• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan serangga yang ada di universitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan serangga yang ada di universitas"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MATA KULIAH PRAKTIKUM BIOLOGI (ABKC5105)

“PRAKTIKUM SERANGGA”

DOSEN PENGASUH :

MAULANA KHALID RIEFANI M.Si, M.Sc

OLEH KELOMPOK VIII : M. Muhajir Luthfi (A1C515012) Nining Tri Sugiarti (A1C515013)

Winda Sugiarti (A1C515022) Feninda Herdi Surya Putri (A1C515203)

Raudya Tuzzahra (A1C515210) Rezky Fitriyana (A1C514217)

Fajar Lazuardi (A1C514223)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

BANJARMASIN NOVEMBER PRAKTIKUM LAPANGAN

Topik : Serangga

Tujuan : Mengamati jenis-jenis serangga Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Desember 2015

Tempat : UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT : 1. Piring plastik 2. Kamera 3. Lidi 4. Bambu 5. Parang 6. Kuas

7. Plastik sampel

B. BAHAN

1. Buavita rasa jeruk secukupnya 2. Minyak goreng

3. Karton 4. Double tipe II. CARA KERJA

a. Relung

1. Tentukan pohon yang akan diamati 2. Amati pohon selama 5 menit

3. Ambillah serangga yang terdapat pada pohon yang diamati 4. Masukkan serangga ke dalam plastik sampel

5. Amati lagi pohon selama 10 menit

(3)

7. Masukkan serangga ke dalam plastik sampel b. Plate Trap

1. Tuangkan minuman buavita hingga memenuhi permukaan piring 2. Letakkan piring di tempat yang sudah di tentukan

3. Diamkan piring sesuai waktu yang ditentukan

4. Ambillah piring tersebut jika sudah mencapai waktu yang ditentukan

5. Pisahkan serangga yang terdapat di minuman ke pinggir piring menggunakan lidi

6. Foto serangga yang didapat c. Karton Trap

1. Belah bambu secukupnya menggunakan parang agar karton dapat masuk ke dalam bambu dan tidak jatuh

2. Gulung karton dengan diameter ± 10cm

3. Lem ujung karton agar menempel sempurna menggunakan double tipe

4. Masukkan karton ke dalam bambu yang sudah dibelah tadi 5. Olesi karton dengan minyak goreng menggunakan kuas 6. Tancapkan bambu pada tempat yang sudah ditetapkan

7. Diamkan karton yang menempel pada bambu tersebut selama waktu yang ditetapkan

8. Ketika waktu yang ditetapkan sudah selesai, ambillah bambu tersebut

(4)

III. TEORI DASAR 1. Tanah

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

(5)

tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

(6)

tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung.

Dari segi warna, tanah memiliki variasai warna yang sangat beragam mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga memiliki perbedaan warna yang sangat kontras pada setiap lapisannya sebagai akibat proses kimia. Tanah yang memiliki warna yang gelap merupakan ciri yang biasanya menandakan bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik yang sangan tinggi. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan,belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang menyerupai bercak totol-totol atau warna yang terkonsentrasi.

Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagaii tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses pemnbentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu , serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Semua orang yang hidup di permukaan bumi telah mengenal wujud tanah, akan tetapi bnyaknya ragam tanah, sifat persebaran tanah yang khas di permukaan bumi, serta ragam pemanfaatannya menjadikan tanah sebagai obyek yang besar. Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik,kimia,biologi,serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangan panjang tanah tidak sama dengan kurun waktu pembentukan batuan.

(7)

satunya adalah mesofauna tanah. Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan metabolisme mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburannya (Rao, 1994).

Bagi ekosistem darat, tanah merupakan titik pemasukan sebagian besar bahan ke dalam tumbuhan. Melalui akar-akarnya tumbuhan menyerap air, nitrat, fosfat, sulfat, kalium, tembaga, seng dan mineral esensial lainnya. Dengan semua ini, tumbuhan mengubah karbon dioksida (dimasukkan melalui daun) menjadi protein, karbohidrat, lemak, asam nukleat dan vitamin yang dari semuanya itu tumbuhan dan semua heterotrof bergantung. Bersamaan dengan suhu dan air, tanah merupakan penentu utama dalam produktivitas bumi (Kimball, 1999).

