadap alternatif-altenatif pada tahap analisa langkah terakhir pada rencana kerja rekayaya nilai adalah tahap rekomendasi. Pada tahap ini dipilih 1 alternatif desain terbaik dengan memberikan dasar-dasar pertimbangannya.

Menurut Dell’Isola (1975) dalam tahap ini ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu :

1. Tim harus meninjau semua solusi alternatif yang diajukan dengan sangat hati-hati dan mendetail untuk meyakinkan bahwa nilai yang tinggi dan

penghematan yang signifikanlah yang benar-benar

ditawarkan.

2. Proposal yang dibuat untuk pihak managemen harus benar-benar bagus dan akurat. 3. Tim harus mempresentasikan

sebuah rancangan untuk mengimplementasikan

proposal tersebut.

Alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan hasil studi ini adalah berupa tabel usulan.

BAB III METODOLOGI 3.1 Konsep Penelitian

Obyek yang diambil pada penelitian Tugas Akhir ini adalah Proyek Pembangunan RSUD Gambiran yang terletak pada Jl. KH. Wachid Hasim 64 Kota Kediri. Penerapan rekayasa nilai dikhususkan pada pekerjaan sipil dan arsitektur bangunan utama RSUD Gambiran saja tidak termasuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Dalam penelitian penerapan rekayasa nilai ini digunakan metode atau teknik Rencana Kerja

Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori Dell’Isola.

3.2 Proses Penelitian

Langkah-langkah dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam proses penelitian diantaranya:

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan proses penelitian peneliti harus melakukan tahap persiapan, diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data proyek. Pencarian data dapat dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun Dinas Pekerjaan Umum yang menangani proyek-proyek besar.

Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan Umum dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan.

2. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan analisis value engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis dari proyek, seperti gambar, Rencana Anggaran Biaya (RAB).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya data mengenai daftar harga satuan dan analisa pekerja, data bahan atau material bangunan yang digunakan, data tenaga kerja, peraturan-peraturan bangunan gedung dari Departemen Pekerjaan Umum dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam menganalisis VE.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

a. Metode Pengambilan Data Primer Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada konsultan

(10)

maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut. Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung. b. Metode Pengambilan Data Sekunder

Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansi-instansi atau perusahaan-peusahaan yang dianggap berkepentingan. Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga kerja, instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan dan perusahaan lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi.

3.3 Metode Analisa

Dalam penenelitian penerapan rekayasa nilai pada proyek ini digunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering Job

Plan) berdasakan teori Dell’Isola (1975)

yaitu rencana kerja rekayasa nilai yang terdiri dari tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, dan tahap rekomendasi. 3.3.1 Tahap Informasi

Tahap informasi dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data – data proyek yaitu gambar desain dan RAB 1. Mempelajari gambar perencanaan

untuk mendapatkan komponen dari item pekerjaan

2. Mempelajari RAB untuk mendapatkan masing-masing komponen dan biaya pekerjaan

3. Disusun dalam bentuk daftar tabel 4. Menyusun informasi harga item

pekerjaan dengan membuat cost model poyek

5. Menentukan item pekerjaan yang berbiaya tinggi dari data cost model diatas kedalam tabel breakdown cost model

6. Menggambarkan item pekerjaan terpilih dalam bentuk grafik hukum distribusi pareto

7. Menganalisa lebih lanjut dalam analisa fungsi. Langkah – langkah sebagai berikut:

a. Menentukan fungsi dasar item pekerjaan

b. Menentukan fungsi komponen

item pekerjaan, mengklasifikasikan fungsi

tersebut kedalam fungsi basic untuk komponen – komponen yang berfungsi sama dengan fungsi dasar item pekerjaan c. Menentukan rasio cost/ worth

yang merupakan indeks nilai biaya dibanding nilai manfaat d. Menentukan sub item – sub item

pekerjaan yang akan dianalisa 3.3.2 Tahap Kreatif

Setelah diperoleh item-item yang memungkinkan untuk dilakukan rekayasa nilai, dilakukan pengumpulan ide dan berfikir secara kreatif untuk mendapatkan alternatif desain yang dapat memenuhi fungsi dasar item kerja tersebut. Pada tahap kreatif ini dilakukan dengan cara membagikan kueisioner pada pihak yang berpengalaman untuk mendapatkan alternatif desain yang dapat memenuhi fungsi dasar item kerja tersebut.

