• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH LASUSUA KOLAKA UTARA SEBAGAI WISATA SYARIAH TINJAUAN FATWA DSN-MUI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH LASUSUA KOLAKA UTARA SEBAGAI WISATA SYARIAH TINJAUAN FATWA DSN-MUI SKRIPSI"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

i

SYARIAH TINJAUAN FATWA DSN-MUI

SKRIPSI

OLEH

SARAWATI ERO LEWAR

NIM 105740000815

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH

LASUSUA KOLAKA UTARA SEBAGAI WISATA

SYARIAH TINJAUAN FATWA DSN-MUI

Oleh SARAWATI ERO

LEWAR NIM

105740000815

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi

pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(3)

iii

Skripsi

Strategi Pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara sebagai Wisata Syariah Tinjauan Fatwa DSN-MUI

ini kupersembahkan untuk

Orang tua tercinta bapak Muhammad Samin dan ibu Nuraeni Kewa atas segala

pengorbanan, doa, dukungan moral dan materi serta curahan kasih sayang yang

tak terhingga serta Saudara-saudarai saya dan Keluarga besar saya lamalewar

senantiasa memberi dukungan moralnya baik secara langsung maupun tidak

langsung.

MOTTO HIDUP

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

SARAWATI ERO LEWAR, Tahun 2020. Bagaimana strategi pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara dalam tinjuan fatwa DSN- MUI. Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Dr. Muryani Arsal, SE.,M.M.,Ak.,CA dan pembimbing II Agusdiwana Suarni, S.E., M. Acc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara menjadi pariwisata syariah. .Jenis penelitian yang digunakan dalam metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen yang dimana penulis melihat langsung keadaan dilapangan. Kemudian data diolah menggunakan kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah strategi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara sebagai wisata syariah karena saat ini belum ada obyek wisata syariah yang di kembangkan oleh Dinas Pariwisata Kolaka Utara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kawasan wisata Pantai Pasir Putih terbilang masih baru dan Dinas Pariwisata Kolaka Utara akan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk terus di kembangkan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua. Untuk strategi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih menjadi pariwisata syariah sudah ada ancangan ke sana sesuai dengan visi misi Kolaka Utara adalah menjadikan kota Kolaka menjadi kota Madani. Untuk respon pengunjung terkait strategi pengembangan pariwista syariah di wisata Pantai Pasir Putih, sekitar 99% pengunjung wisata Pantai Pasir Putih Lasusua mengatakan setuju karena melihat mayoritas masyrakat Kolaka Utara beragama muslim.

(8)

88 8

SARAWATI ERO LEWAR, 2020. How is the development strategy of Lasusua North Kolaka White Sand Tourism in the review of the DSN-MUI fatwa. Thesis of Islamic Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar, Supervised by Supervisor I Dr. Muryani Arsal, SE., M.M., Ak., CA and supervisor II Agusdiwana Suarni, S.E., M. Acc. This study aims to determine how the development strategy of Lasusua North Kolaka White Sand Beach tourism into Islamic tourism. . The type of research used in the data collection method used in this study are Observation, Interview and Document Study in which the author sees firsthand the situation in the field. Then the data is processed using descriptive qualitative. The results of the research obtained from this research is the development strategy of Lasusua North Kolaka White Sand Beach tourism as sharia tourism because there is currently no sharia tourism object developed by the North Kolaka Tourism Office. Based on observations and interviews the White Sand Beach tourism area is still relatively new and the North Kolaka Tourism Office will work closely with the village government to continue to develop Lasusua White Sand tourism. For the strategy of developing the White Sand Beach tourism into sharia tourism, there is already a plan to get there in accordance with the vision and mission of North Kolaka to make Kolaka city a city of Madani. For the response of visitors related to the strategy of developing Islamic tourism in the White Sand Beach tour, around 99% of visitors to the Las Putihua Sand Beach tour said they agreed because they saw the majority of North Kolaka people are Muslim.

(9)

9

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugrahi taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua, sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan atas Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara sebagai Wisata Syariah Tinjauan Fatwa DSN-MUI”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan teruntuk penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muhammad Samin dan ibu Nuraeni Kewa yang senatiasa memberikan harapan, do’a, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus. Dan saudara-saudariku tercinta yang senatiasa memberikan motivasi dan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan, doa dan harapan yang mereka berikan kepada penulis sampai akhir tahap studi ini.semoga apa yang telah mereka berikan menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin ya rabbal alamin.

Penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan-bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan

(10)

1 0 Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar 4. Ibu Dr. Muryani Arsal, SE., MM selaku Pembimbing I yang senatiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi bisa di selesaikan dengan baik.

5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

6. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam angkatan 2015 yang selalu belajar bersama dan banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini

8. Terima kasih terkhusus untuk sahabat saya Herni Saharuddin dan Nurul Herdiyanti yang paling banyak membantu baik membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini. Saya sangat bersyukur pada Allah SWT telah mempertemukan saya dengan dua perempuan hebat ini. Mereka bukan hanya meberikan semangat dan do’anya tapi mereka turun langsung

(11)

1 1

yang telah memberikan semangat, dorongan, harapan serta do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kepada semua pihak khususnya para pembaca, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar. 13 Februari 2020

(12)

xii

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv HALAMAN PENGESAHAN ... v HALAMAN PERNYATAAN ... vi ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 5

(13)

13 13 13 13

3. Pengertian Syariah ... 8

4. Konsep Wisata Syariah ... 10

B. Tinjauan Empiris... 13

C. Kerangka Konsep... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Fokus Penelitian ... 23

D. Jenis Data Dan Sumber Data ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Metode Analisis Data... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitain ... 27

B. Hasil Penelitian ... 39 C. Pembahasaan ... 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 57 B. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(14)

14 14 14

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Dampak Positif dan Negatif Parwisata 8 Tabel 4.1 Penduduk Kolaka Utara Setiap Kecamatan 29 Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2017 36 Tabel 4.3 Kunjungan Wisatawan Nusantara dan

Wisatawan Asing Tahun 2019 37 Tabel 4.4 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Kolaka Utara Tahun 2019 38

Tabel 4.5 Identitas Informan 41

Tabel 4.6 Daftar Jawaban Responden Dinas Pariwisata

Kolaka Utara 42

(15)

15 15

Nomor Judul Halaman

(16)

16 16

Nomor Judul halaman

Lampiran 1 Penelitian Terdahulu 66

Lampiran 2 Pedoman Wawancara 73

Lampiran 3 Lokasi Penelitian 74

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu komponen dalam pembangunan perekonomian pada suatu negara. Di Indonesia, perkembangan pariwisata dari tahun ke tahun terus meningkat, banyaknya pengunjung yang terus bertambah menjadikan tempat wisata yang ada di Indonesia terus melakukan pembenahan atau perbaikan, mulai dari tempat wisata itu tersendiri, makanan, fashion dan fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar pariwisata tersebut.

Kontribusi sektor pariwisata di Indonesia itu sangat menguntungkan, baik dari sisi penerimaan Negara (berupa devisa) maupun bagi masyarakat langsung. Pada tahun 2014, devisa yang di sumbangkan oleh sector pariwisata sebesar USD11.166,13 juta yang menjadikan sector ini menduduki urutan ke 4 setelah gas dan minyak bumi, batu bara, dan minyak kelapa sawit. Kementrian Pariwisata (KEMENPAR ) yang di kutip Rimsky ( 2017).

