155
PERENCANAAN
LONG STORAGE
PADA BENDUNG CIPERO
KABUPATEN TEGAL
Andy Yogananda Imawan, Mohamad Agus Faozan, Suharyanto *), Priyo Nugroho*)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060
ABSTRAK
Bendung Cipero terletak di Kabupaten Tegal, bendung tersebut didirikan pada tahun 1888 difungsikan untuk mencukupi kebutuhan air Daerah Irigasi Rambut. Kondisi Bendung Cipero sekarang sudah tidak mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhan air Daerah
Irigasi Rambut. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa sebab yaitu berkurangnya daerah
catchment area di bagian hulu bendung, selain itu sedimentasi di hulu bendung
menyebabkan Bendung Cipero tidak dapat berfungsi maksimal. Sebagai solusinya maka
perlu dilakukan perencanaan untuk membangun sebuah bangunan Long storage Cipero. Long storage Cipero merupakan suatu bangunan memanjang yang terletak di Sungai Cipero yang nantinya dapat meningkatkan ketersediaan air untuk Daerah Irigasi Rambut. Analisis yang dilakukan dalam perencanaan Long storage Cipero terdiri dari 3 bagian
pokok yaitu yang pertama adalah analisis hidrologi, tahap perhitungan hidrolika dan
tahap desain bangunan. Tahap analisis hidrologi bertujuan untuk menentukan debit banjir, debit andalan, dan kebutuhan air di Daerah Irigasi Rambut. Tahap kedua adalah tahap perhitungan hidrolika, tahap ini bertujuan untuk menentukan dimensi dari bangunan Long storage. Tahap ketiga adalah tahap desain, ini adalah tahapan perhitungan anggaran biaya dari perencanaan Long storage Cipero. Dalam studi ini diperoleh hasil
bahwa Long storage Cipero dapat memenuhi kebutuhan air sebesar 40.835.047,680 m3
pertahun. Sehingga diambil kesimpulan bahwa Long Storage Cipero dapat meningkatkan jumlah ketersediaan air untuk Daerah Irigasi Rambut.
kata kunci : Bendung Cipero, Long storage Cipero, Ketersediaan air
ABSTRACT
Cipero weir is located at Tegal, The weir was built in 1888 and functioned to fulfill Rambut irrigation area water needs. The condition of Cipero weir is not able to fulfill all of Rambut irrigation area water needs. This condition is caused by several things. It is because of the reduction of Cipero catchment area in the upstream, more over the sedimentation in the upstream of Cipero make the weir is not functioning optimally. the solution is necessary to build Cipero long storage, Long storage Cipero is an elongated building, located at Cipero River that will increasing the availability of water for Rambut irrigation area. The analysis in the planning of Cipero Long Storage consists of three main parts. The first is hydrological analysis, then Hydraulics calculation phase and design phase of the building. Hydrological analysis phase aims to determine the flood discharge,
*)
156
the discharge mainstay, and the water needs in Rambut irrigation area. The second phase is the phase of hydraulics calculation, This phase aims to determine the dimensions of long storage building. , The third stage is the phase of design, This is a calculation of the cost of Cipero long storage. In this study is showed that the long storage can fulfill the water
needs in the amount of 40.835.047,680 m3 every year. it can be concluded that the Cipero
long storage can increase the amount of available water for irrigation area Rambut.
keywords: Cipero weir, Cipero long storage, Water availability
PENDAHULUAN
Bendung Cipero yang merupakan bendung tetap yang dibangun pada tahun 1888-1890 oleh pemerintah Belanda. Bendung Cipero dilengkapi dengan 4 (empat) pintu pengambilan di sisi kiri ke Saluran Induk Rambut. Pada saat ini Bendung Cipero sudah tidak mampu mengairi kebutuhan air irigasi secara maksimal karena adanya endapan sedimen di bagian hulu Bendung Cipero, selain itu usia dari Bendung Cipero sendiri yang lebih dari 100 tahun menyebabkan penurunan kemampuan pelayanan bendung tersebut, oleh sebab itu Bendung Cipero dianggap tidak lagi sanggup untuk mengairi irigasi yang paling jauh. Saat ini Bendung Cipero melayani D.I Rambut dengan luas 7.634 ha untuk mengairi dua wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Warureja dengan luas areal 3.740 ha dan Kecamatan Suradadi dengan luas areal 3.894 ha (Sumber: DPU Pengairan Tegal). Kerena kebutuhan akan ketersediaan air yang makin lama makin meningkat sedangkan jumlah ketersediaan air di Bendung Cipero yang semakin berkurang maka dibutuhkan sebuah bangunan tampungan baru di bagian hulu Bendung Cipero dalam bentuk tampungan Long storage.
