• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIES IKAN DI BATANG BUNGO DESA RANTAU PANDAN KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPESIES IKAN DI BATANG BUNGO DESA RANTAU PANDAN KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIES IKAN DI BATANG BUNGO DESA RANTAU PANDAN

KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN BUNGO

PROVINSI JAMBI

Widya Astuti, Gustina Indriati, Ismed Wahidi

Program Studi Pendidikan Biologi

STKIP PGRI Sumatera Barat Email : Widyaolwid@yahoo.co.id

ABSTRACT

River is a notch at earth surface which section and distributor natural water and mineral which brought from upper course of a river system to downstream drainage areas to lower place. One of primary river which stream at Kabupaten Bungo that is Batang Bungo. Batang Bungo have important part for society, that is as digging for mineral place like stone and sand, also as the place to catch the fish. Generally catching the fish doing by using putas and centrum so that it make fishes species diminish. The purpose of this research was to know fishes species in Batang Bungo Rantau Pandan Village Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Province of Jambi.

This research have done on August 2016 in Batang Bungo Rantau Pandan Village Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. This research used descriptive survey method. This research have done by using traditional tool catch like gill net, fishing gear, bubuandtangguk(net for catching fish). Catching tool used gill net set up in the evening andbubu set up in the early evening. Identification sample used in Zoology Laboratory Biology Educational Program STKIP PGRI Sumatera Barat.

From research which have done, the researcher got 11 fishes species those were Ospronemus gouramy, Mytus microcanthus, Osteochilus haseltii, Barbodes schwanefeldii, Barbichtys laevis, Hampala macrolepidota, Anabas testudienus, Pristolepis grootii, Mystus negriceps, Cyclocheilichthys apogon, Mystacoleucus marginatus. The result of determining size physics chemistry water at Batang Bungo showed that still support fishes existence, temperature around 27-300C, acidity degree (pH) around 6,4-6,5, and flow swiftness around 0,21-0,45.

Key word: River, digging for mineral place, fish. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya perikanan. Diperkirakan sekitar 16% spesies ikan yang hidup di perairan Indonesia. Total jumlah spesies ikan yang terdapat di perairan Indonesia mencapai 7000 spesies, hampir 2000 spesies ikan diantaranya merupakan spesies ikan air tawar, ikan air tawar merupakan spesies ikan yang hidup dan menghuni perairan dengan salinitas (0-5%) (Khairuman dan Amri, 2008). Habitat yang banyak ditempati oleh ikan air tawar seperti sungai, danau, ataupun rawa-rawa. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem lotik (perairan) yang berfungsi sebagai tempat hidup bagi organisme makro ataupun mikro, baik yang menetap ataupun berpindah-pindah (Maryono, 2005 dalam Febriansyah, 2011). Kondisi suatu sungai sangat

dalamnya, semakin panjang dan semakin lebar suatu sungai maka semakin banyak organisme akuatik yang hidup didalamnya (Kottelatet. al.,1993).

Salah satu sungai yang berfungsi sebagai daerah tangkapan di daerah Bungo adalah Batang Bungo yang terletak di Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo. Batang Bungo merupakan salah satu sungai utama yang ada di Kabupaten Bungo, yang merupakan anak sungai dari Batang Tebo. Memiliki panjang ±24,6 kilometer dan lebar ±35 meter serta kedalaman ±2-4 meter yang mengalir disepanjang pemukiman dan perkebunan penduduk.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penduduk setempat bahwa akhir-akhir ini semakin jarang ditemukannya

(2)

Batang Bungo. Hal ini diduga akibat aktivitas penambangan batu dan pasir yang sudah berjalan sekitar 14 tahun yamg lalu. Sebelum beroperasinya penambangan batu dan pasir masih banyak ditemukan berbagai spesies ikan, seperti ikan baung, ikan semah, ikan lampan, ikan barau, ikan pelepang, dan spesies ikan lainnya. Hal tersebut karena kegiatan manusia yang melakukan penambangan batu dan pasir. Penambangan dapat menyebabkan keberadaan fitoplankton dan zooplankton terganggu karena substrat yang ditempatinya diganggu dan kualitas air pun menurun (Effendi, 2003).