Umumnya sektor pariwisata yang di kembangkan pemerintah bersifat konvensional, sementara yang bersifat syariah belum banyak di kembangkan. Wisata syariah yang sesuai dengan islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman yang berdasarkan Al-qur’an dan as-sunnah. Konsep pariwisata halal tidak jauh berbeda dengan pariwisata pada umumnya, hanya yang membedakan adalah produk yang di tawarkan dari pariwisata halal harus sesuai dengn nilai nilai keislaman serta hal-hal yang telah di tetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia

(18)

Majelis Ulama Indonesia melihat pariwisata syariah itu penting dan perlu di lakukan bagi setiap mukmin untuk mengambil pelajaran darinya. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah SWT Al-qura’a surah. Ali. Imran: 137 yang artinya:

ۡ دَق

ۡ

ۡيِفْۡاو ُريِسَفۡ ٞنَنُسۡ مُكِل بَقۡنِمۡ تَلَخ

ٱ

ۡ ِض رَ لۡ

َۡۡف

ٱ

ْۡاو ُرُظن

ۡ

ُۡةَبِق ََٰعَۡناَكۡ َف يَك

ٱ

َۡنيِبِ ذَكُم ل

ۡۡ

137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan manusia selaku khalifah di muka bumi untuk berjalan (berwisata), dan mengambil pelajaran darinya agar dapat mensyukuri nikmat Allah SWT. Berdasarkan ayat tersebut, dapat menjadi pedoman bagi manusia untuk menjalankan pariwisata berdasarkan syariah. Pengembangan wisata syariah di Indonesia saat ini tengah menjadi trend mengingat Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia. Salah satunya pariwisata syariah yang telah mendapat penghargaan Abu Dhabi terdapat di Nusa Tenggara Barat, Pulau Lombok.

Berdasarkan uraian, maka peneliti akan mengkaji bagaimana strategi pengembangan kawasan wisata di Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara Sulawesi Tenggara, Indonesia. Wisata Pantai Pasir putih dan tempat pariwisata indah Lasusua lainnya yang belum di kenal dunia kepariwisataan. Keindahan panorama alam pinggiran pantai sangat memanjakan mata yang memandang, mulai dari pegunungan di pinggir pantai, pemandangan sawah, pohon-pohon kelapa di pinggiran pantai, ayunan dan kolam renang yang juga terdapat di piggiran pantai, rumah pohon bahakan Kondisi air laut di Pantai Pasir Putih Lasusua itupun sangat jernih. Keadaan wisata Pantai Pasir Putih terdapat

(19)

penjual makanan, minuman dan homestay atau hotel di sekitar pantai yang belum menyediakan kamar terpisah bagi yang belum menikah. Ini tentunya akan mempengaruhi kondisi adat, budaya dan tidak kalah penting melanggar syariat agama islam.

Perkembangan wisata yang menjadi trend baru di masyarakat akan memicu kedatangan para wisatawan asing untuk berkunjung di kawasan wisata tersebut. Kedatangan wisatawan asing akan sangat mempengaruhi perekonomian dan budaya di kawasan daerah sekitar wisata tersebut seperti cara penampilan dan pergaulan mereka yang tentunya berbeda dengan budaya lokal sekitar. Penyelenggaraan pariwisata yang berdasarkan syariah telah di atur berdasarkan fatwa108/DSN-MUI/2016. Dalam fatwa secara eksplisit dijelaskan mengenai ketentuan terkait pendirian hotel untuk para wisatawan, destinasi wisata, dan sebagainya. Wisata tersebut harus di isi dengan hal-hal positif dan di jauhkan dari hal-hal yang berbau negatif yang membawa citra buruk bagi lingkungan setempat.

Pengembangan wisata syariah ini tidak terlepas dari pentingnya penguatan dari lembaga muslim atau lembaga dakwah untuk jaringan penguatan wisata halal ini dan para komunitas pemuda muslim di kawasan sekitar pariwisata tersebut. Dari pemaparan tersebut, penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang strategi pengembangan wisata syariah di pantai pasir putih Lasusua Kolaka Utara dengan judul “ StrategiPengembangan Wista Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara Sebagai Wisata Syariah Tinjauan Fatwa DSN-MUI

.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu; bagaimana strategi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara dalam tinjauan fatwa DSN-MUI.

C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan pokok masalah yang di kemukakan di atas, maka tinjauan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara dalam tinjauan fatwa DSN-MUI.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai ilmu ekonomi islam, khususnya di bidang pariwisata syariah.

b. Dapat di jadikan acuan awal dan bahan pertimbangan bagi peneliti untuk di jadikan bahan referensi dalam meneliti tentang strategi pengembangan pariwisata syariah.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian mengenai pariwisata syariah

b. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya bagi masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana strategi mengembangakan wisata syariah

(21)

5 A. Pengembangan kepariwisataan

1. Pengertian pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan suatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu usaha untuk mempromosikan daya tarik suatu objek wisata agar menjadi berkembang sesuai dengan visi dan misi. Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan, workshop bagi karyawan dapat meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan, workshop bagi karyawan dapat meningkatkan pengetahuan lebih lagi di luar perusahaan. Menurut Andrew F. Sikula mendefenisikan pengembangan sebagai berikut : Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personal adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.

(22)

2. Pengertian pariwisata

Pariwisata merujuk pada kata tourism yang berasal dari bahasa latin tornare dan Yunani tornos yang berarti memutar, pergerakan mengitari ttik pusat. Sedangkan kata tourism sendiri, yang merupakan bahasa inggris modern, memilki arti suatu proses prilaku yang melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lainnya dan kembali ke titik semula (Rimsky, 2017). Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang pariwisata, industry pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dengan rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam menyelenggarakan pariwisata. Sedangkan menurut Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang di lakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek daya tarik wisata.

Istimewanya negara kepulauan Indonesia yang merupakan negara maritim memilki kurang lebih dari 17.504 pulau yang mana 16.056 pulau bernama telah terdaftar ke PBB. (WWW.BPS.GO.ID). Dari berbagai pulau yang terbentang Indonesia mempunyai destinasi tempat wisata yang di minati per tahun 2017 Taman Nasional Tenggara Sameru Lombok, Raja Empat, Taman Nasional Pulau Komodo, Bali, Jogja, Taman Nasional danau Kalimutu, yang menjadi destinasi tempat wisata yang paling di minati wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatawan asing. Pertahun 2017 di Indonesia yang paling dominan berasal dari china 14,47% yakni

(23)

sebanyak 1.869.543 singapura, 9,82% yaitu sebanyak 1.372,930, Malaysia 9,78% yakni sebanyak 2.068.173 dan Australia 8,73% yakni sebanyak 1.068.515. selain itu dalam zona regional kebangsaan jumlah kunjungan wisatwan asing ke Indonesia per tahun sebesar 13.240.827. wisatawan milenial akan terus bertumbuh dan akan menjadi pasar utama, di proyeksi pada 2030 mendatang, pasar pariwisata akan di dominasi wisatawan millennial berusia 15-34 tahun mencapai 57%. Di china kaum milenial diprediksi akan mencapa 333 juta populasi, di philipina di prediksi akan mencapai 42 juta, di Vietnam di prediksi akan mencapai 26 juta, di Thailand di prediksi akan mencapai 19 juta, sedangkan di Indonesia akan mencapai 82 juta. Proporsi kontribusi sektor pariwisata bagi Negara pada tahun 2015 terhadap PDB sebesar 4,25%. Selain itu, devisa sektor pariwisata di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 12,23 Miliar USD. (cresceritating.com).

Definisi pariwisata, seiring dengan perkembangan zaman, mengalami perubahan untuk mengungkap sifat penting dari pergerakan wisatawan (baik domestik maupun internasional). Dari beberapa penjelasan terkait pariwisata menurut Rimsky (2017) terdapat beberapa dampak negatif dan positif pariwisata dapat di liat pada table 2.1 sebagai berikut:

(24)

Tabel 2.1

Dampak positif dan negatif Pariwisata

Sumber: Ramsky (2017)

Secara umum dapat disimpulkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, piknik atau mempelajari keunikan dari tempat wisata tersebut.