Long storage merupakan tampungan air memanjang di sungai. Bangunan ini biasanya
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi atau air baku. (Soemarto, 1999). Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk :
-Menganalisis frekuensi curah hujan Daerah Irigasi Rambut.
-Menentukan intensitas curah hujan rencana Daerah Irigasi Rambut. -Menganalisis debit banjir rencana Daerah Irigasi Rambut.
-Menganalisis kebutuhan air.
-Mendesain bangunan tampungan air yang sesuai untuk Daerah Irigasi Rambut.
-Menghitung estimasi biaya yang diperlukan untuk pembangunan bangunan tampungan air.
Dengan adanya bangunan tampungan baru berupa long storage diharapkan bahwa
ketersediaan air di Daerah Irigasi Rambut dapat ditingkatkan sehingga kebutuhan akan air untuk irigasi dapat lebih terpenuhi dan diharapkan nantinya akan meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan petani.
METODE PENELITIAN
Keandalan hasil perencanaan erat kaitannya dengan alur kerja yang jelas, metoda analisis yang tepat dan kelengkapan data pendukung di dalam perencanaan bendung dan perencanaan tampungan long storage. Tahap analisa dibagi menjadi dua, yaitu tahap analisa hidrologi dan tahap analisa hidrolika. Tahap analisa hidrologi bertujuan untuk menganalisa neraca air, sedangkan tahap analisa hidrolika bertujuan untuk menentukan dimensi dari bangunan tampungan air. Analisa hidrologi merupakan satu bagian analisis
157 awal dalam perencanaan bangunan-bangunan hidraulik. Analisa hidrologi merupakan bagian yang penting karena akan sangat mempengaruhi analisa-analisa selanjutnya. Analisis hidrologi bertujuan untuk menganalisis curah hujan rencana, perhitungan intensitas curah hujan, analisis debit banjir rencana, analisis debit andalan dan kebutuhan air yang nantinya akan menjadi acuan dalam perencanaan bangunan tampungan air selanjutnya. Adapun tahap-tahap perencanaan bendung adalah sebagai berikut:
Gambar 1.Bagan alir pelaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu metode yang digunakan dalam analisis curah hujan rencana adalah Metode
Thiessen. Poligon Thiessen diperlukan dalam perhitungan curah hujan. Perhitungan dengan
Metode Thiessen dapat ditampilkan pada Gambar 2 dibawah ini. Dari gambar pembagian
Perencanaan Bendung dan Long Storage - Normalisasi Sungai
- Pengerukan Sedimentasi - Perencanaan Bendung
- Perencanaan tampungan long storage
Analisa Stabilitas Bendung dan Long Storage
-Analisis gaya-gaya yang bekerja pada bendung dan
long storage
-Cek stabilitas struktur bendung: stabilitas geser,
stabilitas guling, stabilitas daya dukung tanah, stabilitas terhadap piping
-Cek stabilitas struktur long storage: stabilitas
geser, stabilitas guling, stabilitas daya dukung tanah, stabilitas terhadap piping
Selesai Analisis Hidrologi
- Menentukan luas Daerah Aliran Sungai
(DAS)
- Menganalisis distribusi curah hujan.
- Menganalisis frekuensi curah hujan.
- Mengukur dispersi.