Fauna tanah merupakan salah satu komponen tanah. Kehidupan fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan daerah tersebut. Dengan perkataan lain keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Fauna tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah, oleh karena itu dalam mempelajari ekologi fauna tanah faktor fisika-kimia tanah selalu diukur (Suin, 1997).

(8)

terintersepsi sebelum sampai pada permukaan tanah, tergantung pada vegetasi yang ada di atas permukaannya.

Pengukuran pH tanah juga sangat diperlukan dalam melakukan penelitian mengenai fauna tanah. Suin (1997), menyebutkan bahwa ada fauna tanah yang hidup pada tanah yang pH-nya asam dan ada pula yang senang hidup pada tanah yang memiliki pH basa. Untuk jenis Collembola yang memilih hidup pada tanah yang asam disebut dengan Collembola golongan asidofil, yang memilih hidup pada tanah yang basa disebut dengan Collembola golongan kalsinofil, sedangkan yang dapat hidup pada tanah asam dan basa disebut Collembola golongan indifferen. Metode yang digunakan pada pengukuran pH tanah ada dua macam, yaitu secara kalorimeter dan pH meter. Keadaan iklim daerah dan berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya serta berlimpahnya mikroorganisme yang mendiami suatu daerah sangat mempengaruhi keanekaragaman relatif populasi mikroorganisme. Faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap keanekaragaman relatif populasi mikroorganisme adalah reaksi yang berlangsung di dalam tanah, kadar kelembaban serta kondisi-kondisi serasi (Sutedjo dkk., 1996).

(9)

biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah akan berlangsung baik dan timbal baliknya akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Dalam sistem tanah, interaksi biota tanah tampaknya sulit dihindarkan karena biota tanah banyak terlibat dalam suatu jaring-jaring makanan dalam tanah (Arief, 2001).

Burges dan Raw (1967) dalam Rahmawaty (2000), menjelaskan bahwa secara garis besar proses perombakan berlangsung sebagai berikut : pertama-tama perombak yang besar atau makrofauna meremah-remah substansi habitat yang telah mati, kemudian materi ini akan melalui usus dan akhirnya menghasilkan butiran-butiran feses. Butiran-butiran tersebut dapat dimakan oleh oleh mesofauna dan atau makrofauna pemakan kotoran seperti cacing tanah yang hasil akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk feses pula. Materi terakhir ini akan dirombak oleh mokroorganisme terutama bakteri untuk diuraikan lebih lanjut. Selain dengan cara tersebut, feses juga dapat juga dikonsumsi lebih dahulu oleh mikrofauna dengan bantuan enzim spesifik yang terdapat dalam saluran pencernaannya. Penguraian akan menjadi lebih sempurna apabila hasil ekskresi fauna ini dihancurkan dan diuraikan lebih lanjut oleh mikroorganisme terutama bakteri hingga sampai pada proses mineralisasi. Melalui proses tersebut, mikroorganisme yang telah mati akan menghasilkan garam-garam mineral yang akan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan lagi. Dengan melihat proses aliran energi yang dikemukakan oleh Burges and Raw (1967) dalam Rahmawaty (2000), dapat dikatakan bahwa tanpa adanya keberadaan mesofauna tanah, proses perombakan materi (dekomposisi) tidak akan dapat berjalan dengan baik.

2. Arthopoda

(10)

tubuh Arthropoda kuat dan kaku. Habitatnya di darat, air tawar, maupun di laut. Arthropoda ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit pada tumbuhan, hewan atau manusia. Arthropoda merupakan filum terbesar jika dilihat dari jumlah anggotanya, dominan dalam dunia hewan Avertebrata, dan sebagian besar Arthropoda adalah serangga (insekta). Alat pernapasannya bervariasi sesuai dengan habitatnya. Arthropoda darat bernapas dengan trakea atau paru-paru buku, sedangkan yang hidup di air bernapas dengan insang. Jenis kelamin terpisah (gonochoris). Beberapa jenis Arthropoda mengalami parthenogenesis. Alat ekskresinya berupa nefridium yang berpasangan, sistem saraf tangga tali. Beberapa kelas Arthropoda ditampilkan berikut ini :