Oleh karena itu maka telah dilakukan penelitian spesies ikan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo. Penelitian tentang jenis-jenis ikan air tawar yang pernah dilakukan diantaranya jenis-jenis ikan yang ditemukan di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi (listianah, 2014) memperoleh hasil 16 spesies, 6 familia, dan 4 ordo, jenis-jenis ikan yang ditangkap di muara Sungai Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 17 jenis ikan dan 11 familia dari 3 ordo (Prezi, 2014).Sedangkan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo secara ilmiah belum ada, padahal data ilmiah merupakan salah satu komponen penting dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan.

Berdasarkan hal tersebut penulis telah melakukan penelitian tentang “Spesies ikan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Pengambilan sampel dilakukan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari penggaris, pinset, kamera, loupe, stoples, wadah datar, Styrofoam, suntik, thermometer Hg, pH meter, tali rafia, kantong plastik, bola

pimpong, kertas label, stopwatch, alat tulis, jarum pentul, sarung tangan, alat tangkap ikan berupa jaring, jala, pancing, dan tangguk, serta buku identifikasi ikan. Bahan yang digunakan adalah sampel ikan dan pengawet dengan menggunakan formalin 10%, dan alkohol 70%.

Metode

Metode yang digunakan adalah metode survey deskriptif, sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Cara Kerja

Pengukuran faktor fisika dan kimia air meliputi pengukuran suhu air, kecepatan arus, dan derajat keasaman air.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan tiga stasiun. Stasiun 1 terletak di Sungai Pandan, stasiun 2 terletak di Kampung Solok, dan stasiun 3 terletak di Kampung Hilir. Penangkapan dilakukan pada waktu yang sama yaitu pada pagi hari pukul 08.00-11.00 dan sore hari pukul 14.00-17.00. dan dilanjutkan pada hari berikutnya sampai tidak ditemukan lagi spesies baru. Pengambilan sampel dilapangan dilakukan oleh 5 orang, dengan 4 orang yang berpengalaman dan 1 orang yang mengoleksi. Pengambilan sampel dilakukan dengan alat tangkap berupa jaring, jala, tangguk, bubu, dan pancing .

Sampel ikan yang didapat dicatat morfologinya seperti warna tubuh, warna sirip, selanjutnya beberapa diantara ikan yang sama jenisnya diambil, dicuci bersih, diletakkan di atas styrofoam untuk diambil fotonya, sampel ikan selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin 10% dalam plastik yang telah diberi label (lokasi tangkap, waktu, nama lokal ikan dan kolektor). Sampel yang telah dikoleksi langsung dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk pengukuran dan identifikasi lanjutan. Sebelum diidentifikasi diberi alkohol 70% sebagai spesimen awetan.

Identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku Kottelat et.al., 1993, Saanin,1984 dan Alamsjah, 1974.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang spesies ikan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provisi Jambi didapatkan hasil seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Ikan yang didapatkan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Ordo Familia Species NamaLokal

Stasiun

Jumlah Individu

1 2 3

1. Cypriniformes 1. Cyprinidae 1. Barbodes schwanenfeldii Lampam 2 2 2 6 2. Barbichtys laevis Mentulu 3 0 0 3 3. Cyclocheilichthys apogon Pelepang 4 1 2 7 4. Hampala macrolepidota Barau 2 1 3 6 5. Mystacoleucus marginatus Kusut Masai 27 0 3 30 6. Osteochilus hasseltii Palau 7 2 2 11 2. Siluriformes 2. Bagridae 7. Mystus nigriceps Nginggir 3 0 2 5

8. Mystus micracantus Baung 0 1 2 3 3. Perciformes 3. Anabantidae 9. Anabas testudineus Betok 2 3 2 7 3. Ophronemidae 10. Ospronemus goramy Kalui 2 2 1 5 4. Pristolepididae 11. Pristolepis grootii Kerak Baluh 4 2 0 6

Jumlah individu 56 14 19 89

Faktor fisika dan kimia yang dapat mendukung kehidupan ikan selama pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 2. Pengukuran meliputi suhu air, pH air, kecepatan arus, oksigen terlarut (DO).