- Pemilihan jenis sebaran
- Pengujian kecocokan sebaran
- Menentukan intensitas curah hujan rencana
- Analisis debit banjir rencana
- Menganalisis kebutuhan air
- Analisis debit andalan
- Menganalisis neraca air
- Penelusuran Banjir
- Menentukan volume tampungan long
storage
A
A
Mulai
Tahap Pengumpulan Data - Peta topografi - Data geologi - Data hidrologi - Data klimatologi - Data tanah - Data pertanian - Daftar harga satuan
Dokumen
- Gambar Rencana
- Rencana Anggaran Biaya
(RAB)
- Jadwal Pelaksanaan dan
Network Planing
158 Poligon Thiessen dibawah, maka dapat dihitung nilai koefisien Thiessen untuk masing-masing daerahnya. ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ðð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ðð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ðð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ð ððð ð ð ð ð ð ð ð Ú Ú ÚÚ Ú Ú Ú Ú Ú Ú Ú Ú Ú ÚÚ ÚÚÚ Ú Ú ÚÚ ÚÚ ÚÚ ÚÚ Ú ÚÚÚ Ú ÚÚ ÚÚÚÚ Ú ÚÚÚ Ú ÚÚ ÚÚ ÚÚ Ú ÚÚ Ú ÚÚ ÚÚÚÚ ÚÚ Ú ÚÚ Ú Ú ÚÚ Ú Ú ÚÚÚÚÚÚÚ ÚÚÚÚÚÚ Ú ÚÚ Ú Ú Ú Ú ÚÚÚ Ú ÚÚ Ú Ú Ú ÚÚÚ ÚÚ ÚÚ ÚÚÚ Ú ÚÚÚ Ú ÚÚÚÚ Ú Ú ÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚ ÚÚÚ ÚÚÚÚ Ú ÚÚÚ ÚÚÚ Ú ÚÚÚ ÚÚÚ Ú ÚÚ ÚÚ ÚÚÚÚ ÚÚÚÚÚ Ú Ú Ú Ú ÚÚ ÚÚÚ Ú ÚÚ Ú ÚÚÚ Ú Ú ÚÚ Ú ÚÚÚÚÚÚ ÚÚÚ Ú ÚÚÚÚÚÚÚ Ú ÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚÚ ÚÚÚ ÚÚÚ Ú ÚÚÚÚÚÚÚÚÚ Ú ÚÚÚÚÚ Ú ÚÚÚÚÚÚ ÚÚ Ú ÚÚÚ ÚÚÚÚ ÚÚÚÚÚ Ú Ú Ú ÚÚÚÚ ÚÚÚ ÚÚ Ú Ú ÚÚ Ú ÚÚÚÚÚÚÚÚÚ Ú ÚÚÚÚ Ú Ú ÚÚ Ú Ú Ú Ú Ú Ú Ú ÚÚ ÚÚ Ú Ú Ú ÚÚÚ Ú Ú Ú Ú Ú Ú Ú ÚÚ $ $ $ $ $ $ $ $ % U % U % U % U % U % U % U % U % U % U % U % U % U % U % U #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S#S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S #S WS BODRI KUTO WS WISO GELIS WS PEMALI COMAL WS JRATUNSELUNA G. Slamet G. Perahu G. Merbabu G. Ungaran G. Pojoktiga G. Kendalisodo G. Segorogunung G. Rogojembangan Laut Jawa WS Probolo WS Serayu Citanduy WS Bengawan Solo WS Cisanggarung Pati Tegal Blora Demak Kudus Brebes Kendal Batang Jepara Rembang Ungaran Pemalang Semarang Purwodadi Pekalongan K. Ge lis K. Balong K. Banjaran K. Sampol K. Banja ran K. Bodri K. Kuto K. Satrian K. Blukar K. Blorong K. Kuto Bae Bulu Sale Tayu Boja Dawe Colo Slawi Belik Plasa Sedan Sluke Lasem Bawen Gubug Kayeh Subah Kayen Tulis Sragi Comal Lodadi Bojong Prupuk Ngawen Gabuas Winong Sulang Kragan Juwana Gundih Godong Bandar Lobang Weleri Wedung Mayong Dampak Keling Bumiayu Tonjong Pamotan Kaliori Bringin Juwangi Kamambe Prawata Ngebruk Welahan Bangsri Suradadi Adiwerna Bumijawa Kradenan Wirosari Kunduran Dukuhset Tengaran Ambarawa Sumawono Sukorejo Mranggen Sawangan Sukolilo Ponorogo Wirodeso Pasadean Petarukan Margasari Sugihrejo Margoyoso Tegalombo Semanding Singaraja Kalijambu Kaliwungu Trungguli Wonokerto Margorejo Kaliputih Watukumpul Tambakromo Karanggede Kedungjati Jatingaleh Kedungwuni Gempolsewu Banjarsari Cekulo Lor Pecangakan Banyumanis Banjaranyar Watulumbung Wedarijaksa Peninggaran Telogomulyo Kedungsantri Randudongkal Bantarbolang Petungkriyana K. Lusi S.Juana K. Comal K. Pemali K.Tuntang Kanal Jaja r SWD 2 K. Gelis S.D awe K . Jebor S.Ngelo S.Logung K.B 1 K. Kreo K.B 1 5 S.Piji K. Barcak K. Tangkil K. Babon K. S ambong K. Klateng K. Palaga S.Jam be S.Rend ole JU.1 K. W
