• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN FUNGSI KELUARGA DALAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN ANAK DITENGAH PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN DAN FUNGSI KELUARGA DALAM PENDAMPINGAN PENDIDIKAN ANAK DITENGAH PANDEMI COVID-19"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Page 120

PERAN DAN FUNGSI KELUARGA DALAM PENDAMPINGAN

PENDIDIKAN ANAK DITENGAH PANDEMI COVID-19

Zezen Zainul Ali

Institut Agama Islam Negeri Metro E-mail: Zezen.uje@gmail.com

Elfa Murdiana

Institut Agama Islam Negeri Metro E-mail: elfaasharie80@gmail.com

Diterima: Mei, 2020 Direvisi: Juni, 2020 Diterbitkan: Juli, 2020

Abstrak

Anak adalah harta yang terpenting dalam sebuah keluarga yang selalu diidamkan oleh orang tua dan menjadi kebanggaan bagi mereka karena anak akan menjadi penerus yang akan menjadi tumpuan dan harapan kedua orang tua dimasa yang akan datang. maka tak heran banyak orang tua yang mengekolahkan anak-anak mereka agar harapan itu tercapai. Dalam keadaan normal anak dididik dilembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan, namun disaat pendemi COVID-19 yang sedang mewabah di Indonesia khususnya, mengakibatkan anak harus belajar dari rumah, dan disinilah peran dan fungsi keluarga akan sangat penting dalam mendampingi proses belajar anak ditengah pandemi dan memberi dorongan kepada agar senantiasa tetap belajar. Tulisan ini akan menganalisa peran dan fungsi keluarga dalam proses pendampingan belajar ditengah pandemi COVID-19, penellitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara secara langsung, yang makan akan menemukan hasil dari peran dan funngsi keluarga ditengah pandemi, penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi para keluarga sebagai referensi dalm proses pendampingan belajar anak dirumah ditengah pandemi COVID-19.

Kata Kunci : Fungsi, Peran, Pendampingan, Keluarga

A. PENDAHULUAN

Dalam pembentukan sebuah keluarga pasti bertujuan untuk melahirkan generasi-generasi baru, karena dalam hidup pasti akan selalu ada perputaran. Dalam suatu keluarga

(2)

Page 121

pastilah mengidam-idamkan hadirnya seorang anak. Anak adalah harta yang terpenting dalam sebuah keluarga yang selalu diidamkan oleh orang tua dan menjadi kebanggaan bagi mereka, anak merupakan generasi penerus yang akan menjadi tumpuan dan harapan kedua orang tua dimasa yang akan datang, tidak heran banyak orang tua yang rela mengorabankan harta bahkan jiwa mereka agar anak—anak mereka menjadi anak yang sukses dan menyekolahkannya untuk dapat dididik dibangku sekolah agar menjadi generasi muda penerus bangsa.

Dalam keadaan normal para orang tua hanya mendidik anak-anaknya dirumah selebihnya mereka dididik oleh guru-guru mereka disekolahan dengan diberikan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat menunjang mereka dalam menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, sebahian besar hari yang dilalui oleh anak adalah disekolah dan hanya sedikit waktu untuk bercengkrama dengan kedua orang tua. Namun, yang terjadi pada saat ini, adanya wabah virus corona atau Coronoavirus Disese 2019 atau disingkat menjadi COVID-19, yang muncul diakhir tahun 2019 dan diketahui asal mula virus ini berasal dari wilayah Wuhan, Provinsi Hubei,Tiongkok.

Hal ini menggemparkan Indonesia bahkan dunia, World Helath Organitation (WHO) sebagai Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan bahwa virus corona sebagai pandemi global. Yang mana kondisi seperti ini tidak biasa dianggap sepele karena menurut sejarah hanya beberapa kausus penyakit yang digolongkan sebagai pandemi karena tingkat penyebaranya.1 Pandemi merupakan sebuah status gawat yang mana pendemi ini telah menginfeksi banyak orang dan menyebar ke negara-negara bahkan benua.2

Di Indonesia virus ini telah menyebar ke seluruh wilayah, dimana sebelumnya virus ini terdetekesi di akhir Februari 2020 yakni 2 pasian yang dinyatakan positif COVID-19 setelah mengikuti suatu acara di Jakarta dan pasien berkontak langsung dengan Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang yang tinggal di Malaysia. Sejak pertama kasus COVID-19 di Indonesia terkonfirmasi, virus ini menyebar dengan cepat. Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah yang paling tingkat paling tinggi kasus COVID-19. Sampa saat ini jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai angka 8000 (27/4) kasus dengan 500 pasien meninggal dunia.3

1

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200312000124-134-482676/who-umumkan-virus-corona-sebagai-pandemi diunduh pada 14 April 2020

2

https://www.sehatq.com/artikel/covid-19-ditetapkan-sebagai-pandemi-apa-artinya diunduh pada 14 April 2020

3

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/14/16152541/update-kasus-covid-19-di-indonesia-ada-4839-bertambah-282-orang diunduh pada 20 April 2020

(3)

Page 122

Dengan angka kasus positif yang semakin meningkat, pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, seperti mengambil kebiajakan Social Ditancing atau yang kini disebut Physical Ditancing yang tujuan untuk mencegah penyebaran virus corona, hal ini berimas kedapa beberapa kebiajakan yang dikaluarkan oleh pemerintah seperti pembatasan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan keramaian, yang dikhawatirkan akan memacu penyebaran COVID-19, imbasnya adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan Surat Edaran nomor 4 tahun 2020 pada tanggal 24 Maret 2020 tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 yang didalamnya berisi pembatalan Ujian Nasional (UN) tahun 2020 4 dan segala kegiatan dilaksanakan dirumah seperti Work From Home dan Study From Home.