Tabel 2. Faktor fisika dan kimia air di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

Parameter Stasiun 1 Stasiun II Stasiun III

Suhu () 27 30 29

pH 6,4 6,4 6,5

Kecepatan Arus (M/s) 0,21 0,45 0,30

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ketiga stasiun di Batang Bungo, didapatkan 11 spesies ikan dengan 3 ordo dan 5 familia dengan jumlah total 82

spesies, adapun spesies ikan tersebut, Barbodes schwanenfeldii, Barbichtys laevis,

Cyclocheilichthys apogon, Hampala

macrolepidota, Mystacoleucus marginatus, Osteochilus hasseltii, Mystus nigriceps,

(4)

Pristolepis grotii. Pada stasiun II didapatkan yaitu 8 spesies, adapun spesies ikan tersebut Barbodes schwanenfeldii, Cyclocheilichthys

apogon, Hampala macrolepidota,

Osteochilus hasseltii, Mystus micracantus,

Osphronemus gouramy, Pristolepis

grotii.Anabas testudineus. Sedangkan pada stasiun III didapatkan yaitu 9 spesies adapun spesies ikan tersebut Barbodes schwanenfeldii, Cyclocheilichthys apogon, Hampala macrolepidota, Mystacoleucus marginatus, Osteochilus hasseltii, Mystus nigriceps, Mystus micracantus, Anabas testudineus, Osphronemus gouramy.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat perbedaan dari masing-masing stasiundan terdapat perbedaan spesies ikan yang diperoleh pada masing-masing stasiun tersebut. Jumlah ikan yang terbanyak pada stasiun I adalah Mystacoleucus marginatus yang merupakan Ordo dari Cypriniformes dan familia Cyprinidae. Banyaknya jumlah individu dari Mystacoleucus marginatus yang merupakan familia dari Cyprinidae, karena ikan ini hidup didasar perairan yang dalam dan biasanya ikan ini hidupnya berkelompok. Sehingga keberadaan ikan Mystacoleucus marginatus banyak dijumpai pada stasiun I, pada stasiun I spesies ikan yang tidak ditemukan adalah ikanMystus micracantus, tidak ditemukannya spesies ini karena kondisi arus sungai yang deras sedangkan jenis habitat yang disukai oleh spesies Mystus micracantus adalah di sungai yang berarus tenang, dan memiliki sedikit bebatuan.

Suhu yang terdapat pada stasiun I

adalah 27 0C. Menurut Cahyono (2001),

kisaran suhu optimal ikan adalah 25-29 0C. Artinya stasiun I suhu yang didapatkan dapat mendukung kehidupan ikan. Kondisi air untuk habitat ikan umumnya sedikit asam sampai netral dengan pH diantara 5,6-7. Sedangkan pH yang didapatkan pada stasiun I yaitu 6,4. pH yang didapatkan masih mendukung keberadaan ikan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Cahyono (2001), bahwa setiap jenis ikan menghendaki kisaran pH antara 5-8,7. Kecepatan arus yaitu 0,21 m/s. Jadi faktor fisika kimia perairan seperti pH, dan kecepatan arus di stasiun I Masih mendukung keberadaan ikan.

Stasiun II ikan yang paling banyak ditemukan yaitu ikan Anabas testudineus, yang merupakan Ordo Perciformes dan

Familia Anabantidae, banyaknya spesies ikan tersebut ditemukan karena merupakan spesies ikan yang dijumpai di berbagai macam perairan tawar, dan memiliki organ nafas tambahan serta mampu hidup dengan kadar oksigen rendah (Kottelat et.al.,1993), sehingga keberadaaan Anabas testudineus banyak dijumpai pada stasiun II. Sedangkan spesies ikan yang tidak ditemukan pada stasiun II adalah Mystacoleucus marginatus, Barbichtys laevis, Mystus nigriceps. Hal ini terjadi karena kondisi lingkungan yang kurang mendukung kehidupan dari ketiga ikan tersebut, seperti kurangnya makanan dan penyebab utama kondisi ini diduga akibat adanya aktivitas penambangan batu dan pasir, akibatnya air sungai menjadi keruh. Kekeruhan air mempengaruhi cahaya masuk ke sungai, hal ini membuat ikan-ikan memilih ke tempat yang lebih terang Menurut Cahyono (2001), air yang keruh dapat menghilangkan selera makan ikan karena daya penglihatan ikan terganggu.Menurut Fujaya (2004), cahaya berpengaruh pada pergerakan dan tingkah laku ikan, ikan menyenangi cahaya disebabkan ikan melihat makanan di sekitar cahaya.