3. Pengertian Syariah

Syariah menurut etimologi berarti sumber air yang dituju (didatangi) untuk di minum. Kemudian kata Syariah digunakan oleh orang-orang Arab dalam arti jalan yang lurus perubahan arti dari maknanya yang asli yakni

No Dampak Negatif Dampak Positif

1. Kemungkinan terjadinya penyimpangan sosial seperti judi, narkoba, prostitusi dan alcohol

Pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa suatu Negara. Di Indonesia, pada tahun 2015 pariwisata menduduki urutan ke 4 dalam perolehan devisa Negara.

2. Meningkatnya kegiatan terorisme akibat kecemburuan sosial antara wistawan asing yang terkesan glamor

Terjadinya pertukaran budaya antara wisatawan dan penduduk lokal.

3. . Meningkatnya polusi dan kebisingan di sentra-sentra wisata

Pembangunan pariwisata dapat mengentaskan kemiskinan penduduk sekitar. 4 4 4 4 .

Penggunaan dan pengalihan sumber daya alam yang berlebihan, contohnya dari lahan pertanian menjadi hotel dan kawasan wisata.

Pariwisata sebagai sumber terbukanya kesempatan kerja baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

(25)

“sumber air” menjadi jalan yang lurus, karena sumber hewan dan tumbuh-tumbuhan yang menmpati dunia ini selalu memerlukan air. Abdul (2015). Sebagaimna di sebutkan dalam Al-qur’an surah Al-anbiya:30

ۡۖاَمُهََٰن قَتَفَفۡاٗق ت َرۡاَتَناَكۡ َض رَ لۡٱ َوۡ ِت ََٰو ََٰمَّسلٱۡ َّنَأۡ َّنَأْۡا ٓو ُرَفَكۡ َنيِذَّلٱۡ َرَيۡ مَلۡ َوَأ

ۡ ِءٓاَم لٱۡ َنِمۡاَن لَعَج َو

نوُن ِم ؤُيۡ َلََفَأۡ ٍٍّۚ يَحٍۡء يَشَّۡلُك

ۡ

30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa bumi dan langit adalah satu kepaduan dan darinya juga keluar sumber air untuk kehidupan di bumi dan orang-orang kafir tidak menyadari adanya kebesaran Allah. Adapun pengertian syariah menurut terminologi antara lain disebutkan oleh Manna Khalil Al-Qaththan ialah segala yang di tetapkan oleh Allah untuk para hambanya baik aqidah, akhlak, muamalat maupun tatanan kehidupan lainnya dengan segala cabangnya yang bermacam-macam guna merealisasikan kebahagian mereka baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Muhammad Ali Al-Thahanawi dalam (Abdul, 2015) syariah adalah hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah untuk hamba-hambanya, yang dibawa oleh Nabi-Nya, baik itu sebagai hukum Furu’ (cabang) dan al-amaliyah (perbuatan) dan untuknya di himpunlah “ilmu fiqh” atau yang berhubungan dengan cara menentukan kepercayaan (I’tiqad) yang di sebut sebagai hukum pokok dan kepercayaan, yang untuknyalah di himpun ilmu kalam.

(26)

4. Konsep Wisata Syariah

Wisata syariah atau halal adalah salah satu system pariwisata yang diperuntukan bagi wisatawan, baik untuk muslim maupun non-muslim yang pelaksanaanya mematuhi aturan syariah. Obyek wisata syariah dapat berupa wisata alam, wisata budaya, wisata buatan yang di bingkai dengan nilai-nilai islam. Adanya nilai-nilai islam yang melekat tersebut menjadikan para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata di samping memperoleh kesenangan dunia, juga mendapat kesenangan yang sejalan dengan nilai-nilai dengan dijalankannya secara syariah, yaitu memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan terhadap keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda (sindonews.com). Pariwisata halal atau syariah adalah bagian dari industrI pariwisata yang di tunjukan untuk wisatawan muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata syariah merujuk pada aturan-aturan islam. Konsep pariwisata syariah adalah sebuah proses pengintegrasian nilai-nilai keislaman ke dalam seluruh aspek kegiatan wisata. Nilai syariat islam sebagai suatu kepercayaan dan keyakinan yang di anut umat muslim menjadi acuan dasar dalam membangun kegiatan wisata syariah. Dari beberapa defenisi di atas maka peneliti bisa menyimpulkan pariwisata syariah adalah kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah setempat yang memenuhi kriteria syariah.

(27)

Pariwisata syariah di manfaatkan oleh banyak orang karena karakteristik produk dan jasanya yang bersifat universal. Produk dan jasa wisata, objek wisata dan tujuan wisata syariah adalah sama dengan obejk parwisata pada umumnya selama tidak bertentangan dengan ketentuan syariah sebagaiamn yang di kutip oleh Ryanto ( Elsa, 2017). Menurut Chookaew yang di kutip Teguh (2017), terdapat delapan faktor standar pengukuran pariwisata syariah:

1. Pelayanan kepada wistawan harus cocok dengan prinsip muslim secara keseluruhan

2. Pemandu dan staf harus memilki disiplin dan menghormati prinsip-prinsip islam

3. Mengatur semua kegiatan agar tidak bertentangan dengan prinsip islam

4. Bangunan harus dengan prinsip-prinsip islam

5. Restoran harus mengikuti standar internasional pelayanan halal 6. Layanan transportasi harus memilki keamanan system proteksi 7. Ada tempat-tempat yang di sediakan untuk semua wisatawan

muslim melakukan kegiatan keagaman

8. Berpergian ke tempat-tempat yang tidak bertentangan dengan islam Selain yang di sebutkan di atas menurut DSN-MUI penyelanggaran wisata wajib memenuhi ketentuan hukum dan prinsip-prinsip

(28)

a. Ketentuan Terkait Wisatawan

Wisatawan wajib memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah dengan

menghindarkan diri dari perbuatan musrik, maksiat dan kerusakan.

2. Menjaga kewajiban ibadah berwisata 3. Menjaga akhlak mulia

4. Menghindari desntinasi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

b. Ketentuan Terkait Wisatawan

Tempat wisata syariah harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Mewujudkan kemaslahatan ummat.

2. Pencerahan, penyegaran dan penenangan 3. Memelihara amanah, keamanan dan kebersihan

4. Menghormati nilai-nilai sosial budayadan kearifan lokal dan tidak melanggar prinsip syariah

5. Memiliki fasilitas ibadah yang layak pakai

6. Makanan dan minuman yang di jamin kehalalannya 7. Wajib menghindari kemusrykan dan khufarat

8. Menghindari zina, pornografi, pornoaksi dan minuman keras

9. Menghindari mengadakan pertujukan budaya dan kesenian yang bertentangan dengan syariah. Dari penjabaran diatas jelas bahwa,

(29)

ketentuan hukum dan prinsip-prinsip pariwsata syariah tidak akan terwujud tanpa ada peran penting pemerintah dan masyarakat setempat untuk saling bahu-membahu menciptakan wisata syariah untuk kemeslahatan umat.

B. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitian terdahulu mengenai pariwisata syariah di lakukan oleh peneliti Mila Falma Masful (2017), mengenai pariwisata syariah: suatu konsep kepercayaan dan nilai budaya lokal di daerah pedalaman Pilubang, Payakumbuh, Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pariwisata syariah yang berhubungan dengan kepercayaan dan nilai budaya masyarakat yang ada di Payakumbuh, Sumatera Barat. Metode pengumpulan data wawancara dan pendekatan induktif berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Dari penelitian ini dapat simpulkan bahwa pariwisata di Payakumbuh, Sumatera Barat sudah termasuk syariah karena budaya lokal sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan menerapkan pada daerah wisata tersebut.