a. Crustacea

Kelas ini sebagian besar anggotanya hidup di air, bernapas dengan insang. Tubuhnya terdiri dari bagian kepala-dada yang bersatu (sefalotorak) dan perut (abdomen). Crustacea eksoskeleton keras, terdiri dari zat kitin yang berlendir. Pada bagian sefalotorak terdapat lima pasang kaki besar yang berfungsi untuk berjalan (kaki jalan) di mana sepasang kaki pertama berukuran lebih besar disebut keliped. Adapun di bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki berukuran kecil yang berfungsi untuk berenang (kaki renang). Bagian depan sefalotorak terdapat sepasang antena panjang dan sepasang antenule pendek. Crustacea dibedakan menjadi 2, yaitu Entomostraca (mikrocrustacea), misalnya Daphnia sp, Cyclops sp, yang merupakan komponen penting dari zooplankton, dan Malacostraca (makro-crustacea), misalnya Pinnaeus monodon (udang windu), Cancer sp (kepiting), Panulirus sp (lobster).

b. Myariapoda

(11)

kecil, berada pada ruas pertama, dan perut yang pada tiap ruasnya memiliki sepasang atau dua pasang kaki. Habitatnya di darat, bernapas dengan paru-paru buku. Pada bagian kepala hewan ini terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Kelas ini terdiri dua, yaitu:

a) Chilopoda

Tubuh Chilopoda agak pipih (gepeng), tiap ruas tubuh terdapat sepasang kaki. Di bagian kepala terdapat sepasang antena panjang dan semacam cakar yang berbisa. Chilopoda merupakan hewan karnivora.

Contohnya Scolopendra sp (kelabang).

b) Diphlopoda

Diplopoda tubuh bulat, tiap ruas tubuh terdapat dua pasang kaki. Hewan ini menyukai tempat yang lembap. Bila menemui bahaya membela diri dengan cara menggulung tubuhnya, Diplopoda merupakan herbivora. Contoh: Spirobolus sp (luwing).

c. Arachnida

(12)

sutera yang dibawa ke mana-mana oleh hewan betina. Contoh: kalajengking, laba-laba.

d. Insecta

Insecta(serangga) dalam bahasa latin disebut dengan Insectum yang artinya trpotong menjadi bagian-bagian yang disebut dengan serangga. Ukuan dari tubuh serangga sendiri bermacam-macam, dengan panjangnya 2-40mm. Ada juga serangga dengan ukuran mikroskopis da nada juga yang mempunyai ukuran panjang sampai 260mm, contohnya seperti Phobaeticus serratipes , tubuh serangga sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu kepala(kaput), dada(toraks), serta perut(abdomen).

(13)

900.000 spesies anggota Insecta yang teridentifikasi. Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, Insecta dibagi dalam beberapa subkelas, antara lain Apterygota dan Pterygota.

a) Apterygota

Apterygota, berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata a dan pteron. a berarti tidak, dan pteron berarti sayap. Apterygota adalah kelompok serangga yang tidak memiliki sayap, sedikit atau tidak mengalami metamorfosis, memiliki appendage di bagian ventral abdomen, dan umumnya memiliki ukuran yang kurang dari 5 mm. Appendage adalah bagian tubuh yang menonjol, dapat digerakkan, dan berfungsi sebagai alat gerak, alat indra, untuk makan, atau keperluan lainnya. Apterygota hidup di tempat lembab yang mengandung humus atau sampah organik, dan ada pula yang memakan buku atau pakaian. Serangga termasuk Apterygota, antara lain ordo Thysanura (Lepisma saccharina -kutu buku) dan Archaeognatha (Petrobius martimus). Ciri-Ciri Apterygota :

 Tidak bersayap

 Tipe mulutnya mengigit

 Tidak mengalami metamorfosis (ametabola)

 Anetanya panjang tidak beruas-beruas

 Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas

 Contoh spesiesnya yaitu kutu buku (Lepisma sachariana)

 Kutu buku dapat dapat merusak buku karna dapat mengeluarkan selulase

b) Pterygota

(14)

 Memiliki sayap

 Mengalami metamorphosis

 Tipe mulut yang bervariasi

Pterygota dibedakan dalam dua kelompok antara lain sebagai berikut :

 Exopterygota, memiliki sayap yang berkembang di luar yang

tumbuh di tonjolan luar dinding tubuh yang melebar. Exopterygota mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contohnya ordo Ephemeroptera (Ephemeroptera sp. - lalat hidup sehari), Odonata (Pantala sp. - capung kuning), Orthoptera (Gryllus so. jangkrik), Isoptera (Reticulitermes -rayap), Plecoptera (Taeniopteryx sp.), Hemiptera (Aphis pomo- kutu daun), dan Thysanoptera (Thrips palmi).

