• Tidak ada hasil yang ditemukan

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI. Gambar 1. Jejak kaki Buddha di dalam mondop Wat Phra Yuen Phuttbabat Yukhon DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI. Gambar 1. Jejak kaki Buddha di dalam mondop Wat Phra Yuen Phuttbabat Yukhon DAFTAR ISI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DOC 27 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

DAFTAR ISI

1 Pengantar 2

2 Transkripsi dari teks bahasa Belanda 5 3 Terjemahan bahasa Indonesia 9

4 Kolofon 13 5 Gambar folio 14

Surat berasal dari Chaophraya Phraklang atas

nama Raja Borommakot Maha Dharmaracha

II (memerintah 1733-1758) ditujukan kepada

Pemerintah Agung di Batavia, (diterima) 29 Maret

1740, dan jawaban dari Batavia, 28 Agustus 1740

Gambar 1. Jejak kaki Buddha di dalam mondop Wat Phra Yuen Phuttbabat Yukhon

www.sejarah-nusantara.anri.go.id

(2)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

1

Pengantar

Hendrik E. Niemeijer, “Surat berasal dari Cha-ophraya Phraklang atas nama Raja Boromma-kot Maha Dharmaracha II (memerintah 1733-1758) ditujukan kepada Pemerintah Agung di Batavia, (diterima) 29 Maret 1740, dan jawaban dari Batavia, 28 Agustus 1740”. Dalam: Harta Karun. Khazanah Sejarah Indonesia dan Asia-Europa dari arsip VOC di Jakarta, dokumen 27. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2016.

BY HENDRIK E. NIEMEIJER

Opperhoofd (kepala kantor perwakilan) VOC

di Ayutthaya, Theodorus Jacobus van der Heuv-el (berdinas 1735-1740) dalam sejarah diceritakan sebagai orang yang pada Maret 1737 diundang oleh Raja Borommakot untuk bergabung dengann-ya melakukan perjalanan ke Phra Phuttabat (di Provinsi Saraburi), untuk ziarah tahunan ke Jejak Kaki Buddha (Buddhapada di Pali). Dengan cara itu raja sedang menunjukkan keunggulan budaya dan agama Siam. Opperhoofd menerima undan-gan yang sama lagi di tahun berikutnya, namun ia menolak.

Periode 1730-1740 ditandai dengan ada-nya kecenderungan jelas semakin merosotada-nya hubungan Siam-Belanda, baik dalam bidang poli-tik maupun ekonomi. Namun, sejarawan sampai saat ini belum membuat analisis yang jelas ten-tang keluhan dari kedua belah pihak. Khususnya, pengalaman-pengalaman negatif Siam dengan terus-menerus adanya usaha keras Belanda untuk memaksakan monopoli atas produk-produk seperti timah dan gading belum diteliti dengan baik. Korespondensi diplomatik adalah sumber yang paling penting bagi keluhan ini.

Korespon-densi dari tahun 1740 ini menunjukkan puncak dari tahun pertengkaran politik.

Surat-surat Umum (General Missives) yang dikirimkan Pemerintah Agung di Batavia ke Republik beberapa kali dalam setahun, memper-lihatkan kepada kita secara singkat tentang pan-dangan Belanda. Menurut kebiasaan, surat-surat dari raja-raja dan Phrakhlang dikirimkan ber-sama-sama dengan surat-surat umum tersebut. Oleh karena itu para direktur VOC bisa memper-timbangkan sendiri pendapat di kerajaan Siam, dan mereka juga bisa mengamati bahwa pos per-dagangan di Siam dari tahun ke tahun tidak lagi memberikan keuntungan tetapi hanya kerugian. Dan bahwa keuntungan pada akhirnya adalah yang paling dianggap penting dari semua itu.

Baik para direksi di Belanda maupun para ang-gota Pemerintah Agung di Batavia memandang kepentingan ekonomi dan politik pos perdagang-an di Siam dari perspektif strategis yperdagang-ang lebih luas. Pada tahun 1732 Pemerintah Agung menulis kepada Belanda bahwa staf di Siam melihat sedi-kit manfaat dalam membubarkan pos perdagang-an di sperdagang-ana. Perusahaperdagang-an Inggris telah melepaskperdagang-an perdagangan ke Siam untuk kepentingan swasta. Tetapi mereka, sebagaimana juga para pedagang Moor dari Surat, dikenai semua jenis tuntutan yang tidak berlaku untuk Perusahaan Kompe-ni. Sehingga Perusahaan Inggris membayar lebih banyak untuk gading. Dan jika kantor di Ayutt-haya ditutup, maka mungkin monopoli timah di Ligor juga akan hilang.1

Sementara itu, pada tahun-tahun tersebut per-dagangan teh dengan China menjadi lebih pen-ting. Meskipun kayu cendana masih cukup ber-guna sebagai muatan di kapal VOC, teh adalah

1

(3)