Penelitian Teguh Hidayat (2017) tentang strategi branding wisata syariah Pulau Madura. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa pulau Madura yang di kenal dengan “Madura sebagai serambi Madina” memilki beberapa tempat wisata yang termasuk wisata syariah dan sering di kunjungi oleh para wisatawan adalah masjid, surau pondok, dan

(30)

tempat-tempat sejarah islami. Wisata Pulau Madura sudah di kenal sebagai wisata syariah hanya perlu lebih banyak edukasi.

Penelitian Hafizah (2018) tentang komodifikasi pariwisata halal NTB dalam promosi destinasi wisata islam di Indonesia. Metode penelitan yang di gunakan adalah wawancara dan diskusi dengan para pemerintah daerah setempat. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa wisata halal NTB menjadi corong pariwisata Indonesia. Dalam konteks ini pemerintah dan pemilik modal yang akan menguasai objek wisata tersebut. Penguasa akan memenjarakan masyarakat dengan janji-janji dan wacana yang seolah nyata, akibatnya yang menguasi pariwisata tersebut hanyalah pemilik modal bukan masyarakat setempat.

Penelitian Krisnhna, dkk (2017) tentang potensi pengembangan wisata halal dalam perspektif dukungan ketersediaan restoran halal lokal (non warlaba) di Kota Gorontalo. Metode yang di gunakan pada Penelitian ini adalah metode penelitian Kualitatif untuk mengetahui potensi restoran Gorontalo sebagai restoran halal demi meningkatkan wisata halal di Gorontalo. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa Gorotalo memilki potensi wisata halal dengan ketersediaan restoran halal di Gorontalo yang terus meningkat setiap tahunnya dari tahun 2014-2016 berjumlah 44 restoran halal dari 118 restoran yang ada di kota Gorontalo dan di buktikan dengan sertifikat halal dari LPPOM MUI.

Penelitian Abdul Kadir Jaelani (2017) tentang pengembangan pariwisata halal pada era otonomi luas di provinsi Nusa Tenggara Barat.

(31)

Metode yang di gunakan adalah penelitian kombinasi antara penelitian hukum normative dan penelitian hukum empiris. Metode ini di gunakan untuk mengetahui pengembangan pariwisata halal pada era otonomi berdasarkan perspektif hukum. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa pariwisata halal di NTB berlandaskan pada 3 hal yaitu yuridis, filosofis dan sosiologis. Landasan filosofisnya adalah pembangunan di bidang ekonomi dalam rangka mendukung terwujudnya percepatan kesejahteraan masyarakat. Landasan sosiologis adalah pengembangan pariwisata halal adalah aspek demografis dan geografis NTB. Landasan yuridis adalah pengembangan pariwisata halal adalah distribusi dan delegasi dari pasal 18 ayat 6 UUD 1945, pasal 9 UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pasal 12 ayat 3 huruf b dan pasal 236 UU No 2 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dan pasal 5 permenparkreat No. 2 Tahun 2014 Tentang penyelanggaraan usaha hotel syariah.

Penelitian Fitratun Ramadhany (2018) tentang implikasi pariwisata syariah terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa dengan adanya pariwisata halal yang di wacanakan pada tahun 2015 dan di realisasikan pada tahun 2016 sangat berimplikasi pada pendapatan masyarakat setempat dan pengeluaran masyarakat dia atas rata-rata. Dan dari hasil peneliti mewawancarai beberapa penduduk setempat mengatakan adanya pariwista halal masyarakat sakarang sudah mampu memnuhi kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.

(32)

Penelitian Hadi Santoso dan Adi Hidayat (2018) tentang potensi pengembangan wisata berbasis syariah (Halal Tourism) di Kota Bima. Metode penelitin yang di gunakan adalah deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan partisipatif. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa kota Bima berpotensi sebagai wisata syariah dengan melakukan wawancara ke 100 responden terkait pengembangan wisata syariah. Dan yang menjawab baik atau setuju sebanyak 98 orang dan hanya 2 orang yang menjawab tidak.

Penelitian Riyan Pradesyah dan Khairunnisa (2018) tentang analisis penerapan fatwa MUI wisata halal (Studi Kasus Hotel Syariah Medan). Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif, dimana penelitian ini mendeskripsikan hasil wawancara dan observasi ke obyek. Hal ini peneliti menyimpulkan bahwa hotel syariah yang ada di Medan sudah memenuhi standar yang di keluarkan oleh MUI terkait hotel syariah. Dan di harapkan kedepan hotel syariah yang ada di Medan tetap konsisten dalam menjalankan sistem syariah di hotel tersebut.

Penelitian Muzzakir (2018) tentang Respon masyarakat Bayumlek terhadap pariwisata syariah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif sedangkan pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah normative dan sosiologis di mana peneliti hanya mempokuskan pada satu kasus yang sesuai dengan judul yang di teliti. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa masyarakat Bayumlek terhadap pariwisata

(33)

syariah sangat baik. Dengan potensi pariwisata yang di miliki, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan keahlian dalam memproduksi gerabah dan di harapkan pemerintah setempat perlu ada pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk.

Penelitian Hanik Fitriani (2018) tentang proyeksi potensi pengembangan pariwisata perhotelan dengan konsep syariah. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan diskusi dengan para pemerintah daerah setempat. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa hotel syariah merupakan suatu jasa akomodasi yang beroperasi dan menganut prinsip pedoman ajaran islam. Dalam penelitian ini di jelaskan bahwa walaupun MUI telah mengeluarkan standarisasi label syariah bisnis perhotelan namun format dan pengajuan syariah ini belum jelas adanya. Dampaknya banyak pebisnis hotel syariah lebih mengacu pada aturan islam, sehingga kualitas pengelolaanya belum terlalu maksimal.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa rata-rata peneliti terdahulu meneliti terkait hotel syariah atau halal dan meneliti tentang pariwisata halal di salah satu kota tersebut namun para peneliti terdahulu meneliti secara umum dan tidak menspesifikan lokasi tertentu. Melihat hal tersebut maka peneliti melakukan penlitian yang sedikit berbeda dari peneliti-peneliti terdahulu. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti sesuatu yang baru dengan mespesifikan lokasi tertentu yang ingin peneliti teliti dengan judul

(34)

strategipPenyelenggaraan wisata syariah Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara dalam Tinjuan Fatwa DSN-MUI Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang pedoman penyelanggaran pariwisata berdasarkan syariah

C. Kerangka Konsep

Pariwisata adalah salah satu destinasi yang sekarang lagi trend di kalangan masyarakat. Pariwisata merupakan salah satu pendapatan negara terbesar setelah pajak yaitu 12,23 Miliar USD pada tahun 2015. Semakin banyak wisatawan asing yang berkunjung bukan hanya menambah pendapatan negara tetapi akan membawa pengaruh negative seperti tata cara pakaian, perilaku dan budaya yang berasal dari luar. Melihat perkembangan pariwisata yang semakin meningkat maka Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) memutuskan dan menetapkan fatwa tentang pariwisata syariah yang di atur dalam No. 108/DSN-MUI/X/2016. tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah Tertuang:

a. bahwa sektor pariwisata mulai berkembang di dunia termasuk indonesia, sehingga memerlukan pedoman penyelenggaraan pariwisata berbasisi syariah.

b. bahwa ketentuan hukum mengenai pedoman penyelenggaran pariwisata berdasarkan prinsip syariah belum di atur dalam Fatwa DSN-MUI.

(35)

c. bahwa atas dasar pertimbangan huruf a dan b, DSN-MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pedoman penyelenggaraan pariwista berdasarkan syariah.