3.3.3 Tahap Analisa

Tahap analisa bertujuan memilih beberapa alternatif yang terbaik dengan seluruh alternatif-alternatif yang dihasilkan pada tahap kreatif melalui beberapa analisa/ tahapan sebagai berikut :

1. Analisa Keuntungan dan Kerugian Pada analisa keuntungan dan kerugian alternatif-alternatif dinilai keuntungan dan kerugiannya berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan, kemudian diberi bobot nilai sesuai kriteria yang telah ditentukan. Parameter-parameter tersebut antara lain :

a. Dalam segi biaya b. Estetika

c. Waktu pelaksanaan d. Teknik pelaksanaan e. Tingkat perwatan f. Tingkat Keawetan

Apabila alternatif-alternatif yang didapatkan tidak banyak maka tidak perlu dilakukan analisa keuntungan dan kerugian. Karena analisa keuntungan dan kerugian ini berfungsi untuk menyeleksi alternatif-alternatif yang ada agar tidak terlalu

(11)

banyak bila dilanjutkan ketahap selanjutnya.

2. Analisa Biaya Siklus Hidup

Setelah dilakukan penilaian terhadap keuntungan serta kerugiannya, alternatif-alternatif tersebut dianalisa pengaruhnya terhadap biaya daur hidup proyek. Masing-masing alternatif dibandingkan terhadap biaya kepemilikan dan pengoperasian fasilitas.

3. Analisa Pemilihan Alternatif

Analisa pemilihan alternatif adalah analisa terakhir yang dilakukan dalam rangkaian kerja rekayasa nilai, dimana alternatif-alternatif dinilai dengan menggunakan metode

Analytic Hierarchy Process (AHP).

Pengisian Analytic Hierarchy Process

(AHP) berdasarkan pemasukan dari

pihak yang berpengalaman dibidangnya.

3.3.4 Tahap Rekomendasi

Alternatif yang tepilih pada tahap analisa diajukan pada tahap ini yang selanjutnya disampaikan secara tertulis kepada pemilik proyek. Penyampaian

tersebut harus dilakukan dengan baik dan meyakinkan serta disajikan sejelas

mungkin dengan memakai sketsa dari item yang terpilih.

BAB IV

PENERAPAN REKAYASA NILAI 4.1. Tahap Informasi

Sesuai dengan rencana kerja (Job

Plan) dalam rekayasa nilai, tahap yang

pertama kali dilalui adalah tahap informasi. Dimana pada tahap ini dilakukan penggalian data informasi sebanyak mungkin mengenai desain perencanaan proyek mulai dari data umum hingga batasan desain yang diinginkan dalam proyek tersebut. Baru dilanjutkan dengan identifikasi item kerja berbiaya tinggi untuk kemudian dilakukan analisa fungsi, sehingga diketahui item kerja mana yang memiliki elemen fungsi sekunder dengan biaya tidak diperlukan cukup tinggi. Item kerja inilah yang nantinya akan dipilih untuk dilanjutkan pada tahap rekayasa nilai berikutnya.