Masyarakat diminta untuk menghindari kerumunan orang. Jika memang harus keluar, yang harus dilakukan adalah jaga jarak sekitar 1-2 dengan orang lain. World Health Organisation (WHO) memberikan rekomendasi untuk menjaga jarak aman lebih dari 1 meter, dan beberapa pakar kesehatan juga menyarankan agar menjaga jarak aman setidaknya dua meter dari orang lain.5 Langkah mudah dalam melaksanakan Social Distancing adalah dengan tidak pergi ke pusat keramaian, yakni pasar, mal,bioskop, konser, sekolah.

Yang menjadi salah satu dampak dari pandmi ini adalah kegiatan belajar mengajar disekolah, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang mana kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukukan disekolah kini dilaksanakan disekolah, awalnya kegiatan sekolah dari rumah ini hanya dilaksanakan semestara, akan tetapi semakin meningkatnya kasus dan penyebaran COVID-19, kegiatan belajar mengajar dirumah dilanjutkan sampai waktu yang belum ditentukan. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan di beberapa wilayah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di DKI Jakarta dan beberapa daelah lainnya.

Anak-anak dituntut bersekolah dirumah dengan menggnakan metode daring, mereka diberikan tugas-tugas oleh guru-gurunya disekolah dan memanfaatkan platform yang telah disediakan seperti aplikasi Ruangguru, Google Clasroom hingga pemanfaatan audio visual dengan menonton tanyangan televisi yang disediakan pemerintah guna menunjang

4

Zezen Zainul Ali, Darurat Sipil VS Karantina Wilayah, Mana yang Lebih Efektif?, dalam

http://kronika.id/darurat-sipil-vs-karantina-wilayah-mana-yang-lebih-efektif/ di unduh pada 14 april 2020

5

Vina Fadhrotul Mukaromah, "WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing" dalam https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/061500965/who-gunakan-istilah-physical-distancing-ini-bedanya-dengan-social?page=2 di unduh pada 15 April 2020

(4)

Page 123

pembelajaran anak dirumah.

Proses transisi dari metode tatap muka ke metode daring ini di nilai membebankan kepada anak bahkan orang tua, meskipun penggunaan metode daring ini sudah ada sejak dulu namun intensitas sekarang ini. Pembelajaran sekolah anak yang dilaksanakan dirumah memaksa kepada orang tua untuk terus berperan aktif dalam pendampingan proses belajar anakanya.

Meskipun pada hakikatnya orang tua atau lingkup keluarga merupakan pendidikan pertama yang dialami oleh anak6, namun para orang tua terbiasa dengan menyerahkan masalah pendidikan anakanya kepada guru sekolah, sehingga dengan transisi pendidikan anak dirumah orang tua bahkan kaluarga menemukan berbagai hambatan dan tantangan. Orang tua mempunyai kewajiban untuk mendidik anak, memperhatikan dan menunjang pendidikan anak dengan baik, keluarga diharapkan menciptakan suasana yang mendorong motivasi belajar anak ketika dirumah, yang mana pada kondisi normal pendidikan menjadi tanggung jawab guru disekolah namun saat ini sepenuhnya menjadi tangung jawab keluarga dalam pendampingan proses belajar anak. Keluarga merupakan kunci dalam memberikan motivasi serta kunci keberhasilan pendidikan anak. Keberhasilan ini terletak pada hubungan orang tua dengan anak-anaknya. Pendidikan anak sebagai generasi penerus bangsa harus didampingi oleh keluarga khususnya orang tua, karena mereka merupakan elemen terdekat dengan anak. Fungsi keluarga dan orang tua bukan hanya membesarkan anak-anak mereka akan tetapi orang tua bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya.

B. PEMBAHASAN

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode kualitatif, dalam penelitian ini ada 6 keluarga yang terdiri dari suami, istri dan kakak sebagai informan, para informan terdiri dari latar belakang pendidikan anak yang berbeda dari tinggal Taman Kanak-kanan (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengumpulan data menggunakan metrode wawancara, proses wawancara dilakukan secara terpisah anatara suami, istri dan kakak dengan direkam dengan media hand phone untuk memudahkan penyusunan dan analisis data.

6

Misran Rahman, “Pendidikan Keluarga Berbasis Gender “ dalam Jurnal Musawa Vol. 7 No.2 Desember 2015 : 234 – 255, h. 234

(5)

Page 124

2. Konsep Peran dan Fungsi Keluarga

Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) adalah seperangkat tingkah laku yang dmiliki oleh seseorang yang mempunyai kedudukan di lingkungan masyarakat,7 peran juga diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang mempunya kedudukan yang dilakukan dalam melaksanakan hak dak kewajibanya. 8

Secara sederhana teori peran dapat dibedakan menjadi dua yang dapat digunakan untuk melihat peran anatar laki-laki dan perempuan. Yang mana hal ini konteksnya adalah peran sosial yang ada di masyarakat. Dua teori ini adalah teori nature dan teori nurture. Teori Nature diartikan sebagai kelemahan sebagai Kodrat Perempuan dan Teori Nurture diartikan Laki-laki dan Perempuan dalam Konstruksi Sosial. 9 Sedangkan dalam keluarga peran orang tua yang mempunyai pengalaman hidup yang lebih banyak sangat dibutuhkan daam mendidik dan membimbing anak-anaknya.