3 DOC 27 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

PENGANTAR

produk yang jauh lebih menguntungkan. Pada awal abad ke-18 kapal-kapal jung China memba-wa teh ke Batavia. Pada tahun 1727 Heeren XVII2 memutuskan untuk mengirim dua kapal langsung ke Canton, yang menjadi tujuan semakin populer bagi perusahaan perdagangan Eropa. Dalam lima tahun VOC telah mengirim sebelas kapal ke Can-ton, dan pada1730-1732 dibeli 1,4 juta pon teh dari China setiap tahunnya, dan telah mencapai posisi dominan di pasaran teh. Dari tahun 1734 perda-gangan teh VOC termasuk dalam jaringan Asia.3

Dalam konteks perdagangan teh yang mening-kat itu, Ayutthaya bukan lagi ‘tempat yang dipen-tingkan’. Untuk semua perusahaan dagang Eropa, perdagangan dengan Siam menjadi kurang pen-ting karena munculnya perdagangan teh Cina. Kenaikan mencuat dalam budidaya kopi di peda-laman pegunungan, pelabuhan Jawa, Cirebon (disebut Priangan) menjadi penting bagi VOC dari tahun 1707. Pada tahun 1725 Jawa sudah

mempro-duksi lebih dari 4 juta pon kopi untuk pasaran Eropa. Tetapi ada alasan lain yang membuat Siam menjadi kurang populer, yaitu larangan adanya perdagangan opium.

Pada kuartal terakhir abad ke-17 pantai timur laut pulau Jawa menjadi daerah populer khusus-nya untuk tempat penjualan opium ilegal. Pada sebagian besar daerah di Jawa tidak ada tabu untuk opium. Opium, misalnya, dikonsumsi selama upacara ritual di istana Mataram. Meskipun Sul-tan Ageng Tirtayasa dari Banten (Jawa Barat) menentang keputusan terhadap opium, perda-gangan opium di seluruh Jawa meningkat tinggi dalam dasawarsa pertama abad ke-18. Baik bagi Inggris maupun Belanda penjualan (ilegal) opi-um menjadi semakin penting daripada penjualan tekstil India.

Raja-raja Siam terus saja menutup pintu secara ketat untuk perdagangan opium. Ada hukuman berat untuk impor opium, yang kemudian juga

Gambar 2. Papaver somniferum L. opium poppy, afim, Kasa Kasa (bunga opium)

2

De Heeren XVII adalah dewan direktur (direksi) yang menjalankan perusahaan VOC.

3

Els M. Jacobs, Koopman in Azië. De handel van de Verenigde Oost-Indische Compagnie tijdens de 18de eeuw. Zutphen: Walburg Pers, 2000, hlm. 137-142.

(4)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A PENGANTAR

disadari oleh para pekerja Perusahaan Kompeni. Penerjemah kedua Pieter Broucheborde ditahan dan dieksekusi pada 1714 karena menyelundupkan opium. Otoritas pelabuhan Siam juga memeriksa

lighter-lighter (tongkang) Perusahaan Kompeni

yang ada di sungai, dan mereka bermaksud untuk menyelidiki semua pegawai Perusahaan Kompe-ni. Namun, atas permintaan khusus dari

opperho-ofd Dirk Blom, Raja Tai Sa meniadakan

langkah-langkah ini. Karena insiden tersebut, perdagangan dengan VOC terhenti selama dua bulan.4

Dalam konteks sejarah ini, munculnya perda-gangan dunia dalam bidang kopi, teh dan opium, Siam menjadi kurang penting bagi perdagangan intra-Asia dan Asia-Eropa. Dapat diargumenta-sikan bahwa dalam jangka panjang hal ini

ada-lah ‘berkah tanpa disadari’ bagi Thailand. Fokus dari kekuatan Eropa di India, Cina dan Jawa, dan kurangnya kepentingan Siam, dalam kombinasi dengan tindakan percaya diri raja-raja Siam, mem-berikan kontribusi untuk fakta bahwa Siam tidak menjadi mangsa kolonialisme di abad ke-18 .

Sumber Acuan:

• Brummelhuis, Han ten, Merchant, Courtier and

Diplomat. A History of the Contacts between the Netherlands and Thailand. Lochem-Gent: de

Tijdstroom, 1987.

• Jacobs, Els M., Koopman in Azië. De handel van

de Verenigde Oost-Indische Compagnie tijdens de 18de eeuw. Zutphen: Walburg Pers, 2000.

4

(5)

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

5 DOC 27

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

2

Transkripsi dari teks bahasa Belanda

DAGHREGISTERS VAN BATAVIA, 29 MAART 1740.

Deze brief van de Phrakhlang is een van de langste brieven van Ayutthaya naar Batavia. Deze wordt alleen in de Daghregisters van het Kasteel Batavia aangetroffen. De brief bevat vele klachten tegen de wijze waarop de VOC handel in Siam dreef. In de formele openingsparagraaf schrijft de Phrakhlang dat de Koning hem had bevolen om volgens oud gebruik de vriendschap tussen de Koning en de Prins van Oranje te onderhouden, en de brieven van Batavia puntsgewijs te beantwoorden.