4.1.1 Pengumpulan Data

Data proyek diperlukan untuk mendapatkan basis informasi mengenai suatu sistem atau proyek. Data-data proyek berisi informasi umum proyek contoh, fungsi gedung proyek contoh dan batasan desain perencanaan gedung proyek contoh, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

4.1.1.1 Data Umum Proyek

Data – data umum yang diperoleh sebagai bahan informasi untuk penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan ini adalah :

a. Nama Proyek : Pembangunan Gedung RSUD Gambiran

Tahap II Kota Kediri

b. Lokasi Proyek : Jl. KH. Wachid Hasim 64 Kota Kediri

c. Pemilik Proyek : Pemerintah

Daerah Kota Kediri

d. Konsultan Perencana :

PT. Rancang Bangun Persada Konsultan

e. Estimasi Biaya Proyek : Rp. 216.800.000.000,- f. Jumlah Lantai : 5 Lantai

g. Gambar dan desain dapat dilihat pada lampiran 1

Dalam penerapan Rekayasa Nilai ini, data proyek yang digunakan bukan hanya dari data RSUD Gambiran saja, melainkan ada 2 proyek rumah sakit lainnya yang nantinya digunakan sebagai pembanding. Dua proyek tersebut diantaranya:

1. Pembangunan Gedung Rumah Sakit Wlingi Kota Blitar

2. Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Kota Blitar

Dari pembangunan Gedung Rumah Sakit Diatas, data RAB pada masing-masing proyek nantinya akan diolah menjadi harga per m2 item pekerjaan

berdasarkan Master Specification Institute (MSI).

4.1.2 Pemilihan Item Pekerjaan

Dalam tahap informasi ini ada tiga jenis analisa yang dilakukan, yaitu:

(12)

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 P R O S E N T A S E B IA Y A (% )

PROSENTASE ITEM PEKERJAAN (%)

GRAFIK ANALISA PARETO

a. Analisa item-item yang mempunyai biaya tinggi

Dalam mengidentifikasi item yang berbiaya tinggi terdapat beberapa teknik yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:

Diagram Pareto

Diagram Pareto dari hasil breakdown analisis RS Gambiran Kota Kediri, bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

x

Δ = 30% - 20% = 10%

y

Δ

= 80% - 69% = 11% Batas biaya tinggi

1. Jika Δyx= 20% +Δy 2. Jika Δyx= 20% +Δx Karena

Δ

y

x= 20% + 10% = 30% = 30% x 13 = 3,9 ≈ 4

Dari hasil Breakdown Cost Model dan Grafik pareto dari RS Gambiran Kota Kediri, maka didapatkan 4 item pekerjaan yang memiliki biaya yang tinggi yaitu:

1. Pekerjaan Beton

2. Pekerjaan Pintu, dan Jendela 3. Pekerjaan Dinding

4. Pekerjaan Penutup Lantai b. Analisa Item Pekerjaan yang Tidak

Diperlukan

Item pekerjaan yang tidak diperlukan merupakan item pekerjaan yang tidak harus ada pada Pembangunan Gedung RSUD Gambiran Tahap II Kota Kediri. Item pekerjaan yang tidak diperlukan dalam pembangunan ini adalah item pekerjaan pelapis dinding yaitu Aluminium Komposit (Alucopan). Pada pembangunan gedung ini item pekerjaan pelapis dinding Aluminium Komposit merupakan item pekerjaan yang tidak harus ada pada pembangunan Gedung RSUD Gambiran Tahap II

Kota Kediri. Dimana aluminium komposit ini berfungsi sebagai pelapis/ penutup akhir sebuah dinding.

c. Analisa Fungsi

Analisa fungsi bertujuan untuk menerangkan fungsi utama dari suatu item pekerjaan menggambarkan pengklasifikasian fungsi utama (basic function) dan fungsi penunjangnya (secondary funtion).

Dari hasil analisa cost/worth diatas mempunyai nilai c/w > 2, yang artinya ada biaya yang tidak diperluan sehingga dapat dilakukan rekayasa nilai.