Keluarga merupakan satu kesatuan sosial terkecil terdiri dari suami dan istri dan anak-anak (jika ada). Ketidak hadiran anak dalam kelurga tidak menggugurkan status keluarga, karena anak bukan syarat mutlak dalam mewujudkan suatu kelurga. Ketidak hadiran anak tetap bisa dianggap sebagai suatu keluarga.10 Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama yang dikenal oleh anak, karena organisasi atau komunitas terkecil dalam masyarakat mempengaruhi individu- individu yang ada didalamnya, terkhusus sang anak. Oleh karenanya keluarga mempunyai fungsi sebagai penghasil keturunan saja tetapi tempat pertama dan utama dalam pembentuka individu. 11 keluarga pun menjadi sebuah wadah bagi setiap individu didalam suatu keluarga dalam mendidik karakter seorang anak.12 Secara psikologis keluarga mengadung arti sekelompok orang yang hidup bersama-sama dan tingal dalam satu tempat yang mana saling saling memperhatikan, saling memperngaruhi dan saling mengawasi. Dalam keluarga biasanya terdapat pembagian tugas, fungsi, peran dan tanggng jawab. Dalam

7

Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi kedua. (Jakarta : Balai Pustaka, 1995 ), hal. 751.

8

Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Pespektif YuridisVitimologi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010),h.53.

9 Elvida Sapitri, Pembagian Peran Anatara Suami Isteri dan Implikasinya Terhadap Keharmonisan

Keluarga,(Aceh : UIN Ar-Raniry, 2017), h.15

10

MAISURI, “FUNGSI KELUARGA DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK” dalam Skripsi Universitas Teuku Umar, Aceh, 2013, h. 7

11

Mardiya,Kiat Kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera ,( Jakarta: BKKBN Pusat. 2002), h.10

(6)

Page 125

keluarga orang tua tidak hanya memenuhi kebutuhan sandang pangan papan saja akan tetapi mempunyai taanggung jawab memberikan perlindungan dari pengaruh-pengaruh negatif. Pendidikan yang bersifat dasar yang diberikan kepada anak amat penting untuk menjadi bekal kepada anak dan memberikan pengaruh baik bagi kehidupan anak.

Peranan orang tua dalam keluarga sangat penting yakni membina, membimbing,, mengawasi dan memberikan pendidikan dan mendampingi proses belajar anak. Anak perlu dibina, diawasi, dan dibimbing dalam pembelajaran di rumah ditangah pandemi, dan yang tidak kalah penting adalah memberikan motivasi agar anak lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar. Fungsi keluarga sebagai suatu lembaga terkecil dalam masyratakat memiliki fungsi yang beragam, fungsi-fungsi keluarga antara lain :

a. Fungsi pendidikan

Menyekolahkan anak agar mendapatkan pengetahuan dalam rangka menunjang prestasi yang dimiliki anak yang tidak tercover dalam keluarga, serata membuka wawasan anak agar perkir maju.

b. Fungsi pengaturan seksual

Keluarga adalah lembaga terkecil dalam masyarakat merupakan tempat bagi masyarakat masyarakat dalam mengatur regenerasi.

c. Fungsi sosialisasi

Keluarga sebagai tempat sosialisasi anak-anak pertama sebagai bekal saat terjun dimasyarakat. Keluarga adalah sebagai tempat anak dalam berkembang.

d. Fungsi Afeksi

Rasa kasih sayang dan rasa dicintai merupakan salah satu kebuatan dasar bagi manusia, dalam keluarga berfungsi sebagai tempai untuk saling menyayangi. e. Fungsi Perlidungan

Keluarga sebagai tempat berlindung dan tempat yang paling aman dari gangguan dunia luar, keluarga memberikan perlindungan psikologis dan fisik bagi seluruh anggotanya.

f. Fungsi Ekonomis

Keluarga berfungsi sebagai unit ekonomi dasar, anggota keluarga saling berkerja sama untuk saling memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. 13

(7)

Page 126

Fungsi keluarga / orang tua dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak dirumah : Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak, Menjamin kehidupan emosional anak, Menanamkan dasar pendidikan moral anak, Memberikan dasar pendidikan social, Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama, Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak, Fungsi keluarga memberikan dorongan kepada anak untuk menunjang keberhasilan pendidikannya, memberikan kebutuhan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan keluarga.

3. Covid-19 dan Social Distancing

Coronoavirus Desease 2019 atau disingkat menjadi COVID-19 adalah nama penyakit yang disebabkan oleh vius jenis baru yakni coronavirus (SARS-CoV-2) yang dikonfirmasi berasal dari wilayah Wuhan, Provinsi Hubei,Tiongkok pada pada akhir desember 2019.

Sesorang yang terinveksi COVID-19 memiliki gejala yang bervariasi, gejala ringan, sedang dan berat. Untuk gejala berat yang dapat muncul adalah suhu badan diatas 38 derajat, batuk, dan sesak nafas dan juga terkadang disertai dengan diare. Pada dasarnya virus corona tidak dapat hidup diudara atau tidak dapat hidup tanpa ada host atau inang atau melalui media seperti percikan ludah saat batuk atau bersin, cara penularan virus ini adalah melalui saluran pernafasan, virus ini juga dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi melalui cairan yang keluar saat batuk atau bersin, masa inkubasi virus ini anatara 1-14 hari namun kebanyakan masa inkubasi virus ini adalah 5 hari. Jika kita cermati virus ini tidak tidak dapat hidup diudara atau berterbangan, namun penyebarannya harus melewati inang yakni melalui media seperti pericikan air ludah dari orang yang terkena infeksi, maka dalam hal ini diperlukan dalam mencegah penyebaran virus adanya pembatasan jarak atara sesama, hal ini sesuai dengan instruksi presiden yang menghimbau untuk melaksanakan social distancing.