Allereerst zet de Phrakhlang uiteen dat de vorige brief van Batavia niet volgens gewoont in het paleis van de Koning was ontvangen, aangezien er nog steeds een meningsverschil was over de prijzen van de textiellading die was afgeleverd met een chialoup. Daarop volgt een lang, gedetailleerd verslag, waarin de Phrakhlang vele miscommunicaties uit-eenzet, en de meningsverschillen tussen de VOC-loge en de Khlang, zeggende dat het VOC-opperhoofd Theodorus van den Heuvel…

…zeer kwaad was, ja zozeer dat hij de syahbandar en andere met minachting en klein-achting heeft bejegend, hetgeen bij vorige kapiteins nooit het geval was. Aangezien in dit geval als in vele andere zaken de kapitein zich niet gedroeg als een redelijk man maar integendeel als een onbesuist en wankel mens, heb ik de brieven destijds niet in het paleis laten ontvangen maar eerst later toen hij tot bedaren was gekomen. Hem werd gezegd dat hij gezondigd had tegen het contract en wanneer hij nog meer onredelijk-heid zou tonen, men hem zou kunnen arresteren. Want in vroegere tijden toen Toe-ang Sarafien1 kapitein was, had ene Joan Farool Walsiere ook onbetamelijke woorden gesproken. Daarover heeft men hem uit de compagniesloge gehaald en gedetineerd, zoals dat bij de Gouverneur-Generaal en Raden van Indië ten volle bekend was.

Maar aangezien hij (Van den Heuvel) thans van hier vertrekt, zo zouden de Gouver-neur-Generaal en de Raden van Indië hem kunnen vragen welke reden hij heeft gehad om de syahbandar geen eer te bewijzen. En ook waarom hij de gewoontes van de vori-ge kapiteins, die successieve ten dienste van de Compagnie zowel in Siam als Ligor hebben gediend, niet heeft opgevolgd. Ik wil de Gouverneur-Generaal en de Raden van Indië er aan herinneren hoe ik dikwijls in mijn diverse afgegane brieven over het slechte gedrag van de kapitein heb geklaagd. Uit dien hoofde is het niet te begrijpen dat men het zo dikwijls genotificeerde kwade gedrag van de kapitein kan passeren, en dit daarentegen ten laste van de Khlangh te leggen en zeggen dat zij de zaken hebben bedreven die strijdig zijn tegen de gewoontes. Dit komt mijns inziens niet overeen met de billijkheid. (−−−)

Over het verlies van 194 catty, 5 thail, 3 pahas, 3 maas en 550 picis aan zilver dat de Compagnie zou hebben gemaakt op de lijnwaden die in het Paardejaar ter handel zijn

1

(6)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

TRANSKRIPSI DARI TEKS BAHASA BELANDA

gezonden, en [de claim] dat de Khlang daar willekeurige prijzen voor betaald heeft, zeg ik het volgende. De koningsdienaren hebben zowel de kapitein, de schipper als de administrateur persoonlijk gevraagd naar de prijzen van de aangebrachte lijnwaden. Maar de kapitein heeft de prijs van de tapak tjatoerkleden veel hoger gesteld dan die welke de Hollanders en Engels vroeger [vroegen, en die zij] volgens de opgaaf met monsters hebben laten maken en geleverd. Daarom heeft de Khlang die kleden niet geaccepteerd.

Maar ik heb daarop Loeang Tjoedack2 en Loeang Tabpakdei3 Choen Keia4 naar bene-den naar de loge gezonbene-den om tegen de kapitein te zeggen, dat ik koopliebene-den naar beneden zou sturen om de lijnwaden te bezichtigen en waarderen. Daarop kreeg ik ten antwoord dat de kapitein niet in staat was bij de waardering aanwezig te zijn, maar dat hij de schipper en administrateur zou machtigen. Daarop hebben de schipper en admi-nistrateur een verzegelde brief aan mij gezonden, waarin zij mijn voornemen goed-keurden. Zij verzochten om maar kooplieden af te zenden, en wanneer die de lijnwa-den billijk zoulijnwa-den waarderen, zij die aan de Khlangh zoulijnwa-den overgeven.

Daarop heb ik kooplieden gezocht en bijeen laten komen, ten getale van 11 Moorse, 2 Gentiefse, 2 Portugese en 4 Chinese, tesamen 19 koppen. Die zijn vervolgens naar de loge afgevaren en hebben de tapak tjatoerkleden in de loge ten overstaan van 6 perso-nen (3 scheepsoverheden, de administrateur en 2 pennisten) gewaardeerd. De taxatie is door iedereen voor goedgekeurd en aangenomen. Zij hebben die vervolgens per zegelde brief aan mij gezonden en daarbij betuigd dat de taxatie in billijkheid was ver-richt. Daarop heb ik order gegeven aan de Khlangh om die tapak tjajoerkleden te gaan ontvangen volgens de prijzen die de brief van de schipper en administrateur meldde.