4.3 Tahap Kreatif

Berikut ini tahap kreatif yang didapat dengan cara brainstorming dengan pihak expert melalui kuesioner. Adapun brainstorming yang dilakukan, menghasilkan ide kreatif sebagai berikut:

1. Item Pekerjaan Dinding Interior/ Eksterior

2. Item Pekerjaan Dinding KM/WC

(13)

4. Item PekerjaanJendela

5. Item Pekerjaan Pelapis Dinding

4.4 Tahap Analisa

4.4.1 Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek Beberapa dasar yang digunakan untuk analisa ini adalah:

1. Nilai ekonomis bangunan 15 tahun 2. Asumsi bunga 10,55% per tahun 3. Inflasi 8,76%

1. Item Pekerjaan Dinding Eksterior/ Interior

2. Item Pekerjaan Dinding KM/WC

3. Item Pekerjaan Pintu

4. Item Pekerjaan Jendela

5. Item Pekerjaan Pelapis Dinding

4.3.2. Analisa Pemilihan Alternatif Dengan

Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

4.3.2.1. Responden AHP

AHP adalah salah satu metode dalam pengambilan keputusan yang memiliki sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah manusia. AHP membutuhkan responden untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria melalui kuesioner. Adapun responden tersebut berasal dari beberapa perusahaan jasa

(14)

kontraktor, jasa konsultan. Berikut alamat dan jumlah respondennya.

Total responden berjumlah 20 orang yang mengisi item pekerjaan dinding, pekerjaan pintu, pekerjaan jendela, dan pekerjaan pelapis dinding.

4.3.3.1 Analisa Item Pekerjaan Dinding Pada analisa daur hidup telah didapatkan alternatif dengan rangking dari tertinggi ke terendah. Pada item pekerjaan dinding terbagi atas 2 macam yaitu:

A. Pekerjaan Dinding Exterior/ Interior

- Rangking 1 : Alt A1

Pas. batako 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, benangan & tali air, cat tembok dalam ex cathylac, cat tembok luar ex kansai/ jotun - Rangking 2 : Alt A2

Pas. bata ringan, plesteran 1 pc : 5 ps, benangan & tali air, cat tembok dalam ex catylac, cat tembok luar ex kansai/ jotun - Rangking 3 : Alt A3

Pas. bata ringan spesi mortar, plesteran mortar, benangan & tali air, cat tembok dalam ex catylac, cat tembok luar ex kansai/ jotun - Rangking 4 : Desain Awal

Pas. bata 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, benangan & tali air, cat tembok dalam ex dulux, cat tembok luar ex dulux ICI Weathershield

B. Pekerjaan Dinding KM/WC - Rangking 1 : Alt A2

Pas. batako 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex catylac, keramik dinding 30x30, keramik border 20x30

- Rangking 2 : Alt A1

Pas. batako 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex

catylac, keramik dinding 30x60, keramik border 20x30

- Rangking 3 : Desain Awal Pas. bata 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex dulux, keramik dinding 30x60, keramik border 20x30

- Rangking 4 : Alt 3

Pas. bata ringan, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex catylac, keramik dinding 30x30, keramik border 20x30

Dari ketiga alternatif tersebut, selanjutnya akan dilakukan analisa pengambilan keputusan dengan banyak kriteria dengan metode AHP.

A. Pekerjaan Dinding Exterior/ Interior

Jadi hasil analisa AHP yaitu alternatif sesuai dengan rangking tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:

a. Prioritas 1:

Alternatif 2 : Pas. bata ringan, plesteran 1 pc : 5 ps, benangan & tali air, cat tembok dalam ex catylac, cat tembok luar ex jotun b. Prioritas 2:

Alternatif 3 : Pas. bata ringan spesi mortar, plesteran mortar, benangan & tali air, cat tembok dalam ex catylac, cat tembok luar ex jotun c. Prioritas 3:

Alternatif 1 : Pas. batako 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, benangan & tali air, cat tembok dalam ex catylac, cat tembok luar ex jotun d. Prioritas 4:

Desain awal : Pas. bata 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, benangan & tali air, cat tembok dalam ex dulux,