Social distancing adalah suatu cara pencegahan dan pegendalian non-medis yang di terapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan cara mengrangi kontak anatara mereka yang terinfeksi COVID-19 , sehingga dapat menghentikan mata rantai penyebaran penyakit dalam suatu wilayah.14 Social distancing

merupakan tindakan preventif dalam mencegah penyebaran virus dengan cara

(8)

Page 127

menjauhi keramaian, tidak bepergian kemana-mana kecuali dalam keadaan darurat dan sebisa mungkin tidak keluar rumah, Social distancing dapat diartikan mejaga jarak sosial, sehingga akan menghambat penyebaran Coronavirus melalui atau percikan air liur kontaminasi droplet pada jarak yang dekat dengan orang yang terinfeksi.15 World Health Organisation (WHO) memberikan rekomendasi untuk menjaga jarak aman lebih dari 1 meter, dan beberapa pakar kesehatan juga menyarankan agar menjaga jarak aman setidaknya dua meter dari orang lain.16

Masyarakat diminta untuk menghindari kerumunan orang. Jika memang harus keluar, yang harus dilakukan adalah jaga jarak sekitar 1-2 dengan orang lain. Langkah mudah dalam melaksanakan Social Distancing adalah dengan tidak pergi ke pusat keramaian, yakni pasar, mal,bioskop, konser, sekolah. Bahkan kegiatan belajar mengajar disekolah pun di ganti dengan belajar dirumah mengingat ditengah pandemi COVID-19.

4. Peran Keluarga dalam Pendampingan Pendidikan Anak

Keluarga merupakan lingkungan dimana anak berinterkasi dengan orang tua dan saudara-saudaranya (jika ada). Melalui lingkungan tersebut anak dapat mengenal dunia sekitar dan mencontoh mereka, orang tua dan saudara tedekat selayaknya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak untuk memperoleh bekal dalam pergaulan dilingkungan luar keluarga, ditambah lagi dalam kondisi yang tidak biasanya yakni pembelajaran sekolah anak yang dilakukan dirumah ditengah pandemi, orang tua dan saudara dituntut untuk mendampingi proses pembelajaran agar anak dapat terus belajar meskipun tidak di suasana dan ruangan kelas.

Hasil penelitian diperoleh tiga tema terkait pendidikan anak di rumah, yakni: (1) pendapat keluarga tentang peendidikan anak dirumah, (2) peran keluarga dalam proses pendampingan belajar anak dirumah, (3) hambatan dalam mendampingi belajar anak di rumah. Berikut ini dipaparkan untuk masing-masing pembahasan tema.

5. Pendapat keluaraga terhadap pembelajaran anak di rumah.

Pada umumnya tiap keluarga berpendapat bahwa mereka mengeluh dan ribet terkait dengan pembelajaran dirumah ditengah pandemi, baik sebagai bapak, ibu dan kakak. Karena mereka tidak terbiasa dengan metode pembelajaran dirumah, mereka

15

https://www.sehatq.com/artikel/social-distancing-efektif-untuk-cegah-penyebaran-virus-corona-bagaimana-caranya di unduh pada 15 April 2020

16

Vina Fadhrotul Mukaromah, "WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing" dalam https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/061500965/who-gunakan-istilah-physical-distancing-ini-bedanya-dengan-social?page=2 di unduh pada 15 April 2020

(9)

Page 128

lebih memepercayakan kepada guru mereka di sekolah terkait pendidikan anak. Seprti hasi wawancara dengan Nurjanah Ibu yang anaknya kelas 6 SD;

“Ribet, karena anaknya susah kalau disuruh belajar, tugas dari sekolahan banyak banget dan lumayan susah-susah.”17

Pembelajaran dirumah beberpa nerasumber berpendapat sama, mereka menganggap bahwa pembelajaran dirumah ditengah pandemi mempunyai sisi negatif dan sisi positifnya, akan tetapi belih banyak negatifnya, seperti hasil wawancara dengan bapak Naslam yang mengatakan bahwa;

“Sistem pembelajaran dirumah itu ada sisi negatif nya dan positif nya, tapi lebih banyak sisi negatifnya”.18

Sejalan dengan pendapat diatas, Mulyani ibu yang mempunyai anak kelas 3 SMA pun menambahkan;

“Tidak jauh dari pendapat bapak tadi, jadi sistem pembelajaran online seperti itu kurang baik atau banyak sisi negatifnya, contohnya susah sinyal, kuota cepat habis.”19

Lalu seorang kakak yang ikut dalam mendampingi pembelajaran adinya dirumah ditengah pandemi menilai, pembelajaran dirumah dinilai kurang efektif, karena si adik lebih banyak bermain dibanding dengan belajar dirumah.

“Sistem pembelajaran online atau dirumah kurang efektif, siswa lebih jarang belajar dibandingkan belajar disekolah seperti biasanya.”20

Hampir sama dengan beberapa pendapat narasumber lainnya, Eka Yuliastuti lebih mengeluhkan dengan pembelajaran dirumah ini, karena kedua anak masih berada dibangku Taman Kanak-kanak dan perlu perhatian ekstra, sedangkan beliau juga harus mengajar dan pembeajarannya anak dirumah ditengah pandemi kurang terpegang, meskpun anak bisa terus bersama dengan orang tuanya tapi lama-lama si anak menjadi bosan.