De kapitein gaf ten aanzien van die lijnwaden ook een verzegelde brief aan de syah-bandar, niet alleen als blijk dat de taxatie tot wederzijds genoegen was gedaan, maar ook dat men zich in de toekomst naar die vaste prijzen zou richten. Derhalve is het niet te begrijpen waarom de kapitein aan de Gouverneur-Generaal en de Raden van Indië heeft kunnen schrijven dat de Khlangh die lijnwaden naar eigen welgevallen had gewaardeerd, terwijl de kapitein zelf de gedane taxatie heeft goedkeurd, en mij daar-van de verzegelde brief heeft toegestuurd.

Tegen zowel de nieuwe kapitein5 als de nieuwe administrateur heb ik gezegd, dat wanneer zij in Siam de inhoud van het contract en de aloude gewoontes zullen opvol-gen ik hen altijd zou beschermen. En op het verzoek om een nieuw contract met daarbij de prijzen van de handelswaren ter voorkoming van twist en geschillen, heb ik zowel de kapitein als de administrateur gevraagd op welke voet de Compagnie de prijsen van de handelsgoederen gesteld wil hebben, en ook op welke wijze het genoemde nieuwe contract zou moeten gemaakt worden. Daarop hebben zij per verzegeld geschrift van antwoord gediend. Maar ten opzichte van de inkoop van tin op Ligor is het niets anders

2

Luang of Okluang Choduk Ratchasetthi, Chinees syahbandar (havenmeester).

3

Luang Thep Phakdi (?).

4

Khun (?).

5

(7)

7 DOC 27 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

TRANSKRIPSI DARI TEKS BAHASA BELANDA

dan gelijk met het oude contract. Ik heb echter gezegd dat ik nopens het verzoek of er een nieuw contract ten aanzien de inkoop van tin op Ligor gemaakt kan worden [dat] aan Zijne Hoog Aanzienelijke Majesteit voor zou dragen.

En aangemerkt de zakelijkheden die grote stremming in de vriendschap veroorzaakt hebben, die in vele punten bestaan en die in deze brief van mij breedvoerig worden behandeld, zo zeg ik nog dat wanneer de Compagnie wil zien op de onderlinge vriend- en bondgenootschap, en dienvolgende de zaken in Siam wil dirigeren en administre-ren naar billijkheid en rechtmatigheid, dat ik dan van mijn zijde ook het verzoek om vernieuwing van het contract aan Zijne Hoog Aanzienelijke Majesteit zal voordragen en vervolgens die nieuwe punten achter het oude contract laten inschrijven, in navol-ging van het vermelde in de brief van de Gouverneur-Generaal en de raden van Indië.

Geschreven op dinsdag de 14e dag van de tweede maand in het Bokkenjaar 1127.

Antwoord van de Hoge Regering in Batavia aan Koning Borommakot Maha Darmara-cha II, 28 augustus 1740.

DAGHREGISTERS VAN BATAVIA, 28 AUGUSTUS 1740.

Aan de koning van Siam.

Den Gouverneur Generaal Adriaan Valckenier en de raden van Indië wegens den staat der generale Vereenigde Nederlandse Oostindische Compagnie, resideerende in ’t Kasteel Batavia, zenden deze brief aan Zijn Hoog Aanzienelijke Majesteit de Koning van Siam Somdat Boeram Boepid Praoepa Detjoe Djoehoewan, die altoos ontzag-wekkend en gevreest is bij zijne vijanden, en die zijn rijk met wijsheid en voorzienig-heid bestuurd, en door de Gouverneur Generaal en de raden van Indië een langdurige gezondheid toegewenst wordt; en dat de6 Albestierenden God van Hemel en Aarde sijn Hoog Aanzienelijke Majesteit zal laten zegenpralen over al zijn vijanden, en zege-nen met een gelukkige en vreedzame regeringe tot welstand zijner landen, en onderda-nen.

Dat alle handel gedreven wordt om wederzijds voordeel en gerief, is een zaak die bij U.E. Hoog Aanzienelijke Majesteit niet anders kan gehouden worden als met de waar-heid en billijkwaar-heid overeenkomende. Ook dat in het geval bij één van beide partijen dit oogmerk – waarom hij de handel drijft – komt te ontbreken, staat [het hem] vrij, ja wordt [hij] gedwongen die [handel] af te breken, wil hij zichzelf in plaats van winst geen schade toebrengen.

De Nederlandse Maatschappij, die nu bijna een gehele eeuw haar handel in het Koninkrijk van Siam uitgebreid heeft onder Ulieden Hoog Aanzienelijke Majesteits voortreffelijke voorzaten, heeft zich op die extra-ordinaire voordelen [die] daar-bij behaald [werden], nooit veel kunnen beroemen, maar niettemin altijd een balans gehouden [van winst en verlies], behalven nu in de tien laatst gepasseerde jaren, waar-van de vijf laatste nog de slechtste zijn. Want de winst op alle de handelswaren [die de Compagnie] derwaarts [naar Siam] in genoemde tijd [heeft] vervoerd, gevoegd bij

6

(8)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

TRANSKRIPSI DARI TEKS BAHASA BELANDA

de [de winst op de] geëxporteerde [waren], ofschoon [die] bijna naar alle gewesten des werelds [zijn] verzonden, hebben het onderhoud van [compagnies]dienaren, en de equipagie der scheepen etc. niet kunnen goedmaken.