Mengingat: 1. Firman Allah SWT a. Q.S Al-Mulk:15

َۡوُه

ۡٱ

يِذَّل

ۡ

ُۡمُكَلَۡلَعَج

ٱ

َۡض رَ لۡ

ۡ

َۡفۡ ٗلٗوُلَذ

ٱ

ْۡاوُش م

ۡ

ِۡهِق ز ِ رۡنِمْۡاوُلُك َوۡاَهِبِكاَنَمۡيِف

ۡۖۦ

ۡ

ِۡه يَلِإ َو

ٱ

ُۡروُشُّنل

ۡۡۡۡ

ۡۡ

15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Dari ayat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Allah SWT telah menciptkan bumi untuk mudah di jelajahi oleh manusia untuk di ambil manfaat darinya.

b. Q.S Nuh: 19-20:

َۡوٱ

َُّۡللّ

ۡ

ُۡمُكَلَۡلَعَج

ٱ

َۡض رَ لۡ

ۡ

ۡا ٗجاَجِفۡ ٗلَُبُسۡاَه نِمْۡاوُكُل سَتِ لۡا ٗطاَسِب

ۡۡ

ۡ

19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,

20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu".

Berdasarkan ayat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Allah SWT telah mengahmparkan bumi agar bisa di huni dan di manfaatkan.

c. Q.S Al-Rum:9  أ

ۡن ِمۡ َنيِذَّلٱُۡةَبِق ََٰعۡ َناَكۡ َف يَكْۡاو ُرُظنَيَفۡ ِض رَ لۡٱۡ ِض رَ لۡٱۡيِفْۡاو ُريِسَيۡ مَلۡ َو ََ

َۡث كَأۡ ٓاَهو ُرَمَع َوۡ َض رَ لۡٱۡ ْاو ُراَثَأ َوۡ ٗة َّوُقۡ مُه نِمۡ َّدَشَأۡ ْا ٓوُناَكۡ ٍّۚ مِهِل بَق

ۡاَّم ِمۡ َر

ْۡا ٓوُناَكۡ نِكََٰل َوۡ مُهَمِل ظَيِلۡ ُ َّللّٱۡ َناَكۡ اَمَفۡ ِۖتََٰنِ يَب لٱِبۡ مُهُلُس ُرۡ مُه تَءٓاَج َوۡ اَهو ُرَمَع

َۡنوُمِل ظَيۡ مُهَسُفنَأ

ۡ

(36)

9. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.

Dari ayat di atas peneliti dapat menyimpulkan bawa mereka (manusia) kurang melakukan perjalan di bumi sehingga mereka tidak dapat mengambil pejalaran dari peristiwa yang telah terjadi dahulu..

2. Hadis Nabi SAW:

a. Hadist Nabi riwayat Ahmad:

“Dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi SAW, bersabda: berpergianlah kalian niscaya kalian menjadi sehat dan berperanglah niscya kalian akan tercukupi.

b. Hadist Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim:

“janganlah kalian masuk ke tempat satu kaum yang mendapat azab kecuali kalian dalam keadaan menangis (di tempat tersebut). Jika tidak menangis, maka janganlah kalian masuk ke mereka, agar kalian tidak tertimpa musibah yang menimpa meraka (kaum Tsamud).

Berdasarkan hadist di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Rasulullah menganjurkan ummatnya untuk melakukan perjalanan di muka bumi agar mereka bisa mengambil setiap pelajar dari perjalanannya.

(37)

3. Kaidah Fikih

a. “pada dasarnya segala bentuk muamalat di perbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

b. “Mencegah kerugian lebih didahulukan daripada mengambil maslahat.”

c. “Sesuatu yang haram dikerjakan maka haram juga diminta / dicari.

4. Pendapat para Ulama

a. Al-qasim dalam Mahasin al-Ta’wil, ketika menjelaskan kata pada Q.S Al-Naml: 69 berkata:

ۡ لُق

ۡ

ۡيِفْۡاو ُريِس

ٱ

ۡ ِض رَ لۡ

َۡۡف

ٱ

ْۡاو ُرُظن

ۡ

ُۡةَبِق ََٰعَۡناَكۡ َف يَك

ٱ

َۡنيِم ِر جُم ل

ۡ

ۡ

69. Katakanlah: "Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa. b. Ibn ‘Abidin dalam Radd al-Muhtar:

“(hukum asal) bepergian adalah mubah kecuali di sebabkan kondisi lain seperti haji atau jihad, maka menjadi ibadah (ketaatan), atau untuk tujuan merampok maka berpergian termasuk maksiat.”

Berdasarkan kaidah fikih di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hanya Allah semata yang menjadikan bumi mudah di jelajahi dengan melakukan pengamatan dan mengambil pelajaran darinya. Dan semua itu untuk mensyukuri setiap setiap nikmat_Nya.

Memperhatikan:

1. Fatwa MUI No. 287 tahun 2001 tentang pornografi dan pornoaksi.

2. Fatwa MUI No. 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 tentang kriteria Maslahat.

(38)

3. Fatwa MUI tentang Panti Pijat 19 Juli 1982

4. Pendapat peserta rapat Pleno DSN-MUI pada hari sabtu, tanggal Oktober 2016 di Bogor

Dengan berdasarkan pada fatwa DSN-MUI tentang penyelenggaraan pariwisata syariah maka dari uraian tersebut peneliti membuat kerangka konsep mengenai pariwisata syariah pada daerah Kolaka Utara dan repon masyarakat terhadap pariwisata bersistem syariah yang dapat di lihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 kerangka konsep Dinas Pariwisata Kolaka Utara

Fatwa DSN-MUI

Strategi Pengembangan Pariwisata Kolaka Utara Sebagai Wisata

Syariah

Pengembangan Wisata Syariah Di Kolaka Utara

(39)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mana adalah penelitian yang memecahkan

masalahnya dengan menggunakan data empiris. Peneliti saat proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang diungkap oleh subjek melalui ucapan kata-kata atau tulisan maka tentu data tersebut telah dipengaruhi oleh jalan pemikiran subjek sesuai pengertian yang diketahuinya karena itu ungkapan tersebut lebih tepat disebut informasi. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara selama kurang lebih dua bulan mulai bulan September sampai dengan bulan Oktober. Pemilihan lokasi penelitian karena lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti dan peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pengembangan pariwisata. Pada lokasi tersebut peneliti dapat dengan mudah mendapatkan data yang dibutuhkan oleh peneliti.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada rumusan masalah yang telah di tetapkan pada rumusan masalah.

(40)

24 D. Jenis Data dan Sumber Data

Menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara dari beberapa narasumber yaitu Kepala Dinas Pariwisata Kolaka Utara, staf desa Berova, Lasusua dan pengunjung wisata Pantai Pasir Putih Lasusa. Serta data sekunder yang didapatkan dari literatur berupa buku, jurnal, dan penelitian terdahulu.

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akan di butuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat di lakukan secara langsung berhadapan dengan yang di wawancara, tetapi bisa juga tidak secara langsung dengan memberikan daftar pertanyaan untuk di jawab pada kesempatan lain. Jenis wawancara yang di gunakan di sini adalah wawancara yang tidak terstruktur atau yang di namakan interview guide (panduan wawancara). Adapun penggunaan metode wawancara ini mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang sangat lama untuk mengumpulkan informasi dari orang-orang yang berbeda dengan pertanyaan yang di ajukan.

(41)

25 2. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang di teliti. Observasi di gunakan dengan melakukan pengamatan secara intensif terhadap obyek yang di teliti di kawasan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara.