17

Wawancara dengan Nurjanah, Ibu dengan anak kelas 6 SD pada tanggal 20 April 2020

18

Wawancara dengan Naslam, Bapak dengan anak kelas 2 SMA pada tanggal 22 April 2020

19

Wawancara dengan Mulyani, Ibu dengan anak kelas 2 SMA pada tanggal 22 April 2020

(10)

Page 129

“Punya anak dua, yang satu TK besar dan kecil, karena ibunya juga ngajar jadi belajar anak nggak kepegang, awalnya heran dengan pembelajaran dirumah ini, enak langsung di ajarin bundanya disekolah, kalau diajarin ibunya dirumah sering bilang nanti-nanti. Ya walapun ada postitif dan negatifnya, positifnya bisa bareng-bareng terus, negatifnya ya mereka bosen.”21

Dari beberapa kutipan wawancara diatas, dapat diketahui dari semua narasumber baik itu bapak, ibu dan kakak merea mengeluhkan pembelajaran anak dirumah ditengah pandemi ini, meskipun disisi lain ada positif dan negatifnya, tetapi banyak sisi negatif karena pembelajaran kurang efktif.

6. Peran Keluarga dalam Pendampingan Belajar Anak Dirumah

Pendampingan proses pendidikan anak ditengah pandemi merupakan tanggung jawab bagi setiap bagian yang ada dalam keluarga khususnya orang tua. Namun peran ibu tetap dominan dalam mendampingi proses belajar anak. Dalam pendampingan belajar anak dirumah ditengah pandemi mayoritas narasumber berpendapat sama yakni menasehati dan mendampingi, seperti hasil wawancara dengan Sholikin ayah anaknya kelas 6 SD mengatakan;

“Peran sebagai ayah hanya bisa membantu menasehati dan membujuk adik supaya mau ikut belajar”22

Sejalan dengan itu Dwi Widiatuti mengungkapkan,

“Tetap didampingi namun hanya terbatas”.23

Sama dengan pendapat diatas Naslam mengungkapan

“Peran orang tua dalam mendampingi belajar anak dirumah yaitu tak lepas dari mengingatkan ketika waktu nya belajar dinalam hari, menasehati, menyuruh tanya kepada kakak jika tidak paham dalam pembelajaran.”24

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa, ketika dlam keluarga tersebut

21

Wawancara dengan Eka Yuli, Ibu dengan 2 anak di TK Besar dan Kecil pada tanggal 15 April 2020

22

Wawancara dengan Sholikin, Bapak dengan anak kelas 6 SD pada tanggal 20 April 2020

23

Wawancara dengan Dwi Widiastuti, Ibu dengan anak kelas 2 SMP pada tanggal 21 April 2020

(11)

Page 130

ada seorang kakak, orang tua lebih menyarankan seorang kakak agar mendampingi belajar adiknya dirumah, dan jika si anak tidak paham dalam pembelajaran, agar bertanya kepada kakaknya.

Pendapat ini diperkuat dengan pendapat Fitriatus sebagai seorang kakak yang mendampingi belajar adiknya, beliau mengatakan,

“Ya, itu jadi peranku sebagai kakak ketika dirumah sebisa mungkin mendampingi adik belajar dirumah, apalagi ditambah saat ini adik kelas 6 dan harus menghadapi Ujian Akhir Madrasah.”25

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Elen Muna sebagai seorang kakak,

“Sebagai kakak hanya menyemangati, dan memberitahu jika tidak paham dalam meterinya.”26

Namun dari hasil wawancara ada satu yang menarik yakni peran orang tua yang mempunyai anak yang masih bersekolah di Taman Kanak-kanak, pasalnya peran seorang ibu tidak hanya mendampiri proses belajar ditengah pandemi, tetapi menggantikan gurunya ketika disekolah. Seperti halnya yang diungkapkan Eka Yuli Astuti,

“Perannya nggak hanya dampingin belajar, tapi ya gantiin bundanya di sekolah, kayak bunda disekolah nyuruh mewarnai, ya ibu yang buat gambar anak yang mewarnai, jadi peran ibu bukan sekedar dampingi tapi juga berperan segalanya.”27 Dari beberapa wawancara diatas, secara garis besar peran keluarga hanya ikut mendampingi dan menasehati, dan jika dalam keluarga terdapat seorang kakak, orang tua lebih menyarankan anaknya untuk bertanya kepada kakak si adik karena dinilai kakak lebih paham dalam pembelajaran tersebut. Namun ditingkat anak yang masih sekolah Taman Kanak-kanak peran orang tua tidak hanya mendampingi, tapi lebih menggantikan gurunya ketika disekolah.

7. Hambatan Keluarga dalam Pendampingan Belajar Anak Dirumah

Pembelajaran anak dirumah ditengah pandemi COVID-19 ini memang tidak

25

Wawancara dengan Fitriatus, Kakak dengan adik kelas 6 SD pada tanggal 20 April 2020

26

Wawancara dengan Elen Muna ...