Daarbij komen nog de onophoudelijke onrechtmatige en verachtelijke behandelin-gen van U.E. Hoog Aanzienelijke Majesteits ministers, omtrent de dienaren van de Compagnie, en de gedurige aanwas van ’s Rijks debet, door de geringe leverantiën van tin, sappanhout etc. [Daarom] hebben wij eindelijk moeten resolveren de handel in het gebied van U.E. Hoog Aanzienelijke Majesteit te Siam en Ligor af te breken, en onze bedienden van daar terug te roepen. Bij dezen geven wij dan U.E. Hoog Aanzienelij-ke Majesteit daarvan Aanzienelij-kennis, met versoek [of] U.E. Hoog AanzienelijAanzienelij-ke Majesteit hen daartoe de behulpzame hand gelieve te verlenen, [en] orde [te] stellen op de afrekening en complete voldoening van de schulden van het [Siamse] Rijk en de kooplieden [bij de Compagnie], opdat alle zaken behoorlijk geliquideert [mogen] worden, en zij in vrede vertrekkende, aan ons rekenschap zullen kunnen geven van hun verrichtingen gelijk dat behoort.

Ondertussen blijven wij echter U.E. Hoog Aanzienelijke Majesteit verplicht voor de betuigingen van vriendschap [die] bij Zijne Hoogh geëerde missieven [worden] ver-melt, en het contra-present van tin en sappanhout daarnevens gevoegt.

Geschreven in ’t Kasteel Batavia op het eiland Groot Java, in ’t Koninkrijk Jacatra, den 28e augustus 1740 (onderstond) den Gouverneur Generaal van Nederlands India (getekend) A. Valckenier (ter zijden stond) ’s E. Compagnies zegel gedrukt in roden lak (daaronder) ter ordonnantie van Hoog Gemelte Haar Edelens (getekend) G. Cluyse-naer secretaris.

(9)

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

9 DOC 27

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

3

Terjemahan bahasa Indonesia

CATATAN HARIAN BATAVIA, 29 MARET 1740.

Surat dari Phrakhlang ini adalah salah satu surat terpanjang dari Ayutthaya ke Bata-via. Surat ini hanya dapat ditemukan di Daghregisters van het Kasteel Batavia (Catatan Harian Kastel Batavia). Surat ini penuh dengan keluhan tentang cara VOC melakukan bisnis di Siam. Dalam paragraf pembukaan formal, Phrakhlang menulis bahwa Raja telah memerintahkannya sesuai dengan aturan lama untuk menjaga persahabatan antara Raja dan Pangeran Oranye, dan membalas surat-surat dari Batavia poin demi poin.

Pertama-tama, Phrakhlang menjelaskan bahwa surat sebelumnya dari Batavia tidak diterima di istana Raja dengan cara yang biasa, karena masih ada sengketa mengenai harga dari muatan tekstil yang diserahkan dengan chialoup (sekoci). Lalu berita itu diikuti dengan suatu rincian yang panjang, di mana Phrakhlang menguraikan tentang banyaknya salah pengertian dan perbedaan pendapat antara kantor perwakilan VOC dan Khlang, dan mengatakan bahwa opperhoofd Theodorus Jacobus van den Heuvel ...

... sangat marah, ya memang begitu marah sampai-sampai dia melakukan penghinaan dan perendahan terhadap syahbandar dan orang-orang lain, suatu hal yang belum per-nah terjadi pada kapten-kapten sebelumnya. Karena dalam kasus ini dan dalam banyak hal-hal lain kapten tidak berlaku sebagai seorang lelaki yang wajar, namun sebalik-nya sebagai seorang yang sembrono dan tidak stabil, maka saya pada saat itu tidak mau surat-surat itu diterima di istana, penerimaannya harus menunggu sampai saat dia sudah menjadi tenang dahulu. Dia diberitahu bahwa dia telah melanggar kontrak, dan jika ia masih melakukan lagi tindakan yang tidak masuk akal, maka ia bisa ditang-kap, karena pada zaman dulu ketika Toeang Sarafien1 menjadi kapten, seseorang yang bernama Joan Farool Walsiere juga telah berbicara dengan kata-kata yang tidak sopan. Untuk perlakuannya itu, ia dikeluarkan dari loji perwakilan VOC dan ditahan, seperti yang sepenuhnya sudah diketahui oleh Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hin-dia.

Namun, karena dia (Van den Heuvel) kini pergi dari sini, Gubernur-Jenderal dan ang-gota Dewan Hindia bisa menanyakan padanya mengenai alasannya mengapa dia tidak menunjukkan rasa hormat terhadap syahbandar. Dan juga mengapa dia tidak mengi-kuti kebiasaan-kebiasaan kapten-kapten sebelumnya yang telah berturut-turut sejak lama bertugas di Perusahaan Kompeni baik di Siam maupun di Ligor. Saya ingin meng-ingatkan Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia tentang betapa seringnya saya – di berbagai surat yang sudah saya kirimkan – telah mengeluhkan perihal tingkah laku buruk si kapten. Untuk alasan itu tidaklah dapat dimengerti bahwa orang seringkali

1

(10)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA

dapat membiarkan saja perilaku jahat kapten itu, dan sebaliknya malah mengatakan bahwa justru Khlangh yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan adat istia-dat. Menurut pendapat saya, itu tidak sesuai dengan rasa keadilan.