 Endopterygota, memiliki sayap yang berkembang di bawah kutikula dalam bentuk lipatan. Perumbuhan sayap dimulai dari fase pupa (kepompong) hingga tumbuh dengan sempurna pada fae imago (dewasa). Endopterygota mengalami metamorfosis sempurna. Contohnya ordo Megaloptera (Sialis sp.). Hymenoptera (Oecophylla saragilla - semut rangrang), Siphonaptera (Pulex irritans), Trichoptera (Phryganea sp. -lalat kadis), Lepidoptera (Apatura iris), Raphiidioptera (Turcoraphidia acerba), Mecoptera (Panorpa communis - lalat kalajengking), Diptera (Musca domestica - lalat rumah)

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan serangga

Faktor-faktor fisis yang mempengarhi kehidupan serangga antara lain meliputi suhu, cahaya/matahari, kelembaban udara, angin, cuaca/ iklim (curah hujan) dan lainnya.

(15)

Suhu merupakan faktor Iingkungan yang menentukan/ mengatur aktivitas hidup serangga. Pengaruh ini jelas terlihat pada proses fisiologi serangga, yaitu bertindak sebagai faktor pembatas kemampuan hidup serangga. Pada suatu suhu tertentu aktivitas hidup serangga tinggi (sangat aktit), sedangkan pada suhu yang lain aktivitas serangga rendah (kurang aktif). OIeh karena itu terdapat zone. zone/daerah suhu yang membatasi aktivitas kehidupan serangga. Zone-zone tersebut (untuk daerah tropis) adalah:

a) Zone batas fatal atas, pada suhu tersebut serangga telah mengalamikematian, yaitu pada suhu > 48° C.

b) Zone dorman atas, pada suhu ini aktivitas (organ tubuh eksterna) serangga tidak efektif, yaitu pada suhu 38 — 45° C.

c) Zone efektifatas, pada suhu ini aktivitas serangga efektif pada suhu 29 — 38° C.

d) Zone optimum, pada suhu ± 28° C, aktivitas serangga adalah paling tinggi.

e) Zone efektif bawah, pada suhu ini aktivitas (organ interna dan eksterna) serangga efektif, yaitu pada suhu 27 — 15° C.

f) Zone dorman bawah, pada suhu ini tidak ada aktivitas eksterna, yaitu pada suhu 15° C.

g) Zone fatal bawah, pada suhu ini serangga telah mengalami kematian ( ±4° C)

(16)

hidupnya sampai pada titik optimum dan di atas titik optimum itu kondisinya akan semakin menurun kembali sampai akhirnya aktivitas hidupnya (organ eksterma) berhenti sama sekali jika telah sampai zona estivasi.

Pada umumnya jenis serangga aktif pada suhu sedikit di atas 15° C, tetapi beberapa species dapat hidup aktif sedikit di atas titik beku air. Suhu optimum pada kebanyakan serangga adalah di sekitar 28° C dan estivasi biasanya dimulai dan suhu 38° C sampai 45° C. Untuk kebanyakan serangga titik suhu 48° C merupakan titik kematian total (fatal point) pada daerah suhu tinggi, meskipun ada di antaranya dapat bertahan hidup sampai 52° C untuk beberapa saat misalnya kumbang Chrysohothrys sp. Pada suhu fatal rendah didapati variasi antara species serangga yang ada, demikian pula pengaruh musim menyebabkan adanya variasi tersebut. Bagi daerah tropis seperti di Indonesia suhu rendah ini tidak begitu penting karena suhu rata-ratanya untuk sepanjang tahun di atas 0° C. Suhu selain membatasi penyebaran geografis dan topografis dan species serangga juga mempengaruhi kecepatan perkembangan hidupnya. Pada umumnya kecepatan perkembangannya naik sebanding dengan kenaikan suhu, sampai akhimya dicapai titik yang optimum.

b. Cahaya

(17)
(18)

(aktif pada malam hari). Serangga berespon positif apabila mendatangi sumber cahaya, sedangkan serangga berespon negatif apabila tidak terpengaruh oleh adanya cahaya. Pengetahuan tentang respon serangga terhadap cahaya dapat dipergunakan antara lain untuk:

a) Pengamatan senangga hama (Monitoring)