(15)

cat tembok luar ex ICI Weathershield

B. Pekerjaan Dinding KM/WC

Jadi hasil analisa AHP yaitu alternatif sesuai dengan rangking tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:

a. Prioritas 1:

Alternatif 2 : Pas. batako 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex catylac, keramik dinding 30x30, keramik border 20x30

b. Prioritas 2:

Alternatif 3 : Pas. bata ringan, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex catylac, keramik dinding 30x30, keramik border 20x30

c. Prioritas 3:

Alternatif 1 : Pas. batako 1 pc : 5 ps, plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex catylac, keramik dinding 30x60, keramik border 20x30

d. Prioritas 4:

Desain Awal : Pas. bata 1 pc : 5 ps , plesteran 1 pc : 5 ps, pas trasram 1 pc : 3 ps, plesteran trasram 1 pc : 3 ps, benangan, cat tembok dalam ex dulux, keramik dinding 30x60, keramik border 20x30

C. Pekerjaan Pintu

Pada analisa daur hidup telah didapatkan alternatif dengan rangking dari tertinggi ke terendah yaitu sebagai berikut:

- Rangking 1 : Alt 2

Kusen kayu meranti 6/12, daun pintu mulitplek 5 mm rangka kayu meranti finishing cat kayu, kaca bening 8 mm, kaca es 5 mm,accessories pintu - Rangking 2 : Alt 1

Kusen kayu kamper 6/12, daun pintu mulitplek 5 mm rangka kayu kamper finishing cat kayu, kaca bening 8 mm, kaca es 5 mm,accessories pintu

- Rangking 3 : Alt 3

Kusen kayu jati 6/12, daun pintu mulitplek 5 mm rangka kayu jati finishing cat kayu, kaca bening 8 mm, kaca es 5 mm,accessories pintu

- Rangking 4 : Desain Awal Kusen alm 5/10, daun pintu multiplek 5 mm rangka alm 2/10 finishing cat duco, kaca bening 8 mm, kaca bening 5 mm lapis stiker kaca, accessories pintu

Dari ketiga alternatif tersebut, selanjutnya akan dilakukan analisa pengambilan keputusan dengan banyak kriteria dengan metode AHP.

Jadi hasil analisa AHP yaitu alternatif sesuai dengan rangking tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:

a. Prioritas 1:

Alternatif 3 : Kusen kayu jati 6/12, daun pintu mulitplek 5 mm rangka kayu jati finishing cat kayu, kaca bening 8 mm, kaca es 5 mm,accessories pintu

b. Prioritas 2:

Alternatif 1 : Kusen kayu kamper 6/12, daun pintu mulitplek 5 mm rangka kayu kamper finishing cat kayu,

(16)

kaca bening 8 mm, kaca es 5 mm,accessories pintu

c. Prioritas 3:

Desain Awal : Kusen alm 5/10, daun pintu multiplek 5 mm rangka alm 2/10 finishing cat duco, kaca bening 8 mm, kaca bening 5 mm lapis stiker kaca, accessories pintu

d. Prioritas 4:

Alternatif 2 : Kusen kayu meranti 6/12, daun pintu mulitplek 5 mm rangka kayu meranti finishing cat kayu, kaca bening 8 mm, kaca es 5 mm,accessories pintu

D. Pekerjaan Jendela

Pada analisa daur hidup telah didapatkan alternatif dengan rangking dari tertinggi ke terendah yaitu sebagai berikut:

- Rangking 1 : Alt 2

Kusen kayu meranti 6/12, slimar kayu meranti, kaca bening 5 mm, Accessories jendela

- Rangking 2 : Alt 1

Kusen kayu kamper 6/12, slimar kayu kamper, kaca bening 5 mm, Accessories jendela

- Rangking 3 : Alt 3

Kusen kayu jati 6/12, slimar kayu jati, kaca bening 5 mm, Accessories jendela

- Rangking 4 : Desain Awal Kusen alm 5/10, slimar 3/10, kaca bening 5 mm,

Accessories jendela

Dari ketiga alternatif tersebut, selanjutnya akan dilakukan analisa pengambilan keputusan dengan banyak kriteria dengan metode AHP.