(Perselisihan utama yang kedua bersangkutan dengan harga tekstil yang VOC coba jual ke Khlang. Phrakhlang menjelaskan dalam beberapa detail menurut versinya tentang apa yang terjadi, dan mengapa orang Siam tidak menerima tekstil itu.)

Mengenai kerugian sejumlah 194 kati, 5 tahil, 3 paha, 3 mas dan 550 picis perak yang seharusnya Perusahaan Kompeni hasilkan dari kain linen yang dikirim untuk dijual di Tahun Kuda, dan [klaim] bahwa Khlang membayar barang itu dengan harga sewenang-wenang, saya katakan yang berikut ini: Para pegawai kerajaan sudah bertanya tentang harga linen yang dibawa itu baik kepada kapten, nakhoda kapal maupun kepada admi-nistrator. Namun, kapten memberikan harga kain tapak catur jauh lebih tinggi dari-pada harga yang oleh orang Belanda dan Inggris sebelumnya [minta], dan yang telah dibuat dan disampaikan sesuai dengan daftar dengan sampel. Itulah sebabnya menga-pa Khlang tidak menerima kain tersebut.

Namun, saya kemudian mengirim Loeang Tjoedack2 dan Loeang Tabpakdei3 Choen Keia4 ke loji VOC untuk memberitahu kapten bahwa saya akan mengirim para peda-gang ke bawah (ke loji) untuk melihat dan menilai linen itu. Lalu saya mendapatkan jawaban bahwa kapten tidak dapat hadir pada saat penilaian, tetapi dia akan mewakil-kannya kepada nakhoda dan administrator. Nakhoda dan administrator mengirimi saya surat tersegel, yang menyatakan bahwa mereka menyetujui niat saya. Mereka meminta untuk hanya mengirim pedagang, dan apabila para pedagang itu menilai linen itu bisa diterima, maka merekalah yang menyerahkan linen itu ke Khlang.

Kemudian saya mencari pedagang dan mengumpulkan mereka yang terdiri dari 11 orang Moor, 2 orang Hindu, 2 orang Portugis dan 4 orang Cina, total 19 orang. Sete-lah itu mereka berlayar ke loji VOC dan menilai kain tapak catur di sana di hadapan 6 orang (3 petugas kapal, administrator dan 2 juru tulis). Taksasi tersebut telah dise-tujui dan diterima oleh semua orang. Setelah itu mereka mengirimkan hasilnya kepa-da saya melalui surat tersegel, kepa-dan menyatakan bahwa taksasi telah dilakukan dengan cara yang adil. Lalu saya memberi perintah kepada Khlang untuk menerima kain tapak catur tersebut untuk harga seperti yang tertera pada surat dari nakhoda dan adminis-trator.

Berkenaan dengan linen tersebut, kapten juga memberikan surat tersegel untuk syahbandar, tidak hanya sebagai bukti bahwa taksasi telah dibuat dengan kepuasan bersama, tetapi juga agar di masa depan orang bisa berpatokan dengan harga yang dite-tapkan itu. Oleh karena itu tidaklah dimengerti mengapa kapten bisa menulis kepada Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hindia bahwa Khlang telah memberi harga

2

Luang of Okluang Choduk Ratchasetthi, syahbandar Cina.

3

Luang Thep Phakdi (?).

4

(11)

11 DOC 27 HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA

linen tersebut semaunya sendiri, padahal kapten sendiri telah menyetujui taksasi yang dibuat, dan mengirimi saya surat tersegel yang berisi tentang hal itu.

Saya telah mengatakan baik kepada kapten yang baru5 maupun kepada administrator yang baru, jika di Siam mereka mematuhi isi kontrak dan aturan-aturan lama, saya sela-lu akan melindungi mereka. Dan untuk permintaan kontrak baru, termasuk harga dari barang-barang untuk mencegah perselisihan dan perbedaan pendapat, saya meminta kepada kapten dan administrator atas dasar apa harga barang dagangan ingin ditentu-kan Perusahaan Kompeni, dan juga dengan cara apa kontrak baru tersebut harus dibuat. Untuk hal tersebut, mereka telah memberikan jawaban tertulis yang disegel. Namun, sehubungan dengan pembelian timah di Ligor, harus tetap sama saja dengan kontrak lama. Meskipun begitu, saya telah mengatakan bahwa sehubungan dengan permintaan apakah dapat dibuat suatu kontrak baru berkaitan dengan pembelian timah di Ligor, saya akan menyampaikan hal tersebut ke Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja.