Pengamatan serangga hama dengan menggunakan lampu perangkap atau dengan suatu alat tertentu yang mempunyai warna dengan panjang gelombang tertentu. Misalnya serangga Aphis menyukai warna kuning.

b) Pengendalian/ pemberantasan serangga hama

Penggunaan obor/ api atau perangkap cahaya (light trap) dapat untuk mengurangi kepadatan populasi hama wereng, walang sangit dan serangga hama lain yang tertarik cahaya. Dari uraian tersebut di atas dapat dilihat bahwa memang sulit untuk memisahkan perbedaan pengaruh cahaya dari suhu, walaupun demikian jelas bahwa faktor cahaya penting perannya di dalam kehidupan serangga.

c. Kelembapan

(19)

Dalam keadaan normal peningkatan atau pengurangan kelembaban tidak

mengakibatkan matinya serangga dengan cepat, tetapi hanva berpengaruh terhadap aktivitasnya. Walaupun demikian ada pula species serangga tertentu yang menyimpang dari ketentuan tersebut di atas, karena aktivitasnya sangat dibatasi oleh faktor kelembaban. Ada species-species yang hanya dapat hidup pada kayu yang basah atau lembab (famili Scolytidae, Cerambycidae dan Platypodidae) dan ada species serangga yang dapat hidup pada kayu yang sudah kering (famili Lyctidae, Bostrychidae, Anobiidae) dan rayap kayu kering (famili Kalotermitidae).

Tubuh serangga mengandung 80 — 90 % air, dan harus dijaga agar tidak mengalami banyak kehilangan air yang dapat mengganggu proses fisiologinya. Ketahanan serangga terhadap kelembaban bervariasi. Ada serangga yang mampu hidup dalam suasana kering tetapi adapula yang hidupnya di dalam air. Biasanya serangga tidak tahan mengalami kehilangan air yang terlalu banyak, namun ada beberapa serangga yang mempunyai ketahanan karena dilengkapi dengan berbagai alat pelindung untuk mencegah kehilangan air tersebut, misalnya kutikula yang dilapisi lilin. Serangga darat (lerestrial insect), khususnya serangga fitofagus akan mendapatkan air dari makanannya. Serangga yang hidup pada bahan-bahan sangat kering seperti hama-hama gudang, akan mendapatkan air dan proses metabolismenya, contohnya bubuk kayu dan famili Lyctidae, Bostrychidae, Anobiidae dan Kalotermitidae.

(20)

tanaman (ordo Homoptera) karena pengaruh hujan yang berupa butiran-butiran air merupakan tenaga mekanis dapat mematikan serangga ini. Pada bulan kering dalam musim hujan atau bulan-bulan basah pada musim kemarau, ulat tanah (ulat grayak ulat tentara = army worm Spodoptera litura) menyerang secara mendadak dan dapat menyebabkan kerusakan berat dalam waktu yang singkat, terutama pada tanaman pertanian pangan. Dalam tahun basah yang sebelumnya didahului tahun kering yang panjang hama tikus sawah, Artona cat oxant ha (hama daun tua pohon Kelapa) akan mengadakan serangan. Pada musim hujan Stephanoderes hampei (hama buah kopi) dapat berkembang biak dengan baik dan menggerek buah kopi yang sudah tua. Hama itu dapat berkembang dengan baik karena keadaan yang lembab. Begitu pula Xyleborus Sp. Jati dan lain-lain.

d. Hubungan antara suhu dan kelembaban

(21)

dengan adanya musim hujan dan kemarau, walaupun sebenarnya berpengaruh pula terhadap suhu. Di Indonesia dijumpai hama yang berkembang pada musim kemarau, sedang pada musim hujan populasinya sangat menurun atau sebaliknya. Sebagai contoh hama Belalang kayu ( Valanga nigricornis) bertelur pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau, kemudian menetas dan berkembang menjadi dewasa pada musim hujan. Sebelum musim hujan berakhir, belalang betina dewasa bertelur lagi di dalam tanah dan telur tersebut akan tetap dorman (diapause) selama musim kemarau. Dengan demikian dijumpai adanya hama Belalang kayu pada musim hujan sampai permulaan musim kemarau. Hama Xyleborus destruens menyerang pohon Jati yang tumbuh di daerah-daerah yang selalu basah (curah hujan > 2000 mm) misalnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian Barat atau di daerahdaerah dengan ketinggian di atas 500 mdpl.