(12)

Page 131

diharapkan, karena anak dituntut untuk bejalar dari rumah dengan metode daring, dan orang tua pun dituntut untuk mendampingi belajar anak ketika dirumah, yang mana dalam kondisi normal, masalah pendidikan anak kenyanyakan keluarga diserahkan kepada sekolah melalui guru-gurunya. Dengan kondisi yang tidak biasanya menemui hambatan, kebayanyakan hambatan dalam mendampingi proses belajar anak dirumah ditengah pandemi sama yakni karena anak terbiasa bermain dan akhirnya membujuk anak untuk belajar jadi susah, seperti yang di ungkapkan oleh 2 harasumber yang mengungkapkan bahwa,

“Adik itu agak kaku wataknya, gak bisa dikerasin jadi kalau disuruh belajar kok udah bilang gak mau, ya udah gak mau, jadi agak susah bujuknya.”28

“Karena adik gampang marah, jadi agak susah bujuknya. Dia maunya main.”29 Sama dengan narasumber diatas, Eka Yuli yang mempunyai anak yang masih sekolah di TK pun menyatakan,

“Karena anakya masih TK jadi ya susah, klo udah ngambek nggak bisa dingapa-ngapain dan nggak bisa dipaksa, kalau dipaksa nangis.”30

Lalu karena dalam kondisi normal pun, si anak tidak pernah belajar dirumah dan kebanyakan main, jadi untuk belajar dirumah menjadi susah, ditambahlagi ketika pembelajaran secara daring, akan menghabiskan kuota dan memerlukan sinyal yang bagus.

“Hambatannya itu tadi, sebelum ada himbauan belajar dirumah adik itu gak pernah belajar dirumah kecuali ada pr, jadi pas ada himbauan seperti ini agak susah bujuk adik buat belajar.”31

“hambataan-hambatan dalam mendampingi proses belajar dirumah seperti sinyal yang kurang mendukung, keterbatasa kuota/mudah habis kuota.” 32

Dari beragam hasil wawancara narasumber, dapat dikeahui bahwa karena memang dalam keadaan normal si anakpun tidak belajar jadi ketika dalam kondisi

28

Wawancara dengan Nurjanah ...

29

Wawancara dengan Sholikin ...

30

Wawancara dengan Eka Yuli ...

31

Wawancara dengan Fitriatus ...

(13)

Page 132

seperti ini mengarahkan untuk belajar jadi susah dan sianak lebih memilih bermain dengan teman-temannya, jika dipaksa si anak akan marah, ditambah ketika metode pembelajaran secara daring akan memakan kuota internet dan memerlukan sinyal yang bagus.

C. Analisis

Penulis menganalisis dari hasil wawancara dengan narasumber, melihat bahwa proses belajar anak yang dilakukan dirumah memang bukan hal baru, akan tetapi proses pembeajaran anak dirumah pada saat pandemi COVID -19 secara intensitas dilakukan dengan jangka waktu yang lama, mengakibatkan kebosanan baik kepada anak maupun kepada orang tua, mereka menlai bahwa pembelajaran anak dirumah ribet karena teidak terbiasa dengan hal ini. Mereka menilai pembelajaran anak dirumah ditengah pandemi dapat menimbulkan akibat yang positif dan negatif, akibat positifnya adalah waktu bersama dalam keluarga khususnya orang tua dan anak semakin banyak dan hubungan anak dan orang tua semakin erat, karena dalam kondisi normal intensitas pertemuan anak dan orang tua terbatas, disiang hari anak disibukan dengan kegiatan sekolah seperti kegiatan intra dan ekstra sekolah, ditambahlagi jika orang tua yang mempunyai karir, orang tua berkerja dari pagi sampai malam, dan ketika dirumah berkumpu dengan keluarga hanya diwaktu tidur, intensitas pertemuan antara anak dan orang tua pun terbatas, disaat pandemi yang mengakibatkan sebua kegiatn dilakukan dirumah, pembelajaran sekolah anak dirumah dan orang tua kerja dari rumah akan menambah waktu bersama anak dan orang tua.

Namun dampak negatifnya adalah jika dilakukan terlalu lama si anak akan mengalami kebosanan, yang mengakibatkan ke motivasi belajar anak, sehingga pembelajaran kuran efektif, yang mana anak terbiasa belajar dengan suasana kelas teman-temannya, ditambah lagi efek negaitafnya adalah jika pembelajaran dilakukan dengan metode daring memerlukan kuota internet yang banyak dan harus mencari sinyal yang bagus.

Pendampingan belajar anak ditengah pandemi pada dasanya menjadi tanggung jawab dari seluruh elemen dalam keluarga terkhusus kedua orang tua, baik bapak maupun ibu, keduanya harus saling bahu membahu dan berkerjasama untuk memberikan dan mendampingi serta mengawasi pendidikan anak. Dalam pendampingan pendidikan anak, orang tua berkerja sama dengan bergantian mengawasi dan selalu memberi nasihat kepada anak dan saling mengingatkan untuk

(14)

Page 133

tidak terlalu keras dalam mendidik anak.33

Dalam penelitian ini, penulis menemukan adanya pandangan bahwa pendampingan pendidikan anak ditengah pandemi, lebih dilakukan oleh ibu, karena ibu lebih mempunyai waktu yang lebih banyak dengan anak, dibandingkan seorang bapak, karena seorang bapak bertugas mecari nafkah untuk keluarga dan lebih banyak menghsibkan waktu diluar rumah.

Namun disisilan, seorang bapak pun tetap berperan dalam pendampingan belajar anak khususnya di tengah pandemi, yakni dengan memberikan nasihat kepada anak dan mendampingi belajar anak ketika dirumah meskipun dengan waktu yang terbatas.