adas K. Sragi Baru
S.Lobener K. Layangan K. Pah K. Jeruklegi S.Jati K. Gung(SW S PC) K. Onggo rawe K. Kupang/P ekalongan K. Sengkarang K. Lutung K. Rambut K. Cacaban K. W alu h/L oning K. Garang K. Gardu S.W ulan K. Ke ruh K. Kripik S.P raholo K. Bakalan K. Capluk K. Anyar K. Brin gin K. Urang K. Kedunglo S .Randugunting K. Baros K. Jragung K. G angsa K. Kliteh K. Brungut S.Serang S.Simo S.Tumpang S.B lado S .Ngamben K. Sayung S.Am po K. G ejoyo K. Cabean S.Sampang S.Lasem K. Dolo k K. Jimat S.Peti S.S etro S.Lusi K. Meduri S.Pangkalan K. Wonokerto K. Conang JU.2 K. Ba kulan K. Gontok K. Blitung S.Blimbin g S.Pocehu K. Klayu K. Kidang K. Silandak K. Pandansari K. Suwatu S.G odi K. BangerK. Gabus SW D.1
K. Banjir Kanal Tim
ur K. Jragung Lama K. Daleman S.Pendo K. Medono K. Lumeneng S.Lengkowo K. Mondoliko Caw itali K. Delok/W idodaren K. Gembo yo K. Ban jir Kanal Ba S.K lampok K. Pesanggarahan K. Kretek S.Golilo S.Pesagen K. Wakung K. S rengseng K . Kedo ndong K. Urang (P emali) S. Kara nggeneng K. Gribik K. Sorosido S.N gasinan S.Tayuban S .Ken cing K. Blitung Cawitali JU.2 S.Serang Kanal Jajar K . Cacaban K . Capluk K. Rambut S.Serang K. Gardu K. Urang SWD.1 S.W ulan K. Capluk K. Blitung K. Garang K. Capluk JU.2 Wd. Kedung Ombo Rawa Pening Waduk Cacaban
Glapan Barrage (Wd. Pot)
Wd. Klego Waduk Penjalin Wd. Tempuran Wd. Gunung Rowo Telaga Renjeng Wd. Bajangan W. Ngemplak (Wd. Pot) W. Balong (Wd. Pot) Wd. Simo Wd. Sanggeh Wd. Greneng W. Karanganyar (Wd. Pot) Wd. Nglangon W. Banjarejo (Wd. Pot)
Jragung Barrage (Wd. Pot)
Wd. Banyukuwung W. Dolok (Wd. Potensi) W. Mundingan (Wd. Pot) W. Babon (Wd. Potensi) Wd. Imbar Wd. Dlingu W. Jatibarang (Wd. Pot) Wd. Kedungwaru (Wd. Pot) Bd. Beji Bd. Boro Bd. W elo Bd. Boyo Bd. Le gi Bd. Keji Bd. Notog Bd. Jelok Bd. Gem ah Bd . Sem en Bd. Lodan Bd. Plo so Bd. Tirto Bd. Jagan Bd. Cipe ro Bd. Gan gsa Bd. Kejene Bd. Lang sa Bd. Glapan Bd . Guntur Bd. Barang Bd . Cenge k Bd. Seda di Bd. Klambu Bd. Dumpil Bd. Lana ng Bd. Lo gung Bd. Krinja Bd. Tem pu r Bd. Pandak Bd. W iroto Bd. Pentil Bd. Sentul Bd. Cabean Bd. M end ut Bd . Gem biro Bd. Sam bong Bd. Lo jahan Bd. Lojahan Bd . Jragung Bd. Senjoyo Bd. Tinalun Bd. Plumbon Bd. Rombong Bd. Ra nggah Bd . Trigun a Bd. Babadan Bd. Siw ayut Bd. Brondong Bd. Blim bing Bd . Sukowati Bd. Sungap an Bd. M ejagong Bd . Cawitali Bd. Jodipati Bd. Sim ongan Bd. Aji Awur Bd. Sidom ble Bd. Rowosari Bd. Sidorejo Bd. La wungan Bd. Gam biran Bd. Sum edang Bd . Bang lean Bendung Suru Bd . Sidapu rna Bd. Lumingser Bd. Padureksa Bd. Danaw