Jadi hasil analisa AHP yaitu alternatif sesuai dengan rangking tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:

a. Prioritas 1:

Alternatif 3 : Kusen kayu jati 6/12, slimar kayu jati, kaca bening 5 mm, Accessories jendela b. Prioritas 2:

Alternatif 2 : Kusen kayu meranti 6/12, slimar kayu meranti, kaca bening 5 mm, Accessories jendela

c. Prioritas 3:

Alternatif 1 : Kusen kayu kamper 6/12, slimar kayu kamper, kaca bening 5 mm, Accessories jendela d. Prioritas 4:

Desain Awal : Kusen alm 5/10, slimar 3/10, kaca bening 5 mm, Accessories jendela E. Pekerjaan Pelapis Dinding

Pada analisa daur hidup telah didapatkan alternatif dengan rangking dari tertinggi ke terendah yaitu sebagai berikut:

- Rangking 1 : Alt 3

Keramik, semen, pasir pasang, semen warna

- Rangking 2 : Alt 2

Granito, semen, pasir pasang, semen warna

- Rangking 3 : Alt 1

Marmer, semen, pasir pasang, semen warna

- Rangking 4 : Desain Awal Aluminium Komposit

Dari ketiga alternatif tersebut, selanjutnya akan dilakukan analisa pengambilan keputusan dengan banyak kriteria dengan metode AHP.

(17)

Jadi hasil analisa AHP yaitu alternatif sesuai dengan rangking tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:

a. Prioritas 1:

Alternatif 1 : Marmer, Semen, Pasir pasang, Semen warna b. Prioritas 2:

Desain Awal : Aluminium Komposit c. Prioritas 3:

Alternatif 3 : Keramik, Semen, Pasir pasang, Semen warna

d. Prioritas 4:

Alternatif 2 : Granito, Semen, Pasir pasang, Semen warna 4.4 Tahap Rekomendasi

Setelah dilakukan analisa pemilihan alternatif secara keseluruhan dari beberapa alternatif yang ada, tahap yang dilalui selanjutnya dan merupakan tahap akhir dalam rekayasa nilai adalah tahap rekomendasi. Pada tahap ini yang dilakukan memberikan rekomendasi atas hasil studi analisa yang telah dilaksanakan untuk dijadikan sebagai alat bantu dalam mengambil langkah-langkah penghematan biaya pada proyek RSUD Gambiran Kota Kediri ini. Bentuk rekomendasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Rekomendasi Dinding Interior/ Eksterior

Tabel Rekomendasi Dinding KM/WC

Tabel Rekomendasi Pintu

Tabel Rekomendasi Jendela

Tabel Rekomendasi Pelapis Dinding

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari beberapa tahap analisa rekayasa nilai yang dilakukan pada BAB IV Terhadap item pekerjaan terpilih pada pembangunan RS Gambiran Kota Kediri Tahap II, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Berdasarkan hasil breakdown cost model, terdapat 4 item pekerjaan yaitu sebanyak 30% dari item pekerjaan total proyek yang memiliki biaya tinggi hingga mencapai 69% dari nilai total proyek. Dari 4 item pekerjaan

(18)

tersebut adalah item pekerjaan beton, pekerjaan pintu & jendela, pekerjaan dinding, dan pekerjaan penutup lantai. Tetapi yang dilanjutkan untuk dilakukan rekayasa nilai adalah item pekerjaan dinding eksterior/interior, pekerjaan dinding KM/WC, pekerjaan pintu, dan pekerjaan jendela. Dan item pekerjaan yang tidak yang dibutuhkan yaitu item pekerjaan pelapis dinding.