Karena tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran anak yang dilakukan dirumah di saat pandemi COVID-19, penulis melihat adanya hambatan yang dihadapi oleh keluarga baik orang tua dan saudara, kurangnya budaya belajar anak khususnya dirumah mengakibatkan anak tidak biasa belajar dirumah, ditambah lagi dengan jangka waktu belajar dirumah yang belum bisa dipastikan kapan akan berakhir di tengah pandemi COVID-19, anak-anak merasa bosan, dan lebih memilih bermain dengan teman-temannya meskipun diinstrukskan untuk tetap dirumah dan beresiko, peran orang tua sangatlah vital dalam hal ini, karena budaya anak kurangnya belajar dirumah sehingga tidak terbiasa, sebagai orang tua pun tidak bisa memaksakan anak, ketika dipaksa anak akan marah dan susah untuk dibujuk. ditambah lagi dengan metode pembelajaran sekolah dengan metode daring, secara tidak langsung akan memakan banyak penggunaan kuota internet, dan berdampak kepada ekomoni keluarga, lalu harus ditunjang dengan sinyal yang baik.

Pendampingan belajar anak ditengah pandemi pada dasanya menjadi tanggung jawab dari seluruh elemen dalam keluarga terkhusus kedua orang tua, baik bapak maupun ibu, keduanya harus saling bahu membahu dan berkerjasama untuk memberikan dan mendampingi serta mengawasi pendidikan anak. orang tua saling berkerja sama dengan bergantian mengawasi dan selalu memberi nasihat kepada anak dan saling mengingatkan untuk tidak terlalu keras dalam mendidik anak. seorang bapak pun tetap berperan dalam pendampingan belajar anak khususnya di tengah pandemi, yakni dengan memberikan nasihat kepada anak dan mendampingi belajar anak ketika dirumah meskipun dengan waktu yang terbatas.

33

Dyah Purbasari Kusumaning Putri dan Sri Lestari,” PEMBAGIAN PERAN DALAM RUMAH TANGGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI JAWA” dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 1, Februari 2015: 72-85, h. 83

(15)

Page 134

Dalam pendampingan belajar anak kerja sama antara ibu dan bapak serta kakak (jika ada) sangatlah penting, Karena dalam keluarga terdiri dari orang- orang yang paling dekat dengan anak, dan keluarga merupakan sebuah pondasi bagi anak dalam membentuk karakter dalam diri anak.34

Keterlibatan orang tua adalah hal yang paling penting dalam pendidikan anak ditengah pandemi, Peran aktif orang tua yang bisa dilakukan dalam mendampingi proses pendampingan anak antara lain :

a. Orang tua sebagai elemen terdekat dengan anak memberikan dorongan dan motivasi kepada anak-anak mereka, dengan adanya dukungan dari orang tua akan anak akan terpacu dlam proses belajar mereka, dan akan mengurasi tingkat stres anak ditengah pandemi sekarang ini.

b. Orang tua sebagai penerima jasa pendidikan anak, yakni sekolah, orang tua senantiasa berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam penugasan dan pendidikan anak disekolah, orang tua berkonsltasi dengan guru-guru anak disekolah terkait metode-metode pembelajaran anak yang menarik agar anak tidak cepat bosan.

c. Dukungan dari seluruh elemen dalam keluarga adalah sistem interaksi dan intervensi yag dapat memperkuat keharmonisan dalam keluarga, jika dalam suatu keluarga berjalan harmonis, mental dan psikis anak dalam belajar pun akan baik.

d. Orang tua memiliki tangung jawab lebih terhadap anak mereka dibanding guru-guru meraka yang ada disekolah.

e. Keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak dirumah sebagai pendampingan sangat mampu menpercepat dan mengefektifkan pembelajaran anak yang dilakukan dirumah.

Keluarga merupakan lembaga social yang bersifat multi fungsional, seperti fungsi pendidikan, keagamaan, perlindungan dan pengawasan, Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama anak, isi dan cara-cara keluarga dalam mendidik anak akan mempengaruhi timbuh dan kembang anak. Pendidikan yang diterima anak dalam keluarga yang akan digunakan anak sebagai dasar untuk bekal mengikuti pendidikan ditahap berikutnya di sekolah. Tugas dan tanggung jawab

34

ERNIHA, “PEMBAGIAN PERAN GENDER DALAM KELUARGA MASYARAKAT DESA” dalam Skripsi UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY, 2018, h. 55

(16)

Page 135

keluarga terhadap proses pendampingan pendidikan anak bersifat pembentukan karakter anak dan pendidikan sosial.35 Pendidikan juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap masa depan anak dan kehidupan sosial nantinya di masyarakat, yang dimana ditandai dengan adanya perubahan sikap dan pola pikir anak.36

Peran orang tua dibisa dibilang sangat kompleks, diantaranya membina, membimbing, memberikan, mengawasi dan mendampingi pendidikan anak. Dalam melaksanakan peran-peran tersebut tidaklah mudah, anak perlu dibina, diawasi dan dalam proses belajar dirumah, bahkan hal yang tidak kalah penting adalah pemberian motivasi kepada anak agar anak lebih bergairah dan bersemangat dalam belajar, disamping itu juga peran dan fungsi orang tua dalam proses pendidikan anak dirumah agar tidak memaksakan anak dalam proses belajar dengan cara memberikan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anak.