3. DokumentasI

Dokumentasi yang di maksud dengan metode dokumentasi adalah metode pencarian dan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku-buku, majalah, dokumen dan lain-lain.

4. Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang di gunakan adalah melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki dengan menggunakan note book, kamera, handphone dan pedoman wawancara.

5. Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif di lakukan apabila data empiris yang di peroleh adalah berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkain angka serta tidak dapat di susun dalam kategori-kategori. Data bisa saja di kumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen dan pita rekaman) dan biasanya di proses terlebih dahulu sebelum di gunakan (melalui pencatatan, pengetikan atau penyuntingan). Teknik analilis data yang di gunakan

(42)

26

dalam penelitian kualitatif mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analilis, interprestasi data, dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat di tarik kesimpulan berikut ini:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, perhatian pada penyederhanaan. Laporan yang di dapat di lapangan akan di tuangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci. Dengan demikian data yang telah reduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk malakukan penelitian selanjutnya. 2. Penyajian Data

Penyajian data di lakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data di lakukan dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara yang di tuangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan di dukung oleh dokumen-dokumen, serta foto-foto untuk melakukan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verivikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian in, penarikan kesimpulan di lakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara.

(43)

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografi Kabupaten Kolaka Utara

Lasusua adalah ibu kota Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Lasusua adalah sebuah kecamatan, terdiri dari 11 desa, 1 kelurahan. Lasusua merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kolaka Utara. Kolaka Utara “Bumi Patampanua” yang di berkahi dengan alamnya yang mempesona, landscape Kolaka Utara terdiri dari dataran tinggi, dataran landai, dan laut dengan bibir pantai yang indah. Kondisi fisik alamnya terdiri dari gunung, lembah, dan laut yang memanjang dari Utara ke Selatan. Tipologi tanah yang dominan adalah jenis alluvial sehingga menguntungkan bagi lahan pertanian, perkebunan, perikanan, air payau, dan jenis kegiatan lainnya. Wilayah Kabupaten Kolaka Utara memiliki luas ± 3,391,62 Km2 daratan sedangkan wilayah perairan laut membentang sepanjang Teluk Bone seluas ± 12.376 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kolaka Utara sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.

 Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Uluwoi Kabupaten Uluwoi Kabupaten Kolaka dan Konowe Utara

 Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka.

(44)

Indonesia. Memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang di pengaruhi dua jenis angina Muson, musim hujan terjadi karena adanya angin Muson barat yang bertiup dari Samudera Hindia yang mengandung banyak uap air. Sedangkan kemarau terjadi akibat adanya angina Muson Timur yang bertiup dari daratan Australia yang sifatnya kurang mengandung uap air, sehingga curah hujan cendrung rendah. Wilayah Kabupaten Kolaka Utara memiliki ketinggian yang umumnya di bawah 1000 meter diatas permukaan air laut dan berada di sekitar daeraj khatulistiwa sehingga beriklim tropis. Suhu udara minimum sekitar 20 derajat celcius atau rata-rata 24 sampai 28 derajat celcius. (sumber: Buku North Kolaka)

2. Kondisi Kependudukan

Berdasarkan data statistik kabupaten Kolaka Utara tahun 2019 jumlah penduduk Kabupaten Kolaka Utara, yaitu sebesar 134.227 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 69.963 jiwa atau 51,60% dan perempuan sebesar 64.963 jiwa atau 48,40% dan terdapat di dalamnya terdapat berbagai etnis dengan seni budayanya masing-masing, di antaranya, suku Tolaki, suku Bugis, suku Makassar, dan suku Toraja. Adapaun jumlah penduduk kabupaten Kolaka Utara berdasarkan kecamatan dapat di liat pada table 4.1.

Dilihat dari segi seni dan budaya suku tolaki terkenal dengan tari Lulo dan tari Mondotambe yang kerab di suguhkan pada acara khusus untuk menerima atau menjemput tamu kehormatan. Suku Bugis Makassar dengan Tari Padduppa Bosara. Tarian ini menggambarkan bahwa orang Bugis Makassar jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Sedangkan suku Toraja terkenal dengan Tarian

(45)

kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan atau pada pesta pernikahan.

Dilihat dari besaran agama dan kepercayaan sebagain besar penduduk Kolaka Utara mayoritas memeluk agama islam, hanya sebagian kecil masyarakat yang memeluk agama Kristen. (sumber: Buku North Kolaka)

Table 4.1

Penduduk Kolaka Utara setiap kecamatan tahun 2019 No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total

010 Ranteangin 3.065 2.840 5.905 011 Lambai 3.262 2.986 6.248 012 Wawo 3.118 3.137 6.255 020 Lasusua 15.200 14.411 29.611 021 Katoi 3.636 3.381 7.017 030 Kodeoha 6.042 5.815 11.857 031 Tiwu 2.291 2.212 4.503 040 Ngapa 11.594 10.797 22.391 041 Watunohu 3.511 3.397 6.908 050 Pakue 5.344 5.066 10.410 051 Pakue Utara 4.389 4.012 8,401 052 Pakue Tengah 3.480 3.382 6.862 060 Batuh Putih 4.568 4.384 8.952 061 Porehu 4.377 3.606 7.983 062 Tolala 2.071 1.807 3.878 Kolaka Utara 75.948 71.233 147.181 Sumber : Badan Pusat Statistik Kolaka Utara tahun 2019

(46)

paling tinggi ada pada kecamatan Ngapa dengan jumlah penduduk 22.391 jiwa sedangkan tingkat penduduk paling rendah ada pada kecamatan Tolala dengan jumlah 3.878 jiwa.

3. Gambaran Umum Dinas Pariwisata Kolaka Utara a. Visi

Kolaka Utara sebagai Kabupaten Madani di Sulawesi Tenggara. Rumusan visi ini merupakan satu kesatuan konsep tentang kondisi pada tahun 2022 yang hendak diwujudkan yang didalamnya terdapat tiga pilar atau pokok visi.Pokok visi pertama adalah“tatakelola pemerintahan yang baik”yakni kondisi dimana penyelenggaraan pemerintahan berlangsung dengan basis nilai-nilai kompetensi, disiplin kerja,etos kerja, dedikasi, akuntabilitas dan bebas korupsi.Indikator dari pokok visi ini adalah tatakelola pemerintahan yang baik.

Pokok visi kedua adalah “akselerasi pembangunan dan pelayanan”yakni kondisi dimana berlangsung akselerasi pembangunan yang berorientasi pada revitalisasi sector pertanian, peningkatan kualitas pelayanan dasar, dan pengembangan kesempatan usaha berbasis ekonomi rakyat. Indikator dari pokok visi ini adalah akselerasi kemajuan dalam kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan dasar.

Pokok visi ketiga adalah “masyarakat madani”yakni kondisi dimana konstruksi sosial dan kelembagaan masyarakat berkembang dan menguat dalam basis yang berbudaya, berkarya dan berakhlak mulia dalam tatanan kehidupan madani.Indikator dari pokok visi ini adalah kondisi tertib, tenteram, nyaman dan beradab dalam masyarakat.

(47)

Berdasarkan penjelasan Permendagri 86/2017, misi dalam RPJMD ini diartikan sebagai upaya umum yang hendak ditempuh dalam mewujudkan visi.Rumusan misi ini berkorelasi dengan pokok visi yang hendak diwujudkan.Berdasarkan pemahaman tersebut maka rumusan misi RPJMD Kabupaten Kolaka Utara adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan tatakelola pemerintahan yang baik, efisien, efektif, akuntabel, dan bebas dari korupsi. Misi ini mencakup upaya umum dalam memperbaiki sistem perencanaan pembangunan, pengelolaan keuangan, pertanggungan kinerja, keterbukaan kepada publik dan pelayanan administrasi umum.