Faktor suhu lingkungan pada stasiun II juga mendukung terhadap kehidupan ikan, pengukuran suhu yang didapat selama penelitian berkisar 300 C. Menurut Cahyono (2001), suhu yang cocok terhadap keberadaan ikan yaitu 25-290 C. Sedangkan kecepatan arus pada stasiun II 0,45 m/s, perbedaan kecepatan arus yang terjadi disebaban oleh kondisi dasar perairan. Menurut Odum (1996), bahwa kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kedalaman dan kelebaran sungai. Menurut Suin (2006), kecepatan arus yang ideal adalah 0,20-0,50 m/s. Dan pH pada stasiun II yaitu 5,4. Sesuai yang dikemukakan Cahyono (2001), bahwa pH yang cocok untuk kehidupan ikan air tawar yaitu 5-8,7. Hal ini dapat diartikan perairan tersebut masih mendukung kehidupan organisme akuatik.

Stasiun III ikan yang paling banyak ditemukan yaitu ini ikan Hampala macrolepidota, banyaknya spesies ikan tersebut ditemukan merupakan spesies ikan pemakan ikan-ikan kecil (Predator), hidup di sungai yang dalam dan menyukai perairan yang tenang, sehingga ikan Hampala macrolepidotabanyak dijumpai pada stasiun III. Menurut Kottelatet.al.,(1993), ikan

(5)

Hampala macrolepidota merupakan karnivora, ikan predator dan hidup di sungai yang dalam. Ikan yang paling sedikit ditemukan pada stasiun III adalah ikan Osphronemus goramy karena merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan disukai oleh masyarakat. Menurut Kottelat et.al., (1993), ikan Osphronemus goramy hidup di rawa-rawa, parit dan sekarang sudah banyak dibudidayakan di kolam-kolam, sehingga keberadaan jenis ikan Osphronemus goramysedikit ditemukan.

Faktor suhu lingkungan pada stasiun III juga mendukung terhadap kehidupan ikan, pengukuran suhu yang didapat selama penelitian berkisar 290 C. Menurut Cahyono (2001), suhu yang cocok terhadap keberadaan ikan yaitu 25-290 C. Suhu yang mematikan untuk semua jenis ikan adalah 10-110 C selama beberapa hari, nafsu makan akan menurun pada suhu 160 C, sementara reproduksi ikan mengalami penurunan pada suhu dibawah 210C (Ciptanto, 2010),. sedangkan kecepatan arus pada stasiun III 0,30 m/s, perbedaan kecepatan arus yang terjadi disebababkan oleh kondisi dasar perairan. Menurut Odum (1996), bahwa kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kedalaman dan kelebaran sungai. Menurut Suin dan Syafinah, (2006), kecepatan arus yang ideal adalah 0,20-0,50 m/s. Dan pH pada stasiun II yaitu 6,2. Sesuai yang dikemukakan Cahyono (2001), bahwa pH yang cocok untuk kehidupan ikan airtawar yaitu 5-8,7. Hal ini dapat diartikan perairan tersebut masih mendukung kehidupan organisme akuatik.

Dari data yang diperoleh, familia Cyprinidae merupakan familia yang mendominasi diantara familia lainnya dari segi jumlah spesies, maupun jumlah individu. Familia Cyprinidae merupakan familia dengan jumlah spesies relatif banyak di perairan tawar (Djuhanda, 1981). Besarnya jumlah anggota Cyprinidae memang telah dikenal sebagai penghuni utama yang paling besar populasinya untuk beberapa sungai di Sumatera di samping jenis Bagridae, Clariidae, Pangasidae (Kottelatet.al., 1993).

Spesies ikan yang ditemukan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan tergolong rendah dibandingkan dengan jenis-jenis ikan yang ditemukan di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, yang dilakukan oleh Iistianah (2011) dari

hasil penelitiannya ditemukan 16 jenis dari 7 familia. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya jumlah ikan yang terkumpul selama penelitian antara lain, kondisi lingkungan pada Sungai Tabir berbeda dengan air Batang Bungo baik dari segi faktor biotik maupun abiotik yang dapat mendukung kehidupan ikan.