arih Bd. Pecangaa n Bd. Pangkalan Bd . W idodaren Bd. Nglu mpang Bd. Pesayan gan Bd . Dukuh Jati Bd. Kali W adas Bd . Seng karang Bd . Lajiladang Bd. Kedung Gup Bd. Talang Gung Bd . W elut Putih Bd . Gera k Jajar Bd. Karang R oto Bd . Kedung Omb o Bd. Karangga yam Bd. Karet Jajar Bd. Blim bing R e Bd. Padas Kloro Bd. Bendo Katon Bd. Asem Siketek Bd. Nyam at Karan Bd. Kedung Sapen Bd. Pucang Gading Bd. Karet W elaha n Bd. Kedung Kancil Bd. Karet Kum pulan
Bd. Tapak M enjangan Bd. Pesan tren Kletak
Penge ndali Banjir W ilalung
Bd. Pengendali Banjir Kanal Bd. Pengendali Banjir Kebun 250000 250000 275000 275000 300000 300000 325000 325000 350000 350000 375000 375000 400000 400000 425000 425000 450000 450000 475000 475000 500000 500000 525000 525000 550000 550000 575000 575000 91 7 50 00 9 17 50 0 0 9 20 00 0 0 92 0 00 00 92 25 00 0 9 2 25 00 0 9 25 00 00 9 25 00 00 9 27 5 00 0 92 75 0 00 93 00 0 00 9 30 0 00 0 2500 - 3750 1750 - 2500 1000 - 1750 500 - 1000 250 - 500 0 - 250 Ketinggian (meter) Batas Kabupaten Jalan Propinsi Jalan Negara Jalan KA Sungai Waduk/Rawa ð Bendung $ Gunung % U Kota Kabupaten KETERANGAN : Kota Kecamatan # S
Jalan Kabupaten Ú Mata air
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA
S N
E W
WILAYAH SUNGAI PEMALI COMAL DAN WILAYAH SUNGAI JRATUNSELUNA
0 10 20 30 40 50 Kilometers KEPULAUAN KARIMUNJAWA 410000 410000 420000 420000 430000 430000 440000 440000 450000 450000 935 000 0 93 500 00 9 36 000 0 93 600 00
Gambar 2. Lokasi Bendung Cipero dan Poligon Thiesen pada DAS Bendung Cipero
Setelah didapat nilai koefisien Thiessen untuk masing-masing daerah, maka dapat dihitung besarnya curah hujan rata-rata maksimum tahunan. Adapun hasil perhitungan curah hujan rata-rata maksimum tahunan dari keempat stasiun tersebut yang nantinya digunakan untuk perhitungan selanjutnya di tampilkan pada Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Curah hujan harian maksimum yang terpakai
Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
Curah hujan (mm) 98,09 206,06 106,8 102,4 81,98 104,56 169,71 136,80 76,51 83,03 90,44 79,78
Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Curah hujan (mm) 49,85 66,03 52,12 59,64 72,51 122,24 72,92 72,19 78,69 95,54 77,80 108,97
Dari hasil perhitungan curah hujan rata-rata maksimum dengan metode Poligon Thiessen di atas perlu ditentukan kemungkinan terulangnya curah hujan maksimum guna menetukan debit banjir, maka dilakukan analisis sebaran dengan metode statistik. Terdapat empat distribusi dalam perhitungan parameter statistik curah hujan yaitu Distribusi Normal, Gumbel, Log Normal dan Log Pearson III. Hasil perhitungan parameter statistik dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil pemilihan jenis distribusi
No. Distribusi Persyaratan Hasil Keterangan
1 Normal Cs ~ 0 ± 0,3 1.6710 Tidak Memenuhi
Ck ~ 3,00 5.0022 Tidak Memenuhi