2) Mengembangkan dan meningkatkan intensifikasi, diversifikasi dan produksi sektor pertanian dan perikanan secara menyeluruh. Misi ini mencakup upaya umum dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dan perikanan melalui intensifikasi serta mendiversifikasi produk pertanian dan perikanan tersebut melalui proses pengolahan. 3) Meningkatkan kapasitas dan akses pelayanan kesehatan secara lebih

mudah, nyaman dan merata. Misi ini mencakup upaya umum dalam meningkatkan kualitas manusia terkait derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan kapasitas, kualitas dan pemerataan pelayanan kepada seluruh masyarakat pada berbagai lapisan dan golongan serta seluruh bagian wilayah.

4) Meningkatkan kualitas pelayanan bidang pendidikan berbasis kompetensi, berkeadilan dan terjangkau. Misi ini mencakup upaya umum dalam meningkatkan kualitas manusia terkait derajat pendidikan melalui

(48)

penyelenggaraan pendidikan pada seluruh wilayah.

5) Mengembangkan dan membina keberdayaan usaha ekonomi mikro, kecil dan menengah. Misi ini mencakup upaya umum dalam meningkatkan produksi dan daya saing produk usaha ekonomi mikro, kecil dan menengah serta koperasi.

6) Mengembangkan dan memberdayakan pemuda wirausaha mandiri dan tangguh. Misi ini mencakup upaya umum dalam melahirkan dan memberdayakan pemuda wirausaha mandiri berbasis pengelolaan sumberdaya lokal dan mengandalkan penerapan teknologi maju dan tepat guna. (Mengembangkan, meningkatkan dan memelihara infrastruktur daerah).

7) Mengembangkan, meningkatkan dan memelihara infrastruktur daerah. Misi ini mencakup upaya umum dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan fungsional dari infrastruktur transportasi, perhubungan, pemukiman dan perumahan serta fasilitas ekonomi wilayah.

8) Menyelaraskan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dengan semangat keberagamaan. Misi ini mencakup upaya umum dalam menggalakkan perbaikan mental-spiritual pada seluruh elemen dan pemangku kepentingan Kabupaten Kolaka Utara baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.

c. Objek dan Jenis-jenis Wisata Kolaka Utara

Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan karena mempunyai sumberdaya baik alamiah maupun buatan manusia, seperti keindahan alam atau pegunungan, pantai flora dan fauna, kebun

(49)

tarian, atraksi dan kebudayaan khas lainnya.( Hugo dalam Arfianti, 2017) 1. Wisata Alam dan Bahari

a) Pantai Berova. Pantai Berova atau yang lebih di kenal dengan nama Pantai Pasir Putih Tanjung Toli-Toli, ini merupakan wisata pantai yang berada di jantung Ibu Kota Kolaka Utara, Lasusua.

b) Rumah Karang (Pasitiddo). Rumah karang merupakan objek multifungsi. Dimana di jadikan tempat rekreasi yang di dalamnya ada spot dive, spot memancing, dan rumah inap, juga mempunyai dermaga yang panjang hingga 3 km persegi.

c) Danau Biru. Danau Biru terletak di desa Walasiho Kecamatan Wawo yang berjarak 50 km dari Kota Lasusua Kolaka Utara. Keunikan Danau tersebut yang terletak di atas air laut, rasa airnya payau dan lumayan dingin dengan air yang berwarna kebiru-biruan.

d) Air Terjun Lapasi-pasi. Air terjun Lapasi-pasi terletak di desa Raoda Kecamatan Lambai, merupakan air terjun yang berada di antara du batuan besar dengan debit air yang deras dan jernih mengalir diantara bebatuan pada dasar sungai dengan pemandangan alam hutan sekktar air terjun,

e) Goa Tengkorak. Goa Tengkorak yang berada di desa Lapai, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara. Sampai sat ini belum di ketahui penyebab mengapa Goa tersebut yang menyimpan misteri tentang ratusan tulang manusia yang tersusun pada dinding goa-goa tersebut.

(50)

Utara merupakan salah satu datarn tinggi bagian utara dari kabupaten Kolaka Utara.

g) Goa Tappareng Pasonggi. Goa Tappareng Pasonggi terletak di Kecamatan Ranteangin yang berjarak 41 km dari Kabupaten Kolaka Utara. Goa Tappareng mempunyai ukuran luas mulut Goa sekitar kurang lebih 20 sampai 30 m persegi dan menghadap kearah terbenamnya matahari.

2. Wisata Religi

Salah satu wisata religi di Kolaka Utara adalah Masjid Agung Bahrurrasyd Wal Ittihad. Masjid ini terletak di Jl. By Pass, Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua. masjid ini megah di tepian laut ini lebih di kenal dengan masjid Agung Lasusua, merujuk pada tempat berdiri.

3. Wisata Buatan

a) Kolam Renang Pantai Berova. Pantai Berova menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Bumi Patampanua yang kini di banjiri pengunjung dalam maupun luar daerah Kolaka Utara. Kolam Renang Pantai Berova memiliki luas 20x50 M di buka untuk umum setiap hari.

b) Perpustakaan Daerah. Sebelumnya perstakaan daerah Kolaka Utara memiliki ruang sempit yang sesak dengan buku-buku dengan jumlah pengunjung yang sangat minim, kini di sulap menjadi perpustakaan modern ala Eropa yang sudah di gunakan. Di harapakan dengan

(51)

Kolaka Utara..

c) Alun-alun Kota Lasusua. Alun-alun Kota Lasusua merupakan tempat perhelatan penggelaran seni dan kegiatan lainnya akan tetapi juga sebagi tempat yang sangat nyaman untuk sekedar duduk santai keluarga, sangat cocok untuk hunting foto, menikmati sunrise.

d) Kampung Kuliner. Kolaka Utara juga kini memiliki Kampung Kuliner yang unik, selain menyajikan makanan yang memanjakan lidah juga tersedia panorama alam yang memanjakan mata pengunjung. Kampung Kuliner resmi di buka pada awal tahun 2018.

4. Wisata Kuliner.

Selain wisata alam, wisata religi, wisata buatan , di Kolaka Utara pun punya wisata kuliner. Salah satu pusat wisata kuliner saat ini yang terkenl adalah kampong kuliner. Makanan atau kuliner khas Kolaka Utara yaitu: Kapurung, Lawa ikan, Sinole (terbuat dari sagu), lawa sayur paku, danged dan Parede.ada juga kue-kue yang biasa di jadikan hidangan pembuka seperti: pisang ijo gula Cella, Cucuru madingki, onde-onde, Beppa Pute, serta minuman khasnya Es Buah Kelapa Muda. d. Kunjungan Wisatawan

1) Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2017

Berdasarkan data kunjungan wisatawan dari bulan januari-desember tahun 2017 total kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 50 orang dan total kunjungan wisatawan domestik di Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 16005 orang.

