• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu adalah sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu adalah sebagai berikut:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan hasil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pemilihan lokasi. Adapun hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

a. Mulyadi dan Zuliarni (2014), Analisis Faktor-faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi Usaha (Kasus pada Usaha Jasa Fotocopy, Penyiapan dokumen dan Jasa Khusus Penunjang Kantor Linnya Di Lingkungan Kampus Universitas Riau Pekanbaru). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah akses, visibilitas, lalulintas, tempat parkir, dan persaingan. Hasilnya ialah kelima variabel tersebut menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi usaha, dan yang menjadi pertimbangan dominan ialah persaingan.

b. Sastrawan (2015), Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha Perdagangan Kaki Lima Di Pantai Penimbangan Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Alat analisis yang digunakan ialah analisis faktor, dengan variabel yang digunakan ialah Aksesibilitas, Visibilitas Lalulintas (traffic), Tempat parkir, Ekspansi, Lingkungan persaingan, Peraturan pemerintah. Hasil dari penelitian tersebut Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

(2)

lokasi usaha PKL adalah aksesibilitas, visibilitas, lalulintas (traffic), tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan, peraturan pemerintah. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL adalah faktor aksesbilitas.

c. Mazzarol and Stephen Coo (2003), Study Of The Factors Influencing The Operating Location Decisions Of Small Firms. Alat analisis yang digunakan ialah analisis faktor dengan variabel Buying Centre, Proximity Of The Industrial Site To Their Home, Access To Transport Routes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan besar memilih lokasi berdasarkan variable Buying Centre, sedangkan micro dan small firm memilih lokasi berdasarkan Proximity Of The Industrial Site To Their Home.

d. Wamaliya dan Wirawan (2014), Perbandingan Faktor-Faktor Yang Menentukan Pemilihan Lokasi Pedagang Perak Dan Emas Di Pasar Seni Celuk Dan Ubud. Alat analisis yang digunakan ialah analisis faktor dengan menggunakan variabel jarak tempat tinggal ke lokasi usaha, besarnya modal usaha, fasilitas, lahan parkir, persaingan, dan kebersihan lokasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan pemilihan lokasi pedagang perak dan emas di Pasar Seni Celuk adalah faktor pertama yaitu Kompetisi/Persaingan dan faktor kedua yaitu Besarnya Modal Usaha. Sedangkan, faktor-faktor yang menentukan pedagang perak dan emas di Pasar Ubud adalah

(3)

faktor pertama yaitu faktor Fasilitas Tempat Usaha dan faktor kedua yaitu faktor Kebersihan Tempat Usaha.

e. Hidayat dan Zuliarni (2017), Analisis Faktor Pertimbangan Pebisnis Restoran Kelas Kecil Di Lingkungan Kampus Universitas Riau Dalam Pemilihan Lokasi Usaha. teknik analisis yang diguakan ialah analisis deskriptif dengan variabel yang digunakan ialah akses, visibilitas, tempat parkir, lingkungan, dan persaingan. Hasil dari penelitian tersebut ialah kelima variabel tersebut menjadi faktor penentu dalam pemilihan lokasi usaha pada pebisnis restoran kelas kecil di lingkungan Kampus Universitas Riau Pekanbaru, sedangkan faktor terpenting dalam pemilihan lokasi ialah akses, visibilitas, lingkungan dan tempat parkir dan yang dianggap paling penting ialah persaingan.

2. Tinjauan Teori a. Pengertian Lokasi

Menurut Tjiptono (2014) “Lokasi Usaha adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.” Sedangkan menurut Kotler (2008) Berkenaan dengan unsur bauran pemasaran yang keempat yaitu place, tempat dapat diartikan sebagai segala hal yang menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perbisnisan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.

(4)

Lokasi berkaitan dengan tempat yang digunakan pengusaha pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimalkan laba. Menurut Swastha (2002) lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Lokasi yang baik ialah lokasi yang mudah dijangkau dan memiliki nilai strategis yang dapat meminimalisir resiko-resiko negatif dan memaksimalkan dampak positif bagi perusahaan.