2 Gumbel Cs = 1,14 1.6710 Memenuhi
Ck = 5,4 5.0022 Memenuhi
3 Log Normal Cs = Cv³ + 3 Cv = 0,21 0.0267 Memenuhi Ck=Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3 = 3.08 3.9858 Memenuhi 4 Log Pearson Tipe
III
Cs ≠ 0 0.0267 Memenuhi
Ck = 1,5Cs2+3 = 3,040 3.9858 Memenuhi
159 Dari tabel diatas yang memenuhi syarat adalah distribusi Gumbel, Log Normal dan Log
Pearson Tipe 3. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji keselarasan sebaran dengan uji
Chi-Kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov untuk mengetahui apakah sebaran bisa diterima atau tidak. Dari hasil uji Chi-Kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov tersebut diperoleh bahwa sebaran data ternyata dapat diterima. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa parameter statistik yang memenuhi syarat adalah log normal. Perhitungan intensitas hujan skala ulang T tahun dari hasil perhitungan distribusi log normal dengan menggunakan Metode
Mononobe dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Gambar 3. Grafik intensitas hujan DAS Kali Rambut
Perhitungan debit banjir rencana dihitung dengan menggunakan Metode Haspers. Hasil perhitungan rekapitulasi debit banjir sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil rekapitulasi debit banjir rencana
Tahun HSS Gama 1 Haspers FSR Jawa Sumatera Passing Capacity
m3/dt m3/dt m3/dt m3/dt m3/dt 2 144,09 142,56 368,23 101,7 5 206,73 190,56 440,50 10 276,27 234,90 536,86 25 367,61 290,54 677,96 50 528,17 388,35 808,73 100 705,43 491,82 956,71
Dari tabel di atas didapatkan hasil yang berbeda dari tiga metode yang sudah dilakukan dengan menggunakan rumus pendekatan. Debit yang didapatkan dari metode pendekatan kemudian dibandingkan dengan debit yang dihasilkan dari metode Passing Capacity
dengan periode ulang ± 50 tahun yaitu sebesar 101,72 m3/det. Berdasarkan hasil yang didapat dari Metode Passing Capacity, debit banjir rencana yang paling mendekati adalah
debit banjir dengan Metode Haspers yaitu sebesar 142,56 m3/det. Dengan
mempertimbangkan faktor keamanan dan debit banjir yang pernah terjadi sebelumnya di daerah tersebut, maka debit banjir yang dipilih dari ketiga metode diatas adalah debit banjir rencana Metode Haspers dengan periode ulang 100 tahun yaitu sebesar 491,82 m3/det. Setelah debit banjir rencana diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah analisis kebutuhan air, dalam analisis ini dilakukan perhitungan menggunakan metode Penman untuk menghitung evapotraspirasi potensial, dimana nantinya akan digunakan untuk perhitungan kebutuhan air. Setelah itu dilakukan perhitungan curah hujan efektif yang nantinya juga
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2 5 10 25 50 100 Kala Ulang
160 akan digunakan untuk perhitungan kebutuhan air. Hasil dari perhitungan kebutuhan air didapatkan dari hasil analisis pola tanam.
Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan debit andalan yang nantinya akan dimasukkan ke dalam neraca air. Neraca air (water balance) diperoleh dengan membandingkan antara ketersediaan air dan kebutuhan air. Apabila terjadi kondisi surplus berarti kebutuhan air lebih kecil dari ketersediaan air, dan sebaliknya apabila defisit berarti kebutuhan air lebih besar dari ketersediaan air. Neraca air hasil perhitungan dapat dilihat berikut ini:
Tabel 4. Perhitungan neraca air DAS Rambut
Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
Total debit kebutuhan (m3/dt) 3.59 9.69 10.39 11.09 9.12 9.94 6.02 1.83 6.53 10.55 9.45 10.12
Debit andalan (m3 / dt ) 3.03 5.21 5.94 6.02 5.97 5.79 5.81 7.42 7.39 7.28 6.64 6.51
Pemenuhan kebutuhan ( % ) 84.45 53.78 57.16 54.28 65.51 58.19 96.57 100.00 100.00 69.06 70.23 64.34
Uraian April Mei Juni Juli Agustus September
I II I II I II I II I II I II
Total debit kebutuhan (m3/dt) 11.01 10.84 8.23 3.30 2.49 4.58 4.36 2.85 0.42 0.19 0.29 0.10
Debit andalan (m3 / dt ) 4.81 5.56 3.79 2.09 1.66 1.34 1.27 1.03 0.68 0.62 0.55 0.56
Pemenuhan kebutuhan ( % ) 43.67 51.33 46.03 63.26 66.61 29.35 29.16 36.06 100.00 100.00 100.00 100.00
Dari hasil perhitungan tabel neraca air diatas didapatkan bahwa defisit ketersediaan air terbesar terjadi pada periode Juli I dimana debit andalan hanya dapat memenuhi kebutuhan air sebesar 29,16 % saja dan mengalami defisit sebesar 70,84 %.
PERHITUNGAN LONG STORAGE
Tujuan dari perhitungan long storage adalah untuk menentukan dimensi dan panjang dari
long storage dan menghitung kapasitas volume yang nantinya dapat ditampung oleh long
storage tersebut. Selain itu dalam perhitungan ini juga ditentukan posisi dari penempatan
tanggul dari long storage pada lokasi-lokasi yang sekiranya membutuhkan dengan perhitungan dilakukan menggunakan HEC-RAS. Long storage direncanakan dibuat dengan sistem seri yaitu tampunga I dan tampungan II. Tampungan I berdasarkan tinggi bendung eksisting dan tampungan II berdasarkan bendung baru dengan tinggi mercu sebesar 6 m. Volume tampungan akibat adanya long storage ditampilkan dalam grafik berikut:
Gambar 3. Grafik komulatif perhitungan volume air Tampungan I
A B C D E F G
161 Gambar 4. Grafik komulatif perhitungan volume air Tampungan II
Dengan adanya long storage tersebut defisit air pada Bendung Cipero dapat berkurang sehingga pemenuhan kebutuhan air irigasi dapat meningkat
Tabel 5. Perbandingan volume kebutuhan
Tampungan Patok Panjang
long storage (m)
Volume
long storage (m³) Defisit awal (m³)
Defisit setelah ada long storage (m³)
I P0 - P10 650 132.954,600 -74.999.520,00 -45.675.951,120
II P10 -P23 1.640 1.701.460,320
Setelah adanya long storage pemenuhan kebutuhan air irigasi meningkat menjadi seperti berikut:
Tabel 6. Perhitungan neraca air setelah adanya long storage
Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
I II I II I II I II I II I II
Total debit kebutuhan (m3/dt) 3.59 9.69 10.39 11.09 9.12 9.94 6.02 1.83 6.53 10.55 9.45 10.12
Debit andalan baru (m3 / dt ) 4.45 6.63 7.36 7.44 7.39 7.21 7.23 8.84 8.81 8.70 8.06 7.93
Pemenuhan kebutuhan ( % ) 100.00 68.37 70.79 67.05 80.98 72.49 100.00 100.00 100.00 82.42 85.24 78.31
Uraian April Mei Juni Juli Agustus September
I II I II I II I II I II I II
Total debit kebutuhan ( m3 /dt) 11.01 10.84 8.23 3.30 2.49 4.58 4.36 2.85 0.42 0.19 0.29 0.10
Debit andlan baru (m3 /dt) 6.23 6.98 5.21 3.51 3.08 2.76 2.69 2.45 2.10 2.04 1.97 1.98
Pemenuhan kebutuhan ( % ) 56.54 64.35 63.25 100.00 100.00 60.16 61.59 85.81 100.00 100.00 100.00 100.00
Berdasarkan hasil perhitungan yang baru setelah adanya long storage didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan air yang cukup signifikan dimana pada bulan Juli 1 yang sebelumnya hanya mampu memenuhi kebutuhan air sebesar 29,16%
meningkat menjadi 61,59% sehingga dengan adanya long storage tersebut dapat
diandalkan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan air.