e. Angin

Angin akan membantu penyebaran serangga, terutama serangga yang berukuran kecil. Secara tidak Iangsung angin juga mempengaruhi kandungan air dalam tubuh serangga, karena angin mempercepat penguapan dan penyebaran udara.

f. Cuaca/ iklim

(22)

sedang iklim pada jangka waktu yang relatif panjang. Kalau cuaca berubah dan suatu waktu ke waktu yang lain, sedang iklim menunjukkan sifat-sifat yang tetap untuk suatu daerah. Faktor iklim/ cuaca ini akan mempengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap perkembangan hidup dan suatu species serangga. Misalnya gaya mekanis/ kinetis dan hujan yang deras dapat mengurangi larva yang sedang saatnya tumbuh dan berkembang, dengan demikian akan mengurangi kemungkinan timbulnya epidemi pada waktu yang akan datang.

Cuaca panas dan lembab memungkinkan meningkatnya populasi organisme pemakan serangga (enlomo,tagus), seperti misalnya bakteri-bakteri penyebab penyakit atau Protozoa. Sedangkan di sisi lain cuaca yang kering dapat mengurangi pertumbuhan vegetatif dan tanaman yang menjadi makanannya serangga, sehingga dengan populasi yang tidak tinggipun dapat menyebabkan kerusakanyang besar. Pada kebanyakan serangga perusak daun populasinya akan meningkat apabila suhu meningkat dengan jumlah hujan yang sedang.

g. Faktor makanan

Makanan merupakan sumber gizi yang digunakan oleh serangga untuk mendukung kehidupan dan perkembangannya. Kehidupan dan perkembangan serangga sangat dipengaruhi oleh kualitas makanan dan jumlah makanan yang tersedia.

4. Peranan Serangga

Beberapa hewan yang termasuk Arthropoda berikut ini mempunyai peranan dalam kehidupan manusia.

a. Crustacea

(23)

 Sebagai sumber makanan ikan, terutama Microcrustacea yang merupakan komponen penting pembentuk zooplankton.

b. Myriapoda

Membantu proses penguraian sampah organik, karena kemampuannya memakan partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih kecil. Contoh: luwing/lipan.

c. Arachnida

Umumnya Arachnida merugikan, karena:

 Sebagai ektoparasit pada hewan-hewan ternak. Contoh: caplak

 Sarangnya menyebabkan rumah menjadi kotor. Contoh: laba-laba

d. Insekta

Insekta terdiri dari spesies yang sangat beragam. Oleh karena itu peranannya dalam kehidupan manusia juga beragam.

a) Menguntungkan

 Menghasilkan sesuatu yang berguna bagi manusia. Contoh: lebah madu menghasilkan madu, kokon ulat sutera menghasilkan serat sutera.

 Membantu proses penyerbukan/polinasi tanaman. Contoh: kupu-kupu, lebah.

 Sebagai musuh alami hama tanaman. Contoh: kepik memakan kutu daun.

 Membantu proses degradasi sampah organik. Contoh: kumbang kotoran, larvanya membantu degradasi sampah organik berupa kotoran ternak.

(24)

 Sumber protein hewani. Contoh: belalang kayu ada yang memanfaatkannya sebagai makanan.

b) Merugikan

 Menularkan beberapa macam bibit penyakit seperti, lalat, kecoak, tikus dan kolera

 Merusak tanaman budidaya manusia, seperti ulat, kumbang kelapa, dan belalang

 Serangga banyak yang hidup dengan parasit pada ternak maupun ikan

 Parasit pada manusia (menghisap darah) seperti kutu busuk, nyamuk, dan kutu kepala

 Dapat merusak bahan bangunan, seperti rayap dan kumbang kayu

 Merusahk bahan makanan yang disimpan (tepung kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misalnya kumbang beras

(25)
(26)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Relung

Titik 1 (Pohon Kaca Piring)

No. Sp 5 Menit ke

1 2

1.

Sp 1

1

-2.

Sp 2

- 1

Titik 2 (Pohon Bunga Sepatu)

No. Sp 5 menit ke

1 2 3 4

1.

Sp 4

(27)

-2.

Sp 5

- - 1

-3.

Sp 6

- - - 1

4.

sp 7

- - 1

-Titik 3 ( Pohon bunga Asoka )

No. Sp 5 menit ke

1 2 3 4

1.