“Pemilihan lokasi suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi sangat mempengaruhi biaya tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Sebagai contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk (tergantung kepada produk dan tipe produksi atau jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa seperempat total pendapatan perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk dan produk jasa yang keluar dari perusahaan.” (Heizer & Render, 2006)

Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan sangat menunjang perkembangan usahanya. Keuntungan-keuntungan yang bisa diperolah dari pemilihan lokasi usaha yang tepat antara lain adalah unggul dalam posisi persaingan, memudahkan pengadaan bahan/barang dan meningkatkan kemampuan pelayanan terhadap konsumen. Sebaliknya kerugian dari penetapan lokasi usaha yang tidak tepat adalah posisi

(5)

persaingan yang lemah, karena letaknya bukan pada tempat yang strategis.

b. Faktor-faktor pemilihan lokasi usaha

Harding di dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi yakni lingkungan masyarakat, sumber-sumber alam, tenaga kerja, pasar, transportasi, pembangkit tenaga dan tanah untuk ekspansi (Harding, 1978). Sedangkan menurut Lamb & Daniel (2001) faktor-faktor yang penting dalam pemilihan sebuah lokasi antara lain karakteristik sosial ekonomis sekitarnya, arus lalu lintas, biaya tanah, peraturan kawasan, transportasi public, keberadaan pesaing, kemungkinan terlihat, tempat parkir, lokasi masuk dan keluar, kemudahan akses, dan keselamatan dan keamanan.

Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi berbeda setiap usahanya. Bagi sebagian usaha dekat dengan pasar merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan. Bagi usaha lain, bisa saja kedekatan dengan tenaga kerja merupakan faktor utama yang di perhatikan, atau akses yang baik menjadi pertimbangan utama guna meminimalisir biaya transportasi.

Dalam bukunya, Hani Handoko (2012) menyatakan bahwa “Faktor-faktor yang secara umum perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan, adalah: lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, ketersediaan tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah dan supplier, fasilitas dan biaya transportasi, sumber

(6)

daya alam lain. Selain faktor-faktor tersebut, berbagai faktor lainnya berikut ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi: harga tanah, dominasi masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi, kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.”

Karakteristik usaha jasa berbeda dengan usaha manufaktur. Perbedaan tersebut terletak pada waktu produksi dan waktu konsumsi produk yang dihasilkan. Usaha jasa memproduksi produknya bersamaan dengan konsumsi produk tersebut oleh konsumen. Sehingga usaha jasa lebih memilih dekat dengan pasar. Sedangkan usaha manufaktur akan lebih cenderung memilih lokasi usaha yang berdekatan dengan pemasok bahan mentahnya.

Lokasi akan lebih mempengaruhi biaya yang timbul pada usaha jasa, oleh karena itu fokus usaha jasa ialah lokasi yang dapat memberikan dampak positif terhadap volume dan pendapatannya. Menurut Tjiptono (2014) pemilihan lokasi usaha memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:

1) Aksesibilitas, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transprotasi umum. Menurut Bintarto (1982) Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula

(7)

sebaliknya semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya.

2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3) Lalu lintas (traffic) yang menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar besar terjadinya impulse buying (keputusan pembelian secara spontan), dan kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans.

4) Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

5) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan bisnis dikemudian hari.

6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7) Persaingan, yaitu lokasi pesaing atau usaha yang sejenis dengan produk yang ditawarkan.

8) Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.

(8)

c. Pengertian Jasa Pendidikan

Menurut Kotler (2008) mengatakan bahwa ”Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat di tawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya”. Sehingga pada dasarnya jasa merupakan hasil (output) yang dihasilkan oleh suatu aktiviats ekonomi. Output yang dihasilkan tersebut tidak berwujud atau tidak berbentuk fisik dan tidak dapat disimpan sehingga hanya bisa dikonsumsi dan diproduksi secara bersamaan. Sehingga jasa hanya bisa dinikmati bersamaan dengan jasa tersebut diproduksi.