Berdasarkan perencanaan diatas, maka dilakukan simulasi kembali menggunakan software
HEC RAS apakah desain penampang baru telah mampu menampung debit banjir rencana atau tidak. Adapun hasil simulasi HEC RAS pasca pendimensian long storage ditampilkan pada Gambar 5 dibawah ini:
M L K J I H G F E D C B A
162 0 1000 2000 3000 4000 20 25 30 35 40 45
T ugas AKhi r P l an: Pl an 01 5/23/2015
Main Channel Distance (m)
E le va tio n (m ) Legend EG 100 WS 100 Crit 100 Ground Left Levee Right Levee Rambut Cipero
Gambar 5. Running Profil long storage pasca pendimensian debit rencana Qn 100 tahun
Dari hasil tersebut didapatkan bahwa Long Storage Cipero membutuhkan penambahan tanggul di sisi kiri dan kanan bending dengan panjang sisi kanan sepanjang 2.042,988 m dan sisi kiri sepanjang 2.474,444 m.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari perencanaan Long Storage Bendung Cipero Kabupaten Tegal, Jawa Tengah adalah :
1. Perencanaan Long Storage Bendung Cipero menggunakan debit banjir 100 tahun (Q100)
sebesar 491,82 m3/det.
2. Luas area sawah yang akan diairi = 7.634 ha, dengan kebutuhan air sebesar 1,69 lt/det/ha.
3. Perencanaan Long Storage Bendung Cipero dibangun di titik P7 dengan elevasi dasar saluran + 25,275.
4. Bendung Baru Cipero memiliki lebar efektif sebesar 47,16 m.
5. Tinggi mercu Bendung direncanakan setinggi 6 m dengan menggunakan tipe mercu bulat.
6. Kolam olak yang digunakan adalah kolam olak USBR tipe IV.
7. Direncanakan perencanaan long storage sistem seri Tampungan I dan Tampungan II. 8. Panjang long storage sisi kanan sepanjang 2.042,988 m dan sisi kiri sepanjang
2.474,444 m.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah. Jakarta: PT.Erlangga.
Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Standar Perencanaan Irigasi
Kriteria Perencanaan 01. Jakarta: Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.
Harto, Sri BR. 1996. Analisis Hidrologi. Yogyakarta: Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa UGM
Ibrahim, Bachtiar. 1994. Rencana Dan Estimate Real Cost. Jakarta: Bumi Aksara.
Joice, Marta W dan Adhidarma Wanny. 1992. Mengenal Dasar-dasar Hidrologi,
Bandung: Nova.
Kh, V Sunggono. 1995. Buku Teknik Sipil. Bandung: Nova.
163 Kodoatie, Robert J. 2002. Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka Dan Pipa.
Yogyakarta: Andi.
Loebis, Joesron. 1987. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Mawardi, Erman dan Moch. Memed. 2006. Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi
Teknis. Bandung: Alfabeta.
Soemarto, CD., 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Bandung: Nova.
Sosrodarsono, Suyono dan Masateru Tominaga. 1994. Perbaikan Dan Pengaturan Sungai.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda Kensaku. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Cetakan ke-9.
Suripin. 2004. Buku Ajar Hidrolika. Semarang: Jurusan Teknik Sipil FT Undip.
Tim Dosen Teknik Sipil Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Indonesia. 1997. Irigasi
dan Bangunan Air. Jakarta: Gunadarma.