Sp 8

(28)

-Titik 4 ( Pohon Akasia )

No. Sp 5 menit ke

1 2 3 4

1.

Sp 9

- 1 -

-Serangga merupakan hewan berdarah dingin. Bila suhu lingkungan menurun, suhu tubah seranggapun menurun. Hal ini mengakibatkan menurunnya proses metabolisme dalam tubuh serangga. Banyak serangga yang dapat bertahan hidup terhadap suhu beku namun dalam periode yang pendek. Beberapa serangga dapat tahan pada suhu yang rendah dengan cara menyimpan etilen glikol dalam jaringan-jaringan tubuhnya. Etilen glikol merupakan suatu zat kimia yang fungsinya sama dengan cairan yang dituangkan dalam radiator kendaraan yang berfungsi sebagai pelindung suhu yang sangat rendah.

Serangga ada yang herbivore dan karnivor, contoh serangga herbivore yaitu kumbang, ulat, kupu-kupu, sedangkan yang karanivor atau pemakan serangga lainnya yaitu belalang sembah, lalat, dan kepik.

Serangga memiliki bagian-bagian tubuh yang sangat berbeda dari hewan lain. Secara umum, tubuh serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (cephal), dada(thorax), dan perut(abdomen). Tubuhnya dilindungi oleh kulit keras yang biasa disebut eksoskeleton. Pada bagian kepala terdapat mata, antena, dan sungut. Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki. Kaki-kaki pada serangga disebut dengan tungkai. Sedangkan bagian perutnya umumnya terdiri beberapa alat pernafasan yang disebut spirakel. Pada serangga betina ujung bagian perut dilengkapi oleh suatu organ yang panjangdan runcing yang disebut ovipositor.

(29)

Kingdom : Animalia

Filum : Invertebrata

Kelas : insekta (serangga)

Dari data yang didapat serangga banyak mendekati bunga dibandingkan pohon. Serangga mendekati bunga paling banyak pada bunga sepatu. Karena pada bunga sepatu yang diamati bunganya lebih banyak, dibandingkan pada bunga keca piring, asoka, maupun pohon akasia.

Serangga mendekati bunga pada umumnya untuk membantu penyerbukan. Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Penyerbukan yang dibantu oleh serangga disebut penyerbukan biotik.

Serangga pada umumnya lebih banyak pada tumbuhan yang berbunga, serta memiliki warna bunga yang relative cerah. Pada bunga yang kami amati ada bebarapa jenis serangga baik serangga terbang atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Octavianty, Yuke. 2008. Ensiklopedia serangga. Depok ; Penebar swadaya.

2. Plate trap

SP ∑ K KR

Sp1

(30)

Sp2

36 0,092 60,526

Sp3

6 0,015 9,868

Sp4

1 0,002 1,315

∑ 60 0,152 99,998

(31)

membutuhkan zat-zat lain sebagai pelengkap yang juga dibutuhkan tubuh mereka.

Banyak spesies semut berkomunikasi dengan rekan satu-sarang mereka menggunakan aroma kimia yang dikenal sebagai feromon. Feromon dapat digunakan dalam banyak semut dan hewan lain (termasuk manusia).

Bayangkan sebuah koloni semut yang sedang mencari makanan. Pengamatan terhadap anggota koloni semut akan mengungkapkan bahwa semut sering berjalan dalam garis lurus antara sarang semut dan sumber makanan.

Ketika semut menemukan makanan, dia akan dapat mengikuti jejak feromon sendiri kembali ke sarang. Dalam perjalanan kembali ke sarang, semut memberitahukan kepada semut lain dengan meletakkan feromon lebih, menciptakan jejak dengan aroma lebih kuat.

Ketika semut lain (yang belum menemukan makanan) menemukan jejak feromon, mereka mulai mengikuti jejak. Jika jejak feromon semut mengarah kembali ke sarang tanpa makanan, maka semut akan berbalik mengikuti jejak ke arah yang berlawanan. Setelah semut mencapai makanan, semut akan meraih sepotong dan berbalik, mengikuti jejak yang sama kembali ke sarang. Dalam perjalanan kembali, semut memperkuat jejak dengan meletakkan lebih feromon.