D. PENUTUP

Pendampingan belajar anak ditengah pandemi pada dasanya menjadi tanggung jawab dari seluruh elemen dalam keluarga terkhusus kedua orang tua, baik bapak maupun ibu, keduanya harus saling bahu membahu dan berkerjasama untuk memberikan dan mendampingi serta mengawasi pendidikan anak. orang tua saling berkerja sama dengan bergantian mengawasi dan selalu memberi nasihat kepada anak dan saling mengingatkan untuk tidak terlalu keras dalam mendidik anak. kerja sama antara ibu dan bapak serta kakak (jika ada) sangatlah penting, Karena dalam keluarga terdiri dari orang- orang yang paling dekat dengan anak, dan keluarga merupakan sebuah pondasi bagi anak dalam membentuk karakter dalam diri anak. Peran aktif orang tua yang bisa dilakukan seperti memberikan dorongan dan motivasi kepada anak, senantiasa berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam penugasan dan pendidikan anak disekolah, memperkuat keharmonisan dalam keluarga, orang tua melakukan pendampingan proses belajar anak dirumah akan mengefektifkan pembelajaran anak yang dilakukan dirumah.

35

MAISURI, “FUNGSI KELUARGA ..., 2013, h. 17

36

Zezen Zainul Ali, “ Merealisasikan Pendidikan dimasyarakat Pedesaan Yang Berbasis Gender” dalam Jurnal Imu Sosial dan Ilmu Politik, Jilid 2, No. 1, 2013 : 38, 2

(17)

Page 136

DAFTAR PUSTAKA

Abu ahmadi, Sosiologi pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2007.

Elvida Sapitri, Pembagian Peran Anatara Suami Isteri dan Implikasinya Terhadap Keharmonisan Keluarga,(Aceh : UIN Ar-Raniry, 2017).

Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka, 1995.

Mardiya,Kiat Kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera ,Jakarta: BKKBN Pusat. 2002.

Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Pespektif YuridisVitimologi, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Dyah Purbasari Kusumaning Putri dan Sri Lestari,” PEMBAGIAN PERAN DALAM RUMAH TANGGA PADA PASANGAN SUAMI ISTRI JAWA” dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 1, Februari 2015: 72-85.

Erniha, “pembagian peran gender dalam keluarga masyarakat desa” dalam skripsi universitas islam negeri ar-raniry, 2018.

Maisuri, “Fungsi Keluarga Dalam Menunjang Keberhasilan Pendidikan ANAK” dalam Skripsi Universitas Teuku Umar, Aceh, 2013.

Misran Rahman, “Pendidikan Keluarga Berbasis Gender “ dalam Jurnal Musawa Vol. 7 No.2 Desember 2015 : 234 – 255.

https://nasional.kompas.com/read/2020/04/14/16152541/update-kasus-covid-19-di-indonesia-ada-4839-bertambah-282-orang diunduh pada 20 April 2020

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200312000124-134-482676/who-umumkan-virus-corona-sebagai-pandemi diunduh pada 14 April 2020

(18)

Page 137 https://www.mohfw.gov.in/SocialDistancingAdvisorybyMOHFW.pdf Diunduh pada 15 April

2020

https://www.sehatq.com/artikel/covid-19-ditetapkan-sebagai-pandemi-apa-artinya diunduh pada 14 April 2020

https://www.sehatq.com/artikel/social-distancing-efektif-untuk-cegah-penyebaran-virus-corona-bagaimana-caranya di unduh pada 15 April 2020

Vina Fadhrotul Mukaromah, "WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini

Bedanya dengan Social Distancing" dalam

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/061500965/who-gunakan-istilah-physical-distancing-ini-bedanya-dengan-social?page=2 di unduh pada 15 April 2020

Zezen Zainul Ali, “ Merealisasikan Pendidikan dimasyarakat Pedesaan Yang Berbasis Gender” dalam Jurnal Imu Sosial dan Ilmu Politik, Jilid 2, No. 1, 2013 : 38, 2

Zezen Zainul Ali, Darurat Sipil VS Karantina Wilayah, Mana yang Lebih Efektif?,

dalam http://kronika.id/darurat-sipil-vs-karantina-wilayah-mana-yang-lebih-efektif/ di unduh pada 14 april 2020

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan survey data awal yang dilakukan peneliti pada 10 orang ibu yang memiliki anak usia sekolah diperoleh hasil 6 diantaranya mengatakan anaknya tidak tertarik

Pemerintah melalui Kementerian Sosial hendaknya terus berkomitmen untuk menangani dan memberikan perlindungan kepada anak yatim piatu yang kehilangan orang tuanya pada masa

Terdapat kondisi overvalued yang nyata pada saat sebelum pandemi covid-19 untuk 5 saham yang menjadi sample penelitian dan ditengah pandemi covid-19 mayoritas

Corona virus adalah sekelompok besar virus yang dapat menyebabkan penyakit dengan gejala ringan hingga parah kini aktivitas yang melibatkan masyarakat mulai

Pada Bab ini juga peneliti juga akan melakukan langkah analisa terhadap hasil pembahasan sesuai dengan teori yang peneliti gunakan untuk mengetahui pola komunikasi apa yang

Melihat permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengurangi kecemasan akademik pada siswa SMA N 1 Jakenan selama pandemi Covid-19

pandemi. Kontinuitas pendi- dikan karakter ha- rus tetap diperta- hankan walau di tengah pandemi. Membangun ke- giatan sesuai de- ngan nilai yang akan

Berdasarkan hasil kajian tentang peran dan fungsi komunikasi keluarga dalam adaptasi pranata keluarga islami di tengah pandemic covid-19, menunjukkan bahwa keluarga memang unit