Dan mengingat masalah bisnis yang telah menyebabkan halangan besar dalam persa-habatan, yang sebab-sebabnya ada banyak dan yang telah saya uraikan dengan panjang lebar dalam surat ini, maka saya katakan lagi bahwa jika Perusahaan Kompeni ingin menunjukkan minat dalam persahabatan dan aliansi bersama, dan sebagai konsekuen-sinya ingin mengarahkan dan mengelola urusan di Siam sesuai dengan keadilan dan kebenaran, maka di pihak saya, sayajuga akan mengajukan permohonan pembaharu-an kontrak kepada Duli Ypembaharu-ang Maha Mulia Baginda Raja, dpembaharu-an lebih jauh lagi poin-poin yang baru dimasukkan di bawah kontrak lama, mengikuti apa yang telah dinyatakan dalam surat dari Gubernur-Jenderal dan para anggota Dewan Hindia.

Ditulis pada hari Selasa tanggal 14 bulan kedua di Tahun Kambing 1127.

Jawaban dari Pemerintah Agung Batavia kepada Raja Borommakot Maha Darmaracha II, 28 Agustus 1740.

CATATAN HARIAN BATAVIA, 28 AGUSTUS 1740.

Kepada Raja Siam.

Demi keadaan umum Persatuan Dagang Hindia Timur Belanda (VOC), bertempat di Kastel Batavia, mengirim surat ini ke Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja Siam, Somdat Boeram Boepid Praoepa Detjoe Djoehoewan, yang selamanya menakjubkan dan dita-kuti oleh musuh-musuhnya, dan yang memerintah kerajaannya dengan kebijaksanaan dan dengan rahmat Tuhan, dan yang oleh Gubernur-Jenderal dan anggota Dewan Hin-dia didoakan agar selamanya sehat; dan bahwa6 Tuhan Yang Maha Kuasa atas Langit dan Bumi akan membiarkan Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja mendapatkan keme-nangan atas semua musuh-musuhnya, dan membawa berkah dengan pemerintahan yang bahagia dan damai untuk kesejahteraan negeri dan rakyatnya.

Bahwa semua perdagangan dilakukan demi keuntungan dan kemudahan bersama adalah suatu hal yang pada Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja tidak bisa lain kecuali

5

Pengganti T.J. van den Heuvels? Tidak disebutkan dalam B. Ruangsilp (2007), p. 261.

6

(12)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA

dipertimbangkan sebagai sesuai dengan kebenaran dan keadilan. Juga jika pada salah satu dari kedua belah pihak tujuannya – mengapa ia melakukan perdagangan – tidak dapat tercapai, maka [dia] kemudian bebas, memanglah [dia] wajib untuk memutus-kan [perdagangan] itu, jika ia – sebagai pengganti keuntungan – tidak ingin merugimemutus-kan dirinya sendiri.

Perusahaan Belanda, yang kini hampir selama satu abad memperluas perdagangan-nya di Kerajaan Siam di bawah nenek moyang Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja yang sangat luhur, tidak pernah bisa membanggakan keuntungan luar biasa yang bisa diper-oleh, tapi setidaknya selalu mempunyai keseimbangan [antara keuntungan dan kerugi-an], kecuali sekarang dalam sepuluh tahun terakhir ini, di mana lima tahun yang tera-khir menjadi tahun terburuk. Hal tersebut disebabkan karena keuntungan pada semua barang dagangan yang diangkut [Perusahaan Kompeni] ke sana [ke Siam] pada masa yang disebutkan tadi, ditambahkan pada [keuntungan dari] barang dagangan yang di ekspor, meskipun [barang-barang itu] telah dikirimkan ke hampir seluruh penjuru dunia, belum mampu menutupi biaya pemeliharaan para pegawai [Perusahaan], dan para awak kapal dan sebagainya.

Selain itu ada pula perlakuan-perlakuan yang melanggar ketentuan dan yang meng-hina yang dilakukan oleh para menteri dari Duli Yang Maha Mulia Paduka Raja ter-hadap para pegawai Perusahaan Kompeni, dan pertumbuhan terus-menerus defisit Negara karena sedikitnya pengiriman timah, kayu secang dan sebagainya. [Karena itu] kami akhirnya memutuskan untuk menghentikan perdagangan di wilayah Yang Maha Mulia Paduka Raja di Siam dan Ligor dan menarik pegawai-pegawai kami dari sana. Bersama ini kami menyampaikan berita tersebut kepada Duli Yang Maha Mulia Padu-ka Raja, dengan mengajuPadu-kan permohonan apaPadu-kah Duli Yang Maha Mulia PaduPadu-ka Raja bersedia mengulurkan tangan membantu mereka dalam hal itu, dan sudi menolong dalam rangka pembayaran dan penyelesaian hutang antara kerajaan [Siam] dengan para pedagang [VOC], sehingga semua orang itu akan dapat dengan damai meninggalkan Siam, dan akan dapat memberikan laporan tentang tindakan mereka seperti yang seha-rusnya.