2. Penghematan yang didapatkan dari keempat item diatas adalah sebagai berikut: - Pekerjaan dinding eksterior/interior sebesar Rp. 547.215.378 atau 6,1% - Pekerjaan dinding KM/WC sebesar Rp. 129.205.737 atau 10,10%

- Pekerjaan pintu type P3 sebesar Rp. 313.250.000 atau 28,75% - Pekerjaan jendela type J5 sebesar

Rp. 557.332.312 atau 21,98% Penghematan yang didapatkan dari item pekerjaan yang tidak diperlukan adalah sebagai berikut:

= Rp. 4.131.293.799,08– Rp. 2.550.898.193,59

= Rp. 1.580.395.606 atau 38,25%

Sehingga didapatkan total penghematan Pembangunan RSUD Gambiran Tahap II Kota Kediri adalah sebagai berikut:

= Rp. 128.687.416.332.69 – Rp. 125.062.754.912,47

= Rp. 3.624.661.420,22 atau 2,82% 5.2. Saran

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Gedung RSUD Gambiran Kota Kediri ini dilakukan sebagai studi akan penerapan Rekayasa Nilai, tetapi dalam kenyataan di lapangan, penerapan ini akan lebih baik dlakukan pada saat awal perencanaan pembangunan, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Dell’Isola, Alphonse. 1975. Value Engineering in the Construction Industry. Penerbit Van Nostrand Company New York.

Fabrycky, Wolter dan Blanchard, Benjamin. Life Cycle Cost and Economic Analysis. Penerbit Prentice Hall. New Jersey.

Grant, Eugene, Grant Ireson, W, dan Leavenworth,Richard. 2001. Dasar-dasar Ekonomi Teknik. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

John, Kelly dan Male, Steven. 1993. Value Management In Design And Construction The Economic Mangement Of Project. Penerbit Athenaeum Press Ltd, Great Britain. Kodoatie, Robert. 1993. Analisi Ekonomi Teknik. Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta. Raharjo, Ferianto. 2007. Ekonomi Teknik Analisis Pengambilan Keputusan. Penerbit C.V

Andi Offset, Yogyakarta.

Saaty, Thomas. 1993. Pengambilan Keputusan. Diterjemahkan Oleh Liana Setiono. Jakarta Suharto, I. 2000. Manajemen Konstruksi dari Konseptual hingga Operasional. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Utomo, Christiono. 2003, Buku Ajar Rekayasa Nilai, Surabaya.

Zimmerman, Larry. 1998. Value Engineering A Practical Approach. Penerbit Van Nostrand Company New York.

Gambar

GRAFIK ANALISA PARETO
Tabel Rekomendasi Dinding Interior/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan data model keseimbangan untuk integrasi usaha dari pemelihara ulat sutera, pemintalan, pertenunan dan pembatikan dengan kesetaraan B/C sebesar 1,34, harga

Dengan menggabungkan beberapa unsur arsitektural dan non-arsitektural seperti bentuk ruangan, dan psikologis warna, maka terciptalah suatu desain yang dapat membantu

(test marketing) Yaitu tahapan dari pengembangan produk baru dimana produk dan program pemasaran diuji dilingkungan pasar yang lebih realistis. Pengujian meliputi seluruh program

a. Bisa diserahterimakan waktu akad c. Jelas diketahui oleh para pihak akad d.. Barang yang menjadi objek dalam akad harus merupakan sesuatu yang sah menurut hukum

Program pengembangan dan pembangunan sektor pertanian di Indonesia masih perlu terus dibenahi, mengingat beberapa indikator penting dalam pembangunan pertanian

Pendapat ini serupa dengan pendapat (SAwarjuwono 2003) yang menyatakan bahwa Intellectual Capital merupakan jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berdiskusi

Faktor produksi yang berupa tenaga kerja, pupuk kompos dan pupuk phonska mempunyai hubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi semangka pada lahan pasir