Pendidikan berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan demikian Jasa Pendidikan adalah seluruh kegiatan produksi atau upaya yang dilakukan oleh tenaga pendidik dalam mengembangkan serta mendidik siswa, yang dalam hal ini berperan sebagai konsumen.

d. Pengertian PAUD

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia

(9)

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 28 dinyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan”.

Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah : 1) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. 2) Mengenalkan anak pada dunia sekitar.

3) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik.

4) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi. 5) Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang

dimiliki anak.

(10)

Pada dasarnya pendidikan anak usia dini hanya berfungsi sebatas membantu dan mengarahkan proses tumbuh kembang anak agar lebih adaptive terhadap lingkungan sekitar sehingga anak memiliki kesiapan yang cukup untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya. B. Kerangka Berpikir

Pemilihan lokasi dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, dalam penelitian ini, faktor pemilihan lokasi yang dijadikan subvariabel sebanyak 8 faktor. Berikut adalah gambaran kerangka pikir penelitian :

Gambar 1 Kerangka Pikir Sumber : Tjiptono (2014), diolah

Dari kerangka pikir diatas, dapat diketahui bahwa aksesibilitas, visibilitas, lalulintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan, dan peraturan pemerintah merupakan faktor dari pemilihan lokasi. Kerangka pikir tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sastrawan (2015),

Akses (X1) Visibilitas (X2) Lalu Lintas (X3) Tempat Parkir (X4) Ekspansi (X5) Lingkungan (X6) Persaingan (X7) Peraturan Pemerintah (X8) Lokasi (X)

(11)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha pedagang kaki lima di Pantai Penimbangan. Hasil dari penelitian tersebut ialah aksesibilitas, visibilitas, lalulintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan, dan peraturan pemerintah, merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan sehingga harus dibuktikan serta diujikebenarannya. Hipotesis juga dapat berupa pernyataan yang menggambarkan atau memprediksi hubungan-hubungan tertentu diantara dua variabel atau lebih yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari kebenaran (Sanusi, 2011). Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sastrawan (2015), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha pedagang kaki lima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor aksesibilitas, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan dan faktor peraturan pemerintah mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL di Pantai Penimbangan.

𝐻1 = Faktor-faktor pemilihan lokasi (aksesibilitas, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan dan faktor peraturan

(12)

pemerintah) menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi PAUD di Kecamatan Lowokwaru.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sastrawan (2015), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha pedagang kaki lima. Dari ke delapan faktor (aksesibilitas, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan, persaingan dan faktor peraturan pemerintah), faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL di Pantai Penimbangan adalah faktor aksesibilitas.

𝐻2 = Faktor lokasi akses yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan lokasi PAUD di Kecamatan Lowokwaru.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pikir  Sumber : Tjiptono (2014), diolah

Referensi

Dokumen terkait

percaya, ketika melakukan ritual-ritual tertentu, arwah nenek moyang masuk ke dalam wayang sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan arwah-arwah nenek moyang mereka.

Analisi regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh debt to equity, return on assets, dan capital intensity yang diukur dengan intensitas aset tetap terhadap tax avoidance

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hijauan pakan ternak yang dipangkas pada berbagai macam ketinggian dan hasil gabah padi yang diberi pupuk kompos..

Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran di kelas eksperimen (mengunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pemahaman nilai-nilai sosial) lebih

Pada tahun 1998, di Indonesia telah terjadi peristiwa penting yang dinamakan dengan peristiwa Reformasi 98. Peristiwa ini sekaligus menandai berakhirnya masa

hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswi tentang risiko kehamilan diluar nikah dengan motivasi pencegahan hubungan seksual pranikah pada siswi di SMA PGRI I

Dalam sisi sistem informasi yang dibutuhkan oleh salesman untuk mengambil keputusan adalah salesman dapat mengambil keputusan mengenai harga produk yang diberikan

Terbuka.. Kecerdasan Emosional berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap Komitmen Organisasi. Berdasarkan Tabel 4.15 hasil perhitungan pengaruh tidak langsung dari