Begitu mereka mencapai makanan, mereka ambil sepotong dan berbalik, mengikuti jejak yang sama kembali ke sarang. Dalam perjalanan pulang, mereka memperkuat jejak dengan meletakkan lebih feromon. Seiring waktu, banyak jalan antara sarang dan makanan dieksplorasi, tapi aroma pada jalur terpendek diperkuat lebih dari jalur lain, sehingga dengan cepat menjadi jalan yang paling populer, dan segera semua semut berjalan dalam file sepanjang itu.

DAFTAR PUSTAKA

Cendrajaya Agra Rizqa. 2012. Bagaimana Cara Semut Mencari Makanan ?

(32)

Nadia Baiq. 2013. #TanyaSains: Mengapa Semut Doyan yang Manis-Manis?

http://sains.me/707/tanyasains-mengapa-semut-doyan-yang-manis-manis.html/ (15 Desember 2015)

3. Karton trap

Pada jebakan karton putih yang kami pasang. Kami temukan sekitar 45 serangga yang terjebak

Gerakan makhluk hidup yang bereaksi terhadap cahaya atau warna disebut phototaksis. Jika makhluk hidup bergerak mendekati cahaya/warna itu adalah phototaksis positif seperti laron berkerumun di lampu. Bunga memanfaatkan sifat ini untuk menarik serangga agar membantu penyerbukan, maka dari itu bunga berwarna-warni. Jika makhluk hidup bergerak menjauhi cahaya/warna itu adalah phototaksis negatif seperti kecoa menjauh ke gelapan disoroti senter.

Dalam membuat perangkap, kita memanfaatkan sifat phototaksis postitif dalam menangkap serangga. Serangga umumnya tertarik dengan warna merah, biru, hijau, dan kuning. Dari ketiga warna tersebut, warna kuning yang paling banyak serangga yang tertarik, kemudian disusul warna biru, hijau, dan merah.

Warna Hijau, Kuning, Merah, dan Biru bagi Serangga

Serangga menyukai warna-warna yang kontras. Cara serangga melihat suatu warna tidak seperti cara kita melihat. Seperti halnya warna hijau daun bagi serangga itu adalah warna kuning dan warna biru secara terpisah, mengingat hijau adalah gabungan warna biru dan kuning, serangga yang tertarik dengan warna ini biasanya hama daun. Dan serangga juga menyukai warna-warna yang berbias ultraviolet, serangga yang tertarik dengan warna seperti merah atau biru biasanya lebah.

(33)

Karton putih juga dihinggapi serangga karena karton putih di lapisi minyak goreng. Fungsi minyak goreng yaitu memantulkan cahaya matahari saat terik. Sehingga serangga mengira warna dari karton putih itu adalah kuning, yaitu warna yang disukai serangga.

DAFTAR PUSTAKA

Gardening Allyards. 2015. Menangkap Hama Serangga Menggunakan Perangkap Warna

http://taman-berkebun.blogspot.com/2015/07/menangkap-hama-serangga-menggunakan.html (15 Desember 2015)

Anonim. 2010. Minyak Goreng Ubah Atap Rumah Jadi Pendingin Ruangan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dari SK/KD yang bermasalah yaitu tingkat penguasaan siswa untuk masing-masing SK/KD berdasarkan kompetensi atau kemampuan yang diuji

11.2 Teknik Sampling Nonprobability Probability Convenience Sampling Judgmental Sampling Quota Sampling Snowball Sampling Systematic Sampling Stratified Sampling Cluster

Respon tanaman sawi terhadap penambahan garam menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada semua parameter pertumbuhan yang meliputi jumlah daun, jumlah klorofil,

Hisham Index tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok GGK dan thalassemia karena penelitian dilakukan pada kelompok thalassemia mayor dan pada kelompok

Analisis yang digunakan untuk membandingkan hasil penerapan pembelajaran Guided Discovery berbasis kegiatan laboratorium riil dan kegiatan laboratorium virtual terhadap

Manister Tambunan PerumtamanKedaungJl.Melati 12 Blok B7 No.12 CiputatTangerang -Selatan8. Josua Tambunan The Green Blossomville Blok J6 No.8 BSD

Madrasah, disamping masjid dan pesantren merupakan salah satu jenis lembaga Pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, meskipun sifatnya menganut pemahaman agama

Kalender Hijriah atau kalender Islam atau kalender Komariah ialah kalender atau penanggalan berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (revolusi bulan terhadap bumi selama 29