Pada penelitian ini spesies ikan yang biasanya ditemukan masyarakat dan sekarang tidak ditemukan lagi yaitu ikan semah. Dikarenakan kegiatan pengambilan batu dan pasir yang dapat menyebabkan terjadinya kekeruhan sehingga menghilangkan selera makan ikan, karena daya penglihatan ikan terganggu, serta kegiatan menangkap ikan secara berlebihan oleh masyarakat yang menggunakan bahan dan alat yang berbahaya (putas dan sentrum). Penggunaan alat seperti putas dan sentrum dapat menyebabkan telur-telur dan anak-anak ikan menjadi mati. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi Didapatkan 11 spesies, 5 familia, dan 3 ordo. Adapaun spesienya yaitu ikan Osphronemus gouramy (Kalui), Mytus micracanthus (Baung),Hampala macrolepidota (Barau),

Barbodes schwanenfeldii (Lampam),

Mystacoleucus marginatus (Kusut Masai), Anabas testudienus (Betok), Barbichtys laevis (Mentulu), Pristolepisgrootii (Kerak Baluh), Mytus nigriceps (Nginggir),

Osteochilus hasseltii (Palau),

Cyclocheilichthys apogon(Pelepang).

Hasil pengukuran faktor fisika dan kimia air masih mendukung keberadaan ikan. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai sehingga keanekaragaman ikan tetap terjaga di sepanjang perairan Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi jambi.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius: Yogyakarta.

Ciptanto, S.2010.Top 10 Ikan Air Tawar. Lily Publisher: Yogyakarta.

Djuhanda, 1981. Dunia Ikan. Armico. Bandung.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Febriansyah. 2011. Komunitas Makrozoobentos Di Sungai Batang Hari Kabupaten Solok Sumatera Barat. Skripsi. Padang : Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas.

Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Iistianah. 2011. Inventarisasi jenis-jenis ikan

di Sungai Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Khairuman dan K. Amri. 2001. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi, Jakarta: Agromedia Pustaka.

Kottelat,

Whitten,J.A,Kartikasari.H,Wirjoatmod jo. S. 1993. Freshwater Fishes of

Western indonesia and

Sulawesi.Periplus Edition.

Marta, Frezi. 2014. Spesies Ikan Yang ditemukan di Sungai Sarik Kecamatan BayangKabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: ProgramStudi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Padang Sumatera Barat.

Odum. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Bogor. Gajah Mada Universitas Press. Suin. N. M dan R, Syafinah. 2006. Ekologi

Bahan Ajar Laboratorium Andalas University Press: Padang.

(7)

Gambar

Tabel 1. Ikan yang didapatkan di Batang Bungo Desa Rantau Pandan Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.

Referensi

Dokumen terkait

117 ID300244 Indonesia,Sumatera - Pantai Barat.Teluk Sambat hingga Tanjung Cuku Balimbing dan Pulau Enggano... 156 ID300374 Indonesia,Laut Flores.Pulau-Pulau Tengah dan

Jika pasien lama, maka Petugas Loket Pendaftaran mencari dan mengambil Kartu Rekam medis milik pasien sesuai dengan nomer regester yang dimiliki pasien, adapun prosesnya adalah :..

Bagaimana keanekaragaman cacing tanah yang terdapat pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri.. Bagaimana kepadatan cacing tanah

Pada ketinggian 1300 - 1800 m dpl memiliki keanekaragaman jenis burung rendah dan memiliki kelimpahan individu yang tinggi dapat diakibatkan aktifitas

“ Nilai Pendidikan Karakter Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shrirazy dan Relevansinya Terhadap Materi Pembelajaran Sastra di Sma ”.jurnal Skripsi Program studi

Terlebih bila penolong dipersepsikan oleh korban sebagai orang yang “setingkat” atau memiliki “kemampuan” di bawah korban dan pertolongan terkait dengan tugas-tugas yagn

Pengadaan benih di dusun ponggang juga tidak sulit dikarenakan adanya Balai Benih Ikan yang berada di Kota purwakarta, yang tidak jauh dari Dusun Ponggang

Berdasarkan hasil uji homogenitas ragam Bartlett dan Levene setelah dilakukan transformasi, terlihat bahwa kehomogenan ragam masing-masing peubah respon yaitu total telur