Sementara itu, kami tetap saja wajib untuk menyatakan persahabatan kepada Duli Yang Maha Mulia Mulia yang disampaikan dalam pesan tertulis kepada Yang Maha Mulia yang sangat terhormat, serta menyertakan balasan hadiah untuk timah dan kayu secang.

Ditulis di Kastel Batavia di pulau Jawa besar, di Kerajaan Jacatra, pada tanggal 28 Agus-tus 1740, (di bawah) Gubernur-Jenderal-Hindia Belanda, (ditandatangani) A. Valcke-nier (di sampingnya) cap segel perusahaan VOC dengan penyegelan lilin merah (di bawah ini) atas keputusan Yang Maha Terhormat ‘Hoog Gemelte Haar Edelens’ (ditan-datangani) C. Cluysenaer, sekretaris.

(13)

INTERAKSI EROPA - ASIA

III.5 KERJASAMA, HUBUNGAN DAN DIPLOMASI

13 DOC 27

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

4

Kolofon

Judul Penyunting utama Koordinator kegiatan Riset arsip Sumber arsip Riset illustrasi Sumber illustrasi Transkripsi

Terjemahan bahasa Indonesia

Terjemahan bahasa Inggris Kata pengantar Penyunting akhir Tata letak Tanggal terbit Kategori harta karun ISBN

Hak cipta

Hendrik E. Niemeijer, “Surat berasal dari Chaophraya Phraklang atas nama Raja Borommakot Maha Dharmaracha II (memerin-tah 1733-1758) ditujukan kepada Pemerin(memerin-tah Agung di Batavia, (diterima) 29 Maret 1740, dan jawaban dari Batavia, 28 Agustus 1740”. Dalam: Harta Karun. Khazanah Sejarah Indonesia dan

Asia-Europa dari arsip VOC di Jakarta, dokumen 27. Jakarta: Arsip

Nasional Republik Indonesia, 2016. Hendrik E. Niemeijer

Hendrik E. Niemeijer Hendrik E. Niemeijer

ANRI, HR 2571 fols 236-266 dan 624-632 Jajang Nurjaman

1. Jejak kaki Buddha di dalam mondop Wat Phra Yuen Phuttbabat Yukhon. https://upload.wikimedia.org/ wikipedia/commons/e/ef/Buddha_footprints_at_Wat_ Phra_Yuen_Phutthabat_Yukhon_2014.jpg

2. Papaver somniferum L. opium poppy, afim, Kasa Kasa. Kö hler, F.E., Medizinal Pflanzen, vol. 1: t. 37 (1887) [W. Müller]. http://plantgenera.org/illustration.php?id_illus- tration=13161&SID=a2mrqlbhs1bfki0vapsl33gh67&mobi-le=0&code_category_taxon= Hendrik E. Niemeijer Nurhayu Santoso Stuart Robson

Hendrik E. Niemeijer, Senior Lecturer in Maritime and World History (Diponegoro University, Semarang)

Jajang Nurjaman, Marco Roling Beny Oktavianto

Oktober 2016

III.5 Kerjasama, Hubungan dan Diplomasi 978-979-3914-99-2

(14)

HAR T A KAR UN . KHAZ AN AH SEJ ARAH I N D O NE S IA D AN A S IA-ER OP A D A R I AR S IP V OC D I J AKAR T A

5

Gambar folio

Ini adalah halaman pertama dari dokumen asli. Semua folio yang dapat dilihat di website mela-lui Tab ‘Gambar’ di bagian Harta Karun atau dalam Koleksi Arsip Digital.

Gambar

Gambar 1. Jejak kaki Buddha di dalam mondop Wat Phra Yuen Phuttbabat Yukhon
Gambar 2. Papaver somniferum L. opium poppy, afim, Kasa Kasa (bunga opium)

Referensi

Dokumen terkait

Banten; email: henri.algadri@yahoo.com.. Dalam hal ini, perlunya pembuktian dan pendokumentasian folklor agar keaslian folklor tersebut dapat diketahui dan terjaga. Di

Setelah menjelaskan nama-nama tulang penyusun sistem rangka, bagilah siswa menjadi beberapa kelompok (jumlah kelompok menyesuaikan dengan jumlah siswa). Kemudian

yang diperoleh menunjukkan penjajaran yang signifikan yang berarti pencarian sekuen specimen penelitian ini identic yaitu dari genus yang sama bahkan sampai pada

Berdasarkan posisi sampel Elang Jawa dari ketiga topologi pohon filogenetik, menunjukkan bahwa sampel Elang Jawa dari Malang dan Solo serta Nisaetus bartelsi

Perencanaan perbaikan untuk perkuliahan Fistum pada masa yang akan datang adalah undian disiapkan oleh asisten, setiap kelompok harus siap maju untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : (1) Kemampuan memahami makna puisi siswa kelas

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dengan 3 aspek yaitu keingintahuan, fleksibilitas, dan originalitas. Mahasiswa dituntut untuk

Dari hasil analisa terhadap jumlah haplotipe, keragaman haplotipe dan cladogram rectacular diketahui bahwa pada setiap lokus, keragamaman genetik masing-masing populasi induk udang