(52)

pada table 4.2

Tabel : 4.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2017

Bulan

Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik

Tahun 2017 Tahun 2017 Januari - 1465 Februari - 750 Maret - 500 Apri - 750 Mei - 750 Juni - 850 Juli - 1580 Agustus - 965 September - 980 Oktober - 1550 November - 2865 Desember 50 3000 Jumlah 50 16005

(Sumber: Buku North Kolaka)

2) Jumlah Kunjungan wisatawan tahun 2019

Berdasarkan data jumlah pengunjung wisatawan tahun 2019 berdasarkan tempat wisata yang di kunjungi di Kolaka Utara total kunjungan wisatawan nusantara paling tinggi terdapat di wisata danau biru dengan jumlah pengunjung 25.550 orang dan jumlah paling rendah

(53)

orang. Sedangkan jumlah pengunjung wisatawan asing (wisman) tahun 2019 total kunjungan wisatawan asing paling tinggi terdapat di wisata Gunung Makongga dengan jumlah pengunjung 416 orang dan jumlah paling rendah ada pada wisata pantai pasir putih Pakue dengan jumlah pengunjung 125 orang. Adapun data kunjungan wisatawan tahun 2019 berdasarkan tempat yang di kunjungi dapat di lihat pada table 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Asing Tahun 2019

(Sumber : Data Dinas Pariwisata 2019)

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kolaka Utara di Bidang Kepariwisataan

PAD merupakan sumber pembiayaan daerah yang dapat sepenuhnya di kelola oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah harus

No Nama Wisata Wisatawan Nusantara Wisatawan Asing Total Tahun 2019 (orang) 1 Danau Biru 25.550 284 25.834 2 Gunung Mekongga 1.134 416 1.550 3 Pantai Berova 23.725 176 23.901

4 Pantai Pasir Putih Pakue 8.430 125 8555 5 Pulau Bintang 4.32 263 4590 Jum lah 63.166 orang 1.264 orang 64.430

(54)

(Kompasiana.com)

Tabel 4.4

Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019

(Sumber: Data Dinas Pariwisata Kabupaten Kolaka Utara)

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di ketahui bahwa salah satu pendapatan asli daerah dalam hal ini adalah Kabupaten Kolaka Utara adalah sektor pariwisata yang di mana setoran paling PAD paling tinggi selama tahun No Nama Objek Target Tanggal Setor Setoran Persen (%) Total Setoran Total Persen (%) 1 Danau Biru 36,000,000 Maret 2019 10,000,000 18,000,000 13-06-2019 5,000,000 18-07-2019 3,000,000 Total 18,000,000 50% 2 Pantai Berova 35,000,000 09-04-29-019 19,500,000 25,500,000 27-09-2019 6,000,000 Total 25,500,000 56% 3 Gerbang Wisata 1,012,140,000 05-04-2019 50,140,000 565,140,000 24-06-2019 130,000,000 06-08-2019 115,000,000 30-08-2019 140,000,000 06-09-2019 130,000,000 Total 565,140,000 73% Jumlah 1,083,140,000 608,640,000 56%

(55)

kemudian di susul oleh wisata Pantai Berova atau yang lebih di kenal dengan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua dengan total storan Rp 25,500,000 dan terakhir wisata Danau Biru dengan total storan Rp 18,000,000.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Pengembangan Pariwisata Syariah Pantai Lasusua Kolaka Utara

Ekonomi Islam adalah bagian penting dari ekonomi global saat ini. Ada tujuh sektor ekonomi Islam yang telah meningkat secara signifikan, yaitu kuliner, keuangan Islam, industri asuransi, fashion, kosmetik, hiburan, dan pariwisata. Dimana keseluruhan sektor itu mengusung konsep halal dalam setiap produknya. (Andriani dkk, 2015).

Pembangunan kepariwisataan halal sebagai salah satu sektor pembangunan yang mendukung pembangunan di bidang ekonomi diarahkan dalam rangka mendukung terwujudnya percepatan kesejahteraan masyarakat, pemerataan kesempatan berusaha, memperoleh manfaat dan mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global dengan tetap Pariwisata, memperhatikan sistem nilai budaya yang berlaku di masyarakat sesuai dengan nilainilai luhur pancasila. (Nur, Afrianti: 2017)

Dalam pariwisata halal sangat menjunjung tinggi nilai budaya dan nilai-nilai Islami. Produk dan jasa wisata, serta tujuan wisata dalam pariwisata halal adalah sama seperti wisata pada umumnya selama tidak

(56)

dimasukkan dalam wisata halal oleh Kemamenparekraf dan MUI yaitu sektor kuliner, fashion muslim, perhotelan dan akomodasi, kosmetik dan spa, serta haji umrah. Selama ini wisata halal dianggap sebagai suatu wisata ke kuburan (ziarah) ataupun ke masjid. Padahal, wisata halal tidak diartikan seperti itu, melainkan wisata yang di dalamnya berasal dari alam, budaya, ataupun buatan yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam. Wisata syariah lebih memberikan ketenangan kepada wisatawan muslim maupun non-muslim karena lebih aman dan nyaman terutama bagi mereka yang membawa keluarga. Adapun pengembangan pariwisata syariah yang peneliti lakukan kajian lebih mengarah pada pengembangan pariwisata Pantai Pasir Putih Lasusua Kolaka Utara yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kolaka Utara.

1. Deskriptif Karakteristik Responden Penelitian

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, yang terdiri

dari Ir. Muh. Idris AR, M.S selaku Kepala Dinas Pariwisata Kanupaten

Kolaka Utara, kemudian Akbar, SE selaku desa Berova dan fadli, akbar,

(57)

Identitas Responden

No. Nama Usia Pekerjaan Pendidikan

Terakhir Status 1. Ir. Muh. Idris AR, M.S 56 thn Kepala Dinas Pariwisata S3 Pengelola 3. Fadli 22 thn

Wiraswasta SMA Pengunjung

4. Akbar 21

thn

Staf hotel SMA Pengunjung

5 Sofri

Bolkia

25

thn

Anggota partai S1 Pengunjung

6 kasma 23 IRT SMA Pengunjung

7 Yuding 49 Petani SMP Pengunjung

Sumber : Data Primer tahun 2019

2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Realisasi dari konsep strategi pengembangan wisata Pantai Pasir

Putih Lasusua Kolaka Utara sebagai wisata syariah pada dasarnya harus

melalui metode interaktif dengan melihat seluruh variabel yang

diindikasikan mempunyai sumbangsi pengaruh terhadap strategi

pengembangan wisata Pantai Pasir Putih Lasusua kolaka Utara sebagai

wisata syariah. Kegiatan penelitian ini didasarkan pada proses intelektual

Gambar

Tabel 1.1  Dampak Positif dan Negatif Parwisata  8  Tabel 4.1  Penduduk Kolaka Utara Setiap Kecamatan  29  Tabel 4.2  Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2017  36  Tabel 4.3  Kunjungan Wisatawan Nusantara dan
Gambar 1.1                             Kerangka pemikiran                                    22
Gambar 2.1 kerangka konsep Dinas Pariwisata Kolaka Utara
Tabel Penelitian terdahulu
+3

Referensi

Dokumen terkait

4.7.1 Visi Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Pasir Putih Perasi Berdasarkan pendekatan SWOT maka visi pengembangan daya tarik wisata bahari Pantai Pasir Putih Perasi

Judul Tesis : Kesalahan Penerapan Fatwa DSN Nomor 45/DSN- MUI/II/2005 Dalam Perbankan Syariah Di Indonesia (Analisa Terhadap Penerapan Akta Wa’ad: Studi Kasus Pada

Skripsi ini yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam dan Fatwa DSN-MUI Nomor 92 Tahun 2014 Terhadap Praktik Produk Amanah di Pegadaian Syariah Cabang Blauran

Skripsi ini berjudul “Analisis Fatwa DSN MUI No.10/DSN- MUI/VI/2000 terhadap Akad Waka<lah pada Produk Layanan BSM Mobile Banking Di Bank Syariah Mandiri Kc Gresik”

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 82/DSN/MUI/VII/2011, Tentang Perdagangan

Kedua, dari hasil analisis praktik bisnis MLM Sinergy adalah telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI) Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009

Namun, untuk menghindari keraguan atas ke-ṣaḥīḥ-an hadis-hadis yang dijadikan sebagai landasan hukum dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

i TINJAUAN FATWA DSN-MUI NO:62/DSN/MUI/XII/2007 TENTANG AKAD JU’ALAH PADA PROGRAM SHOPEE AFFILIATES SKRIPSI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar